Anda di halaman 1dari 11

PROSES ROLLING PADA SHEET METAL FORMING

Artikel ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Teori Pembentukan

Dosen Pengampu:
Bpk. Drs. Riswan Dwi Djatmiko M.Pd.

Disusun Oleh:
1. Farhan Zahrizal (23050730065)
2. Fahmi Bagus Nugroho (23050730066)
3. Rahmat Hidayat (23050730068)
4. Andi Saputra (23050730069)

PRODI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2024
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Industri manufaktur telah lama mengandalkan teknik pembentukan
lembaran logam (sheet metal forming) sebagai metode utama dalam
mengolah material logam. Proses ini, yang melibatkan transformasi
lembaran logam menjadi bentuk akhir yang diinginkan, memiliki peran
kunci dalam produksi berbagai produk, mulai dari komponen otomotif
hingga peralatan rumah tangga.
Salah satu teknik pembentukan lembaran logam yang sangat umum
adalah proses rolling. Proses ini telah terbukti sangat berharga dalam
memproduksi bahan baku dan produk jadi dengan berbagai ketebalan dan
dimensi. Dalam proses rolling, lembaran logam ditempa menjadi bentuk
yang diinginkan melalui mesin rolling mill. Mesin ini terdiri dari rol-rol
yang berputar dalam arah yang berlawanan, di mana lembaran logam
dimasukkan dan ditekan di antara rol-rol ini. Tekanan yang diberikan oleh
rol-rol ini menyebabkan deformasi plastis pada material logam, membentuk
lembaran baru sesuai dengan profil rol.
Keunggulan utama dari proses rolling termasuk kemampuannya
menghasilkan lembaran logam dengan toleransi dimensi yang tinggi dan
kekasaran permukaan yang rendah, menjadikannya pilihan yang populer
dalam produksi massal berbagai komponen seperti pelat logam, kawat, dan
profil logam.
Selain itu, proses rolling juga memungkinkan kontrol yang lebih
baik terhadap ketebalan material dan distribusi kekerasan, menghasilkan
produk dengan konsistensi yang tinggi dari satu batch produksi ke batch
berikutnya.
Namun, proses rolling juga memiliki tantangan tersendiri, termasuk
perawatan mesin yang intensif, risiko kerusakan atau keausan pada rol, serta
kebutuhan akan pemahaman yang mendalam tentang sifat-sifat material
yang diolah agar proses dapat dijalankan dengan efisien dan aman.
Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi lebih dalam tentang
bagaimana proses rolling memainkan peran penting dalam industri
manufaktur, mengubah lembaran logam menjadi bentuk yang diperlukan
untuk berbagai aplikasi, serta tantangan dan peluang yang terkait dengan
penerapannya. Dengan memahami proses ini secara lebih mendalam, kita
dapat menghargai kompleksitas dan kegunaan teknologi pembentukan
lembaran logam dalam memenuhi kebutuhan produksi modern.
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja jenis material yang cocok untuk proses rolling dalam
sheet metal forming?
2. Bagaimana sifat-sifat material tersebut memengaruhi proses
rolling?
3. Mengapa proses rolling dipilih sebagai teknik utama dalam sheet
metal forming?
4. Kapan proses rolling cocok digunakan dalam produksi massal
komponen dengan toleransi dimensi yang ketat?
5. Di mana dan dalam situasi apa proses rolling biasanya
diterapkan dalam industri manufaktur?
6. Siapa saja yang terlibat dalam proses rolling dan apa peran
mereka?
7. Bagaimana langkah-langkah detail dalam proses rolling?
C. Tujuan Artikel
1. Menyajikan informasi tentang jenis material yang cocok untuk
proses rolling dan bagaimana sifat-sifat material tersebut
memengaruhi proses tersebut.
2. Menjelaskan mengapa proses rolling dipilih sebagai teknik
utama dalam sheet metal forming dan mengidentifikasi situasi di
mana proses ini cocok digunakan.
3. Menyampaikan informasi tentang di mana proses rolling
biasanya diterapkan dalam industri manufaktur dan siapa saja
yang terlibat dalam proses tersebut.
4. Memberikan pemahaman yang mendalam tentang langkah-
langkah detail dalam proses rolling untuk menghasilkan produk
berkualitas tinggi dengan efisiensi yang maksimal.
5. Memberikan penjelasan mengenai gaya pembentukan dalam
proses rolling.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Jenis Material Yang Cocok untuk Proses Rolling dan Bagaimana


