PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
TUGAS AKHIR
disusun oleh :
PAUL SUGIRI
NIM : 125114052
FINAL PROJECT
PAUL SUGIRI
NIM : 125114052
IIALA]V{AN PERSETUruAN
TUGAS AKHIR
HALAMAN PENGESAHAN
TIJGAS AKHIR
PAUL SUGIRI
NIM : 125114052,
Nama Lengkap
" Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini
tidak memuat karya atau bagian karya orang lain,
kecuali yang telah disebutkan dalam kutipao dan daftar pustaka,
sebagaimana layaknya karya ilrniah."
Paul Sugiri
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Motto :
vi
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Nn{ :125114052
Besertra perargkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada
Perpustakaan Universitas Sanata Dhama hak untuk menyimparL mengalilrkan dalam
bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk parykalan data, mendistribusikan secara
terbatas, dan mempublikasikannya di intemet atau media lain untuk kepentingan akademis
tanpa perlu meminta ijin saya mauprm membedkan royalti kepada saya selama tetap
me.ncantumkan nama saya sebagai penulis.
INTISARI
Pembuatan lubang pada suatu media tertentu bukanlah hal yang sulit dilakukan.
Akan tetapi, apabila lubang yang ingin dibuat memiliki jumlah yang cukup banyak, tentu
saja akan sedikit merepotkan. Ada beberapa bidang usaha yang membutuhkan proses
pelubangan dalam memproduksi barang-barang mereka, seperti pcb berlubang dan sangkar
burung. Oleh karena itu, penulis bermaksud untuk membuat mesin bor otomatis dengan
pengendali komputer yang dapat melakukan proses pelubangan pada suatu media tertentu,
sehingga dapat mempermudah dalam membuat lubang dalam jumlah yang cukup banyak.
Mesin bor otomatis menggunakan komputer dengan perangkat lunak Mach3
sebagai pengendalinya. Mesin ini akan digerakkan dengan motor stepper dan motor ac
sebagai motor spindle. Mesin dapat diperintah oleh software Mach3 dengan kode program
yang disebut G-Code. Benda yang akan dilubangi diletakkan pada meja mesin dan dijepit,
kemudian diatur letak dan jumlah lubang yang akan dibuat, setelah itu mesin akan
melakukan pengeboran sesuai dengan perintah yang diberikan.
Mesin bor otomatis dapat berfungsi dengan baik, sesuai dengan rancangan yang
telah dibuat sebelumnya. Mesin ini dapat melakukan pengeboran dengan diameter mata
bor 1mm hingga 3mm dan kedalaman pengeboran hingga 20mm. dari pengujian yang telah
dilakukkan, mesin ini dapat melakukan jarak pengeboran dengan ketelitian ±0,05mm dan
kecepatan gerak hingga 8 mm/detik.
viii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
ABSTRACT
Making holes in a particular media is not a difficult thing to do. However, if the
hole to be made to have a rather large amount, of course, will be a little inconvenient.
There are several businesses that require perforation process in producing their goods, such
as pcb holes and bird cage. Therefore, the authors intend to make automatic drilling
machine with a computer controller that can perform perforation process in a particular
medium, so it may be easier to make a hole in considerable amounts.
Automatic drilling machine using a computer with software Mach3 as controller.
This machine will be driven by stepper motors and ac motors as spindle motors. The
machine can be governed by a code Mach3 software program called G-Code. Perforated
objects that will be placed on the machine table and clamped, then set the location and
number of holes to be made, after which the machine will drill in accordance with the
instructions given.
Automatic drilling machine to function properly, according to the draft that was
created earlier. This machine can perform drilling with a diameter of 1mm to 3mm drill bit
and drilling depths of up to 20mm. from the testing that has been dilakukkan, this machine
can perform the drilling distance with accuracy of ± 0,05mm and velocity of up to 8 mm /
sec.
ix
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
KATA PENGANTAR
Syukur dan tedma kasih kepada Tuhan Yesus Kiistus, atas kasih karunia-Nya
sehingga tugas ak1ft dengan judul "Perancangan Mesin Bor Otomatis Berbasis Komputer"
ini dapat diselesaikan dengan baik.
Selama menulis tugas akiir ini, penulis menyadari bahwa ada banyak pihak yang
telah membantu dan mendukung, sehingga tugas atrlir ini dapat diselesaikan. Oleh sebab
itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :
Dengan rendah hati penulib menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh dari
sempuma, oleh karena itu ;egala l(Iitik dan sara-n yang membangun untuk perbaikan tugas
akhir ini sangat diharapkan. Aklft kata, semoga tugas akhir ini dapal bermanfaat bagi
semua pihak. Terima kasih.
.$-
Paul Sugiri
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ............................................................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................................ iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ........................................................... v
HALAMAN PERSEMBAHAN DAN MOTTO HIDUP ................................................. vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ......................................................................... vii
INTISARI .......................................................................................................................... viii
ABSTRACT .......................................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR ......................................................................................................... x
DAFTAR ISI ....................................................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................................ xiv
DAFTAR TABEL ............................................................................................................. xvi
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................... xvii
xi
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
xii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
xiii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
DAFTAR GAMBAR
Halaman
xiv
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
xv
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
DAFTAR TABEL
Halaman
xvi
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
xvii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
BAB I
PENDAHULUAN
1
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
2
Sistem otomasi ini dapat menjamin kesamaan hasil pengeboran dan lebih efisien karena
menggunakan mesin yang waktu prosesnya relatif lebih cepat.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Dalam bab ini, dijabarkan mengenai dasar teori dan keterangan mengenai
komponen–komponen yang digunakan dalam perancangan mesin bor otomatis berbasis
komputer. Beberapa komponen yang akan dijabarkan antara lain perangkat lunak
(software) , perangkat keras mekanik, perangkat keras elektronik dan komponen
pendukung lainnya.
