PROFESIONAL
KB 3. PEMESINAN GERINDA
1. Jenis proses penggerindaan terdiri dari
penggerindaan datar (surface grinding) dan
penggerindaan silinder (cylindrical grinding).
2. Fungsi utama mesin gerinda datar adalah
untuk menghasilkan permukaan rata (flat
surfaces).
3. Parameter dalam pemotongan mesin
gerinda datar adalah kecepatan keliling
roda gerinda (peripheral operating speed),
kecepatan putar mesin, dan waktu
pemesinan.
4. Rumus untuk menghitung kecepatan
keliling roda gerinda pada penggerindaan
datar adalah :
𝜋𝑑𝑛
𝑃𝑂𝑆 =
60 ∙ 1000
Dimana :
𝑃𝑂𝑆 = Peripheral Operating Speed (m/s)
𝑑 = diameter roda gerinda (mm)
𝑛 = kecepatan putar roda gerinda (rpm)
5. Waktu pemesinan adalah waktu yang
diperlukan oleh mesin gerinda untuk
menyelesaikan proses penggerindaan
datar. Waktu pemesinan sangat
dipengaruhi oleh panjang langkah, lebar
penggerindaan, dan jumlah pemakanan.
6. Proses gerinda silindris pada dasarnya sama
dengan proses gerinda rata, tetapi benda
kerjanya berbentuk silindris dan berputar
berlawanan arah dengan putaran roda
gerinda ketika proses pengerindaan
berlangsung.
7. Rumus untuk menghitung kecepatan
keliling roda gerinda pada penggerindaan
silindris adalah :
𝜋𝑑𝑛
𝑃𝑂𝑆 =
60 ∙ 1000
Dimana :
𝑃𝑂𝑆 = Peripheral Operating Speed (m/s)
𝑑 = diameter roda gerinda (mm)
𝑛 = kecepatan putar roda gerinda (rpm)
8. Rumus untuk menghitung kecepatan
keliling benda kerja pada penggerindaan
silindris adalah :
𝜋 𝑑𝑤 𝑛𝑤
𝑉𝑤 =
60 ∙ 1000
Dimana :
𝑉𝑤 = kecepatan periperal benda kerja (m/s)
𝑑𝑤 = diameter mula benda kerja (mm)
𝑛𝑤 = putaran benda kerja (rpm)
9. Kecepatan periperal benda kerja jauh lebih
kecil daripada kecepatan periperal batu
gerinda, dimana secara teoritis dapat
dirumuskan :
𝑃𝑂𝑆
𝑞=
𝑉𝑤
Dimana :
𝑞 = rasio kecepatan (sekitar 20 s/d 120)
𝑃𝑂𝑆 = Peripheral Operating Speed (m/s)
𝑉𝑤 = kecepatan periperal benda kerja (m/s)
10. Rumus untuk kecepatan gerak meja pada
mesin gerinda silinder adalah :
𝐿𝑠 = 𝑛 𝑤 ∙ 𝑆 𝑟
Dimana :
𝐿𝑠 = kecepatan gerak meja (m/min)
𝑛𝑤 = kecepatan putar benda kerja (rpm)
𝑆𝑟 = kecepatan pemotongan setiap putaran benda kerja
11. Mengasah pahat bubut dapat dilakukan
dengan menggunakan mesin gerinda biasa
(pedestal).
12. Mengasah pisau frais dapat dilakukan
dengan menggunakan mesin gerinda
universal. Bagian yang perlu diasah adalah
bagian depan atau sisi potong pisau frais.
KB 4. PEMESINAN CNC
1. Tahapan proses pembuatan produk dengan
menggunakan mesin CNC adalah sebagai
berikut.
(1) Gambar
(2) Penyiapan program
(3) Membuat program CNC
(4) Uji jalan (test run)
(5) Proses pemesinan
(6) Pembuatan produk dan inspeksi
2. Kode pemrograman untuk mesin bubut CNC
adalah kode G dan kode M. Kode G
digunakan untuk kode gerakan alat potong
(preparation function) dan kode M digunakan
untuk fungsi alat bantu
(auxiliary function).
3. Kode untuk parameter pemotongan adalah
kode S (jumlah putaran spindel atau
kecepatan potong) dan kode F (kecepatan
makan atau gerak makan). Nama pahat
yang digunakan menggunakan kode
T.
4. Struktur program CNC adalah nama
program, baris program yang terdiri dari
perintah kode G dan kode M dan perintah
parameter mesin. Tiap baris terdiri dari
nomor baris, kode G, kode M, koordinat
tujuan, gerak makan, dan akhir baris
(EOB).
5. Kode G sebagai dasar untuk gerakan alat
potong ada dua yaitu gerak lurus dan gerak
melingkar. Gerak lurus terdiri dari dua yaitu
gerak cepat (G00) dan interpolasi lurus (G1).
Gerak melingkar terdiri dari dua yaitu gerak
searah jarum
jam (G02) dan gerak berlawan arah jarum jam
(G03).
2 Daftar materi yang sulit 1. Istilah-istilah pada pembubutan ulir, yakni
dipahami di modul ini pada ulir segitiga dan ulir segiempat.
2. Kode-kode pemrograman yang digunakan
dalam pemesinan CNC terlalu banyak dan
membingungkan.
3 Daftar materi yang sering 1. Rumus untuk kecepatan putar proses bubut,
mengalami miskonsepsi cutting speed pada proses frais, serta
kecepatan keliling roda gerinda terlihat
sama, namun terdapat perbedaan pada
keterangan-keterangannya. Juga diperlukan
kewaspadaan terhadap satuan dimensi
seperti m/menit atau m/s.
2. Nama-nama bagian dari perlengkapan
mesin frais.
3. Kode-kode pemrograman yang bervariasi
mungkin dapat menyebabkan kekeliruan
dalam pekerjaan CNC.
Keterangan :
Zona A : Kecepatan las tinggi dan heatinput
rendah
Zona B : Kecepatan las rendah dan heat
input tinggi
Zona C : Kecepatan las tinggi dan heatinput
tinggi
2 Daftar materi yang sulit 1. Kode/simbol pekerjaan las dan posisi las
dipahami di modul ini menurut American Welding Society (AWS)
2. Variabel-variabel SMAW dalam Welding
Variables Procedures Spesifications (WPS).
3. Variabel-variabel GMAW dalam Welding
Variables Procedures Spesifications (WPS).
4. Variabel-variabel las TIG dalam Welding
Variables Procedures Spesifications (WPS).
3 Daftar materi yang sering 1. Variabel-variabel pada pengelasan yang
mengalami miskonsepsi bervariasi.
Modul 3. PENGECORAN
KB 2. SAMBUNGAN KELING
1. Proses penyambungan pelat dengan paku
keling/rivet yaitu proses penggabungan dua
atau lebih pelat dengan melubangi pelat-
pelat tersebut dan memasangkan paku
keling sebagai pengikatnya.
2. Macam sambungan keling dilihat dari
kekuatan sambungan dapat dibedakan
menjadi sambungan ringan, sambungan
kuat, sambungan rapat, dan sambungan
kuat dan rapat.
3. Macam-macam paku keling yang digunakan
diantaranya yaitu solid, tubular, split, dan
compression.