Anda di halaman 1dari 24

1

SISTEM SATUAN UKUR


Arti Penting Pengukuran teknik
Dalam setiap ilmu pengetahuan, pengukuran menghasilkan deskripsi kuantitatif
dari suatu proses dan produk yang membuat kita memahami tingkah laku dan
hasil.
Ketika kalian dapat mengukur apa yang kalian katakan dan mengekspresikannya
dalam angka-angka, maka kalian mengetahui sesuatu tentang itu. Tetapi jika
kalian tidak dapat mengukur dan mengekspresikan sesuatu dengan angka-angka,
pengetahuan tersebut tidak lengkap dan belum mencukupi dengan baik
(Lord Kelvin).
Pengukuran berarti perubahan yang setara antara area empirik dan barisan angkaangka tertentu.
Pengukuran adalah proses menyebutkan dengan pasti angka-angka tertentu
(misalnya entiti matematik untuk mewakili isi sebuah vektor), untuk
mendeskripsikan suatu atribut empirik dari suatu produk atau kejadian dengan
ketentuan tertentu ( Pflanzagl's).

1. Pengertian Pengukuran :
Pengukuran teknik adalah pengukuran yang dipakai dalam teknik , dalam pabrik
atau industri, dengan cara membandingkan dengan besaran standar.
Besaran standar harus memenuhi syarat :
a.

Dapat didefinisikan secara fisik.

b.

Jelas dan tak berubah dengan perubahan waktu

c.

Dapat digunakan sebagai perbandingan dimana saja di dunia ini.

1.1. Sistem Satuan Pengukuran

Tahun 1790 Ilmuan Prancis menentukan beberapa azas dalam satuan


pengukuran :
Bahwa sistem semesta untuk bobot dan ukuran hendaknya tidak didasarkan pada
bakuan acuan yang telah dibuat oleh manusia, melainkan pada ukuran yang tetap
dan tersedia secara alami .
Sebagai contoh azas pertama : Ukuran panjang dipilih meter dan diberi batasan
1/10 juta bagian dari jarak antara kutub ke khatulistiwa sepanjang garis bujur
yang melewati kota Paris atau sama dengan 1650763,73 kali panjang gelombang
sinar radiasi isotop krypton 86 pada ruang hampa udara ( vakum ).
Satuan massa dipilih satu centimeter kubik air sulingan pada suhu 4C dan
tekanan atmosfir normal 760 mm Hg. Satuan massa tersebut disebut gram.
Satuan ketiga adalah waktu dan disebut sekon. Satuan waktu diberi batasan
sebagai 1 / 86400 dari rerata hari matahari.
Azas kedua bahwa semua satuan lain , hendaknya diturunkan dari tiga satuan
dasar, yaitu panjang, massa dan waktu.
Azas ketiga bahwa semua pengali dan pembagi satuan dasar dinyatakan dalam
sistem persepuluhan (desimal ).
Usulan Akademi Perancis tersebut disetujui tahun 1795 dan disebut sebagai
sistem metric.
Tahun 1875 setujui dalam konvensi meter 17 Negara
1.2. Sistem Satuan Internasional

Sistem yang jauh lebih lengkap dirumuskan pada tahun 1954 dan ditanda tangani
pada tahun 1960 dalam persetujuan Internasional yang disebut sistem
Internasional (SI) yang disebut Sistema International d Units ( SI )
Dalam satuan Internasional (SI) mempunyai tujuh satuan dasar. Setiap satuan
dasar mempunyai satuan standar dengan simbol yang biasa digunakan untuk
menandainya.
Besaran dasar
Panjang

Satuan dasar
Meter

Simbol
m

Massa

Kilogram

kg

Waktu

Sekon (detik)

Arus listrik

Ampere

Temperatur

Kelvin

Jumlah zat

Mole

Mol

Intensitas cahaya
Sudut bidang

Candela
Radian

cd
Rad

Sudut ruang bola

steradian

sr

Beberapa besaran turunan yang merupakan gabungan dari besaran besaran dasar
sbb:
Besaran

Satuan dasar

Lamb.

