Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rhmat serta hidayahnya kepada kita
semua karena telah diberi kesehatan dan kemampuan kepada penulis untuk dapat
menyelesaikan makalah ini. Sholawat serta salam selalu tercurahkan kepada Nabi besar
Muhammad SAW yang selalu kita nantikan syafaatnya di akhirat nanti.
Penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada pihak-pihak yang telah
membantu demi terselesaikannya makalah dengan judul “ Proses Pembuatan Logam dan
Manufacture (Metal Forming & Metal Casting)” ini dengan baik sebagai tugas dari dosen
mata kuliah bahan teknik, Bapak Dr. Rahmat Doni Widodo ST. MT. penulis juga
menharapkan agar makalah ini dapat memberikan manfaat kepada pembaca terutama
mahasiswa teknik mesin untuk menambah pengetahuan dan pemahaman terhadap proses
pembuatan logam dan proses Manufacture (Metal Forming & Metal Casting).
Penulis menyadari bahwa dalam penyelesaian makalah ini masih banyak
kekurangan yang terdapat didalamnya. Sehingga penulis sangat mengharapkan kritik dan
saran dari semua pihak agar dapat menjadikan lebih baik lagi kedepannya.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB 1. PENDAHULUAN
Proses Teknologi Mekanik merupakan suatu proses pembuatan suatu benda dari
bahan baku sampai barang jadi atau setengah jadi, dan dengan atau tanpa proses tambahan.
Dari sejarah sejak pertama kali manusia mengenal logam sebagai pembuat alat-alat yang
diperlukan untuk menunjang kehidupannya, maka manusia kemudian berusaha untuk
mengembangkan cara pembuatan alat-alat tersebut. Pengecoran logam merupakan proses
pembuatan yang pertama kali dikenal manusia, yang kemudian disusul dengan proses-
proses pembuatan, pemotongan dan lain-lain proses yang hingga kini berkembang menjadi
lebih komplek dengan berbagai variasi.
Satu macam barang atau lebih populer disebut produk dapat dibuat dengan berbagai
macam cara, yang pemilihannya tergantung pada jumlah, kwalitas dan faktor-faktor
lainnya seperti fasilitas produksi, dan yang tidak kalah pentingnya adalah adanya
keseragaman dari produk yang dihaslikan (standarisasi).
Jumlah produk akan mempengaruhi dalam penentuan / pemilihan proses pembuatan
sebelum produksi dijalankan, dalam usaha untuk memperoleh hasil yang paling ekonomis.
Untuk ini diperlukan penguasaan pengetahuan teknologi pembuatan bagi pe1aksana
produksi.
Kwalitas produk ditentukan oleh fungsi dari komponen tersebut. Sudah barang
tentu produk yang akan dibuat ini kwalitas yang dituntut harus mempertimbangkan
kemampuan dari fasilitas produksi yang tersedia. Dengan demikian akan di dapat
keseimbangan antara perencana dan pembuat, yaitu fasilitas produksi yang ada mampu
membuat produk dengan kwalitas yang sesuai dengan fungsi komponen yang
bersangkutan.
Penyeragaman (standarisasi) produk, terutama produk yang merupakan komponen
atau elemen umum suatu mesin, merupakan faktor yang penting sekali untuk menjamin
sifat mampu tukar (interchangeable) dari komponen yang bersangkutan. Penyeragaman ini
meliputi geometri (ukuran dan bentuk), fisik dan material, yang sudah dinyatakan dalam
bentuk lembaran standar. Jadi jumlah dan dalam batas-batas tertentu perencanaan dasar
dari produk menentukan pemilihan proses, yang pada gilirannya akan menentukan ongkos
produksi yang paling ekonomis. Untuk dapat mencapai produksi ekonomis yang sesuai
dengan pemilihan proses tadi diperlukan pengetahuan yang luas serta pengalaman yang
cukup didalam produksi, dan dengan pendalaman dalam ilmu-ilmu yang berdekatan seperti
ilmu logam dan pengetahuan material, manajemen, perencanaan dan pengontrolan
produksi kontrol kwalitas dan lain-lain.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
a. Agar mahasiswa dapat mengetahui klasifikasi dari logam
b. Agar mahasiswa dapat mengetahui proses penmbuatan logam
c. Agar mahasiswa dapat menhetahui proses Manufacture (Metal Forming & Metal
Casting)
1.3 Manfaaf
Manfaat dari penyelesaian makalah ini adalah
a. Mahasiswa mampu memahami klasifikasi dari logam
b. Mahasiswa mampu mengetahui proses pembuatan logam
c. Mahasiswa mampu memahami proses Manufacture (Metal Forming & Metal
Casting)
BAB 2. URAIAN
Metal Alloys
1. Copper &
Carbon Steel Cast iron
It's Alloys
2.
Hight
Low Alloy 1. Gray iron Alumunium
Alloy
& It's Alloys
2. Ductile 3.
Low Medium Hight
Stainless (nodular) Magnesium
Carbon carbon Carbon
Iron & It's Alloys
4. Titanium
1. Plain 1. Plain 1. Tool Tool 3. White Iron
& It's Alloys
5. The
4. Malleable
2. Hight 2. Heat 2. Plai refractory
Iron
Metals
3. 3.