Sifat-Sifat Material Tersebut Memengaruhi Proses Tersebut
Proses rolling dalam sheet metal forming membutuhkan pemilihan
material yang tepat untuk menghasilkan produk akhir yang berkualitas.
Berikut adalah pembahasan mengenai jenis material yang cocok untuk
proses rolling dan bagaimana sifat-sifat material tersebut memengaruhi
proses rolling.
1. Jenis Material untuk Proses Rolling
a. Baja Karbon: Baja karbon adalah salah satu material
yang paling umum digunakan dalam proses rolling. Ini
karena baja karbon memiliki kekuatan yang baik dan
dapat dibentuk dengan relatif mudah. Proses rolling
dapat digunakan untuk menghasilkan berbagai produk
baja karbon, mulai dari pelat baja hingga kawat baja.
b. Baja Paduan: Baja paduan, yang merupakan campuran
dari besi dengan unsur-unsur lain seperti kromium, nikel,
atau molibdenum, juga cocok untuk proses rolling. Baja
paduan sering digunakan dalam aplikasi di mana
kekuatan dan ketahanan terhadap korosi sangat penting,
seperti dalam pembuatan bagian kendaraan atau struktur
bangunan.
c. Aluminium: Aluminium adalah material yang ringan dan
memiliki kekuatan yang baik terhadap berbagai kondisi
lingkungan. Proses rolling sering digunakan untuk
menghasilkan lembaran aluminium yang digunakan
dalam industri otomotif, konstruksi, dan peralatan rumah
tangga.
d. Besi Tempa (Wrought Iron): Besi tempa adalah material
yang terdiri dari besi dengan sedikit unsur karbon dan
campuran unsur lainnya. Ini biasanya digunakan dalam
pembuatan pagar, pagar, dan dekorasi rumah lainnya.
Proses rolling dapat digunakan untuk membentuk besi
tempa menjadi berbagai profil dan bentuk
yang diperlukan.
2. Sifat-sifat Material yang Memengaruhi Proses Rolling
a. Kekuatan: Kekuatan material akan mempengaruhi
seberapa mudah material dapat dibentuk melalui proses
rolling. Material dengan kekuatan yang tinggi mungkin
memerlukan tekanan yang lebih besar dari rol untuk
mengubah bentuknya.
b. Keuletan: Keuletan material merujuk pada
kemampuannya untuk mengalami deformasi tanpa retak
atau pecah. Material yang lebih keulet dapat dibentuk
dengan lebih mudah melalui proses rolling tanpa
mengalami kerusakan struktural.
c. Kekerasan: Kekerasan material mempengaruhi
kemampuan rol untuk membentuknya. Material yang
sangat keras mungkin memerlukan suhu tinggi atau
tekanan yang besar untuk membentuknya melalui proses
rolling.
Dengan memahami jenis material yang cocok untuk proses rolling
serta sifat-sifat material yang memengaruhi proses tersebut, manufaktur
dapat memilih material yang tepat dan mengoptimalkan proses rolling untuk
menghasilkan produk akhir yang berkualitas tinggi.
B. Apa Itu Proses Rolling dan Mengapa Proses Rolling Dipilih Sebagai
Teknik Utama Dalam Sheet Metal Forming
Proses rolling merupakan salah satu teknik utama dalam sheet metal
forming yang digunakan untuk mengubah lembaran logam menjadi bentuk
yang diinginkan. Pada dasarnya, proses ini melibatkan melewatkan
lembaran logam di antara dua rol yang berputar dalam arah yang berlawanan
satu sama lain. Tekanan yang diberikan oleh rol-rol ini menyebabkan
material logam mengalami deformasi plastis dan membentuk lembaran baru
sesuai dengan profil rol. Proses ini dapat dilakukan secara kontinyu atau
diskontinu tergantung pada kebutuhan produksi.
Proses rolling dipilih karena memiliki beberapa keuntungan utama.
Pertama, proses ini memungkinkan untuk pembentukan material logam
dengan toleransi dimensi yang tinggi dan kekasaran permukaan yang
rendah. Ini membuatnya cocok untuk produksi massal berbagai komponen
dengan konsistensi yang tinggi. Selain itu, proses rolling juga relatif efisien
dalam hal waktu dan biaya, terutama untuk produksi dalam skala besar.
Teknik ini juga memungkinkan pengontrolan yang lebih baik terhadap
ketebalan material dan distribusi kekerasan, sehingga menghasilkan produk
dengan kualitas yang diinginkan.

