Anda di halaman 1dari 37

BAB I

PENGUJIAN IMPACT OF JET

1.1 PENDAHULUAN
Konversi energi adalah perubahan bentuk energi yang terbentuk karena
adanya aliran fluida yang diubah baik arah maupun besar kecilnya ukuran untuk
aliran fluida yang menyebabkan terjadinya perubahan energi.
Impact of jet merupakan suatu percobaan yang menyelidiki tentang
pengaruh momentum tumbukan suatu fluida terhadap suatu permukaan (vane).
Fluida yang mengalir melalui nozzle akan mempunyai kecepatan yang lebih tinggi
dibanding sebelum melalui nozzle. Perubahan kecepatan ini akan menimbulkan
perubahan momentum karena kecepatan berbanding lurus terhadap momentum
(P=m.v). Momentum yang besar ketika menumbuk suatu bidang akan
menimbulkan gaya yang besar pula. Gaya yang timbul berupa gaya tolak yang
dialami bidang yang ditumbuk (dalam percobaan ini fluida menumbuk pada
(vane).(Baduey, 2013)
Contoh penggunaannya pada injector nozzle yang menyemprotkan bahan
bakar dengan cara mengkabutkan ke udara didalam ruang bakar mesin yang
sedang dikompresi oleh piston, dimana udara didalam ruang bakar tersebut
memiliki temperatur yang tinggi. Pengkabutan bahan bakar ke dalam udara
menjadikannya menguap dan membentuk gas. Karena adanya kompresi tadi maka
gas tersebut akan termampatkan sehingga akan terjadi pembakaran atau ledakan
yang akan mendorong piston untuk melakukan langkah kerja secara
continue.(Sugeng, 2015)
Dalam praktikum Impact of Jet, praktikan melakukan pengujian prinsip
tersebut, yaitu mengukur gaya tolak fluida yang ditumbukkan pada vane serta
pengaruh bentuk vane yang digunakan pada praktikum tersebut.

1.1.1 Tujuan Praktikum Impact of Jet


Dalam praktikum ini para praktikan diharapkan mampu(Jobsheet
Praktikum Fenomena Dasar Termal, 2017) :
a. Mengetahui prinsip kerja nozzle yaitu mengubah tekanan menjadi kecepatan.
b. Mengukur besarnya gaya tolak yang diakibatkan oleh semburan air yang keluar
dari nozzle.
c. Mengetahui pengaruh bentuk permukaan vane terhadap besarnya gaya yang
ditimbulkan oleh semburan air melalui nozzle.

1.2 DASAR TEORI


a. Momentum
Momentum adalah besaran yang berhubungan dengan kecepatan dan massa
suatu aliran fluida yang dirumus dengan(asaz, 2012) :
P m.v (1.1)
Keterangan :
P : Momentum (kg.m/s)
m : Massa (kg)
v : Kecepatan (m/s)

b. Bernoulli
Prinsip Bernoulli adalah sebuah istilah di dalam mekanika fluida yang
menyatakan bahwa pada suatu aliran fluida, peningkatan pada kecepatan fluida
akan menimbulkan penurunan tekanan pada aliran tersebut(Purba, 2015).
1
p gh v2 kons tan (1.2)
2
Dimana :
P : Tekanan (pascal)
v : kecepatan (m/s)
g : percepatan gravitasi (9,8m/ s 2 )
: massa jenis fluida (kg/ m3 )
h : ketinggian (m)
Syarat menurunkan persamaan Bernoulli dari persamaan Euler adalah sebagai
berikut:
1. Aliran inviscid : aliran nonkompresibel yang tidak mengalami gesekan.
2. Incompressible : aliran fluida yang tidak bisa dimampatkan.
3. Steady : aliran yang tidak berubah dengan waktu.
4. Aliran sepanjang streamline : aliran yang mengalir sepanjang garis lurus.

c. Kontinuitas
Persamaan kontinuitas adalah persamaan yang menghubungkan kecepatan
fluida dalam dari satu tempat ke tempat lain. Dengan persamaan(Purba, 2015) :
_ _
m1 m 2 (1.3)
1 A1v1 2 A2v2
Dimana:
_ _
m1 , m 2 : massa alir 1, 2 (kg/s)
1, 2 : massa jenis (kg/m3)
A1, A2 : luas penampang (m2)
v1, v2 : kecepatan (m/s)

1.2.1 Pengetahuan Umum Impact of Jet


Impact of jet adalah salah satu contoh peristiwa tumbukan yang terjadi
karena adanya kecepatan. Berikut gambar Impact of Jet :

Gambar 1.1 Skema Tumbukan Air pada Flat Vane dan Hemispherical Vane
(Pratama, 2015)

Menurut arah arus fluida saat meninggalkan permukaan impact-nya


,impact of jet dapat dikelompokkan menjadi simetris dan asimetris. Berikut ini
adalah skema gambar impact of jet simetris:
Gambar 1.2 Simetris Jet (Pratama, 2015)