Strenght Treatable
4. Low
5.
Carbon
Logam Ferro ( Carbon Steel & Cast Iron) komposisi karbon dalam besi dan baja
Besi dan baja tersusun sebagian besarnya dari unsur ferrous (Fe)dan kemudian
unsur karbon (C) yang membentuk larutan padat/paduan Fe-C. Perbedaan antara besi dan
baja jika ditinjau dari kadar karbon (C) dalam larutan padat (solute solution) Fe-C adalah
baja memiliki komposisi karbon diatas 0% - 2% C. atau dalam buku yang lain menjelaskan
bahwa baja memiliki komposisi kaarbon maksimum 1,65% C.
Besi (cast iron) memiliki komposisi karbon diatas 1,65% sampai maksimum 6,67%
C. umumnya cast irons memiliki kurang lebih 3% sampai 4,5%.
Bijih besi (iron ore)
Bijih besi (iron ore) yang ditambang dari alam ini merupakan material utama
pembuatan besi dan baja yang kemudian dalanjutkan dengan proses peleburan dalam
tungku atau dapur peleburan (furnance). Iron ore diproses lebih dahulu untuk dijadikan
besi spons/pelat lalu dilanjutkan proses peleburan didalam tanur/dapur tinggi (blast
furnance). Hasil dari peleburan dari blast furnance adalah besi kasar (pig iron) yang dalam
keadaan cair dimasukan kedalam furnance lain untuk dijadikan cast iron atau steel
STEEL
IRON BLAST PIG
MAKING STEEL
ORE FURNANCE IRON
FURNANCE
Iron ore yang ditambang dari alam ada beberapa macam, diantaranya :
1. ferro Carbon/Siderit (FeCO3)
a. kandungan Fe anatar 33%-58%
b. tidak mengandung unsur P
c. berbentuk kristal pasir
d. berwarna kuning muda
e. dalam udara mudah terbentuk Fe(OH)3 yang berwarna biru kehitaman
f. mudah direduksi
2. sperosiderit (FeCO3 + tanah liat)
a. berbentuk butiran halus
b. mudah direduksi
c. mengandung unsur P
3. batu Besi Merah (2Fe2O33H2O)
a. Berbentuk batun
b. Mengandung 33% Fe
c. Mengandung unsur P
4. Hematite (Fe2O3)
a. Ada yang berbentuk batu yang bisa ditemui di Sulawesi Tengah yang
mengandung : 49%-69% Fe, 0,3% N, 0,096% S, 0,041% P
b. Ada yang berbentuk butiran halus dan tanah liat yang bisa ditemui di Teluk
Bone yang mengandung 49%-68% Fe, 3,29% Cr, 0,73% Ni, 0,45% Mn, 0,07%
C, da sedikit sekali unsur P
5. Magnetite (Fe3O4)
a. Mengandung 77% Fe
b. Warna hijau kehitaman
c. Sedikti mengandung unsur P
d. Dapat direduksi dengan dipanaskan FeO4 dipanaskan menjadi FeO3 + FeO
6. Pasi Besi Hitam (Fe3O4)
a. kandungan Fe < 30%
b. mengandung 11% TiO2
iron ore yang berbentuk batu dari tambang dpecah dengan mesin pemecah sehingga
berbentuk menjadi butiran halus
iron ore yang sudah bebentuk bitran halus dipisahkan dengan mesin pemisah magnit agar
dapat terpisahkan antara butiran yang mengandung Fe dengan yang tidak.
Iron ore yang hanya mengandung Fe lalu dibuat besi spons/pellet dengan cara dipanggang
dengan dapur pemanggang yang dialirkan didalamnya gas alam agar iron ore bereaksi
dengan unsur-unsur yang dibawa oleh gas alam dan kandungan air di iron ore berkurang.
Besi spons /pellet dimasukan kedalam tanur/dapur tinggi (blast furnance) untuk dilebur
dengan menambahkan beberapa bahan, antara lain :
1. Bahan Bakar
Bahan bakar dapat berupa arang kayu atau kokas (coke/coal)
2. Bahan Tambahan
Berupa batu kapur/batu gamping/limestone (CaO dan CaCO2) yang berfungsi :
a. Mengikat unsur P dan S dari pig iron
b. Menghindari terjadinya oksidasi
c. Akan mencair dan menjadi terak yang berada dibagian atas cairan pig iron
d. Menyerap kotoran sehingga pig iron menjadi bersih
3. Udara panas
Udara yang dihembuskan kedalam blast furnance merupakan udara panas agar
bahan bakar menjadi lebih cepat terbakar. Udara pana ini dipanaskan dalam unit
pemanas yang disebut cowper sampai mencapai temperature kira-kira 900oC
1.Proses Pengecoran.
Proses pengecoran adalah suatu proses pembuatan yang pada dasarnya merubah bentuk
logam dengan cara mencairkan logam, kemudian dimasukkan kedalam suatu cetakan
dengan dtuang atau ditekan. Di dalam cetakan ini logam cair akan membeku dan menyusut.