C. Kapan dan Dimana Proses Rolling Diterapkan


Proses rolling cocok digunakan dalam berbagai situasi dan kondisi
produksi. Ini termasuk ketika diperlukan produksi massal komponen
dengan toleransi dimensi yang ketat, seperti dalam industri otomotif atau
elektronik. Proses rolling juga efektif digunakan untuk pembentukan
produk dengan profil panjang dan tipis, seperti profil aluminium untuk
konstruksi bangunan atau kawat baja untuk industri pengolahan makanan.
Proses rolling biasanya diterapkan dalam berbagai industri,
termasuk industri otomotif, konstruksi, manufaktur, dan lain-lain. Di
industri otomotif, misalnya, proses ini digunakan untuk pembuatan bodi
kendaraan dan komponen mesin. Di industri konstruksi, proses rolling
sering digunakan untuk pembuatan profil logam untuk struktur
bangunan dan fasad.
Proses rolling melibatkan berbagai pihak yang terlibat dalam
produksi. Ini termasuk operator mesin yang bertanggung jawab untuk
menjalankan dan mengoperasikan mesin rolling mill, insinyur manufaktur
yang merancang proses produksi, dan pengawas produksi yang memastikan
kualitas produk sesuai dengan standar yang ditetapkan.

D. Langkah-Langkah Proses Rolling dalam Sheet Metal Forming


Proses rolling dalam sheet metal forming melibatkan serangkaian
langkah-langkah yang cermat untuk mengubah lembaran logam menjadi
bentuk yang diinginkan. Berikut adalah rincian langkah-langkah dalam
proses rolling:
1. Persiapan Material:
 Langkah awal dalam proses rolling adalah persiapan
material logam yang akan digunakan. Material tersebut
mungkin berupa lembaran logam yang telah dipotong ke
ukuran yang sesuai dengan kebutuhan produksi.
 Sebelum dimasukkan ke dalam mesin rolling mill,
lembaran logam dibersihkan dari kotoran atau karat dan
kemudian dilumasi untuk mempermudah proses rolling
dan mencegah keausan pada permukaan rol.
2. Penyetelan Mesin Rolling Mill:
 Setelah persiapan material, mesin rolling mill
disesuaikan untuk mengakomodasi jenis material dan
profil yang akan diproses.
 Penyetelan ini mencakup pengaturan kecepatan rotasi
rol, tekanan antara rol-rol, dan suhu operasional sesuai
dengan sifat-sifat material yang akan dirol dan profil
produk akhir yang diinginkan.
3. Pemasukan Material ke dalam Mesin Rolling Mill:
 Lembaran logam dimasukkan ke dalam mesin rolling
mill dengan hati-hati untuk memastikan posisi yang tepat
dan menghindari kerusakan pada material.
 Proses pemasukan ini dapat dilakukan secara manual
dengan bantuan operator mesin atau secara otomatis
tergantung pada jenis mesin rolling mill yang digunakan.
4. Proses Rolling:
 Ketika mesin rolling mill diaktifkan, rol-rol mesin akan
berputar dalam arah yang berlawanan satu sama lain.
 Lembaran logam secara bertahap ditarik melalui celah di
antara rol-rol tersebut.
 Tekanan yang diberikan oleh rol-rol menyebabkan
material logam mengalami deformasi plastis, yang
memungkinkan lembaran logam untuk mengalir dan
membentuk sesuai dengan profil rol.
 Proses ini dapat berlangsung dalam satu atau beberapa
tahap, tergantung pada ketebalan dan kompleksitas
produk akhir yang diinginkan.
5. Pengawasan Kualitas:
