1.1 PENDAHULUAN
Konversi energi adalah perubahan bentuk energi yang terbentuk karena
adanya aliran fluida yang diubah baik arah maupun besar kecilnya ukuran untuk
aliran fluida yang menyebabkan terjadinya perubahan energi.
Impact of jet merupakan suatu percobaan yang menyelidiki tentang
pengaruh momentum tumbukan suatu fluida terhadap suatu permukaan (vane).
Fluida yang mengalir melalui nozzle akan mempunyai kecepatan yang lebih tinggi
dibanding sebelum melalui nozzle. Perubahan kecepatan ini akan menimbulkan
perubahan momentum karena kecepatan berbanding lurus terhadap momentum
(P=m.v). Momentum yang besar ketika menumbuk suatu bidang akan
menimbulkan gaya yang besar pula. Gaya yang timbul berupa gaya tolak yang
dialami bidang yang ditumbuk (dalam percobaan ini fluida menumbuk pada
(vane).(Baduey, 2013)
Contoh penggunaannya pada injector nozzle yang menyemprotkan bahan
bakar dengan cara mengkabutkan ke udara didalam ruang bakar mesin yang
sedang dikompresi oleh piston, dimana udara didalam ruang bakar tersebut
memiliki temperatur yang tinggi. Pengkabutan bahan bakar ke dalam udara
menjadikannya menguap dan membentuk gas. Karena adanya kompresi tadi maka
gas tersebut akan termampatkan sehingga akan terjadi pembakaran atau ledakan
yang akan mendorong piston untuk melakukan langkah kerja secara
continue.(Sugeng, 2015)
Dalam praktikum Impact of Jet, praktikan melakukan pengujian prinsip
tersebut, yaitu mengukur gaya tolak fluida yang ditumbukkan pada vane serta
pengaruh bentuk vane yang digunakan pada praktikum tersebut.
b. Bernoulli
Prinsip Bernoulli adalah sebuah istilah di dalam mekanika fluida yang
menyatakan bahwa pada suatu aliran fluida, peningkatan pada kecepatan fluida
akan menimbulkan penurunan tekanan pada aliran tersebut(Purba, 2015).
1
p gh v2 kons tan (1.2)
2
Dimana :
P : Tekanan (pascal)
v : kecepatan (m/s)
g : percepatan gravitasi (9,8m/ s 2 )
: massa jenis fluida (kg/ m3 )
h : ketinggian (m)
Syarat menurunkan persamaan Bernoulli dari persamaan Euler adalah sebagai
berikut:
1. Aliran inviscid : aliran nonkompresibel yang tidak mengalami gesekan.
2. Incompressible : aliran fluida yang tidak bisa dimampatkan.
3. Steady : aliran yang tidak berubah dengan waktu.
4. Aliran sepanjang streamline : aliran yang mengalir sepanjang garis lurus.
c. Kontinuitas
Persamaan kontinuitas adalah persamaan yang menghubungkan kecepatan
fluida dalam dari satu tempat ke tempat lain. Dengan persamaan(Purba, 2015) :
_ _
m1 m 2 (1.3)
1 A1v1 2 A2v2
Dimana:
_ _
m1 , m 2 : massa alir 1, 2 (kg/s)
1, 2 : massa jenis (kg/m3)
A1, A2 : luas penampang (m2)
v1, v2 : kecepatan (m/s)
Gambar 1.1 Skema Tumbukan Air pada Flat Vane dan Hemispherical Vane
(Pratama, 2015)
Jika permukaan impact tidak simetris dengan sumbu vertikalnya dalam hal
ini sumbu X, pancaran fluida meninggalkan permukaan yang mengakibatkan
reaksi gayanya tidak nol.
Secara umum prinsip kerja impact of jet dapat dilihat pada skema Gambar
1.4 berikut:
Gambar 1.5 (a) menunjukan posisi jockey weight saat seting nol yaitu
sebelum vane menerima gaya tolak dari semburan air dari nozzle. Setelah vane
menerima semburan air dari nozzle maka vane menerima gaya tolak yang
besarnya bisa dihitung dengan menggeserkan jockey weight diatas weigh beam
sampai tailly berada pada posisi setimbang sesuai Gambar 1.5 (b).
