PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam dunia konversi energy perlu dilakukan suatu perhitungan untuk menentukan
momentum yang terjadi pada suatu benda dengan kecepatan fluida yang menumbuk benda
tersebut. Seperti pengikisan karang dilaut merupakan salah satu peristiwa dalam percobaan infact
of jet. Jika kita tahu besaran momentum yang terjadi pada pengikisan karang tersebt, maka bisa
membangun sebuah PLTU didekat laut. Setiap hari kita selalu berhubungan dengan fluida
hampir tampa kita sadari. Banyak gejala alam yang indah dan menakjubkan, seperti bukti-bukti
pasir dan ngarai-ngarai yang dalam, terjadi akibat gaya-gaya yang ditimbulkan oleh aliran udara
atau air serta perilaku aliran fluida itu ketika mendapatkan halangan dalam bentuk arah aliran.
Pancaran (Jet) dari sautu fluida selalu mempunyai kecepatan oleh karena itu pancaran
fluida juga memiliki energy kinetik. Jika ada penghalang yang ada pada lintasan gerak dari
pancaran maka akan menerima gaya dinamik yang disebut sebagai Impact Of Jet. Adapun
aplikasi pancaran fluida dalam kehidupan kita sehari-hari salah satunya steam pada pembersih
kendaraan dimana pancaran fluida yang keluar mempunyai kecepatan.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah :
2.1 Dapat mengukur besarnya gaya tumbuk pancaran fluida yang diakibatkan oleh semburan
air melalui nozel.
2.2 Dapat mengetahui gaya tumbukan fluida pada sudut berubah-ubah menurut bidang
tumbukannya.
1.3 Manfaat
Setelah mengikuti kegiatan fenomena dasar mesin dengan topik pancaran fluida maka
adapun manfaat praktikum sebagai berikut :
1. Diharapkan mahasiswa dapat menggunakan konsep statika dan dinamika fluida
2. Diharapkan mahasiswa dapat mengetahui gaya-gaya yang ditimbulkan oleh pancaran
fluida.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Defenisi Fluida
Defenisi yang lebih tepat untuk membedakan zat padat dengan fluida adalah dari
karakteristik deformasi bahan-bahan tersebut. Zat padat dianggap sebagai bahan yang
menunjukkan reaksi deformasi yang terbatas ketika menerima atau mengalami suatu gaya geser
(shear). Sedangkan fluida memperlihatkan fenomena sebagai zat yang terus menerus berubah
bentuk apabila mengalami tekanan geser, dengan kata lain yang dikategorikan sebagai fluida
adalah suatu zat yang tidak mampu menahan tekanan geser tampa merubah bentuk.
Hampir semua bentuk air dan gas disebut fluida. Karena zat cair dan gas memiliki sifat fisik
yang sama, yaitu dapat mengalir dari suatu tempat ke tempat yang lain. Contoh fluida yang
paling sederhana adalah air dan udara.
Fluida suatu zat yang keberadaaannya tidak dapat dipisahkan dari kehidupan
manusia. Sepanjang hidupnya manusia akan selalu bergantung dengan fluida terutama dalam
bentuk air dan udara. Dari kedua fluda itu, manusia dapat hidup dan berkembang dan mendapat
kesejahteraan hidupnya.
A. Fluida Statis
Fluida statis merupakan fluida yang berada dalam kondisi diam dan tidak bergerak.
Contohnya air sumur, air dalam gelas, dll. Berkat fluida statis, para ilmuwan dunia
menemukan hukum-hukum dasar fisika yang sangat bermanfaat bagi kesejahteraan umat
manusia. Hukum-hukum dasar yang berkaitan dengan fluida statis antara lain adalah
hukum Archimedes, hukum Pascal, hukum Boyle, teori tekanan Hidrostatik, dll. Contoh
aplikasi yang berhubungan dengan fluida statis adalah kemampuan kapal laut untuk
melayang dan mengapung di air, dongkrak hidrolik yang dapat mengangkat benda berat,
dll..
B. Fluida Dinamis
Fluida dinamis adalha fluida yang berada dalam kondisi bergerak atau mengalir.
