Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN PELAKSANAAN PRAKTEK

KERJA INDUSTRI
DI BENGKEL FIR MOBIL

“SYSTEM KOPLING”

Disusun oleh :
Nama : Dwi Andika
Kelas : XI TKRO
NIS/ NISN : 16671

PROGRAM STUDI OTOMOTIF


KOMPETENSI KEAHLIAN TEKNIK KENDARAAN RINGAN
OTOMOTIF
SMK NEGERI 1 REJANG LEBONG
TAHUN PELAJARAN 2023

i
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Praktik Kerja Lapangan yang telah dilaksanakan oleh :


Nama : Dwi Andika
Kelas : XI TKRO
NIS/ NISN : 16671
Kompetensi Keahlian : Teknik Kendaraan Ringan Otomotif

Ditulis sebagai syarat untuk mengikuti ujian Akhir Semester dan syarat kenaikan
kelas

Menyetujui,

Pembimbing Sekolah Pembimbing DU/DI

PERDI ADE

Ketua Program Studi Pemimpin DU/DI


Teknik Kendaraan Ringan Otomotif Bengkel Mobil Fir

BENI SAFARI FIRDAUS

Mengetahui,
Kepala SMK Negeri 1 Rejang Lebong

Asep Suparman, S.Pi., M.Pd


NIP. 19791116 200604 1 009

ii
KATA PENGANTAR

Dengan mengucap syukur atas rahmat Tuhan Yang Maha Esa, yang
senantiasa melimpahkan berkah, rahmat, taufiq serta hidayah-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktik Kerja Industri di Bengkel Fir Mobil.
Laporan ini di buat berdasarkan kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan siswa
selama berada didunia industri. Laporan ini disusun sebagai pertanggungjawaban
siswa selama prakerind dan berfungsi sebagai acuan dalam ujian yang
dilaksanakan setelah siswa melaksanakan praktik di dunia industri.
Pelaksanaan prakerind dapat berjalan lancar karena adanya dukungan kerja
sama yang baik dari berbagai pihak. Pada kesempatan kali ini penulis
mengucapkan banyak terima kasih kepada :
Kedua orang tua tercinta yang telah mendukung dan mendoakan secara
langsung ataupun tidak langsung
1. Bapak Asep Suparman S.Pi.M.Pd sebagai Kepala Sekolah SMKN 1
Rejang Lebong
2. Bapak Beni sebagai Ketua Program Keahlian Teknik Kendaraan Ringan
Otomotif
3. Bapak Firdaus Selaku Pimpinan Bengkel Fir Mobil
4. Bapak Perdi selaku guru pembimbing selama pelaksanaan Praktik Kerja
Industri
5. Kakak Ade selaku pembimbing Pada Bengkel Fir Mobil
6. Teman-temn yang membantu hingga terselesainya Laporan Praktik Kerja
Lapangan ini.

Penulis menyadari akan kekurangan-kekurangan dalam pembuatan laporan


ini yang harus dibenahi, oleh karena itu penulis mengharapkan masukan kritik dan
saran yang bersifat membangun guna sempurnanya laporan ini di masa
mendatang. Akhir kata penulis mohon maaf atas segala kesalahan dan
kekurangan. Semoga laporan Praktik Kerja Lapangan ini dapat bermanfaat bagi
semua pihak.

Rejang Lebong, Maret 2023

Penyusun

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i


LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... ii
KATA PENGANTAR ................................................................................... iv
DAFTAR ISI .................................................................................................. v
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ................................................................................ 1
1.2. Maksud dan Tujuan Penulisan ........................................................ 1
1.3. Lokasi dan Teknik Penulisan Laporan ........................................... 2
1.4. Sejarah Perusahaan ......................................................................... 2
1.5. Struktur Organisasi Perusahaan ...................................................... 2
1.6. Batasan Masalah ............................................................................. 3
BAB II LANDASAN TEORI DAN PEMBAHASAN
2.1. Landasan Teori ............................................................................... 4
2.1.1. Pengertian Sistem Kopling ................................................... 4
2.1.2. Fungsi Sistem Kopling ......................................................... 4
2.1.3. Jenis – jenis Sistem Kopling ................................................. 4
2.1.4. Komponen Utama Kopling ................................................... 8
2.1.5. Cara Kerja Kopling ............................................................... 9
BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan ..................................................................................... 15
3.2. Saran ............................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN – LAMPIRAN
1. Daftar Riwayat HidupJurnal Prakerin