2. Proses Pembentukan
Proses pembentukan logam adalah suatu proses pembuatan yang pada dasarnya dilakukan
dengan memberikan gaya luar (menekan, memadatkan menarik dsb.) hingga berubah
bentuk secara plastis. Bahan logam sebelumnya dapat dipanaskan terlebih dahulu sampai
mencapai batas tertentu atau logam tetap dingin dalam arti dibawah batas temperatur
tertentu tsb. Kondisi pertama disebut proses pengerjaan panas (Hot Working Process),
sedang yang terakhir disebut proses pengerjaan dingin (Cold Working Process).
Proses pembentukan ini memerlukan mesin-mesin dari jenis ringan sampai berat,
menghasilkan kekuatan tambahan, cocok untuk produksi banyak, tetapi ketelitian bentuk
serta ukuran sulit didapat kecuali dengan teknologi khusus.
3. Proses Pemotongan
Proses pemotongan logam adalah proses pembuatan yang menggunakan mesin-mesin
perkakas potong untuk mendapatkan bentuk yang digunakan dengan membuang sebagian
material, sedang perkakas potongnya dibuat dari bahan yang lebih keras dari pada logam
yang dipotong.
Contoh mesin : perkakas ini antara lain mesin bubut, mesin sekrap, mesin drill, mesin freis
dan lain-lain, sedang perkakas potongnya antara lain dari jenis HSS, karbida dll. Proses
pemotongan ini dapat merupakan proses penyelesaian dari suatu produk dan dapat juga
merupakan. proses yang masih memerlukan proses pengerjaan lainnya.
4. Proses Penyambungan
Proses ini sering diartikan pengelasan, tetapi sebenarnya pengelasan tersebut merupakan
bagian dari proses penyambungan. Pada dasarnya proses ini dapat dilakukan tanpa atau
dengan mencairkan logam yang disambung, dengan atau tanpa logam pengisi, dengan atau
tanpa tekanan dan dengan perekat atau adhesive.
Contoh proses ini antara lain : pengelasan, solder, pengelingan dan lain-lain. Proses
penyambungan ini dapat dilakukan apabila komponen yang akan disambung sudah melalui
tahapan-tahapan proses yang disyaratkan, misalnya : pembersihan, persiapan pada ujung
yang akan disambung ataupun proses pengerjaan mesin lainnya.
6. Proses Penyelesaian
Proses ini digunakan untuk memberikan kondisi permukaan tertentu dari benda jadi
(produk), sehingga terjadi perubahan dimensi yang sangat kecil. Secara keseluruhan,
bentuk dan ukuran boleh dikata tidak mengalami perubahan yang berarti. Kondisi
permukaan tertentu yang dimaksud adalah antara lain bewarna mengkilat, pemeliharaan-
pencegahan dari perubahan unsur serta bentuk permukaan, melalui proses pengecatan,
proses anoda, pelaplsan permukaan dengan unsur tertentu dan lain-lain.
Casting
a. Sand casting
b. Die casting
c. Investment casting
d. Lost foam casting
e. Continuous casting
a. Forging
Proses penempaan atau forging adalah proses pembentukan logam untuk
menghasilkan produk akhir dengan memberikan gaya tekan dengan laju
pembebanan tertentu. Pada pebentukan ini benda kerja dipukul atau ditekan dengan
perkakas melalui beberapa tahapan. Produk hasil tempaan memiliki struktur
serat/garis alir yang searah dengan kekuatan yang diharapkannya. Garis alir proses
tempa cenderung mengikuti pla bentuk luar benda tempanya. Pada umumya proses
tempa menghasilkan bentuk-bentuk yang tak beraturan, dengan ukuran mulai dari
ukuran kecil dampai besar.
Pengerjaan tempa pada umumnya dilakukan pada temperature tinggi atau
hot working, terutama untuk benda kerja ukuran besar. Sebagian operasi tepa
dilaukan pada temperature rendah atau cold working untuk benda kerja berukuran
relative kecil. Untuk dapat menjadi produk akhir, biasanya pembentukan dengan
forging dilakukan secara bertahap seperti pada gambar dibawah.
Sumber. http://ardra.biz/sain-teknologi/metalurgi/pembentukan-logam-
metal-forming/proses-penempaan-bahan-logam-tempa-forging/
Berdasarkan jenis cetakan atau dies yang digunakan, operasi tempa(forging)
biasanya dikelompokan menjadi Open Die Forging dan Close Die Forging
1. Open Die Forging, (tempa dengan cetakan terbuka atau tempa cetakan)
Bentuk Open die forging adalah penempaan yang dilakukan dengan
meletakan benda kerja diantara die yang berbentuk datar atau flet die atau yang
berbrntuk sederhana. Proses ini digunakan untuk produk yang berukuran besar
dengan produktifitas rengah. Open die forging biasanya digunakan untuk
memberikan bentuk awal benda kerja yang akan dilanjutkan dengan penempaan
yang mengguanakan die tertutup atau closed forging. Beberapa contoh dari open
die forging adalah : Upseting, Edging, Fullering, Drawing,
b. Rolling
Rolling atau pencanaian adalah suatu proses deformasi dimana ketebalan benda
kerja direduksi dengan menggunakan gaya tekan dan menggunakan dua buah roll
atau lebih. Roll berputar untuk menarik dan menekan secara simultan benda kerja
yang berada diantaranya. Produk proses rolling berupa slab, billet, dan bloom.
