Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN

PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL)


CV.RAMA TEKNIK
Dengan Judul. Sistem Continous Variable Transmission (CVT) PCX 150
Diajukan Sebagai Syarat Ujian Sidang praktek kerja lapangan(PKL)

Disusun Oleh :

FAHLAN DEVIT
NIS.20221.10.415

TEKNIK BISNIS SEPEDA MOTOR


SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 4
KOTA SUKABUMI 2022
PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT
DINAS PENDIDIKAN
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 4
Jl. Merdeka Km. 4 ( ( 0266 ) 226036 Kel. Cipanengah
Kec. Lembursitu – Kota Sukabumi 43169
Email: smknegeri4sukabumi@gmail.com

LEMBAR PERSETUJUAN SEKOLAH

Ketua Jurusan TBSM Guru Pembimbing

Ade Anwar Mutakin, S.Pd Valdivi Demigia S.Pd


NIP.19840305 201001 1 007 NIP.19900518 200221 1 012

Kepala Sekolah SMKN 4 Sukabumi

Dra. Helda, M.Pd


NIP. 19651104 199512 2 001
PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT
DINAS PENDIDIKAN
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 4
Jl. Merdeka Km. 4 ( ( 0266 ) 226036 Kel. Cipanengah
Kec. Lembursitu – Kota Sukabumi 43169
Email: smknegeri4sukabumi@gmail.com

LEMBAR PERSETUJUAN INDUSTRI

Mengetahui

Pimpinan Industri Pembimbing Industri

Reza Alfian Akbar ST Alif Helmi


NRP. NRP.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas

limpahan rahmat serta karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan hasil

Praktek kerja lapangan (PKL) di CV. RAMA TEKNIK dengan lancar. Sholawat

dan salam tercurah kepada junjungan kita, Nabi Muhammad SAW, kepada

keluarganya, sahabatnya dan umatnya.

Praktek Kerja Lapangan (PKL) adalah kegiatan siswa dalam rangka

penguasaan keahlian kejuruan yang dilaksanakan dilapangan kerja/industri.

Dalam rangka Praktek Kerja Lapangan (PKL) yang mengacu pada SK Menteri

Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 323/U/1997. Pada dasarnya

pembuatan laporan ini bertujuan sebagai tugas akhir bukti penulis telah

melaksanakan kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL), sebagai syarat

mendapatkan nilai semester empat dan syarat kenaikan kelas serta maksud dari

penyusunan laporan ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat mengikuti ujian

sidang Praktek Kerja Lapangan (PKL), Ujian Akhir Sekolah (UAS). Umumnya

bertujuan untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman dalam bidang otomotif

kepada pembaca.

Laporan ini ditulis berdasarkan apa yang penulis dapat selama melaksanakan

kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) selama 3 bulan. Penulis mengucapkan

terima kasih kepada Allah SWT, Kedua Orang tua dan Keluarga tercinta, Kepala

SMKN 4 Sukabumi, Kepala bagian bengkel CV. RAMA TEKNIK, Ketua

Program Keahlian Teknik Bisnis Sepeda Motor SMKN 4, Pembimbing, dan Wali

kelas.
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN SEKOLAH..................................................... 3


LEMBAR PENGESAHAN DARI INDUSTRI.......................................... 4
KATA PENGANTAR.................................................................................. 5
DAFTAR ISI................................................................................................. 6
DAFTAR GAMBAR.................................................................................... 7
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah............................................................. 8
1.2 Maksud dan Tujuan Prakerin..................................................... 9
BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN
2.1 Sejarah Perusahaan..................................................................... 10
2.2 Struktur Organisasi Perusahaan................................................. 10
2.3 Visi dan Misi Perusahaan........................................................... 11
BAB III LANDASAN TEORI
3.1 Pengertian Sistem CVT PCX 150.............................................. 12
3.2 Nama dan Fungsi Komponen PCX 150..................................... 12
3.3 Cara Kerja Sistem CVT PCX 150.............................................. 16
BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Masalah dan Solusi.................................................................... 19
4.2 Pembongkaran............................................................................ 19
4.3 Pemeriksaan............................................................................... 20
4.4 Pemasangan dan Penyetelan....................................................... 21
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan ............................................................................... 22
5.2 Saran .......................................................................................... 23
LAMPIRAN-LAMPIRAN .......................................................................... 24
Lampiran 1 Jurnal harian yang ditulis tangan
Lampiran 2 Absensi PKL
Lampiran 3 Nilai PKL dari industri
Lampiran 4 Biodata V
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Struktur Organisasi Perusahaan........................................... 10


