Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

ESENSI DAN RANAH PROFESI KEPENDIDIKAN

Dibuat Untuk Memenuhi Tugas


Mata Kuliah Profesi Kependidikan

Dosen Pengampu : Yulita Dwi Lestari, S.Pd., M.Pd.

DISUSUN OLEH :

Kelompok 1
Septiani (20160086)
Willa putri windasari (20160093)
Wulandari (20160095)
Yola Mutiara (20160096)
Santi ayu (20160100)

PRODI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA
(STKIP-PGRI BANDAR LAMPUNG 2020/2021)
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan Rahmat Hidayah serta
petunjuk-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Esensi dan Ranah
Profesi Kependidikan ” ini dengan baik, tujuan makalah ini untuk memenuhi tugas mata kuliah
Profesi Kependidikan. Atas selesainya makalah ini. Kami mengucapkan terima kasih kepada :
1. Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat-Nya ,sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini.
2. Ibu Yulita Dwi Lestari, S.Pd., M.Pd. selaku dosen pengampu mata kuliah Profesi
Kependidikan.
3. Bapak/Ibu selaku orang tua kami yang telah memberi dukungan dalam proses pembuatan
makalah ini.
4. Saudara-saudaraku yang telah memberikan doa dan semangat dalam proses pembuatan
makalah ini.

Kami menyadari bahwa dalam proses pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh
karena itu kami mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari semua pihak.
Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk pembaca pada umum-Nya.

Lampung Barat, 26 Februari 2021


Penulis

Kelompok 1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR 2
DAFTAR ISI 3
BAB I PENDAHULUAN 4
1.1 Latar Belakang 4
1.2 Rumusan Masalah 4
1.3 Tujuan 4
BAB II PEMBAHASAN 5
2.1 Ranah Profesi Kependidikan 5
2.2 Guru dan Tenaga Kependidikan profesional 6
2.3 Profesi dan Prinsip-prinsip Profesionalitas 7
BAB III PENUTUP 10
3.1 Kesimpulan 10
DAFTAR PUSTAKA 11
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Sudah menjadi pemahaman bahwa profesi adalah suatu pekerjaan atau jabatan, namun
tidak semua pekerjaan atau jabatan dapat disebut sebagai profesi. Profesionalisme adalah
suatu upaya untuk menerapkan paham profesi terhadap jabatan atau pekerjaan tertentu dan
membandingkannya dengan jabatan lain sehingga menjadi jabatan atau pekerjaan tersebut
sebagai profesi yang professional.
Profesionalisme adalah sebutan yang mengacu pada sikap mental dalam bentuk komitmen dari
para anggota suatu profesi untuk senantiasa mewujudkan dan meningkatkan kualitas
profesionalnya. Seseorang yang memiliki jiwa profesionalisme senantiasa mendorong dirinya
untuk mewujudkan kerja-kerja yang professional.

1.2 RUMUSAN MASALAH


Rumusan masalah pada makalah ini adalah apa saja yang menjadi Esensi dan Ranah
Profesi Kependidikan.

1.3 TUJUAN
Agar para pembaca mengetahui ranah dan profesi kependidikan , tenaga pendidik yang
professional, dan prinsip-prinsip profesionalitas.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 RANAH PROFESI KEPENDIDIKAN