Satuan
turunan

Luas bidang

Meter persegi

(simbol )
m2

Volume

Meter kubik

m3

Kecepatan

Meter perdetik

m/s

Percepatan

Meter perdetik

m/s2

Gaya

kwadrat

kg.m/s2

Tekanan

Newton

Pa

N/m2 ;

Energi ( kerja )

Pascal

kg/ms2

Daya

Joule

Nm; kg.m2/s2

Potensial listrik

Watt

J/s; kg.m2/s3

Tahanan listrik

Volt

W/A;kgm2/s3

Muatan litrik

0hm

Kapasitas listrik

coulonb

V/A;kgm3/s3

Kehantaran

Farad

A3

listrik

Siemens

Hz

As

Frekuensi

Herts

Wb

As/V

Fluks magnet

Weber

Lm

1/

Fluks cahaya

Lumen

Lx

1s-1

Kilau

Lux

Vs
Cd .sr
Lm/m2

Sebutan Perkalian dan Factor 10


Faktor perkalian

Nama

Lambang

Contoh

1012

Tera

tera herts

109

Giga

giga herts

106

Mega

mega ohm

103

Kilo

kilo watt

102

Hekto

hekto meter

10

Deka

da

deka meter

10-1

Desi

desi meter

10-2

Senti

centi meter

10-3

Mili

mili volt

10-6

Mikro

mkro meter

10-9

Nano

nano meter

10-12

Piko

piko meter

10-15

Fento

fento joule

10-18

ato

ato joule

Penggunaan sistem SI dan perkaliannya


Lambang satuan ditulis dengan hurup kecil kecuali hurup pertama dengan hurup
besar, jika satuan ini dari nama orang.
mis : m = meter, s

= sekon

Hz = herts, Wb = weber
Jika satuan berganda, dapat ditulis dengan beberapa cara :
J
J / s Js 1
s

Hindari penggunaan garis miring lebih dari satu.

Mis : J/s/A seharusnya Js-1A-1 atau

Satuan bukan SI.

J ( sA)-1

Nama Satuan
Menit

Besaran
Waktu

Lambang Batasan
Menit
1 menit = 60 sekon

Jam

Jam

1 jam

= 60 menit

Hari

Hari

1 hari

= 24 jam

1 = (/180)rad

Menit

1 = (1/60)

Sekon

1 = (1/60)

1 l = 1dm3

EV

1eV=1,6605655x 109 J

bar

1 bar = 105 pa

Derajat

Sudut

Liter

Volume

Elektron volt

Tenaga

bar

Tekanan
barang
cair

Satuan astronomi

Panjang

Parsec

gelombang

Au

1 Au = 149.600 x 106m
pc = 206.265 Au
= 30.857x1012

Satuan Yard Pound


Panjang

1 inci =25,4 mm

1 mil = 1. 609,344 m

1 kaki = 0,3048m
1 yard = 0,9144 m

1 mil laut ( ML ) = 1.852


m

Bobot

1 0z = 28,3445 g
1 lb

= 0,453502 kg

1 in2 = 6,4516 cm 2

Luas

1 ft2 = 0,092903 m 2
Volume

1 inc3 = 16,3871 cm3

Isi

1 us gal = 3,78541 L
1 uk gal = 4,54609 L

Usaha

1 ftlb

Tenaga(daya )

kgm

1 yard 2 = 0.836137 m2

1 fit3 = 0,283286 m3
1 barel ( US ) = 0,158987
kl

= 0,138255

1Hp

= 745,5 W

1Ps

= 735,5W

1.3 Alih Satuan


Didunia Industri sering diperlukan menukar satuan besaran fisika dari satu
sistem satuan kesistem yang lain.
Contoh :
1. Sebuah pesawat TV dengan ukuran diagonal tabung 17 inci .
Hitung diagonal TV tersebut dalam cm.
Jawab : 1 inci setara dengan 25,4 mm = 2,54 cm.
Diagonal tabung =17 inci x

2 ,54
inci

= 43,18 cm.

