Anda di halaman 1dari 39

MODUL

LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI

JIG DAN FIXTURE

UNIT : C.282900.032.01 Merakit Peralatan dan Penepat Mekanik (JIG)


UNIT : C.282900.033.01 Membuat Penepat Mekanik (JIG)
UNIT :C.282900.042.01 Merancang Peralatan dan Penepat Mekanik

DISUSUN OLEH : TEAM DOSEN

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

JURUSAN TEKNIK MESIN

UNIVERSITAS GUNADARMA

2019
TUJUAN

Setelah mengikuti pelatihan Modul Jig dan Fixture mahasiswa dapat mengerti dan
memahami,

o Pengenalan peralatan Jig dan Fixture,


o Jenis-jenis Jig dan Fixture,
o Keuntungan penggunaan Jig dan Fixture dalam proses produksi,
o Pertimbangan penting yang diperlukan saat merancang Jig dan Fixture,
o Mengetahui pengertian dan prinsip lokasi penempatan,
o Dapat menggambarkan berbagai jenis lokasi,
o Dapat menjelaskan clamping dan tipe yang berbeda,
o Persyaratan alat penjepit yang sesuai,
o Mengetahui berbagai jenis klem,
o Mampu merancang Jig dan Fixture sederhana.

1
Modul

Jig dan Fixture

1.1. Pengertian Jig

Jig didefinisikan sebagai peralatan khusus yang memegang, menyangga atau ditempatkan
pada komponen yang akan dimesin. Alat ini adalah alat bantu produksi yang dibuat sehingga
ia tidak hanya menempatkan dan memegang benda kerja tetapi juga mengarahkan alat potong
ketika operasi berjalan. Jig biasanya dilengkapi dengan bushing baja keras untuk
mengarahkan mata gurdi/bor (drill) atau perkakas potong lainnya. Pada dasarnya, jig yang
kecil tidak dibaut/dipasang pada meja kempa gurdi (drill press table). Namun untuk diameter
penggurdian diatas 0,25 inchi, jig biasanya perlu dipasang dengan kencang pada meja.
1.2. Jenis-Jenis Jig
1. Jig Bor.
Jig bor digunakan untuk mengebor lobang yang besar untuk digurdi atau ukurannya aneh(
Pengkasaran )

2. Jig Gurdi
Jig gurdi digunakan untuk menggurdi (drilling), meluaskan lobang (reaming), mengetap,
chamfer, counterbore, reverse spotface atau reverse countersink.Jig dasar umumnya
hampir sama untuk setiap operasi pemesinan, perbedaannya hanya dalam ukuran dan
bushing yang digunakan.

Jig gurdi bisa dibagi atas 2 tipe umum yaitu tipe terbuka dan tipe tertutup. Jig gurdi
terbuka adalah untuk operasi sederhana dimana benda kerja dimesin pada hanya satu sisi.
Jig gurdi tertutup atau kotak digunakan untuk komponen yang dimesin lebih dari satu
sisi.

2
Gambar 1.1 Operasi umum Jig gurdi

Jig template adalah jig yang digunakan untuk keperluan akurasi. Jig tipe ini terpasang
diatas, pada atau didalam benda kerja dan tidak diklem . Template bentuknya paling sederhana
dan tidak mahal. Jig jenis ini bisa mempunyai bushing atau tidak.

Gambar 1.2 Jig template

Jig plate sejenis dengan template, perbedaannya hanya jig jenis ini mempunyai klem
untuk memegang benda kerja.

3
Gambar 1.3 Jig plate

Jig plate kadang-kadang dilengkapi dengan kaki untuk menaikkan benda kerja dari meja
terutama untuk benda kerja yang besar. Jig jenis ini disebut jig table/meja.
Jig sandwich adalah bentuk jig plate dengan pelat bawah. Jig jenis ini ideal untuk komponen
yang tipis atau lunak yang mungkin bengkok atau terlipat pada jig jenis lain.

Gambar 1.4 Jig sandwich


Jig angle plate (pelat sudut) digunakan untuk memegang komponen yang dimesin pada sudut
tegak lurus terhadap mounting locatornya (dudukan locator) yaitu dudukan untuk alat penepatan
posisi benda kerja . Modifikasi jig jenis ini dimana sudut pegangnya bisa selain 90 derajat disebut jig
pelat sudut modifikasi

4
Gambar 1.4 Jig pelat sudut

Jig angle plate bisa juga dapat di modifikasi dengan cara memutar bagian bawah seperti gambar
di bawah ini.

Gambar 1.5 Jig pelat sudut modifikasi


Jig kotak atau jig tumble, biasanya mengelilingi komponen (seperti gambar 1.6 ). Jig jenis ini
memungkinkan komponen dimesin pada setiap permukaan tanpa memposisikan ulang benda kerja
pada jig.

5
Gambar 1.6 Jig kotak atau tumble
Jig Channel adalah bentuk paling sederhana dari jig kotak. Komponen dipegang diantara dua
sisi dan dimesin dari sisi ketiga.

Gambar 1.7 Jig kanal

Jig leaf (daun) adalah jig kotak dengan engsel daun untuk kemudahan pemuatan dan
pelepasan (gambar 2.11). Jig leaf biasanya lebih kecil dari jig kotak.

6
Gambar 1.8 Jig daun
Jig indexing digunakan untuk meluaskan lobang yang dimesin lainnya disekeliling komponen
(gambar 1.9). Untuk melakukan ini, jig menggunakan komponen sendiri atau pelat referensi dan
sebuah plunger. Jig indexing yang besar disebut juga jig rotary.