Gambar 1.2 adalah gambaran impact of jet simetris. Dikatakan simetris


jika impact yang mengenai permukaan vane berbelok secara simetris dengan Y
sebagai sumbu simetri. Sedangkan skema impact of jet asimetris ditunjukan oleh
Gambar 1.3 di bawah ini:

Gambar 1.3 Asimetris Jet (Pratama, 2015)

Jika permukaan impact tidak simetris dengan sumbu vertikalnya dalam hal
ini sumbu X, pancaran fluida meninggalkan permukaan yang mengakibatkan
reaksi gayanya tidak nol.
Secara umum prinsip kerja impact of jet dapat dilihat pada skema Gambar
1.4 berikut:

Gambar 1.4 Skema Impact of Jet (Pratama, 2015)


Prinsip kerja impact of jet seperti ditunjukkan pada Gambar 1.4 adalah air
yang berada di tangki penampung dihisap oleh pompa kemudian dialirkan
menuju nozzle melalui flow meter dan delivery valve. Pada flow meter laju aliran
fluida diukur dan jumlah fluida yang mengalir akan diatur dengan delivery valve
dan dialirkan menuju nozzle.
Di dalam nozzle, tekanan fluida dirubah menjadi kecepatan, kemudian
disemprotkan ke vane. Fluida yang disemprotkan nozzle akan menumbuk vane
akan menyebabkan naiknya permukaan weight beam. Oleh karena itu digunakan
jockey weight untuk membuatnya seimbang. Keseimbangan ini dapat dilihat pada
balance adjustment. Dari sini kita dapat mengukur momentum yang terjadi akibat
tumbukan air dengan plat. Dapat dilihat dengan pengaturan jockey weight pada
weight beam seperti skema pada Gambar 1.5.

Gambar 1.5 Sketsa Pengukuran Peralatan Jet Impact (Pratama, 2015)

Gambar 1.5 (a) menunjukan posisi jockey weight saat seting nol yaitu
sebelum vane menerima gaya tolak dari semburan air dari nozzle. Setelah vane
menerima semburan air dari nozzle maka vane menerima gaya tolak yang
besarnya bisa dihitung dengan menggeserkan jockey weight diatas weigh beam
sampai tailly berada pada posisi setimbang sesuai Gambar 1.5 (b).
Gambar 1.6 dibawah ini menunjukkan semburan nozzle dengan laju aliran
massa m (kg/s) sepanjang sumbu x dengan kecepatan Uo (m/s) kemudian
kecepatan fluida keluar setelah didefinisikan dengan sudut adalah U1 (m/s).
Gambar 1.6 Vane Symmetrical Terhadap Sumbu X (Siddique, 2015)

Vane memiliki beberapa bentuk variasi yang juga memiliki besar gaya
yang bervariasi pula tergantung bentuk tersebut seperti yang dituliskan dalam
Tabel 1.1 berikut:

Tabel 1.1 Pengaruh Variasi Bentuk Vane (Jobsheet Praktikum Fenomena Dasar
Termal, 2017)
Bentuk Vane F
I 90 1 muo
> 120 1.5 muo
) 180 2 muo
\ 30 0.87 muo

1.2.2 Nozzle
Nozzle adalah saluran fluida dimana kecepatan dari gas atau cairan
tersebut bertambah sesuai arah aliran fluida. Sedangkan diffuser adalah tabung
berpori dimana udara atau gas lain dipaksa dan dibentuk menjadi gelembung atau
partikel kecil untuk difusi didalam cairan.
Jenis nozzle sangat lah beragam tergantung penggunaannya, memiliki 3
jenis nozzle yaitu:
a. Nozzle Konvergen
Nozzle konvergen adalah nozzle yang memiliki luas penampang masuk lebih
besar daripada luas penampang keluarnya (A1 > A2) dan pada nozzle konvergen
dapat menggunakan compressible fluid dan incompressible fluid. Sehingga Vin <
Vout seperti yang diperlihatkan Gambar 1.7.

P1
P2
V1
V2

Gambar 1.7 Nozzle Konvergen (Pratama, 2015)

b. Nozzle Divergen
Nozzle divergen adalah dimana luas penampang masuk lebih kecil daripada
luas penampang keluarnya (A1 < A2) dan pada nozzle divergen hanya dapat
menggunakan compressible fluid. Sehingga Vin < Vout. Bentuk ini sering disebut
dengan diffuser. Bentuk nozzle divergen di perlihatkan pada Gambar 1.8 dibawah
ini.

