UNIVERSITAS GUNADARMA
2019
TUJUAN
Setelah mengikuti pelatihan Modul Jig dan Fixture mahasiswa dapat mengerti dan
memahami,
1
Modul
Jig didefinisikan sebagai peralatan khusus yang memegang, menyangga atau ditempatkan
pada komponen yang akan dimesin. Alat ini adalah alat bantu produksi yang dibuat sehingga
ia tidak hanya menempatkan dan memegang benda kerja tetapi juga mengarahkan alat potong
ketika operasi berjalan. Jig biasanya dilengkapi dengan bushing baja keras untuk
mengarahkan mata gurdi/bor (drill) atau perkakas potong lainnya. Pada dasarnya, jig yang
kecil tidak dibaut/dipasang pada meja kempa gurdi (drill press table). Namun untuk diameter
penggurdian diatas 0,25 inchi, jig biasanya perlu dipasang dengan kencang pada meja.
1.2. Jenis-Jenis Jig
1. Jig Bor.
Jig bor digunakan untuk mengebor lobang yang besar untuk digurdi atau ukurannya aneh(
Pengkasaran )
2. Jig Gurdi
Jig gurdi digunakan untuk menggurdi (drilling), meluaskan lobang (reaming), mengetap,
chamfer, counterbore, reverse spotface atau reverse countersink.Jig dasar umumnya
hampir sama untuk setiap operasi pemesinan, perbedaannya hanya dalam ukuran dan
bushing yang digunakan.
Jig gurdi bisa dibagi atas 2 tipe umum yaitu tipe terbuka dan tipe tertutup. Jig gurdi
terbuka adalah untuk operasi sederhana dimana benda kerja dimesin pada hanya satu sisi.
Jig gurdi tertutup atau kotak digunakan untuk komponen yang dimesin lebih dari satu
sisi.
2
Gambar 1.1 Operasi umum Jig gurdi
Jig template adalah jig yang digunakan untuk keperluan akurasi. Jig tipe ini terpasang
diatas, pada atau didalam benda kerja dan tidak diklem . Template bentuknya paling sederhana
dan tidak mahal. Jig jenis ini bisa mempunyai bushing atau tidak.
Jig plate sejenis dengan template, perbedaannya hanya jig jenis ini mempunyai klem
untuk memegang benda kerja.
3
Gambar 1.3 Jig plate
Jig plate kadang-kadang dilengkapi dengan kaki untuk menaikkan benda kerja dari meja
terutama untuk benda kerja yang besar. Jig jenis ini disebut jig table/meja.
Jig sandwich adalah bentuk jig plate dengan pelat bawah. Jig jenis ini ideal untuk komponen
yang tipis atau lunak yang mungkin bengkok atau terlipat pada jig jenis lain.
4
Gambar 1.4 Jig pelat sudut
Jig angle plate bisa juga dapat di modifikasi dengan cara memutar bagian bawah seperti gambar
di bawah ini.
5
Gambar 1.6 Jig kotak atau tumble
Jig Channel adalah bentuk paling sederhana dari jig kotak. Komponen dipegang diantara dua
sisi dan dimesin dari sisi ketiga.
Jig leaf (daun) adalah jig kotak dengan engsel daun untuk kemudahan pemuatan dan
pelepasan (gambar 2.11). Jig leaf biasanya lebih kecil dari jig kotak.
6
Gambar 1.8 Jig daun
Jig indexing digunakan untuk meluaskan lobang yang dimesin lainnya disekeliling komponen
(gambar 1.9). Untuk melakukan ini, jig menggunakan komponen sendiri atau pelat referensi dan
sebuah plunger. Jig indexing yang besar disebut juga jig rotary.
7
Gambar 1.10 Jig trunnion
Jig pompa adalah jig komersial yang mesti disesuaikan oleh pengguna (gambar 1.11). Pelat yang
diaktifkan oleh tuas membuat alat ini bisa memasang dan membongkar benda kerja dengan cepat.
8
Gambar 1.12 Jig multi-station
9
1.4 Jenis – Jenis Fixture
Jenis fixture dibedakan terutama oleh bagaimana alat bantu ini dibuat. Perbedaan utama
dengan jig adalah beratnya. Fixture dibuat lebih kuat dan berat dari jig dikarenakan gaya perkakas
yang lebih tinggi.