Contohnya adalah aliran air, angin, dll. Dari fluida dinamis ditemukan energi potensial
yang dapat dijadikan sumber energi listrik. Contohnya PLTA, PLT angin, dll. Fluida
dinamis merupakan salah satu jenis sumber daya alam yang dapat dimanipulasi dan
rekayasa untuk kesejahteraan umat. Karena begitu pentingnya zat fluida dalam
menunjang kehidupan manusia, maka ilmu fisika memberikan perhatian khusu dalam
mempelajari tentang fluida dan hal-hal yang berhubungan dengannya.
Q=A.V
Gambar 2.1
Jumlah plat dapat ditambah menjadi beberapa plat datar yang dipasang disekeliling roda
lihat pada Gambar 2.2 dan memungkinkan pancaran air menghantam plat-plat tersebut secara
tangensial sehingga roda dapat bergerak dengan kecepatan V apabila dianggap bahwa jumlah
plat adalah sedemikian sehingga tidak aka nada pancaran air yang terbuang (tidak mengenai
plat). Maka gaya yang ditimbulkan oleh zat cair pada plat adalah :
F=ρ . A .V ( V −v )
V
VCvvv
Gambar 2.2
Jika sebuah Impact Of Jet didasarkan pada peristiwa tumbukan dalam hal ini tumbukan
antara pancaran fluida dengan sudut (Blade). Teori ini mendasari adalah teori momentum untuk
fluida.
sudu
Gambar 2.3
F . t=m .¿
m
F= .¿
t
V F
Gambar 2.4
Vawal = v
Vakhir = 0 (aliran tegak lurus plat)
F = p. A.V (V – 0)
F = p. A. V2
F
Gambar 2.5
Vawal = V COS O
Vakhir = 0
F = p.A.V (V COS O – 0)
F = p.A.V2 COS O
-V . Cos ɵ
V F
Gambar 2.6
V awal=VCos θ
V Akhir=−cos θ
F=ρ . A .V (V — V cos θ)
¿−ρ . A . V ( V + V Cosθ )
3.2 Alat
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah Impact Of Jet Apparatus dimana sudah
tersedia didalam Laboratorium Teknik Mesin Institut Teknologi Padang.
m, t, P, F
Debit ( Q) sama dengan Luas penampang pancaran (A) dikali kecepatan aliran V
Selesai
BAB IV
2. Bidang Miring
3. Bidang Lengkung
m
Q=
ρ.t
T = Waktu (s)
Q
V= Dimana V = Kecepatan pancaran fluida (m/s)
A
π 2
A= d A = 0,785.(0,005)
4
= 0,0000169 m2
6
Katub
6
m 4,3 kg
Diketahui m = 4,3 kg Q= = = 0.0002156 m3/s
ρ .t 997 kg .20 s
t = 20 s
φ=997 kg /m3
3
Q 0.0002156 m /s
A = 0,0000196 m2 V= = = 11 m/s
A 0,0000196 m 2
F = φ . A . v2
= 997 kg / m3. 0,0000196 m 2 ( 11 m/s )
= 2.364 N
2
Katub 1
6
m 9,3 kg
Diketahui m = 9,3 kg Q= = = 0.0002331 m3/s
ρ .t 997 kg .40 s
t = 40 s
φ=997 kg /m3
3
Q 0,0002331m /s
A = 0,0000196 m 2
V= = = 11,8 m/s
A 0,0000196 m
2
F = φ . A . v2
= 997 kg / m3. 0,0000196 m 2 (11,8 m/s)
= 2.720 N
4
Katub 1
6
m 14,8 kg
Diketahui m = 14,8 kg Q= = = 0.0002474
ρ .t 997 kg .60 s
m3/s
t = 60 s
3
φ=997 kg /m
Q 0,0002474 m3 /s
A = 0,0000196 m2 V= = = 12,6 m/s