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Clutch Assembly ............................................................................ 5


Gambar 2.2. Plat kopling tunggal. ...................................................................... 5
Gambar 2.3 Clutch Asembly Dengan Pegas Diafragma ..................................... 6
Gambar 2.4 Pegas diafragma/matahari dan pegas coil. ...................................... 6
Gambar 5 Macam-Macam Bantalan Tekan Kopling ......................................... 6
Gambar 6 Prinsip Kerja Kopling Plat Tunggal .................................................. 7
Gambar 7 Konstruksi kopling plat banyak dengan
penggerak tipe coil spring (pegas keong) ........................................ 10
Gambar 8 Putaran mesin tidak diteruskan ke transmisi saat handel
kopling ditekan ................................................................................. 11
Gambar 9 Putaran mesin mulai diteruskan ke Transmisi saat handel
kopling mulai dilepas ....................................................................... 11
Gambar 10 Putaran mesin diteruskan dengan sempurna ke transmisi
saat handel kopling dilepas .............................................................. 12
Gambar 11 Pembebas kopling dengan outer push type ...................................... 12
Gambar 12 Pembebas kopling dengan inner push type ...................................... 13
Gambar 13 Pembebas kopling dengan rack and pinion type .............................. 13
Gambar 14 Pembebas kopling dengan sistem hidrolik ....................................... 14

v
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
SMK merupakan jenjang pendidikan yang mengutamakan
pengembangan kemampuan peserta didik untuk dapat bekerja pada bidang
tertentu kemampuan beradaptasi dengan lingkungan kerja peluang kerja dan
dapat mengembangkan diri di Era Globalisasi.
SMK menyelenggarakan Pendidikan dan Pelatihan di berbagai program
keahlian yang disesuaikan dengan lapangan kerja Program Keahlian tersebut
dikelompokkan menjadi keahlian sesuai dengan kelompok bidang industri /
bidang usaha/ asosiasi asosiasi profesi. Jenis bidang dan program keahlian
ditetapkan oleh direktur jenderal Pendidikan Menengah.
Substansi atau materi yang diajarkan di SMK ditetapkan berdasarkan
standar pendidikan nasional dan dilaksanakan dalam berbagai jenis
kompetensi yang dinilai penting dan perlu bagi peserta didik dalam menjalani
kehidupan sesuai dengan zamannya. Kompetensi dimaksud meliputi
kompetensi-kompetensi yang dibutuhkan untuk menjadi kader bangsa yang
cerdas dan pekerja yang berkompeten, sesuai dengan Standar Kompetensi
yang ada dalam Dunia Usaha/Dunia Industri/Asosiasi Profesi.
Pendidikan di SMK dapat menerapkan berbagai pola penyelenggaraan
pendidikan yang dapat dilaksanakan secara terpadu seperti: pola Pendidikan
Sistem Ganda (PSG) yaitu Praktik Kerja Industri (Prakerind), dan pendidikan
jarak jauh.
Prakerin adalah pola penyelenggaraan pendidikan yang dikelola bersama-
sama antara SMK dengan Dunia Usaha/Dunia Industri/Asosiasi Profesi,
pemerintah sebagai institusi pasangan (IP), mulai dari tahap Perencanaan,
Pelaksanaan, hingga tahap Evaluasi dan Sertifikasi yang merupakan satu
kesatuan program. Durasi pelaksanaan prakerind ini 3 bulan atau 6 bulan
efektif sesuai dengan permintaan DU/DI. Pola Praktik Kerja Industri
diterapkan dalam proses penyelenggaraan SMK dalam rangka lebih

1
mendekatkan mutu lulusan dengan kemampuan yang diminati oleh Dunia
Usaha/Dunia Industri/Asosiasi Profesi.
Harapan utama dan kegiatan Prakerind adalah meningkatkan keahlian
profesional peserta didik agar sesuai dengan tuntutan kebutuhan tenaga kerja.
Sehingga peserta didik memiliki etos kerja yang meliputi kemampuan
bekerja, motivasi kerja, inisiatif, kreatif, hasil pekerjaan yang berkualitas,
disiplin waktu, dan kerajinan dalam bekerja.