1. Slab: Segi empat utuh dengan lebar penampang ≥ 2 x tebal
2. Billet : Biasanya lebih kecil dari bloom, penampang berbentuk persegi atau bujur
sangkar
3. Bloom : mempunyai penampang segi empat atau bujur sangkar dengan
ketebalan > 6 inches dan lebarnya ≤ 2 x tebal
Pada proses pengerolan, benda kerja dikenai tegangan kompresi yang tinggi
yang berasal dari gerakan jepit rol dan tegangan geser-gesek permukaan sebagai
akibat gesekan antara rol dan logam. Selama proses canai, roll memberikan
tegangan pada bagian-bagian dari benda kerja. Tegangan-tegangan ini
mengakibatkan benda kerja mengalami deformasi plastis. Produk akhir dari proses
ini adalah logam plat dan lembaran (sheet), dimana plat umumnya mempunyai tebal
lebih dari ¼ in. Lembaran umumnya mempunyai tebal kurang dari ¼ in. Tujuan
utama pengerolan adalah untuk memperkecil tebal logam. Biasanya terjadi sedikit
pertambahan lebar, karena itu penurunan tebal mengakibatkan pertambahan
panjang.
Two high reversing mill, merupakan pengerol logam bolak-balik dua tingkat
dan mempunyai kecepatan yang lebih baik ketimbang jenis two high mill.
Namun jenis roll ini memerlukan penghentian mesin untuk membalik putaran
Three high mill, merupakan pengerol logam tiga tingkat. Roll ini
mengeliminasi kelemahan dari roll dua tingkat , namun diperlukan perangkat
tambahan untuk menaikkan atau menurunkan material, yaitu digunakan
manipulator mekanis untuk memutar atau menggeser material.
Four high mill, merupakan pengerol logam empat tingkat. Roll diameter lebih
kecil menghasilkan panjang kontak yang lebih pendek untuk pereduksian
yang sama, sehingga diperlukan gaya yang lebih kecil dan energi yang lebih
sedikit. Penampang lebih kecil mengurangi kekakuan, dan roll cenderung
melengkung sehingga perlu ditopang dengan roll diameter besar
2.Bantalan (bearing)
3.Rumah (housing), untuk tempat peralatan-peralatan diatas
4.Pengendali, untuk mengatur catu daya untuk roll dan untuk mengendalikan
kecepatannya
Pada proses pengerolah sering ditemukan cacat, antara lain:
1.Cacat Cetakan
Cacat cetakan ini diakibatkan oleh terjadinya pertambahan panjang pada lateral
dan kemudian dihambat oleh gaya-gaya gesek transversal. Kemudian karena adanya
bukit gesekan, maka gaya gesekan mengarah ke pusat lembaran. Hal ini
mengakibatkan terjadinya penyebaran yang lebih sempit daripada tepinya. Lembaran
mengalami pertambahan panjang sementara itu pengurangan tebal tepi akan
menyebar ke arah lateral, sehingga lembaran dapat mengalami sedikit pembulatan
pada ujung-ujungnya. Dari hubungan kontinuitas antara tepi dengan pusat, maka
pinggiran mengalami regangan, suatu kondisi yang menimbulkan retak tepi.
2.Cacat Kerataan
Cacat pengerolan ini terjadi karena pelat tidak rata pada saat dilakukan proses
canai. Hal ini mengakibatkan terjadinya perbedaan perpanjangan pada tempat
tertentu dimana lembaran tipis dan pelat menjadi berombak.
3.Cacat Pembelahan (alligatoring)
Terjadinya karena ada ikatan lemabran akibat salah satu bagian roll lebih tinggi
atau lebih rendah dibandingkan dengan celah roll.
4.Perbedaan ketebalan antar sisi
Cacat ini terjadinya karena adanya perbedaan ketinggian celah roll, akibatnya
ketebalan lembaran hasil roll tidak sama ketebalannya pada masing-masing sisi dan
pada salah satu sisi lembaran akan menjadi lebih panjang daripada sisi yang lain,
akibatnya pelat menjadi melengkung.
5.Tebal material yang tidak sama pada semua tempat
Cacat jenis ini terjadi karena adanya deformasi elastis pada roll. Produk pelat
lebih tebal dibagian tengah daripada dibagian pinggir.
6.Cacat-cacat lain
Sebagai contoh : porositas, keriput, kampuh, dan lain sebagainya
Menghitung tebal reduksi
dimana,
hi = tebal awal saat masuk rolling machine
hf = tebal akhir saat keluar rolling machine
Dalam satu kali pass, proses rolling dapat mereduksi ketebalan sebesar:
Pada proses canai dingin temperatur daerah antara roll dan lemabran logam
dapat mencapai temperatur yang tinggi, efek ini kurang baik terhadap roll karena
akan meningkatkan kecenderungan terjadinya roll flattening, karena itu sebaiknya
pelumas tidak hanya berfungsi melumasi namun juga berfungsi sebagai pendingin
rol.
