Anda di halaman 1dari 14

Metrologi (ilmu pengukuran) adalah disiplin ilmu yang mempelajari cara-cara pengukuran, kalibrasi dan

akurasi di bidang industri, ilmu pengetahuan dan teknologi.


Metrologi mencakup tiga hal utama:

1. Penetapan definisi satuan-satuan ukuran yang diterima secara internasional (misalnya meter)
2. Perwujudan satuan-satuan ukuran berdasarkan metode ilmiah (misalnya perwujudan nilai meter
menggunakan sinar laser)
3. Penetapan rantai ketertelusuran dengan menentukan dan merekam nilai dan akurasi suatu pengukuran
dan menyebarluaskan pengetahuan itu (misalnya hubungan antara nilai ukur suatu mikrometer ulir di
bengkel dan standar panjang di laboratorium standar)
Metrologi dikelompokkan ke dalam tiga kategori utama dengan tingkat kerumitan dan akurasi yang berbeda-
beda:

1. Metrologi Ilmiah: berhubungan dengan pengaturan dan pengembangan standar-standar pengukuran dan
pemeliharaannya.
2. Metrologi Industri: bertujuan untuk memastikan bahwa sistem pengukuran dan alat-alat ukur di industri
berfungsi dengan akurasi yang memadai, baik dalam proses persiapan, produksi, maupun
pengujiannya.
3. Metrologi Legal: berkaitan dengan pengukuran yang berdampak pada transaksi ekonomi, kesehatan,
dan keselamatan.
Bidang-bidang Metrologi
Metrologi Ilmiah dibagi oleh BIPM (Bereau International des Poids et Measures), Biro Internasional
Timbangan dan Takaran menjadi 9 bidang teknis:

 panjang
 kelistrikan
 massa dan besaran terkait
 waktu dan frekuensi
 suhu
 radiasi pengion dan radioaktivitas
 fotometri dan radiometri
 akustik
 jumlah zat

Pemerintah menetapkan Keppres No. 79 tahun 2001 tentang Komite Standar Nasional untuk Satuan Ukuran
(KSNSU) sebagai penjabaran UUML yang mengharuskan adanya lembaga yang membina standar nasional.
Keppres ini memandatkan pembentukan organisasi KSNSU yang dikoordinasi oleh Badan Standardisasi
Nasional (BSN). Untuk mendukung BSN, maka pengelolaan teknis ilmiah SNSU diserahkan kepada Lembaga
Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Lebih jauh, Keppres ini secara gamblang menjelaskan bahwa pelaksana
pengelola SNSU adalah unit kerja di LIPI yang memiliki kompetensi di bidang metrologi. Pada saat itu, Puslit
KIM-LIPI adalah unit organisasi di bawah LIPI yang bidang kegiatannya paling berkaitan dengan pengelolaan
standar nasional. Sehingga, dapat dikatakan bahwa Puslit KIM–LIPI merupakan instansi pemerintah yang
menjalankan fungsi sebagai Lembaga Metrologi Nasional atau National Metrology Institute (NMI) di Indonesia.
Hal ini semakin diperkuat dengan berubahnya nama Puslit KIM menjadi Puslit Metrologi pada tahun 2014,
yang menunjukan semakin fokusnya LIPI pada pengembangan metrologi

Bureau international des poids et mesures (BIPM) – pusat metrologi internasional di Sèvres, Prancis yang
menyimpan dan menjaga prototipe kilogram internasional, menyediakan layanan metrologi untuk CGPM dan
CIPM, menjadi sekretariat bagi ketiga organisasi dan menjadi tuan rumah pertemuan. Awalnya tujuan
meteorologi utamanya adalah kalibrasi berkala prototipe meter dan kilogram nasional terhadap prototipe
internasionalnya.