A 0,0000196 m 2
F = φ . A . v2
= 997 kg / m3. 0,0000196 m 2 (12,6 m/s)
= 3.102 N
6
Katub 1
6
m 20.5 kg
Diketahui m = 20,5 kg Q= = = 0.0002570
ρ .t 997 kg . 80 s
3
m /s
t = 80 s
3
φ=997 kg /m
3
Q 0,0002570 m / s
A = 0.0000196 m2 V= = = 13.1 m/s
A 0,0000196 m2
F = φ . A . v2
= 997 kg / m3. 0,0000196 m 2 (13.1 m/s)
= 3.353 N
2
Katub 2
6
m 25,6 kg
Diketahui m = 25,6 kg Q= = =
ρ .t 997 kg .100 s
0.0002567 m3/s
t = 100 s
3
φ=997 kg /m
Q 0,0002567 m3 /s
A = 0,0000196 m 2
V= = = 13.0 m/s
A 0,0000196 m 2
F = φ . A . v2
= 997 kg / m3. 0,0000196 m 2 (13.0 m/s)
= 3.302 N
m 2 , kg
Diketahui m = 2,4 kg Q= = = 0.0002407 m3/s
ρ .t 997 kg .10 s
t = 10 s
3
φ=997 kg /m
Q 0,0002407 m3 /s
A = 0.0000196 m2 V= = =12,5 m/s
A 0,000196 m 2
F = φ . A . v2
= 997 kg / m3. 0.0000196 m 2 (12,5 m/s )
= 3.053 N
3
Katub 1
6
m 5 kg
Diketahui m = 5 kg Q= = = 0.0002507 m3/s
ρ .t 997 kg .20 s
t = 20 s
3
φ=997 kg /m
Q 0,0002507 m3 /s
A = 0.0000196 m2 V= = = 12,7 m/s
A 0,000196 m 2
F = φ . A . v2
= 997 kg / m3. 0.0000196 m 2 (12,7 m/s)
= 3.3151 N
6
Katub 1
6
m 7,8 kg
Diketahui m = 7,8 kg Q= = = 0.0002607 m3/s
ρ .t 997 kg .30 s
t = 30 s
3
φ=997 kg /m
Q 0,0002607 m3 /s
A = 0.0000196 m2 V= = = 13,3 m/s
A 0,0000196 m 2
F = φ . A . v2
= 997 kg / m3. 0.0000196 m 2 (13,3 m/s)
= 3.456 N
1
Katub 2
6
m 10,2 kg
Diketahui m = 10,2 kg Q= = = 0.0002557
ρ .t 997 kg .40 s
3
m /s
t = 40 s
3
φ=997 kg /m
Q 0,0002557 m3 /s
A = 0.0000196 m 2
V= = =13.0 m/s
A 0,0000196 m 2
F = φ . A . v2
= 997 kg / m3. 0.0000196 m 2 (13,0 m/s)
= 3.302 N
3
Katub 2
6
m 13 kg
Diketahui m = 13 kg Q= = = 0.0002607 m3/s
ρ .t 997 kg .50 s
t = 50 s
3
φ=997 kg /m
Q 0,0002607 m3 /s
A = 0.0000196 m2 V= = = 13,3 m/s
A 0,0000196 m 2
F = φ . A . v2
= 997 kg / m3. 0,0000196 m 2 (13,3 m/s)
= 3.456 N
m 2,7 kg
Diketahui m = 2,7 kg Q= = = 0.0001805 m3/s
ρ .t 997 kg .15 s
t = 15 s
3
φ=997 kg /m
Q 0,0001805 m3 / s
A = 0.0000196 m2 V= = = 9,2 m/s
A 0,0000196 m
2
F = 2. φ . A . v 2
= 2 . 997 kg / m3. 0.0000196 m2 (9,2 m/s )
= 3.312 N
1
Katub 1
6
m 6,8 kg
Diketahui m = 6,8 kg Q= = = 0.0002273 m3/s
ρ .t 997 kg .30 s
t = 30 s
3
φ=997 kg /m
Q 0,0002273 m3 / s
A = 0.0000196 m2 V= = = 11,5 m/s
A 0,0000196 m2
F = 2. φ . A . v 2
= 2. 997 kg / m3. 0,0000196 m2 (11,5 m/s )
= 5.252 N
3
Katub 1
6
m 11.1 kg
Diketahui m = 11,1 kg Q= = = 0.0002474
ρ .t 997 kg .45 s
3
m /s
t = 45 s
3
φ=997 kg /m
Q 0,0002474 m3 /s
A = 0,0000196 m 2
V= = = 12,6 m/s
A 0,0000196 m
2
F = 2 . φ . A . v2
= 2 . 997 kg / m3. 0,0000196 m2 (12,6 m/s )
=6.219 N
6
Katub 1
6
m 15,3 kg