2.2. Resistor[1]
Resistor merupakan pasif komponen yang digunakan untuk melengkapi rangkaian
bersama sumber tegangan dan arus dan aktif komponen. Resistor diekspresikan dengan
huruf R dan besar nilai dengan satuan Ohm (Ω). Resistor disebut pasif komponen karena
resistor tidak dapat memperkuat atau mengolah sinyal listrik. Resistor memberikan
hambatan terhadap arus yang mengalir dalam rangkaian. Sebuah resistor adalah konduktor
5
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
6
Dua kode warna pertama dibaca sebagai jumlah angka yang signifikan. Kode warna
ketiga merupakan pengali (multiplier), yaitu jumlah nol yang mengikuti angka dari kode
warna pertama dan kedua. Dan kode warna terakhir merupakan toleransi dari nilai resistor.
Toleransi tersebut merupakan nilai batasan yang diperbolehkan terhadap nilai resistor yang
diharapkan dan dinyatakan dalam persen. Toleransi yang umumnya terdapat pada resistor
adalah kosong (tanpa warna) dengan besar nilai 20 persen (20%), perak (silver) dengan
besar nilai 10 persen (10%) dan emas (gold) dengan nilai 5 persen (5%). Sebuah resistor
dengan nilai 100 Ω dan toleransi 10 persen, memiliki nilai kisaran nilai antara 90Ω hingga
110Ω. Berikut adalah contoh cara menentukan nilai resistor :
Sebuah resistor dengan kode warna : Biru – Hijau – Kuning – Perak
Biru =6
Hijau =5
Kuning = 0000
Nilai resistor adalah 650.000Ω.
Perak = 10 persen
Toleransi resistor = 0,1 x 650.000 = 65.000 Ω.
Sehingga, nilai resistor berada pada kisaran nilai 585.000Ω (585 kΩ) hingga
715.000 Ω (715 kΩ).
Penandaan nilai resistor dengan menggunakan empat kode warna adalah skema
kode warna yang paling sering digunakan, seperti yang sudah dijelaskan. Penandaan nilai
resistor dengan lima dan enam kode warna juga ada dipasaran dengan bentuk fisik resistor
yang mirip dengan resistor empat kode warna. Resistor dengan lima dan enam kode warna
digunakan untuk resistor dengan presisi tinggi dengan penambahan kode warna toleransi (
ungu(±0,1%), biru(±0,25%), hijau(±0,5%), coklat(±1%), merah(±2%)) . Perbedaan lain
resistor dengan lima atau enam kode warna adalah nilai resistor diambil dari tiga kode
warna pertama, dan diikuti dengan multiplier, toleransi dan koefisien suhu (enam kode
warna). Contoh, resistor dengan kode warna kuning, ungu, hijau, merah dan coklat
memiliki nilai resistor sebesar 47500Ω atau 47,5KΩ dengan toleransi kurang lebih satu
persen (±1%). Pengelompokkan resistor dengan jumlah kode warna berbeda dapat dilihat
pada gambar 2.2.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
8
Dalam perhitungan nilai resistor juga perlu adanya penyesuaian nilai dari resistor
yang ada dipasaran. Tabel 2.2 menunjukkan nilai resistor yang tersedia dipasaran.
Spesifikasi lain yang perlu diperhatikan dalam memilih resistor pada suatu
rancangan selain besar resistansi adalah besar daya resistor. Karena resistor bekerja dengan
dialiri arus listrik, maka akan terjadi disipasi daya (P) berupa panas sebesar :
(Watt) (2.2)
Semakin besar ukuran fisik suatu resistor bisa menunjukkan semakin besar
kemampuan disipasi daya resistor tersebut. Umumnya di pasar tersedia ukuran 1/8, 1/4, 1,
2, 5, 10 dan 20 watt. Resistor yang memiliki disipasi daya 5, 10 dan 20 watt umumnya
berbentuk kubik memanjang persegi empat berwarna putih, namun ada juga yang
berbentuk silinder.
Pada saat transistor berada pada kondisi cut-off , maka arus masukkan basis
bernilai nol (IB = 0), arus keluaran collector bernilai nol ( IC = 0), dan tegangan collector
emitor adalah maksimal (VCE = VCC). Karakteristik dari kondisi cut off adalah tegangan
masukkan (Vin) dan basis dihubungkan dengan 0 volt (ground) dan tegangan basis emitor
lebih kecil dari 0,7 Volt (VBE < 0,7V), seperti ditunjukkan pada gambar 2.4.
Pada saat transistor berada pada kondisi saturasi, maka arus collector menjadi
terlalu besar dan tegangan collector emitor turun mendekati nol. Sehingga dapat
dirumuskan :
IC (saturasi) = (2.3)
(2.4)
dan memberitahukan informasi untuk menerima sinyal atau data masukan dari luar atau
mengirimkan sinyal atau data ke luar. Jalur status berfungsi untuk memberikan masukan ke
komputer mengenai status komunikasi siap atau tidaknya hubungan antar 2 peralatan, siap
atau tidaknya untuk memulai transmisi, dan telah berakhirnya transmisi data. Jalur data
merupakan isi data yang akan ditransmisikan.