Pelumas harus benar-benar terpilih, sesuai dengan kemampuannya dan sesuai
dengan kebutuhan yang diinginkan dari pelumas tersebut. Pelumas yang dibutuhkan
untuk lembaran aluminium tentu tidak sama dengan pelumas untuk lemabran baja,
karena itu formulasi pelumas yang akan digunakan dalam proses pengubahan bentuk
sebaiknya memenuhi beberapa bahan dalam jumlah sesuai dengan kebutuhan seperti
kandungan perputaran pembasahan pada sistem non aquoes, penghambat terhadap
korosi, pengontrol pH, dan lain-lain.
Adapun contoh pelumas yang dapat diguankan untuk paduan aluminium adalah
sebagai berikut:
1. Kerosene
2. Mineral oil (viskositas 40-300 SUS pada 40oC)
3. Petroleum jelly
4. Mineral plus 10-20% fatty oil
5. Tallow plus 50% paraffin
c. Extrusion
Ekstruksi merupakan proses dengan deformasi atau perubahan bentuk
yang tinggi dan dapat membuat penampang dengan panjang hingga 150m. jenis
produk ekstruksi antara lain, batang, pipa, profil tertentu, patron kuningan, kabel
berselongsong timah hitam. Loga timah hitam dan timah putih, serta alumunium
dapat diekstruksi dalam keadaan dingin, sedang untuk logam lain harus dipanaskan
terlebih dahulu. Ekstruksi logam menggunakan press type horizontal dan
dijalankan secara hidrolik.
Keuntungan dari ekstruksi :
a. Membuat berbagai jenis bentuk berkekuatan tinggi ketepatan ukuran
b. Penyelesaian permukaan yang baik
c. Kecepatan produksi yang tinggi
d. Harga die yang relative rendah
d. Drawing
Drawing adalah satu jenis proses pebentukan logam dimana bentuk pada
umumnya berupa silinder dan selalu mempunyai kedalaman tertentu, sedangkan
definisi menurut P.CO Shama, seorang professo production teknologi, drawing
adalah proses pembentukan logam dari lembaran logam kedalam bentuk tabung
(hallow shape) (P.C. Shama 2001:88)
Proses drawing terjadi pengecilan benda kerja sebagai akibat tarikan
melingkar yang digunakan untuk memperbesar diameter. Untuk mencegah kerutan
dan ketebalan dinding yang tidak merata, aliran logam harus dikontrol. Hal ini
dapat diatasi dengan memberikan ring penahan.
Tahapan Proses Deep Drawing
Proses pembentukannya dimulai saat Punch mendorong flens masuk cetakan atau dies, di
sini terjadi proses deformasi bending. Kemudian terjadi pembentukan dinding mangkuk
atau cup. Baja lembaran bagian luar atau flens akan berkurang secara kontunyu dari
ukuran lingkaran awal Db menjadi lingkaran berdiameter Dp.
Pada proses deep drawing, luas lembaran yang digunakan lebih besar daripada luas produk
akhir. Sehingga setelah terbentuk produk akhir akan tersisa bagian flens untuk dipotong
sesuai tinggi mangkuk yang di rancang. Skematika deep drawing ditunjukkan pada gambar
2.3.2 Casting
Pengecoran (Casting) adalah suatu proses penuangan materi cair seperti logam atau
plastik yang dimasukan kedalam cetakan, kemudian dibiarkan membeku didalam cetakan
tersebut. Kemudian dikeluarkan atau dipecah-pecah untuk dijadikan komponen mesin.
Pengecoran digunakan untuk membuat bagian mesin dengan bentuk yang kompleks
Pengecoran digunakan untuk mebentuk logm dalam kondisi panas sesuai denga
bentuk cetakan yang telah dibuat. Pengecoran dapat berupa material logam cair atau plastik
yang bisa meleleh (termoplastik), juga material yang terlarut air misalnya beton atau gips,
dan material lain yang dapat menjadi cair atau pasta ketika dalam kondisi kering akan
berubah menjadi keras dalam cetakan, dan terbakar dalam perapian. Proses pengecoran
dibagi menjadi dua; expandable (dapat diperluas) dan non expandable (tidak dapat
diperluas) mold casting
Pengecoran biasanya diawali dengan pembuatan cetakan dengan bahan pasir.
Cetakan pasir bisa dibuat secara manual maupun dengan mesin. Pembuatan cetakan secara
manual dilakukan bila jumlah komponen yang akan dibuat jumlahnya terbatas, dan banyak
variasinya. Pembuatan cetakan tangan dengan dimensi yang besar dapat menggunakan
campuran tanah liat sebagai pengikat. Dewasa ini cetakan banyak dibuat secara mekanik
dengan mesin agar lebih presisi serta dapat diproduk dalam jumlah banyak dengan kualitas
yang sama baiknya
Klasifikasi yang berkaitan dengan bahan pembentuk, proses pembentukan, dan
metode pembentukan dengan logam cair, dapat dikategorikan sebagai berikut:
a. Expendable mold, yang mana tipe ini terbuat dari pasir, gips, keramik, dan
bahan semacam itu dan umumnya dicampur dengan berbagai bahan pengikat
(bonding agents) untuk peningkatan peralatan. Sebuah cetakan pasir khas terdiri
dari 90% pasir, 7% tanah liat, dan 3% air. Materi-materi ini bersifat patah (bahwa,
bahan ini memiliki kemampuan untuk bertahan pada temperature tinggi logam
cair). Setelah cetakan yang telah berbentuk padat, hasil cetakan dipisahkan dari
cetakannya.
