Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

PRINSIP PENGEMBANGAN DESAIN DAN MODEL PEMBELAJARAN


PKN KELAS RENDAH
Disusun untuk memenuhi tugas

Mata Kuliah : Konsep Dasar PKN Sd

Dosen Pengampu : Uus Kuswendi, M.P.d

DISUSUN OLEH :
Kelompok 2
Much. Harvyansyah (21060288)
Dwiayu Wulandari (21060273)
Emi Restiani (21060098)
Erlina Septia Fridasari (21060173)
Fadila Marshanda Nur Samsa (21060225)
Ferra Suciyani (21060173)
Fitri Suciyanti (21060279)
Helisa Wahyuni (21060311)
Hera Rostiana (21060217)

INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


(IKIP) SILIWANGI
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN (FIP)
PRODI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
2021

i
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb
Puji syukur kita panjatkan kehadiran Allah SWT, atas berkat rahmat dan karunia-Nya sehingga
makalah ini dapat terselesaikan dengan waktu yang telah ditentukan. Makalah ini kami
susundengan tujuan untuk memenuhi tugas PKN yang membahas mengenai “ PRINSIP
PENGEMBANGAN DESAIN DAN MODEL PEMBELAJARAN PKN KELAS RENDAH“.

Namun tentu saja dalam penyusunnan makalah ini terdapat banyak kekurangan dalam penulisan
dan pemilihan kata yang tepat. Maka dari itu, kami mohon maaf jika dalam makalah ini terdapat
banyak kekurangan.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi yang membutuhkan khususnya bagi kami sehingga
tercapai pada tujuan yang diharapkan.
Walaikumusalam Wr. Wb
Bandung, November 2021
Penyusun

Kelompok 2

1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................................1
1.1 LATAR BELAKANG................................................................................................................1
1.2 RUMUSAN MASALAH............................................................................................................1
1.3 MANFAAT PENULISAN.........................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN............................................................................................................................2
1.1 PENGERTIAN DESAIN PEMBELAJARAN.........................................................................2
1.2 KARAKTERISTIK DESAIN PEMBELAJARAN..................................................................2
a. Analitis Situasi...........................................................................................................................2
b. Memahami Arah Pendidikan....................................................................................................2
c. Pembelajaran Berpusat Pada Peserta Didik............................................................................3
2.3 MODEL PEMBELAJARAN..........................................................................................................3
1) Model pembelajaran tematik....................................................................................................3
2) Model Pembelajaran Ekspositori.............................................................................................4
BAB III PENUTUP...................................................................................................................................6
3.1 KESIMPULAN..........................................................................................................................6
3.2 SARAN.......................................................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................7

2
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Proses belajar mengajar atau proses pengajaran merupakan suatu kegiatan melaksanakan
kurikulum suatu lembaga pendidikan, agar dapat mempengaruhi para siswa mencapai tujuan
pendidikan yang telah ditetapkan. Tujuan pendidikan pada dasarnya mengantarkan para
siswa menuju perubahan-perubahan tingkah laku baik intelektual, moral maupun sosial agar
dapat hidup mandiri sebagai individu dan makhluk sosial. Dalam mencapai tujuan tersebut
siswa berintraksi dengan lingkungan belajar yang diatur oleh guru melalui proses pengajaran.
PKn dimaknai sebagai pendidikan nilai dan pendidikan politik demokrasi. Hal ini
mengandung konsekuensi bahwa dalam hal perancangan pembelajaran PKn perlu
memperhatikan karakteristik pembelajaran PKn itu sendiri. Dalam standar isi 2006 dijelaskan
bahwa mata pelajaran PKn adalah mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan
warganegara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk
menjadi warganegara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan
oleh Pancasila dan UUD 1945.
Untuk anak-anak MI pada kelas-kelas rendah (kelas 1 dan 2), pembelajaran materi PKn
dapat diawali dengan memperkenalkan mereka pada sejumlah aturanaturan hidup yang
berlaku dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam lingkungan keluarga, lingkungan madrasah,
dan lingkungan masyarakat sekitar. Pengenalan terhadap keberadaan aturan- aturan tersebut
hendaknya diarahkan pada tumbuhnya kesadaran pada diri anak tentang perlunya aturan
dalam kehidupan kita. Perlu diperhatikan bahwa di kelas rendah, mengingat kemampuan
berpikir anak masih bersifat holistik, maka pembelajaran hendaknya lebih banyak pada upaya
pembiasaan.
Media pembelajaran yang dapat digunakan adalah dengan memanfaatkan pengalaman
langsung yang diperoleh anak-anak dalam keluarga, kelompok permainan, dan dalam
kehidupan di sekolah.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Apa pengertian Desain Pembelajaran ?
2. Apa saja Karakteristik Desain Pembelajaran ?
3. Apa saja Model Pembelajaran ?