Berdasarkan tabel 2.3 di atas, dijelaskan bahwa dalam sebuah parallel port DB-25
terdiri dari :
a. Masukan 5 buah : pin 10, 11, 12, 13 dan 15 . Bagian ini merupakan jalur sinyal
masukan menuju komputer yang kemudian diolah oleh perangkat lunak.
b. Keluaran 12 buah : pin 1-9, 14, 16 dan 17. Bagian ini merupakan jalur sinyal keluaran
dari perangkat lunak untuk diteruskan ke perangkat lainnya.
c. Ground 8 buah : pin 18-25.
Untuk dapat mengakses parallel port pada komputer biasanya digunakan alamat memori
seperti yang ditunjukan pada tabel 2.4 berikut:
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
13
Jika logika tinggi maka akan dipilih mode half step, dan jika logika
HALF/FULL
rendah maka akan dipilih mode full step.
Pin Fungsi
Antara pin ini dan ground dihubungkan dengan resistor pengaman
1 ; 15
untuk mengatur besar arus beban.
Pada gambar 2.12 IC L298 mengintegrasikan dua jalur keluaran daya (A, B).
Jalur keluaran daya adalah konfigurasi jembatan dan keluaran daya tersebut dapat
mengendalikan sebuah beban induktif. Arus yang mengalir melalui beban, keluar dari
jembatan pada jalur deteksi keluaran (the sense output). Resistor eksternal ( RSA, RSB)
memungkinkan untuk mendeteksi intensitas saat ini.
IC L298 memiliki empat jalur (channel) masukan yang didesain untuk dapat
menerima masukan level logika TTL. Setiap jalur masukan ini memiliki jalur keluaran
yang bersesuaian. Dengan memberi tegangan 5 volt pada pin Enable A dan Enable B,
setiap jalur keluaran akan menghasilkan logika tinggi (1) atau rendah (0) sesuai dengan
nilai masukkan pada jalur masukkan.
Untuk motor stepper dengan lilitan bipolar, diperlukan sinyal pulsa yang berubah-
ubah dari positif ke negatif dan sebaliknya. Jadi pada setiap terminal lilitan (A & B) harus
dihubungkan dengan sinyal yang mengayun dari positif ke negatif dan sebaliknya.
Pengendali motor stepper bipolar ini membutuhkan rangkaian pengendali yang agak lebih
kompleks daripada rangkaian pengendali untuk motor unipolar. Motor stepper bipolar
memiliki keunggulan dibandingkan dengan motor stepper unipolar dalam hal torsi yang
lebih besar untuk ukuran yang sama. Skema pengendali motor stepper bipolar dapat dilihat
pada gambar 2.14.
Tabel 2.7 menunjukkan urutan eksitasi dari langkah pergerakan motor stepper dengan
beberapa mode yang berbeda. Langkah pergerakan motor stepper terbagi menjadi beberapa
mode step diantaranya :
1. Wave Drive ( 1 phase on )
Pada mode ini hanya satu lilitan stator saja yang diberi energi. Torsi keluaran motor
tidak maksimal, karena pada pengendali unipolar hanya menggunakan 25% dan
bipolar 50% lilitan stator saat terenergi.
2. Langkah Penuh (Full Step)
Pada mode ini ada dua lilitan stator yang diberi energi, sehingga posisi salah satu
kutub rotor berada diantara dua lilitan stator yang terenergi. Torsi keluaran pada
pengendali unipolar lebih kecil dibandingkan dengan pengendali bipolar karena
pengendali unipolar hanya menggunakan 50% lilitan yang ada sedangkan pengendali
bipolar menggunakan seluruh lilitan stator.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
20
Kode M Fungsi
M1 Program berhenti sementara
M3 Spindel berputar searah jarum jam
M30 Program selesai dan kembali ke awal
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
22
Kode G Fungsi
G0 Gerak cepat
G1 Gerak linear
G4 Penahanan gerak
G28 Kembali ke titik referensi mesin 1
G30 Kembali ke titik referensi mesin 2
G80 Membatalkan mode siklus
G81 Siklus pengeboran tanpa tahapan
G82 Siklus pengeboran dengan penahanan
G83 Siklus pengeboran secara bertahan
G90 Mode jarak absolut
G91 Mode jarak inkremental
G94 Mode langkah per menit
G98 Level inisial kembali setelah siklus
G99 Level Titik R setelah siklus
Huruf Arti
F Kecepatan pemakanan
N Alamat
P Waktu penahanan siklus
R Level kembali siklus
S Kecepatan spindel
T Nomer alat potong
X Sumbu X
Y Sumbu Y
Z Sumbu Z
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
23
BAB III
PERANCANGAN
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai sistem dari mesin bor otomatis berbasis
komputer dengan menggunakan perangkat lunak (software) Mach3 sebagai pengendali
motor stepper untuk penggerak sumbu x, y, z, dan motor dc untuk penggerak spindle.
25
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
26
Pada gambar 3.2 ditunjukkan alur proses untuk pembuatan benda dengan mesin bor
otomatis berbasis komputer. Urutan proses tersebut adalah persiapan mesin, persiapan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
27
benda kerja, seting mesin dan menjalankan program. Alur program tersebut akan menjadi
pemandu operasi apabila akan melakukan proses kerja, sehingga dapat meminimalkan
kesalahan proses, kesalahan kerja dan kerusakan mesin atau benda kerja.