Gambar 1.6 dibawah ini menunjukkan semburan nozzle dengan laju aliran
massa m (kg/s) sepanjang sumbu x dengan kecepatan Uo (m/s) kemudian
kecepatan fluida keluar setelah didefinisikan dengan sudut adalah U1 (m/s).
Gambar 1.6 Vane Symmetrical Terhadap Sumbu X (Siddique, 2015)
Vane memiliki beberapa bentuk variasi yang juga memiliki besar gaya
yang bervariasi pula tergantung bentuk tersebut seperti yang dituliskan dalam
Tabel 1.1 berikut:
Tabel 1.1 Pengaruh Variasi Bentuk Vane (Jobsheet Praktikum Fenomena Dasar
Termal, 2017)
Bentuk Vane F
I 90 1 muo
> 120 1.5 muo
) 180 2 muo
\ 30 0.87 muo
1.2.2 Nozzle
Nozzle adalah saluran fluida dimana kecepatan dari gas atau cairan
tersebut bertambah sesuai arah aliran fluida. Sedangkan diffuser adalah tabung
berpori dimana udara atau gas lain dipaksa dan dibentuk menjadi gelembung atau
partikel kecil untuk difusi didalam cairan.
Jenis nozzle sangat lah beragam tergantung penggunaannya, memiliki 3
jenis nozzle yaitu:
a. Nozzle Konvergen
Nozzle konvergen adalah nozzle yang memiliki luas penampang masuk lebih
besar daripada luas penampang keluarnya (A1 > A2) dan pada nozzle konvergen
dapat menggunakan compressible fluid dan incompressible fluid. Sehingga Vin <
Vout seperti yang diperlihatkan Gambar 1.7.
P1
P2
V1
V2
b. Nozzle Divergen
Nozzle divergen adalah dimana luas penampang masuk lebih kecil daripada
luas penampang keluarnya (A1 < A2) dan pada nozzle divergen hanya dapat
menggunakan compressible fluid. Sehingga Vin < Vout. Bentuk ini sering disebut
dengan diffuser. Bentuk nozzle divergen di perlihatkan pada Gambar 1.8 dibawah
ini.
P2
P1
V2
V1
dimana:
: laju aliran massa ( kg/s)
V : volume bench (m3)
t : waktu (s)
u0 : kecepatan fluida sebelum terdefleksi (m/s)
u1 : kecepatan fluida setelah terdefleksi (m/s)
A : luas permukaan (m2 )
g : percepatan gravitasi (m/s2 )
s : ketinggian (m)
J : momentum masuk system (kg m/s2)
Jl : momentum meninggalkan sistem (kg m/s2)
F : gaya fluida yang keluar dari nozzle (N)
: sudut defleksi ( 0 )
y : posisi jockey weight dari titik 0 ( m ) (Jobsheet Praktikum Fenomena Dasar
Termal, 2017)
Pulsemeter
Volumemeter
Load cell
Delivery Valve
Pompa
Sentrifugal Motor Listrik
1. Impact of Jet
Impact of jet yang digunakan untuk mengetahui besarnya gaya dorong akibat
adanya perubahan tekanan menjadi kecepatan. Bagian-bagian impact of jet
ditunjukkan pada Gambar 1.16 sebagai berikut :
Weight Beam
Spring
Tally
Plastic Strip
Supply Hose
Gambar 1.17 Adjusting Nut dan Spring (Laboratorium Fenomena Dasar Termal,
2017)
b. Jockey Weight
Jockey weight ditunjukan oleh Gambar 1.18 yang berfungsi sebagai
pemberat. Jockey weight ini bersama-sama weight beam digunakan untuk
mengukur gaya semprot dari nozzle.
Weight Beam
d. Tally
Tally ditunjukan oleh Gambar 1.20 yang berfungsi untuk mengembalikan
weight beam ke posisi horizontal pada tiap waktu pembacaan dibutuhkan.
