Disusun Oleh :
FAHLAN DEVIT
NIS.20221.10.415
Mengetahui
Praktek kerja lapangan (PKL) di CV. RAMA TEKNIK dengan lancar. Sholawat
dan salam tercurah kepada junjungan kita, Nabi Muhammad SAW, kepada
Dalam rangka Praktek Kerja Lapangan (PKL) yang mengacu pada SK Menteri
pembuatan laporan ini bertujuan sebagai tugas akhir bukti penulis telah
mendapatkan nilai semester empat dan syarat kenaikan kelas serta maksud dari
penyusunan laporan ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat mengikuti ujian
sidang Praktek Kerja Lapangan (PKL), Ujian Akhir Sekolah (UAS). Umumnya
kepada pembaca.
Laporan ini ditulis berdasarkan apa yang penulis dapat selama melaksanakan
terima kasih kepada Allah SWT, Kedua Orang tua dan Keluarga tercinta, Kepala
Program Keahlian Teknik Bisnis Sepeda Motor SMKN 4, Pembimbing, dan Wali
kelas.
DAFTAR ISI
Latar Belakang Praktik Kerja Industri Setiap perusahaan atau industri mempunyai
harapan bahwa dalam usaha yang dijalankan dapat berjalan baik, lancar serta terus
mengalami kemajuan yang pesat. Dengan demikian, sebuah perusahaan membutuhkan
tenaga kerja yang mempunyai etos kerja yang tinggi dan berkualitas. Sekarang ini sudah
memasuki era modern sehingga persaingan dalam dunia usaha akan semakin berat
seiring waktu berjalan.
Oleh karena itu, kita harus mempunyai semangat kerja yang tinggi dan
profesionalitas jika kita ingin menjadi sumber daya manusia yang baik dan berkualitas
tinggi. Kita harus melihat ke depan, dimana negara-negara maju saat ini sudah semakin
banyak. Kita harus dapat mengantar negara yang berkembang ini menuju jenjang yang
lebih baik lagi.
Melihat dari itu semua, untuk menghasilkan tenaga kerja yang berkualitas sudah
saatnya sekolah sebagai institusi pencetak lulusan yang memiliki ilmu pengetahuan
harus menjembatani siswa dengan mengirimkan siswa untuk mengikuti praktek kerja
industri di suatu perusahaan atau industri.
Hal ini tak lepas dari penerapan Pendidikan Sistem Ganda yang diterapkan di
sekolah kejuruan yaitu suatu perpaduan antara pendidikan di sekolah dan pendidikan di
dunia usaha. Melalui praktek industri inilah diharapkan agar siswa mendapat
pengalaman kerja dan dapat menjadi tenaga kerja yang profesional, berkualitas dan
mempunyai etos kerja yang tinggi.
1.2. Maksud dan Tujuan PKL
1. Memberi pengalaman dan pengetahuan kepada siswa dalam dunia usaha atau industri.
2. Memberi kesempatan kepada siswa untuk mempraktikkan segala sesuatu yang diajarkan
di sekolah ke dunia kerja atau dunia industri.
3. Melatih kerjasama siswa dalam bekerja.
4. Melatih kejujuran, kedisiplinan, dan tanggung jawab.
5. Mempersiapkan siswa smk untuk memasuki dunia kerja agar dapat menjadi lulusan yang
terjun ke dunia usaha.
6. Meningkatkan efisiensi proses pendidikan, pelatihan tenaga kerja yang berkualitas dan
profesional.
7. Sekolah memperoleh tambahan wacana untuk tambahan pengembangan silabus dan
proses belajar mengajar agar sesuai dengan tuntutan dunia industri serta mendapat
peluang yang lebih besar dalam pemasaran tamatan.
8. Dunia usaha/industri ikut berpartisipasi dalam usaha peningkatan mutu lulusan sekolah
kejujuran.
BAB II
TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN
STURKTUR ORGANISASI
CV.RAMA TEKNIK
Visi Dan Misi Perusahaan
1.VISI
2.MISI
Roller berfungsi sebagai pemberi tekanan keluar pada rumah roller sehingga
memberikan perubahan diameter pada v- belt, jadi roda bisa bergerak. dengan
kata lain, roller pada cvt motor matic berfungsi untuk membantu mengatur
putaran mesin rendah ke tinggi.
2. Kampas Kopling
Sliding Sheave berfungsi untuk menekan v-belt dalam putaran tinggi, karna
sliding sheave ini dapat bergerak kekanan ataupun kekiri.
9. Collar
Collar berfungsi sebagai tempat dudukan dari fixed sheave, sliding sheave dan
cam.
10. Cam
Slider berfungsi sebagai pendorong roller, yang roller sendiri akan mendorong
sliding sheave.Slider ini bergerak saat putaran mesin tinggi.
Rumah kopling fungsinya adalah untuk meneruskan putaran dari v-belt keporos
roda.
3.3 CARA KERJA SISTEM Continous Variable Transmission (CVT)
Cara kerja CVT dapat menyesuaikan kondisi pengendara dengan
putaran mesin agar diperoleh kinerja mesin yang imbang antara output
mesin dengan penggunaan bahan bakar yang ekonomis.
