Anda di halaman 1dari 39

SUYANTO

 Besi cor merupakan paduan eutektik dari besi


dan karbon.
 Dengan demikian temperature lelehnya
relative rendah, sekitar 1200 celcius.
 Temperature leleh yang rendah sangat
menguntungkan, karena mudah dicairkan,
sehingga pemakaian bahan bakar atau energy
lebih hemat dan murah.
 sekitar 80 persen mesin kendaraan dibuat
dengan proses pengecoran
Check Valve Alat Masak

Silinder Block Puli


Impeler Pompa Kompor Gas

Hidrant
Besi cor cair memiliki mampu tuang atau mampu cor yang tinggi,
sehingga memiliki kemampuan mengisi cetakan yang rumit

Bentuk yang rumit

Uji mampu alir


 Kehadiran silicon dalam besi cor mengakibatkan terjadinya
dekomposisi karbida menjadi besi dan grafit:
Fe3C —-Si–>  3Fe + C (grafit)
 Proses dekomposisi ini disebabkan oleh sifat Fe3C yang
metastabil. Dekomposisi ini disebut  grafitisasi yang
menghasilkan grafit dalam besi cor.
1. Besi Cor Kelabu, Gray Cast Iron
1. Patahan berwarna kelabu
2. Grafit berbentuk serpih/ flakes
3. Keuletan sangat rendah
4. Mampu meredam getaran
dengan cukup baik.  
5. Banyak digunakan sebagai
landasan mesin, rumah
bantalan poros penghubung,
dan komponen alat berat.
 
2.Besi Cor Nodular, Nodular Cast Iron
1. Bentuk grafit bulat/ nodular
2. Dibuat dengan menambahkan
sedikit unsure magnesium atau
serium.
3. Keuletan lebih tinggi ( 10 – 20
%)
4. Banyak digunakan untuk aplikasi
poros engkol, pipa dan suku
cadang khusus.
 
3. Besi Cor Putih, White Cast Iron.
1. Besi cor putih dibuat dengan
pendinginan yang sangat cepat.
2. Pada laju pendinginan yang cepat akan
terbentuk karbida Fe3C yang metastabil
dan karbon tidak memiliki kesempatan
untuk membentuk grafit.
3. Karbida yang terbentuk mencapai
sekitar 30 persen volume.
4. Besi cor ini memiliki sifat yang getas,
namun memiliki kekerasan yang tinggi.
5. Aaplikatif untuk suku cadang yang
mensyaratkan ketahanan aus tinggi.
 
4. Besi Cor Mampu Tempa, Malleable Cast
Iron
1. Besi Cor mampu tempa dibuat dari besi
cor putih dengan menerapkan suatu
perlakuan panas/ anil.
2. Perlakuan panas yang diterapkan pada
besi cor putih umumnya adalah anil.
3. Grafit yang terbentuk tidak serpih atau
bulat, namun berbentuk gumpalan grafit 
yang tidak memiliki tepi-tepi tajam.
4. Besi cor ini memiliki keuletan yang tinggi
dan mampu tempa yang  baik.
5. Besi cor ini umumnya digunakan untuk
perkakas dan alat-alat kereta api,
Baja cor mengandung
- Silikon (Si) : 0.20 – 0,70 %
- Mangan (Mn) : 0,50 – 1,00 %
- Fosfor (P) : <>
-Sulfur (S) : <>

Struktur mikro baja cor yang memiliki


kandungan karbon kurang dari 0,8 % (baja
hypoeutektoid) terdiri dari FERIT dan PERLIT.
Kadar karbon yang lebih tinggi menambah
jumlah perlit.

Struktur mikro baja cor yang memiliki


kandungan karbon lebih dari 0,8 % (baja
hipereutektoid) terdiri dari SEMENTIT (Fe3C)
dan PERLIT. Kadar karbon yang lebih tinggi
menambah jumlah sementit.
Proses pengecoran meliputi:
1). pembuatan cetakan,
2). persiapan dan peleburan logam,
3). penuangan logam cair ke dalam cetakan,
4). Pengeluaran hasil dari cetakan
5). pembersihan coran
6). Finishing
6). proses daur ulang pasir cetakan.
 Cetakan pasir basah (green-sand molds)
Cetakan dibuat dari pasir cetak basah..
 Cetakan kulit kering (Skin dried mold)
 Cetakan pasir kering (Dry-sand molds)
 Cetakan logam Cetakan logam terutama digunakan
pada proses cetak-tekan (die casting) logam dengan
suhu cair rendah.
 Cetakan khusus Cetakan khusus dapat dibuat dari
plastic, kertas, kayu semen, plaster, atau karet.
Metal Casting