Profesi kependidikan terdiri dari 2 ranah, yaitu profesi kependidikan dan profesi tenaga
kependidikan. Tenaga kependidikan adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri
dan diangkat untuk menunjang penyelengaraan pendidikan, dimana didalamnya termasuk
pendidik. Pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen,
konselor, pamong belajar, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan.
Dengan lahirnya UU No. 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen, guru yang tadinya masuk
rumpun pendidik, kini telah memiliki definisi tersendiri. Secara lebih luas tenaga
kependidikan yang dimaksudkan disini adalah sebagaimana termaktub UU No. 20 Tahun
2003 tentang sisdiknas, yaitu sebagai berikut:
a) Tenaga kependidikan terdiri atas tenaga pendidik, pengelola satuan pendidikan,
penilik, pengawas, peniliti dan pengembang dibidang pendidikan, pustakawan,
laboran, teknisi sumber belajar, dan penguji.
b) Tenaga pendidikan tediri atas pembimbing, pengajar, dan pelatih.
c) Pengelola satuan pendidikan terdiri atas kepala sekolah, direktur, ketua rector, dan
pemimpin satuan pendidikan luar sekolah.
Secara umum tenaga kependidikan itu dapat dibedakan menjadi 4 kategori,
Yaitu:
a) Tenaga pendidik, terdiri atas pembimbing, penguji, pengajar, dan pelatih.
b) Tenaga fungsional pendidikan, terdiri atas penilik, pengawas, peneliti dan
pengembang di bidang kependidikan, dan pustakawan.
c) Tenaga teknis kependidikan, terdiri atas laboran dan teknisi sumber belajar.
d) Tenaga pengelola satuan pendidikan, terdiri atas kepala sekolah, direktur, ketua
rector, dan pempinan satuan pendidikan luar sekolah.
e) Tenaga lain yang mengerusi masalah-masalah manajerial atau administrative
kependidikan.

A. Dua Ranah Besar Profesi Kependidikan


Profesi kependidikan sesungguhnya memiliki 2 ranah besar, yaitu pendidik dan tenaga
kependidikan. Pendidik dimaksud mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai
berikut:
1. Pendidik
Di Indonesia, profesi pendidik mengacu pada guru dan dosen sesuai dengan
Undang-Undang RI Nomor 14 tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen. Tertulis dalam
bab 1 pasal 1 undang-undang tersebut disebutkan bahwa guru dan dosen termasuk
pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, dan melatih.
Pendidik dimaksud mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:
● Guru bertugas dan bertanggung jawab sebagai pendidik professional
dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan,
melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia
dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.
● Dosen bertugas dan bertanggung jawab sebagai pendidik professional dan
ilmuwan dengan tugas utama mentransformasikan, mengembangkan, dan
menyebar luaskan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni melalui
pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.
● Konselor bertugas dan bertanggung jawab memberikan layanan konseling
kepada peserta didik disatuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar,
pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi.
● Pamong belajar bertugas dan bertanggung jawab menyuluh, membimbing,
mengajar, melatih peserta didik.
● Pamong bertugas dan bertanggung jawab membimbing dan melatih anak
usia dini pada kelompok bermain, penitipan anak dan bentuk lain yang
sejenis.

2. Tenaga Kependidikan
Penyandang profesi atau pemangku pekerjaan tenaga kependidikan mempunyai
tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:
● Pimpinan satuan pendidikan bertugas dan bertanggung jawab mengelola
satuan pendidikan pada pendidikan formal atau nonformal.
● Penilik bertugas dan bertanggung jawab melakukan pemantuan, penilaian,
dan pembinaan pada satuan pendidikan nonformal.
● Pengawas bertugas dan bertanggung jawab melakukan pemantuan,
penilaian, dan pembinaan pada satuan pendidikan anak usia dini jalur
formal, satuan pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.
● Tenaga perpustakaan bertugas dan bertanggung jawab melaksanakan
pengelolaan perpustakaan pada satuan pendidikan.
● Teknik laboratorium bertugas dan bertanggung jawab membantu pendidik
mengelola kegiatan praktikum dilaboratorium satuan pendidikan.