Gambar 1.9 Jig indeks


Jig Trunnion adalah jenis jig rotary untuk komponen yang besar atau bentuknya aneh (gambar
1.10). Komponen pertama-tama diletakkan didalam kotak pembawa dan kemudian dipasang pada
trunnion.

7
Gambar 1.10 Jig trunnion
Jig pompa adalah jig komersial yang mesti disesuaikan oleh pengguna (gambar 1.11). Pelat yang
diaktifkan oleh tuas membuat alat ini bisa memasang dan membongkar benda kerja dengan cepat.

Gambar 1.11 Jig pompa


Jig multistation (stasion banyak) mempunyai bentuk seperti gambar 1.12. Ciri utama jig ini
adalah cara menempatkan benda kerja. Ketika satu bagian menggurdi, bagian lain meluaskan lubang
(reaming) dan bagian ketiga melakukan pekerjaan counterbore. Stasion akhir digunakan untuk
melepaskan komponen yang sudah selesai dan mengambil komponen yang baru.

8
Gambar 1.12 Jig multi-station

1.3 Pengertian Fixture


Fixuture adalah suatu alat bantu yang berfungsi untuk mengarahkan dan mencekam benda
kerja dengan posisi yang tepat dan kuat. Alat ini banyak digunakan pada proses pengerjaan milling,
boring dan biasanya terpasang pada meja mesin seperti ragum pada mesin milling, pencekam pada
mesin bubut, pencekam pada mesin gergaji, dan pencekam pada mesin gerinda. Fixture adalah
elemen penting dari proses produksi massal seperti yang diperlukan dalam sebagian besar
manufaktur otomatis untuk inspeksi dan operasi perakitan dengan tujuan menempatkan benda kerja
ke posisi yang tepat yang diberikan oleh alat potong atau alat pengukur, atau terhadap komponen
lain, seperti misalnya dalam perakitan atau pengelasan. Penempatan tersebut harus tepat dalam arti
bahwa alat bantu ini harus mencekam dan memposisikan benda kerja di lokasi untuk dilakukan
proses permesinan. Ada banyak standar cekam seperti rahang cekam, ragum mesin, chuck bor,
collets, yang banyak digunakan dalam bengkel dan biasanya disimpan di gudang untuk aplikasi
umum.
Block set dan alat peraba (feeler), pengukur ketebalan (thickness gauges) digunakan dengan
fixture untuk mengukur jarak dari cutter ke benda kerja. Meskipun sebagian besar digunakan pada
mesin milling, fixtures yang juga dirancang untuk berbagai operasi permesinan dari alat yang relatif
sederhana sampai dengan bentuk yang lebih kompleks.

9
1.4 Jenis – Jenis Fixture
Jenis fixture dibedakan terutama oleh bagaimana alat bantu ini dibuat. Perbedaan utama
dengan jig adalah beratnya. Fixture dibuat lebih kuat dan berat dari jig dikarenakan gaya perkakas
yang lebih tinggi.
Fixture pelat adalah bentuk paling sederhana dari fixture (gambar 1.13). Fixture dasar dibuat
dari pelat datar yang mempunyai variasi klem dan locator untuk memegang dan memposisikan benda
kerja. Konstruksi fixture ini sederhana sehingga bisa digunakan pada hampir semua proses
pemesinan.

Gambar 1.13 Fixture pelat


Fixture pelat sudut adalah variasi dari fixture pelat (gambar 1.13). Dengan fixture jenis ini,
komponen biasanya dimesin pada sudut tegak lurus terhadap locatornya. Jika sudutnya selain 90
derajat, fixture pelat sudut yang dimodifikasi bisa digunakan (gambar 1.14).

Gambar 1.14 Fixture pelat sudut

10
Gambar 1.15 Fixture pelat sudut modifikasi
Fixture vise-jaw, digunakan untuk pemesinan komponen kecil (gambar 1.16). Dengan alat
ini, vise jaw standar digantikan dengan jaw yang dibentuk sesuai dengan bentuk komponen.

Gambar 1.16 Fixture vise-jaw


Fixture indexing mempunyai bentuk yang hamper sama dengan jig indexing (gambar 1.17).
Fixture jenis ini digunakan untuk pemesinan komponen yang mempunyai detail pemesinan untuk
rongga yang detil. Gambar 1.17 adalah contoh komponen yang menggunakan fixture jenis ini.

Gambar 1.17 Fixture indeks

11
Gambar 1.18 Komponen mesin dengan mengunakan Fixture Indeks
Fixture duplex adalah jenis paling sederhana dari jenis ini dimana hanya ada dua stasiun
(gambar 1.19). Mesin tersebut bisa memasang dan melepaskan benda kerja ketika pekerjaan
pemesinan berjalan.

Gambar 1.19 Fixture duplex


Fixture profil digunakan mengarahkan perkakas untuk pemesinan kontur mesin secara
normal tidak bias melakukan. Kontur bisa internal atau eksternal.Gambar 1.20 memperlihatkan
bagaimana nok/cam secara akurat memotong dengan tetap menjaga kontak antara fixture dan
bantalan pada pisau potong fris.

Gambar 1.20 Fixture profil

12
Welding Fixture, Fixture pengelasan biasanya dirancang untuk menampung dan
mendukung berbagai komponen (benda kerja) yang akan dilas. Hal ini diperlukan untuk
mendukung mereka di lokasi yang tepat yang mampu mencegah distorsi pada benda kerja selama
pengelasan. Untuk ini elemen penolong perlu ditempatkan dengan hati-hati, penjepit harus
ringan tapi tegas, penempatan elemen penjepit harus bersih dari area pengelasan dan fixture
harus cukup stabil dan kaku untuk menahan tekanan pengelasan. Tidak ada batasan untuk
merancang fixture pengelasan. Desainnya tergantung dan didorong oleh fakta yang diinginkan,
dan bagaimana mengatasi masalah yang muncul dengan fixture saat ini. Menjaga tingkat
produksi cepat bebas cacat sebagai target utama. Pepatah yang terkenal "Need is the mother of
discovery" berlaku sempurna dalam hal desain fixture pengelasan.