Mesin bor otomatis ini bergerak dalam 3 sumbu, yaitu sumbu x, sumbu y, sumbu z
dan pada setiap sumbunya digerakkan oleh sebuah motor stepper. Setiap sumbu terdapat
limit switch yang akan membatasi pergerakan setiap sumbu mesin. Batas-batas pergerakan
sumbu mesin dapat dilihat lebih jelas pada gambar 3.4 dan gambar 3.5 berikut ini :
a. Masukkan Optocoupler Breakout Board dari Parallel Port dan Limit Switch
Breakout board mendapatkan masukkan sinyal dari parallel port melewati pin
keluaran (Output Pin) dan dari limit switch. Sinyal tersebut kemudian akan melewati
sebuah resistor pengaman (RD) sebelum masuk pada komponen utama breakout board
yaitu optocoupler (gambar 3.6.). Optocoupler yang digunakan adalah optocoupler tipe
PC817 karena selain memiliki kemampuan switching yang cepat ( 3-4 µs ) juga karena
sangat mudah didapat dipasaran. Resistor digunakan sebagai hambatan agar tegangan
dan arus yang masuk tidak merusak komponen optocoupler tersebut. Untuk
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
30
menentukan nilai resistor, dapat menggunakan perhitungan yang mengacu dari persamaan
(2.1) sebagai berikut:
Tegangan keluaran dari parallel port = 5 V.
Arus yang dipakai (typical datasheet) = 20 mA.
Tegangan Led (typical datasheet) = 1,2 V.
Sehingga :
Vcc = VLED + VRESISTOR
VRESISTOR = Vcc - VLED
VRESISTOR = 5V – 1,2V = 3,8V
Maka,
VRESISTOR = I x RD
RD = VRESISTOR / I
= 3,8 V / 20 mA
= 190 Ω
Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh batas nilai resistor untuk masukan dari
optocoupler adalah 190Ω. Dalam kaitannya dengan ketersediaan nilai resistor dipasaran,
maka dipilih nilai resistor sebesar RD = 200Ω.
Sehingga arus yang masuk ke dalam optocoupler menjadi :
I = VRESISTOR / RD
= 3,8 V / 200 Ω
= 0,019 A
= 19 mA
c. Lampu Indikator
Pada rangkaian breakot board ditambahkan rangkaian untuk lampu indikator proses
untuk menandai keadaan suatu mesin pada kondisi proses atau tidak. Lampu indikator
menggunakan lampu led 24 V dengan warna kuning sebagai indikator proses dan lampu
berwarna hijau sebagai indikator mesin kondisi aman atau standby. Gambar 3.8
menunjukan rangkaian untuk lampu indikator.
IB =
IB =
IB = 0,0004 A
Maka;
RB = V / IB
= 5V / 0,0004
= 12,5 kΩ ≈ 13 kΩ
Rangkaian pengendali motor stepper pada gambar 3.9 diatas, pada pin osilator
terhubung dengan resistor dan kapasitor yang nilai dari masing-masing komponen
dipengaruhi oleh frekuensi yang ditimbulkan oleh motor stepper. Mode pergerakan dari
motor stepper yang akan dipakai adalah full step karena mode tersebut sudah memiliki
ketelitian yang sudah baik, yaitu 0,0125 mm per step. Nilai itu didapat dari perhitungan
dibawah ini :
Sudut step motor = 1,8 derajat
Step per revolusi = 360 / 1,8
= 200 step
Jarak gang ulir bola = 2,5mm
Step = 2,5 / 200
= 0,0125mm
Rumus frekuensi adalah f= 1/T , maka frekuensi motor dapat diketahui lewat kecepatan
pergerakan sumbu yaitu 4mm/detik dengan mengubahnya dalam satuan step/detik.
Sehingga besar frekuensi motor adalah :
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
34
(step/detik)
Untuk perhitungan nilai resistor dan kapasitor yang terhubung dengan osilator (dengan
besar nilai R > 10kΩ) dirumuskan dengan :
Selain nilai resistor dan kapasitor yang tersambung pin osilator pada IC l297, pada
IC L298 juga terdapat resistor yang yang tersambung pada pin 1 dan 15 (pin Sen_A dan
Sen_B) dan terhubung dengan ground untuk membatasi arus beban yang mengalir pada
rangkaian. Besar nilai resistor adalah 0,5Ω yang diambil sesuai dengan nilai pada
datasheet. Dengan adanya tegangan sensor beban maksimal 0,5V (dipilih 0,5V dari
ketentuan -1V hingga 2V pada datasheet), maka perhitungan daya dari resistor yang
mengacu dari persamaan (2.3) adalah :
watt
Pada gambar 3.14 diatas, akan diisikan semua parameter yang dibutuhkan dalam
tuning motor stepper. Hal pertama yang harus lakukan adalah menentukan sumbu yang
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
39
akan di tuning dan simpan setingan yang sudah dilakukan untuk setiap setingan sumbu.
Banyak pulsa atau step ditentukan untuk data yang dibutuhkan komputer untuk dikirimkan
ke pengendali motor untuk menggerakkan motor stepper. Data step sudah didapat dari
paragraf sebelumnya yaitu 200 step per unit dan dimasukkan pada kotak kiri bawah. Data
pergerakan motor stepper (velocity) sesuai dengan batasan masalah yang ditentukan yaitu
4mm/detik atau 240mm/menit. Percepatan motor stepper adalah suatu pertimbangan
penting saat bekerja dengan beban. Mengatur percepatan terlalu tinggi dapat
mengakibatkan motor terhambat untuk mencapai kecepatan maksimal, terutama dengan
beban berat. Percepatan atau akselerasi dipilih 90mm/detik2 untuk menghindari hambatan
motor tersebut. Tombol pengaturan pergerakkan dan percepatan juga dimungkingkan
selain dari data perhitungan yang ada untuk mendapatkan setingan yang lebih baik.