1.3 MANFAAT PENULISAN


Desain dan rancangan pembelajaran adalah untuk mencapai tujuan pembelajaran yang
telah ditetapkan, tujuan dari pembelajaran adalah untuk memenuhi atau mencapai
kompetensi tertentu. Rumusan tujuan pembelajaran dikembangkan berdasarkan kompetensi
yang harus dimiliki oleh peserta didik jika ia selesai belajar. Disain pembelajaran perlu
memadukan kebutuhan peserta didik dengan kompetensi yang harus dia kuasai nanti setelah
selesai belajar.

3
BAB II

PEMBAHASAN
1.1 PENGERTIAN DESAIN PEMBELAJARAN
Seels dan Richey (1994:30) mendefinisikan design is process of specifying conditions
for learning (desain adalah proses untuk menentukan kondisi belajar).2 Sedangkan istilah
desain pembelajaran atau “instructional design‟ menurut Eraut (1991:315) biasanya merujuk
pada desain materi pembelajaran yang disusun oleh sebuah tim yang dapat melibatkan guru
atau tidak perlu melibatkan guru yang akan melaksanakan pembelajaran tersebut. Memang,
sejumlah ahli mengatakan bahwa desain pembelajaran dibuat oleh guru yang akan
melaksanakan pembelajaran namun bukanlah suatu keharusan desain pembelajaran dibuat
hanya oleh guru yang bersangkutan. Artinya, bahwa pengembangan desain pembelajaran
dapat menjadi tugas para pakar pembelajaran yang diharapkan akan
membantu/mempermudah para guru dalam mengembangkan dan melaksanakan proses
pembelajaran.

1.2 KARAKTERISTIK DESAIN PEMBELAJARAN


a. Analitis Situasi
Analitis situasi biasanya dilakukan sebelum proses pengembangan
kurikulum,artinya selama proses mengembangkan kurikulum guru dituntut agar
menyadari dan mempertimbangkan tentang situasi yang sedang terjadi atau berubah
sekitarnya. Laurie Brady (1990) menegaskan bahwa analisis situasi diperlukan untuk
menentukan efektifitas penerapan kurikulum yang baru. Skillbeck (1984) membagi faktor
yang menggambarkan situasi sebagai bahan analisis guru menjadi dua bagian yaitu faktor
internal dan eksternal.
Faktor Eksternal meliputi:
1) Perubahan sosial-budaya dan harapan masyarakat
2) Tuntutan dan tantangan sistem pendidikan
3) Perubahan mata pelajaran yang diajarkan
4) Kontribusi dari sistem dukungan guru
5) Sumber masukan bagi sekolah
Faktor Internal meliputi:
1) Peserta didik meliputi aspek bakat,kecakapan dan kebutuhannya
2) Guru meliputi aspek nilai, sikap, keterampilan mengajar, pengetahuan,
pengalaman, kekuatan, dan kelemahan khusus serta perannya
3) Etos kerja sekolah dan struktur polotik
4) Sumber-sumber bahan pembelajaran
5) Masalah-masalah dan kekurangan yang dirasakan dalam kurikulum yang
berlaku.
b. Memahami Arah Pendidikan

4
Menurut Muhammad Ali (2009) bahwa tujuan penyelenggaraan pendidikan dasar
adalah menyiapkan peserta didik agar menjadi manusia yang bermoral, menjadi warga
negara yang mampu melaksanakan kewajiban-kewajibannya, dan menjadi orang dewasa