 Selama proses rolling berlangsung, pengawasan kualitas
dilakukan secara terus-menerus untuk memastikan
bahwa produk akhir memenuhi standar yang ditetapkan.
 Pengawasan ini meliputi pemantauan dimensi, kekasaran
permukaan, ketebalan material, dan parameter kualitas
lainnya untuk memastikan konsistensi dan keakuratan
produk.
6. Pemrosesan Produk Akhir:
 Setelah proses rolling selesai, produk akhir dapat
diproses lebih lanjut sesuai dengan kebutuhan produksi.
 Ini mungkin melibatkan pemotongan, pembentukan
lebih lanjut, atau perlakuan permukaan seperti pelapisan
atau pelapisan.
7. Pemeriksaan Akhir dan Penyelesaian:
 Sebelum produk akhir dikirim ke pelanggan atau
digunakan dalam proses selanjutnya, mereka akan
melewati pemeriksaan akhir untuk memastikan
kualitasnya.
 Setelah lulus pemeriksaan, produk akhir disiapkan untuk
pengiriman atau digunakan dalam aplikasi selanjutnya.
Dengan mengikuti langkah-langkah ini dengan cermat dan teliti,
proses rolling dapat menghasilkan produk akhir yang berkualitas tinggi
dengan toleransi dimensi yang ketat dan kekasaran permukaan yang rendah.
E. Gaya Pembentukan dan Dampaknya dalam Proses Rolling
Gaya Pembentukan dalam Proses Rolling:
1. Gaya Kompresi: Gaya kompresi terjadi ketika dua rol mesin
rolling mill mendorong lembaran logam ke dalam satu sama lain.
Gaya ini bertanggung jawab untuk mereduksi ketebalan material
dan mengubah dimensinya sesuai dengan profil rol. Ketika
material logam mengalami kompresi, partikel-partikel
metalurgisnya bergerak dan menyusun ulang, menghasilkan
deformasi plastis yang memungkinkan lembaran logam untuk
mengalir dan membentuk bentuk yang diinginkan.
2. Gaya Tarik: Gaya tarik terjadi ketika lembaran logam ditarik
melalui mesin rolling mill oleh gerakan putar dari rol. Gaya ini
bertanggung jawab untuk menarik material logam dan
membentangkannya sepanjang jalur rolling. Dalam beberapa
kasus, gaya tarik dapat digunakan untuk membentuk profil
kawat atau produk dengan panjang yang lebih besar daripada
lebarnya.
3. Gaya Geser: Gaya geser terjadi di antara permukaan rol dan
permukaan material logam saat mereka saling bergesekan
selama proses rolling. Gaya geser ini berkontribusi pada
deformasi material dengan cara memperpanjangnya secara
lateral atau mengubah orientasi kristal dalam struktur
metalurgis. Hal ini membantu dalam mengontrol kekasaran
permukaan dan menghasilkan distribusi kekerasan yang merata
pada lembaran logam yang dihasilkan.
Dampak Gaya Pembentukan terhadap Deformasi Material dan
Bentuk Akhir:
1. Deformasi Material: Gaya-gaya pembentukan yang terlibat
dalam proses rolling menyebabkan deformasi plastis pada
material logam. Deformasi ini menghasilkan perubahan bentuk
dan ketebalan material, serta mengubah struktur mikro dan
makro dari material logam tersebut. Dengan demikian, proses
rolling dapat mengubah lembaran logam dari bentuk datar
menjadi bentuk yang lebih kompleks sesuai dengan kebutuhan
produksi.
2. Bentuk Akhir Lembaran Logam: Gaya-gaya pembentukan
dalam proses rolling juga mempengaruhi bentuk akhir dari
lembaran logam yang dihasilkan. Dengan mengontrol tekanan,
tarikan, dan geseran yang diberikan pada material logam,
