Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH PROFESI KEPENDIDIKAN

DALAM PEMBELAJARAN

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 1 :
1. CHRISTA RIEZA PANDUWINATA (06101181924004)
2. EKA LIANA PUTRI (06101181924006)
3. AYU AGUSTIN (06101181924005)
4. LUSIANA DWI SEPTIANI (06101181924010)
5. WIDIA SARI (06101181924003)
6. SARTIKA WULANDARI (06101181924008)

DOSEN PENGAMPUH :
Prof.Dr. Fuad A. Rachman, M.Pd
Dr. Hartono, M.A

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT Tuhan Semesta Alam, karena atas izin
dan kehendak– Nya makalah sederhana ini dapat Saya selesaikan tepat pada waktunya. Penulisan
dan pembuatan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Profesi pendidikan.
Dalam penulisan makalah ini penulis menemui berbagai hambatan yang dikarenakan terbatasnya
Ilmu Pengetahuan penulis mengenai hal yang berkenaan dengan penulisan makalah ini. Penulis
menyadari makalah ini belum sempurna, tetapi dalam makalah ini penulis sudah berusaha
semaksimal mungkin. Oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan juga kritik yang bersifat
membangun agar lebih baik dalam pengerjaan akan datang. Penulis juga berharap agar makalah
ini dapat berguna bagi orang lain yang membacanya.

Indralaya, Maret 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB 1 PENDAHULUAN 1
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Rumusan Masalah 2
1.3. Tujuan 2
BAB 2 PEMBAHASAN 3
2.1 Pengertian Profesi Kependidikan.................................................. 3
2.2. Ciri-Ciri Profesi Guru .................................................................... 5
2.3. Syarat- Syarat Profesi Keguruan 6
2.4. Jenis- jenis Profesi .......................................................................8
2.5 . Organisasi Profesi Pendidikan .................................................10
2.6. Macam- Macam Organisasi Profesi Keguruan ..................... 11
2.7. Fungi Organisasi profesi keguruan.....................................14

BAB 3 PENUTUP 16
3.1. Kesimpulan 16
3.2. Saran 16
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Profesi adalah suatu jabatan atau pekerjaan yang menuntut keahlian dalam
(expertise) dari para anggotanya. keahlian itu diperoleh melalui profesionalisasi baik
yang dilakukan sebelum orang tersebut memangku suatu jabatan tertentu atau setelah
memakai jabatan tertentu. Dalam pendidikan selalu ada unsur pendidik dan peserta didik
pendidik dalam pendidikan jalur formal yaitu guru. Guru sebagai pemangku tanggung
jawab dalam proses pembelajaran harus mengerti dan memahami bagaimana berperilaku
Sebagai contoh untuk anak didiknya. Oleh karena itu, guru yang diciptakan harus dari
pendidikan kejuruan tertentu titik pekerjaan menjadi seorang guru itu bukan hanya
sekedar bekerja, namun guru itu sebagai pekerjaan profesi. guru merupakan suatu profesi
yang berarti suatu jabatan yang memerlukan keahlian khusus sebagai guru dan tidak
dilakukan oleh sembarang orang di luar bidang pendidikan.
Guru bertugas dan bertanggung jawab sebagai agen pembelajaran yang
memotivasi, memfasilitasi, mendidik, membimbing dan melatih peserta didik sehingga
menjadi manusia berkualitas yang mengaktualisasikan potensi kemanusiaannya. secara
optimum pada jalur pendidikan formal jenjang pendidikan dasar dan menengah termasuk
pendidikan anak usia dini formal (UU guru pasal 1/RPP Tendik Ps.4). kecakapan dalam
melaksanakan tugas sangat diperlukan supaya tujuan pendidikan yang sangat berat itu
dapat dicapai semaksimal mungkin hal ini berarti bahwa guru harus benar-benar
profesional dalam melaksanakan tugasnya guna menjawab makna profesi khususnya
dalam bidang pendidikan.
1.2 Rumusan Masalah
1.Apa pengertian profesi?
2.Bagaimana ciri-ciri profesi guru?
3.Bagaimana syarat-syarat profesi guru
4.Bagaimana Jenis-jenis profesi?
5.apa saja organisasi profesi pendidikan?
6.Apa saja macam-macam organisasi profesi keguruan?
7.Bagaimana fungsi organisasi profesi keguruan?

