Anda di halaman 1dari 27

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Press Tool

Press tool adalah suatu alat yang dipergunakan untuk pengerjaan


pemotongan dan pembentukan pelat menjadi produk yang diinginkan berdasarkan
prinsip penekanan. Press tool dapat berfungsi sebagai alat pemotong atau alat
pembentuk saja, dan dapat pula dalam suatu alat bekerja bersamaan antara
pemotongan dan pembentukan. (Hudawi:2013)

Press tool tidak dapat bekerja sendiri, untuk bekerja press tool
membutuhkan dukungan dari mesin press. Pada dasarnya mesin press terdiri dari
3 model yaitu,(Gambar 2.1)

a) Mesin press hidrolik b) mesin press pneumatik

c) Mesin press mekanik

Gambar 2.1 Mesin press hidrolik, pneumatik, dan mekanik.(Hudawi:2013)

Press tool dalam bekerjanya menggunakan mesin press, dan tipe mesin
press yang digunakan adalah sebagai berikut:
1. Straigt Side Press ( mesin press mekanik)
Mesin press rangka yang merupakan hasil rancangan konvensional. Mesin
press tipe ini mempunyai kolom lubang pada ujung landasan yang terbuka
pada bagian depan dan belakangnya, (Gambar2.2).

Gambar 2.2 Mesin press tipe Suraigt side Press. (Hudawi:2013)

2. Press Brake
Sebenamya sama dengan mesin press rangka, tetapi pada tipe ini
mempunyai meja yang mencapai 20 kaki. Mesin press tipe ini dapat
menerima proses pengerjaan terpisah dan beberapa press tool.(Gambar
2.3)
Gambar 2.3 Mesin press tipe press brake. (Hudawi:2013)

3. Open Back Inclinable (OBI)


Tipe mesin press ini paling sering digunakan sebagai sumber daya press
tool dalam operasi pemotongan dan pembentukan. Daya tekan yang
tersedia pada mesin press open back inclinable mencapai 15 ton, (Gambar
2.4).

Gambar 2.4 Mesin press Open Back Inclinable (OB).


(Hudawi:2013)
2.2 Jenis Jenis Press Tool

Menurut Ir. H. Saifuddin dan Hamdani, SST (2003:14), keanekaragaman


bentuk produk yang dihasilkan press tool menyebabkan jenis press tool yang
digunakan berbeda-beda. Kerumitan produksi suatu produk tentunya sangat
mempengaruhi bentuk rancangan perkakas yang akan digunakan.
Pengelompokkan jenis press tool biasanya dilakukan menurut proses kerjanya,
adapun yang di jelaskan diatas diantaranya adalah adalah sebagai berikut :

2.2.1 Blank through tool


Blank through tool merupakan perkakas potong penembus langsung,
dimana punch diarahkan oleh stripper yang dipasang tetap pada die. Punch diikat
pada pelat atas dengan menggunakan baut dan pin. Die diikat tetap pada pelat
bawah yang berlubang bagian tengahnya dan membesar ke arah bawah untuk
mengeluarkan produk (blank) atau sisa hasil pemotongan,(Gambar 2.5).

Gambar 2.5 Blank through tool


Sumber: Dasar Dasar Perancangan Press Tool (2003:15)
 Keuntungan dari blank ihrough tool adalah sebagai berikut:
1. Dapat digunakan untuk pelat yang relatif tebal.
2. Kontruksi tidak rumit sehingga mudah dalam pengambilan produk.
3. Produktifitas tinggi.

 Kerugian dari blank through tool adalah sebagai berikut :


1. Hanya dapat memproduksi produk-produk yang sederhana.
2. Produk yang dihasilkan kurang rata dan kurang presisi.

2.2.2 Inverted blanking tool


Inverted blanking tool adalah perkakas potong dengan kontruksi terbalik,
dimana die dipasang pada pelat atas dan punch dipasang pada pelat bawah. Untuk
memudahkan dalam pelepasan produk atau sisa pelat, perkakas ini dilengkapi
dengan pelepas (Enjector pat) yang dilengkapi dengan pelat spring dan
transferpin. Inverted blanking tool menggunakan stripper yang dapat bergerak
(travelling stripper), (Gambar 2.6).

