1. Pengertian Pengukuran :
Pengukuran teknik adalah pengukuran yang dipakai dalam teknik , dalam pabrik
atau industri, dengan cara membandingkan dengan besaran standar.
Besaran standar harus memenuhi syarat :
a.
b.
c.
Sistem yang jauh lebih lengkap dirumuskan pada tahun 1954 dan ditanda tangani
pada tahun 1960 dalam persetujuan Internasional yang disebut sistem
Internasional (SI) yang disebut Sistema International d Units ( SI )
Dalam satuan Internasional (SI) mempunyai tujuh satuan dasar. Setiap satuan
dasar mempunyai satuan standar dengan simbol yang biasa digunakan untuk
menandainya.
Besaran dasar
Panjang
Satuan dasar
Meter
Simbol
m
Massa
Kilogram
kg
Waktu
Sekon (detik)
Arus listrik
Ampere
Temperatur
Kelvin
Jumlah zat
Mole
Mol
Intensitas cahaya
Sudut bidang
Candela
Radian
cd
Rad
steradian
sr
Beberapa besaran turunan yang merupakan gabungan dari besaran besaran dasar
sbb:
Besaran
Satuan dasar
Lamb.
Satuan
turunan
Luas bidang
Meter persegi
(simbol )
m2
Volume
Meter kubik
m3
Kecepatan
Meter perdetik
m/s
Percepatan
Meter perdetik
m/s2
Gaya
kwadrat
kg.m/s2
Tekanan
Newton
Pa
N/m2 ;
Energi ( kerja )
Pascal
kg/ms2
Daya
Joule
Nm; kg.m2/s2
Potensial listrik
Watt
J/s; kg.m2/s3
Tahanan listrik
Volt
W/A;kgm2/s3
Muatan litrik
0hm
Kapasitas listrik
coulonb
V/A;kgm3/s3
Kehantaran
Farad
A3
listrik
Siemens
Hz
As
Frekuensi
Herts
Wb
As/V
Fluks magnet
Weber
Lm
1/
Fluks cahaya
Lumen
Lx
1s-1
Kilau
Lux
Vs
Cd .sr
Lm/m2
Nama
Lambang
Contoh
1012
Tera
tera herts
109
Giga
giga herts
106
Mega
mega ohm
103
Kilo
kilo watt
102
Hekto
hekto meter
10
Deka
da
deka meter
10-1
Desi
desi meter
10-2
Senti
centi meter
10-3
Mili
mili volt
10-6
Mikro
mkro meter
10-9
Nano
nano meter
10-12
Piko
piko meter
10-15
Fento
fento joule
10-18
ato
ato joule
= sekon
Hz = herts, Wb = weber
Jika satuan berganda, dapat ditulis dengan beberapa cara :
J
J / s Js 1
s
J ( sA)-1
Nama Satuan
Menit
Besaran
Waktu
Lambang Batasan
Menit
1 menit = 60 sekon
Jam
Jam
1 jam
= 60 menit
Hari
Hari
1 hari
= 24 jam
1 = (/180)rad
Menit
1 = (1/60)
Sekon
1 = (1/60)
1 l = 1dm3
EV
1eV=1,6605655x 109 J
bar
1 bar = 105 pa
Derajat
Sudut
Liter
Volume
Elektron volt
Tenaga
bar
Tekanan
barang
cair
Satuan astronomi
Panjang
Parsec
gelombang
Au
1 Au = 149.600 x 106m
pc = 206.265 Au
= 30.857x1012
1 inci =25,4 mm
1 mil = 1. 609,344 m
1 kaki = 0,3048m
1 yard = 0,9144 m
Bobot
1 0z = 28,3445 g
1 lb
= 0,453502 kg
1 in2 = 6,4516 cm 2
Luas
1 ft2 = 0,092903 m 2
Volume
Isi
1 us gal = 3,78541 L
1 uk gal = 4,54609 L
Usaha
1 ftlb
Tenaga(daya )
kgm
1 yard 2 = 0.836137 m2
1 fit3 = 0,283286 m3
1 barel ( US ) = 0,158987
kl
= 0,138255
1Hp
= 745,5 W
1Ps
= 735,5W
2 ,54
inci
= 43,18 cm.
a. mil / jam
b. fit /detik.
Jawab
a. 1 mil = 1.609,344 m
1
( 593 km/ jam) x ( 1000 m/1 km) x 1.609 ,344 mil /jam =368,473
mil/jam
b. (593 km/jam) = ( 593 x 1000 x 3,280 ) fit x ( 1/3600 ) detik
= 540,288 fit/detik.
atau
368.473 mil/jam x 1 mil/1.609,344 m x 3,280 fit x 1 / 3600 detik
= 540,288 fit/detik
10
Panjang area perkebunan pada arah bujur timur = 97,65 - 97,5 = 0,15
derajat setara dengan 0,15 x 111, 11 km = 16,6665 km. Panjang area
perkebunan pada arah lintang utara = 0,625 0,6 = 0,025 derajat setara
dengan 0,025 x 111, 11 km = 2,77775 km.