Dalam banyak kasus, praktik yang paling disukai adalah dengan cara pertama mengelas
struktur dengan memegangnya di jig pengelasan dan kemudian memindahkannya ke fixturte
penahan untuk pengelasan penuh. Hal ini membantu mengurangi kemungkinan distorsi dan
fixturenya mengalami tekanan yang lebih rendah. Contoh fixture pengelasan diperlihatkan dalam
gambar berikut.

Gambar 1.21 Welding Fixture

1.5 Keuntungan Penggunaan Jig Dan Fixture

(a). Mengurangi atau kadang-kadang menghilangkan usaha untuk pencekaman,


penyetingan dan pengukuran benda kerja yang biasanya dilakukan di atas meja
mesin, kesulitan pemeriksaan telah digantikan oleh komponen tertentu dari
peralatan jig & fixture, Sehingga dapat mempertahankan keakuratan kinerjanya.

13
(b). Mengurangi waktu siklus produk, dimana benda kerja dan peralatan alat terletak
pada posisi yang tepat sebelum operasi secara otomatis.

(c). Menjaga kualitas produk. Seperti diketahui variabilitas dimensi dalam produksi
massal sangat rendah sehingga proses manufaktur yang didukung oleh penggunaan
jig dan fixture akan menjaga kualitas yang konsisten.

(d). Meningkatkan kapasitas produksi, karena pekerjaan tambahan seperti boring,


drilling, trimming, piercing. dll bisa dikerjakan secara bersamaan sekaligus.

(e). Kondisi operasi seperti kecepatan, laju makan dan kedalaman potongan dapat diatur
ke nilai yang lebih tinggi karena kekakuan penjepitan benda kerja oleh jig dan
fixture.

(f). Operator yang bekerja menjadi nyaman karena upayanya dalam mengatur benda
kerja bisa dihilangkan. Dan operator semi terampil dapat diberi pekerjaan sehingga
menghemat biaya tenaga kerja juga.

(g). Tidak perlu memeriksa kualitas produk asalkan kualitas jig dan fixture dipastikan.
(h). Meningkatkan efisiensi penggunaan mesin perkakas sehingga berakibat
menurunkan biaya produksi.
(i). Mesin-mesin lama masih dapat dimanfaatkan karena ketelitian hasil benda kerja
telah dijamin jig & fixture. Pada beberapa kasus penggunaan mesin-mesin khusus
masih diperlukan, tetapi dengan pemanfaatkan jig & fixture secara ekonomis
akan mengoptimalkan penggunaan mesin-mesin tersebut.

(j). Kemudahan dan kesederhanaan konstruksi menurunkan biaya perakitan.

(k). Suku cadang dapat disediakan setiap saat sesuai kualitas yang sama dengan aslinya
sehingga kemampuan penukaran komponen terjamin.
(l). Melalui system pencekaman benda kerja yang aman akan menghindari keausan alat
cekam sehingga secara langsung akan menurunkan biaya alat.
(m). Bersamaan dengan pengerjaan benda kerja, operator dapat mempersiapkan
pencekaman benda kerja dan melepas benda kerja yang telah selesai dikerjakan.
(n). Penurunan waktu produksi setiap benda kerja akan mengurangi biaya produksi,

14
sehingga akan memiliki daya saing karena harga jualnya dapat diturunkan.
1.6 Pertimbangan Dalam Perencanaan Jig Dan Fixture
Sebelum memutusakan penggunaan jig and fixture pada suatu proses produksi sangat
perlu dipertimbangkan pemenuhan tuntunan dibawah ini :
1. Fungsi
 Fungsi yang utama pada pembuatan jig and fixture adalah bentuk dan toleransi
yang diaharapkan dapat tercapai
 Keseragaman ukuran pada produk masal tercapai
 Waktu proses sebelum penggunaan jig and fixture yang panjang akibat
penyetingan dan penggunaan benda kerja berkurang secara nyata.
 Pada penggunaan checking fixture ukuran atau bentuk yang diterima tidak dapat
segera dikenali.

2. Penanganan
 Jig and fixture harus dapat dioperasikan dengan mudah dan cepat oleh operator
awam sekalipun
 Elemen operasi mudah dikenali dan dimengerti cara kerjanya.
 Perlu mempertimbangkan aspek penggunaannya misal : seorang untuk
pertimbangkan berat, alat bantu khusus jika menggunakan khusus jika
menggunakan khusus operator cacat.
3. Ekonomi
Biaya pembuatan jig and fixture lebih murah
 Target pencapaian BEF ( break event point ) tercapai.
4. Kontruksi
 Optimalisasi penggunaan elemen standar .
 Penggunaan elemen yang lepas pasang mempertimbangkan waktu penanganan .
 Jig and fixture yang bergerak dipertimbangkan terlebih dahulu kegunaan elemen
yang mengunci sendiri (self locking ) pada mesin yang memiliki putaran tinggi,
atau tergesernya benda kerja akibat kerusakan alat potong perlu dipertimbangkan
dengan baik dan benar.