Tally
Plastic Strip
(a) (b)
Gambar 1.22 (a) Vane datar, (b) Vane cekung (Laboratorium Fenomena Dasar
Termal, 2017)
g. Nozzle
Nozzle berfungsi untuk mempercepat aliran air yang ditunjukan oleh
Gambar 1.23.
Nozzle
h. Supply Hose
Supply hose ditunjukkan oleh Gambar 1.24 yang berfungsi untuk
menyediakan suplai air yang berasal dari pompa sentrifugal untuk disalurkan
ke nozzle.
Supply Hose
i. Drain Pipe
Drain pipe berfungsi sebagai saluran buang air yang ditunjukan oleh
Gambar 1.25.
Drain Pipe
j. Retaining Screw
Retaining screw yang ditunjukan oleh Gambar 1.26 berfungsi untuk
mengikat vane pada weight beam.
Retaining Screw
k. Cover Plate
Cover Plate yang ditunjukan oleh Gambar 1.27 berfungsi sebagai atap
impact of jet.
Cover Plate
3. Delivery Valve
Delivery Valve yang ditunjukan oleh Gambar 1.29 berfungsi untuk mengatur
variasi bukaan penuh, 2/3, dan 1/3.
Delivery Valve
4. Pompa Sentrifugal
Pompa sentrifugal yang ditunjukan Gambar 1.30 berfungsi untuk mengalirkan
air dari hydraulic bench menuju supply hose.
Pompa Sentrifugal
5. Motor Listrik
Motor listrik ditunjukkan oleh Gambar 1.31 yang berfungsi untuk memutar
poros pompa sentrifugal.
Motor
Listrik
6. Pulsemeter
Pulsemeter pada Gambar 1.32 berfungsi untuk mengukur kecepatan putaran
motor listrik.
Gambar 1.32 Pulsemeter (Laboratorium Fenomena Dasar Termal, 2017)
7. Load cell
Load cell pada Gambar 1.33 berfungsi untuk mengukur torsi yang dibutuhkan
pada saat pengujian.
8. Stopwatch
Stopwatch ditunjukkan oleh Gambar 1.34 yang berfungsi untuk mengukur
waktu untuk air dalam hydraulic bench mencapai 5 liter.
Gambar 1.34 Stopwatch
Mulai
B A
B A
Mengganti
bentuk
vane ?
Ya
Tidak
Selesai
Torsi
Bukaan V (m3) y (m) trata-rata t1 t2 t3
(Nm)
Bukaan
5 0.055 0.0392 80 78 84 82
Penuh
Bukaan
5 0.055 0.037436 84 84 84 84
2/3
Bukaan
5 0.06 0.035868 84.3 79 85 84
1/3
Torsi
Bukaan V (m3) y (m) trata-rata t1 t2 t3
(Nm)
Bukaan
5 0.32 0.05919 52.3 52 52 53
Penuh
Bukaan
5 0.31 0.05743 51 52 51 50
2/3
Bukaan
5 0.3 0.05821 54 53 55 54
1/3
m 1000 0,005
0 ,00183 kg/s
t 52,3
2
m
m T
t
= 0,00183 x 0,005 = 0,00000915 kg/s
.
m 0, 00000915
Ralat Nisbi ( RN ) = .
100% 100%
m 0, 0956
= 0,00957 %
Keseksamaan = 100%-0,00957%
= 99,99043 %
u .
u ( ) m 12,75 x 0,00000915 = 0,00011666
m
u 0,00011666
Ralat Nisbi ( RN ) = 100% 100% 0,000915%
u 12,75
Keseksamaan = 100% - RN = 100% - 0,0039% = 99,99%
uo u 1, 233
u u 2 0, 687 (0, 796) 2 0, 687
u0
3,0519 m/s
u
uo
u0 ( ) u 3,0519 0,00011666 0,00356 m / s
u
Ralat Nisbi (RN) =
uo 0, 00356
100% 100% 0,88%
uo 0, 404
Keseksamaan = 100% - 0,88% = 99.12%
J u0 m
J
.