b. Permanent molds, yang mana terbuat dari logam yang tahan pada
temperature tinggi. Seperti namanya, cetakan ini digunakan berulang-ulang dan
dirancang sedemikian rupa sehingga hasil cetakan dapat dihilangkan dengan mudah
dan cetakan dapat digunakan untuk cetakan berikutnya. Cetakan logam dapat
digunakan kembali karena bersifat konduktor dan lebih baik daripada cetakan
bukan logam yang terbuang setelah digunakan. sehingga, cetakan padat terkena
tingkat yang lebih tinggi dari pendinginan, yang mempengaruhi sturktur mikro dan
ukuran butir dalam pengecoran.
c. Comosite molds, yang mana terbuat dari dua atau lebih material yang
berbeda (seperti pasir, grafit, dan logam) dengan menggabungkan keunggulan
masing-masing bahan. Pembentuk ini memiliki sifat tetap dan sebagian dibuang
dan digunakan di berbagai proses cetakan untuk meningkatkan kekuatan
pembentuk, mengendalikan laju pendinginan, dan mengoptimalkan ekonomi
keseluruhan proses pengecoran.
Macam-macam dari pengecoran (casting) adalah
1. Sand Casting Pengecoran dengan cetakan pasir adalah yang tertua dari segala
macam metoda pengecoran. Cetakan pasir merupakan cetakan tang paling banyak
digunakan, karena memiliki beberapa keunggulan diantaranya:
Dapat mencetak loga dengan titik lebur yang tinggi, seperti baja, nikel, dan
titanium;
Dapat mencetak benda cor dengan berbagai macam ukuran;
Jumlah produksi dari satu sampai jutaan unit
Ada dua cara pengecoran dengan menggunakan cetakan pasir. Pembagian dilakukan
berdasarkan jenis pola yang digunakan:
1. Pembuatan cetakan di meja (Bench molding) dilakukan untuk benda cor yang
kecil.
2. Pembuatan cetakan di lantai (Floor molding) dilakukan untuk benda cor
berukuran sedang atau besar
3. Pembuatan cetakan sumuran (pit molding)
4. Pembuatan cetakan dengan mesin (machine molding)
Pembuatan Cetakan
Sebagai contoh akan diuraikan pembuatan roda gigi seperti pada Gambar 5.2 di bawah
ini. Cetakan dibuat dalam rangka cetak (flak) yang terdiri dari dua bagian, bagian atas
disebut kup dan bagian bawah disebut drag. Pak kotak cetak yang terdiri dari tiga bagian,
bagian tengahnya disebut cheek. Kedua bagian kotak cetakan disatukan pada tempat
tertentu dengan lubang dan pin.
Gambar. Cetakan Pola Sekali Pakai
Keuntungan dari cetakan pola sekali pakai adalah
1. Sangat tepat untuk mengecor benda-benda dalam jumlah kecil
2. Tidak memerlukan pemesinan lagi
3. Menghemat bahan coran
4. Permukaan mulus
5. Tidak diperlukan pembuatan pola belahan kayu yang rumit
6. Tidak diperlukan inti atau kotak inti
7. Pengecoran jauh lebih sederhana
Kerugiannya adalah :
PASIR
Jenis Pasir
Pasir silica (SiO2), ditemukan di banyak tempat, dan tersebar di seluruh Nusantara. Pasir
ini sangat cocok untuk cetakan karena tahan suhu tinggi tanpa terjadi penguraian, murah
harganya, awet dan butirannya mempunyai bermacam tingkat kebesaran dan bentuk.
Namun, angka muainya tinggi dan memiliki kecenderungan untuk melebur menjadi satu
dengan logam. Karena kandungan debu yang cukup tinggi, dapat berbahaya bagi
kesehatan.
PENGUJIAN PASIR
Pasir cetakan perlu diuji secara berkala untuk mengetahui sifat-sifatnya. Pengujian yang
lazim diterapkan adalah pengujian mekanik untuk menentukan sifat-sifat pasir sebagai
berikut:
1. Permeabilitas. Porositas pasir memungkinkan pelepasan gas dan uap yang terbentuk
dalam cetakan
2. Kekuatan. Pasir harus memilikigayakohesi, kadar air dan lempung, mempengaruhi
sifat-sifat cetakan.
3. Ketahanan terhadap suhu tinggi. Pasir harus tahan terhadap suhu tinggi tanpa
melebur.
4. Ukuran dan bentuk butiran. Ukuran butiran pasir harus sesuai dengan sifat
permukaan yang dihasilkan. Butiran harus berbentuk tidak teratur sehingga memiliki
kekuatan ikatan yang memadai.
Pada gambar dibawah tampak alat pengukur kekerasan cetakan. Prinsip kerjanya adalah
sederhana, bola baja f 5,08 m ditekan ke dalam permukaan cetakan oleh per (gaya2,3 N).
kedalaman penetrasi yang diukur dalam millimeter menjadi indikasi dari pada kekerasan.