15
5. Keamanan
 Aspek umum keselamatan di tempat kerja hasru diperhatikan.
 Pengamatan terhadap instalasi listrik, mekanik dan tekanan yang berlebihan.
 Pengamanan pada saat proses permesinan atau kegagalan permesinan.
 Pengamanan terhadap kegagalan sumber tenaga pencekam.
 Keamanan terhadap benda kerja akibat kesalahan peletakan, pencekaman dan saat
proses.
1.7 Aspek teknis pembuatan jig and fixture
Untuk menghasilkan penepatan peralatan yang baik, sejumlah peralatan teknis perlu
dipenuhi yaitu :
1. Peletakan benda kerja (location)
Benda kerja memiliki ruang yang cukup pada peletakannya dan tidak
memungkinkan benda terbalik atau salah pasang untuk menghindari kesalahan
pekerjaan. Titik peletakan cukup jelas terlihat oleh operator. Dalam hal ini, benda
kerja memiliki ukuran mentah seperti benda tuangan (sacting) dimungkinkan
peletakan yang dapat diatur (adjustable) untuk menjaga kehausan lakator atau
variasi ukuran benda kerja
2. Pencekaman
Penyusunan atau peletakan pencekaman dan besarnya gaya pencekaman benar-
benar meniadakannya reaksi akibat gaya-gaya luar akibat pemotongan benda kerja /
proses. Gaya pencekam tidak menyebabkan benda kerja terdeformasi untuk
merusak permukaan. Pencekaman haruslah logis dan mudah.
3. Pemasangan (handing)
Komponen kontrol dan jig and fixture keseluruhan harus ringan dan mudah untuk
dinaik turunkan dari mesin ke mesin. Untuk itu elemen mesin untuk pemengangan
dan memindahkan jig and fixture harus tersedia. Tidak ada sisi tajam pada jig and
fixture, benda kerja kecil dan sulit dalam pemasangan dan pelepasan diberikan
kemudahan.
4. Keleluasaan

16
Tersedia cukup ruangan untuk pembangunan beram hasil pemotongan jika beram
tidak diinginkan terbuang keluar melalui arah yang sama dengan arah pemotongan.
Penggunaan celah untuk tangan operator atau alat bantu yang tersumbat sangat
memungkinkan.
5. Kekuatan stabilitas
Meskipun jig and fixture diharapkan sering mungjin kestabian sangat diperlukan,
proposional sangat besar benda kerja dan gaya luar yang bekerja. Jika perlu
digunakan peningkatan baut-mur terhadap mesin.
6. Bahan
Komponen utama yang mendapat gesekan dan atau tumbukan menggunakan
material gaya tools steel atau mendapatkan perlakuan pengerasan. Penggunaan
material (insert) pada komponen yang harus dilas perlu dilakukan perlakuan stress
relief setelah pengelasan atau sebelum permesinan untuk menghindari tegangan
dalam maupun pelentingan akibat las.
7. Toleran ( tolerance)
Toleran pekerjaan komponen jig and fixture yang berhubungan dengan hasil kerja
proses adalah sepertiga dari toleransi benda kerja. Misalnya jarak lubang yang akan
di proses pada benda kerja memiliki toleransu 0,3 mm, toleransi pada jignya untuk
setting jarak antara pengarah (bush) adalah 0,1 mm.

1.8 Metode Penempatan Jig


Sebelum memahami tentang jig dan fixture, sangat penting memiliki pengetahuan
tentang lokasi penempatan. Lokasi penempatan mengacu pada pembentukan hubungan
yang diinginkan antara benda kerja dengan jig atau fixture. Kebenaran penempatan secara
langsung akan mempengaruhi keakuratan produk jadi. Jig dan fixture ditujukan agar
semua gerakan yang tidak diinginkan dari benda kerja dapat dibatasi. Penentuan titik
penempatan dan penjepitan benda kerja berfungsi untuk membatasi pergerakan
komponen ke segala arah, sambil menyetelnya dalam posisi pra-penentuan tertentu yang
relatif terhadap jig. Sebelum menentukan lokasi penempatan, penting untuk mengetahui
semua kemungkinan derajat kebebasan benda kerja, yang dikendalikan dengan membuat
pengaturan yang sesuai. Pengaturan ini disebut locator.
17
Ada berbagai metode lainnya yang digunakan untuk lokasi sebuah benda kerja.
Pengaturan lokasi harus diputuskan setelah memperhatikan dengan seksama jenis
pekerjaan, jenis operasi, tingkat akurasi yang dibutuhkan. Demikian juga dengan volume
produksinya. Metode penempatan yang berbeda dijelaskan di bawah ini.
1. Flat Locator
Flat Lokator digunakan untuk lokasi permukaan mesin datar dari komponen. Tiga contoh
berbeda prinsip umum penempatan dengan flat locator diperlihatkan dalam gambar
berikut,

Gambar 1.22 Metode Penempatan dengan Flat Locator


Sebuah flat locator dapat digunakan seperti yang ditunjukkan pada gambar pertama.
Dalam hal ini, undercut disediakan di bagian bawah di mana dua permukaan tegak lurus
berpotongan satu sama lain. Gambar tengah menunjukkan locator tipe tombol datar.
Tidak perlu dibuat undercut untuk pembersihan geram. Tombolnya bisa disesuaikan
untuk menentukan penempatan benda kerja yang sangat bagus. Gambar ketiga
memperlihatkan penempatan dengan tombol vertikal, yang merupakan pengaturan yang
lebih baik karena kapasitasnya untuk menahan beban akhir dan ada ketentuan untuk
pembersihan geram secara otomatis.
2. Cylindrical Locator
Sebuah lokator silindris ditunjukkan pada Gambarv1.23 Digunakan untuk menemukan
komponen yang memiliki lubang bor. Komponen silinder dilekatkan pada locator silinder
yang terpasang pada jig dan dimasukkan ke dalam lubang komponen yang dibor.