Fixture pelat adalah bentuk paling sederhana dari fixture (gambar 1.13). Fixture dasar dibuat
dari pelat datar yang mempunyai variasi klem dan locator untuk memegang dan memposisikan benda
kerja. Konstruksi fixture ini sederhana sehingga bisa digunakan pada hampir semua proses
pemesinan.
10
Gambar 1.15 Fixture pelat sudut modifikasi
Fixture vise-jaw, digunakan untuk pemesinan komponen kecil (gambar 1.16). Dengan alat
ini, vise jaw standar digantikan dengan jaw yang dibentuk sesuai dengan bentuk komponen.
11
Gambar 1.18 Komponen mesin dengan mengunakan Fixture Indeks
Fixture duplex adalah jenis paling sederhana dari jenis ini dimana hanya ada dua stasiun
(gambar 1.19). Mesin tersebut bisa memasang dan melepaskan benda kerja ketika pekerjaan
pemesinan berjalan.
12
Welding Fixture, Fixture pengelasan biasanya dirancang untuk menampung dan
mendukung berbagai komponen (benda kerja) yang akan dilas. Hal ini diperlukan untuk
mendukung mereka di lokasi yang tepat yang mampu mencegah distorsi pada benda kerja selama
pengelasan. Untuk ini elemen penolong perlu ditempatkan dengan hati-hati, penjepit harus
ringan tapi tegas, penempatan elemen penjepit harus bersih dari area pengelasan dan fixture
harus cukup stabil dan kaku untuk menahan tekanan pengelasan. Tidak ada batasan untuk
merancang fixture pengelasan. Desainnya tergantung dan didorong oleh fakta yang diinginkan,
dan bagaimana mengatasi masalah yang muncul dengan fixture saat ini. Menjaga tingkat
produksi cepat bebas cacat sebagai target utama. Pepatah yang terkenal "Need is the mother of
discovery" berlaku sempurna dalam hal desain fixture pengelasan.
Dalam banyak kasus, praktik yang paling disukai adalah dengan cara pertama mengelas
struktur dengan memegangnya di jig pengelasan dan kemudian memindahkannya ke fixturte
penahan untuk pengelasan penuh. Hal ini membantu mengurangi kemungkinan distorsi dan
fixturenya mengalami tekanan yang lebih rendah. Contoh fixture pengelasan diperlihatkan dalam
gambar berikut.
13
(b). Mengurangi waktu siklus produk, dimana benda kerja dan peralatan alat terletak
pada posisi yang tepat sebelum operasi secara otomatis.
(c). Menjaga kualitas produk. Seperti diketahui variabilitas dimensi dalam produksi
massal sangat rendah sehingga proses manufaktur yang didukung oleh penggunaan
jig dan fixture akan menjaga kualitas yang konsisten.
(e). Kondisi operasi seperti kecepatan, laju makan dan kedalaman potongan dapat diatur
ke nilai yang lebih tinggi karena kekakuan penjepitan benda kerja oleh jig dan
fixture.
(f). Operator yang bekerja menjadi nyaman karena upayanya dalam mengatur benda
kerja bisa dihilangkan. Dan operator semi terampil dapat diberi pekerjaan sehingga
menghemat biaya tenaga kerja juga.
(g). Tidak perlu memeriksa kualitas produk asalkan kualitas jig dan fixture dipastikan.
(h). Meningkatkan efisiensi penggunaan mesin perkakas sehingga berakibat
menurunkan biaya produksi.
(i). Mesin-mesin lama masih dapat dimanfaatkan karena ketelitian hasil benda kerja
telah dijamin jig & fixture. Pada beberapa kasus penggunaan mesin-mesin khusus
masih diperlukan, tetapi dengan pemanfaatkan jig & fixture secara ekonomis
akan mengoptimalkan penggunaan mesin-mesin tersebut.
(k). Suku cadang dapat disediakan setiap saat sesuai kualitas yang sama dengan aslinya
sehingga kemampuan penukaran komponen terjamin.
(l). Melalui system pencekaman benda kerja yang aman akan menghindari keausan alat
cekam sehingga secara langsung akan menurunkan biaya alat.
(m). Bersamaan dengan pengerjaan benda kerja, operator dapat mempersiapkan
pencekaman benda kerja dan melepas benda kerja yang telah selesai dikerjakan.