2. Kecepatan terbang N 250

593 km/jam, berapakah kecepatannya dalam

a. mil / jam
b. fit /detik.
Jawab
a. 1 mil = 1.609,344 m
1

( 593 km/ jam) x ( 1000 m/1 km) x 1.609 ,344 mil /jam =368,473
mil/jam
b. (593 km/jam) = ( 593 x 1000 x 3,280 ) fit x ( 1/3600 ) detik
= 540,288 fit/detik.
atau
368.473 mil/jam x 1 mil/1.609,344 m x 3,280 fit x 1 / 3600 detik
= 540,288 fit/detik

3. Luas penampang sebuah tabung 7,0686 m2 berapakah luas dalam ft ?


Jawab :
Luas penampang 7,0686 m2 x 1 kaki / 0,0929 m2 = 76,0881 kaki 2
4. Sebuah perusahaan perkebunan mepunyai lahan yang terletak pada 97,5
derajat BT sd 97,15 derajat BT dan 0,6 derajat LU sd 0,625 derajat LU.
Hitung berapa hektoare luas wilayah perkebunan tersebut ?
Jawab :

10

Panjang area perkebunan pada arah bujur timur = 97,65 - 97,5 = 0,15
derajat setara dengan 0,15 x 111, 11 km = 16,6665 km. Panjang area
perkebunan pada arah lintang utara = 0,625 0,6 = 0,025 derajat setara
dengan 0,025 x 111, 11 km = 2,77775 km.
Luas area lahanperkebunan tersebut = 16,6665 x 2,77775 km2 =
46,2953704 km2 = 4629,53704 hm2.
1 hm2 = 1 ha.
Jadi luas area lahan perkebunan tersebut = 4629,53704 ha.
I.4. Bakuan Pengukuran :
Untuk tetap menjaga ketelitian dan keseragaman pengukuran, alat harus
dikalibrasi dengan menyesuaikan dengan alat ukur baku.
Bakuan ukur :
a. Bakuan primer
b. Bakuan sekunder
c. Bakuan kerja.
I.5. Ketelitian Pengukuran :
Ketelitian
sebenarnya.

adalah kedekatan pembacaan pengukuran dengan nilai

Ketelitian mutlak :

yn xn
xn

yn = nilai benar
xn = nilai pengukuran
Ketelitian nisbi
A= 1 Contoh :

yn xn
yn

11

Tegangan pada sebuah tahanan 29 volt, jika nilai benar tegangan itu 30 volt
tentukan nilai ketelitian mutlak dan ketelitian nisbi.
Ketelitian Mutlak =
Ketelitian Nisbi

30 29
30

= 1-

= 0,03

30 29
30

= 0,97

Makin besar ketelitian nisbinya makin baik.


Ketepatan
xn = nilai ke n
xn

= 1-

xn xn
xn

= nilai rata - rata hasil pengukuran

I.6. Jenis dan Cara Pengukuran :


I.6.1 Jenis Pengukuran
Untuk mendapatkan hasil yang optimum dalam melakukan pengukuran, maka
dalam pengukuran harus mencakup ketiga aspek geometris benda tersebut,
yaitu meliputi ukuran benda, bentuk benda dan kekasaran benda.
Lebih terperinci, pengukuran dapat dibedakan menjadi delapan kelompok
besar, yaitu :
1. Pengukuran linear
2. Pengukuran sudut dan kemiringan
3. Pengukuran kedataran
4. Pengukuran profil
5. Pengukuran ulir
6. Pengukuran roda gigi
7. Pengukuran penyetelan posisi