Gambar 2.6 Inverted blanking tool

Sumber: Dasar Dasar Perancangan Press Tool (2003:15)

 Keuntungan dari Inverted blanking tool adalah sebagai berikut:


1. Dapat menghasilkan produk yang rata.
2. Dapat difungsikan sebagai pengikis (shaving).
3. Dapat digunakan untuk produk-produk yang tipis.

 Kerugian dari Inverled blanking tool adalah sebagai berikut :


1. Konstruksinya rumit.
2. Produk tidak langsung jatuh sehingga menyulitkan saat pengambilan.
3. Tidak bisa digunakan stripper tetap (fixed stripper).
4. Produktifitas kecil.

2.2.3 Compound Tool

Compound tool adalah press tool yang dalam satu kali langkah pengerjaan
terjadi dua proses pengerjaan, biasanya piercing dan blanking, (Gambar 2.7).

Gambar 2.7 Compound Tool


Sumber : Dasar-Dasar Perancangan Press Tool (2003:16)

 Keuntungan dari compound tool adalah sebagai berikut :

1. Produktifitas yang tinggi.


2. Tidak memerlukan ruang yang luas
3. Dapat melakukan proses blanking dan piercing dalam waktu yang
bersamaan
4. Produk yang dihasilkan presisi dan rata.
5. Menghemat penggunaan mesin press.

 Kerugian dari compound tool adalah sebagai berikut :


1. Sulit digunakan untuk pelat yang tebal.
2. Komponen punch dan die akan cenderung cepat tumpul.
3. Kontruksinya rumit.
4. Biaya perawatan mahal.

2.2.4 Group Tool

Group tool merupakan suatu perkakas tekan dengan penggabungan dua


atau lebih proses pengejaan dan aliran pelat produk (stoc) untuk masing-masing
proses bergerak secara terputus. Pada setiap proses pengerjaan menghasilkan
produk yang berbeda-beda, (Gambar 2. 8).

Gambar 2.8 Group tool


Sumber : Dasar-Dasar Perancangan Press Tool (2003:17)
 Keuntungan dari group tool adalah sebagai berikut :
1. Dapat melakukan dua atau lebih proses pengerjaan dalam satu kali
penekanan
2. Menghemat penggunaan mesin press.

3. Menghemat biaya perencanaan.

 Kerugian dari group tool adalah sebagai berikut :


1. Produktivitas rendah.
2. Waktu untuk setting pelat produk berbeda-beda.
3. Memerlukan operator lebih dari satu orang dan kurang terjamin
keselamatan kerjanya.

2.2.5 Gang Tool

Press tool jenis ini digunakan untuk menghasilkan dua atau lebih produk
komponen untuk setiap langkah penekanan. Gang tool cocok digunakan untuk
menghasilkan produk dalam jumlah yang banyak dan bentuk komponen yang
tidak rumit dengan kecepatan produksi yang tinggi, (Gambar 2.9).
Gambar 2.9 Gang tool

Sumber : Dasar-Dasar perancangan press tool (2003:18)

 Keuntungan dari gang tool adalah sebagai berikut


1. Dapat menghasilkan lebih dari satu produk dalam satu kali langkah kerja.
2. Kecepatan produksi relatif tinggi, untuk menghasilkan produk yang tidak
rumit.
 Kerugian dari gang tool adalah sebagai berikut
1. Tidak dapat mengeriakan produk yang rumit.
2. Membutuhkan gaya yang besar.
3. Punch dan die cepat tumpul.

2.2.6 Progresive Tool

Progresive tool adalah alat tekan yang memiliki lebih dari satu proses
pengeriaan dan material bergerak dari satu langkah ke langkah berikutnya, yang
pada akhirnya terbentuk suatu produk yang diinginkan. Proses pengerjaannya
dilakukan secara serentak pada setiap posisi, baik proses pemotongan (cutting)
maupun proses pembentukan (forming).