Gambar 3.1 Wiring Sistem CVT PCX 150................................................ 12
Gambar 3.2 ……………………………………………………………….. 13
Gambar 3.3 ……………………………………………………………….. 13
Gambar 3.4 ……………………………………………………………….. 13
Gambar 3.5 ……………………………………………………………….. 14
Gambar 3.6 ……………………………………………………………….. 14
Gambar 3.7 ……………………………………………………………….. 14
Gambar 3.8 ……………………………………………………………….. 15
Gambar 3.9 ……………………………………………………………….. 15
Gambar 3.10 ……………………………………………………………… 15
Gambar 3.11 ……………………………………………………………….. 16
Gambar 3.12 ……………………………………………………………….. 16
Gambar 3.13 ……………………………………………………………….. 17
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Latar Belakang Praktik Kerja Industri Setiap perusahaan atau industri mempunyai
harapan bahwa dalam usaha yang dijalankan dapat berjalan baik, lancar serta terus
mengalami kemajuan yang pesat. Dengan demikian, sebuah perusahaan membutuhkan
tenaga kerja yang mempunyai etos kerja yang tinggi dan berkualitas. Sekarang ini sudah
memasuki era modern sehingga persaingan dalam dunia usaha akan semakin berat
seiring waktu berjalan.

Oleh karena itu, kita harus mempunyai semangat kerja yang tinggi dan
profesionalitas jika kita ingin menjadi sumber daya manusia yang baik dan berkualitas
tinggi. Kita harus melihat ke depan, dimana negara-negara maju saat ini sudah semakin
banyak. Kita harus dapat mengantar negara yang berkembang ini menuju jenjang yang
lebih baik lagi.

Melihat dari itu semua, untuk menghasilkan tenaga kerja yang berkualitas sudah
saatnya sekolah sebagai institusi pencetak lulusan yang memiliki ilmu pengetahuan
harus menjembatani siswa dengan mengirimkan siswa untuk mengikuti praktek kerja
industri di suatu perusahaan atau industri.

Hal ini tak lepas dari penerapan Pendidikan Sistem Ganda yang diterapkan di
sekolah kejuruan yaitu suatu perpaduan antara pendidikan di sekolah dan pendidikan di
dunia usaha. Melalui praktek industri inilah diharapkan agar siswa mendapat
pengalaman kerja dan dapat menjadi tenaga kerja yang profesional, berkualitas dan
mempunyai etos kerja yang tinggi.
1.2. Maksud dan Tujuan PKL

1. Memberi pengalaman dan pengetahuan kepada siswa dalam dunia usaha atau industri.
2. Memberi kesempatan kepada siswa untuk mempraktikkan segala sesuatu yang diajarkan
di sekolah ke dunia kerja atau dunia industri.
3. Melatih kerjasama siswa dalam bekerja.
4. Melatih kejujuran, kedisiplinan, dan tanggung jawab.
5. Mempersiapkan siswa smk untuk memasuki dunia kerja agar dapat menjadi lulusan yang
terjun ke dunia usaha.
6. Meningkatkan efisiensi proses pendidikan, pelatihan tenaga kerja yang berkualitas dan
profesional.
7. Sekolah memperoleh tambahan wacana untuk tambahan pengembangan silabus dan
proses belajar mengajar agar sesuai dengan tuntutan dunia industri serta mendapat
peluang yang lebih besar dalam pemasaran tamatan.
8. Dunia usaha/industri ikut berpartisipasi dalam usaha peningkatan mutu lulusan sekolah
kejujuran.
BAB II
TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

2.1 Sejarah Perusahaan


Didirikan Pada Tahun 2005,Adalah Perusahaan yang Menyediakan Solusi Bisnis Innovative
Berbasis Research and Development. Dengan Demikian Seluruh Produk dan Solusi yang
Dihasilkan Dapat Sesuai dengan Keinginan Konsumen dan Memiliki Kualitas yang Tinggi
Serta Terstandarisasi.
2.2 Struktur Organisasi Perusahaan

STURKTUR ORGANISASI
CV.RAMA TEKNIK
 Visi Dan Misi Perusahaan

1.VISI

“Menjadikan Perusahaan Terdepan Dalam Bidang Penerapan Ilmu Pengetahuan dan


Teknologi.”