Cetakan dengan pemadatan sedang mempunyai nilai kekerasan : 75.
2. Die Casting
Definisi
Die casting adalah proses memaksa logam cair di bawah tekanan tinggi ke dalam
rongga cetakan dan kemungkinan gaya untuk dipertahankan. Dua buah baja tuang
permanen atau disebut die digunakan sebagai cetakan, sehingga ketika dijepitkan keduanya
maka benda akan membentuk seperti cetakan tadi. Dan ketika pemadatan telah selesai
maka die dibuka dan bagian yang dicor dikeluarkan. Benda tuang Kebanyakan terbuat dari
logam non-ferrous, khususnya seng, tembaga, aluminium, magnesium, timbal, timah dan
timah paduan yang notabennya memiliki titik lebur yang rendah. Die Casting sangat cocok
untuk aplikasi di mana sejumlah besar bagian-bagian berukuran kecil dan menengah
diperlukan, memastikan kualitas permukaan yang tepat dan konsistensi dimensi. Tingkat
fleksibilitas telah menempatkan benda tuang di antara produk yang dibuat volume tertinggi
di industri pengerjaan logam.
Dasar dari die casting process terdiri dari injeksi logam cair dalam tekanan yang
tinggi antara 10-175 MPa (1,500-25,000 PSi) kedalam cetakan yang disebut die dan
dibiarkan membeku. Tipe mesin die casting umumnya berdasrkan besarnya jumlah tekanan
yang bisa diinjeksikan ke dalam dies. Ukuran mesin berkisar antara 400 tons sampai 4000
tons. Selain dari ukuran, perbedaan yang paling mendasar dalam mesin die casting adalah
metode yang digunakan untuk menginjeksikan logam cair kedalam dies.
Hot chamber machine umumnya digunakan untuk material seng, tembaga, magnesium.
Dan material lainya yang memiliki titik lebur rendah yang tidak merusak dan mengkikis
cetakan, silinder dan plunger. Mekanisme injeksi dari hot chamber machine adalah tungku
pencair logam jadi satu dengan mesin cetak dan silinder injeksi terendam dalam logam
cair. Silinder injeksi digerakkan secara peneumatik atau hidraulik. Tungku dihubungkan
ke mesin dengan model yang disebut gooseneck atau leher angsa
Cold chamber machine digunakan untuk material alloy yang memiliki titik lebur tinggi
seperti alumunium. Logam cair dituangkan kedalam sistem cold chamber atau yang disebut
cylinder sleeve atau plunger sleeve dengan menggunakan gayung manual ataupun
ototmatis. Kerja hidraulik mendorong plunger tip dan mendorong material masuk kedalam
cetakan dengan tekanan yang tinggi. Gambar dibawah ini adalah tipe cold die casting
Keuntungan cold chamber die casting
3. Investment Casting
Investment casting merupakan salah satu jenis proses pengecoran yang dapat
menghasilkan produk coran dengan spesifikasi geometri yang hampir mencapai final,
sehingga Investment casting ini lebih banyak dipilih dibandingkan rposes-proses
pengecoran lainnya
Pada Investment casting ini, pola sekali pakai (expendable pattern/disposable
pattern), biasanya wax dicelupkan kedalam ceramic slurry dan dibiarkan samai mengeras
untuk membuat cetakan coran sekali pakai. Maksud dari sekali pakai disini adalah pola
tersebut juga dihancurkan ketika akan mengambil produk coran.
Gambar. Tahap-tahap dalam Investment casting
Urutan dari investment casting diatas adalah
Proses dimulai dengan pembuatan coran. Material pola (wax) didinjeksikan
Setelah mengeras, pola wax bisa dikeluarkan dari cetakan
Bila produk yang dicor berukuran relatif kecil maka polapola tersebut dapat
dirangkai, sehingga dalam sekali pengecoran akan didapatkan beberapa produk.
Namun jika produknya besar, maka biasanya sekali pengecoran hanya
menghasilkan satu produk saja
Selanjutnya pola tersebut dicelupan kedalam ceramic slurry
Lalu pola tersebut di-stucco yaitu diberi taburan partikel keramik kasar, bisa
dicelup, dispray, atau dimasukan kedalam fuidized bed
Ditunggu hingga mengeras sampai terbentuk mold keramik (ceramic mold)
Setelah mengeras, ceramic mold tersebut dipanaskan untuk membuang lilin
didalamnya
Kemuidan dibakar untuk mengurangi kelembabanya
Diisi logam cair dan ditunggu sampai mengeras
Kemudian ceramic mold dipecahkan untuk mengambil produk coran didalamnya.
Produk coran tersebut selanjutnya di-finishing (missal digerinda bila perlu)
Dan terakhir produk-produk tersebut diinspeksi.
Tahap-tahap diatas secara garis besar dibagi menjadi 3 bagian yaitu pembuatan pola,
pembuatan mold dan pengecoran logam.