Luas area lahanperkebunan tersebut = 16,6665 x 2,77775 km2 =
46,2953704 km2 = 4629,53704 hm2.
1 hm2 = 1 ha.
Jadi luas area lahan perkebunan tersebut = 4629,53704 ha.
I.4. Bakuan Pengukuran :
Untuk tetap menjaga ketelitian dan keseragaman pengukuran, alat harus
dikalibrasi dengan menyesuaikan dengan alat ukur baku.
Bakuan ukur :
a. Bakuan primer
b. Bakuan sekunder
c. Bakuan kerja.
I.5. Ketelitian Pengukuran :
Ketelitian
sebenarnya.
Ketelitian mutlak :
yn xn
xn
yn = nilai benar
xn = nilai pengukuran
Ketelitian nisbi
A= 1 Contoh :
yn xn
yn
11
Tegangan pada sebuah tahanan 29 volt, jika nilai benar tegangan itu 30 volt
tentukan nilai ketelitian mutlak dan ketelitian nisbi.
Ketelitian Mutlak =
Ketelitian Nisbi
30 29
30
= 1-
= 0,03
30 29
30
= 0,97
= 1-
xn xn
xn
12
13
kualitas lubang dan ring gauge, untuk mengetahui kualitas poros apakah
benda ukur tersebut adalah berada di dalam daerah toleransi atau di luar
daerah toleransi dan lain-lain.
5. Alat ukur Bantu ialah alat bantu yang merupakan pelengkap dalam proses
pengukuran. Alat ini tidak dapat dibaca, tetapi mempunyai peranan penting
dalam proses pengukuran , terutama jika digunakan untuk pengukuran
geometri yang tidak dapat diukur dengan alat-alat ukur lain, Contoh :
silinder bar,bola, dll.
I.6.2. Cara pengukuran :
Hasil pengukuran yang baik dapat dibaca dengan memilih alat ukur yang tepat
dan memperhatikan cara pengukuran yang benar. Beberapa cara pengukuran
yang banyak dilakukan dalam proses pengukuran ialah :
1. Pengukuran langsung
2. Pengukuran tidak langsung
3. Pengukuran dengan kalibrasi batas
4. Pengukuran dengan cara membandingkan dengan bentuk standard.
Pengukuran Langsung
Pengukuran langsung adalah pengukuran dengan menggunakan alat ukur
yang dapat dibaca secara langsung pada alat ukur tersebut. Alat ukur sudah
dilengkapi dengan skala ukur (alat ukur langsung). Contohnya pengukuran
panjang dengan mistar ukur, diameter luar diukur dengan jangka sorong.
Pengukuran tidak langasung
14
Pengukuran tidak langsung ialah pengukuran yang dilakukan dengan alat ukur
pembanding, standard, dan pembantu. Besarnya merupakan perbedaan harga
yang ditunjukkan oleh skala alat ukur pembanding sewaktu melakukan
pengukuran suatu benda ukur dan ukuran standard (pada alat ukur standard). Dari
selisih hasil pengukuran dapat ditentukan besarnya dimensi benda ukur tersebut.
Contoh pengukuran ketinggian benda dengan tinggi blok ukur yang terdiri atas
beberapa alat ukur, seperti alat ukur standard, alat ukur pembanding, dan dial
indicator.
Pengukuran dengan kaliber batas
Pengukuran dengan kaliber batas adalah pengukuran yang tidak menentukan
ukuran suatu dimensi benda tersebut dengan pasti melainkan hanya menunjukan
suatu dimensi benda terletak di dalam daerah toleransi yang telah ditetapkan.
Dimensi yang terletak di dalam daerah toleransi berarti dianggap benda yang
baik, sedangkan benda yang berada di luar daerah toleransi dianggap jelek.
Pengukuran cara ini digunakan untuk mengukur yang jumlahnya banyak dan
diproduksi secara terus menerus. Alat ukur yang digunakan adalah alat ukur batas
(go dan no go gauge).
Contohnya pengukuran pada bantalan bola (ball bearing) untuk pengukuran
lubang dalam (inner) digunakan plug gauge dan untuk pengukuran bagian luar
(outer) menggunakan ring gauge.
I.7. Pengukuran Linier :
Alat Ukur Linier Dan Pemakaiannya
I.7.1 Alat Ukur Linier langsung
15
1. Pita pengukur
a. Pita pengukur dari kain
Skala dalam cm dengan ketelitian 0,5 cm atau 1 cm
b. Rol meter kain
Panjang pita antara 10 m sampai dengan 100 m,
Digunakan
pada
pengukuran
obyek
yang
panjang,
misalnya
16
Mistar baja adalah alat ukur yang terbuat dari baja tahan karat, dimana
permukaannya dan bagian sisinya adalah rata dan lurus serta diatasnya
terdapat guratan guratann ukuran ( skala ukuran millimetre ).