1.3 Tujuan
1.Dapat dijadikan sebagai sumber informasi terkait pemahaman mengenai Profesi pendidikan
2.Dapat dijadikan sebagai proses pembelajaran di dalam penulisan makalah
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Profesi Kependidikan


Achmad Sanusi (1999 : 25) menjelaskan profesi kependidikan merupakan suatu
upaya yang melingkupi berbagai profesi(sub-profesi). Sub-profesi Seperti dikemukakan
dalam UU No 2/1989, yang kemudian dijabarkan dalam PP No 27, 28, 29 dan 30.
pekerjaan induknya adalah pendidikan. namun profesionalisasi dilakukan dalam setiap
profesi profesi yang dimaksud terdiri dari pengelola pendidikan, penilik/pengawas
pendidikan, peneliti pendidikan, pendidik/guru, konselor, pustakawan, teknisi sumber
belajar.
Profesi kependidikan adalah suatu jabatan atau pekerjaan yang menuntut keahlian
dari para anggotanya dalam bidang kependidikan. Pengertian dan ilustrasi tentang
lingkup profesi pendidikan dengan su-profesi sub-profesi menuju kepada profesi (sub-
profesinya ) yang bergerak di setting persekolahan. Artinya sekolah merupakan basis dari
profesi kependidikan pendidikan di luar sekolah harus diselenggarakan secara profesional
dengan ilustrasi tentang lingkup profesi kependidikan tersebut, Membuat lebih jelas
bahwa profesi kependidikan tidak identik dengan profesi keguruan atau sebaliknya.
Profesi kependidikan lebih luas daripada profesi keguruan. Dengan kata lain profesi
keguruan merupakan salah satu bagian dari profesi kependidikan.
Menurut Makagiansar, M. (1996), profesi guru adalah orang yang memiliki latar
belakang pendidikan keguruan yang memdai, keahlian guru dalam melaksanakan tugas-
tugas kependidikan diperoleh setelah mnempuh pendidikan keguruan tertentu. Dari
penjelasan diatas dipaparkan jelas bahwa guru sebagai pekerjaan profesi itu harus
menempuh pendidikan keguruan tertentu terlebih dahulu. Serta dalam pelaksanaan
profesinya guru harus mengabdi untuk mencerdaskan kehidupan bangsa tanpa
memperhitungkan imbalan materi.
CIRI – CIRI PROFESI KEGURUAN :
1. Selalu punya energi untuk siswanya
Seorang guru yang baik menaruh perhatian pada siswa di setiap percakapan atau
diskusi dengan mereka. Guru yang baik juga punya kemampuam mendengar
dengan seksama.

2. Punya tujuan jelas untuk Pelajaran


Seorang guru yang baik menetapkan tujuan yang jelas untuk setiap pelajaran dan
bekerja untuk memenuhi tujuan tertentu dalam setiap kelas.

3. Punya keterampilan mendisiplinkan yang efektif


Seorang guru yang baik memiliki keterampilan disiplin yang efektif sehingga bisa
mempromosikan perubahan perilaku positif di dalam kelas.

4. Punya keterampilan manajemen kelas yang baik


Seorang guru yang baik memiliki keterampilan manajemen kelas yang baik dan
dapat memastikan perilaku siswa yang baik, saat siswa belajar dan bekerja sama
secara efektif, membiasakan menanamkan rasa hormat kepada seluruh komponen
didalam kelas.

5. Bisa berkomunikasi dengan Baik Orang Tua


Seorang guru yang baik menjaga komunikasi terbuka dengan orang tua dan
membuat mereka selalu update informasi tentang apa yang sedang terjadi di
dalam kelas dalam hal kurikulum, disiplin, dan isu lainnya. Mereka membuat diri
mereka selalu bersedia memenuhi panggilan telepon, rapat, email dan sekarang,
twitter.

