TINJAUAN PUSTAKA
Press tool tidak dapat bekerja sendiri, untuk bekerja press tool
membutuhkan dukungan dari mesin press. Pada dasarnya mesin press terdiri dari
3 model yaitu,(Gambar 2.1)
Press tool dalam bekerjanya menggunakan mesin press, dan tipe mesin
press yang digunakan adalah sebagai berikut:
1. Straigt Side Press ( mesin press mekanik)
Mesin press rangka yang merupakan hasil rancangan konvensional. Mesin
press tipe ini mempunyai kolom lubang pada ujung landasan yang terbuka
pada bagian depan dan belakangnya, (Gambar2.2).
2. Press Brake
Sebenamya sama dengan mesin press rangka, tetapi pada tipe ini
mempunyai meja yang mencapai 20 kaki. Mesin press tipe ini dapat
menerima proses pengerjaan terpisah dan beberapa press tool.(Gambar
2.3)
Gambar 2.3 Mesin press tipe press brake. (Hudawi:2013)
Compound tool adalah press tool yang dalam satu kali langkah pengerjaan
terjadi dua proses pengerjaan, biasanya piercing dan blanking, (Gambar 2.7).
Press tool jenis ini digunakan untuk menghasilkan dua atau lebih produk
komponen untuk setiap langkah penekanan. Gang tool cocok digunakan untuk
menghasilkan produk dalam jumlah yang banyak dan bentuk komponen yang
tidak rumit dengan kecepatan produksi yang tinggi, (Gambar 2.9).
Gambar 2.9 Gang tool
Progresive tool adalah alat tekan yang memiliki lebih dari satu proses
pengeriaan dan material bergerak dari satu langkah ke langkah berikutnya, yang
pada akhirnya terbentuk suatu produk yang diinginkan. Proses pengerjaannya
dilakukan secara serentak pada setiap posisi, baik proses pemotongan (cutting)
maupun proses pembentukan (forming).
Tujuan utama menggunakan press tool jenis ini adalah untuk mendapatkan
produktivitas yang tinggi. Combination tool merupakan penggabungan proses
pengeriaan seperti piercing, blanking, bending, deep drawing, embossing, dan
lain-lain. Proses ini sama dengan proses progressive tool. Keberhasilan proses
pengerjaan dengan menggunakan press tool jenis ini sangat tergantung pada
keefektifan dari stripper dan pengeluaran produk yang dihasilkan (ejector).
(Gambar 2.11).
Press tool jenis ini merupakan tipe yang sangat umum digunakan untuk
proses pengerjaan yang membutuhkan ketelitian tinggi. Press tool
jenis ini, die set atas dengan die sel baw dihubungkan oleh tiang pengarah yang
dilengkapi dengan bush pengarah pada die set bagian atas dan bawah. Die set ini
dapat dipesan sesuai standar pabrik pembuat, dan digunakan hampir pada semua
jenis pengeriaan.
Keterangan gambar :
Gambar
2.13 Free tool
Sumber : Dasar-Dasar Perancangan Press Tool (2003:22)
4. Parting
Parting adalah proses pemotongan untuk memisahkan pelat. Proses parting
biasanya dilakukan pada langkah akhir pengerjaan produk, (Gambar 2.17).
5. Lanzing
Lanzing adalah proses penyobekan pelat pada tiga sisi, sedangkan satu sisi
lainnya tidak terpotong. Produk hasil proses lanzing yang lazim kita temui.
Gambar 2.18 Lanzing
Sumber : Dasar Dasar Perancangan Press Tool (2003:27)
6. Cropping
Cropping adalah proses pemotongan tanpa sisa dan digunakan jika produk
yang diinginkan tidak rumit. Pada proses ini biasanya lebar punch sama
dengan lebar pelat produk, (Gambar 2.19).
7. Semi Notching
Semi notching adalah proses pemotongan untuk menyobek dua sisi pelat.
Proses ini biasanya dilakukan pada pelat pada bagian tepi produk, (Gambar
2.20).
8. Shaving
Shaving adalah proses pemotongan pelat pada sisi potong yang bertujuan
untuk men Proses ini biasanya didahului dengan proses pemotongan lain,
(Gambar 2.21).
9. Trimming
Trimming adalah proses pemotongan pelat lebih atau sisa pada produk,
misalnya setelah proses deep drawing dan pada produk-produk tuangan,
(Gambar 2.22).