12

8. Pengukuran kekasaran permukaan


Dari kedelapan jenis pengukuran ini, ternyata yang paling banyak
dipergunakan adalah pengukuran linier. Disamping itu, pengukuran linier
mendasari ketujuh pengukuran jenis yang lain.
Untuk melaksanakan pengukuran di atas, maka dibuat bermacam-macam alat
ukur dengan cara pemakaian tertentu sesuai dengan kebutuhan dan geografi
dari benda yang akan diukur.
Berdasarkan sifat alat ukur, maka dikelompokkan menjadi 5 macam jenis alat
ukur.
1. Alat ukur langsung ialah alat ukur yang mempunyai skala ukur yang telah
dikalibrasi. Hasil pengukuran dapat langsung dibaca pada alat tersebut.
Contoh rol meter, mistar, jangka sorong dan sebagainya.
2. Alat ukur pembanding ialah alat ukur yang mempunyai skala ukur yang
telah dikalibrasi. Skala ukur yang tersedia terbatas daerahnya. Alat ini
digunakan untuk pembacaan selisih baik pembesaran atau pengecilan
ukuran standard yang ditetapkan. Contoh dial indicator, dan lain-lain.
3. Alat ukur standard ialah alat ukur yang mampu memberikan atau
menunjukkan ukuran tertentu (standar pengukuran). Alat ini digunakan
bersama-sama dengan alat ukur pembanding. Alat ini yang mempunyai
grade kecil, dapat digunakan sebagai alat kalibrasi alat ukur langsung.
Contoh blok ukur (gauge block), dan lain-lain.
4. Alat ukur batas ialah alat ukur yang mampu memberikan batas ukuran,
yaitu pengukuran itu masuk dalam dimensi atau diluar dimensi artinya
hanya ada ukuran GO dan NO GO , sehingga hasil pengukuran dengan alat
ini hanya ada diterima dan ditolak. Contoh plug gauge untuk mengetahui

13

kualitas lubang dan ring gauge, untuk mengetahui kualitas poros apakah
benda ukur tersebut adalah berada di dalam daerah toleransi atau di luar
daerah toleransi dan lain-lain.
5. Alat ukur Bantu ialah alat bantu yang merupakan pelengkap dalam proses
pengukuran. Alat ini tidak dapat dibaca, tetapi mempunyai peranan penting
dalam proses pengukuran , terutama jika digunakan untuk pengukuran
geometri yang tidak dapat diukur dengan alat-alat ukur lain, Contoh :
silinder bar,bola, dll.
I.6.2. Cara pengukuran :
Hasil pengukuran yang baik dapat dibaca dengan memilih alat ukur yang tepat
dan memperhatikan cara pengukuran yang benar. Beberapa cara pengukuran
yang banyak dilakukan dalam proses pengukuran ialah :
1. Pengukuran langsung
2. Pengukuran tidak langsung
3. Pengukuran dengan kalibrasi batas
4. Pengukuran dengan cara membandingkan dengan bentuk standard.
Pengukuran Langsung
Pengukuran langsung adalah pengukuran dengan menggunakan alat ukur
yang dapat dibaca secara langsung pada alat ukur tersebut. Alat ukur sudah
dilengkapi dengan skala ukur (alat ukur langsung). Contohnya pengukuran
panjang dengan mistar ukur, diameter luar diukur dengan jangka sorong.
Pengukuran tidak langasung

14

Pengukuran tidak langsung ialah pengukuran yang dilakukan dengan alat ukur
pembanding, standard, dan pembantu. Besarnya merupakan perbedaan harga
yang ditunjukkan oleh skala alat ukur pembanding sewaktu melakukan
pengukuran suatu benda ukur dan ukuran standard (pada alat ukur standard). Dari
selisih hasil pengukuran dapat ditentukan besarnya dimensi benda ukur tersebut.
Contoh pengukuran ketinggian benda dengan tinggi blok ukur yang terdiri atas
beberapa alat ukur, seperti alat ukur standard, alat ukur pembanding, dan dial
indicator.
Pengukuran dengan kaliber batas
Pengukuran dengan kaliber batas adalah pengukuran yang tidak menentukan
ukuran suatu dimensi benda tersebut dengan pasti melainkan hanya menunjukan
suatu dimensi benda terletak di dalam daerah toleransi yang telah ditetapkan.
Dimensi yang terletak di dalam daerah toleransi berarti dianggap benda yang
baik, sedangkan benda yang berada di luar daerah toleransi dianggap jelek.
Pengukuran cara ini digunakan untuk mengukur yang jumlahnya banyak dan
diproduksi secara terus menerus. Alat ukur yang digunakan adalah alat ukur batas
(go dan no go gauge).
Contohnya pengukuran pada bantalan bola (ball bearing) untuk pengukuran
lubang dalam (inner) digunakan plug gauge dan untuk pengukuran bagian luar
(outer) menggunakan ring gauge.
I.7. Pengukuran Linier :
Alat Ukur Linier Dan Pemakaiannya
I.7.1 Alat Ukur Linier langsung