KECEPATAN
1 km/h = 0,62137 mile/h
1 km/h = 0,27778 m/s
1 km/h = 0,91134 ft/s
1 km/h = 0,53996 knots
1 mile/h = 1,6093 km/h
1 m/s = 3,6 km/h
1 ft/s = 1,092728 km/h
1 knots = 1,852 km/h

VOLUME
1 cm3 = 0,061024 in3
1 m3 = 35,315 ft3
1L = 10-3 m3
1L = 0,0353 ft3
1 in3 = 16,387 cm3
1 ft3 = 0,028317 m3
1 galon = 0,13368 ft3
1 galon = 3,7854 x 10-3 m3

PANJANG
1 cm = 0,3937 in
1m = 3,2808 ft
1 in = 2,54 cm
1 ft = 0,3048 m

GAYA
1N = 1 kg.m/s2
1N = 0,22481 lbf
1 lbf = 32,174 lb.ft/s2
1 lbf = 4,4482 N

MASSA DAN DENSITAS


1 kg = 2,2046 lb
1 g/cm3 = 103 kg/m3
1 g/cm3 = 62,428 lb/ft3
1 lb = 0,4536 kg
1 lb/ft3 = 0,016018 g/cm3
1 lb/ft3 = 16,018 kg/m3

TEKANAN
1 Pa = 1 N/m2 = 1,4504 x 10-4 lbf/in2
5 2
1 bar = 10 N/m
1 atm = 1,01325 bar
1 lbf/in2 = 6894,8 Pa
1 lbf/in2 = 144 lbf/ft2
1 atm = 14,696 lbf/in2
PERCEPATAN STANDAR DARI GRAVITASI
g = 9,80665 m/s2
g = 32,174 ft/s2

TEKANAN ATMOSFER
1 atm = 1,01325 bar
1 atm = 14,696 lbf/in2

ENERGI DAN ENERGI SPESIFIK

1J = 1 N.m = 0,73756 ft.lbf


1 kJ = 737,56 ft.lbf
1 kJ = 0,9478 Btu
1 kJ/kg = 0,42992 Btu/lb
1 ft.lbf = 1,35582 J
1 Btu = 778,17 ft.lbf
1 Btu = 1,0551 kJ
1 Btu/lb = 2,326 kJ/kg
1 kcal = 4,1868 kJ

LAJU PERPINDAHAN ENERGI


1W = 1 J/s = 3,413 Btu/h
1 Kw = 1,341 hp
1 Btu/h = 0,293 W
1 hp = 2545 Btu/h
1 hp = 550 ft.lbf/s
1 hp = 0,7457 Kw

TEMPERATUR
T (R) = 1,8 T (K)
T (C) = T (K) – 273,15
T (F) = T (R – 459,67

KALOR SPESIFIK
1 Kj/kg.K = 0,238846 Btu/lb.R
1 kcal/kg.K = 1 Btu/lb.R
1 Btu/lb.ºR = 4,1868 Kj/kg.K

Metrologi adalah ilmu yang mempelajari pengukuran besaran teknik, sedangkan

Metrologi Industri adalah ilmu yang mempelajari pengukuran dimensi dan karakteristik geometrik suatu produk,
menggunakan alat ukur sehingga didapatkan hasil yang mendekati hasil yang sebenarnya.

Pengukuran adalah membandingkan suatu besaran yang belum diketahui dengan suatu besaran yang standar.

Besaran adalah standar yang digunakan dalam pengukuran.


Besaran terdiri dari dua jenis:

 Besaran Pokok, yaitu besaran yang sesuai dengan standar internasional, berdiri sendiri, dan dapat dijadikan
acuan.
 Besaran Turunan, yaitu besaran yang diperoleh dari beberapa variabel dalam bentuk persamaan.

Syarat-syarat besaran adalah:

 Dapat didefinisikan secara fisik.


 Dapat digunakan dimana saja.
 Tidak berubah terhadap waktu.

Agar bisa diukur, maka suatu produk harus mempunyai karakteristik geometrik antara lain:

 Dimensi
 Posisi
 Bentuk
 Kualitas permukaan

Jenis-jenis pengukuran dalam Metrologi Industri:

1. Pengukuran Linear
2. Pengukuran Sudut
3. Pengukuran Kerataan dan Kedataran
4. Pengukuran Profil
5. Pengukuran Ulir
6. Pengukuran Roda Gigi
7. Pengukuran Posisi
8. Pengukuran Kekasaran Permukaan
Jenis-jenis alat ukur:

Berdasarkan sifat aslinya, dapat dibedakan atas:

1. Alat Ukur Langsung

Yaitu alat ukur yang dilengkapi dengan skala ukur yang lengkap, sehingga hasil pengukuran dapat langsung
diperoleh.

Contohnya : jangka sorong, mikrometer.