P2
P1
V2
V1

Gambar 1.8 Nozzle Divergen (Pratama, 2015)

c. Nozzle Konvergen-Divergen (C-D nozzle)


Nozzle konvergen-divergen adalah nozzle yang memiliki luasan variable. Pada
nozzle ini, aliran lebih dulu masuk melalui bagian konvergen lalu berkumpul pada
minimum area atau throat, kemudian dikembangkan melalui bagian divergen dan
keluar disebelah kanan. Bentuk nozzle konvergen-divergen di perlihatkan pada
Gambar 1.9 dibawah ini.
Gambar 1.9 Nozzle konvergen-divergen (Pratama, 2015)

1.2.3 Rumus Perhitungan Impact of Jet


Rumus perhitungan yang digunakan pada pengujian impact of jet adalah
sebagai berikut(Jobsheet Praktikum Fenomena Dasar Termal, 2017) :

1. Laju aliran massa (


. V
m (1.4)
t
2. Kecepatan
.
fluida keluar dari nosel (u)
m
u (1.5)
A
3. Kecepatan fluida sebelum terdefleksi (u0)
(1.6)
4. Momentum masuk sistem (J)
J = x uo (kg.m/s2) (1.7)
5. Momentum meninggalkan sistem (J)
J= uo x x cos (kg.m/s2) (1.8)
6. Gaya pada vane (F)
F = 4 x g x y (N) (1.9)

dimana:
: laju aliran massa ( kg/s)
V : volume bench (m3)
t : waktu (s)
u0 : kecepatan fluida sebelum terdefleksi (m/s)
u1 : kecepatan fluida setelah terdefleksi (m/s)
A : luas permukaan (m2 )
g : percepatan gravitasi (m/s2 )
s : ketinggian (m)
J : momentum masuk system (kg m/s2)
Jl : momentum meninggalkan sistem (kg m/s2)
F : gaya fluida yang keluar dari nozzle (N)
: sudut defleksi ( 0 )
y : posisi jockey weight dari titik 0 ( m ) (Jobsheet Praktikum Fenomena Dasar
Termal, 2017)

1.2.4 Aplikasi Impact of Jet


a. Aplikasi dalam Kehidupan Sehari-hari
1. Steam pada pembersihan kendaraan
Pada prinsipnya alat ini merubah tekanan menjadi kecepatan sehingga dapat
membersihkan kendaraan dari debu maupun lumpur.

Gambar 1.8 Steam untuk membersihkan motor (Mali, 2016)

2. Alat Penyemprot Pestisida


Alat ini digunakan untuk menyemprotkan pestisida yang ada di tabung
penyimpanan ke luar, dengan memanfaatkan tekanan yang diubah dengan
menggunakan nozzle pestisida bisa disemburkan sehingga menyebar keluar untuk
tanaman.
Gambar 1.13. Aplikasi Impact of Jet pada Alat Penyemprot Pestisida
(Warasfarm, 2014)

3. Penyemprot Air Mancur


Nozzle digunakan dalam penyemprotan air mancur sehingga air tersebut dapat
naik keatas, hal ini menggunakan prinsip nozzle yang mengubah tekanan menjadi
kecepatan.

Gambar 1.12 Wind-tunnel Test Facility (Yustiana, 2016)

b. Aplikasi dalam Industri


1. Water rocket
Water rocket (roket air) adalah suatu rocket yang meluncur dengan
memanfaatkan perubahan tekanan menjadi kecepatan. Pada roketnya dipasang
nosel. Kemudian roket tersebut menggunakan fluida berupa air sebagai tenaganya
yang kemudian dipasang diluncurkan dan diberi kompresi sehingga roketnya akan
meluncur.
Gambar 1.5 Water rocket (Smith, 2008)

2. Water jet cutting (abrasivejets)


Sebuah jet air untuk memotong bagian logam dengan aliran (sangat) tinggi
tekanan airnya.

Gambar 1.6 Abrasive jets (Meerankutty, 2012)

1.2.5 Peralatan dan Prosedur Pengujian Impact of Jet


1.2.5.1 Peralatan Pengujian Impact of Jet
Berikut ini merupakan bagian-bagian alat dari pengujian impact of jet dan
fungsinya, alat percobaan secara keseluruhan ditunjukan Gambar 4.14 :
Impact of Jet Hydraulic
Bench

Pulsemeter
Volumemeter

Load cell
Delivery Valve

Pompa
Sentrifugal Motor Listrik

Gambar 1.15 Keseluruhan Alat Percobaan (Laboratorium Fenomena Dasar


Termal, 2017)

1. Impact of Jet
Impact of jet yang digunakan untuk mengetahui besarnya gaya dorong akibat
adanya perubahan tekanan menjadi kecepatan. Bagian-bagian impact of jet
ditunjukkan pada Gambar 1.16 sebagai berikut :

Adjusting Nut Jockey Weight

Weight Beam
Spring

Tally
Plastic Strip

Cover Plate Vane

Nozzle Drain Pipe

Supply Hose

Gambar 1.16 Impact of jet (Laboratorium Fenomena Dasar Termal, 2017)


a. Adjusting Nut dan Spring
Adjusting nut ditunjukan oleh Gambar 1.17 berfungsi untuk menyeting nol
posisi awal dari weight beam. Spring sebagai tahanan gaya dorong yang
dihasilkan.

Adjusting Nut Spring

Gambar 1.17 Adjusting Nut dan Spring (Laboratorium Fenomena Dasar Termal,
2017)

b. Jockey Weight
Jockey weight ditunjukan oleh Gambar 1.18 yang berfungsi sebagai
pemberat. Jockey weight ini bersama-sama weight beam digunakan untuk
mengukur gaya semprot dari nozzle.