u0 0, 404m / s
m
J .
m 0, 096 kg/s
u0
J . J
J ( ) ( m ) ( ) ( u 0 )
m
.
u0
J 0, 404 0, 00000915 0, 096 0, 00356 0,00003479
J 0,00003479
Ralat Nisbi (RN) = 100% 100% 0,89%
J 0,0039
Keseksamaan = 100% - 0,89% = 99,11%
J ' m u0 cos 0
J ' .
m sin 90 0, 096
u
J '
.
u sin 90 1, 233
m
J ' J ' .
J ' ( ) (u ) ( ) ( m)
u m
J 0, 096 0, 00011666 1, 233 0, 00000915 0, 00002256
Ralat Nisbi (RN) =
J ' 0,00002256
100% 100% ~ (tak terdefinisi)
J' 0
Keseksamaan = 100% - RN = ~ (tak terdefinisikan)
U
Bukaan m (Kg/s) U (m/s) J (Kg.m/s) J' (Kg.m/s) F
(m/s)
U J'
Bukaan m (Kg/s) U (m/s) J (Kg.m/s) F
(m/s) (Kg.m/s)
U
Bukaan m (Kg/s) U (m/s) J (Kg.m/s) J' (Kg.m/s) F
(m/s)
0.3985959
Penuh 0.09560229 1.218 0.03810668 -0.03810668 12.544
03
0.4368846
2/3 0.09803922 1.249 0.04283182 -0.04283182 12.152
05
0.3526378
1/3 0.09259259 1.180 0.03265165 -0.03265165 11.76
11
U J'
Bukaan m (Kg/s) U (m/s) J (Kg.m/s) F
(m/s) (Kg.m/s)
Bukaan penuh
Bukaan 2/3
Bukaan 1/3
Gambar 1.35 Grafik hubungan F dengan J pada Vane cekung dengan kecepatan
1500 rpm
Dari grafik diatas, pada vane cekung 1500 rpm terlihat profil dari laju
momentum dan juga gaya vane. Pada bukaan penuh dan bukaan 2/3 , memiliki
nilai momentum yang hampir sama tetapi gaya yang dihasilkan berbeda.
Sedangkan pada bukaan 1/3 gaya yang dihasilkan lebih kecil dan momentum lebih
besar. Ini membuktikan bahwa jika katup dibuka penuh, maka gaya yang
dihasilkan akan semakin besar, karena bukaan katub besar, debit yang masuk
semakin besar. Sedangkan pada grafik dapat dilihat semakin besar bukaannya,
semakin kecil laju momentumnya. Ini tidak sesuai dengan teori, yang mana
seharusnya semakin besar bukaan, semakin besar laju momentumnya.
Penyimpangan ini bisa diakibatkan karena perhitungan volume air yang tidak
akurat dan pengaturan bukaan yang tidak sesuai.
b. Grafik Hubungan Antara F Dengan J Pada Vane Datar 1500 rpm
Bukaan 1/3
Bukaan penuh
Bukaan 2/3
Gambar 1.36 Grafik hubungan F dengan J pada Vane datar dengan kecepatan
1500 rpm
Pada vane datar 1500 rpm terlihat profil dari laju momentum dan juga gaya
vane memiliki profil yang linear. Bukaan penuh memiliki nilai gaya yang paling
kecil kemudian diikuti bukaan 2/3 dan bukaan 1/3. Ini tidak sesuai dengan teori
karena jika katup dibuka penuh, maka gaya yang dihasilkan akan semakin besar,
karena bukaan katub besar, debit yang masuk semakin besar. Sedangkan pada
grafik dapat dilihat semakin besar bukaannya, semakin kecil laju momentumnya.
Ini juga tidak sesuai dengan teori, yang mana seharusnya semakin besar bukaan,
semakin besar laju momentumnya. Penyimpangan ini bisa diakibatkan karena
perhitungan volume air yang tidak akurat dan pengaturan bukaan yang tidak
sesuai.