B. Dasar Hukum
Adapun landasan hukum pelaksanaan prakerind adalah:
1. UU No. 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
2. PP. Nomor: 29/1990 tentang Pendidikan Menengah
3. Kep. Menaker No: 285/MEN/1991 tentang Pelaksanaan Permagangan
Nasional
4. PP No: 39/1992 tentang Peranan Masyarakat Dalam Pendidikan Nasional
5. Surat Keputusan Mendikbud Nomor: 0490/U/1992 tentang Sekolah
Menengah Kejuruaan
6. Surat Keputusan Mendikbud No : 080/U/1993 tentang Kurikulum SMK
sebagaimana telah diubah menjadi Kurikulum SMK Edisi 1999
7. Surat Keputusan Kepala SMK Negeri 1 Rejang Lebong

C. Tujuan PKL
Penyelenggaraan prakerind bertujuan untuk:
1. Menghasilkan tenaga kerja yang memiliki keahlian profesional, yaitu
tenaga kerja yang memiliki tingkat pengetahuan, keterampilan dan etos
kerja yang sesuai dengan tuntutan lapangan kerja
2. Memperkokoh hubungan keterkaitan dan kesepadanan (link and match)
antara SMK dan Industri
3. Meningkatkan efisiensi proses pendidikan dan pelatihan tenaga kerja yang
berkualitas profesional

2
4. Memberi pengakuan dan penghargaan terhadap pengalaman kerja sebagai
bagian dari proses pendidikan
D. Manfaat Prakerin
Kerjasama SMK dengan dunia usaha atau industri/ instansi dilaksanakan
dalam prinsip saling membantu, saling mengisi, dan saling melengkapi untuk
keuntungan bersama.
Berdasarkan prinsip ini, pelaksanaan Praktik Kerja Industri (Prakerind)
akan memberi nilai tambah bagi pihak-pihak yang bekerja sama sebagai
berikut:
1. Manfaat Bagi Industri
Penyelenggaraan Prakerind memberi keuntungan nyata bagi
industri antara lain:
a. perusahaan dapat mengenal kualitas peserta Prakerind yang belajar
dan bekerja di industri
b. Umumnya peserta Prakerind telah ikut dalam proses produksi secara
aktif sehingga pada pengertian tertentu beserta prakerin adalah tenaga
kerja yang memberi keuntungan
c. Perusahaan dapat memberi tugas kepada peserta Prakerind untuk
kepentingan perusahaan sesuai kompetensi dan kemampuan yang
dimiliki
d. Selama proses pendidikan melalui kerja industri, peserta Prakerind
lebih mudah diatur dalam hal disiplin berupa kepatuhan terhadap
peraturan perusahaan. Karena itu, sikap peserta prakerin dapat
dibentuk sesuai dengan ciri khas tertentu industri.
e. Memberi kepuasan bagi dunia usaha/dunia industri karena diakui ikut
serta menentukan hari depan bangsa melalui Praktik Kerja Lapangan
(Prakerind)
2. Manfaat Bagi Sekolah
Tujuan untuk memberi keahlian professional bagi peserta didik
lebih terjamin pencapaiannya. Terdapat kesesuaian yang lebih pas antara
program pendidikan dengan kebutuhan lapangan kerja (sesuai dengan

3
prinsip link and match). Memberi kepuasan bagi penyelenggaraan
pendidikan sekolah karena tamatannya lebih terjamin memperoleh bekal
yang bermanfaat, baik untuk kepentingan tamatan kepentingan dunia
kerja, dan kepentingan bangsa.
3. Manfaat Bagi Praktikan/Peserta Didik
Hasil peserta Praktik Industri akan lebih bermakna karena setelah
tamat akan betul-betul memiliki keahlian profesional sebagai bekal untuk
meningkatkan taraf hidupnya dan sebagai bekal untuk pengembangan
dirinya secara berkelanjutan.
Keahlian profesional yang diperoleh dapat mengangkat harga diri
dan rasa percaya diri tamatan, yang selanjutnya akan mendorong mereka
untuk meningkatkan keahlian profesionalnya pada tingkat yang lebih
tinggi.