Diketahui m = 15,3 kg Q= = = 0.0002557
ρ .t 997 kg .60 s
3
m /s
t = 60 s
3
φ=997 kg /m
Q 0,0002557 m3 /s
A = 0,0000196 m 2
V= = = 13.0 m/s
A 0,0000196 m 2
F = 2. φ . A . v 2
= 2 . 997 kg /m3. 0,0000196 m2 (13,0 m/s)
= 6.647 N
2
Katub 2
6
m 19,3 kg
Diketahui m = 19,3 kg Q= = = 0.0002581
ρ .t 997 kg .75 s
m3/s
t = 75 s
φ=997 kg /m3
Q 0,0002581m3 /s
A = 0,0000196 m2 V= = = 13,1 m/s
A 0,0000196 m2
F = 2. φ . A . v 2
= 2 . 997 kg / m3. 0,0000196 m2 (13,1 m/s)
= 6.769 N
N m Waktu V
o ( kg) (s) φ D A (m )2
Q (m /s)
3
(kecepatan) Gaya ( N)
1 4.3 20 997 0.005 0.0000196 0.0002156 11 2.364
2 9.3 40 997 0.005 0.0000196 0.0002331 11.8 2.720
3 14.8 60 997 0.005 0.0000196 0.0002474 12.6 3.102
4 20.5 80 997 0.005 0.0000196 0.0002570 13.1 3.353
5 25.6 100 997 0.005 0.0000196 0.0002567 13.0 3.302
120
100
Waktu ( detik )
80
60
40
20
0
0.00 5.00 10.00 15.00 20.00 25.00 30.00
massa ( kg )
Grafik 4.1 Hubungan antara massa (kg) dengan waktu (s) pada bidang datar
Dilihat pada grafik 4.1 memperlihatkan semakin lama waktu yang diberikan maka semakin besar
pula massa (kg) yang di dapat dari panaran fluida yang diberikan oleh nozzle. Pertambahan
waktu dari 20 detik sampai 100 detik, banyaknya massa yang diperolah dari 4.3 kg sampai
dengan 25.6 kg, jadi pertambahan massa yang di dapat sangat berpengaruh terhadap waktu yang
diberikan dari tahap pengujian yang dilakukan.
Hubungan Massa dengan Gaya Tumbukan
Massa ( kg )
Grafik 4.2 Hubungan Masa ( kg ) dengan Gaya Tumbukan (Newton) bidang datar.
Dilihat pada grafik 4.2 memperlihatkan hubungan antara massa dengan gaya tumbukan, dimana
pertambahan massa, juga dikuti perytambahan gaya tumbukan yang terjadi, yang diakibatkan
oleh masa air semakin meningkat.
4.500000
4.000000
3.500000
3.000000
2.500000
Series1
2.000000 Series2
1.500000
1.000000
0.500000
0.000000
1 2 3 4 5
Grafik 4.3 Hubungan Gaya Tumbukan (N) dengan Gaya Terbaca pada Alat Ukur
bidang datar
Graik 4.3 memperlihatkan perbandingan gaya tumbukan dengan gaya yang dibaca pada alat ukur
sedikit memilik perbedaan. Dimana gaya yang terbaca pada alat ukur sedikit lebih besart dari
gaya tumbukan yang dihitng. Hal ini disebab kan dalam pembacaan skala pada alat ukur.
Hubungan Debit dengan Gaya Tumbukan
4.000
Debit (m3/seond)
Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa debit aliran sangat mempengaruhi terhadap gaya tumbukan
yang dihasilkan. Dimana pertambahan debit air yang mengalir dari nozzle juga dikuti
pertambahan maka gaya tumbukan yang dihasilkan terhadap pancaran bidang datar.