(n). Penurunan waktu produksi setiap benda kerja akan mengurangi biaya produksi,
14
sehingga akan memiliki daya saing karena harga jualnya dapat diturunkan.
1.6 Pertimbangan Dalam Perencanaan Jig Dan Fixture
Sebelum memutusakan penggunaan jig and fixture pada suatu proses produksi sangat
perlu dipertimbangkan pemenuhan tuntunan dibawah ini :
1. Fungsi
Fungsi yang utama pada pembuatan jig and fixture adalah bentuk dan toleransi
yang diaharapkan dapat tercapai
Keseragaman ukuran pada produk masal tercapai
Waktu proses sebelum penggunaan jig and fixture yang panjang akibat
penyetingan dan penggunaan benda kerja berkurang secara nyata.
Pada penggunaan checking fixture ukuran atau bentuk yang diterima tidak dapat
segera dikenali.
2. Penanganan
Jig and fixture harus dapat dioperasikan dengan mudah dan cepat oleh operator
awam sekalipun
Elemen operasi mudah dikenali dan dimengerti cara kerjanya.
Perlu mempertimbangkan aspek penggunaannya misal : seorang untuk
pertimbangkan berat, alat bantu khusus jika menggunakan khusus jika
menggunakan khusus operator cacat.
3. Ekonomi
Biaya pembuatan jig and fixture lebih murah
Target pencapaian BEF ( break event point ) tercapai.
4. Kontruksi
Optimalisasi penggunaan elemen standar .
Penggunaan elemen yang lepas pasang mempertimbangkan waktu penanganan .
Jig and fixture yang bergerak dipertimbangkan terlebih dahulu kegunaan elemen
yang mengunci sendiri (self locking ) pada mesin yang memiliki putaran tinggi,
atau tergesernya benda kerja akibat kerusakan alat potong perlu dipertimbangkan
dengan baik dan benar.
15
5. Keamanan
Aspek umum keselamatan di tempat kerja hasru diperhatikan.
Pengamatan terhadap instalasi listrik, mekanik dan tekanan yang berlebihan.
Pengamanan pada saat proses permesinan atau kegagalan permesinan.
Pengamanan terhadap kegagalan sumber tenaga pencekam.
Keamanan terhadap benda kerja akibat kesalahan peletakan, pencekaman dan saat
proses.
1.7 Aspek teknis pembuatan jig and fixture
Untuk menghasilkan penepatan peralatan yang baik, sejumlah peralatan teknis perlu
dipenuhi yaitu :
1. Peletakan benda kerja (location)
Benda kerja memiliki ruang yang cukup pada peletakannya dan tidak
memungkinkan benda terbalik atau salah pasang untuk menghindari kesalahan
pekerjaan. Titik peletakan cukup jelas terlihat oleh operator. Dalam hal ini, benda
kerja memiliki ukuran mentah seperti benda tuangan (sacting) dimungkinkan
peletakan yang dapat diatur (adjustable) untuk menjaga kehausan lakator atau
variasi ukuran benda kerja
2. Pencekaman
Penyusunan atau peletakan pencekaman dan besarnya gaya pencekaman benar-
benar meniadakannya reaksi akibat gaya-gaya luar akibat pemotongan benda kerja /
proses. Gaya pencekam tidak menyebabkan benda kerja terdeformasi untuk
merusak permukaan. Pencekaman haruslah logis dan mudah.
3. Pemasangan (handing)
Komponen kontrol dan jig and fixture keseluruhan harus ringan dan mudah untuk
dinaik turunkan dari mesin ke mesin. Untuk itu elemen mesin untuk pemengangan
dan memindahkan jig and fixture harus tersedia. Tidak ada sisi tajam pada jig and
fixture, benda kerja kecil dan sulit dalam pemasangan dan pelepasan diberikan
kemudahan.
4. Keleluasaan
16
Tersedia cukup ruangan untuk pembangunan beram hasil pemotongan jika beram
tidak diinginkan terbuang keluar melalui arah yang sama dengan arah pemotongan.
Penggunaan celah untuk tangan operator atau alat bantu yang tersumbat sangat
memungkinkan.
5. Kekuatan stabilitas
Meskipun jig and fixture diharapkan sering mungjin kestabian sangat diperlukan,
proposional sangat besar benda kerja dan gaya luar yang bekerja. Jika perlu
digunakan peningkatan baut-mur terhadap mesin.