1. Bending
Bending adalah proses pembentukan dengan menekuk pelat pada tempat atau
bagian tertentu dan hasil tekukannya berupa garis lurus, (Gambar 2.23).
2. Flanging
4. Coining
Coining proses pembentukan lekukan atau tonjolan pada kedua pelat, tetapi
tidak sampai menembus pelat, (Gambar 2.260.
Curling adalah proses penggulungan pada satu sisi dari pelat dan biasanya
digunakan untuk menyambung antara dua bagian pelat, (Gambar 2.27).
6. Crimping
Crimping adalah proses pembengkokan pelat yang dipergunakan untuk
melipat atau merapatkan antara pelat dengan benda lain, (Gambar 2.28).
Deep drawing adalah proses pengerindaan dinding (cold forming) pelat yang
telah dipotong sesuai dengan ukuran produk (blank) dengan cara meregang
sampai batas maksimalnya, Gambar 2.29).
8. Collar drawing
Collar drawing adalah proses yang sama dengan deep drawing, perbedaannya
hanya pada proses collar drawing terjadi penembusan langsung. (Gambar
2.30)
Semi piercing adalah proses yang hampir sama dengan piercing, hanya saja
pada proses semi piercing pelat tidak sampai berlubang, (Gambar 2.31).
10. Bulging
Bulging adalah proses pengembungan sebagian pada pipa atau tabung logam
dengan cara pendesakan dari dalam, (Gambar 2.32).
2. Kelonggaran (Clearence)
Clearence adalah kelonggaran antara punch dengan die, sehingga dengan
adanya kelonggaran tersebut memudahkan pergerakan punch saat
pemotongan penentuan kelonggaran yang tepat sangat menentukan
keandalan dari sebuah press tool, umur pemakaian punch dan die, dan
kualitas produk yang dihasilkan Clearence pemotongan dapat dilihat pada
gambar 2.35.
4. Tebal land
Land atau straigh haigh adalah bagian lurus pada die blok yang berfungsi
untuk melancarkan aksi pemotongan dari punch dan die
Tebal land dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
Dimana:
H = Tinggi land (mm)
S = Tebal pelat (mm)
Dimana :
B = Bentangan pelat yang mengalami tekukan (mm)
A = Sudut tekukan (90o)
T = Tebal pelat (1 mm)
K = Konstanta (K -0.33 bila IR <2t dan 0.50 bila IR >2t)
IR = Radius Tekukan (mm)
Dimana :
F = Gaya pemotongan (N)
L = Panjang garis potong (mm)
T = Tebal pelat (mm)
S = Tegangan potong pelat (N/mm2)
7. Perhitungan Gaya Bending
Gaya bending adalah gaya yang diperlukan untuk proses pembentukan akhir
dari produk, dimana produk akan dilakukan bending berbentuk U, menurut
Donalson et all, 1973:740 dalam Zulkhairi). besarnya gaya bending untuk
produk berbentuk U dapat dihitung dengan persamaan berikut :
Dimana :
F = Gaya bending (N)
k = Konstanta untuk U bending (0,67)
L = Panjang garis bending (mm)
t = Tebal pelat (mm)
sy = Tegangan yield produk = 220 N/mm2
W = Jarak antara radius punch dan die
=R1+ R2 +C
R1 = Radius die (mm)
R2- = Radius punch (mm)
C = Tebal pelat (mm)
8. Gaya Stripper
Gaya stripper adalah besarnya gaya penekanan pelat stripper terhadap pelat
produk akibat penggunaan pegas, Menurut Donaldson et all (1973 698
dalam zulkhairi:2013), besarnya gaya stripper yang diijinkan adalah 5%
sampai dengan 20% dari jumlah gaya potong, maka besarnya gaya stripper
dapat dihitung persamaan berikut :
Dimana :
Fsp = Gaya stripper (N)
Ftotal = Gaya potong keseluruhan (N)
Dimana
LX = Jarak titik pusat gaya terhadap sumbu Y (mm)
LY = Jarak titik pusat gaya terhadap sumbu X (mm)
X = Jarak tiap-tiap gaya terhadap sumbu X (mm)
Y = Jarak tiap-tiap gaya terhadap sumbu Y (mm)
F = Gaya yang bekerja (N)