Gambar 1.18 Jockey Weight (Laboratorium Fenomena Dasar Termal, 2017)


c. Weight Beam
Weight beam ditunjukan oleh Gambar 1.19 yang berupa suatu plat uji
tertentu yang berputar pada bantalan yang presisi di salah satu ujungnya
dan mempunyai skala tertentu di sepanjang batangnya.

Weight Beam

Gambar 1.19 Weight Beam (Laboratorium Fenomena Dasar Termal, 2017)

d. Tally
Tally ditunjukan oleh Gambar 1.20 yang berfungsi untuk mengembalikan
weight beam ke posisi horizontal pada tiap waktu pembacaan dibutuhkan.

Tally

Gambar 1.20 Tally (Laboratorium Fenomena Dasar Termal, 2017)


e. Plastic Strip
Plastic strip ditunjukkan oleh Gambar 1.21 yang berfungsi sebagai
penghubung antara weight beam dengan cover plate.

Plastic Strip

Gambar 1.21 Plastic Strip (Laboratorium Fenomena Dasar Termal, 2017)

f. Vane Cekung dan Datar


Vane ditunjukkan oleh Gambar 1.22 yang berfungsi untuk mengetahui
variasi gaya akibat bentuk pancaran balik aliran yang berbeda.

(a) (b)
Gambar 1.22 (a) Vane datar, (b) Vane cekung (Laboratorium Fenomena Dasar
Termal, 2017)
g. Nozzle
Nozzle berfungsi untuk mempercepat aliran air yang ditunjukan oleh
Gambar 1.23.

Nozzle

Gambar 1.23 Nozzle (Laboratorium Fenomena Dasar Termal, 2017)

h. Supply Hose
Supply hose ditunjukkan oleh Gambar 1.24 yang berfungsi untuk
menyediakan suplai air yang berasal dari pompa sentrifugal untuk disalurkan
ke nozzle.

Supply Hose

Gambar 1.24 Supply Hose (Laboratorium Fenomena Dasar Termal, 2017)

i. Drain Pipe
Drain pipe berfungsi sebagai saluran buang air yang ditunjukan oleh
Gambar 1.25.
Drain Pipe

Gambar 1.25 Drain Pipe (Laboratorium Fenomena Dasar Termal, 2017)

j. Retaining Screw
Retaining screw yang ditunjukan oleh Gambar 1.26 berfungsi untuk
mengikat vane pada weight beam.

Retaining Screw

Gambar 1.26 Retaining Screw (Laboratorium Fenomena Dasar Termal, 2017)

k. Cover Plate
Cover Plate yang ditunjukan oleh Gambar 1.27 berfungsi sebagai atap
impact of jet.

Cover Plate

Gambar 1.27 Cover Plate (Laboratorium Fenomena Dasar Termal, 2017)


2. Volumemeter
Volumemeter ditunjukan oleh Gambar 1.28 yang berfungsi untuk mengukur
volume maupun laju volume aliran air.

Gambar 1.28 Volumemeter (Laboratorium Fenomena Dasar Termal, 2017)

3. Delivery Valve
Delivery Valve yang ditunjukan oleh Gambar 1.29 berfungsi untuk mengatur
variasi bukaan penuh, 2/3, dan 1/3.

Delivery Valve

Gambar 1.29 Delivery Valve (Laboratorium Fenomena Dasar Termal, 2017)

4. Pompa Sentrifugal
Pompa sentrifugal yang ditunjukan Gambar 1.30 berfungsi untuk mengalirkan
air dari hydraulic bench menuju supply hose.
Pompa Sentrifugal

Gambar 1.30 Pompa sentrifugal (Laboratorium Fenomena Dasar Termal, 2017)

5. Motor Listrik
Motor listrik ditunjukkan oleh Gambar 1.31 yang berfungsi untuk memutar
poros pompa sentrifugal.

Motor
Listrik

Gambar 1.31 Motor listrik (Laboratorium Fenomena Dasar Termal, 2017)

6. Pulsemeter
Pulsemeter pada Gambar 1.32 berfungsi untuk mengukur kecepatan putaran
motor listrik.
Gambar 1.32 Pulsemeter (Laboratorium Fenomena Dasar Termal, 2017)

7. Load cell
Load cell pada Gambar 1.33 berfungsi untuk mengukur torsi yang dibutuhkan
pada saat pengujian.

Gambar 1.33 Load cell (Laboratorium Fenomena Dasar Termal, 2017)

8. Stopwatch
Stopwatch ditunjukkan oleh Gambar 1.34 yang berfungsi untuk mengukur
waktu untuk air dalam hydraulic bench mencapai 5 liter.
Gambar 1.34 Stopwatch