6. Bahan
Komponen utama yang mendapat gesekan dan atau tumbukan menggunakan
material gaya tools steel atau mendapatkan perlakuan pengerasan. Penggunaan
material (insert) pada komponen yang harus dilas perlu dilakukan perlakuan stress
relief setelah pengelasan atau sebelum permesinan untuk menghindari tegangan
dalam maupun pelentingan akibat las.
7. Toleran ( tolerance)
Toleran pekerjaan komponen jig and fixture yang berhubungan dengan hasil kerja
proses adalah sepertiga dari toleransi benda kerja. Misalnya jarak lubang yang akan
di proses pada benda kerja memiliki toleransu 0,3 mm, toleransi pada jignya untuk
setting jarak antara pengarah (bush) adalah 0,1 mm.
18
Gambar 1.23 Metode Penempatan dengan Cylindrical Locator
3. Conical Locator
Sebuah locator berbentuk kerucut diilustrasikan pada Gambar-5. Digunakan untuk
menempatkan benda kerja yang memiliki lubang silinder pada benda kerja. Benda kerja
diletakan dengan support di atas loker berbentuk kerucut yang dimasukkan ke dalam
lubang bor dari benda kerja. Bentuk kerucut dianggap lebih baik karena memiliki
kapasitas untuk mengakomodasi sedikit variasi pada diameter lubang komponen tanpa
mempengaruhi keakuratan lokasi. Derajat kebebasan sepanjang sumbu-z juga bisa
dikendalikan dengan meletakkan tempelan di atas benda kerja dengan bantuan sekrup.
19
Gambar1.25 Jack Pin Locator
5. Drill Bush Locator
Drill bush Locator diilustrasikan pada Gambar-7. Digunakan untuk memegang dan
menempatkan benda kerja silinder. Bush nya memiliki celah berbentuk kerucut untuk
tujuan penempatan dan kadang-kadang disekrupkan pada jig untuk penyesuaian
ketinggian pekerjaan.
20
1.9 Pencekaman (Clamping)
Untuk menahan benda kerja secara benar perangkat penjepit diperlukan selain
menempatkan perangkat dan jig dan fixture. Perangkat penjepit memegang benda kerja
dengan aman di jig atau fixture melawan kekuatan yang diterapkan selama
pengoperasian. Perangkat penjepit harus dimasukkan ke dalam fixture, klem yang tepat
dalam fixture secara langsung mempengaruhi keakuratan dan kualitas pekerjaan yang
dilakukan dan waktu siklus produksi.
Persyaratan dasar perangkat penjepitan yang bagus dilist berikut ini,
(a). Harus dapat memegang benda kerja secara kaku.
(b). Benda kerja yang dijepit jangan sampai rusak akibat penerapan tekanan klem oleh
unit penjepit.
(c). Tekanan penjepit harus cukup untuk mengatasi tekanan operasi yang diterapkan pada
benda kerja karena keduanya menekan tekanan pada benda kerja dengan arah yang
berlawanan.
(d). Perangkat penjepit harus tidak terpengaruh oleh getaran yang dihasilkan selama
operasi berlangsung.
(e). Ini juga harus user friendly, seperti penjepitan dan pelepasannya harus mudah dan
memakan waktu tidak lama. Pemeliharaannya juga harus mudah.
(f). Tekanan klem harus diarahkan ke permukaan pendukung atau titik dukungan untuk
mencegah pengangkatan benda kerja yang tidak diinginkan dari pendukungnya.
(g). Permukaan penjepit harus dikeraskan dengan perawatan yang tepat untuk
meminimalkan keausannya.
(h). Untuk menangani benda kerja yang terbuat dari bahan rapuh, permukaan unit penjepit
harus dilengkapi bantalan serat untuk menghindari kerusakan pada benda kerja
1. Strap Clamp
Ini juga disebut penjepit tepi. Penjepitan tipe ini dilakukan dengan bantuan tekanan
tuas yang berfungsi sebagai tali pada benda kerja. Berbagai jenis klem tali dibahas di
bawah ini
2. Heel Clamp
Bentuk sederhana dari penjepit tumit ditunjukkan pada Gambar-9. Rotasi penjepit
searah jarum jam dicegah dan diijinkan berlawanan arah jarum jam. Untuk
21
melepaskan benda kerja, kacang penjepit dilepas. Gerakan bebas berlawanan arah
jarum jam berlangsung sebelum melepaskan mur untuk melepaskan benda kerja.