Kemudian jika dibandingkan antar vane cekung dan vane datar pada rpm
yang sama, dapat dilihat perbandingan nilai gaya dan laju momentumnya. Dari
grafik diatas dapat dilihat bahwa pada rpm yang sama, gaya dan laju momentum
pada vane cekung lebih besar dibanding gaya dan laju momentum pada vanne
datar.
c. Grafik Hubungan Antara F Dengan J Pada Vane Cekung 1800 rpm
Bukaan penuh
Bukaan 2/3
Bukaan 1/3
Gambar 1.37 Grafik hubungan F dengan J pada Vane cekung dengan kecepatan
1800 rpm
Dari grafik diatas, pada vane cekung 1800 rpm terlihat profil dari laju
momentum semakin meningkat seiring besarnya bukaan. Pada bukaan 2/3 nilai
dari laju momentum memiliki nilai yang paling tinggi kemudian diikuti bukaan
penuh dan 1/3, Ini membuktikan bahwa jika katup dibuka penuh, maka
momentum yang dihasilkan akan semakin besar, karena bukaan katub besar, debit
yang masuk semakin besar. Tetapi pada bukaan penuh, nilai momentum terlihat
semakin menurun. Ini tidak sesuai teori dimana momentum seharusnya semakin
tinggi seiring semakin besarnya bukaan. Hal ini bisa terjadi karena pengaturan
jockey weight pada weight beam sebelum atau setelah terkena impact of jet tidak
setimbang. Gaya yang terlihat pada grafik semakin besar seiring dengan semakin
besar bukaan katubnya. Ini membuktikan bahwa semakin besar bukaan katub,
maka semakin besar gaya yang ditimbulkan.
d. Grafik Hubungan Antara F Dengan J Pada Vane Datar 1800 rpm
Bukaan 1/3
Bukaan 2/3
Bukaan penuh
Gambar 1.38 Grafik hubungan F dengan J pada Vane Datar dengan kecepatan
1800 rpm
Dari grafik diatas, pada vane datar 1800 rpm terlihat pada bukaan 2/3 nilai
dari laju momentum memiliki nilai yang paling tinggi kemudian diikuti bukaan
1/3 dan penuh. Ini tidak sesuai dengan teori, karena seharusnya nilai
momentumnya besar dengan semakin besarnya bukaan katub. Sedangkan nilai
gaya pada bukaan 2/3 terlihat semakin menurun menurun dari bukaan 1/3. Ini
tidak sesuai teori dimana nilai gaya seharusnya semakin tinggi seiring semakin
besarnya bukaan . Hal ini bisa terjadi karena pengaturan jockey weight pada
weight beam sebelum atau setelah terkena impact of jet tidak setimbang .
Kemudian jika dibandingkan antar vane cekung dan vane datar pada rpm
yang sama, dapat dilihat perbandingan nilai gaya dan laju momentumnya. Dari
grafik diatas dapat dilihat bahwa pada rpm yang sama, gaya dan laju momentum
pada vane cekung lebih besar dibanding gaya dan laju momentum pada vane
datar.
Jika dibandingkan dengan grafik gaya dan laju momentum pada rpm 1500
dan 1800, dapat dilihat jika gaya dan momentum pada rpm 1800 lebih besar
dibanding pada rpm 1500. Dapat disimpulkan semakin besar rpm nya maka
semakin besar gaya dan laju momentum yang dihasilkan.
1.5 Kesimpulan dan Saran
1.5.1 Kesimpulan
1. Dari praktikum pengujian Impact of Jet ini dapat diketahui bahwa nozzle
mempunyai fngsi mengubah tekanan menjadi kecepatan. Sehingga fluida yang
disemburkan dari nozzle memiliki kecepatan yang nilainya berbanding lurus
dengan tekanan yang diberikan pada fluida tersebut sebelum keluar dari
nozzle.