Dengan sistem teknologi CVT ini mudah dioperasikan pengendara
tidak perlu lagi melakukan perpindahan posisi gigi percepatan, cukup
dengan menghidupkan mesin lalu naikkan putaran mesin dengan
memutar handel gas dan sepeda motor akan mulai berjalan.
Bagi pengendara tidak perlu lagi mengatur posisi gigi percepatan yang
dapat menyulitkan bagi pengendara yang perlu dilakukan hanya
mengatur putaran mesin agar output mesin sesuai dengan kebutuhan.
Untuk menghentikan saat laju kendaraan cukup dengan menurunkan
putaran mesin dan bila diperlukan mengoperasikan handel rem agar
kendaraan berhenti tidak perlu memindahkan tuas tranmisi atau
menurunkan posisi gigi pada kecepatan rendah.
Bagaimana perpindahan rasio tranmisi yang terjadi secara otomatis
dan terus menerus seiring dengan saat kondisi pengendaranya.
Mengurangi kemungkinan terjadinya salah over gigi terutama bagi
pengendara yang belum bisa atau belum berpengalaman.
Pada motor yang menggunakan sistem CVT memberikan kenyamanan
bagi pengendara karena saat proses perpindahan rasio tranmisi yang
berlangsung secara terus menerus dapat mengurangi efek terjadinya
hentakan pada saat tenaga mesin.
BAB IV PEMBAHASAN
4.1 ANALISIS PERMASALAHAN YANG TIMBUL
Pcx 150 sering mengalaami masalah salah satunya pada putaran
awal motor mengalami gerjed dan di tambah lagi tenaga berkurang, apalagi
jika beban lebih berat. Yang jelasnya masalah ini sangat mengganggu kita
sebagai pengendara.
PEMECAHAN MASALAH
1. Cek V-belt jika sudah retak di anjurkan untuk mengganti.
2. Beri gemuk atau grease pada bagian pulley primary dan pulley
secondary sheave.
3. Bersihkan kotoran atua debu pada blok CVT
4. Cek Roller jika sudah ada yang rusak atau tidak rata, disarankan untuk
menggantinya. Periksa kampas CVT jika sudah tipis atau sudah gosong
untuk diganti dengan kampas yang baru.
ALAT DAN BAHAN
a. Alat b. Bahan
Kunci T8 Tekanan Udara
Kunci Ring 19 Tinggi/Compressor
Fly Well Holder Lap/Kain
Universal Holder Stempet
Kunci Shock 22 Hamplas
Sambungan Kunci
Shock
4.2 PEMBONGKARAN KOMPONEN SISTEM Continous Variable
Transmission (CVT)
1. Posisikan motor pada posisi standar tengah.
2. Kunci kontak pada posisi off.
3. Buka baut 8 cvt dengan menggunakan T 8.
4. Lepas semua baut yang sudah dikendorkan.
5. Kemudian lepas cover cvt.
6. Buka primary pully menggunakan kunci Shock 22 dan tahan
menggunakan Clutch center holder.
7. Buka secondary pully menggunakan kunci Shock 19
dan tahan menggunakan Fly wheel.
8. Buka kopling centrifugal menggunakan kunci 32 dan tahan
menggunakan tracker holder.
9. Lepaskan roller.
10. Lepaskan V-belt.
5.1 Kesimpulan
Dari laporan tugas akhir dan uraiannya yang telah dijelaskan pada bab
sebelumnya, maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Cara kerja sistem transmisi otomatis, jika mesin berputar pada putaran
rendah, daya putar dari poros engkol diteruskan ke pulley primary =>
drive belt => pulley secondary => kopling sentrifugal. Putaran menengah
roller pada pulley primary mulai bergerak keluar karena gaya sentrifugal
menekan movable drive face. Pada saat putaran tinggi, maka gaya pusat
keluar dari roller semakin bertambah. Sehingga semakin menekan drive
belt dan diameter pulley primary membesar, diameter pulley secondary
semakin mengecil
2. Troubleshooting pada CVT terjadi saat mesin hidup tapi sekuter tidak
bergerak. Beberapa penyebab CVT tidak bekerja di antaranya drive belt
aus, ramp plate rusak, sepatu kopling aus atau rusak, dan pegas driven
face patah. Sementara jika mesin mogok atau skuter bergerak dengan
perlahan penyebabnya drive belt aus, pegas driven face lemah, weight
rollers aus, permukaan pulley tercemar kerak. Sehingga dalam perbaikan
komponen CVT dilakukan pergantian part, jika komponen aus atau sudah
melewati batas pemakaian dan menjaga performa dari CVT supaya
komponen lain terhindar dari kerusakan. Troubleshooting pada honda
Vario 150 di antaranya drive belt menyusut yang menyebabkan selip pada
pulley serta timbul bunyi decit pada ruang CVT dan performa mesin
menurun, dan pegas driven face lemah yang menyebabkan daya
cengkram movable driven face pada drive belt kurang maksimal.
5.2 Saran