Kompetensi Dasar :
Mengukur besaran-besaran fisika dengan alat yang sesuai dan mengolah data hasil dengan
menggunakan aturan angka penting
Indikator :
Melakukan pengukuran dengan benar berkaitan dengan besaran pokok panjang, massa, waktu
dengan mempertimbangkan aspek ketepatan(akurasi) dan ketelitian
Mengolah data hasil pengukuran dan menyajikannya dalam bentuk tabel dan grafik dengan
menggunakan penulisan angka penting dan mampu menarik kesimpulan tentang besaran fisis
yang diukur berdasarkan hasil yang telah disajikan dalam bentuk grafik
Tujuan:
RINGKASAN MATERI
Hasil pengukuran selalu mengandung dua hal, yakni: kuantitas atau nilai dan satuan. Sesuatu
yang memiliki kuantitas dan satuan tersebut dinamakan besaran. Berbagai besaran yang kuantitasnya
dapat diukur, baik secara langsung maupun tak langsung, disebut besaran fisis, misalnya panjang dan
waktu. Tetapi banyak juga besaran-besaran yang dikategorikan non-fisis, karena kuantitasnya belum
dapat diukur, misalnya cinta, bau, dan rasa. Diskusikan dengan teman-temanmu, mungkinkah suatu
besaran nonfisis suatu saat akan menjadi besaran fisis? Berilah penjelasan!
Dahulu orang sering menggunakan anggota tubuh sebagai satuan pengukuran, misalnya jari,
hasta, kaki, jengkal, dan depa.Namun satuan-satuan tersebut menyulitkan dalam omunikasi, karena
nilainya berbeda-beda untuk setiap orang. Satuan semacam ini disebut satuan tak baku. Untuk
kebutuhan komunikasi, apalagi untuk kepentingan ilmiah, pengukuran harus menggunakan satuan baku,
yaitu satuan pengukuran yang nilainya tetap dan disepakati secara internasional, misalnya meter, liter,
dan kilogram.
3. Konversi Satuan SI
B. Alat Ukur
a. Mistar
Ada beberapa jenis mistar/penggaris sesuai dengan skalanya, misalnya mistar yang berskala mm
dengan ketelitian 1 mm. Ketika mengukur, posisi mata tegak lurus mistar supaya tidak terjadi
kesalahan pengukuran (kesalahan paralaks).
b. Jangka sorong
Alat untuk mengukur panjang dengan ketelitian 0,1 mm digunakan jangka sorong yang terdiri dari
pasangan rahang pertama (untuk mengukur diameter dalam) dan pasangan rahang kedua untuk
mengukur diameter luar. Dari pasangan ini terdapat rahang tetap dan rahang geser dan dilengkapi
skala utama dan skala nonius.
c. Mikrometer sekrup
Untuk mengukur panjang dengan ketelitian 0,1 mm digunakan mikrometer sekrup yang bagian
utamanya adalah sebuah poros berulir yang dipasang pada silinder pemutar dan pada ujung silinder
pemutar terdapat garis-garis skala yang membagi 50 bagian yang sama.
Setiap benda tersusun dari materi. Jumlah materi yang terkandung dalam masing-masing benda
disebut massa benda. Massa diukur dengan neraca lengan, dan berat diukur dengan neraca pegas.
Neraca lengan dan neraca pegas termasuk jenis neraca mekanik. Sekarang, sudah banyak digunakan
jenis neraca lain yang lebih teliti, yaitu neraca elektronik.
Waktu adalah selang antara dua kejadian atau dua peristiwa. Misalnya, waktu siang adalah sejak
matahari terbit hingga matahari tenggelam, waktu hidup adalah sejak dilahirkan hingga meninggal.
Untuk peristiwa-peristiwa yang selang terjadinya cukup lama, waktu dinyatakan dalam satuan-satuan
yang lebih besar, misalnya: menit, jam, hari, bulan, tahun, abad dan lain-lain. Sedangkan, untuk
kejadian-kejadian yang cepat sekali bisa digunakan satuan milisekon (ms) dan mikrosekon (μs). Untuk
keperluan sehari-hari, telah dibuat alat-alat pengukur waktu, misalnya stopwatch dan jam tangan.
Jangka sorong
Mikrometer sekrup
Neraca Timbang
PROSEDUR
3. Ukur benda dengan menggunakan alat ukur yang sesuai ketelitiannya. Misalkan diameter
kelereng menggunakan mikrometer sekrup, tinggi silinder menggunakan jangka sorong.
6. Hitung volume dan massa jenis masing-masing benda dan tulis laporan nilainya berdasarkan
aturan angka penting.