Pada perkakas progresive tool ini biasanya ditemukan kesulitan dalam


merancang aliran proses pengeriaan produk (striplay-out), karena jarak komponen
yang satu dengan lainnya terlalu berdekatan. Hal ini dapat diatasi dengan langkah
tanpa pengerjaan atau langkah kosong (idie), ini juga dapat mempermudah dalam
merencanakan diesnya dan menyamaratakan distribusi gaya tekan. Finger stop
berfungsi untuk memposisikan ujung material produk saat pertama dimasukkan
dalam pelat pengarah pada dies, (Gambar 2.10).

Gambar 210 Progressive tool


Sumber : Dasar-Dasar perancangan press tool (2003:19)
 Keuntungan dari progressive lool adalah sebagai berikut:
1. Produktivitas tinggi.
2. Memungkinkan pengerjaan secara otomatis.
3. Dapat menggantikan kombinasi dari beberapa jenis press tool.
4. Menghasilkan produk yang presisi.

 Kerugian dari progeressive tool adalah sebagai berikut:


1. Harga peralatan mahal.
2. Tidak efektif digunakan untuk produk-produk yang besar.
3. Biaya perawatan mahal.

2.2.7 Combination Tool

Tujuan utama menggunakan press tool jenis ini adalah untuk mendapatkan
produktivitas yang tinggi. Combination tool merupakan penggabungan proses
pengeriaan seperti piercing, blanking, bending, deep drawing, embossing, dan
lain-lain. Proses ini sama dengan proses progressive tool. Keberhasilan proses
pengerjaan dengan menggunakan press tool jenis ini sangat tergantung pada
keefektifan dari stripper dan pengeluaran produk yang dihasilkan (ejector).
(Gambar 2.11).

Gambar 2.11 Combination fool


Sumber : Dasar-Dasar Perancangan Press Tool (2003:21)

 Keuntungan dari Combination tool adalah sebagai berikut :


1. Tidak membutukan ruang yang luas.
2. Produktivitas tinggi.
 Kerugian dari Combination tool adalah sebagai berikut :
1. Keefektifannya sangat tergantung pada stripper dan ejector, sehingga
komponen ini memerlukan perhatian lebih, baik dalam perencanaan,
pemakaian, dan perawatan.

2.2.8 Die Set Tool

Press tool jenis ini merupakan tipe yang sangat umum digunakan untuk
proses pengerjaan yang membutuhkan ketelitian tinggi. Press tool
jenis ini, die set atas dengan die sel baw dihubungkan oleh tiang pengarah yang
dilengkapi dengan bush pengarah pada die set bagian atas dan bawah. Die set ini
dapat dipesan sesuai standar pabrik pembuat, dan digunakan hampir pada semua
jenis pengeriaan.

Gambar 2.12 Die set tool


Sumber: Dasar-Dasar Perancangan Press Tool (2003:21)

Keterangan gambar :

1. Die set top


2. Die set bottom
3. Guide bush upper
4. Guide bush bottom
5. Pillar

2.2.9 Free Tool


Press tool jenis ini tidak menggunakan tiang pengarah (guide pillar)
sebagai penghubung antara pelat atas dengan pelat bawah, tetapi terjadi hubungan
langsung. Tangkai pemegang (hanky diikat pada bolster mesin press bagian atas
dan pelat bawah diikat pada bolster bagian bawah pada meja (bed) mesin press.
Press tool ini biasa digunakan untuk produk-produk yang sederhana bentuknya,
seperti untuk blanking tool, piercing tool, notching, dan lain-lain, (Gambar 2.13).

Gambar
2.13 Free tool
Sumber : Dasar-Dasar Perancangan Press Tool (2003:22)

2.3 Penggolongan Kerja Pada Press Tool


(Menurut Coril Donaldson, Lecain George C Goold dalam Hudawi:2013 ),
press tool dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu proses pemotongan dan
proses pembentukan:

2.3.1 Proses pemotongan

Menurut jenis operasinya, proses pemotongan dapat digolongkan menjadi


beberapa jenis yaitu:
1. Blanking
Blanking adalah proses pemotongan pada sekeliling pisau potong (punch)
hingga didapat bentuk yang diinginkan. Bagian produk yang jatuh melalui
lubang pada die, hasil pemotongan tersebut dinamakan blanking, (Gambar
2.14).