18
Gambar 1.23 Metode Penempatan dengan Cylindrical Locator
3. Conical Locator
Sebuah locator berbentuk kerucut diilustrasikan pada Gambar-5. Digunakan untuk
menempatkan benda kerja yang memiliki lubang silinder pada benda kerja. Benda kerja
diletakan dengan support di atas loker berbentuk kerucut yang dimasukkan ke dalam
lubang bor dari benda kerja. Bentuk kerucut dianggap lebih baik karena memiliki
kapasitas untuk mengakomodasi sedikit variasi pada diameter lubang komponen tanpa
mempengaruhi keakuratan lokasi. Derajat kebebasan sepanjang sumbu-z juga bisa
dikendalikan dengan meletakkan tempelan di atas benda kerja dengan bantuan sekrup.

Gambar1.24 Conical Locator


4. Jack Pin Locator
Jack pin locator digunakan untuk mendukung benda kerja bertekstur kasar seperti
ditunjukkan pada Gambar-6. Ketinggian jack pin disesuaikan untuk mengakomodasi
benda kerja yang memiliki variasi tekstur permukaannya.

19
Gambar1.25 Jack Pin Locator
5. Drill Bush Locator
Drill bush Locator diilustrasikan pada Gambar-7. Digunakan untuk memegang dan
menempatkan benda kerja silinder. Bush nya memiliki celah berbentuk kerucut untuk
tujuan penempatan dan kadang-kadang disekrupkan pada jig untuk penyesuaian
ketinggian pekerjaan.

Gambar1.26 Drill Bush Locator


6. Vee Locator
Merupakan cara cepat dan efektif menempatkan benda kerja dengan akurasi yang
diinginkan. Digunakan menempatkan benda kerja melingkar dan semi-melingkar
(Gambar-8). Bagian perangkat adalah blok Vee yang dipasang pada jig. Penanda dapat
terdiri dua tipe locator tetap dan yang dapat disesuaikan. Tipe tetap dipasang pada jig dan
yang dapat disetel dipindahkan secara aksial untuk memberikan pegangan tepat pada pita
Vee ke benda kerja.

Gambar 1.27 Vee Locator

20
1.9 Pencekaman (Clamping)
Untuk menahan benda kerja secara benar perangkat penjepit diperlukan selain
menempatkan perangkat dan jig dan fixture. Perangkat penjepit memegang benda kerja
dengan aman di jig atau fixture melawan kekuatan yang diterapkan selama
pengoperasian. Perangkat penjepit harus dimasukkan ke dalam fixture, klem yang tepat
dalam fixture secara langsung mempengaruhi keakuratan dan kualitas pekerjaan yang
dilakukan dan waktu siklus produksi.
Persyaratan dasar perangkat penjepitan yang bagus dilist berikut ini,
(a). Harus dapat memegang benda kerja secara kaku.
(b). Benda kerja yang dijepit jangan sampai rusak akibat penerapan tekanan klem oleh
unit penjepit.
(c). Tekanan penjepit harus cukup untuk mengatasi tekanan operasi yang diterapkan pada
benda kerja karena keduanya menekan tekanan pada benda kerja dengan arah yang
berlawanan.
(d). Perangkat penjepit harus tidak terpengaruh oleh getaran yang dihasilkan selama
operasi berlangsung.
(e). Ini juga harus user friendly, seperti penjepitan dan pelepasannya harus mudah dan
memakan waktu tidak lama. Pemeliharaannya juga harus mudah.
(f). Tekanan klem harus diarahkan ke permukaan pendukung atau titik dukungan untuk
mencegah pengangkatan benda kerja yang tidak diinginkan dari pendukungnya.
(g). Permukaan penjepit harus dikeraskan dengan perawatan yang tepat untuk
meminimalkan keausannya.
(h). Untuk menangani benda kerja yang terbuat dari bahan rapuh, permukaan unit penjepit
harus dilengkapi bantalan serat untuk menghindari kerusakan pada benda kerja
1. Strap Clamp
Ini juga disebut penjepit tepi. Penjepitan tipe ini dilakukan dengan bantuan tekanan
tuas yang berfungsi sebagai tali pada benda kerja. Berbagai jenis klem tali dibahas di
bawah ini
2. Heel Clamp
Bentuk sederhana dari penjepit tumit ditunjukkan pada Gambar-9. Rotasi penjepit
searah jarum jam dicegah dan diijinkan berlawanan arah jarum jam. Untuk
21
melepaskan benda kerja, kacang penjepit dilepas. Gerakan bebas berlawanan arah
jarum jam berlangsung sebelum melepaskan mur untuk melepaskan benda kerja.

Gambar 1.28. Heel clamp


3. Bridge Clamp
Penjepit jembatan diilustrasikan pada Gambar1.29. Menggunakan tekanan klem lebih
banyak dibandingkan dengan klem heel. Tekanan penjepit yang dialami oleh benda
kerja tergantung pada jarak 'x' dan 'y' yang ditandai pada Gambar 1.29 Untuk
melepaskan benda kerja, kacang yang disebut sebagai clamping nut ini dilepas. Mata
air mengangkat tuas untuk melepaskan benda kerja itu.

Gambar 1.29 Bridge clamp


4. Edge Clamp or Side Clamp
Penjepit samping juga dikenal sebagai penjepit tepi. Dalam hal ini permukaan yang
akan digerakkan selalu dijepit di atas perangkat penjepit. Perangkat penjepit ini
direkomendasikan untuk benda kerja panjang tetap. Melepaskan dan menjepit benda
kerja dapat dilakukan dengan melepaskan dan mengacak kacang penjepit masing-
masing.

