PROFESIONAL
KB 2. PEMESINAN FRAIS
1. Proses pemesinan frais adalah proses
pemotongan benda kerja dengan alat
potong yang berputar.
2. Jenis proses frais terdiri dari frais manual,
frais benda kerja bertingkat, frais roda gigi
payung, dan frais benda kerja suaian.
3. Parameter dalam proses frais adalah
kecepatan potong (cutting speed), putaran
pisau, gerak makan (feed), kedalaman
pemotongan, waktu pemotongan, dan
kecepatan penghasilan tatal (chip).
4. Rumus cutting speed untuk proses frais
adalah :
𝜋𝑑𝑛
𝑣=
1000
Dimana :
𝑣 = cutting speed (m/menit)
𝑑 = diameter pisau frais (mm)
𝑛 = putaran pisau (rpm)
5. Roda gigi berfungsi sebagai transmisi
daya, untuk mengubah arah
putaran/gerakan, dan meningkatkan
ataupun menurunkan kecepatan suatu
putaran/gerakan. Keuntungan dari
transmisi daya dengan roda gigi adalah
agar tidak terjadi slip sehingga speed ratio
tetap sama.
6. Roda gigi payung digunakan apabila
diinginkan untuk memindah daya pada
posisi poros yang bersinggungan
(intersection).
7. Frais benda kerja suaian biasanya
dilakukan pada pembuatan alur pasak,
pembuatan alur ekor burung, bentuk
persegi, dan benda-benda rakitan
(assembly).
KB 3. PEMESINAN GERINDA
1. Jenis proses penggerindaan terdiri dari
penggerindaan datar (surface grinding)
dan penggerindaan silinder (cylindrical
grinding).
2. Fungsi utama mesin gerinda datar adalah
untuk menghasilkan permukaan rata (flat
surfaces).
3. Parameter dalam pemotongan mesin
gerinda datar adalah kecepatan keliling
roda gerinda (peripheral operating speed),
kecepatan putar mesin, dan waktu
pemesinan.
4. Rumus untuk menghitung kecepatan
keliling roda gerinda pada penggerindaan
datar adalah :
𝜋𝑑𝑛
𝑃𝑂𝑆 =
60 ∙ 1000
Dimana :
𝑃𝑂𝑆 = Peripheral Operating Speed (m/s)
𝑑 = diameter roda gerinda (mm)
𝑛 = kecepatan putar roda gerinda (rpm)
5. Waktu pemesinan adalah waktu yang
diperlukan oleh mesin gerinda untuk
menyelesaikan proses penggerindaan
datar. Waktu pemesinan sangat
dipengaruhi oleh panjang langkah, lebar
penggerindaan, dan jumlah pemakanan.
6. Proses gerinda silindris pada dasarnya
sama dengan proses gerinda rata, tetapi
benda kerjanya berbentuk silindris dan
berputar berlawanan arah dengan
putaran roda gerinda ketika proses
pengerindaan berlangsung.
7. Rumus untuk menghitung kecepatan
keliling roda gerinda pada penggerindaan
silindris adalah :
𝜋𝑑𝑛
𝑃𝑂𝑆 =
60 ∙ 1000
Dimana :
𝑃𝑂𝑆 = Peripheral Operating Speed (m/s)
𝑑 = diameter roda gerinda (mm)
𝑛 = kecepatan putar roda gerinda (rpm)
8. Rumus untuk menghitung kecepatan
keliling benda kerja pada penggerindaan
silindris adalah :
𝜋 𝑑𝑤 𝑛 𝑤
𝑉𝑤 =
60 ∙ 1000
Dimana :
𝑉𝑤 = kecepatan periperal benda kerja (m/s)
𝑑𝑤 = diameter mula benda kerja (mm)
𝑛𝑤 = putaran benda kerja (rpm)
9. Kecepatan periperal benda kerja jauh
lebih kecil daripada kecepatan periperal
batu gerinda, dimana secara teoritis dapat
dirumuskan :
𝑃𝑂𝑆
𝑞=
𝑉𝑤
Dimana :
𝑞 = rasio kecepatan (sekitar 20 s/d 120)
𝑃𝑂𝑆 = Peripheral Operating Speed (m/s)
𝑉𝑤 = kecepatan periperal benda kerja (m/s)
10. Rumus untuk kecepatan gerak meja pada
mesin gerinda silinder adalah :
𝐿𝑠 = 𝑛𝑤 ∙ 𝑆𝑟
Dimana :
𝐿𝑠 = kecepatan gerak meja (m/min)
𝑛𝑤 = kecepatan putar benda kerja (rpm)
𝑆𝑟 = kecepatan pemotongan setiap putaran benda kerja
11. Mengasah pahat bubut dapat dilakukan
dengan menggunakan mesin gerinda
biasa (pedestal).