Gambar 2.14 Blanking


Sumber: Dasar-Dasar Perancangan Press Tool (2003.25)
2. Piercing
Piercing adalah proses pemotongan yang sama dengan proses blanking,hanya
proses ini bertujuan mengambil hasil lubangnya, (Gambar 2.15).

Gambar 2.15 Piercing


Sumber: Dasar-Dasar Perancangan Press Tool (2003:26)
3. Notching

Notching adalah proses pemotongan untuk menghilangkan pelat,biasanya dua


atau tiga sisi pada tempat yang diinginkan, (Gambar 2.16).

Gambar 2.16 Notching


Sumber : Dasar Dasar Perancangan Press Tool (2003:26)

4. Parting
Parting adalah proses pemotongan untuk memisahkan pelat. Proses parting
biasanya dilakukan pada langkah akhir pengerjaan produk, (Gambar 2.17).

Gambar 2.17 Parting


Sumber: Dasar-Dasar Perancangan Press Tool (2003:27)

5. Lanzing

Lanzing adalah proses penyobekan pelat pada tiga sisi, sedangkan satu sisi
lainnya tidak terpotong. Produk hasil proses lanzing yang lazim kita temui.
Gambar 2.18 Lanzing
Sumber : Dasar Dasar Perancangan Press Tool (2003:27)

6. Cropping

Cropping adalah proses pemotongan tanpa sisa dan digunakan jika produk
yang diinginkan tidak rumit. Pada proses ini biasanya lebar punch sama
dengan lebar pelat produk, (Gambar 2.19).

Gambar 2.19 Cropping


Sumber : Dasar DasarPerancangan Press Tool, (2003:27)

7. Semi Notching

Semi notching adalah proses pemotongan untuk menyobek dua sisi pelat.
Proses ini biasanya dilakukan pada pelat pada bagian tepi produk, (Gambar
2.20).

Gambar 2.20 Semi Notching


Sumber : Dasar Dasar Perancangan Press Tool (2003.28)

8. Shaving

Shaving adalah proses pemotongan pelat pada sisi potong yang bertujuan
untuk men Proses ini biasanya didahului dengan proses pemotongan lain,
(Gambar 2.21).

Gambar 2.21 Shaving


Sumber : Dasar Dasar Perancan Pres Tool. (2003:28)

9. Trimming

Trimming adalah proses pemotongan pelat lebih atau sisa pada produk,
misalnya setelah proses deep drawing dan pada produk-produk tuangan,
(Gambar 2.22).

Gambar 2.22 Trimming

Sumber : Dasar-Dasar Perancangan Press Tool (2003:28)


2.3.2 Proses pembentukan

Menurut jenis operasinya proses pembentukan dapat digolongkan menjadi


beberapa jenis yaitu:

1. Bending

Bending adalah proses pembentukan dengan menekuk pelat pada tempat atau
bagian tertentu dan hasil tekukannya berupa garis lurus, (Gambar 2.23).

Gambar 2.23 Bending


Sumber : Dasar-Dasar Perancangan Press Tool (2003:29)

2. Flanging

Flanging adalah proses pembentukan dengan menekuk pelat pada tempat


tertentu dan hasilnya berupa garis berbentuk radius, (Gambar 2.24).

Gambar 2.24 Flanging


Sumber : Dasar-Dasar Perancangan Press Tool (2003:29)
3. Embossing
Embossing adalah proses pembentukan lekukan atau tonjolan pada
permukaan pelat. Produk hasil proses embossing yang sering kita jumpai
sehari-hari adalah tutup botol, (Gambar 2.250.

Gambar 2.25 Embossing


Sumber : Dasar-Dasar Perancangan Press Tool (2003:29)

4. Coining

Coining proses pembentukan lekukan atau tonjolan pada kedua pelat, tetapi
tidak sampai menembus pelat, (Gambar 2.260.

Gambar 2.26 Coining


Sumber: Dasar-Dasar Perancangan Press Tool (2003:30)
5. Curling

Curling adalah proses penggulungan pada satu sisi dari pelat dan biasanya
digunakan untuk menyambung antara dua bagian pelat, (Gambar 2.27).