4
BAB II
GAMBARAN PERUSAHAAN

A. Sejarah Perusahaan
Sejarah singkat Bengkel Fir Mobil, berdiri pada tahun 2014 dan
beroperasi sampai sekarang.

B. Struktur Organisasi Perusahaan

Pemilik Bengkel

Bapak Firdaus

Mekanik

Bang Ade

C. Lokasi dan Teknik Penulisan Laporan


Praktek Kerja Industri dilaksanakan di Bengkel Fir Mobil yang berlokasi
di Jl. DI Panjaitan Kelurahan Talang Benih. Adapun teknik Penulisan
Laporan ini antara lain :
1. Studi Lapangan
Yaitu melakukan pengamatan langsung pada objek secara langsung dan
melakukan Praktek Kerja Industri secara langsung di Bengkel Motor Fir.
2. Penulisan Laporan
Hasil Praktek kerja Industri dan data-data dari buku serta internet disusun
sebagai penulisan laporan kerja lapangan.

5
BAB II
LANDASAN TEORI DAN PEMBAHASAN

2.1. Landasan Teori


2.1.1. Pengertian Sistem Kopling
Kopling adalah satu bagian yang mutlak di perlukan pada mobil-
mobil bensin, diesel dan jenis lainnya di mana penggerak utamanya
di peroleh dari hasil pembakaran di dalam silinder mesin.

2.1.2. Fungsi Sistem Kopling


1. Untuk memutus dan menghubungkan putaran dari dari flywheel
ke poros input transmisi
2. Untuk memperlembut perpindahan gigi (1,2,3,4,5,r)
3. Untuk memungkinkan kendaraan tidak berjalan pada saat mesin
hidup dan gigi perseneling tidak pada posisi netral.
Beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh sebuah kopling
adalah:
1. Mampu menahan adanya kelebihan beban.
2. Mengurangi getaran dari poros penggerak yang diakibatkan oleh
gerakan dari elemen lain.
3. Mampu menjamin penyambungan dua poros atau lebih.
4. Mampu mencegah terjadinya beban kejut.

2.1.3. Jenis – jenis Sistem Kopling


Menurut konstruksi dan cara kerjanya ,kopling pada automobile
dapat di bedakan menjadi beberapa macam antara lain:
1. Koplling Gesek (Fraction Clutch)
a. Kopling Gesek Plat Tunggal (Single Plate Clutch)

6
Gambar 2.1. Clutch Assembly
Komponen utama dari kopling gesek ini adalah sebagai
berikut.
b. Driven plate
(Juga dikenal sebagai piringan kopling, pelat kopling
atau friction disc /piringan gesek, atau kanvas kopling). Plat
kopling bagian tengahnya berhubungan slip dengan poros
transmisi. Sementara ujung luarnya dilapisi kampas kopling
yang pemasangannya di keling.

Gambar 2.2. Plat kopling tunggal.


c. Pressure plate (plat penekan) dan rumahnya,
Unit ini yang berfungsi untuk menekan/ menjepit kampas
kopling hingga terjadi perpindahan tenaga dari mesin ke
poros transmisi.untuk kemampuan menjepitnya, plat tekan
didukung oleh pegas kopling. Pegas kopling paling tidak ada
dua macam, yaitu dalam bentuk pegas coil dan diafragma
atau orang umum menyebutnya sebagai matahari.
Kontruksinya seperti terlihat pada berikut ini.