1.2.5.2 Prosedur Pengujian


Prosedur percobaan yang dilakukan adalah sebagai berikut (Jobsheet
Praktikum Fenomena Dasar Termal, 2017):
1. Meletakkan impact of jet di atas hydraulic bench.
2. Menyambung pipa air ke supply hose.
3. Memasang vane datar
4. Meletakkan jockey weight pada posisi nol.
5. Mengatur adjusting nut dan spring sehingga weight beam dalam kondisi
kesetimbangan.
6. Mengatur variasi bukaan penuh, 2/3, dan 1/3 pada delivery valve.
7. Mengatur rpm motor 1500 dan 1800 rpm.
8. Mengatur jockey weight sehingga posisi weight beam konsisinya setimbang,
mencatat berapa skala yang terbaca pada weight beam dari posisi nol.
9. Mencatat waktu yang dibutuhkan hingga volume pada hydraulic bench
mencapai 5 liter sebanyak 3 kali.
10. Mencatat nilai y dan torsi.
11. Atur kecepatan ke 0 rpm.
12. Posisikan jockey weight ke titik nol.
13. Lakukan kembali langkah nomor 6 sampai 10 dengan menggunakan vane
cekung.
14. Matikan motor dan memasukkan data hasil pengujian ke tabel.
1.2.6.3 Diagram Alir Pengujian

Mulai

Meletakkan impact of jet di atas hydraulic bench

Menyambung pipa air ke supply hose

Memasang vane datar

Meletakkan jockey weight pada posisi nol

Mengatur adjusting nut dan spring sehingga weight beam


dalam kondisi kesetimbangan

Mengatur variasi bukaan penuh, 2/3, dan 1/3 pada delivery


valve

Mengatur rpm motor 1250 dan 1500 rpm

Mengatur jockey weight sehingga posisi weight


beam konsisinya setimbang, mencatat berapa
skala yang terbaca pada weight beam dari posisi
nol

Mencatat waktu yang dibutuhkan untuk


hingga volume pada hydraulic bench
mencapai 5 liter sebanyak 3 kali

B A
B A

Atur kecepatan ke 0 rpm

Posisikan jockey weight ke titik nol

Mengganti
bentuk
vane ?

Ya

Tidak

Matikan motor dan memasukkan data hasil pengujian ke tabel

Selesai

Gambar 1.35. Diagram Alir Pengujian Impact of jet(Jobsheet Praktikum


Fenomena Dasar Thermal, 2017)

1.3 PENGOLAHAN DATA


1.3.1 Data Hasil Praktikum
a. Vane cekung 1500 rpm
Tabel 1.3 Data Hasil Praktikum Vane cekung 1500 rpm
Torsi
Bukaan V (m3) y (m) trata-rata t1 t2 t3
(Nm)
Bukaan
5 0.13 0.043316 77 76 77 78
Penuh
Bukaan 2/3 5 0.14 0.040572 80.33 80 81 80
Bukaan 1/3 5 0.15 0.039984 82.33 82 83 82
b. Vane datar 1500 rpm
Tabel 1.2 Data Hasil Praktikum Vane datar 1500 rpm

Torsi
Bukaan V (m3) y (m) trata-rata t1 t2 t3
(Nm)
Bukaan
5 0.055 0.0392 80 78 84 82
Penuh
Bukaan
5 0.055 0.037436 84 84 84 84
2/3
Bukaan
5 0.06 0.035868 84.3 79 85 84
1/3

c. Vane cekung 1800 rpm


Tabel 1.4 Data Hasil Praktikum Vane cekung 1800 rpm

Torsi
Bukaan V (m3) y (m) trata-rata t1 t2 t3
(Nm)
Bukaan
5 0.32 0.05919 52.3 52 52 53
Penuh
Bukaan
5 0.31 0.05743 51 52 51 50
2/3
Bukaan
5 0.3 0.05821 54 53 55 54
1/3

d. Vane datar 1800 rpm


Tabel 1.4 Data Hasil Praktikum Vane datar 1800 rpm
V Torsi
Bukaan y (m) trata-rata t1 t2 t3
(m3) (Nm)
Bukaan
5 0.17 0.05684 52 52 51 52
Penuh
Bukaan
5 0.17 0.060172 51 50 52 51
2/3
Bukaan
5 0.15 0.055468 56 57 55 56
1/3
1.3.2 Perhitungan Data Hasil Praktikum
Perhitungan vane datar, kecepatan 1500 rpm, bukaan penuh.
1. Laju aliran massa (
. V 103 0,005
m 0,096 kg / s
t 52

2. Kecepatan fluida keluar dari nozzle (u)


.
m 0, 096
u 3 1, 233m / s
A 10 .78,5 x 106
3. Kecepatan fluida sebelum terdefleksi (u0)

uo u 2 2 gs 1, 2332 2 9,81 0, 05 0, 4167 m / s

4. Momentum masuk sistem (J)


.
J uo m 0, 4167 0, 096 0, 04033kgm / s 2
5. Momentum meninggalkan sistem (J)
.
J ' u0 m cos 0, 4167 x0, 096 x0 0