12. Mengasah pisau frais dapat dilakukan
dengan menggunakan mesin gerinda
universal. Bagian yang perlu diasah
adalah bagian depan atau sisi potong
pisau frais.
KB 4. PEMESINAN CNC
1. Tahapan proses pembuatan produk
dengan menggunakan mesin CNC adalah
sebagai berikut.
(1) Gambar
(2) Penyiapan program
(3) Membuat program CNC
(4) Uji jalan (test run)
(5) Proses pemesinan
(6) Pembuatan produk dan inspeksi
2. Kode pemrograman untuk mesin bubut
CNC adalah kode G dan kode M. Kode G
digunakan untuk kode gerakan alat
potong (preparation function) dan kode M
digunakan untuk fungsi alat bantu
(auxiliary function).
3. Kode untuk parameter pemotongan
adalah kode S (jumlah putaran spindel
atau kecepatan potong) dan kode F
(kecepatan makan atau gerak makan).
Nama pahat yang digunakan
menggunakan kode T.
4. Struktur program CNC adalah nama
program, baris program yang terdiri dari
perintah kode G dan kode M dan perintah
parameter mesin. Tiap baris terdiri dari
nomor baris, kode G, kode M, koordinat
tujuan, gerak makan, dan akhir baris
(EOB).
5. Kode G sebagai dasar untuk gerakan alat
potong ada dua yaitu gerak lurus dan
gerak melingkar. Gerak lurus terdiri dari
dua yaitu gerak cepat (G00) dan
interpolasi lurus (G1). Gerak melingkar
terdiri dari dua yaitu gerak searah jarum
jam (G02) dan gerak berlawan arah jarum
jam (G03).
2 Daftar materi yang sulit 1. Istilah-istilah pada pembubutan ulir,
dipahami di modul ini yakni pada ulir segitiga dan ulir
segiempat.
2. Kode-kode pemrograman yang digunakan
dalam pemesinan CNC terlalu banyak dan
membingungkan.
3 Daftar materi yang sering 1. Rumus untuk kecepatan putar proses
mengalami miskonsepsi bubut, cutting speed pada proses frais,
serta kecepatan keliling roda gerinda
terlihat sama, namun terdapat perbedaan
pada keterangan-keterangannya. Juga
diperlukan kewaspadaan terhadap satuan
dimensi seperti m/menit atau m/s.
2. Nama-nama bagian dari perlengkapan
mesin frais.
3. Kode-kode pemrograman yang bervariasi
mungkin dapat menyebabkan kekeliruan
dalam pekerjaan CNC.
Keterangan :
Zona A : Kecepatan las tinggi dan heat
input rendah
Zona B : Kecepatan las rendah dan heat
input tinggi
Zona C : Kecepatan las tinggi dan heat
input tinggi
KB 2. SAMBUNGAN KELING
1. Proses penyambungan pelat dengan paku
keling/rivet yaitu proses penggabungan
dua atau lebih pelat dengan melubangi
pelat-pelat tersebut dan memasangkan
paku keling sebagai pengikatnya.
2. Macam sambungan keling dilihat dari
kekuatan sambungan dapat dibedakan
menjadi sambungan ringan, sambungan
kuat, sambungan rapat, dan sambungan
kuat dan rapat.
3. Macam-macam paku keling yang
digunakan diantaranya yaitu solid,
tubular, split, dan compression.