15

1. Pita pengukur
a. Pita pengukur dari kain
Skala dalam cm dengan ketelitian 0,5 cm atau 1 cm
b. Rol meter kain
Panjang pita antara 10 m sampai dengan 100 m,
Digunakan

pada

pengukuran

obyek

yang

panjang,

misalnya

panjang/luas ruangan, bangunan atau pekarangan.


c. Rol meter pelat.
Terbuat dari pelat baja pegas. Ukuran bervariasi 1 m sampai 7,5 m.
Digunakan secara umum pada kerja kayu, batu atau besi.
2. Mistar
a. Mistar gambar.
Terbuat dari plastic, kayu atau logam.
Digunakan untuk menggambar pada kertas
b. Mistar lipat.
Dibuat dari bahan kayu, plastic, baja atau logam ringan.
Panjang 1 m dengan 6 lipatan, dan 2 m dengan 10 lipatan, ketelitian 1
mm.
c. Mistar baja

16

Mistar baja adalah alat ukur yang terbuat dari baja tahan karat, dimana
permukaannya dan bagian sisinya adalah rata dan lurus serta diatasnya
terdapat guratan guratann ukuran ( skala ukuran millimetre ).
Mistar baja yang digunakan dalam ruang kerja adalah :
Mistar baja dengan ukuran panjang 15 cm, lebar 25,4 mm, tebal 1,2 mm
Mistar baja dengan ukuran panjang 30 cm, lebar 25,4 mm , tebal 1,2
mm.
Mistar baja hanya dapat digunakan untuk mengukur panjang, lebar dan
tebal, namun tidak dapat digunakan untuk mengukur diameter baik
dalam maupun luar.
3. Jangka Sorong ( Mistar Geser ) :
Jangka sorong sering disebur mistar geser, mistar ingsut, sketmat, jangka
vernier.
3.1 Jenis-jenis Jangka Sorong
a. Jangka sorong sederhana
Digunakan untuk mengukur dimensi luar dan dalam pada bentuk
sederhana.
Ketelitiannya 0,02 mm dan 0,001 inchi.
Nama bagian jangka sorong yakni :
1 Rahang tetap
2 Rahang bergerak
3 Sekrup pengunci
4 Skala Nonius

17

5 Skala Utama
6 Rahang tetap pengukuran dalam
7 Rahang bergerak pengukuran dalam
8 Batang kedalaman
b. Jangka Sorong serbaguna
Digunakan untuk mengukur dimensi luar dan dalam, kedalaman, dan
bidang step ( bertingkat/ alur ).
Ketelitian 0,02 mm dan 1/128 inch
c. Jangka sorong rahang ganda
Digunakan untuk mengukur bidang-bidang celah dan alur
Untuk mengukur ukuran dalam hasilnya harus ditambah 10 mm
d. Jangka sorong kedalaman
Digunakan untuk mengukur kedalaman suatu lubang, alur atau celah dan
bidang- bidang yang bertingkat, misalnya untuk mengukur dalamnya
lubang atau celah alur pasak.
e. Jangka sorong dengan jarum penunjuk ( dial )
Dial berfungsi untuk mempercepat pembacaan dan menambah ketelitian
dalam membaca, ketelitian 0,02 mm.
f . Jangka sorong angka ( digital )
Alat ini membaca langsung hasil pengukuran dengan ketelitian 0,01 dan
0,005 inch.
3.2. Cara Membaca Jangka Sorong

18

Cara membaca jangka sorong ( misalnya yang dalam ukuran inci )