2.2 GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN PROFESIONAL


Secara definisi kata guru bermakna sebagai pendidik professional dengan tugas utama
mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi
peserta didik pada jalur pendidikan formal. Guru mempunyai kedudukan sebagai tenaga
professional pada jenjang pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan anak
usia dini pada jalur pendidikan formal yang diangkat sesuai dengan peraturan perundang-
undangan. Kedudukan guru sebagai tenaga professional dimaksud berfungsi untuk
meningkatkan martabat dan peran guru sebagai agen pembelajaran berfungsi untuk
meningkatkan mutu pendidikan nasional.
Untuk memenuhi criteria professional, guru harus menjalani profesionalisasi atau
proses menuju derajat profesional yang sesungguhnya secara terus-menerus, termasuk
kompetensi mengelola kelas. Di dalam UU Nomor 74 Tahun 2008 dibedakan anata
pembinaan dan pengembangan kompetensi guru yang belum dan yang sudah
berkualifikasi S-1 atau D-IV. Pengembangan dan peningkatan kualifikasi akademik bagi
guru yang belum memenuhi kualifikasi S-1 atau D- IV dilakukan melalui pendidikan tinggi
program S-1 atau D-IV pada perguruan tinggi yang menyelenggarakan program pendidikan
tenaga kependidikan atau program pendidikan non kependidikan yang terakreditasi.
Guru yang hebat adalah guru yang kompeten secara metotologi pembelajaran dan
keilmuan. Tautan aantara keduanya tercermin dalam kinerjanya selama transformasi
pembelajaran. .

2.3 PROFESI DAN PRINSIP-PRINSIP PROFESIONALITAS


A. Pengertian profesi menurut beberapa ahli:
● Howard M. Vollmer dan Donald L. Mills (1966) profesi merupakan sebuah
jabatan yang memerlukan kemampuan intelektual khusus, yang diperoleh
melalui kegiatan belajar dan pelatihan yang bertujuan untuk menguasai
keterampilan atau keahlian dalam melayani atau memberikan advis kepada
orang lain, dengan memperoleh upah atau gaji dalam jumlah tertentu.
● Moh.Uzzer Usman (1991) dengan mengatakan bahwa guru merupakan suatu
profesi yang artinya suatu jabatan atau pekerjaan yang memerlukan keahlian
khusus sebagai guru.
Menurut Djojonegoro (1998) bahwa profesionalisme dalam suatu jabatan ditentukan
oleh 3 faktor, yaitu:
● Memiliki keahlian khusus yang dipersiapkan oleh program pendidikan keahlian
atau spesialisasi
● Kemampuan untuk memperbaiki kemampuan
● Penghasilan yang memadai sebagai imbalan terhadap keahlian khusus yang
dimilikinya.

B. Kompetensi Yang Dikuasai Guru Professional


Menurut Richard D. Kellough (1998) ada beberapa kompetensi yang dikuasai guru yang
professional, yaitu :
● Guru harus menguasai pengetahuan tentang materi pelajaran yang diajarkannya
● Guru merupakan anggota aktif organisasi profesi guru, membaca jurnal
proesional, melakukan dialog dengan sesama guru, mengembangkan kemahiran
metodologi, membina siswa dan materi pelajaran.
● Guru memahami proses belajar dalam arti siswa memahami tujuan belajar,
harapan-harapan dan prosedur yang terjadi dikelas.
● Guru adalah perantara pendidikan yang tidak perlu tahu segala-galanya, tetapi
paling tidak tahu bagaimana dan dimana dapat memperoleh pengetahuan.
● Guru melaksanakan perilaku sesuai model yang diinginkan didepan siswa
● Guru terbuka untuk berubah, berani mengambil resiko dan siap bertanggung
jawab.
● Guru tidak berprasangka jender, membedakan jenis kelamin, ethnis, agama,
penderita cacat dan status social.
● Guru mengorganisasikan kelas dan merencanakan pelajaran secara cermat
● Guru merupakan komunikator yang efektif
● Guru harus berfungsi secara efektif sebagai pengambil keputusan
● Guru harus secara konstan meningkatkan kemampuan, misalnya dalam strategi
mengajar
● Guru secara nya\ta menaruh perhatian pada kesehatan dan keselamatan siswa
● Guru harus optimis erhadap kondisi belajar siswa dan menyiapkan situasi belajar
yang positif dan konstruktif
● Guru memerlihatkan percaya diri pada setiap kemampuan siswa untuk belajar
● Guru harus terampil dan adil dalam menilai proses dan hasil belajar siswa
● Guru harus memperlihatkan perhatian terus-menerus dalam tanggung jawab
professional
● Guru memperlihatkan minat dan perhatian luas tentang berbagai hal
● Guru seharusnya memiliki humor yang sehat
● Guru harus mengenali secara tepat siswa yang memerlukan perhatian khusus
● Guru harus melakukan usaha khusus untuk memperlihatkan bagaimana materi
pelajaran berkaitan dengan kehidupan sehari-hari
● Guru hendaknya dapat dipercaya, baik dalam membuat perjanjian maupun
kesepakatan.