22
Gambar 1.30 Edge clamp
5. Screw Clamp
Penjepit sekrup diilustrasikan pada Gambar 1.31 Klem ini memberikan tekanan
langsung pada sisi permukaan benda kerja. Ada pad apung di ujung mereka untuk
melayani tujuan berikut:
(a) Ini mencegah perpindahan benda kerja dan slip.
(b) Mencegah denting area clamping benda kerja.
(c) Bantal yang tersedia mencegah defleksi sekrup
Selain di atas ada beberapa kelemahan yang terkait dengan metode ini. Tekanan
menjepit sebagian besar bergantung pada benda kerja, bervariasi dari satu benda kerja
ke benda lainnya. Ini lebih memakan waktu dan lebih banyak usaha dibutuhkan.

Gambar 1.31 Screw clamp


6. Latch Clamp
Latch klem digunakan untuk menjepit benda kerja, sistem penjepit biasanya terkunci
dengan bantuan kait yang disediakan. Untuk membongkar benda kerja, ujung ekor
kait ditekan sehingga daun bisa terbuka, jadi melepaskan benda kerja itu. Di sini
waktu yang dikonsumsi dalam bongkar muat sangat kurang karena tidak ada sekrup
yang diperketat namun tekanan klem tidak begitu tinggi seperti pada perangkat
penjepit lainnya. Umur jenis perangkat penjepit ini terbatas.
23
7. Equalizing Clamp
Equalizing klem diilustrasikan pada Gambar 1.32 Dianjurkan untuk menerapkan
tekanan yang sama pada dua permukaan benda kerja. Tekanan yang diterapkan dapat
bervariasi dengan mengencangkan atau melonggarkan sekrup yang disediakan untuk
tujuan itu.

Gambar 1.32 Equalizing clamp


8. Power Driven Clamping
Klem tugas ringan digunakan secara manual karena daya kecil diperlukan untuk
mengoperasikan klem ini. Clamping tangan menyebabkan penerapan tekanan
variabel, kelelahan operator dan lebih banyak waktu yang dikonsumsi. Penguncian
yang dikemudikan tenaga datang adalah masalah penjepitan tangan di atas. Power
clamps dioperasikan pada dasar tenaga hidrolik atau pneumatik. Power clamps adalah
tekanan tinggi menjepit, ini adalah tindakan cepat, mudah dikontrol, handal dan
memakan waktu yang tidak lama.

1.10 Teknik Pengukuran Mekanik pada Jig dan Fixture


a. Jenis Teknik Pengukuran
1. Pengukuran Langsung
Pengukuran Langsung adalah proses pengukuran dengan menggunakan alat ukur
langsung dan hasil pengukurannya dapat langsung terbaca.

24
Gambar 1.33 Pengukuran Langsung

2. Pengukuran Tak Langsung


Pengukuran Tak Langsung adalah proses pengukuran yang dilaksanakan dengan
memakai beberapa jenis alat ukur pembanding, standar, dan alat ukur bantu.

Gambar 1.34 Pengukuran tidak Langsung

Keterangan : (a). Pengukuran Tak Langsung (dengan Alat Ukur Standar).


(b). Alat Ukur Pembanding.
(c). Alat Ukur Bantu.
(d). Selisih L dengan M Diukur dengan Komparator
b. Karakteristik Alat Ukur pada Pembuatan Jig dan Fixture
Karakteristik efektif alat ukur secara garis besar dapat dibagi menjadi dua kelompok
besar, yaitu karakteristik statis dan dinamis. Secara umum karakteristik statis juga
mempengaruhi kualitas pengukuran di bawah kondisi-kondisi dinamis. Dalam

25
kenyataannya persamaan-persamaan diferensial seperti gaya pencekaman (Clamping),
pengaruh koefesien gesekan, gerak bolak-balik perlu diperhatikan dalam pembuatan Jig.
Tentu saja pendekatan ini merupakan perkiraan, namun sangat berguna.
Dalam pembuatan suatu desain dari berbagai komponen-komponen suatu produk
ditekankan agar mendapat hasil atau nilai dimensi pengukuran yang sesuai agar produk
tersebut memenuhi standar atau spesifikasi dari produk, terlebih khususnya dalam sebuah
pembuatan desain “Jig” berserta dengan fixture nya perlu memperhatikan pada
karakteristik statis alat ukur. Karakteristik statis suatu alat ukur adalah karakteristik yang
harus diperhatikan apabila alat tersebut digunakan untuk mengukur suatu kondisi yang
tidak berubah karena waktu. Karakteristik statis terdiri dari : Karakteristik statis terdiri dari
:
1. Ketelitian ( Accuracy )

Ketelitian adalah teliti yang dikaitkan dengan apakah hasil suatu pengukuran persis
atau mendekati sama dengan ukuran yang sudah ditentukan.

Kasus : Pada tangkai bor biasanya dicantumkan ukuran diameter bor tersebut. Lalu
kita ingin mengecek ukuran tersebut dengan menggunakan mikrometer. Setelah
diukur ternyata diperoleh hasil yang sama persis dengan ukuran yang ada pada
tangkai bor tersebut. Keadaan seperti ini dinamakan dengan istilah teliti.

2. Ketepatan ( Precision )
Dasar untuk menentukan apakah ketepatan proses pengukuran itu tinggi atau rendah
adalah besarnya kesalahan yang timbul yang dalam hal ini lebih dikenal dengan
istilah “kesalahan rambang”.
Jadi, dapat diulangi lagi disini bahwa suatu proses pengukuran dikatakan mempunyai
ketepatan yang tinggi apabila pengukuran itu dilakukan secara berulang-ulang dan
sama dimana hasil dari masing-masing pengukuran tadi mendekati sama dengan
harga rata-rata dari keseluruhan hasil pengukuran tersebut.