6. Gaya pada vane (F)


F 4 g y 4 9,81 0,17 6,664N

1.3.3 Perhitungan Ralat


1. Laju Aliran Massa
V
m
t
Dimana : m : Laju aliran massa
: massa jenis air
Q : debit
t : waktu
m V
2
t t

m 1000 0,005
0 ,00183 kg/s
t 52,3
2

m
m T
t
= 0,00183 x 0,005 = 0,00000915 kg/s
.
m 0, 00000915
Ralat Nisbi ( RN ) = .
100% 100%
m 0, 0956

= 0,00957 %
Keseksamaan = 100%-0,00957%

= 99,99043 %

2. Kecepatan Keluar dari nozzle


u 12,75 m

u .
u ( ) m 12,75 x 0,00000915 = 0,00011666
m
u 0,00011666
Ralat Nisbi ( RN ) = 100% 100% 0,000915%
u 12,75
Keseksamaan = 100% - RN = 100% - 0,0039% = 99,99%

3. Kecepatan fluida sebelum terdefleksi

u0 u 2 0, 687 1, 2332 0, 687 0, 404

uo u 1, 233

u u 2 0, 687 (0, 796) 2 0, 687
u0
3,0519 m/s
u
uo
u0 ( ) u 3,0519 0,00011666 0,00356 m / s
u
Ralat Nisbi (RN) =
uo 0, 00356
100% 100% 0,88%
uo 0, 404
Keseksamaan = 100% - 0,88% = 99.12%

4. Momentum Masuk Sistem

J u0 m
J
.
u0 0, 404m / s
m
J .
m 0, 096 kg/s
u0
J . J
J ( ) ( m ) ( ) ( u 0 )
m
.
u0
J 0, 404 0, 00000915 0, 096 0, 00356 0,00003479

J 0,00003479
Ralat Nisbi (RN) = 100% 100% 0,89%
J 0,0039
Keseksamaan = 100% - 0,89% = 99,11%

5. Momentum Meninggalkan system

J ' m u0 cos 0
J ' .
m sin 90 0, 096
u
J '
.
u sin 90 1, 233
m
J ' J ' .
J ' ( ) (u ) ( ) ( m)
u m
J 0, 096 0, 00011666 1, 233 0, 00000915 0, 00002256
Ralat Nisbi (RN) =
J ' 0,00002256
100% 100% ~ (tak terdefinisi)
J' 0
Keseksamaan = 100% - RN = ~ (tak terdefinisikan)

6. Gaya pada Vane


F 4 g y 39,24 y
F
39,24
y
y skala terkecil 0,001 0,0005
F
F y 39,24 0,0005 0,0196 N
y
Ralat Nisbi (RN) =
F 0,0196
100% 100% 0,00294
F 6,664
Keseksamaan = 100% - RN = 100% - 0,276% = 99,824%

1.3.4 Tabel Hasil Pengolahan Data


a. Vane cekung 1500 rpm
Tabel 1.5 Perhitungan Data Hasil Praktikum Vane cekung 1500 rpm

U
Bukaan m (Kg/s) U (m/s) J (Kg.m/s) J' (Kg.m/s) F
(m/s)

Penuh 0.06493506 0.827 0.0008715 5.6599905 -5.6599905 5.096


2/3 0.06224325 0.793 0.02864877 0.0017832 -0.0017832 5.488
1/3 0.0607312 0.774 0.04373601 0.0026561 -0.0026561 5.88
b. Vane datar 1500 rpm
Tabel 1.6 Perhitungan Data Hasil Praktikum Vane datar 1500 rpm

U J'
Bukaan m (Kg/s) U (m/s) J (Kg.m/s) F
(m/s) (Kg.m/s)

Penuh 0.0625 0.796 0.02605002 0.0016281 0 2.156


2/3 0.05952381 0.758 0.05551703 0.0033046 0 2.156
1/3 0.05931198 0.756 0.05755953 0.003414 0 2.352

c. Vane cekung 1800 rpm


Tabel 1.7 Perhitungan Data Hasil Praktikum Vane cekung 1800 rpm

U
Bukaan m (Kg/s) U (m/s) J (Kg.m/s) J' (Kg.m/s) F
(m/s)

0.3985959
Penuh 0.09560229 1.218 0.03810668 -0.03810668 12.544
03
0.4368846
2/3 0.09803922 1.249 0.04283182 -0.04283182 12.152
05
0.3526378
1/3 0.09259259 1.180 0.03265165 -0.03265165 11.76
11

d. Vane datar 1800 rpm


Tabel 1.8 Perhitungan Data Hasil Praktikum Vane datar 1800 rpm

U J'
Bukaan m (Kg/s) U (m/s) J (Kg.m/s) F
(m/s) (Kg.m/s)

Penuh 0.09676795 1.233 0.416790355 0.04033195 0 6.664


2/3 0.09803922 1.249 0.436884605 0.04283182 0 6.664
1/3 0.08928571 1.137 0.303836689 0.02712828 0 5.88
1.4 PEMBAHASAN
1.4.1 Grafik dan Analisa Grafik
a. Grafik Hubungan Antara F Dengan J Pada Vane Cekung 1500 rpm

Bukaan penuh

Bukaan 2/3

Bukaan 1/3

Gambar 1.35 Grafik hubungan F dengan J pada Vane cekung dengan kecepatan
1500 rpm