2. Alat Ukur Pembanding

Yaitu alat ukur yang berfungsi untuk mengukur beda ukuran suatu produk dengan ukuran dasar produk yang
telah diperkirakan terlebih dahulu dengan blok ukur.

Contohnya : dial indicator.

3. Alat Ukur Standar

Yaitu alat ukur yang hanya dilengkapi dengan satu skala nominal, tidak dapat memberikan hasil pengukuran
secara langsung, dan digunakan untuk alat kalibrasi dari alat ukur lainnya.

Contohnya : blok ukur.

4. Alat Ukur Kaliber Batas


Yaitu alat ukur yang berfungsi untuk menunjukkan apakah dimensi suatu produk berada di dalam atau diluar
dari daerah toleransi produk tersebut.

Contohnya : kaliber lubang dan kaliber poros.

5. Alat Ukur Bantu

Yaitu alat ukur yang berfungsi untuk membantu dalam proses pengukuran. Sebenarnya alat ini tidak bisa
mengukur objek, namun karena peranannya yang sangat penting dalam pengukuran maka alat ini dinamakan
juga dengan alat ukur.

Contohnya : meja rata, stand magnetic, batang lurus.

Berdasarkan sifat turunannya, dapat dibedakan atas:

1. Alat Ukur Khas

Yaitu alat ukur yang dibuat khusus untuk mengukur geometri yang khas, misalnya kekasaran permukaan,
kebulatan, profil gigi pada roda gigi. Alat ukur jenis ini dapat dilengkapi skala dan dilengkapi alat pencatat atau
penganalisis data.

Contohnya alat ukur roda gigi.

2. Alat Ukur Koordinat

Yaitu alat ukur ysang memiliki sensor yang dapat digerakkan dalam ruang, digunakan untuk menentukan posisi

Contohnya alat ukur posisi.

Berdasarkan prinsip kerjanya, dibedakan atas:

1. Alat ukur mekanik


2. Alat ukur elektrik
3. Alat ukur optik
4. Alat ukur pneumatik
5. Alat ukur hidrolik dan aerodinamik
Konstruksi umum dari alat ukur:
1. Sensor

Yaitu bagian alat ukur yang menghubungkan alat ukur dengan objek ukur.

Terdiri dari

 Sensor mekanik
 Sensor optik
 Sensor pneumatik
2.Pengubah

Yaitu bagian alat ukur yang berfungsi mengubah sinyal yang dirasakan oleh sensor menjadi besaran ynag
terukur.

Terdiri dari:

 Pengubah mekanik
 Pengubah optomekanik
 Pengubah elektrik
 Pengubah opto elektrik
 Pengubah pneumatik
 Pengubah optik
3. Penunjuk

Yaitu bagian alat ukur yang berfungsi menunjukkan harga pengukuran.

Terdiri dari:

 Penunjuk beskala

ü Skala linear

ü Skala melingkar

 Penunjuk digital

ü Digital mekanik

ü Digital elektrik (LED)

Adapun sifat dari alat ukur adalah:


1. Rantai kalibrasi

Yaitu kemampuan alat ukur untuk bisa dilakukan tingkatan pengkalibrasian.

Tingkatan tersebut adalah

 Kalibrasi alat ukur kerja dengan alat ukur standar kerja.


 Kalibrasi alat ukur standar kerja dengan alat ukur standar.
 Kalibrasi alat ukur standar dengan alat ukur standar nasional.
 Kalibrasi alat ukur standar nasional dengan alat ukur standar internasional.
2. Kepekaan

Yaitu kemampuan alat ukur untuk dapat merasakan perbedaan yang relatif kecil dari harga pengukuran.

3. Mampu baca

Kemampuan sistem penunjukan dari alat ukur untuk memberikan harga pengukuran yang jelas dan berarti.

4. Histerisis

Yaitu penyimpangan dari harga ukur yang terjadi sewaktu dilakukan pengukuran secara kontinu dari dua arah
yang berlawanan.
5. Pergeseran

Yaitu terjadinya perubahan posisi pada penunjuk harga ukur sementara sensor tidak memberikan / merasakan
sinyal atau perbedaan.

6. Kepasifan

Terjadi apabila sensor telah memberikan sinyal, namun penunjuk tidak menunjukkan perubahan pada harga
ukur.

7. Kestabilan nol

Yaitu kemampuan alat ukur untuk kembali ke posisi nol ketika sensor tidak lagi bekerja.