2.MISI

Memberi Pelayanan Terbaik yang Cepat dan Berkualitas.


Menerapkan Teknologi Tepat Guna Dalam Segala Bidang.
Membangun Kualitas SDM Melalui Pelatihan, Serta Memberi Pelayanan Terbaik
yang Cepat dan Berkualitas.
BAB III
LANDASAN TEORI

3.1 PENGERTIAN SISTEM Continous Variable Transmission (CVT)


PCX 150
Countinously Variable Transmission atau yang biasa orang bilang CVT ini
merupakan transmisi kendaraan yang pengoperasiannya dilakukan secara
otomatis dengan memanfaatkan gaya centrifugal. Prinsip cara kerja CVT pada
motor matic- kerja CVT pada sepeda motor yang biasanya disebut dengan sepeda
motor tipe skuter, CVT (Countinously Variable Transmission) system ini tidak
lagi menggunakan roda-roda gigi untuk melakukan pengaturan rasio transmisi
melainkan menggunakan sabuk (v-belt) dan pully variable untuk memperoleh
perbandingan gigi yang bervariasi, bagaimana kelebihan kontruksi dan cara kerja
pada motor matic tersebut.
3.2 NAMA DAN FUNGSI KOMPONEN CVT
1. Roller

Gambar 3.1 Roller

Roller berfungsi sebagai pemberi tekanan keluar pada rumah roller sehingga
memberikan perubahan diameter pada v- belt, jadi roda bisa bergerak. dengan
kata lain, roller pada cvt motor matic berfungsi untuk membantu mengatur
putaran mesin rendah ke tinggi.
2. Kampas Kopling

Gambar 3.2 Kampas Kopling


Kampas kopling ganda berfungsi menyalurkan sekaligus memutuskan tenaga
putaran mesin dari CVT depan ke belakang.
3. Per CVT

Gambar 3.3 Per CVT


Per CVT berfungsi untuk membantu mekanisme pada CVT itu sendiri.
Dengan mengganti per CVT standar dengan per CVT yang punya spek rpm
1.000- 1500. Bisa bikin akselerasi skutik jadi enak dan enggak lemot.
4. V-Belt

Gambar 3.4 V-Belt


V-Belt berfungsi untuk mentransfer tenaga dari poros engkol mesin (crankshaft
/ kruk as) menuju ke poros pulley penggerak yang membutuhkan seperti
pulley AC, pullery alternator, pulley water pump dan lain sebagainya.
5. Pulley

Gambar 3.5 Pulley


Pulley berfungsi sebagai pemindah kecepatan sesuai rpm mesin secara
otomatis dan tidak memakai gigi transmisi namun menggunakan sabuk V-belt
sebagai penerus atau penghubung putaran antara kedua pulley.
6. Rumah Roller

Gambar 3.6 Rumah Roller

Rumah Roller berfungsi sebagai pemberi tekanan keluar pada rumah


roller sehingga memberikan perubahan diameter pada v- belt, jadi roda bisa
bergerak. dengan kata lain, roller pada cvt motor matic berfungsi untuk
membantu mengatur putaran mesin rendah ke tinggi.
7. Fixed Sheave

Gambar 3.7 Fixed Sheave

Fixed Sheave berfungsi sebagai penahan v-belt.Komponen ini tidak bergerak,


berbentuk piringan, biasanya bagian sisinya menyerupai kipas sebagai
pendingin mesin.
8. Sliding Sheave

Gambar 3.8 Sliding Sheave

Sliding Sheave berfungsi untuk menekan v-belt dalam putaran tinggi, karna
sliding sheave ini dapat bergerak kekanan ataupun kekiri.
9. Collar

Gambar 3.9 Collar

Collar berfungsi sebagai tempat dudukan dari fixed sheave, sliding sheave dan
cam.