V
N m Waktu (kecepatan Gaya (
o ( kg) (s) φ D A (m2) Debit ) N)
0.00 0.000019
1 2.4 10 997 5 6 0.0002407 12.5 2.061
0.00 0.000019
2 5 20 997 5 6 0.0002507 12.7 2.236
0.00 0.000019
3 7.8 30 997 5 6 0.0002607 13.3 2.418
0.00 0.000019
4 10.2 40 997 5 6 0.0002557 13.0 2.326
0.00 0.000019
5 13 50 997 5 6 0.0002607 13.3 2.416
Grafik hubungan antara massa dengan waktu
60
50
40
Waktu(detik)
30
20
10
0
0 2 4 6 8 10 12 14
massa(kg)
Grafik 4.3 Grafik hubungan massa (kg) dengan waktu (s) bidang miring 45o
Dilihat pada grafik 4.3 memperlihatkan semakin lama waktu yang diberikan maka semakin besar
pula massa (kg) yang di dapat dari panaran fluida yang diberikan oleh nozzle. Pertambahan
waktu dari 10 detik sampai 50 detik, banyaknya massa yang diperolah dari 2.4 kg sampai
dengan 13 kg, jadi pertambahan massa yang di dapat sangat berpengaruh terhadap waktu yang
diberikan dari tahap pengujian yang dilakukan.
2.400
2.300
2.200
2.100
2.000
1.900
1.800
0.0 2.0 4.0 6.0 8.0 10.0 12.0 14.0
Massa(kg)
Grafik 4.4 Hubungan massa (kg) dengan gaya tumbukan (N) bidang miring 45o
Dilihat pada grafik 4.4 dapat dilihat pada percobaan ke empat bahwa gaya tumbukan mengalami
penurunan dari percobaan ke tiga yaitu 2.418 N menjadi 2.362 N. hal ini di karenakan
penambahan massa air terlihat ada akan tetapi belum menjukkan berarti untuk ngaya tumbukan
dalam hal ini pada saat penampungan dan perhitngan waktu sangat menentukan sekali.terlihat
untuk percobaan kelima terlihat masa air bertambah juga diikuti pertambahan gaya tmbukan.
3.000
2.500
2.000
1.500 Series1
Series2
1.000
0.500
0.000
1 2 3 4 5
Grafik 4.5 Perbandingan gaya yang di baca dengan gaya yang di hitung
Dari grafik perbandingan diatas dapat dilihat bahwa gaya tumbukan lebih besar dari gaya yang
terbaca pada alat uikur. Berbeda pada pengujian sebelumnnya dimana gaya yang terbaca lebih
besar dari gaya yang dihitung, hal ini juga disebabkan karena.dalam melakaukan perhitungan
dengan menggunakan persamaan pendekatan secara teoritis.
Hubungan Debit Dengan Gaya Tumbukan
2.500
2.400
Gaya Tumbukan (Newton) 2.300
2.200
2.100
2.000
1.900
1.800
0.00022 0.00024 0.00026 0.00028
Debit(m3/secon)
Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa debit aliran sangat mempengaruhi terhadap gaya tumbukan
yang dihasilkan. Dimana pertembahan debit air yang mengalir dari nozzle ,juga dikuti
pertambahan gaya tumbukan yang dihasilkan terhadap pancaran bidang miring.
m V
N ( kg Wakt (kecepatan Gaya
o ) u (s) φ D A (m )2
Debit ) ( N)
0.000019
1 2.7 15 997 0.005 6 0.0001805 9.2 3.312
0.000019
2 6.8 30 997 0.005 6 0.0002273 11.5 5.252
11. 0.000019
3 1 45 997 0.005 6 0.0002474 12.6 6.219
15. 0.000019
4 3 60 997 0.005 6 0.0002557 13.0 6.647
19. 0.000019
5 3 75 997 0.005 6 0.0002581 13.1 6.769
Grafik Hubungan Antara Massa Dengan Waktu
80
70
60
Waktu(detik)
50
40
30
20
10
0
0.0 5.0 10.0 15.0 20.0 25.0
Massa(kg)
Grafik 4.7 Hubungan antara massa (kg) dengan waktu (s) bidang lengkung
Dilihat pada grafik 4.7 memperlihatkan pertambahan waktu yang diberikan dari pancaran nozzle
maka besar massa (kg) yang di tampung juga semakin bertambah. Pada besarnya waktu 15 detik
sampai 75 detik, maka pertambahan massa sangat berpengaruh terhadap waktu yang diberikan
pada tiap – tiap langkah pengujian.