Menuang logam cair ke dalam cetakan, didinginkan dan memisahkan logam dari cetakan.
PRODUK COR
 Sebagai contoh akan diuraikan pembuatan roda
gigi seperti pada Gambar 5.2 di bawah ini.
Cetakan dibuat dalam rangka cetak (flak) yang
terdiri dari dua bagian, bagian atas disebut kup
dan bagian bawah disebut drag. Pak kotak cetak
yang terdiri dari tiga bagian, bagian tengahnya
disebut cheek. Kedua bagian kotak cetakan
disatukan pada tempat tertentu dengan lubang
dan pin.
 Pasir silica (SiO2),
 Pasir ini sangat cocok untuk cetakan karena tahan
suhu tinggi tanpa terjadi penguraian, murah
harganya, awet dan butirannya mempunyai
bermacam tingkat kebesaran dan bentuk.
 Namun, angka muainya tinggi dan memiliki
kecenderungan untuk melebur menjadi satu dengan
logam. Karena kandungan debu yang cukup tinggi,
dapat berbahaya bagi kesehatan.
 Bentonit merupakan bahan pengikat yang umum digunakan dalam pasir
cetak basah. Bentonit adalah istilah yang digunakan untuk sejenis
lempung yang memiliki sifat menyerap air lebih besar dibandingkan
dengan jenis tanah liat lainnya. Pada percobaan ini digunakan 9%
 Gula tetes (molases) ditambahkan untuk meningkatkan waktu efektif
pasir (bench life) dan memberikan kekuatan kering yang tinggi. Karena
kekentalan yang tinggi dan wettability yang baik maka akan
menghasilkan kekuatan basah yang baik pula. Pada percobaan ini
digunakan gula tetes (molases) 2% pada pasir muka.
 Bahan berserat yang sering digunakan adalah serbuk arang. penggunaan
serbuk arang 1% untuk menghasilkan cetakan permukaannya halus dan
mudah dalam pembongkarannya.
 Aliran logam hendaknya memasuki rongga cetakan pada dasar
atau dekat dasarnya dengan turbulensi seminimal mungkin. Hal
ini perlu diperhatikan, khususnya pada benda tuang yang kecil
 Pengikisan dinding saluran masuk dan permukaan rongga cetakan
harus ditekan dengan mengatur aliran logam cair atau dengan
menggunakan inti pasir kering.
 Aliran logam cair yang masuk harus diatur sedemikian sehingga
terjadi solidifikasi terarah. Solidifikasi hendaknya mulai dari
permukaan cetakan kea rah logam cair sehingga selalu ada logam
cair cadangan untuk menutupi kekurangan akibat penyusutan.
 Usahakanlah agar slag, kotoran atau partikel asing tidak dapat
masuk ke dalam rongga cetakan.
SALURAN MASUK DAN PENAMBAH
 Pola biasanya dibuat dari kayu karena relative murah dan mudah
dibentuk.

 Sebaliknya pola yang diperlukan untuk produksi dalam jumlah


yang banyak biasanya dibuat dari logam karena lebih awet dalam
penggunaan.

 Jenis logam yang banyak digunakan untuk pola ialah kuningan,


besi cord an aluminium. Aluminium banyak digunakan karena
mudah dibentuk, ringan dan tahan korosi.
 Karena hampir semua jenis logam menyusut pada
waktu pembekuan, pada waktu membuat pola
perlu ditambahkan ukuran penyusutan. Untuk
kemudahan, untuk besi cor dapat digunakan
mister susut yang 1,04% atau 0,00104 mm/mm
lebih panjang dari ukuran standar. Untuk brons
perlu ditambah 1,56%, baja 2,08%, aluminium
dan magnesium 1,30%.
 Bila pola yang dapat diangkat dikeluarkan dari
cetakan, kadang-kadang tepi cetakan pasir yang
bersentuhan dengan pola terangkat. Oleh karena
itu untuk memudahkan pengeluaran pola, maka
sisi tegak pola dimiringkan. Untuk permukaan
luar, biasanya dipakai penambahan sebesar
1,04% hingga 2,08%. Untuk lubang di sebelah
dalam dapat digunakan kemiringan sampai
6,25%.
 Permukaan coran yang akan mengalami
pemesinan biasanya diberi tanda tertentu. Tanda
tersebut berarti bahwa pola harus dipertebal,
sehingga cukup bahan untuk diselesaikan.
Umumnya penambahan adalah 3,0 mm. Untuk
pola yang besar suaian tersebut harus ditambah
karena ada kemungkinan bahwa benda cor akan
melengkung.
Investment Casting

Anda mungkin juga menyukai