Contoh program :
N10 T01
N20 G90 G00 X25 Y17.5 Z50 S1000 M03
N30 G99 G81 X25 Y17.5 Z-12 R10 F75 (Lubang 1)
N40 Y42.5 (Lubang 2)
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
40
Penjelasan :
N10 Memanggil alat nomer 1 (T01).
N20 Gerak cepat menuju titik X25 Y17.5 Z50, Spindel berputar searah jarum
jam (M03) dengan kecepatan 1000rpm (S1000).
N30 Pengeboran dimulai (G81) pada titik X25 Y17.5 dengan kecepatan
pemotongan (F75). Bor akan kembali ke titik bebas R setelah operasi
pengeboran.
N40 Pengeboran dititik Y42.5 ( G99 adalah mode g-code drill akan
mempertahankan alat potong kembali ke titik bebas R sampai G98
diberikan).
N50 Pengeboran berikutnya pada titik X75 Y17.5.
N60 Pengeboran pada titik Y42.5.
N70 Gerak cepat untuk pembebasan alat potong menuju Z50.
N80 Menuju posisi lubang selanjutnya (lubang 5) dititik X125 Y17.5.
N90 Pengeboran dengan mode G83 (Peck drilling) pada titik X125 Y17.5. (G98
menunjukkan bahwa alat potong akan bebas menuju titik inisial.
N100 Pengeboran pada titik Y42.5 dan kembali ke titik inisial.
N110 Perintah pengeboran dibatalkan (G80).
N120 Kembali ke titik referensi mesin.
N130 Program berhenti dan kembali ke awal program (M30).
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisi mengenai hasil pengamatan dari mesin bor otomatis berbasis
komputer dengan menggunakan perangkat lunak Mach3 yang telah direalisasi. Hasil
pengamatan berupa analisa dan pengujian performa mekanik, performa elektronik dan
hasil pengujian pada benda kerja.
Hardware Mekanik
Komputer
Hardware Elektronik
41
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
42
Mesin bor otomatis ini memiliki tiga bagian utama yaitu hardware mekanik,
hardware elektronik (panel kontrol) dan komputer. Pada komputer telah terinstalasi
software Mach3 yang digunakan sebagai kontrol utama dari mesin bor otomatis. Pada
kotak hardware elektronik terdapat semua komponen-komponen yang telah terhubung satu
dengan yang lain yang diperlukan untuk menggerakkan hardware mekanik. Hardware
elektronik terhubung dengan komputer lewat parallel port, dan akan mengolah sinyal dari
software Mach3 untuk diteruskan pada hardware mekanik. Pada hardware mekanik,
terpasang motor-motor sumbu dan motor spindle yang akan mengubah sinyal-sinyal
perintah menjadi gerakan. Dari gerakan-gerakan yang dapat diperintah ini nantinya akan
dapat diterapkan proses pengerjaan pada benda kerja.
Mesin bor otomatis ini memiliki tiga sumbu gerak yaitu sumbu x, sumbu y dan
sumbu z. Setiap sumbu digerakkan oleh sebuah motor step (stepper motor) yang
tersambung dengan poros ulir bulat (ball screw) sebagai pengubah gerak putar motor
menjadi gerakkan lurus. Jarak gang ulir dari poros ulir bulat adalah 2,5mm. Sumbu gerak
posisi adalah sumbu x dan sumbu y (sumbu koordinat), sedangkan sumbu z digunakan
sebagai tempat untuk meletakkan motor spindle dan juga sumbu gerak untuk kedalaman
pengeboran. Meja mesin bor otomatis dilengkapi dengan mur tanam untuk memudahkan
pencekaman benda kerja dan tombol pengaman (Emergency Stop) apabila terjadi
ketidaksesuaian proses pengerjaan, seperti yang ditunjukkan pada gambar 4.2.
Benda Kerja
Mur Tanam
8. Mengembalikan posisi semua sumbu pada referensi mesin dengan menekan Ref All
Home.
9. Mendekatkan mata bor dengan benda kerja (sumbu x dan y) sesuai dengan titik
referensi yang telah ditentukan sebelumnya (pada Rectangular Bolt Pattern) dan
menyentuhkan ujung mata bor pada permukaan benda kerja. Langkah ini adalah
menentukan titik referensi atau titik nol benda kerja.
10. Masukkan data titik referensi benda kerja dengan mengaktifkan kolom Offsets Alt5
yang ada dibawah kolom toolbar. Sebelum memasukkan titik referensi benda kerja,
tombol koordinat mesin harus dipastikan pada kondisi tidak aktif dengan menekan
tombol Machine Coord’s dan indikator lampu merah tidak menyala.
11. Memasukkan nilai yang sama dari sumbu x, y, z pada mesin koordinat ke kolom
Current Work Offset. Setelah nilai offset dimasukkan, maka nilai koordinat mesin
akan berubah menjadi nol. Apabila tombol koordinat mesin diaktifkan maka nilai
yang sama tampil pada koordinat mesin dan koordinat offset.
Mesin Koordinat
Mesin Koordinat
12. Mengaktifkan tampilan muka Program Run Alt-1 dan mengembalikan semua
sumbu pada referensi mesin.
13. Memulai menjalankan program dengan menekan terlebih dahulu tombol Rewind
CTRL-W untuk memastikan program berjalan dari awal. Apabila user ingin
mengedit program terlebih dahulu, semua urutan program akan ditampilkan
tersendiri dengan menekan tombol Edit G-Code.