7.000
6.000
5.000
4.000
3.000
2.000
1.000
0.000
0.0 5.0 10.0 15.0 20.0 25.0
Massa (kg)
Dilihat pada grafik 4.8 memperlihatkan hubungan antara massa dengan gaya tumbukan, dimana
semakin besar pertambahan massa, juga diikuti bertambah besar gaya tumbukan yang teriadi,
maka masaa air yang diperoleh juga akan diikuti meningkatnya pertambahan waktu yang
diberikan.
8.000
7.000
6.000
5.000
4.000
3.000
2.000
1.000
0.000
1 2 3 4 5
Grafik 4.9 Perbandingan gaya yang di baca dengan gaya tumbukan bidang lengkung
Dilihat pada graik 4.9 memperlihatkan perbandingan gaya tumbukan dengan gaya yang dibaca
pada alat ukur sedikit memilik perbedaan. Dimana gaya yang terbaca pada alat ukur sedikit lebih
kecil dari gaya tumbukan yang dihitng. Hal ini disebab kan dalam pembacaan skala pada alat
ukur
8.000
7.000
6.000
5.000
4.000
3.000
2.000
1.000
0.000
0.0001500 0.0002000 0.0002500 0.0003000
Debit(m3/second)
Grafik 4.10 Hubungan antara debit(m3/second)dengan gaya tumbukan(N)bidang lengkung
Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa debit aliran sangat mempengaruhi terhadap gaya tumbukan
yang dihasilkan. Dimana jika debit air yang mengalir dari nozzle tinggi, maka gaya tumbukan
yang dihasilkan terhadap bidang pancaran juga bertambah tinggi.
Dari ketiga bidang pancaran dapatlah dibandingan hubungan masa dengan waktu, massa
terhadap gaya tumbukan dan debit terhadap gaya tumbukan sehingga dapat digambarkan
pengaruh bidang tumbukan terhadap gaya tumbukan yang diperoleh.
Dari tabel diatas terlihat bahwa bentuk permukaan bidang tumbukan sangat mempengaruhi
besarnya gaya tumbukan yang dihasilkan. Bidang tumbukan yang paling besar menerima gaya
tumbukan yaitu pada bidang lengkung. Hal ini disebabkan pada bidang lengkung tumbukan
fluida yang terjadi lebih terpusat sehingga gaya yang terjadi juga lebih besar. Sedangkan nilai
tumbukan fluida terkecil didapat pada bidang miring, hal ini disebakan adanya kemiringan
sebesar 450 yang mengakibatkan gaya tumbukan fluida mengikuti garis kemiringan bidang
miring tersebut sehingga gaya tumbukan fluida tidak diterima sepenuhnya oleh bidang tersebut.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari pratikum yang telah dilaksanakan dan telah didapatkan hasil perhitungan maka
dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:
a. Pada bukaan katup semakin besar dan waktu pancaran fluida yang semakin besar maka
massa, debit kecepatan dan gaya tumbuk pancaran fluida yang terjadi terhadap sudu
bidang datar, miring dan lengkung
b. Fenomena yang terjadi pada pengujian ini terbukti bahwa besarnya gaya tumbuk
pancaran fluida pada sudu berubah – ubah menurut bidang tumbukannya.
c. Dari grafik perbandingan antara gaya yang dibaca dan yang dihitung terdapat perbedaan
yang cukup besar. Hal ini disebabkan karena.dalam melakaukan perhitungan dengan
menggunakan persamaan pendekatan secara teoritis.
5.2 Saran
a. Dalam melaksanakan praktikum, kalibrasi sangatlah penting dalam setiap kali percobaan
b. Pratikum mesti bisa membaca massa, waktu tekanan dan gaya sangatlah mempengaruhi
percobaan tumbukan pancaran fluida.jika salah dalam membaca data maka hasilnya tidak
akan sempurna
c. Saat dalam melakukan pratikum mahasiswa mesti focus dalam melakukan pengujian
sehingga pelaksaanaan pratikum mendapatkan hasil yang maksimal.
DAFTAR PUSTAKA
Modul pratikum Fenomena Dasar Mesin.2016. Modul pancaran fluida. Institut Teknologi
Padang
http : // id.m.wikipedia.org/Fluida.2017