7
Gambar 2.3. Clutch Asembly Dengan Pegas Diafragma

Gambar 2.4. Pegas diafragma/matahari dan pegas coil.


d. Clutch Release Atau Throwout Bearing
Unit ini berfungsi untuk memberikan tekanan yang
bersamaan pada pressure plate lever dan menghindarkan
terjadinya gesekan antara pengungkit dengan pressure plate
lever untuk pegas coil. Sedangkan yang pakai pegas difragma
langsung keujung pegas. Bantalan tekan ini ada tiga macam.

Gambar 2.5. Macam-Macam Bantalan Tekan Kopling


e. Throwout Lever/Clutch Fork/Plate Lever
Berfungsi untuk menyalurkan tenaga pembebas kopling.
Konstruksi di atas berarti plat tekan bersama rumahnya
dipasang menggunakan baut pada fly wheel. Sementara plat
kopling dipasang diantara fly wheel dengan pelat tekan, dan
bagian tengahnya dihubungkan dengan poros transmisi

8
dengan sistem sliding. Dengan demikian prinsip dasar
bekerjanya kopling gesek dengan plat tunggal yang banyak
digunakan pada kendaraan roda empat ini.

Gambar2. 6 .Prinsip Kerja Kopling Plat Tunggal


2. Kopling Gesek Plat Ganda
Kopling gesek plat ganda banyak digunakan pada
kendaraan ringan seperti sepeda motor dan dalam kerjanya
Tercelup di dalam oli mesin.
Konstruksi kopling gesek plat ganda menggunakan dua
jenis plat, yaitu plat gesek dan plat kopling. Plat gesek tanpa
lapisan kanvas, seluruhnya dari logam. Sedangkan plat kopling
pada bagian yang bersentuhan dengan plat gesek dilapisi dengan
kanvas pada kedua sisinya. Jumlah dan lebar plat sangat
ditentukan besarnya tenaga yang akan dipindahkan.
Rangkaian kopling tersebut terdiri dari satu plat tekan yang
ditekan oleh 4 sampai 6 buah pegas kopling.terdapat 4 buah plat
gesek dan 4 buah plat kopling yang dijepit oleh plat tekan. Plat
kopling dipasang pada rumah yang disambungkan dengan roda
gigi yang berhubungan dengan transmissi. Sementara plat gesek
dipasang pada dudukan plat gesek yang disambungkan dengan
roda gigi primer yang berhubungan dengan poros engkol.
Pada saat batang pembebas tidak ada tekanan, maka plat
tekan menekan/menjepit plat kopling dan plat gesek secara
bersama, sehingga terjadi aliran tenaga dari mesin ke roda gigi
primer, ke plat gesek, pindah ke plat kopling, dan Keroda gigi
yang berhubungan dengan transmisi.

9
3. Kopling Fluida
Penerusan daya dilakukan oleh fluida sehingga tidak ada
hubungan antara kedua poros. Kopling Fluida sangat cocok
untuk mentransmisikan putaran tinggi dan daya yang besar.
Keuntungannya adalah getaran dari sisi penggerak dan
tumbukan dari sisi beban tidak saling diteruskan. Demikian pula
pada waktu terjadi pembebanan lebih. Penggerak mula tidak
akan terkena momen yang akan melebihi batas kemampuan.
Mobil modern kebanyakan telah menerapkan piranti yang
satu ini. Biasanya piranti seperti ini dapat ditemukan pada roda
kendaraan baru sehingga dalam setiap penggunaannya menjadi
maksimal dan terarah.
Rem cakram menjadi salah satu sistem pengereman modern
terbaik pada mobil dan ideal untuk diterapkan pada setiap mobil,
terutama yang telah memakai mesin berkapasitas CC besar.
Sistem kerja rem cakram adalah dengan menjepit cakram yang
biasanya dipasang pada roda kendaraan melalui caliper yang
digerakkan oleh piston untuk mendorong sepatu rem (brake
pads) ke cakram.