Angka-angka skala ukuran yang bentuk besar yang terdapat pada mistar
menunjukan skala utama dalam satuan inchi, misalnya 1, 2, 3 dan
seterusnya .
Dari angka ke angka dibagi dalam 10 skala dan 16 skala, yang berarti
tiap 1 skala jaraknya 0,1 inchi dan 1/16 inchi ada yang ditandai dengan
angka angka yang bentuknya kecil dan ada yang tidak ditandai hanya
ditandai dengan strip panjang dan pendek, dari angka kecil keangka kecil
lainya dibagi lagi dalam 4 skala, sehingga 1 skala kecil jaraknya 0,025
inchi, dari strip pendek kestrip panjang jaraknya 1/16 inchi, dari strip
panjang ke strip panjang jaraknya 1/8 inchi .
Pada rumah geser terdapat skala nonius yang terdiri 25 skala ukur dan
diberi angka-angka penunjuk 0 5 10 15 20 25 dan skala yang
berbentuk garis yang terdiri 8 garis. Jarak pengukuran garis ini adalah
0,001 inchi dan 1/128 inchi.
Contoh :
Pada ukuran 1,436 inchi berarti jangka sorong yang digunakan
adalah :
a. Garis 0 pada rumah geser (skala nonius) terletak antara angka besar
1 dan angka besar 2 pada mistar geser ( skala utama), yang letak
sebenarnya belum diketahui, karena masih ada ukuran dibelakang
koma yaitu 0,436.
b. Dari angka 0,436, maka angka 4 terletak antara angka kecil pada
skala utama.

Jadi garis 0 pada rumah geser ( skala nonius )

menunjuk pada angka pada garis ber angka 4 kecil pada skala utama

19

inipun belum tentu tepat pada angka 4 di skala utama, karena masih
ada sisanya yaitu 0,036 inchi.
c. 0,036 : 25 = 0,001 sisa 0,011 berarti angka 0 pada pada rumah geser
( skala nonius ) menunjuk pada angka kecil 4 lebih 1 garis pada
skala utama. Inipun masih belum tepat benar, karena masih ada
kelebihan 0,011 inchi.
d. Angka 11 dari 0,011 ditunjukan oleh garis ke 11 pada rumah geser
(skala nonius) dan kedudukannya satu garis dengan satu garis pada
mistar ( skala utama ).
e. Tepatnya garis nol, pada rumah geser ( skala nonius ) menunjukan
pada garis ke-1 dan garis ke 2 sebelah kanan angka kecil 4 pada
mistar (skala utama), sedangkan garis ke 11 pada skala nonius segaris
dengan suatu garis pada mistar ( skala utama ).
3.3. Menghitung Ketelitian Jangka Sorong
Rahang jangka sorong dirapatkan sehingga nol pada skala utama segaris
dengan nol pada skala nonius.
Jumlah skala nonius dibandingkan dengan skala utama
Selisih antara skala utama dan skala nonius adalah ketelitian jangka
sorong.
Macam ketelitian jangka sorong 1/10 = 0,1 mm, 1/20 = 0,05 mm, 1/50 =
0,02 mm.
Skala Nonius : Pembahagian garis-garisnya lebih pendek dari skala
utama. Perbedaan dari kedua skala ini adalah untuk memungkinkan
mengukur lebih teliti.

20

Untuk ketelitian 0,02 skala noniusnya mempunyai jarak 49 mm dan


dibagi dalam 50 bagian.
1 bagian untuk 0,02 yang mempunyai panjang ( jarak) 49 /50 = 0,98
mm.
1 bagian skala utama mempunyai panjang 1 mm. Selisih dari kedua
skala ini ( ketelitian ) adalah 1 mm 0,98 mm = 0,02 mm.
3.4. Membaca dan Menghitung Ukuran
Contoh pembacaan Ukuran
8 mm + 0,85 mm = 8, 85 mm
11 mm

+ 0,95 mm = 11,95 mm.