6. Punya harapan yang tinggi pada siswa nya


Seorang guru yang baik memiliki harapan yang tinggi dari siswa dan mendorong
semua siswa dikelasnya untuk selalu bekerja dan mengerahkan potensi terbaik
mereka.

2.2 Ciri-Ciri Profesi Guru


1. Pengetahuan tentang Kurikulum
Seorang guru yang baik memiliki pengetahuan mendalam tentang kurikulum
sekolah dan standar-standar lainnya. Mereka dengan sekuat tenaga memastikan
pengajaran mereka memenuhi standar-standar itu.

2. Pengetahuan tentang subyek yang diajarkan


Hal ini mungkin sudah jelas, tetapi kadang-kadang diabaikan. Seorang guru yang
baik memiliki pengetahuan yang luar biasa dan antusiasme untuk subyek yang
mereka ajarkan. Mereka siap untuk menjawab pertanyaan dan menyimpan bahan
menarik bagi para siswa, bahkan bekerja sama dengan bidang studi lain demi
pembelajaran yang kolaboratif.

3. Selalu memberikan yang terbaik untuk Anak-anak dan proses Pengajaran


Seorang guru yang baik bergairah mengajar dan bekerja dengan anak-anak.
Mereka gembira bisa mempengaruhi siswa dalam kehidupan mereka dan
memahami dampak atau pengaruh yang mereka miliki dalam kehidupan
siswanya, sekarang dan nanti ketika siswanya sudah beranjak dewasa.

4. Punya hubungan yang berkualitas dengan Siswa


Seorang guru yang baik mengembangkan hubungan yang kuat dan saling hormat
menghormati dengan siswa dan membangun hubungan yang dapat dipercaya.
2.3 Syarat-syarat Profesi Keguruan
Berdasarkan definisi profesional tersebut di atas, maka profesi kependidikan, baik
pendidik maupun tenaga kependidikan melekat sedikitnya 6 syarat yaitu :
1. Merupakan jenis pekerjaan tetap, bukan pekerjaan sambilan.
2. Memerlukan keahlian tertentu.
3. Memerlukan kemahiran.
4. Memerlukan kecakapan yang memenuhi standar mutu (kompetensi).
6. Memerlukan pendidikan profesi.
Profesi guru juga memerlukan persyaratan khusus antara lain:
a. Menuntut adanya keterampilan yang berdasarkan konsep dan teori ilmu pengetahuan
yang mendalam.
b. pada suatu keahlian dalam bidang tertentu sesuai dengan bidang profesinya.
c. adanya tingkat pendidikan keguruan yang memadai.
d. kepekaan terhadap dampak kemasyarakatan dari pekerjaan yang dilaksanakannya.
e. perkembangan sejalan dengan dinamika kehidupan. (Drs. Moh. Ali, 1989)

Dari penjabaran-penjabaran diatas, dapat disimpulkan bahwa syarat dari profesi


keguruan yaitu sebagai berikut :
1) Standar untuk bekerja
2) lembaga khusus untuk menghasilkan seorang guru yang memiliki standar kualitas
tinggi.
3) yang bertanggung jawab
4) organisasi keguruan
5) Memiliki kode etik dan etika keguruan yang diatur oleh pemerintah
6) Ada imbalan/gaji
7) Pengakuan dari masyrakat serta peka terhadap dampak kemasyarakatan dari
pekerjaan yang dilaksanakan.
8) kemampuan yang berkesinambungan
9) Mementingkan layanan di atas kepentingan pribadi.
Sebagai pengajar guru mempunya tugas menyelenggarakan proses belajar-
mengajar tugas yang mengisi porsi terbesar dari profesi keguruan ini pada garis besarnya
meliputi minimal empat pokok, yaitu :
1. Menguasai bahan pengajaran
2. Merencanakan program belajar-mengajar