2. Besarnya gaya tolak yang terjadi akibat semburan air yang keluar dari nozzle
sesuai dengan variasi jenis vane, besar putaran (rpm), dan bukaan katub adalah
sebagai berikut:
a. pada bukaan penuh:
- putaran 1500 rpm; vane cekung = 5,096, vane datar = 2,156.
- putaran 1800 rpm; vane cekung = 12,544, vane datar = 6,664.
b. pada bukaan 2/3:
- putaran 1500 rpm; vane cekung = 5,488, vane datar = 2,156.
- putaran 1800 rpm; vane cekung = 12,152, vane datar = 6,664.
c. pada bukaan 1/3:
- putaran 1500 rpm; vane cekung = 5,88, vane datar = 2,352.
- putaran 1800 rpm; vane cekung = 11,76, vane datar = 5,88.
1.5.2 Saran
1. Pembacaan pada tally harus teliti agar diperoleh data yang akurat.
2. Volumemeter harus di bersihkan agar pembacaan volume air dapat lebih
akurat.
3. Untuk setiap sehabis ataupun sebelum praktikum alat-alat percobaan
diharapkan sesegera mungkin dikalibrasi lagi untuk mengurangi error yang
terjadi.
4. Penambahan stopwatch pada mesin untuk mempermudah penghitungan waktu
5. Selalu berhati-hati pada saat mengganti vane.
6. Dalam praktikum dalam proses mengambil data dan post test harus dilakukan
secara efisien untuk menghemat waktu.
7. Perlu dilakukan penataan alat praktikum agar rapi dan tidak berserakan.
DAFTAR PUSTAKA
2017, Jobsheet Praktikum Fenomena Dasar, Universitas Diponegoro, Semarang
2017, Laboratorium Termofluida Teknik Mesin, Universitas Diponegoro,
Semarang
Asaz, 2012, Momentum dan Impuls, diakses pada 10 Maret 2017
<http://fisikasmasmk.blogspot.co.id/2012/01/momentum-impuls.html>
Baduey, P 2013, Mesin Mesin Fluida Impact of Jet, diakses pada 10 Maret 2017
<https://www.slideshare.net/puterabadueysangpenyabar/mesinmesinfluidaimpactf
jet.html>
Mali, P 2015, Akibat Mencuci Motor saat Mesin Masih Panas, diakses pada 10
Maret 2017 <http://news.okezone.com/read/2016/01/19/15/1291479/akibat-
mencuci-motor -saat-mesin-masih-panas>
Meerankutty, A 2012, Abrasive Jet Machining, diakses pada 11 Maret 2017
<http://seminartopics.info/engineering-topics/mechanical-topics/abrasive-jet-mac
hining/>
Purba, R 2015, Persamaan Kontinuitas dan Hukum Bernoulli, diakses pada 10
Maret 2017 <http://riandamesin13.blogspot.co.id/2015/12/persamaan-kontinuitas-
dan-hukum.html>
Pratama, A 2015, Docslide, diakses pada 09 Maret 2017
<http://docslide.us/documents/jurnal-5661e8a586e9b.html>
Smith, C 2008, Water Rockets, diakses pada 09 Maret 2017
<https://www.thenakedscientists.com/get-naked/experiments/ water-rockets>
Sugeng, 2015, Nozzle Mesin Diesel Common Rail, diakses pada 09 Maret 2017
<http://seputardiesel.blogspot.co.id/2015/12/injector-nozzle-mesin-diesel-
common-rail.html>
Siddique, M 2015, Fluid Dynamic, diakses pada 09 Maret 2017,
<https://www.slideshare.net/yourmohsin/fluid-dynamic>
Warasfarm, 2014, Cara Membasmi Hama Kutu Putih di Tanaman Buah, diakses
pada 09 Maret 2017 <https://warasfarm.wordpress.com/2014/10/06/cara-
membasmi-hama-kutu-putih-di-tanaman-buah/>
Yustiana, k 2016 Malam Minggu Romantis di Jateng Fair, Dihibur Air Mancur
Menari, diakses pada 09 Maret 2017 <https://travel.detik.com/read/>