3.5. Cara Menggunakan Jangka Sorong


Mengukur dimensi luar untuk benda segi empat
Untuk alur gunakan rahang yang berbentuk pisau
3.6. Mengukur Dimensi Dalam
Posisi rahang jangka sorong diatur sedikit lebih kecil dari dimensi benda
Rahang tetap diletakkan pada salah satu bidang ukur.
Rahang geser digerakkan sehingga rapat dan menekan terhadap benda kerja.
Posisi jangka sorong tegak lurus terhadap posisi pengukuran. Kemudian
besarnya ukuran dibaca pada skala.
Rahang geser digerakkan kembali menjauhi benda kerja, kemudian jangka
sorong digerakkan keluar secara bebas dari benda kerja. Untuk mengukur

21

kedalaman, posisi batang pengukur kedalaman harus tegak lurus terhadap


benda ukuran.
3.7. Jangka Sorong yang Lain
1. Jangka sorong dial ( dial kaliper )
Jangka geser ini, pada prinsipnya adalah sama dengan jangka geser yang
lainnya yang tidak mempunyai skala nonius lagi, melainkan dengan ukuran
sebagai pembacaanya. Kegunaan alat ini adalah :
a. Mengukur ketebalan, jarak luar atau diameter luar
b. Mengukur kedalaman
c. Mengukur tingkat.
d. mengukur celah dan diameter
2. Jangka geser ketinggian ( hight gauge )
Jangka geser ini berfungsi untuk mengukur suatu ketinggian sehingga
disebut jangka geser ketinggian. Alat ini dilengkapi dengan rahang ukur
yang bergerak vertikal pada mistar berskala ( skala utama) yang tegak
lurus dengan landasannya.
Permukaannya rahang ukur adalah sejajar dengan permukaan bawah
landasan. Oleh karenanya, maka pada proses pengukuran menggunakan
meja perata .
Jangka geser ketinggian dan benda kerja yang akan diukur diletakkan di
atas meja perata.
4. Micrometer

22

Fungsi micrometer

hampir sama dengan jangka sorong, hanya cara

pengukurannya yang beda.


Micrometer ada 2 macam, yakni micrometer luar dan micrometer dalam.
a. Micrometer Luar :
Digunakan untuk mengukur ukuran luar benda seperti diameter luar,
panjang atau lebar.Daerah pengukurannya (range ) biasanya : 0 25; 25
50 ; 50 75; 75 100, tergantung dari ukuran benda kerja.
Nama bagian micrometer :
1. Bingkai

6. Bidal.( Sarung pengukur

2. Landasan tetap

7. Laras skala

3. Batang pengukur

8. Penahan Panas

4. Rahang yang bergerak

9. Gigi geer

5. Rahang tetap.

10. Tangkai pengunci

b. Micrometer Dalam :
Micrometer dalam digunakan untuk mengukur diameter lubang dengan
ketelitian tinggi
Cara pembacaannya dan ukuran ketelitiannya sama dengan Micrometer
luar.
4.1. Menghitung Ketelitian Micrometer
Ketelitian = kisar batang pengukur / jumlah bagian (divisi )yang sama pada
keliling sarung pengukur.

23

Kisar batang pengukur biasanya = 0,5 mm


Bila jumlah bagian ( divisi ) yang sama pada sarung pengukur : 50 bagian,
berarti ketelitiannya 1 bagian = 0,5/50 = 0,01 mm.

Contoh pembacaan ukuran :


Jumlah (mm) + tengahan (mm) + peratusan dari sarung pengukur (mm)
6 (mm)

0 (mm)

0,15 =

6,15 mm

Jenis ketelitian micrometer :


Micrometer dengan ketelitian 0,002 mm disebut juga micrometer
penunjukan angka
Micrometer pembacaan langsung dengan ketelitian 0,001 mm
Micrometer dengan rahang yang bisa diganti-ganti, dengan ketelitian 0,01
mm.
Setiap batang rahang mempunyai perbedaan 25 mm.
Cara membaca Micrometer Luar
Rahang dibersihkan dengan selembar kertas dan periksa nolnya.
Rahang tetap ditempelkan terlebih dahulu pada benda yang diukur.
Rahang jalan disentuhkan dan tekan dengan tekanan tertentu.
4.2. Micrometer Ulir :
Digunakan untuk mengukur ulir luar maupun ulir dalam

24

Anda mungkin juga menyukai