14. Menjalankan program dengan menekan tombol Cycle Start dan menghentikan
jalannya program dengan menekan tombol Stop (apabila terjadi kesalahan).
Program
Saat pengoperasian mesin, masih terdapat kendala yang berkaitan dengan power
supply. Ketika program dijalankan, saat perintah motor spindle dihidupkan terkadang
power supply mengalami gangguan sehingga terkondisi mati (switching off). Hal tersebut
disebabkan tegangan induksi akibat penggunaan motor ac sebagai motor spindle.
Kemungkinan lain adalah karena penggunaan power supply bukan merupakan produk baru
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
46
melainkan menggunakan power supply bekas komputer lama yang sangat dimungkinkan
performa yang sudah mulai menurun (drop). Dengan menggunakan perangkat power
supply yang baru, diharapkan dapat mengatasi hal tersebut mengingat bahwa gangguan
yang ada tidak selalu terjadi.
Pada pengujian repeatability yang telah dilakukan dan ditunjukkan pada tabel 4.1,
tabel 4.2, tabel 4.3, menunjukkan bahwa pada setiap sumbu mengalami penyimpangan.
Penyimpangan terbesar rata-rata dari sumbu x adalah 0,0065mm pada pergeseran 20mm,
sumbu y adalah 0,01mm pada pergeseran 60mm dan sumbu z adalah 0,0045mm pada
pergeseran 40mm. Dari hasil pengujian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa
repeatability mesin bor otomatis ini sangat baik. Hal tersebut dikaitkan akan tujuan awal
perancangan bahwa mesin bor ini dibuat untuk mempermudah pekerjaan seperti
pembuatan sangkar burung dan pembuatan pcb berlubang.
Dari hasil pengujian dimensi area kerja yang telah dilakukan menunjukkan bahwa,
panjang lintasan area kerja sumbu x adalah 280mm, sumbu y adalah 367mm dan sumbu z
adalah 72mm. Hasil pengujian tersebut membuktikan bahwa dimensi area kerja awal yaitu
250mm x 300mm x 20mm (x,y,z) dapat terrealisasi dengan baik.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
53
Dari hasil pengujian kecepatan gerak yang telah dilakukan menunjukkan bahwa
sumbu x, sumbu y dan sumbu z tidak mengalami perubahan waktu tempuh pada kecepatan
diatas 500mm/menit yang dikarenakan kemampuan driver yang terbatas (hanya mode full
step). Sehingga dapat disimpulkan bahwa kecepatan maksimal tiap sumbu adalah
500mm/menit atau 8,33mm/detik
Feeding aktual yang dihasilkan menunjukkan sedikit perbedaan dengan feeding
program. Perbedaan yang dihasilkan, karena penyelarasan gerak mesin hanya berdasarkan
ukuran linier berupa penggaris secara visual. Penyelarasan dilakukan dengan feature
Mach3 yang disebut kalibrasi sumbu (axis calibration) seperti yang ditunjukkan pada
gambar 4.8.
2 3
Gambar 4.8 menunjukkan langkah kalibrasi sumbu dengan software Mach3. Pada
langkah ketiga, memilih sumbu yang akan dikalibrasi, karena kalibrasi sumbu hanya bias
dilakukan tiap sumbu. Setelah pemilihan sumbu, selanjutnya akan muncul pertanyaan
untuk menggerakkan sumbu seberapa jauh. Kemudian sumbu akan bergerak seperti yang
diperintahkan (perhatikan posisi awal sebelum sumbu bergerak). Setelah berhenti, akan
muncul lagi pertanyaan bahwa seberapa jauh aktualisasi gerak sumbu yang terjadi dengan
melihat skala linier yang ada pada mesin. Dengan memasukkan aktual gerak yang terjadi,
maka software Mach3 akan otomatis menghitung nilai stepper pada motor tuning, seperti
yang ditunjukkan gambar 4.9.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
56
Pengujian pengeboran yang dilakukan tersebut menunjukkan bahwa ada dua proses
pengeboran yang berbeda (kanan dan kiri). Pada pengujian sebelah kiri, proses pengeboran
memiliki jarak yang sama pada sumbu x dan jarak yang berubah-ubah pada sumbu y.
Sedangkan pada pengujian disebelah kanan, proses pengeboran dilakukan dengan jarak
yang sama pada sumbu x maupun sumbu y. Pengujian pada benda kerja yang tebal juga
dilakukan untuk memenuhi tuntutan awal yaitu dapat melakukan proses pengeboran pada
ketebalan benda kerja hingga 20mm. Pengujian yang telah dilakukan membuktikan bahwa
mesin bor otomatis mampu melakukan proses pengeboran lebih dari 20mm seperti yang
ditunjukkan pada gambar 4.11. Pengujian dilakukan dengan menggunakan mata bor yang
memiliki diameter 2mm dan pergeseran hanya pada salah satu sumbu saja.
Dari data konfigurasi koneksi tersebut pin nomer 1 hingga nomer 8 adalah jalur
keluaran dari komputer yang akan memberikan perintah kerja dalam bentuk tegangan.
Pengujian tegangan pada pin parallel port dimaksudkan untuk mengetahui seberapa besar
tegangan yang dikeluarkan oleh parallel port dengan menggunakan alat multitester.
Pengujian tidak dilakukan pada semua pin, tetapi hanya akan diukurkan pada pin keluaran,
yaitu pin 1, 3, 5, 7, 8. Untuk pin 2, 4, 6 akan dipakai pada pengujian frekuensi karena pin
tersebut digunakan sebagai jalur pulsa (clock).