10. Cam

Gambar 3.10 Cam

Cam berfungsi sebagai tempat dudukan slider


11. Slider

Gambar 3.11 Slider

Slider berfungsi sebagai pendorong roller, yang roller sendiri akan mendorong
sliding sheave.Slider ini bergerak saat putaran mesin tinggi.

12. Rumah Kopling

Gambar 3.12 Rumah Kopling

Rumah kopling fungsinya adalah untuk meneruskan putaran dari v-belt keporos
roda.
3.3 CARA KERJA SISTEM Continous Variable Transmission (CVT)
 Cara kerja CVT dapat menyesuaikan kondisi pengendara dengan
putaran mesin agar diperoleh kinerja mesin yang imbang antara output
mesin dengan penggunaan bahan bakar yang ekonomis.
 Dengan sistem teknologi CVT ini mudah dioperasikan pengendara
tidak perlu lagi melakukan perpindahan posisi gigi percepatan, cukup
dengan menghidupkan mesin lalu naikkan putaran mesin dengan
memutar handel gas dan sepeda motor akan mulai berjalan.
 Bagi pengendara tidak perlu lagi mengatur posisi gigi percepatan yang
dapat menyulitkan bagi pengendara yang perlu dilakukan hanya
mengatur putaran mesin agar output mesin sesuai dengan kebutuhan.
 Untuk menghentikan saat laju kendaraan cukup dengan menurunkan
putaran mesin dan bila diperlukan mengoperasikan handel rem agar
kendaraan berhenti tidak perlu memindahkan tuas tranmisi atau
menurunkan posisi gigi pada kecepatan rendah.
 Bagaimana perpindahan rasio tranmisi yang terjadi secara otomatis
dan terus menerus seiring dengan saat kondisi pengendaranya.
 Mengurangi kemungkinan terjadinya salah over gigi terutama bagi
pengendara yang belum bisa atau belum berpengalaman.
Pada motor yang menggunakan sistem CVT memberikan kenyamanan
bagi pengendara karena saat proses perpindahan rasio tranmisi yang
berlangsung secara terus menerus dapat mengurangi efek terjadinya
hentakan pada saat tenaga mesin.

Gambar 3.13 Posisi dan Cara Kerja Pulley


Keterangan:
a. Saat putaran langsam atau saat putaran rendah
b. Saat putaran sedang
c. Saat putaran tinggi
A. Putaran Idle/Langsam
Jika mesin berputar pada putaran rendah, daya putar dari
poros engkol diteruskan ke Pulley Primary – V-belt – Pulley
Secondary – dan Kopling sentrifugal. Tenaga putar belum
mencukupi, maka kopling sentrifugal belum mengembang. Gaya
tarik per pada kopling masih lebih kuat dari gaya sentrifugal,
sehingga kopling sentrifugal tidak menyentuh rumah kopling dan
roda belakang tidak berputar.
B. Putaran Rendah
Pada saat putaran mesin bertambah kurang lebih 3.000 rpm,
maka gaya sentrifugal bertambah kuat dibandingkan dengan tarikan
per menitnya sehingga mengakibatkan sepatu kopling mulai
menyetuh rumah kopling dan mulai terjadi tenaga gesek. Dalam
kondisi ini V-belt di bagian pulley primary pada posisi diameter
dalam (kecil) dan di bagian pulley sekunder pada posisi luar (besar)
sehingga menghasilkan perbandingan putaran/torsi yang besar
menyebabkan roda belakang mulai berputar. Kopling sentrifugal
menyentuh rumah kopling. Kopling sentrifugal mulai mengembang
dari putaran 2.550 ke 2.950 rpm. Kopling terhubung penuh pada
putaran 4.700 ke 5.300 rpm.
C. Putaran Tinggi
Putaran mesin lebih tinggi lagi dibandingkan putaran
menengah maka gaya keluar pusat dari pemberat semakin
bertambah. Sehingga semakin menekan V-belt ke bagian sisi luar
dari pulley primer (diameter membesar) dan diameter pulley
sekunder semakin mengecil. Selanjutnya akan menghasilkan
perbandingan putaran yang semakin tinggi Jika pulley sekunder
semakin melebar, maka diameter v-belt pada puli semakin kecil,
sehingga menghasilkan perbandingan putaran yang semakin
meningkat