26
3. Ukuran dasar ( Basic Size )

Ukuran dasar merupakan dimensi atau ukuran nominal dari suatu obyek ukur yang
secara teoritis dianggap tidak mempunyai harga batas ataupun toleransi. Secara
teoritis ukuran dasar tersebut diatas dianggap sebagai ukuran yang paling tepat.

4. Toleransi (Tolerance)

Toleransi memberi arti yang sangat penting sekali dalam dunia industri. Dalam
proses pembuatan suatu produk banyak faktor yang terkait didalamnya, misalnya
faktor alat dan operator dipihak lain adanya banyak faktor yang mempengaruhi
proses pembuatannya. Salah satu nya toleransi yang diperlihatkan pada gambar 3.1
dari Jig berjenis Bor.

Gambar 1.35 Komponen dengan Dimensi dan Toleransi pada Jig Bor
27
5. Kelonggaran (Clerance)

Kelonggaran merupakan perbedaan ukuran antara pasangan suatu komponen dengan


komponen lain di mana ukuran terbesar dari salah satu komponen adalah lebih kecil
dari pada ukuran terkecil dari komponen yang lain.

Contoh nya pasangan antara jig untuk membuat hole dan lubang. Kelonggaran akan
terjadi pada pasangan tersebut apabila dimensi terluar dari jig lebih kecil dari pada
dimensi terdalam dari lubang yang sangat erat kaitan nya dengan “Suaian atau
Fits”. Jenis suaian – suaian diperlihatkan pada gambar 1.37.

Gambar 1.36 Hasil Nilai Kelonggaran (Clerance) komponen Jig Bor pada

Gambar 1.37 Jenis – jenis Suaian

28
6. Harga Batas ( Limits)

Harga batas adalah ukuran atau dimensi maksimum dan minimum yang diizinkan
dari suatu komponen, di atas dan di bawah ukuran besar (Basic Size).

Pada pembahasan mengenai statistik dalam metrologi harga batas ini akan dibagi
menjadi dua yaitu harga batas atas dan harga batas bawah.

Gambar 1.38 Nilai dari Harga Batas (Limits)

c. Alat pengukuran / Instrumentasi untuk settingan awal dalam proses kerja Jig dan
fixture yang sesuai spesifikasi

Perancangan (desain/design) alat bantu (tools) merupakan proses mendesain dan


mengembangkan alat bantu, metoda, dan teknik yang dibutuhkan untuk meningkatkan
efisiensi dan produktivitas manufaktur, produksi dengan volume produksi yang besar dan
kecepatan produksi tinggi memerlukan alat bantu yang khusus.

Desain alat bantu selalu berkembang karena tidak ada satu alat yang mampu
memenuhi seluruh proses manufaktur. Posisi desain alat bantu dalam proses manufaktur:
terletak di antara desain (produk) dan produksi. Gagal atau sukses alat bantu sangat
ditentukan oleh perancangannya.

29
Perancang desain alat bantu harus memahami produk yang akan dibuat dan proses
pembuatannya. Adapun informasi yang diperlukan dalam pembuatan desain alat bantu
harus memperhatikan hal – hal sebagai berikut :

1. Gambar produk.

– Bentuk dan ukuran part

– Jenis dan kondisi material yang akan diproses

– Jenis pemesinan

– Derajat akurasi yang disyaratkan

– Jumlah yang akan diproduksi

– Permukaan clamping dan locator

2. Rencana produksi.

– Tipe dan kapasitas mesin yang digunakan

– Tipe dan ukuran cutter

– Urutan operasi

– Proses pemesinan sebelumnya

3. Memahami penggunaan alat pengukuran untuk mensetting awal antara posisi jig,
fixture, benda kerja. Alat pengukuran yang digunakan dalam proses kerja jig adalah
sebagai :

30
 Mistar Ukur

Gambar 1.39 Mistar Ukur


 Mistar Ingsut / Vernier Caliper
Mistar Ingsut ( Mistar Geser, Jangka Sorong, Jangka geser ).
Macam: Mistar ingsut dengan Nonius, Mistar Ingsut dengan Jam / Dial Caliper).
Kecermatan : 0,1 ; 0,05 ; 0,001).

Gambar 1.40 Mistar Ingsut / Vernier Caliper

31
 MIKROMETER
Kecermatan lebih baik dari mistar Ingsut ( 0,01)
Macam Kecermatan 0,005 ; 0,002 ; 0,001 ; 0,0005 )
Drajat kepercayaan turun bila ketelitian lebih kecil dari 0,005, karena kesalahan rambang

Gambar 1.41 Mikrometer

 Pemeriksaan Kelurusan (Straightness)


Suatu permukaan benda dikatakan lurus bila bidang permukaan tersebut berbentuk
garis lurus seandainya digambarkan dalam bentuk garis. Artinya demikian, suatu benda
yang diperiksa kelurusan permukaannya dalam panjang tertentu, ternyata dalam
pemeriksaannya tidak ditemukan adanya penyimpangan bentuk ke arah horizontal atau
vertikal yang berarti, maka dikatakan permukaan benda tersebut adalah lurus.
Kelurusan dari permukaan suatu komponen sangat penting
perannya dalam permesinan dan alat bantu jig dan fixture tidak terkecuali seperti meja-
meja mesin bubut, mesin skrap, mesin frais dan mesin gerinda bekerjanya memerlukan
tingkat kelurusan yang sangat teliti.
Beberapa peralatan ukur yang bisa digunakan antara lain adalah mistar baja (steel
rule), jam ukur dan autokolimator.