22
Gambar 1.30 Edge clamp
5. Screw Clamp
Penjepit sekrup diilustrasikan pada Gambar 1.31 Klem ini memberikan tekanan
langsung pada sisi permukaan benda kerja. Ada pad apung di ujung mereka untuk
melayani tujuan berikut:
(a) Ini mencegah perpindahan benda kerja dan slip.
(b) Mencegah denting area clamping benda kerja.
(c) Bantal yang tersedia mencegah defleksi sekrup
Selain di atas ada beberapa kelemahan yang terkait dengan metode ini. Tekanan
menjepit sebagian besar bergantung pada benda kerja, bervariasi dari satu benda kerja
ke benda lainnya. Ini lebih memakan waktu dan lebih banyak usaha dibutuhkan.
24
Gambar 1.33 Pengukuran Langsung
25
kenyataannya persamaan-persamaan diferensial seperti gaya pencekaman (Clamping),
pengaruh koefesien gesekan, gerak bolak-balik perlu diperhatikan dalam pembuatan Jig.
Tentu saja pendekatan ini merupakan perkiraan, namun sangat berguna.
Dalam pembuatan suatu desain dari berbagai komponen-komponen suatu produk
ditekankan agar mendapat hasil atau nilai dimensi pengukuran yang sesuai agar produk
tersebut memenuhi standar atau spesifikasi dari produk, terlebih khususnya dalam sebuah
pembuatan desain “Jig” berserta dengan fixture nya perlu memperhatikan pada
karakteristik statis alat ukur. Karakteristik statis suatu alat ukur adalah karakteristik yang
harus diperhatikan apabila alat tersebut digunakan untuk mengukur suatu kondisi yang
tidak berubah karena waktu. Karakteristik statis terdiri dari : Karakteristik statis terdiri dari
:
1. Ketelitian ( Accuracy )
Ketelitian adalah teliti yang dikaitkan dengan apakah hasil suatu pengukuran persis
atau mendekati sama dengan ukuran yang sudah ditentukan.
Kasus : Pada tangkai bor biasanya dicantumkan ukuran diameter bor tersebut. Lalu
kita ingin mengecek ukuran tersebut dengan menggunakan mikrometer. Setelah
diukur ternyata diperoleh hasil yang sama persis dengan ukuran yang ada pada
tangkai bor tersebut. Keadaan seperti ini dinamakan dengan istilah teliti.
2. Ketepatan ( Precision )
Dasar untuk menentukan apakah ketepatan proses pengukuran itu tinggi atau rendah
adalah besarnya kesalahan yang timbul yang dalam hal ini lebih dikenal dengan
istilah “kesalahan rambang”.
Jadi, dapat diulangi lagi disini bahwa suatu proses pengukuran dikatakan mempunyai
ketepatan yang tinggi apabila pengukuran itu dilakukan secara berulang-ulang dan
sama dimana hasil dari masing-masing pengukuran tadi mendekati sama dengan
harga rata-rata dari keseluruhan hasil pengukuran tersebut.
26
3. Ukuran dasar ( Basic Size )
Ukuran dasar merupakan dimensi atau ukuran nominal dari suatu obyek ukur yang
secara teoritis dianggap tidak mempunyai harga batas ataupun toleransi. Secara
teoritis ukuran dasar tersebut diatas dianggap sebagai ukuran yang paling tepat.
4. Toleransi (Tolerance)
Toleransi memberi arti yang sangat penting sekali dalam dunia industri. Dalam
proses pembuatan suatu produk banyak faktor yang terkait didalamnya, misalnya
faktor alat dan operator dipihak lain adanya banyak faktor yang mempengaruhi
proses pembuatannya. Salah satu nya toleransi yang diperlihatkan pada gambar 3.1
dari Jig berjenis Bor.
Gambar 1.35 Komponen dengan Dimensi dan Toleransi pada Jig Bor
27
5. Kelonggaran (Clerance)
Contoh nya pasangan antara jig untuk membuat hole dan lubang. Kelonggaran akan
terjadi pada pasangan tersebut apabila dimensi terluar dari jig lebih kecil dari pada
dimensi terdalam dari lubang yang sangat erat kaitan nya dengan “Suaian atau
Fits”. Jenis suaian – suaian diperlihatkan pada gambar 1.37.