Dari grafik diatas, pada vane cekung 1500 rpm terlihat profil dari laju
momentum dan juga gaya vane. Pada bukaan penuh dan bukaan 2/3 , memiliki
nilai momentum yang hampir sama tetapi gaya yang dihasilkan berbeda.
Sedangkan pada bukaan 1/3 gaya yang dihasilkan lebih kecil dan momentum lebih
besar. Ini membuktikan bahwa jika katup dibuka penuh, maka gaya yang
dihasilkan akan semakin besar, karena bukaan katub besar, debit yang masuk
semakin besar. Sedangkan pada grafik dapat dilihat semakin besar bukaannya,
semakin kecil laju momentumnya. Ini tidak sesuai dengan teori, yang mana
seharusnya semakin besar bukaan, semakin besar laju momentumnya.
Penyimpangan ini bisa diakibatkan karena perhitungan volume air yang tidak
akurat dan pengaturan bukaan yang tidak sesuai.
b. Grafik Hubungan Antara F Dengan J Pada Vane Datar 1500 rpm

Bukaan 1/3

Bukaan penuh
Bukaan 2/3

Gambar 1.36 Grafik hubungan F dengan J pada Vane datar dengan kecepatan
1500 rpm

Pada vane datar 1500 rpm terlihat profil dari laju momentum dan juga gaya
vane memiliki profil yang linear. Bukaan penuh memiliki nilai gaya yang paling
kecil kemudian diikuti bukaan 2/3 dan bukaan 1/3. Ini tidak sesuai dengan teori
karena jika katup dibuka penuh, maka gaya yang dihasilkan akan semakin besar,
karena bukaan katub besar, debit yang masuk semakin besar. Sedangkan pada
grafik dapat dilihat semakin besar bukaannya, semakin kecil laju momentumnya.
Ini juga tidak sesuai dengan teori, yang mana seharusnya semakin besar bukaan,
semakin besar laju momentumnya. Penyimpangan ini bisa diakibatkan karena
perhitungan volume air yang tidak akurat dan pengaturan bukaan yang tidak
sesuai.
Kemudian jika dibandingkan antar vane cekung dan vane datar pada rpm
yang sama, dapat dilihat perbandingan nilai gaya dan laju momentumnya. Dari
grafik diatas dapat dilihat bahwa pada rpm yang sama, gaya dan laju momentum
pada vane cekung lebih besar dibanding gaya dan laju momentum pada vanne
datar.
c. Grafik Hubungan Antara F Dengan J Pada Vane Cekung 1800 rpm

Bukaan penuh

Bukaan 2/3

Bukaan 1/3

Gambar 1.37 Grafik hubungan F dengan J pada Vane cekung dengan kecepatan
1800 rpm

Dari grafik diatas, pada vane cekung 1800 rpm terlihat profil dari laju
momentum semakin meningkat seiring besarnya bukaan. Pada bukaan 2/3 nilai
dari laju momentum memiliki nilai yang paling tinggi kemudian diikuti bukaan
penuh dan 1/3, Ini membuktikan bahwa jika katup dibuka penuh, maka
momentum yang dihasilkan akan semakin besar, karena bukaan katub besar, debit
yang masuk semakin besar. Tetapi pada bukaan penuh, nilai momentum terlihat
semakin menurun. Ini tidak sesuai teori dimana momentum seharusnya semakin
tinggi seiring semakin besarnya bukaan. Hal ini bisa terjadi karena pengaturan
jockey weight pada weight beam sebelum atau setelah terkena impact of jet tidak
setimbang. Gaya yang terlihat pada grafik semakin besar seiring dengan semakin
besar bukaan katubnya. Ini membuktikan bahwa semakin besar bukaan katub,
maka semakin besar gaya yang ditimbulkan.
d. Grafik Hubungan Antara F Dengan J Pada Vane Datar 1800 rpm

Bukaan 1/3
Bukaan 2/3

Bukaan penuh

Gambar 1.38 Grafik hubungan F dengan J pada Vane Datar dengan kecepatan
1800 rpm

Dari grafik diatas, pada vane datar 1800 rpm terlihat pada bukaan 2/3 nilai
dari laju momentum memiliki nilai yang paling tinggi kemudian diikuti bukaan
1/3 dan penuh. Ini tidak sesuai dengan teori, karena seharusnya nilai
momentumnya besar dengan semakin besarnya bukaan katub. Sedangkan nilai
gaya pada bukaan 2/3 terlihat semakin menurun menurun dari bukaan 1/3. Ini
tidak sesuai teori dimana nilai gaya seharusnya semakin tinggi seiring semakin
besarnya bukaan . Hal ini bisa terjadi karena pengaturan jockey weight pada
weight beam sebelum atau setelah terkena impact of jet tidak setimbang .
Kemudian jika dibandingkan antar vane cekung dan vane datar pada rpm
yang sama, dapat dilihat perbandingan nilai gaya dan laju momentumnya. Dari
grafik diatas dapat dilihat bahwa pada rpm yang sama, gaya dan laju momentum
pada vane cekung lebih besar dibanding gaya dan laju momentum pada vane
datar.
Jika dibandingkan dengan grafik gaya dan laju momentum pada rpm 1500
dan 1800, dapat dilihat jika gaya dan momentum pada rpm 1800 lebih besar
dibanding pada rpm 1500. Dapat disimpulkan semakin besar rpm nya maka
semakin besar gaya dan laju momentum yang dihasilkan.
1.5 Kesimpulan dan Saran
1.5.1 Kesimpulan

