Oleh:
ABRIANTO. AKUAN
ABSTRAK
DAFTAR ISI
hal
ABSTRAK i
DAFTAR ISI ii
BAB I. PENDAHULUAN 1
1.1 Latar belakang masalah 1
1.2 Tujuan investigasi 1
BABII. OBSERVASI LAPANGAN 2
2.1 Data dan kerusakan pegas ulir bogie 2
2.2 Proses pembuatan pegas ulir bogie 11
BABIII. PENGUJIAN LABORATORIUM 13
3.1 Pengujian komposisi kimia 13
3.2 Pengujian tarik 13
3.3 Pengujian kekerasan 16
3.4 Pengujian metalografi 18
BAB IV. ANALISIS 22
4.1 Analisis metalurgis 22
4.2 Analisis mekanis 28
BABV. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 34
5.1 Kesimpulan 34
5.2 Rekomendasi 35
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
OBSERVASI LAPANGAN
BAB III
PENGUJIAN LABORATORIUM
49
48.5
Kekerasan (HRc)
48
47.5
47
46.5
46
45.5
0 5 10 15 20
Jarak dari permukaan (mm)
BAB IV
ANALISIS
Gambar 4.2 Awal retak lelah yang terjadi pada sisi bawah
lilitan pegas. (0,5 X)
Cos = 15,6 / 18
= 0,867
30o
Sehingga :
Pada daerah fretting
maks pada beban maksimum (F=2921,9 Kg) adalah 58,2
2
Kg/mm
min pada beban minimum (F=2280 Kg) adalah - 45,4
2
Kg/mm
Pada daerah tak fretting
maks pada beban maksimum (F=2921,9 Kg) adalah 46,32
Kg/mm2
min pada beban minimum (F=2280 Kg) adalah - 36
Kg/mm2
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
5.1 Kesimpulan
Keausan terbesar terjadi pada ujung lilitan pegas,
sehingga ujung lilitan akhir menjadi titik kontak keausan
pertama yang mempercepat kerusakan fretting.
Kekerasan daerah permukaan kawat pegas, lebih rendah
dari kekerasan bagian dalam penampangnya (41,3 HRc
47,8 HRc).
Ukuran butir karbida pada bagian permukaan kawat
pegas lebih kasar dibanding daerah penampannya,
sehingga kekerasan dan kekuatannya lebih rendah yang
dapat mempercepat terjadinya keausan.
Patah yang dialami pegas ulir bogie luar adalah patah
lelah (fatigue fracture) dengan kondisi tegangan
maksimum yang bekerja diluar daerah amannya ataupun
batas lelahnya.
Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa patah
yang terjadi pada pegas ulir bogie luar kereta api tersebut
adalah patah lelah sebagai akibat tegangan yang bekerja
melebihi batas lelah materialnya atau tegangan yang
bekerja diluar daerah aman terhadap kegagalan fatigue, hal
ini disebabkan karena adanya perubahan dimensi
permukaan kawat pegas yang diakibatkan oleh kerusakan
fretting yang dipercepat dengan rendahnya kekerasan
permukaan kawat pegas dan kasarnya butir-butir karbida
pada daerah permukaan, serta aktipnya ujung lilitan pegas.
5.2 Rekomendasi
Untuk memperkecil kerusakan fretting pada pegas ulir
adalah perlu dibuat tambahan lilitan mati setelah ujung
lilitan, sedemikian hingga ujung lilitan menjadi tidak
aktip atau mati, serta jumlah total lilitan pegas harus
berakhir dengan setengah.
Temperatur dan waktu pemanasan dalam proses
tempering, perlu dihitung kembali agar supaya terjadi
kehomogenan struktur dan kekerasan antara permukaan
dan penampang dari kawat pegas ulir tersebut.
LITERATUR
LAMPIRAN A
PERHITUNGAN BESAR BUTIR METODA HYEN
8 . 80
=
700 . 178,5
= 5,1 . 10-3 mm
8 . 80
=
700. 199
= 4,6 . 10-3 mm
LAMPIRAN B
FORMULA UNTUK TEGANGAN GESER AKIBAT BEBAN
TORSI
LAMPIRAN C
Lampiran D
PERHITUNGAN JUMLAH SIKLUS FREKWENSI
PEMBEBANAN PADA PEGAS ULIR BOGIE LUAR
KERETA API
W = F = m . g
m = F/g
= 2921,9 / 10
= 0,29219 Kg. dt2 / mm
2 = k / m
= 30 / 0,29219
= 10,1 rad / dt2
sehingga, T = 2 / q
= 6,28 / 0,89
= 7,85
maka, f = 1/T
= 0,13 Cps
= 7,8 Cpm