2.1.4. Komponen Utama Kopling


1. Roda Penerus
Selain sebagai penstabil putaran motor,roda penerus juga
berfungsi sebagai dudukan hampir seluruh komponen kopling.
2. Pelat Kopling
Kopling berbentuk bulat dan tipis terbuat dari plat baja
berkualitaas tinggi. Kedua sisi plat kopling dilapisi dengan bahan
yang memiliki koefesien gesek tinggi. Bahan gesek ini disatukan
dengan plat kopling dengan menggunakan keeling (rivet).
3. Pelat Tekan

10
Pelat tekan kopling terbuat dari besi tuang.pelat tekan
berbentuk bulat dan diameternya hampir sama dengan diameter plat
kopling. salah satu sisinya (sisi yang berhubungan dengan plat
kopling) dibuat halus, sisi ini akan menekan plat yang berhubungan
dengan plat kopling) dibuat halus, sisi ini akan menekan plat
dengan kebutuhan penempatan komponen kopling lainnya.
4. Unit Plat Penekan
Sebagai satu kesatuan dengan plat penekan, pelat penekan
dilengkapi dengan sejumlah pegas spiral atau pegas diaphragma.
tutup dan tuas penekan. Pegas digunakan untuk memberikan
tekanan terhadap pelat tekan, pelat kopling dan roda penerus.
jumlah pegas (kekuatan tekan) disesuikan dengan besar daya yang
harus dipindahkan.

2.1.5. Cara Kerja Kopling


Prinsip dan Sistem Kerja Kopling Mekanis (Manual Clutch)-
Kopling mekanis adalah kopling yang cara kerjanya diatur oleh
handel kopling, dimana pembebasan dilakukan dengan cara menarik
handel kopling pada batang kemudi. Kedudukan kopling ada yang
terdapat pada crankshaft (poros engkol/kruk as) (misalnya: Honda
S90Z, Vespa, Bajaj dan lain-lain) dan ada yang berkedudukan pada
as primer (input/main shaft) (misalnya: Honda CB 100 dan CB 125,
Yamaha, Suzuki dan Kawasaki).
Sistem kopling mekanis terdiri atas bagian-bagian berikut yaitu:
a) mekanisme handel terdiri atas: handel, tali kopling (kabel
kopling), tuas (batang) dan pen pendorong. b) mekanisme kopling
terdiri atas (gambar 7.2): gigi primer kopling (driven gear), rumah
(clutch housing), plat gesek (friction plate) plat kopling (plain plate),
per (coil spring), pengikat (baut), kopling tengah (centre clutch), plat
tutup atau plat penekan (pressure plate), klep penjamin dan batang
penekan/pembebas (release rod).

11
Rumah kopling (clutch housing) ditempatkan pada poros utama
(main shaft) yaitu poros yang menggerakkan semua roda gigi
transmisi . Tetapi rumah kopling ini bebas terhadap poros utama,
artinya bila rumah kopling berputar poros utama tidak ikut berputar.
Pada bagian luar rumah kopling terdapat roda gigi (diven gear) yang
berhubungan dengan roda gigi pada poros engkol sehingga bila
poros engkol berputar maka rumah kopling juga ikut berputar.
Agar putaran rumah kopling dapat sampai pada poros utama
maka pada poros utama dipasang hub kopling (clutch sleeve hub).
Untuk menyatukan rumah kopling deng hub kopling digunakan dua
tipe pelat, yaitu pelat tekan (clutch driven plate/plain plate) dan pelat
gesek (clutch drive plate/friction plate). Pelat gesek dapat bebas
bergerak terhadap hub kopling, tetapi tidak bebas terhadap rumah
kopling. Sedangkan pelat tekan dapat bebas bergerak terhadap rumah
kopling, tetapi tidak bebas pada hub kopling.

Gambar 2.7 Konstruksi kopling plat banyak dengan penggerak


tipe coil spring (pegas keong)
Cara kerja kopling mekanis adalah sebagai berikut:
Bila handel kopling pada batang kemudi bebas (tidak
ditarik)maka pelat tekan dan pelat gesek dijepit oleh piring penekan
(clutch pressure plate) dengan bantuan pegas kopling sehingga
tenaga putar dari poros engkol sampai pada roda belakang.
Sedangkan bila handel kopling pada batang kemudi ditarik maka
kawat kopling akan menarik alat pembebas kopling. Alat pembebas
kopling ini akan menekan batang tekan (pushrod) atau release rod