5
yang mampu memperoleh pekerjaan. Pendidikan dasar memiliki dua fungsi utama,yang
pertama yaitu memberikan pendidikan dasar yang terkait dengan kemampuan berpikir
kritis, membaca, menulis, berhitung, penguasaan untuk mempelajari dasar-dasar saintek,
dan kemampuan komunikasi yang merupakan tuntutan kemampuan minimal dalam
kehidupan masyarakat. Yang kedua, pendidikan dasar memberikan dasar-dasar untuk
mengikuti pendidikan pada jenjang berikutnya
c. Pembelajaran Berpusat Pada Peserta Didik
Desain pembelajaran seharusnya mempertimbangkan suatu pendekatan
pembelajaran yang berpusat pada peserta didik, di mana peserta didiklah yang
mempengaruhi konten, aktivitas, materi dan fase belajar. Pendekatan ini memposisikan
peserta didik pada pusat proses belajar.9 Dengan memahami peserta didik dengan baik
diharapkan kita dapat memberikan layanan pendidikan yang tepat dan bermanfaat bagi
masing-masing peserta didik.
Peserta didik SD/MI (7-11 tahun) berada pada tahapan operasionalkonkret.
Peserta didik pada tahapan tersebut memiliki beberapa kecendrungan prilaku, yaitu mulai
memandang dunia secara objektif, bergeser dari satu aspek ke aspek secara reflektif dan
memandang unsure-unsur secara serentak; mulai berpikir secara operasional; mampu
menggunakan cara berpikir operasional untuk mengklasifikasikan benda-benda, dan
dapat memahami konsep substansi, panjang, lebar, luas, tinggi, rendah, ringan serta berat.
Selain itu, kecendrungan peserta didik SD/MI ketika belajar mempunyai tiga karakteristik
yang menonjol,yaitu konkret, integrative, dan hierarkis.

2.3 MODEL PEMBELAJARAN


Beberapa model pembelajaran yang dapat dikembangkan di kelas rendah antara lain:

1) Model pembelajaran tematik


Model Pembelajaran terpadu merupakan suatu pendekatan dalam
pembelajaran yang secara sengaja mengaitkan beberapa aspek, baik dalam intra mata
pelajaran maupun antar mata pelajaran. Dengan adanya pemaduanini, siswakan
memperoleh pengetahuan dan keterampilan secara utuh, sehingga pembelajaran lebih
bermakna bagi siswa. Terdapat tiga model dalam pembelajaran ini yaitu:
a. Terpadu Model Connected
Asumsi yang melandasi model keterhubungan ini adalah butir-butir pembelajaran dapat
dipayungkan pada induk mata pelajaran tertentu.
Langkah yang ditempuh dalam pembelajaran ini:
a) Guru menentukan tema-tema yang dipilih dari silabus.
b) Guru mencari tema yang hampir sama/relevan dengan tema-
tema yang lain.
c) Tema-tema tersebut diorganisasikan pada tema induk.
d) Guru menjelaskan materi yang terdiri dari beberapa tema di
atas.
e) Guru mengadakan tanya jawab tentang materi yang diajarkan.

6
b. Terpadu Model (webbed)
Model webbed merupakan model pemaduan yang paling popular.Pemaduan
dalam model ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan tematik. Dalam hal ini tema
dapat untuk mengikat kegiatan-kegiatan pembelajaran, baik dalam mata pelajaran tertentu
maupun antar mata pelajaran.
Model “webbed” sering disebut jaring laba-laba, adalah model pembelajaran yang
dipergunakan untuk mengajarkan tema tertentu yang berkecendrungan dapat disampaikan
melalui beberapa mata pelajaran. Tema dalam model ini dapat dijadikan pengikat
kegiatan pembelajaran baik dalam mata pelajaran tertentu maupun lintas mata pelajaran.
Oleh karena itu, model ini pada dasarnya merupakan bentuk perpaduan yang
bertolak dari pendekatan tematis inter atau antarmata pelajaran dalam mengintegrasikan
bahan dan kegiatan pembelajaran. Tema sebagai sentral dijadikan sebagai landas tumpu
penyampaian isi pembelajaran interdisipliner maupun antar disipliner.
c. Model Terpadu (Integrated)
Pada model ini guru masing-masing mata pelajaran bekerja sama melihat dan
memberikan topic-topik yang berkaitan dan tumpang tindih untuk membangun konsep
dan keterampilan.
Langkah-langkah pembelajaran terpadu:
1) Guru menentukan salah satu tema dari mata pelajaran PKn
yang akan dipadukan dengan tema-tema pada
matapelajaran lain.
2) Guru mencari tema-tema dari mata pelajaran lain yang
memiliki makna yang sama.
3) Guru memadukan tema-tema dari beberapa mata pelajaran
yang dikemas menjadi satu tema besar.
4) Guru menyusun RPP yang terdiri dari gabungan konsep-
konsep berupa mata pelajaran.
5) Guru menentukan alokasi waktu karena untuk
pembelajaran ini biasanya memerlukan waktu lebih dari
satu kali pertemuan.
2) Model Pembelajaran Ekspositori
Pendekatan ekspositori merupakan suatu pendekatan yang menekankan pada
interaksi guru dengan peserta didik. Dalam pendekatan ini terjadi komunikasi satu arah,
yaitu dari guru ke peserta didik sehingga guru jauh lebih aktif dari pada peserta didik.
Guru banyak berbicara untuk menginformasikan bahan ajar kepada peserta didik,
sementara peserta didik sebagai objek. Peserta didik menerima apa yang diceramahkan
guru dan sambil mendengarkan penjelasannya peserta didik menulis apa yang
diperintahkan guru, atau yang dianggap penting.
Secara umum langkah-langkah pembelajaran yang didasarkan pada
pendekatan ekspositori dapat dijelaskan sebagai berikut:
1) Guru menyiapkan materi dan perlengkapan lain yang akan
disampaikan
2) Apersepsi dengan sedikit mengulangi pelajaran yang lalu
3) Setelah itu guru menyampaikan konsep-konsep materi

