Anda di halaman 1dari 15

Strategi Pembelajaran

Kejuruan

TEORI BELAJAR
( Behaviorisme, Kognitivisme, Humanism, Konstruktivisme )

Dipikir oleh :
DPK JY

Teori Belajar
Teori Belajar adalah cara-cara yang digunakan
untuk memahami tingkah laku individu yang relatif
menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi
dengan lingkungan. Dalam psikiloogi, teori belajar
selalu dihubungkan dengan stimulus respons dan
teori-teori tingkah laku yang menjelaskan respons
makhluk hidup dihubungkan dengan stimulus yang di
dapat dalam lingkungan.

BEHAVIORISME
Behaviorisme adalah teori perkembangan perilaku, yang dapat diukur,
diamati dan dihasilkan oleh respons pelajar terhadap rangsangan.
Tanggapan terhadap rangsangan dapat diperkuat dengan umpan balik
positif atau negatif terhadap perilaku kondisi yang diinginkan.
Hukuman kadang-kadang digunakan dalam menghilangkan atau
mengurangi tindakan tidak benar, diikuti dengan menjelaskan tindakan
yang diinginkan. Pendidikan behaviorisme merupakan kunci dalam
mengembangkan keterampilan dasar dan dasar-dasar pemahaman
dalam semua bidang subjek dan manajemen kelas. Ada ahli yang
menyebutkan bahwa teori belajar behavioristik adalah perubahan
perilaku yang dapat diamati, diukur dan dinilai secara konkret.

BEHAVIORISME
Teori behavioristik cenderung mengarahkan pebelajar untuk berfikir
linier, konvergen, tidak kreatif dan tidak produktif. Pandangan teori ini
bahwa belajar merupakan proses pembentukan atau shaping, yaitu
membawa pebelajar menuju atau mencapai target tertentu, sehingga
menjadikan peserta didik tidak bebas berkreasi dan berimajinasi.
Padahal banyak faktor yang mempengaruhi proses belajar, proses
belajar tidak sekedar pembentukan atau shaping.

BEHAVIORISME
Menurut paham behaviorisme :
Belajar adalah perubahan tingkah laku akibat adanya interaksi antara stimulus dan
respon
Yang terpenting dalam belajar adalah input yang berupa stimulus dan output yang
berupa respon
Faktor yang juga berperan dalam belajar adalah reinforcement.
Reinforcement adalah apa saja yang dapat memperkuat timbulnya respon.
Bila Penguatan ditambah = Positive reinforcement
Bila Penguatan dikurangi = Negative reinforcement

BEHAVIORISME
Penguatan (reinforcement) atau penghargaan (reward), yaitu suatu
konsekuensi yang meningkatkan peluang terjadinya sebuah perilaku,
seperti usaha belajar yang meningkat setelah diberi stimulus
Penguatan negatif (Negative reinforcer) merupakan penguatan yang
didasarkan pada prinsip bahwa frekuensi dari respons meningkat diikuti
oleh stimulus yang tidak menyenangkan, misalnya usaha belajar
meningkat
dikarenakan
untuk
menghindari
tugas-tugas
rumah.
Hukuman (punishment) adalah suatu konsekuensi yang menurunkan
peluang, contohnya tugas bersih-bersih dan kuantitas waktu bermain
dikurangi.
(nitanegara)

KARAKTERISTIK BEHAVIORISME
Mengutamakan unsur-unsur dan bagian kecil
Bersifat mekanistis
Menekankan peranan lingkungan
Mementingkan pembentukan reaksi atau respon
Menekankan pentingnya latihan
Mementingkan mekanisme hasil belajar
Mementingkan peranan kemampuan dan hasil belajar yang diperoleh adalah munculnya
perilaku yang diinginkan.
Proses pembelajaran cenderung pasif

KARAKTERISTIK BEHAVIORISME
Objek utama yang diamati adalah perilaku
Tidak mengakui adanya mental, kesadaran dan predisposisi yang
dimiliki manusia
Yang dimiliki manusia : raga, fisik, badan dan refleks
Konsep belajar menurut Watson adalah memperbanyak refleks yang
dibawa sejak lahir melalui kondisioning
Kondisioning merupakan suatu upaya untuk memperkuat ikatan S-R
dan memberi perangsang sehingga menimbulkan refleks (perilaku)

BEHAVIORISME
KELEBIHAN :
Sangat cocok diterapkan kepada siswa atau anak yang masih
membutuhkan dominasi orang tua.
Pembelajaran dapat mudah diarahkan dan diganti dengan stimulusstimulus yang diinginkan.
Pembelajaran mempunyai orientasi pada hasil yang dapat diukur dan
diamati.

BEHAVIORISME
KEKURANGAN :
Menyebabkan proses pembelajaran yang tidak menyenangkan dan
pendidik terkesan menjadi bersikap otoriter kepada siswa.
Pembelajaran hanya perpusat pada guru sehingga pemikiran siswa
tidak bisa berkembang secara lebih kreatif.
Pemberian hukuman dianggap menjadi pilihan yang paling efektif
untuk menertibkan siswa.

BEHAVIORISME
KEKURANGAN :
Tidak mampu menjelaskan situasi belajar yang kompleks
Tidak dapat menjelaskan adanya variasi tingkat emosi siswa
Cenderung mengarahkan siswa untuk berfikir linier, konvergen, tidak
kreatif dan tidak produktif

PENERAPAN TEORI BEHAVIORISTIK DALAM


PEMBELAJARAN KEJURUAN
Penerapan teori behavioristik dapat dilakukan di pembelajaran
kejuruan yang dilangsungkan di bengkel/labarotorium . Situasi dan
kondisi belajar di kejuruan dibuat sesuai dengan kondisi lingkungan
kerja sesungguhnya seperti di industri.

Anda mungkin juga menyukai