12
yang ditempatkan di dalam poros utama. Pushrod akan mendorong
piring penekan ke arah berlawanan dengan arah gaya pegas kopling.
Akibatnya pelat gesek dan pelat tekan akan saling merenggang dan
putaran rumah kopling tidak diteruskan pada poros utama, atau
hanya memutarkan rumah kopling dan pelat geseknya saja.
Ilustrasi aliran tenaga (putaran) dari mesin ke transmisi adalah
seperti terlihat pada gambar 7.3, 7.4 dan 7.5 berikut ini. Gambar 7.3
mengilustrasikan saat handel kopling ditekan sehingga kopling saat
ini tidak meneruskan putaran dari mesin ke transmisi. Pada gambar
7.4 mengilustrasikan saat handel kopling mulai dilepas sehingga saat
ini plat–plat pada kopling mulai berhubungan antara satu dengan
yang lainnya sehingga putaran dari mesin (chranshaft) mulai
diteruskan ke transmisi. Sedangkan pada gambar 7.5
mengilustrasikan saat handel kopling dilepas penuh sehingga putaran
dari mesin diteruskan dengan sempurna ke transmisi karena antara
plat kopling dan plat gesek pada kopling sudah saling berhubungan.

Gambar 2.8. Putaran mesin tidak diteruskan ke transmisi saat


handel kopling ditekan

Gambar 2.9 Putaran mesin mulai diteruskan ke Transmisi saat


handel kopling mulai dilepas

13
Gambar 2.10 Putaran mesin diteruskan dengan sempurna ke
transmisi saat handel kopling dilepas
Pada tipe kopling mekanik terdapat dua cara untuk
membebaskan kopling (putaran mesin tidak diteruskan ke transmisi),
yaitu secara manual dan hidrolik. Metode pembebasan kopling
secara manual adalah dengan menggunakan kabel kopling yang
ditarik oleh handel kopling.
Terdapat tiga tipe untuk pembebasan kopling secara manual,
yaitu:
1. Tipe dengan mendorong dari arah luar (outer push type) Pada
tipe ini, jika handel kopling ditarik, plat penekan (pressure plate)
akan ditekan ke dalam dari arah sebelah luar. Dengan
tertekannya plat penekan tersebut, plat kopling akan
merenggang dari plat penekan, sehingga kopling akan bebas dan
putaran mesin tidak diteruskan ke transmisi.

Gambar 2.11 Pembebas kopling dengan outer push type

2. Tipe dengan mendorong ke arah dalam (inner push type) Pada


tipe ini, jika handel kopling ditarik, plat penekan (pressure plate)

14
akan ditekan ke luar dari arah sebelah dalam. Dengan
tertekannya plat penekan tersebut, plat kopling akan
merenggang dari plat penekan, sehingga kopling akan bebas dan
putaran mesin tidak diteruskan ke transmisi.

Gambar 2.12 Pembebas kopling dengan inner push type

3. Tipe rack and pinion Pada tipe ini, dimungkinkan kopling dapat
dihubungkan dan dilepas secara langsung. Konstruksinya
sederhana namun mempunyai daya tahan yang tinggi sehingga
cocok untuk sepeda motor bermesin putaran tinggi

Gambar 2.13 Pembebas kopling dengan rack and pinion type


Sedangkan metode pembebasan kopling tipe mekanik dengan
menggunakan sistem hidrolik adalah dengan mengganti fungsi kabel
kopling oleh cairan hidrolik. Cara kerjanya hampir sama dengan
sistem rem yang menggunakan cairan/fluida hidrolik. Jika handel
kopling/tangkai kopling ditarik, batang pendorong (pushrod) pada
master cylinder mendorong cairan hidrolik yang berada pada slang.
Kemudian cairan hidrolik tersebut menekan piston yang terdapat
pada silinder pembebas (release cylinder).