1. Dari praktikum pengujian Impact of Jet ini dapat diketahui bahwa nozzle
mempunyai fngsi mengubah tekanan menjadi kecepatan. Sehingga fluida yang
disemburkan dari nozzle memiliki kecepatan yang nilainya berbanding lurus
dengan tekanan yang diberikan pada fluida tersebut sebelum keluar dari
nozzle.
2. Besarnya gaya tolak yang terjadi akibat semburan air yang keluar dari nozzle
sesuai dengan variasi jenis vane, besar putaran (rpm), dan bukaan katub adalah
sebagai berikut:
a. pada bukaan penuh:
- putaran 1500 rpm; vane cekung = 5,096, vane datar = 2,156.
- putaran 1800 rpm; vane cekung = 12,544, vane datar = 6,664.
b. pada bukaan 2/3:
- putaran 1500 rpm; vane cekung = 5,488, vane datar = 2,156.
- putaran 1800 rpm; vane cekung = 12,152, vane datar = 6,664.
c. pada bukaan 1/3:
- putaran 1500 rpm; vane cekung = 5,88, vane datar = 2,352.
- putaran 1800 rpm; vane cekung = 11,76, vane datar = 5,88.
1.5.2 Saran

1. Pembacaan pada tally harus teliti agar diperoleh data yang akurat.
2. Volumemeter harus di bersihkan agar pembacaan volume air dapat lebih
akurat.
3. Untuk setiap sehabis ataupun sebelum praktikum alat-alat percobaan
diharapkan sesegera mungkin dikalibrasi lagi untuk mengurangi error yang
terjadi.
4. Penambahan stopwatch pada mesin untuk mempermudah penghitungan waktu
5. Selalu berhati-hati pada saat mengganti vane.
6. Dalam praktikum dalam proses mengambil data dan post test harus dilakukan
secara efisien untuk menghemat waktu.
7. Perlu dilakukan penataan alat praktikum agar rapi dan tidak berserakan.
DAFTAR PUSTAKA
2017, Jobsheet Praktikum Fenomena Dasar, Universitas Diponegoro, Semarang
2017, Laboratorium Termofluida Teknik Mesin, Universitas Diponegoro,
Semarang
Asaz, 2012, Momentum dan Impuls, diakses pada 10 Maret 2017
<http://fisikasmasmk.blogspot.co.id/2012/01/momentum-impuls.html>
Baduey, P 2013, Mesin Mesin Fluida Impact of Jet, diakses pada 10 Maret 2017
<https://www.slideshare.net/puterabadueysangpenyabar/mesinmesinfluidaimpactf
jet.html>
Mali, P 2015, Akibat Mencuci Motor saat Mesin Masih Panas, diakses pada 10
Maret 2017 <http://news.okezone.com/read/2016/01/19/15/1291479/akibat-
mencuci-motor -saat-mesin-masih-panas>
Meerankutty, A 2012, Abrasive Jet Machining, diakses pada 11 Maret 2017
<http://seminartopics.info/engineering-topics/mechanical-topics/abrasive-jet-mac
hining/>
Purba, R 2015, Persamaan Kontinuitas dan Hukum Bernoulli, diakses pada 10
Maret 2017 <http://riandamesin13.blogspot.co.id/2015/12/persamaan-kontinuitas-
dan-hukum.html>
Pratama, A 2015, Docslide, diakses pada 09 Maret 2017
<http://docslide.us/documents/jurnal-5661e8a586e9b.html>
Smith, C 2008, Water Rockets, diakses pada 09 Maret 2017
<https://www.thenakedscientists.com/get-naked/experiments/ water-rockets>
Sugeng, 2015, Nozzle Mesin Diesel Common Rail, diakses pada 09 Maret 2017
<http://seputardiesel.blogspot.co.id/2015/12/injector-nozzle-mesin-diesel-
common-rail.html>
Siddique, M 2015, Fluid Dynamic, diakses pada 09 Maret 2017,
<https://www.slideshare.net/yourmohsin/fluid-dynamic>
Warasfarm, 2014, Cara Membasmi Hama Kutu Putih di Tanaman Buah, diakses
pada 09 Maret 2017 <https://warasfarm.wordpress.com/2014/10/06/cara-
membasmi-hama-kutu-putih-di-tanaman-buah/>
Yustiana, k 2016 Malam Minggu Romantis di Jateng Fair, Dihibur Air Mancur
Menari, diakses pada 09 Maret 2017 <https://travel.detik.com/read/>

Anda mungkin juga menyukai