Mistar baja yang digunakan dalam ruang kerja adalah :
Mistar baja dengan ukuran panjang 15 cm, lebar 25,4 mm, tebal 1,2 mm
Mistar baja dengan ukuran panjang 30 cm, lebar 25,4 mm , tebal 1,2
mm.
Mistar baja hanya dapat digunakan untuk mengukur panjang, lebar dan
tebal, namun tidak dapat digunakan untuk mengukur diameter baik
dalam maupun luar.
3. Jangka Sorong ( Mistar Geser ) :
Jangka sorong sering disebur mistar geser, mistar ingsut, sketmat, jangka
vernier.
3.1 Jenis-jenis Jangka Sorong
a. Jangka sorong sederhana
Digunakan untuk mengukur dimensi luar dan dalam pada bentuk
sederhana.
Ketelitiannya 0,02 mm dan 0,001 inchi.
Nama bagian jangka sorong yakni :
1 Rahang tetap
2 Rahang bergerak
3 Sekrup pengunci
4 Skala Nonius
17
5 Skala Utama
6 Rahang tetap pengukuran dalam
7 Rahang bergerak pengukuran dalam
8 Batang kedalaman
b. Jangka Sorong serbaguna
Digunakan untuk mengukur dimensi luar dan dalam, kedalaman, dan
bidang step ( bertingkat/ alur ).
Ketelitian 0,02 mm dan 1/128 inch
c. Jangka sorong rahang ganda
Digunakan untuk mengukur bidang-bidang celah dan alur
Untuk mengukur ukuran dalam hasilnya harus ditambah 10 mm
d. Jangka sorong kedalaman
Digunakan untuk mengukur kedalaman suatu lubang, alur atau celah dan
bidang- bidang yang bertingkat, misalnya untuk mengukur dalamnya
lubang atau celah alur pasak.
e. Jangka sorong dengan jarum penunjuk ( dial )
Dial berfungsi untuk mempercepat pembacaan dan menambah ketelitian
dalam membaca, ketelitian 0,02 mm.
f . Jangka sorong angka ( digital )
Alat ini membaca langsung hasil pengukuran dengan ketelitian 0,01 dan
0,005 inch.
3.2. Cara Membaca Jangka Sorong
18
menunjuk pada angka pada garis ber angka 4 kecil pada skala utama
19
inipun belum tentu tepat pada angka 4 di skala utama, karena masih
ada sisanya yaitu 0,036 inchi.
c. 0,036 : 25 = 0,001 sisa 0,011 berarti angka 0 pada pada rumah geser
( skala nonius ) menunjuk pada angka kecil 4 lebih 1 garis pada
skala utama. Inipun masih belum tepat benar, karena masih ada
kelebihan 0,011 inchi.
d. Angka 11 dari 0,011 ditunjukan oleh garis ke 11 pada rumah geser
(skala nonius) dan kedudukannya satu garis dengan satu garis pada
mistar ( skala utama ).
e. Tepatnya garis nol, pada rumah geser ( skala nonius ) menunjukan
pada garis ke-1 dan garis ke 2 sebelah kanan angka kecil 4 pada
mistar (skala utama), sedangkan garis ke 11 pada skala nonius segaris
dengan suatu garis pada mistar ( skala utama ).
3.3. Menghitung Ketelitian Jangka Sorong
Rahang jangka sorong dirapatkan sehingga nol pada skala utama segaris
dengan nol pada skala nonius.
Jumlah skala nonius dibandingkan dengan skala utama
Selisih antara skala utama dan skala nonius adalah ketelitian jangka
sorong.
Macam ketelitian jangka sorong 1/10 = 0,1 mm, 1/20 = 0,05 mm, 1/50 =
0,02 mm.
Skala Nonius : Pembahagian garis-garisnya lebih pendek dari skala
utama. Perbedaan dari kedua skala ini adalah untuk memungkinkan
mengukur lebih teliti.
20
21
22
Fungsi micrometer
2. Landasan tetap
7. Laras skala
3. Batang pengukur
8. Penahan Panas
9. Gigi geer
5. Rahang tetap.
b. Micrometer Dalam :
Micrometer dalam digunakan untuk mengukur diameter lubang dengan
ketelitian tinggi
Cara pembacaannya dan ukuran ketelitiannya sama dengan Micrometer
luar.
4.1. Menghitung Ketelitian Micrometer
Ketelitian = kisar batang pengukur / jumlah bagian (divisi )yang sama pada
keliling sarung pengukur.
23
0 (mm)
0,15 =
6,15 mm
24