produsen dapat mencapai berbagai profil dan dimensi yang
diinginkan untuk produk akhir. Selain itu, gaya pembentukan
juga berkontribusi pada kekasaran permukaan, ketebalan, dan
kualitas keseluruhan dari lembaran logam yang dihasilkan.
Dengan memahami peran dan dampak dari gaya pembentukan
dalam proses rolling, produsen dapat mengoptimalkan pengaturan mesin
dan parameter proses untuk mencapai hasil yang diinginkan dengan kualitas
yang tinggi dan efisiensi yang maksimal dalam produksi
sheet metal forming.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Proses rolling dalam sheet metal forming memegang peran yang
sangat penting dalam industri manufaktur. Dalam artikel ini, kita telah
membahas beberapa aspek yang menyoroti pentingnya proses ini serta
keunggulan dan aplikasinya dalam industri.
Proses rolling adalah salah satu teknik utama dalam sheet metal
forming yang memungkinkan transformasi lembaran logam menjadi bentuk
yang diinginkan. Proses ini tidak hanya memungkinkan pembentukan
produk dengan toleransi dimensi yang tinggi, tetapi juga menghasilkan
kekasaran permukaan yang rendah. Ini sangat penting dalam industri
manufaktur karena memastikan konsistensi dan kualitas produk akhir.
Keunggulan utama dari proses rolling termasuk efisiensi waktu dan
biaya, kemampuan untuk memproduksi dalam skala besar, dan kontrol yang
baik terhadap ketebalan material dan distribusi kekerasan. Proses ini
memiliki aplikasi yang luas dalam berbagai industri, termasuk otomotif,
konstruksi, manufaktur, dan lain-lain. Di industri otomotif, proses rolling
digunakan untuk pembuatan bodi kendaraan dan komponen mesin. Di
industri konstruksi, proses ini sering digunakan untuk pembuatan profil
logam untuk struktur bangunan dan fasad.
B. Saran
Sebagai teknik yang vital dalam industri manufaktur, penting untuk
terus mempelajari dan mengembangkan pemahaman tentang proses rolling.
Dengan pemahaman yang lebih baik tentang teknik ini, kita dapat
meningkatkan efisiensi dan kualitas produksi. Inovasi dalam teknologi dan
metodologi proses rolling juga dapat membantu industri untuk tetap
kompetitif dan beradaptasi dengan perubahan pasar yang cepat.
Dengan demikian, proses rolling merupakan inti dari sheet metal
forming yang menggerakkan industri manufaktur ke depan. Dengan
memahami pentingnya proses ini, serta melihat potensi dan aplikasinya
dalam berbagai industri, kita dapat terus mengembangkan solusi-solusi
inovatif yang membawa manfaat bagi efisiensi dan kualitas produksi secara
keseluruhan. Oleh karena itu, mari terus belajar dan mengembangkan
pemahaman kita tentang proses rolling untuk mencapai kemajuan yang
lebih baik dalam industri manufaktur.
Daftar Pustaka
Kalpakjian, S., & Schmid, S. R. (2013). Manufacturing Engineering and
Technology. Pearson.

ASM International. (2006). ASM Handbook, Volume 14B: Metal Working: Sheet
Forming. ASM International.

Ghosh, A., & Mallik, A. K. (2010). Manufacturing Science. Wiley Eastern Limited.
Industries Metalforming. (2018). "Understanding Metal Forming: The Basics."
Precision Metalforming Association.

Anda mungkin juga menyukai