BAB IV PEMBAHASAN
4.1 ANALISIS PERMASALAHAN YANG TIMBUL
Pcx 150 sering mengalaami masalah salah satunya pada putaran
awal motor mengalami gerjed dan di tambah lagi tenaga berkurang, apalagi
jika beban lebih berat. Yang jelasnya masalah ini sangat mengganggu kita
sebagai pengendara.
PEMECAHAN MASALAH
1. Cek V-belt jika sudah retak di anjurkan untuk mengganti.
2. Beri gemuk atau grease pada bagian pulley primary dan pulley
secondary sheave.
3. Bersihkan kotoran atua debu pada blok CVT
4. Cek Roller jika sudah ada yang rusak atau tidak rata, disarankan untuk
menggantinya. Periksa kampas CVT jika sudah tipis atau sudah gosong
untuk diganti dengan kampas yang baru.
ALAT DAN BAHAN
a. Alat b. Bahan
 Kunci T8  Tekanan Udara
 Kunci Ring 19 Tinggi/Compressor
 Fly Well Holder  Lap/Kain
 Universal Holder  Stempet
 Kunci Shock 22  Hamplas
 Sambungan Kunci
Shock
4.2 PEMBONGKARAN KOMPONEN SISTEM Continous Variable
Transmission (CVT)
1. Posisikan motor pada posisi standar tengah.
2. Kunci kontak pada posisi off.
3. Buka baut 8 cvt dengan menggunakan T 8.
4. Lepas semua baut yang sudah dikendorkan.
5. Kemudian lepas cover cvt.
6. Buka primary pully menggunakan kunci Shock 22 dan tahan
menggunakan Clutch center holder.
7. Buka secondary pully menggunakan kunci Shock 19
dan tahan menggunakan Fly wheel.
8. Buka kopling centrifugal menggunakan kunci 32 dan tahan
menggunakan tracker holder.
9. Lepaskan roller.
10. Lepaskan V-belt.