Continuous casting atau biasa disebit strand casting adalah proses dimana logam cair
dikeraskan menjadi “setengah jadi”, billet, bloom, atau slab untuk berikutnya di lakukan
pengerollan di pabrik akhir untuk proses finishing. Hasil pengecoran tersebut memiliki
bentuk lebih tepat saat operasi pembentukan logam seperti (penempaan, ekstruksi,
drawing). Pengecoran dan pengerollan tersebut bisa dikombinasikan dengan pengecoran
berkelanjutan atau bisa disebut “strand casting”. Sebelum pengenalan pengecoran lanjutan
pada tahun 1950 an, baja dituangkan pada sber cetakan untuk membuat batang baja. Sejak
itu “pengecoran lanjutan” telah dikembangkan untuk meningktkan hasil, kualitas,
produktifitas dan efisiensi biaya. Hal ini memungkinkan biaya produksi lebih rendah
dengan kualitas logam yang lebih baik. Karena biayanya tersu menurun scara
berkelanjutan, menstandarkan produksi pada suatu produk, serta meningkatkan control
selama proses secara ototmatis. Proses ini paling sering digunakan untuk mengecor baja,
alumunium dan tembaga juga dilakukan pengecoran berkelanjutan
BAB 3. KESIMPULAN
Pada dasarnya pembentukan logam secar aumum terbagi menjadi dua macam
proses pengerjaan logam
Forming Operation
a. Forging
b. Rolling
c. Extrusion
d. Drawing
Casting
a. Sand casting
c. Die casting
d. Investment casting
e. Lost foam casting
f. Continuous casting
Forming operation
a. Forging adalah Proses penempaan atau forging adalah proses pembentukan logam
untuk menghasilkan produk akhir dengan memberikan gaya tekan dengan laju
pembebanan tertentu.
b. Rolling atau pencanaian adalah suatu proses deformasi dimana ketebalan benda
kerja direduksi dengan menggunakan gaya tekan dan menggunakan dua buah roll
atau lebih. Roll berputar untuk menarik dan menekan secara simultan benda kerja
yang berada diantaranya. Produk proses rolling berupa slab, billet, dan bloom.
c. Ekstruksi merupakan proses dengan deformasi atau perubahan bentuk yang tinggi
dan dapat membuat penampang dengan panjang hingga 150m. jenis produk
ekstruksi antara lain, batang, pipa, profil tertentu, patron kuningan, kabel
berselongsong timah hitam. Loga timah hitam dan timah putih, serta alumunium
dapat diekstruksi dalam keadaan dingin, sedang untuk logam lain harus dipanaskan
terlebih dahulu. Ekstruksi logam menggunakan press type horizontal dan
dijalankan secara hidrolik.
d. Drawing
Drawing adalah satu jenis proses pebentukan logam dimana bentuk pada
umumnya berupa silinder dan selalu mempunyai kedalaman tertentu, sedangkan
definisi menurut P.CO Shama, seorang professo production teknologi, drawing
adalah proses pembentukan logam dari lembaran logam kedalam bentuk tabung
Casting : Pengecoran (Casting) adalah suatu proses penuangan materi cair seperti
logam atau plastik yang dimasukan kedalam cetakan, kemudian dibiarkan membeku
didalam cetakan tersebut. Kemudian dikeluarkan atau dipecah-pecah untuk dijadikan
komponen mesin. Pengecoran digunakan untuk membuat bagian mesin dengan bentuk
yang kompleks
Pengecoran digunakan untuk mebentuk logm dalam kondisi panas sesuai denga
bentuk cetakan yang telah dibuat. Pengecoran dapat berupa material logam cair atau plastik
yang bisa meleleh (termoplastik), juga material yang terlarut air misalnya beton atau gips,
dan material lain yang dapat menjadi cair atau pasta ketika dalam kondisi kering akan
berubah menjadi keras dalam cetakan, dan terbakar dalam perapian. Proses pengecoran
dibagi menjadi dua; expandable (dapat diperluas) dan non expandable (tidak dapat
diperluas) mold casting
a. Sand casting
Pengecoran dengan cetakan pasir adalah yang tertua dari segala macam metoda
pengecoran. Cetakan pasir merupakan cetakan tang paling banyak digunakan,
karena memiliki beberapa keunggulan diantaranya:
Dapat mencetak loga dengan titik lebur yang tinggi, seperti baja, nikel, dan
titanium;
Dapat mencetak benda cor dengan berbagai macam ukuran;
Jumlah produksi dari satu sampai jutaan unit
b. Die casting
Die casting adalah proses memaksa logam cair di bawah tekanan tinggi ke dalam
rongga cetakan dan kemungkinan gaya untuk dipertahankan. Dua buah baja tuang
permanen atau disebut die digunakan sebagai cetakan, sehingga ketika dijepitkan
keduanya maka benda akan membentuk seperti cetakan tadi.
c. Investment casting
Investment casting merupakan salah satu jenis proses pengecoran yang dapat
menghasilkan produk coran dengan spesifikasi geometri yang hampir mencapai
final, sehingga Investment casting ini lebih banyak dipilih dibandingkan rposes-
proses pengecoran lainnya
e. Continuous casting
Continuous casting atau biasa disebit strand casting adalah proses dimana logam
cair dikeraskan menjadi “setengah jadi”, billet, bloom, atau slab untuk berikutnya
di lakukan pengerollan di pabrik akhir untuk proses finishing