8. Pengambangan

Yaitu suatu kondisi alat ukur dimana jarum penunjuk tidak menunjukkan harga ukur yang konstan. Dengan kata
lain, penunjuk selalu berubah posisi atau bergerak.

Sifat dari pengukuran:


 Ketelitian (Accuracy), yaitu kemampuan alat ukur untuk memberikan nilai yang mendekati harga yang
sebenarnya.
 Ketepatan (Precision), yaitu kemampuan alat ukur untuk memberikan nilai yang sama dari beberapa pengukuran
yang dilakukan
 Kecermatan (Resolution), yaitu skala terkecil yang mampu dibaca oleh alat ukur.

Metode-metode pengukuran dalam Metrologi Industri

1. Pengukuran Langsung

Yaitu pengukuran yang dilakukan dengan menggunakan alat ukur langsung dimana hasil pengukuran dapat
diperoleh secara langsung.

2. Pengukuran Tak Langsung

Yaitu pengukuran yang dilakukan dengan menggunakan alat ukur pembanding dan alat ukur standar, dimana
hasil pengukuran tidak dapat diperoleh secara langsung.

3. Pengukuran dengan Kaliber Batas

Yaitu pengukuran yang dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah dimensi suatu produk berada di
dalam atau diluar daerah toleransi produk tersebut.

4. Membandingkan dengan Bentuk Standar

Yaitu pengukuran yang dilakukan dengan cara membandingkan bentuk produk dengan bentuk standar dari
produk tersebut. Pengukuran ini dilakukan dengan menggunakan profil proyektor.

Toleransi adalah perbedaan ukuran antara kedua harga batas, dimana ukuran atau jarak permukaan batas
geometri komponen harus terletak. Suaian adalah hubungan antara dua komponen yang akan dirakit, yang
ditimbulkan adanya perbedaan ukuran bagi pasangan elemen geometrik saat mereka disatukan. Kalibrasi adalah
membandingkan suatu alat ukur (skala atau harga nominalnya) dengan acuan yang dianggap lebih benar.
Langkah-langkah kalibrasi yaitu melakukan pengkalibrasian alat ukur dengan alat ukur yang lebih tinggi
tingkatannya pada rantai kalibrasi, sehingga alat ukur tersebut dapat mempunyai aspek keterlacakkan (trace
ability).

2.2 Teori Dasar Alat Ukur

Adapun alat ukur yang digunakan pada praktikum ini adalah :

1. Mistar Ingsut (Jangka Sorong) 150 mm dan 100 mm.


2. Mikrometer rahang luar

Adalah mikrometer yang digunakan untuk mengukur dimensi luar suatu benda.

1. Mikrometer rahang dalam

Adalah mikrometer yang digunakan untuk mengukur dimensi dalam suatu benda.

1. Mikrometer kedalaman.

Adalah mikrometer yang digunakan untuk mengukur kedalaman lubang.

Mistar Ingsut atau Jangka Sorong adalah alat ukur dimensi linier atau panjang yang memiliki dua skala yaitu
Skala Utama dan Skala Nonius. Skala Utama adalah skala panjang dan Skala Nonius adalah skala yang digeser-
geser.

Mikrometer adalah alat ukur dengan prinsip kerja dengan informasi gerak melingkar skala yang diputar menjadi
gerak tranfersal pada sensornya.

Mistar Ingsut digunakan untuk mengukur:

1. Dimensi Luar.
2. Ketebalan.
3. Diameter Dalam.
4. Kedalaman Lubang.

Mikrometer digunakan untuk mengukur:

1. Ketebalan dinding atas.


2. Ketebalan alas dari suatu produk.
3. Diameter dalam dan luar.

Jenis-jenis suian antara lain :

 Suaian Paksa.

Dapat didefinisikan dimana daerah toleransi poros selalu berada di atas daerah toleransi lubang.

 Suian Pas.

Dapat didefinisikan dimana daerah toleransi lubang berpotongan dengan toleransi poros.

 Suaian longgar.

Dapat didefinisikan dimana daerah toleransi lubang selalu berada di atas daerah toleransi poros.
MACAM-MACAM ALAT UKUR
1.Mistar baja
mistar baja yaitu alat yang digunakan untuk mengukur dimensi panjang, lebar, dan tebal. Ketelitiannya adalah ±
0,5 mm.

