LANDASAN TEORI
5
6
2. Dimensi dari pola benda coran harus dibuat penambahan + 5mm dari
ukuran sebenarnya untuk mencegah penyusutan yang terjadi dan
untuk proses finishing dari benda coran.
3. Faktor kemiringan pola sangat diutamakan, hal ini bertujuan agar
memudahkan pengangkatan pola dari cetakan, sehingga tidak merusak
cetakan. Lihat gambar 2.2besar kemiringan pola + 2o.
Tujuan dari gatting system ini adalah untuk mengatur kecepatan aliran
logam cair ke dalam rongga cetakan, sehingga cetakan terisi secara sempurna.
Dan juga agar slag logam cair tidak ikut masuk kedalam rongga cetakan.
Selain pola benda coran dan pola gatting system kita juga memerlukan
pola riser atau pola penambah. Riser atau penambah juga diperlukan untuk
mengimbangi penyusutan (Shrinkage) pada saat logam cair tersebut membeku.
Karena setiap logam mempunyai nilai penyusutan tersendiri.
Contoh macam-macam saluran tuang yang dipakai dalam pembentukan
logam terlihat pada gambar 2.15.
1. Saluran pisah 5. Saluran terompet
2. Saluran langsung 6. Saluran bertingkat
3. Saluran bawah 7. Saluran baji
4. Saluran cincin
permeabilitas dan kekuatan cetakan serta menghasilkan cacat coran seperti lubang
gas dan lubang jarum. Meskipun demikian metode ini paling banyak digunakan,
karena mudah dan ekonomis. Untuk mengatasi timbulnya cacat coran biasanya
dilakukan pengontrolan parameter-parameter dan menjaga kadar air tetap rendah.
Pada metode ini kadar air dikeringkan dari permukaan pemadat pasir
sampai kedalaman 25mm atau lebih dengan pemanas atau obor gas. Dengan satu
14
proses keuntungan dari dua metode dry sand green. Karena waktu yang
diperlukan untuk mengeringkan cetakan lebih sedikit dari dry san, metode ini
sedikit lebih mahal.
ini ringan, kuat, konduktor panas dan listrik yang baik setelah emas dan tembaga.
Titik cair dari aluminium murni + 650oC. Tetapi aluminium jika dipadukan oleh
unsur paduan maka titik cairnya akan bertambah. Unsur-unsur paduan yang
biasanya dipakai sebagai paduan aluminium adalah silikon, tembaga, magnesium,
timah dan lain- lain.
Aluminium cair sangat reaktif sekali terhadap gas hidrogen (H). gas
hidrogen dapat membuat gelembung udara terikat didalam aluminium cair yang
mengakibatkan porositas pada produk coran nantinya. Reaksi kimianya:
Dimana:
H2O = Steam
Al = Aluminium
H2 = Hidrogen
Al2O3 = Aluminium Oxide
Untuk mencegah porositas pada logam aluminium maka dapat dilakukan
beberapa cara, antara lain dengan melindungi aluminium cair menggunakan gas
nitrogen (N2). Karena gas nitrogen mengikat hidrogen sebagai penyebab porositas
pada aluminium. Caranya yaitu dengan menyemburkan gas nitrogen diatas
aluminium cair hingga aluminium cair tersebut masuk kedalam cetakan. atau
dengan cara menggunakan Flux. Yaitu Flux ditaburkan pada permukaan aluminium
cair secara merata yang bertujuan agar gas hidrogen tidak dapat masuk kedalam
aluminium cair.
2.4.1 Flux
Ada 4 macam flux yang dipakai dalam membuat produk alumunium
menjadi lebih baik dalam hal sifat-sifat fisik ataupum mekanik, yaitu:
1. Covering fluxes, digunakan untuk mencegah hidrogen masuk kedalam
alumunium cair.
2. Cleaning fluxes, untuk menghilangkan kandungan padat nonmetalik
dari alumunium cair.
16
2 Sedekat Mungkin
Jarak penuangan antara bibir ladel dan cawan tuang idealnya dibuat
sedekat mungkin atau serendah mungkin. Hal ini dimaksudkan:
a. Pertama, cairan efektif masuk kedalam cetakan. Kesalahan alir
atau terbuangnya cairan bisa dihindari karena operator bisa
dengan mudah mengarahkan cairan kedalam cawan tuang.
b. Kedua, dengan dekatnya tinggi penuangan, cairan akan masuk
kedalam cetakan secara halus.
c. Ketiga, semakin dekat penuangan atau semakin rendah tinggi
18
ekor tikus atau kekasaran yang meluas dapat dilihat pada gambar 2.24.
rendah. • Menghilangkan
3. Cacat Retakan.
Cacat retakan disebabkan oleh penyusutan atau akibat tegangan sisa.
Keduanya dikarenakan proses pendinginan yang tidak seimbang selama
22
Gambar2.25 Penyinteran
Penyebab terjadinya penyiteran yaitu:
1. Logam cair memiliki tekanan statis dan dinamis yang
berlebihan serta tegangan permukaan yang kecil.
2. Suhu tuang terlalu tinggi,
3. Pesir terlalu kasar dan pemadatan yang kurang.
4. Tahanan pasir yang kurang baik.
Langkah pencegahan penyinteran ini yaitu:
1. Menggunakan pasir yang tahanan panasnya tinggi,
2. Pemadatan pasir harus cukup.
3. Menggunakan pasir yang sesuai.
e. Penetrasi logam
Tabel 2.3 Bentuk, Penyebab dan Pencegahan Cacat Inklusi dan Struktur Tak
Seragam
Bentuk Cacat
Inklusi dan
Penyebab Pencegahan
Struktur Tak
Seragam
• Logam cair teroksidasi. • Menjaga logam cair
• Masih terdapat terak. tidak teroksidasi.
• Perencanaan saluran • Membersihkan terak.
turun yang tidak • Perencanaan saluran
sempurna tuang yang cermat dan
Inklusi terak
• Waktu penuangan yang teliti.
terlalu lama.
27
Bentuk Cacat
Inklusi dan
Penyebab Pencegahan
Struktur Tak
Seragam
8. Deformasi
Cacat deformasi disebabkan perubahan bentuk coran selama
pembekuan akibat gaya yang timbul selama penuangan dan pembekuan.
Bentuk, penyebab dan pencegahan cacat deformasi dapat dilihat pada tabel
2.4 dibawah ini:
28
Bentuk Cacat
Penyebab Pencegahan
Deformasi
• Pergeseran titik tengah • Cermat dan teliti pada saat
pola. pembuatan cetakan.
• Pergeseran pensa dan kotak • Cermat dan teliti pada saar
inti. pemasangan inti.
• Pergeseran titik tengah • Cermat pada saat
Pergeseran
cetakan. pemasangan cup dan drag.
• Pergeseran setalah
pemasanfan cetakan.