Melaksanakan memimpin dan mengelola proses belajar-mengajar serta

5. Memerlukan norma (kode etik profesi).


3. ,
4. Menilai dan mengevaluasi kegiatan belajar-mengajar

Profesi guru adalah sebuah profesi yang mulia, Terdapat beberapa persyaratan
profesi guru. Guru dianggap sebagai suatu profesi bilamana ia memiliki pernyataan dasar,
keterampilan teknik serta didukung oleh sikap kepribadian yang mantap. Guru yang
profesional harus memiliki kompetensi sebagai berikut :
a) Kompetensi Profesional, artinya guru memiliki pengetahuan yang luas serta dalam
dari bidang studi yang akan diajarkan, serta penguasaan metodologis dalam arti
memiliki pengetahuan konsep. Guru harus mampu memilih metode yang tepat serta
mampu menggunakan berbagai metode dan strategi dalam proses pembelajaran. Guru
pun harus memiliki pengetahuan yang luas tentang landasan kependidikan dan
pemahaman terhadap peserta didik.
b) Kompetensi Personal, artinya guru harus memiliki kepribadian yang mantap,
sehingga mampu menjadi sumber identifikasi bagi subjek. Guru memiliki kepribadian
yang patut diteladani, sehingga mampu melaksanakan kepemimpinan yang
dikemukakan oleh Ki Hajar Dewantara.
c) Kompetensi Sosial, artinya guru harus menunjukkan kemampuan berkomunikasi
sosial, baik dengan peserta didik maupun dengan sesama guru, dengan kepala sekolah
bahkan dengan masyarakat luas.
d) Kompetensi pelayanan,artinya guru harus memberikan pelayanan sebaik-baiknya
yang berarti mengutamakan nilai kemanusiaan daripada nilai benda materi
2.4 Jenis-jenis Profesi
Jenis-jenis profesi terbagi menjadi dua yaitu profesi kependidikan dan non
kependidikan :
1. Profesi Kependidikan
a. Kepala Satuan Pendidikan

Kepala satuan pendidikan yaitu orang yang diberi wewenang dan tanggung jawab
untuk memimpin satuan pendidikan tersebut. Kepala Satuan Pendidikan harus
mampu melaksanakan peran dan tugasnya sebagai edukator, manajer,
administrator, supervisor, leader, inovator, motivator, figur dan mediator.Istilah
lain untuk Kepala Satuan Pendidikan adalah Kepala sekolah rektor
b. Pendidik
Pendidik atau pengajar, adalah tenaga kependidikan yang bertanggung jawab
dalam menyelenggarakan pendidikan dengan tugas khusus sebagai profesi
pendidik. Pendidik mempunyai sebutan lain sesuai kekhususannya yaitu:
 Guru
 Dosen
 Konselor
 Widyaswara
 Tutor
 Instruktur
 Fasilitator
2. Profesi Non Kependidikan
Profesi Non kependidikan ini adalah orang yang juga bertanggung jawab dalam
penyelenggaraan pendidikan di satuan pendidikan, namun tidak secara langsung
terlibat dalam proses mengajar, mereka diantaranya adalah Tata usaha, yaitu tenaga
kependidikan yang bertugas dalam bidang administrasi dalam suatu lembaga. Bidang
administrasi yang dikelola tata usaha diantaranya:
 Administrasi surat menyurat dan pengarsipan;
 Administrasi Kepegawaian;
 Administrasi Peserta Didik;
 Administrasi Keuangan dan lain-lain.
 Laboratorium (laboran), yaitu petugas khusus yang bertanggung jawab terhadap
alat-alat dan bahan-bahan di Laboratorium.
 Pustakawan, yaitu tenaga kependidikan yang bertugas untuk mengurus hal-hal
yang ada di perpustakaan.
2.5 Organisasi Profesi Pendidikan
Organisasi profesi guru terdiri dari tiga kata yaitu Organisasi, profesi, dan guru.
Menurut stoner organisasi adalah suatu pola hubungan-hubungan yang melalui orang-
orang di bawah manajer yang mengejar tujuan bersama. Organisasi dipandang sebagai
suatu system, yakni unit-unit sosial yang bertujuan, terdiri dari kelompok orang-orang
yang mengemban berbagai tugas dan dikoordinasikan untuk memiliki kontribusi dalam
mecapai tujuan organisasi. Dengan pengertian ini maka yang dapat dikategorikan sebagai
organisasi adalah suatu bentuk yang memenuhi karakteristik sebagai berikut:

1. Adanya tujuan yang ingin dicapai secara bersama.

2. Individu yang terkait dalam organisasi tersebut memiliki kemauan dan kemampuan
untuk saling bekerja sama.

3. Terjadi komunikasi antar individu yang terkait dalam kerjasama.

Profesi adalah jabatan atau pekerjaan seseorang yang menuntut keahlian yang
didapat melalui proses pendidikan. Suatu profesi erat kaitanya dengan jabatan atau
pekerjaan tertentu yang dengan sendirinya menuntut keahlian,pengetahuan, dan
ketrampilan tertentu pula. Guru adalah pendidik dengan tugas utamanya mendidik,
mengajar, membimbing, melatih, dan mengevaluasi.Jabatan guru dikenal sebagai
pekerjaan professional,artinya jabatan ini memerlukan suatu keahlian khusus.

Dapat disimpulkan, organisasi profesi guru sendiri adalah suatu wadah


perkumpulan orang-orang yang memiliki suatu keahlian khusus dalam mendidik. Dalam
undang-undang nomor 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen dalam pasal 41 di jelaskan
bahwa guru membentuk organisasi profesi yang bersifat indepandent yang bertujuan
untuk memajukan profesi, meningkatkan kompetensi, karier, wawasan kependidikan,
perlindungan profesi, kesejahteraan dan pengabdian kepada masyarakat. Dalam pasal ini
di jelaskan juga tentang guru wajib menjadi anggota organisasi tersebut.
2.6 Macam-macam Organisasi Profesi Keguruan

Secara kuantitas, tidak berlebihan jika banyak kalangan pendidik menyatakan


bahwa organisasi profesi guru di indonesia berkembang pesat. Secara umum organisasi
guru yang lebih dikenal pada umumnya adalah PGRI. Disamping PGRI yang salah satu
organisasi yang diakui oleh pemerintah juga terdapat organisasi lain yang disebut
Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP), dan Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia
(ISPI).

1. Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI)

PGRI didirikan di Surakarta pada tanggal 25 November 1945, setelah 100 hari
proklamasi kemerdekaan Indonesia sebagai perwujudan aspirasi guru Indonesia dalam
cita-cita perjuangan bangsa. Cikal bakal organisasi PGRI adalah diawali dengan nama
Persatuan Guru Hindia Belanda (PGHB) tahun 1912, kemudian berubah nama menjadi
Persatuan Guru Indonesia (PGI) tahun 1932.

Tujuan PGRI adalah mempertinggi kesadaran, sikap, mutu, dan profesi guru serta
meningkatkan kesejahteraan mereka. Menurut Busini, terdapat empat misi utama PGRI
ini, yaitu:

a. Misi politis atau ideologis


b. Misi persatuan organisatoris
c. Misi profesi
d. Misi kesejahteraan
PGRI sebagai organisasi profesi, berfungsi sebagai wadah kebersamaan dan rasa
kesejawatan para anggota dalam mewujudkan keberadaannya di lingkungan masyarakat,
memperjuangkan segala aspirasi dan kepentingan suatu profesi, menetapkan standar
perilaku profesional, melindungi seluruh anggotanya, meningkatkan kualitas
kesejahteraan, dan mengembangkan kualitas pribadi dan profesi.

Dalam kaitannya dengan pengembangan professional guru, PGRI sampai saat ini
masih mengandalkan pihak pemerintah, misalnya dalam merencanakan dan melakukan
program-program penataran guru serta program peningkatan mutu lainnya. PGRI belum
banyak merencanakan dan melakukan program atau kegiatan yang bekaitan dengan
perbaikan cara mengajar, peningkatan pengetahuan dan keterampilan guru, peningkatan
kualifikasi guru, atau melakukan penelitian ilmiah tentang masalah-masalah professional
yang dihadapi oleh para guru saat ini.

2. Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP)

Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) didirikan atas anjuran pejabat-pejabat


departemen pendidikan dan kebudayaan. MGMP merupakan suatu wadah asosiasi atau
perkumpulan bagi guru mata pelajaran yang berada di suatu sanggar, kabupaten, kota
yang berfungsi sebagai sarana untuk saling berkomunikasi, belajar dan bertukar pikiran
dan pengalaman dalam rangka meningkatkan kinerja guru sebagai praktisi/perilaku
perubahan reorientasi pembelajaran di kelas .

Menurut Mangkoesapoetra, MGMP merupakan forum atau wadah profesional guru


mata pelajaran yang berada pada suatu wilayah kebupaten, kota, kecamatan, sanggar,
gugus sekolah. Organisasi ini bertujuan untuk meningkatkan mutu dan profesionalisasi
dari guru dalam kelompoknya masing-masing. Kegiatan-kegiatan dalam kelompok ini
diatur dengan jadwal yang cukup baik. Sayangnya, belum ada keterkaitan dan hubungan
formal antara kelompok guru-guru dalam MGMP dengan PGRI. Sedangkan tujuan
khususnya adalah:

a. Memperluas wawasan dan pengetahuan guru mata pelajaran dalam upaya


mewujudkan pembelajaran yang efektif dan efisien.

b. Mengembangkan kultur kelas yang kondusif sebagai tempat proses pembelajaran


yang mennyenangkan,mengasikan dan, mencerdaskan.

c. Membangun kerjasama dengan masyarakat sebagai mitra guru dalam melaksanakan


proses pembelajaran.

3. Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia (ISPI)


ISPI lahir pada pertengahan tahun 1960-an. Pada awalnya profesi kependidikan ini
bersifat regional karena berbagai hal menyangkut komunikasi antar anggotanya. Keadaan
seperti ini berlangsung cukup lama sampai kongresnya yang pertama di Jakarta 17-19
Mei 1984. Kongres tersebut menghasilkan tujuh rumusan tujuan ISPI, yaitu:

a. Menghimpun para sarjana pendidikan dari berbagai spesialisasi di seluruh


indonesia.

b. Meningkatkan sikap dan kemampuan professional para angotanya.

c. Membina serta mengembangkan ilmu , seni dan teknologi pendidikan dalam rangka
membantu pemerintah mensukseskan pembangunan bangsa dan Negara.

d. Mengembangkan dan menyebarkan gagasan-gagasan baru dan dalam bidang ilmu


seni dan teknologi pendidikan.

e. Melindungi dan memperjuangkan kepentingan professional para anggota.

f. Meningkatkan komunikasi antar anggota dari berbagai spesialisasi pendidikan.

g. Menyelenggarakan komunikasi antar organisasi yang relevan.

Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia (ISPI), yang saat ini telah mempunyai divisi-
divisi antara lain, antara lain IPBI (Ikatan Petugas Bimbingan Indonesia), HISAPIN
(Himpunan Sarjana Administrasi Pendidikan Indonesia), HSPBI (Himpunan Sarjana
Pendidikan Bahasa Indonesia), dan lain sebagainya. Hubungan formal antara organisasi-
organisasi ini dengan PGRI masih belum tampak nyata, sehingga belum didapat kerja
sama yang saling menunjuang dan menguntungkan dalam peningkatan mutu anggotanya.
Sebagian anggota PGRI yang sarjana mungkin juga menjadi anggota salah satu divisi dari
ISPI, tetapi tidak banyak anggota ISPI staf pengajar di LPTK yang juga menjadi anggota
PGRI.[13]
2.7 Fungsi Organisasi Profesi Keguruan

Organisasi profesi keguruan selain sebagai ciri suatu profesi keguruan, sekaligus
juga memiliki fungsi tersendiri yang bermabfaat bagi anggotanya. Organisasi profesi
keguruan selain sebagai ciri suatu profesi keguruan, berfungsi sebagai pemersatu seluruh
anggota profesi dalam kiprahnya menjalankan tugan keprofesiannya, dan memiliki fungsi
peningkat kemampuan professional profesi ini.. Kedua fungsi tersebut dapat diuraikan
berikut ini:

1. Fungsi Pemersatu

Organisasi profesi keguruan, merupakan organisasi profesi sebagai wadah


pemersatu berbagai potensi profesi keguruan dalam menghadapi kompleksitas tantangan
dan harapan masyarakat pengguna-pengguna jasa kependidikan. Dengan mempersatukan
potensi tersebut diharapkan organisasi profesi keguruan memiliki kewibawaan dan
kekuatan dalam menentukan kebijakan dan melakukan tindakan bersama, yaitu upaya
untuk melindungi dan memperjuangkan kepentingan para pengemban profesi keguruan
itu sendiri dan kepentingan masyarakat pengguna jasa profesi ini.

2. Fungsi Peningkatan Kemampuan Profesional

Fungsi kedua dari organisasi profesi adalah meningkatkan kemampuan professional


para pengemban profesi keguruan . fungsi ini jelas tertuang dalam PP No. 38 tahun 1992,
pasal 61 yang berbunyi:

Tenaga kependidikan dapat membentuk ikatan profesi sebagai wadah untuk


meningkatkan dan mengembangkan karier, kemampuan, kewenangan profesional,
martabat, dan kesejahteraan tenaga kependidikan.

PP tersebut menunjukkan adanya legalitas formal yang secara tersirat mewajibkan


para anggota profesi keguruan untuk selalu meningkatkan kemampuan profesionalnya
melalui organisasi atau ikatan profesi keguruan.[16] Menurut Johnson, kompetensi
kependidikan dibangun oleh enam perangkat kompetensi berikut ini:

a. Performance Component, yaitu unsur kemampuan penampilan kinerja yang sesuai


dengan profesi keguruan.
b. Subject Component, yaitu unsur kemampuan penguasaan bahan atau substansi
pengetahuan yang relevan.

c. Profesional Component, yaitu unsur kemampuan penguasaan substansi


pengetahuan dan keterampilan teknis profesi kependidikan.

d. Process Component, yaitu unsur kemampuan penguasaan proses-proses mental


mencakup berfikir logis dalam pemecahan masalah.

e. Adjustment Component, yaitu unsur kemampuan penyerasian dan penyesuaian diri


berdasarkan karakteristik pribadi pendidik.

f. Attitudes Component, yaitu unsur komponen sikap, nilai, kepribadian pendidik atau
guru.
BAB 3

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Profesi kependidikan adalah suatu jabatan atau pekerjaan yang menuntut keahlian
dari para anggotanya dalam bidang kependidikan. Pengertian dan ilustrasi tentang
lingkup profesi pendidikan dengan su-profesi sub-profesi menuju kepada profesi
(sub-profesinya ) yang bergerak di setting persekolahan. Artinya sekolah merupakan
basis dari profesi kependidikan pendidikan di luar sekolah harus diselenggarakan
secara profesional dengan ilustrasi tentang lingkup profesi kependidikan tersebut,
Membuat lebih jelas bahwa profesi kependidikan tidak identik dengan profesi
keguruan atau sebaliknya. Profesi kependidikan lebih luas daripada profesi keguruan.
Dengan kata lain profesi keguruan merupakan salah satu bagian dari profesi
kependidikan

3.2 Saran

Adapun Saran penulis sehubungan dengan bahasan makalah ini, kepada rekan-rekan
mahasiswa agar lebih meningkatkan, menggali dan mengkaji lebih dalam tentang profesi
pendidika
DAFTAR PUSTAKA

Jenisa, k. 2014. Makalah Tentang Profesi Kependidikan. ( Online). www.


Academia.edu/12761413/ Makalah_ Tentang_profesi Kependidikan.

Fadillah, C. 2013. Profesi Pendidikan. ( Online). scribd.com/doc/ 178340549/ Profesi_


Pendidikan.

Kurniawan, A. 2012. Profesi Kependidikan. (Online). scribd.com/document/16483920/


Profesi_Kependidikan.

Anda mungkin juga menyukai