Gambar 1.36 Hasil Nilai Kelonggaran (Clerance) komponen Jig Bor pada
28
6. Harga Batas ( Limits)
Harga batas adalah ukuran atau dimensi maksimum dan minimum yang diizinkan
dari suatu komponen, di atas dan di bawah ukuran besar (Basic Size).
Pada pembahasan mengenai statistik dalam metrologi harga batas ini akan dibagi
menjadi dua yaitu harga batas atas dan harga batas bawah.
c. Alat pengukuran / Instrumentasi untuk settingan awal dalam proses kerja Jig dan
fixture yang sesuai spesifikasi
Desain alat bantu selalu berkembang karena tidak ada satu alat yang mampu
memenuhi seluruh proses manufaktur. Posisi desain alat bantu dalam proses manufaktur:
terletak di antara desain (produk) dan produksi. Gagal atau sukses alat bantu sangat
ditentukan oleh perancangannya.
29
Perancang desain alat bantu harus memahami produk yang akan dibuat dan proses
pembuatannya. Adapun informasi yang diperlukan dalam pembuatan desain alat bantu
harus memperhatikan hal – hal sebagai berikut :
1. Gambar produk.
– Jenis pemesinan
2. Rencana produksi.
– Urutan operasi
3. Memahami penggunaan alat pengukuran untuk mensetting awal antara posisi jig,
fixture, benda kerja. Alat pengukuran yang digunakan dalam proses kerja jig adalah
sebagai :
30
Mistar Ukur
31
MIKROMETER
Kecermatan lebih baik dari mistar Ingsut ( 0,01)
Macam Kecermatan 0,005 ; 0,002 ; 0,001 ; 0,0005 )
Drajat kepercayaan turun bila ketelitian lebih kecil dari 0,005, karena kesalahan rambang
Pemeriksaan kelurusan dengan menggunakan mistar baja pada dasarnya tidak untuk
mencari berapa besarnya ketidaklurusan suatu permukaan benda, melainkan hanya untuk
melihat apakah permukaan benda tersebut mempunyai penyimpangan pada dimensi
32
kelurusannya atau tidak. Oleh karena itu, dalam pemeriksaannya tidak diperhatikan skala
ukurnya. Sebagai contoh, misalnya akan memeriksa kelurusan benda kerja yang berbentuk
balok seperti tampak pada Gambar dibawah ini.
33
Gambar 1.44 memeriksa kelurusan horizontal dan Vertikal
Dial Indicator ini merupakan suatu alat ukur yang tidak dapat berdiri sendiri, alat ini
memiliki alat bantunya sendiri yang disebut sebagai Magnetic Base ataupun dial
stand. Fungsi dari magnetic base ini adalah sebagai pemegang dial indicator dan
berfungsi untuk mengatur tinggi, rendah serta kemiringan pada benda yang akan
diukur.
34
Fungsi Dial Indicator secara terperinci Dial indicator memiliki fungsi sebagai
berikut :
1. Mengukur tingkat kerataan pada bidang datar
3. Mengukur tingkat kerataan dan sisi bulat pada suatu bidang poros
Sedangkan bagian-bagian yang ada pada alat pengukuran Dial Indicator adalah
sebagai berikut :
a. Skala utama
b. Skala nonius.
c. Batas toleransi
35
Gambar 1.46 Bagian – bagian pada komponen Dial Indicator
36
5. Pemeriksaan Kesikuan dengan Blok Ukur
Blok ukur merupakan alat ukur standar yang presisi yang mempunyai kesikuan dan
keparalellan yang sangat baik. Dengan bantuan blok ukur ini kita dapat mengecek
kesikuan dari benda ukur. Secara sederhana, cara pemeriksaan kesikuan benda ukur
dengan menggunakan blok ukur diperlihatkan pada gambar dibawah berikut.
Benda ukur diletakkan di atas meja rata (surface table) karena pelaksanaan
pengukurannya harus di atas meja rata. Ambil pelat paralel (parallel strip) dan pelat
sudut (angle plate), kemudian pelat paralel kita pasangkan pada pelat sudut dengan
menggunakan pengunci (klem) sehingga posisi dari pelat parallel berhadapan dengan
muka ukur benda ukur. Antara pelat parallel ukurannya sehingga terdapat titik kontak
antara blok ukur dengan muka ukur benda ukur.
37
Contoh Gambar Perancangan Drill Jig
38