Gambar 2.27 Curling


Sumber: Dasar-Dasar Perancangan Press Tool (2003:30)

6. Crimping
Crimping adalah proses pembengkokan pelat yang dipergunakan untuk
melipat atau merapatkan antara pelat dengan benda lain, (Gambar 2.28).

Gambar 2.28 Crimping


Sumber: Dasar-Dasar Perancangan Press Tool (2003:31)
7. Deep drawing

Deep drawing adalah proses pengerindaan dinding (cold forming) pelat yang
telah dipotong sesuai dengan ukuran produk (blank) dengan cara meregang
sampai batas maksimalnya, Gambar 2.29).

Gambar 2.29 Deep drawing


Sumber: Dasar-Dasar Perancangan Press Tool (2003:31)

8. Collar drawing
Collar drawing adalah proses yang sama dengan deep drawing, perbedaannya
hanya pada proses collar drawing terjadi penembusan langsung. (Gambar
2.30)

Gambar 2.30 Collar drawing


Sumber: Dasar-Dasar Perancangan Press Tool (2003:32)
9. Semi piercing

Semi piercing adalah proses yang hampir sama dengan piercing, hanya saja
pada proses semi piercing pelat tidak sampai berlubang, (Gambar 2.31).

Gambar 2.31 Semi piercing


Sumber: Dasar-Dasar Perancangan Press Tool (2003:32)

10. Bulging

Bulging adalah proses pengembungan sebagian pada pipa atau tabung logam
dengan cara pendesakan dari dalam, (Gambar 2.32).

Gambar 2.32 Bulging


Sumber: Dasar-Dasar Perancangan Press Tool ( 2003.32)

2.4 Bagian-Bagian Utama Press Tool


Menurut Ir. H. Saifuddin, MT dan Hamdani, SST (2003 press tool terdiri atas
banyak komponen-komponen utamanya. Kesalahan pada rancangan, pemilihan
bahan, metode pembuatan, kelonggaran dan toleransi, akan berdampak pada
output press tool yang tidak maksimal, berikut ini adalah bagian-bagian dari
Gambar 2.33.

Gambar 2.34 Bagian-bagian Group Tool


Sumber Dasar-Dasar Perancangan Press Tool 2003:17)

2.5 Perhitungan Komponen Utama Press Tool

Perhitungan komponen utama press tool dititik beratkan pada komponen-


komponen yang paling penting dan sangat berpengaruh terhadap keandalan press
tool. Perhitungan tersebut meliputi: panjang punch, clearence, penetrasi punch
dan tebal land.
1. Panjang Punch
Panjang punch perlu diperhitungkan untuk mencegah teriadinya bengkok
pada punch pada saat penekanan sehingga dalam pemakaian tidak
menimbulkan efek-efek yang tidak diinginkan dan pertimbangan efisiensi.
Menurut Suchi (1998:155 dalam zulkhairi:2013) panjang punch maksimum
dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
Dimana :
L max = Panjang punch maksimum (mm)
D = Diameter punch (mm)
E = Modulus elastisitas bahan (N/mm2)
S = Tegangan potong pelat (N/mm2)
T = Tebal material produk (mm)

2. Kelonggaran (Clearence)
Clearence adalah kelonggaran antara punch dengan die, sehingga dengan
adanya kelonggaran tersebut memudahkan pergerakan punch saat
pemotongan penentuan kelonggaran yang tepat sangat menentukan
keandalan dari sebuah press tool, umur pemakaian punch dan die, dan
kualitas produk yang dihasilkan Clearence pemotongan dapat dilihat pada
gambar 2.35.

Gambar 2.35 Clearance antara die dengan punch.(Zulkhairi 2013:34)

Kelonggaran antara die dengan punch dapat dihitung dengan rumus:


Dimana :
Us = Kelonggaran die dengan punch (mm)
C = Faktor kerja (0,01)
S = Ketebalan pelat produk (mm)
τp = Tegangan potong punch terkecil (N/mm2)

Adapun Clearence pemotongan, untuk proses blanking dan piercing


adalah :
 Untuk proses blanking, clearence dibuat pada punch.
 Untuk proses piercing, clearence dibuat pada die.