C. Tiga Kriteria Kompetensi Guru


Conny R. Semiawan mengemukakan bahwa kompetensi guru memiliki 3 kriteria yang
terdiri dari :
1. Knowledge criteria, yakni kemampuan intelektual yang dimiliki seseorang guru
yang meliputi penguasaan materi pealajaran, pengetahuan mengenai cara
mengajar, pengetahuan mengenai belajar dan tingkah laku individu,
pengetahuan tentang bimbingan dan penyuluhan, pengetahuan tentang
kemasyarakatan dan pengetahuan umum.
2. Performance criteria, adalah kemampuan guru yang berkaitan dengan berbagai
keterampilan dan perilaku, yang meliputi keterampilan mengajar, membimbing,
menilai, menggunakan alat bantu pengajaran, bergaul dan berkomunikasi
dengan siswa dan keterampilan menyusun persiapan mengajar atau
perencanaan mengajar.
3. Product criteria, yakni kemampuan guru dalam mengukur kemampuan dan
kemajuan siswa setelah mengikuti proses belajar mengajar.
Dengan demikian jelas bahwa profesi guru merupakan sebuah profesi yang hanya dapat
dilaksanakan secara efektif dan efesien oleh seorang yang dipersiapkan untuk
menguasai kompetensi guru melalui pendidikan atau pelatihan khusus. Untuk itu jabatan
guru sebagai profesi seharusnya mendapat perlindungan hukum untuk menjamin agar
pelaksanaanya tidak merugikan berbagai pihak yang membutuhkan jasa guru secara
professional.

D. Prinsip-Prinsip Profesi Guru


Didalam UU No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen disebutkan bahwa prinsip-
prinsip profesi guru adalah sebagai berikut :
1. Memiliki bakat, minat, panggilan jiwa dan idealisme.
2. Memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan, keimanan, ketakwaan,
dan akhlak mulia.
3. Memiliki kualifikasi akademik dan latar belakang pendidikan sesuai dengan
bidang tugas.
4. Memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas.
5. Memiliki tanggung jawab atas pelaksanaan tugas keprofesionalan.
6. Memperoleh penghasilan yang ditentukan sesuai dengan prestasi kerja.
7. Memiliki kesempatan untuk mengembangkan keprofesionalan secara
berkelanjutan secara berkelanjutan dengan belajar sepanjang hayat
8. Memiliki jaminan perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas
keprofesionalan.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Jadi dapat disimpulkan bahwa profesi kependidikan terdiri dari 2 ranah, yaitu profesi
kependidikan dan profesi tenaga kependidikan. Tenaga pendidik yang dimaksud adalah
seseorang yang mengabdikan diri untuk membantu melancarkan dan menunjang
pendidikan, sedangkan Profesi kependidikan adalah tenaga pendidikan yang berkualifikasi
sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar, dsb.
DAFTAR PUSTAKA

Danim, Sudarwan dan Khairil. 2012. Profesi Kependidikan. Bandung: Alfabeta.

Jazira. 2013. Konsep Dasar Profesi. Jakarta.


http://profesikependidikanindonesia.bolgspot.com

Anda mungkin juga menyukai