Dari pengujian tegangan yang dilakukan, nilai tegangan aktif dari pin parallel port
mendekati 5 volt. Untuk nilai tegangan tidak aktif adalah mendekati 0 volt. Hal ini sesuai
dengan teori logika 1 (high) dan logika 0 (low) yang menyatakan bahwa nilai tegangan
berlogika 1 berada pada kisaran 2,0 volt sampai 5,0 volt, sedangkan tegangan berlogika 0
berada pada kisaran 0 volt hingga 0,8 volt. Berikut adalah tabel 4.12 yang menunjukkan
hasil pengujian tegangan dari pin keluaran parallel port :
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
59
Pada breakout board juga dilakukan pengujian frekuensi dari sinyal (clock) yang
digunakan untuk menggerakkan motor step. Pengujian sinyal ini dimaksudkan untuk
mengetahui berapa besar frekuensi yang dihasilkan untuk menggerakkan motor step pada
kecepatan tertentu. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan PC oscilloscope
seperti yang ditunjukkan pada gambar 4.12, dengan mengukurkannya pada kaki kolektor
optocoupler yang digunakan sebagai jalur sinyal. Pengujian dilakukan dengan mengambil
tiga data kecepatan yaitu 50mm/menit, 100mm/menit dan 300mm/menit. Data pengujian
sinyal dapat dilihat pada tabel 4.13 berikut:
Dari data pengujian frekuensi tabel 4.9, ditunjukkan bahwa frekuensi sinyal yang
yang dihasilkan berbanding lurus dengan kecepatan pergerakan sumbu. Semakin cepat
gerak pergeseran sumbu, maka frekuensi yang dihasilkan juga akan semakin cepat.
Apabila kecepatan pergerakan dipercepat dua kali lebih cepat dari kecepatan awal, maka
frekuensi yang dihasilkan juga akan meningkat dua kali lebih cepat.
Dalam satu pcb terdapat dua rangkaian relay dan kedua rangkaian (x1-1 dan x1-2)
terpicu secara bersamaan. Salah satu rangkaian digunakan untuk menghidupkan motor
spindle, dan yang lain untuk lampu indicator. Saat motor tidak diperintah, maka lampu
(hijau) yang terhubung dengan terminal NC (normally closed ) relay akan menyala. Dan
saat motor diperintah, terminal NO (normally open) akan terhubung sehingga lampu proses
(kuning) menyala. Dengan adanya perubahan rangkaian, maka perhitungan nilai R1 dan
R2 yang sebelum telah diperhitungkan pada bab III juga mengalami perubahan. Pada
rangkaian yang telah mengalami perubahan menggunakan transistor NPN BD139. Berikut
adalah perhitungan nilai R1 dan R2, dengan menggunakan rumus berdasarkan persamaan
(2.4) :
IB =
IB =
IB = 0,004375 A
Maka;
RB = V / IB
= 5V / 0,004375
= 1142,85 Ω ≈ 1,2 kΩ
Parallel port sendiri memiliki 25 pin yang mana setiap pin dapat dikonfigurasikan untuk
jalur sinyal yang berlainan.
Proses pengerjaan yang dilakukkan mesin bor otomatis ini hanya proses
pengeboran saja. Untuk membuat program pengeboran benda kerja, user dapat langsung
menggunakan fasilitas yang diberikan Mach3. Mach3 sudah memberikan fasilitas instan
untuk proses pengeboran yang dapat dipilih melalui Wizard. Dari proses pengeboran yang
telah disediakan oleh Mach3, user hanya diminta memberikan data jumlah lubang, jarak
lubang dan titik referensi untuk awal pengeboran.
N004 G54 X0 Y0
N005 M03 S1000
N006 G90
N007 G00 G43 H0 Z3
N008 G83 X-10 Y-10 Z-10 Q0.5 R3 F20 (siklus pengeboran)
N009 X-20
N010 X-30
N011 X-40
N012 X-50
N013 X-60
N014 X-70
N015 X-80
N016 Y-15
N017 X-70
N018 X-60
N019 X-50
N020 X-40
N021 X-30
N022 X-20
N023 X-10
N024 Y-25
N025 X-20
N026 X-30
N027 X-40
N028 X-50
N029 X-60
N030 X-70
N031 X-80
N032 Y-40
N033 X-70
N034 X-60
N035 X-50
N036 X-40
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
65
N037 X-30
N038 X-20
N039 X-10
N040 Y-60
N041 X-20
N042 X-30
N043 X-40
N044 X-50
N045 X-60
N046 X-70
N047 X-80
N048 Y-85
N049 X-70
N050 X-60
N051 X-50
N052 X-40
N053 X-30
N054 X-20
N055 X-10
N056 G80 (mengakhiri siklus pengeboran)
N057 M5 M9
N058 G28 X0 Y0 Z0
N059 M30
Dari program yang telah dituliskan, user dapat mengolah kembali program apabila
diperlukan. Hal ini berkaitan dengan penyesuaian program dengan mesin atau
meminimalkan penggunaan baris program. Mesin bor otomatis ini hanya menggunakan
satu alat potong (pada baris N002) sehingga perintah penggantian alat M6 dapat
dihilangkan. Demikian juga, motor spindle mesin hanya menggunakan putaran tunggal M3
(pada baris N005) sehingga perintah berputar dapat dihilangkan.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan yang telah dilakukan, maka
pengambilan kesimpulan dari pembuatan Mesin Bor Otomatis Berbasis Komputer adalah
sebagai berikut :
1. Mesin dapat direalisasikan sesuai dengan desain perancangan awal.
2. Dimensi area kerja mesin bor yang terrealisasi adalah 280mm x 367mm x 72mm
(x,y,z), dari dimensi rancangan awal 250mm x 300mm x 20mm.