Dalam membaca skala pada mistar, mata harus tegak lurus dengan skala yang akan dibaca.
Cara penggunaanya:
- Rapatkan benda ukur pada landasan tumpuan atau balok landas.
- Letakkan mistar baja diatas benda ukur, letakkan titik nol atau ujung mistar baja pada balok landas.
- Baca dimensi atau ukuran panjang benda ukur.

2.Micrometer sekrup
micrometer sekrup ini biasanya digunakan untuk mengukur ketebalan suatu benda, diameter, dll. Misalnya
mengukur ketebalan kertas dan mengukur diameter kawat.

Cara Penggunaanya:
- Pastikan pengunci dalam keadaan terbuka
- Buka rahan dengan cara memutar kekiri pada skala putar hingga benda dapat masuk kerahang.
- Letakkan benda yang diukur pada rahang, dan putar kembali sampai tepat.

3.Ampere Meter
Amperemeter adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur kuat arus listrik. Pada umumnya alat ini
dipakai oleh teknisi elektronik yang biasanya terletak pada alat multitester listrik yaitu gabungan
amperemeter, voltmeter dan ohm meter.

4.Voltmeter
Voltmeter alat yang digunakan untuk mengukur tegangan listrik. Dengan ditambah alat multiplier akan dapat
meningkatkan kemampuan pengukuran alat voltmeter berkali-kali lipat.
5.Ohmmeter
Ohmmeter ialah alat yag digunakan untuk mengukur hambata listrik yang merupakan suatu daya yang mampu
menahan aliran listrik pada konduktor. Alat tersebut menggunakan galvanometer untuk melihat besarnya arus
listrik yang kemudian dikalibrasi kesatuan ohm.

6.Thermometer
Thermometer adalah alat untuk mengukur suhu, baik suhu udara maupun suhu air. Satuan umum yang
digunakan adalah celcius.

Cara penggunaanya:
thermometer bekerja berdasarkan perubahan kuantitas fisik, ketika temperaturnya berubah. Jadi bisa
berdasarkan pemuaian (thermometer air raksa), perubahan resistivitas, perubahan kuantitas listrik(termokopel),
radiasi bahan (thermometer temperature tinggi).

7.Jangka sorong

jangka sorong ialah suatu alat ukur yang digunakan untuk mengukur panjang suatu benda dengan ketelitian
hingga 0,1mm.
kegunaan jangka sorong adalah:
- untuk mengukur suatu benda dari sisi luar dengan cara diapit,
- untuk mengukur sisi dalam suatu benda yang biasanya beruapa lubang( pada pipa, maupun yang lainnya)
dengan cara di ulur,
- untuk mengukur kedalaman celah/lubang pada suatu benda dengan cara menancapkan atau menusukkan di
bagian pengukur.

8.Barometer
barometer merupakan alat pengukur tekanan udara dalam satuan Mb. Barometer termasuk peralatan
meteorology golongan non recording yang pada waktu tertentu harus dibaca agar mendapat data yang
diinginkan.

9.Stopwatch
stopwatch adalah alat yang digunakan untuk mengukur lamanya waktu yang diperlukan dalam kegiatan,
misalnya: berapa lama waktu yang ditemuh si pelari dalam jarak 100 M.
cara penggunaanya: tombol start, stop dan reset yang dipergunakan untuk memulai, menghentikan dan
mengulang pengukuran waktu.
skala yang digunakan:
1. dalam detik, skala ini disusun melingkar di bagian pinggir dengan jarak antar skala 0,2 detik. Jarum panjang
ialah yang berfungsi untuk pengukuran dalam detik.
2. Dalam menit, skala ini disusun melingkar dengan jarak antar skala 1 menit. Jarum pendek berfungsiuntuk
penunjuk waktu dalam menit.

10.Speedometer
speedometer adalah alat pengukur kecepatan kendaraan darat, yang merupakan perlengkapan standar setiap
kendaraan yang beroperasi dijalan.

cara kerjanya : perangkat pengukur kecepatan yang dihubungkan langsung dengan roda depan ataupun transmisi
dengan menggunakan suatu kabelyang ikut berputar saat kendaraan bergerak, gerakan berputar ini kemudian di
ubah untuk menggerakkanjarak kecepatan.