4.3 PEMERIKSAAN KOMPONEN SISTEM Continous Variable


Transmission (CVT)
1. Terjadi getaran pada saat sepeda motor berjalan (clutch juddering)
kerusakan pada kopling. Kopling yang bergetar diakibatkan sepatu
kopling dan rumah kopling mengandung oli atau greace (gemuk),
kerusakan tersebut dapat diatasi dengan cara memebersihkannya dengan
cairan pembersih. Selain itu lakukan pengecekan penyebab kemungkinan
munculnya kebocoran oli, terutama pada seal oli. Jika getaran tidak
disebabkan oleh oli kemungkinan disebabkan permukaan singgungan
sepatu kopling dan rumah kopling yang tidak rata, solusi perbaikannya
yaitu dengan cara menggosok permukaan sepatu kopling agar rata
dengan menggunakan amplas.
2. Kopling tidak menekan atau slip. Disebabkan kerusakan pada pegas
kopling (cluth spring), dimana tugas pegas kopling ini adalah membuat
kopling menekan setelah mencapai putaran tertentu, karena usia pakai
dan beban yang terlalu berat seperti saat berbonceng, pegas kopling
dapat saja rusak dan tidak menyentuh rumah kopling. Cara mengatasinya
adalah dengan mengganti pegas kopling dengan yang baru.
3. Tenaga mesin berkurang dan boros bahan bakar, banyak kemungkinan
yang terjadi kerusakan, maka dari itu harus melakukan pemeriksaan pada
masing-masing komponen seperti memeriksa kerusakan pada sepatu
kopling dan rumah kopling. Rumah kopling yang disebabkan oleh
keausan, cara mengatasinya adalah dengan cara memeriksa permukaan
rumah kopling dan bersihkan permukaan dalam dengan menggunakan
amplas halus, jika permukaan sudah cukup dalam, harus mengganti
rumah kopling kemudian periksa ketebalan kampas sentrifugal, kalua
sudah harus segera diganti. Kerusakan lain seperti pada per kopling, v-
belt dan pada pemberat roller cara mengatasinya yaitu dengan mengganti
komponen tersebut.
4. Suara berdesis dan berdecit. Apabila terjadi suara berdesis pada bagian
CVT, pemeriksaan pertama yang harus dilakukan pada pemasangan mur
kopling sekunder tidak kuat/kendor. Cara mengatasinya dengan
mengunci kembali mur pada kopling sekunder dengan torsi standar.
Kemudian apabila terjadi suara berdecit lakukan pemeriksaan v-belt,
kalua ada keretakan segera ganti, gunakan laritan v-belt cleaner untuk
menghilangkan suara berdecit.
4.4 PEMASANGAN KOMPONEN SISTEM Continous Variable
Transmission (CVT)
1. Pasang kembali roller
2. Pasang kembali primary pulley kencangkan menggunakan shock 22
dan tahan menggunakan clutch center holder.
3. Pasang kembali kopling sentrifugal menggunakan kunci 32 dan
ditahan menggunakan tracker holder.
4. Pasang kembali v-belt.
5. Pasang kembali secondary pulley kencangkan menggunakan shock 19
dan tahan menggunakan flay wheel
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari laporan tugas akhir dan uraiannya yang telah dijelaskan pada bab
sebelumnya, maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Cara kerja sistem transmisi otomatis, jika mesin berputar pada putaran
rendah, daya putar dari poros engkol diteruskan ke pulley primary =>
drive belt => pulley secondary => kopling sentrifugal. Putaran menengah
roller pada pulley primary mulai bergerak keluar karena gaya sentrifugal
menekan movable drive face. Pada saat putaran tinggi, maka gaya pusat
keluar dari roller semakin bertambah. Sehingga semakin menekan drive
belt dan diameter pulley primary membesar, diameter pulley secondary
semakin mengecil
2. Troubleshooting pada CVT terjadi saat mesin hidup tapi sekuter tidak
bergerak. Beberapa penyebab CVT tidak bekerja di antaranya drive belt
aus, ramp plate rusak, sepatu kopling aus atau rusak, dan pegas driven
face patah. Sementara jika mesin mogok atau skuter bergerak dengan
perlahan penyebabnya drive belt aus, pegas driven face lemah, weight
rollers aus, permukaan pulley tercemar kerak. Sehingga dalam perbaikan
komponen CVT dilakukan pergantian part, jika komponen aus atau sudah
melewati batas pemakaian dan menjaga performa dari CVT supaya
komponen lain terhindar dari kerusakan. Troubleshooting pada honda
Vario 150 di antaranya drive belt menyusut yang menyebabkan selip pada
pulley serta timbul bunyi decit pada ruang CVT dan performa mesin
menurun, dan pegas driven face lemah yang menyebabkan daya
cengkram movable driven face pada drive belt kurang maksimal.
5.2 Saran

Dalam Praktek Kerja Lapangan (PKL) siswa dituntut untuk mampu


menerapkan dan mengembangkan Pengetahuan dan Keahlian yang didapat di
sekolah ke dalam dunia kerja. Maka dari itu, diperlukan dukungan dan perhatian
dari berbagai pihak, baik dari pihak sekolah maupun pihak industri

Dengan berakhirnya kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) yang telah


kami laksanakan, maka kami memberanikan diri mengajukan saran-saran kepada
pihak sekolah maupun pihak industri sebagai bahan pertimbangan untuk
kemajuan bersama.

a. Saran-saran untuk sekolah:


 Sekolah harus meningkatkan kemampuan dan pengetahuan siswa
baik teori umum maupun praktek di tiap jurusan.
 Adanya kerja sama antara guru dengan murid.
b. Saran-saran untuk perusahaan
 Tingkatkan disiplin kerja karyawan agar menghasilkan tenaga
kerja Professional.
 Adanya komunikasi baik dari pihak industri dengan peserta
Praktek Kerja

Anda mungkin juga menyukai