7
4) Guru yang kreatif akan menyiapkan perlengkapan yang
mendukung seperti gambar, kaset dan yang lain disesuaikan
dengan situasi dan kondisi.
5) Guru mulai mengadakan pembelajaran, model ini yang aktif guru
lebih-lebih untuk peserta didik SD kelas satu atau dua, anak masih
malu-malu dan takutsehingga pembelajaran tampak satu arah.
6) Guru menyimpulkan, menegaskan dan menyetel kaset yang sesuai
dan memberikan tindak lanjut.
Model pembelajaran ekspositori relevan jika dipadukan dengan teori
belajar Thorndike. Sebagai contoh, untuk menanamkan sikap disiplin kepada
anak, dapat dimotivasi dengan memberikan ganjaran/hadiah, misalnya: permen.
Thordike berpendapat bahwa seseorang akan mengerjakan pekerjaannya dengan
sungguh-sungguh apabila ada stimulus yang menyenangkan. Peserta didik merasa
senang jika diberi motivasi berupa hadiah, karena peserta didik yang masih belum
memiliki kesadaran untuk berbuat disiplin, maka jika ada peserta didik yang
demikian perlu dimotivasi dengan rangsangan hadiah.

8
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Desain adalah proses untuk menentukan kondisi belajar, sedangkan istilah desain
pembelajaran biasanya merujuk pada desain materi pembelajaran yang disusun oleh sebuah
tim yang dapat melibatkan guru atau tidak perlu melibatkan guru yang akan melaksanakan
pembelajaran tersebut. Adapun karakteristik desain meliputi analitis situasi,memahami arah
pendidikan, dan pembelajaran berpusat pada peserta didik. Dan model pembelajaran terbagi 2
yaitu : model pembelajaran tematik dan model pembelajaran ekspositori.

3.2 SARAN
Seorang pengajar yang baik tidak hanya mampu memahami materi pembelajaran saja. Namun
memahami karakter anak dan mampu mengatasi segala macam masalah anak dengan baik dan
sabar. Dalam proses pembelajaran kita harus menentukan terlebih dahulu pola belajar siswa
sehingga kita mengetahui tujuan pembelajaran yang baik. Dalam proses pendidikan sekolah
sebenarnya bukan hanya sekedar pribadi yang cerdas secara intelektual saja namun peserta
didik juga harus

9
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Susanto, Pengembangan pembelajaran IPS di Sekolah Dasar, Jakarta:


Prenadamedia Group, 2014.
Andi Prastowo, Pengembangan Bahan Ajar Tematik, Yogyakarta: Diva Press,
2013.
Hamzah B. Uno dan Nurdin Mohammad, Belajar dengan Pendekatan
Pembelajaran Aktif
Inovatif Lingkungan Kreatif Efektif, Menarik, Jakarta: Bumi Aksara, 2011.
Muhammad Yaumi, Prinsip-Prinsip Desain Pembelajaran, Disesuaikan Dengan
Kurikulum 2013, Jakarta: Prenadamedia Grouf, 2014.
Rusman, Model-Model Pembelajaran; Mengembangkan Profesionalisme Guru
Jakarta:
Rajawali Pers, 2010.
Sapriya, Pembelajaran Pendidikan Kwarganegaraan (PKn), Direktorat Jenderal
Pendidikan Islam Kementerian Agama Republik Indonesia, 2012.
Sudjana, Nana dan Ahmad Rivai. Media pengajaran. Bandung: Sinar Baru
Algesindo,
2009.
Tim Penyusun, Diktat Pembelajaran Pendidikan Kwarganegaraan SD, Selong:
STKIP
Hamzanwadi, 2010
https://www.scribd.com/doc/314134984/MAKALAH-PKn-MI-pdf

10

Anda mungkin juga menyukai