11.Hygrometer
hygrometer adalah alat untuk mengukur tingkat kelembapan pada suatu tempat.

Cara penggunaanya : alat ini ditempatkan didalam kotak penyimpanan barang yang memerlukan tahap
kelembapan yang terjaga seperti dry box penyimpanan kamera. Kelembapan yang rendah akan mencegah
bertumbuhnya jamur yang menjadi musuh pada peralatn tersebut.

12.Manometer
Manometer adalah alat pengukur tekanan udara di dalam ruang tertutup.

Penggunaannya:
Manometer digunakan untuk menentukan perbedaan tekanan diantara dua titik disaluran pembuangan gas atau
udara. Perbedaan tekenan kemudian digunakan untuk menghitung kecepatan aliran disaluran dengan
menggunakan persamaan Bernoulli (perbedaan tekanan = V2/2g).
13.Densimeter
Densimeter adala alat yang digunakan untuk mengukur kerapatan zat cair secara langsung.

Cara penggunaan:
Densimeter dimasukkan kedalam sampel. Pastikan densimeter tidak boleh menyentuh dasar dan dinding pada
wadah sampel (misalnya gelas ukur). Jika densimeter masih menyentuh dinding maka densimeter harus diputar
sehingga posisinya tepat ditengah.

14.Anonemeter meter
Anemometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur kecepatan angin yang banyak dipakai dalam bidang
meteorology dan geofisika atau stasiun perkiraan cuaca.

Cara penggunaan:
Anemometer harus ditempatkan di daerah terbuka. Pada saat tertiup angin baling-baling yang terdapat pada
anemometer akan bergerak sesuai arah mata angin. Didalam anemometer terdapat alat pencatat kecepatan angin.
Maka dengan itu kita dapat memperoleh kecepatannya berapa.
15.Altimeter
Altimeter adakah alat untuk mengukur ketinggian suatu titik dari permukaan laut. Biasanya alat ini digunakan
untuk navigasi dalam penerbangan, pendakian, dan kegiatan yang berhubungan dengan ketinggian.

Altimeter bekerja dengan beberapa prinsip:


- Tekanan udara
- Magnet bumi
- Gelombang.
Penggunaan altimeter umumnya selalu diikuti dengan kompas.

16.Meteran pita
Meteran pita adalah alat yang digunakan untuk mengukur panjang benda atau sebagainya. Meteran pita ini
untuk mengukur suatu obyek yang tidak bisa dilakukan dengan mistar.
17.Luxmeter
Luxmeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur tingkat pencahayaan suatu ruangan.

Cara penggunaanya:
System kerja dari peralatan luxmeter menggunakan sensor cahaya. Alat tersebut cukup di letakkan diatas meja
atau jug bisa dipegang setinggi 75cm dari atas permukaan lantai. Maka layar penunjuk dari luxmeter tersebut
akan menunjukkan angka yang merupakan nilai dari intensitas pencahayaan ruangan yang bersangkutan.

18.Antique caliper ( alat ukur diameter tua )

Alat ukur ini diproduksi pada tahun 1930-an ini masih memakai teknologi sederhana , jauh sebelum vernier
caliper ( baik yang manual maupun digital ) di temukan. Capit dari besi bisa direnggangkan dan terkunci rapat
sesuai panjang barang yang akan di ukur. Sangat cocok untuk mengukur diameter benda – benda yang susah
diukur langsung penggaris biasa , misalnya mengukur transisi leher botol.

19.Echosounder
Echosounder adalah alat untuk mengukur kedalaman air dengan mengirimkan tekanan gelombang dari
permukaan ke dasar air dan di catat hasilnya sampai echo kembali kedasar air.

Prinsip kerjanya yaitu: pada transmitter terdapat tranduser yang berfungsi untuk merubah energy listrik menjadi
energy suara. Kemudian suara yang di hasilkan dipancarkan dengan frequensi tertentu.
20.Ombrometer
Ombrometer adalah alat untuk mengukur curah hujan.

Cara penggunaan ombrometer yang manual adalah dengan menampung hujan yang terjadi pada setiap jam
pengamatan alat akan di lepas dan air hujan ditakar dengan menggunakan gelas ukur. Prinsip kerja alat manual
ini adalah menghitung besar air yang ditampung pada alat dan di ukur dengan gelas ukur.

Anda mungkin juga menyukai