3. Pengeboran dapat dilakukan hingga kedalaman 25mm dari tujuan awal yang
mampu melakukan pengeboran hingga kedalaman 20mm.
4. Mesin bor otomatis ini memiliki ketelitian ± 0,05mm.
5. Mesin bor otomatis ini memiliki kecepatan maksimal 8,33mm/detik. Kecepatan
gerak yang dihasilkan mesin bor otomatis ini adalah dua kali lebih cepat dari
rancangan awal.
5.2. Saran
Supaya mesin dapat lebih optimal dan layak jual, maka tidak hanya diperlukan
rangkaian elektronik yang stabil. Tetapi juga membutuhkan suatu tampilan mekanik
yang menarik, kuat, serta tahan lama. Mesin yang ada saat ini dapat disempurnakan
menjadi sistem yang lebih baik. Pengembangan yang mungkin dilakukan antara lain :
1. Bodi mesin dibuat lebih kokoh (rigid) karena ini berkaitan dengan kesejajaran dan
ketegaklurusan dari komponen gerak (sumbu) dan spindle.
2. Putaran spindle dapat digunakan untuk putaran M3 (clockwise) sekaligus M4
(counter clockwise).
66
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
67
3. Motor spindle menggunakan motor yang memang khusus digunakan untuk motor
spindle mesin. Dengan menggunakan motor spindle yang lebih baik, maka mesin
bor ini dapat juga digunakan sebagai mesin cnc yang dapat membuat kontur benda.
4. Penambahan sistem pengaman pada proses pengeboran, dengan menambahkan
pelindung samping dan bawah untuk menghalangi kotoran hasil proses mengenai
operator ataupun komponen elektronik.
5. Material yang digunakan tidak hanya untuk material bukan logam yang tingkat
kekerasannya rendah atau lunak, tetapi ditingkat untuk material logam lunak seperti
aluminium dan kuningan.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA
[1] M. Thompson, L., 2006, Bacis Electricity and Electronics for Control, Fundamentals
and Applications, 3rd ed, ISA—Instrumentation, Systems, and Automation Society,
United States of America.
[2] Tyo, 2014, Cara Membaca Nilai Resistor
http://komponenelektronika.biz/resistor , diakses 23 juni 2014
[3] Kusuma, D., 2014,2013, Nilai Resistor Yang Ada Di Pasaran
http://herydwikusuma.blogspot.com/2013/09/nilai-resistor-yang-ada-di-pasaran.html,
diakses 23 juni 2014
[4] Storr, W., 2014, The Transistor as a Switch
http://www.electronics-tutorials.ws/transistor/tran_4.html, diakses 9 Juni 2014
[5] Newfangled Solutions LLC, 2005, Mach3, Livermore Falls
http://www.machsupport.com/software/mach3/, diakses 3 Februari 2014
[6] V. Ghadre, Dhananjay,1998, Programming the Parallel Port, Interfacing the PC for
Data Acquisition and Process Control, R&D Books an imprint of Miller Freeman,
Inc. 1601 West 23rd Street, Suite 200, Lawrence, KS 66046, USA.
[7] Keralaguest, 2011, Parallel Port
http://www.docstoc.com/docs/81702435/The-Parallel-Port, diakses 3 Februari 2014
[8] Warfield, B., 2010-2014, CNC Breakout Board, 3470 Merrill Rd, Aptos
http://www.cnccookbook.com/CCBreakoutBoards.htm, diakses 10 Februari 2014
[9] Rouse, M., 2005, Optoisolator (optical coupler or optocoupler), New York
http://searchnetworking.techtarget.com/definition/optoisolator, diakses 8 Mei 2014
[10] STMicroelectronics, 2001, Datasheet Stepper Motor Controllers L297, Italy
[11] STMicroelectronics, 2001, Datasheet Dual Full-Bridge Driver L298, Italy
[12] Industrial Circuits Application Note, Stepper Motor Basics
http://www.solarbotics.net/library/pdflib/pdf/motorbas.pdf
[13] Purnama, A., 2012, Limit Switch dan Saklar Push On
http://elektronika-dasar.web.id/komponen/limit-switch-dan-saklar-push-on/, diakses
26 Mei 2014
68
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
69
[14] Denford, G and M Programing for CNC Milling Machine, Denford Limited, Birds
Royd, Brighouse, West Yorkshire, England
[15] Chun, 2005, Technical Data Sheet Photocoupler-RoHS Compliant, Everlight
Electronics Co., Ltd.
[16] Unisonic Technologies CO., LTD, 2001, Datasheet UTC D313 NPN Epitaxial
Planar Transistor, Sun-Chung City, Taiwan.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
L1-1
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
L2-1
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
L2-2
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
L2-3
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
L2-4
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
L3-1
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
L3-2
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
L3-3
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
L3-4
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
L3-5
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
L3-6
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
L3-7
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
L3-8
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
L3-9
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
L3-10
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
L4-1
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
L4-2
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
L4-3
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
L4-4
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
L4-5
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
L4-6
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
L4-7
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
L4-8
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
L4-9
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
L4-10
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
L4-11
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
L4-12
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
L5-1
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
L5-2
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
L5-3
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
L5-4