4. Tebal land
Land atau straigh haigh adalah bagian lurus pada die blok yang berfungsi
untuk melancarkan aksi pemotongan dari punch dan die
Tebal land dapat dihitung dengan menggunakan rumus:

Dimana:
H = Tinggi land (mm)
S = Tebal pelat (mm)

Gambar 2.36 Land pada die blok


Sumber: Dasar-Dasar Perancangan Press Tool, (2003:30)
5. Perhitungan Panjang Bentangan Produk
Pada proses pembentukan pelat produk mengalami peregangan hingga
melewati batas elastisitas bahan tersebut sampai membentuk produk sesuai
dengan dimensi yang direncanakan, hal ini dikarenakan panjang produk
telah bertambah dari panjang sebelum terjadi pembentukan, untuk
mendapatkan produk yang pressisi, harus dilakukan perhitungan bentangan
produk tepat.
Menurut Donalson, et all. (1973:737 dalam Zulkhairi:2013) panjang
bentangan produk untuk proses penekukan bentuk "U" dapat dihitung
menggunakan rumus:

Dimana :
B = Bentangan pelat yang mengalami tekukan (mm)
A = Sudut tekukan (90o)
T = Tebal pelat (1 mm)
K = Konstanta (K -0.33 bila IR <2t dan 0.50 bila IR >2t)
IR = Radius Tekukan (mm)

6. Perhitungan Gaya Potong


Gaya potong adalah gaya yang dibutuhkan untuk penembusan punch
terhadap pelat produk. menurut Donaldson et all (1973:568 dalam
Zulkhairi:2013) besarnya gaya potong dapat dihitung dengan persamaan:

Dimana :
F = Gaya pemotongan (N)
L = Panjang garis potong (mm)
T = Tebal pelat (mm)
S = Tegangan potong pelat (N/mm2)
7. Perhitungan Gaya Bending
Gaya bending adalah gaya yang diperlukan untuk proses pembentukan akhir
dari produk, dimana produk akan dilakukan bending berbentuk U, menurut
Donalson et all, 1973:740 dalam Zulkhairi). besarnya gaya bending untuk
produk berbentuk U dapat dihitung dengan persamaan berikut :

Dimana :
F = Gaya bending (N)
k = Konstanta untuk U bending (0,67)
L = Panjang garis bending (mm)
t = Tebal pelat (mm)
sy = Tegangan yield produk = 220 N/mm2
W = Jarak antara radius punch dan die
=R1+ R2 +C
R1 = Radius die (mm)
R2- = Radius punch (mm)
C = Tebal pelat (mm)
8. Gaya Stripper
Gaya stripper adalah besarnya gaya penekanan pelat stripper terhadap pelat
produk akibat penggunaan pegas, Menurut Donaldson et all (1973 698
dalam zulkhairi:2013), besarnya gaya stripper yang diijinkan adalah 5%
sampai dengan 20% dari jumlah gaya potong, maka besarnya gaya stripper
dapat dihitung persamaan berikut :

Dimana :
Fsp = Gaya stripper (N)
Ftotal = Gaya potong keseluruhan (N)

9. Perhitungan Titik Berat


Perhitungan titik berat dilakukan terhadap jarak punch potong, punch
bending dan pegas searah sumbu x danY, perhitungan titik berat ini berguna
untuk memudahkan penempatan tangkai pemegang (shank) dengan tepat,
sehingga press tool dapat bekerja dengan stabil. Menurut Sharma (2003 76)
jarak titik berat dapat dihitung menggunakan rumus berikut:

 Titik berat untuk sumbu X

 Titik berat untuk sumbu Y

Dimana
LX = Jarak titik pusat gaya terhadap sumbu Y (mm)
LY = Jarak titik pusat gaya terhadap sumbu X (mm)
X = Jarak tiap-tiap gaya terhadap sumbu X (mm)
Y = Jarak tiap-tiap gaya terhadap sumbu Y (mm)
F = Gaya yang bekerja (N)

Anda mungkin juga menyukai