1. Pemeriksaan Kelurusan dengan Mistar Baja

Pemeriksaan kelurusan dengan menggunakan mistar baja pada dasarnya tidak untuk
mencari berapa besarnya ketidaklurusan suatu permukaan benda, melainkan hanya untuk
melihat apakah permukaan benda tersebut mempunyai penyimpangan pada dimensi

32
kelurusannya atau tidak. Oleh karena itu, dalam pemeriksaannya tidak diperhatikan skala
ukurnya. Sebagai contoh, misalnya akan memeriksa kelurusan benda kerja yang berbentuk
balok seperti tampak pada Gambar dibawah ini.

Gambar 1.42 Memeriksa kelurusan permukaan dengan mistar baja.

2. Pemeriksaan Kelurusan dengan Jam Ukur (Dial Indicator)


Dial indicator atau yang sering disebut dengan Dial Gauge ialah alat ukur yang
digunakan untuk mengukur dan memeriksa kerataan atau kesejajaran pada permukaan
benda dengan skala pengukuran yang sangat kecil (Novi Eka Wulandari, 2016),
penggunaanya sangat penting dalam dunia pemesinan seperti pengukuran kerataan
permukaan benda atau ke bulatan suatu poros, bentuknya menyerupai jam analog
dengan menunjukan sekala utama dan sekala nonius dan memiliki batang penunjuk
yang dapat di tekan yang bersentuhan langsung pada permukaan benda, yang istimewa
dari alat ini adalah tingkat simpangannya yang sangat kecil mencapai 0.0002 mm.

Gambar 1.43 Dial Indicator

33
Gambar 1.44 memeriksa kelurusan horizontal dan Vertikal

Dial Indicator ini merupakan suatu alat ukur yang tidak dapat berdiri sendiri, alat ini
memiliki alat bantunya sendiri yang disebut sebagai Magnetic Base ataupun dial
stand. Fungsi dari magnetic base ini adalah sebagai pemegang dial indicator dan
berfungsi untuk mengatur tinggi, rendah serta kemiringan pada benda yang akan
diukur.

Dial Stand Magnetic Base


Gambar 1.45 Dial Indicator

34
Fungsi Dial Indicator secara terperinci Dial indicator memiliki fungsi sebagai
berikut :
1. Mengukur tingkat kerataan pada bidang datar

2. Mengukur tingkat kerataan pada bidang miring.

3. Mengukur tingkat kerataan dan sisi bulat pada suatu bidang poros
Sedangkan bagian-bagian yang ada pada alat pengukuran Dial Indicator adalah
sebagai berikut :
a. Skala utama

b. Skala nonius.

c. Batas toleransi

d. Bidang sentuh atau batang sentuh

Cara mengkalibrasi alat pengukuran Dial Indicator ditentukan berdasarkan


langkah - langkah berikut :

1. Letakkan dial indikator pada tempat yang datar


2. Amatilah pada skala utama dan skala nonius.
3. Jika pada skala utama tidak menunjukkan pada angka 0 (nol), maka putarlah
sekrup pengkalibrasi baik searah jarum jam atau sebaliknya, tergantung dari
kebuthan, sampai jarum skala utama menunjukkan pada angka 0 (nol).
4. Kemudian amatilah pada skala nonius, jika tidak tepat pada angka 0 (nol),
maka putarlah ring pada skala nonius hingga jarum pada skala nonius
menunjukkan angka 0 (nol).

35
Gambar 1.46 Bagian – bagian pada komponen Dial Indicator

3. Pemeriksaan Kelurusan dengan Autokolimator

Pemeriksaan kelurusan dengan autokolimator kebanyakan digunakan untuk memeriksa


kelurusan meja-meja mesin produksi, baik dalam arah memanjang (horizontal)
maupun dalam arah tegak lurus (vertikal). Salah satu contoh misalnya pemeriksaan
kelurusan meja mesin bubut (kelurusan lathe-bed guide ways) yaitu tempat
bergerak/berjalannya pembawa pahat potong (carriage). Gerakan pahat potong dari
mesin bubut sepanjang mejanya harus betul-betul lurus (seolah-olah berada dalam satu
garis lurus). Karena, sedikit saja ada penyimpangan dari garis lurus akan
mengakibatkan perubahan bentuk dan ukuran dari benda kerja yang diproduksi
melalui mesin bubut. Oleh karena itu tingkat kelurusan meja mesin bubut (lathe-bed
guide ways) perlu diperiksa untuk menentukan apakah tingkat kelurusannya masih
dalam batas-batas harga yang diijinkan menurut standar yang berlaku sehingga mesin
bubut masih boleh digunakan untuk memproduksi suatu komponen.

36
5. Pemeriksaan Kesikuan dengan Blok Ukur

Blok ukur merupakan alat ukur standar yang presisi yang mempunyai kesikuan dan
keparalellan yang sangat baik. Dengan bantuan blok ukur ini kita dapat mengecek
kesikuan dari benda ukur. Secara sederhana, cara pemeriksaan kesikuan benda ukur
dengan menggunakan blok ukur diperlihatkan pada gambar dibawah berikut.

Gambar 1.48 Pemeriksaan kesikuan dengan menggunakan blok ukur.

Benda ukur diletakkan di atas meja rata (surface table) karena pelaksanaan
pengukurannya harus di atas meja rata. Ambil pelat paralel (parallel strip) dan pelat
sudut (angle plate), kemudian pelat paralel kita pasangkan pada pelat sudut dengan
menggunakan pengunci (klem) sehingga posisi dari pelat parallel berhadapan dengan
muka ukur benda ukur. Antara pelat parallel ukurannya sehingga terdapat titik kontak
antara blok ukur dengan muka ukur benda ukur.

37
Contoh Gambar Perancangan Drill Jig

38

Anda mungkin juga menyukai