15
Gambar 2.14 : Pembebas kopling dengan sistem hidrolik
Akibatnya piston bergerak keluar dan mendorong pushrod yang
terdapat pada bagian dalam poros utama transmisi. Pergerakan
pushrod pada poros utama transmisi tersebut akan menyebabkan plat
penekan pada kopling tertekan sehingga kopling akan terbebas dan
putaran mesin tidak diteruskan ke transmisi.
Metode pembebasan kopling tipe mekanik dengan
menggunakan sistem hidrolik mempunyai keuntungan, antara lain;
lembut dan ringan dalam membebaskan dan menghubungkan
pergerakan kopling, bebas penyetelan dan perawatan terkecuali
pemeriksaan berkala/rutin pada system hidrolik seperti ketinggian
cairan hidrolik, dan penggantian cairan dan perapat (seal) hidrolik.
Dengan pergerakan yang ringan tersebut, maka tipe ini bisa
menggunakan pegas kopling (clutch spring) yang lebih kuat
dibanding kopling tipe mekanik yang menggunakan kabel kopling.
Pegas kopling yang lebih kuat akan menyebabkan daya tekan/
cengkram plat penekan menjadi lebih kuat juga saat kopling tersebut
terhubung, sehingga proses penyambungan putaran mesin ke
transmisi akan lebih baik.

16
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Kegiatan Praktek Kerja Industri merupakan kegiatan yang sangat
bermanfaat bagi siswa dan siswi, dan dapat mengenal lebih jauh bagaimana
cara bekerja dilapangan sesuai keahlian masing-masing siswa. Sehingga
siswa dapat melihat gambaran mengenai kagiatan bidang usaha dimasa yang
akan datang, serta siswa-siswi mengetahui standar kompetensi yang akan
dijadikan peluang kerja dan kesempatan kerja.
Dalam dunia usaha dibutuhkan kedisiplinan yang cukup baik, instansi-
instansi biasanya memerlukan karyawan yang disiplin, terampil, rajin dan
cerdas.
Pada praktek kerja Industri ini diperlukan keahlian yang cukup. Selama
penulis melaksanakan Prakerin (Praktek Kerja Industri) di Bank
Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten khususnya di Cabang Ciamis,
penulis merasa bangga bisa mendapatkan Ilmu yang belum pernah penulis
dapatkan sebelumnya serta memperoleh banyak pengalaman.
Tujuan lain Prakerin (Praktek Kerja Industri) adalah menambah
wawasan yang luas bagi siswa dan siswi, terutama dalam bidang yang di
tempatinya. Adapula tempat yang disukai yakni diruangan pemilahan arsip,
penulis bisa belajar dan dapat mengetahui yang belum penulis dapatkan
selama ini, terutama pengetahuan tentang berbagai arsip yang tersedia.
Praktek Kerja Industri telah terlaksana dengan baik, dengan program
keahlian masing-masing tanpa halangan apapun dan penulis mengucapkan
banyak terima kasih kepada Pembimbing di Bank Pembangunan Daerah
Jawa Barat dan Banten yang telah bersedia menerima penulis apa adanya
untuk melaksanakan Prakerin (Praktek Kerja Industri) dan bersedia
mendampingi penulis selama Prakerin berlangsung.

17
3.2. Saran
Semoga hubungan antar pegawai tetap terjaga dan saling bekerjasama
dalam mencapai tujuan bersama, semoga para siswa dan siswi mendapatkan
banyak pelajaran dan memiliki motivasi untuk tujuan dimasa depannya dan
para guru pembimbing dapat memberikan arahan juga perhatian untuk para
siswa dan siswi prakerin.

18
DAFTAR PUSTAKA

http://djblackersz.blogspot.com/2012/09/cara-kerja-kopling-mekanis_28.html
Solihin. Drs, Mulyadi. S.Pd., 2002 Perbaikan Chasis dan pemindahan tenaga,
SMK. Tingkat 2, Bandung, CV. ARMICO.
Toyota Astra Motor 1995, New Step I Training Manual, Jakarta PT. TAM
Training Center.
http://jinzcaluthax.blogspot.com/2013/07/perbaikan-sistem-kopling-terbaru.html

19
LAMPIRAN

Melepaskan Bohol/propeler Melepaskan Klahar

Menganti oli Menurunkan Mesin

20

Anda mungkin juga menyukai