1. Tabel pengamatan
2. Pengolahan data
a. Bola
b. Silinder berongga
c. Kubus
d. Silinder pejal
PERTANYAAN/TUGAS
4. Tulislah hasil dan data yang anda peroleh dalam Satuan Internasional (SI)
5. Bandingkan hasil pengukuran yang anda peroleh dengan hasil pengukuran yang diperoleh teman
anda! Jika berbeda, mengapa?
Kompetensi Dasar :
Indikator :
Membedakan koefisien gesekan statis dan gesekan kinetis Menganalisis gerak benda pada bidang
miring dibawah pengaruh gaya gesekan Menyatakan Hukum Newton tentang gravitasi, sebagai gaya
medan yang berhubungan dengan gaya antara dua benda bermassa dan penerapannya
Menerapkan hukum hukum Newton tentang gerak dan gravitasi pada gerak planet
Tujuan
Mampu menjelaskan gaya aksi reaksi sebagai prinsip hukum Newton III
Ringkasan Materi
Konsep gaya memberikan deskripsi kuantitatif tentang interaksi antara dua benda atau antara benda dan
lingkungannya. Gaya yang melakukan kontak langsung dengan benda disebut gaya sentuh, seperti
tarikan, dorongan, gesekan ban mobil dengan jalan. Gaya merupakan besaran vektor, sehingga memiliki
besar dan arah. Dalam sistem SI, satuan gaya adalah Newton (N), dan alat untuk mengukur gaya adalah
neraca pegas atau dinamometer.
Berat merupakan besarnya gaya tarik bumi terhadap benda tersebut. Karena dipengaruhi oleh gaya tarik
bumi, maka nilainya dapat berubah-ubah tergantung posisi benda tersebut terhadap bumi. Benda yang
berada jauh dari bumi tidak memiliki beras meski massanya tetap ada. Itulah sebabnya penimbangan
massa berbeda dengan menimbang berat. Secara matematis, persamaan berat benda ditulis :
W = m . g W = Berat (N)
m = massa (kg)
dua benda yang mempunyai berat sama pada lokasi yang sama akan mempunyai massa yang sama.
Oleh karena itu, cara yang paling mudah untuk mengukur massa benda adalah dengan membandingkan
berat benda yang tidak diketahui dengan berat standar.
Hukum Newton III menyatakan bahwa jika suatu benda dikenakan suatu gaya, maka pada benda
tersebut akan bekerja gaya yang sama besarnya dengan arah yang berbeda yang disebut gaya reaksi.
Faksi = - F reaksi
Papan/statif
PROSEDUR
1. Susun Alat !
2. Tarik Gaya F1 dan F2 bersamaan dengan gaya yang sama!
3. Baca dan catat besar gaya pada neraca pegas F1, F2, dan F3!
Tabel pengamatan
PERTANYAAN/TUGAS
1. Gambarkan ketiga gaya tersebut pada kertas laporan anda! Sesuaikan panjang anak panah
dengan besar dan arah dari ketiga gaya tersebut!
2. Bandingkan besar gaya masing-masing! Apakah ? Jelaskan!
GAYA GESEKAN
Kompetensi Dasar :
Indikator :
Membedakan koefisien gesekan statis dan gesekan kinetis Menganalisis gerak benda pada bidang
miring dibawah pengaruh gaya gesekan Menyatakan Hukum Newton tentang gravitasi, sebagai gaya
medan yang berhubungan dengan gaya antara dua benda bermassa dan penerapannya
Menerapkan hukum hukum Newton tentang gerak dan gravitasi pada gerak planet
Tujuan
Mampu menjelaskan pengertian gaya berat dan gaya gesekan, serta aplikasina dalam kehidupan sehari-
hari.
Ringkasan Materi
Gaya gesekan memegang peranan yang cukup besar dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, minyak
pelumas pada mesin dapat mengurangi gesekan antara bagian-bagian yangh dapat bergerak sehingga
menyebabkan mesin tidak aus.
1. Gaya gesekan statis.
Gaya gesekan statis gaya gesekan yang timbul antara dua permukaan benda yang diam atau tidak ada
gerak relatif satu terhadap yang lain. Gaya gesekan statis (Fs) maksimal sebanding dengan gaya normal.
Nilai perbandingannya disebut koefisien gesekan statis dengan simbol μs. Jadi gaya gesek statis
memiliki harga nol sampai maksimal yang diberikan oleh μs.N
Gaya gesekan kinetis adalah Gaya gesekan yang timbul ketika benda sedang bergerak, dan diberi
simbol Fk. Makin besar gaya normal suatu benda maka makin besar pula gaya gesekan kinetisnya. Fk
o Neraca pegas
o Balok
PROSEDUR
1. Letakkan Balok di atas meja yang permukaannya kasar . Kemudian tarik balok tersebut dengan
neraca pegas secara perlahan-lahan (Gambar 8). Perhatikan angka yang ditunjukkan oleh neraca
pegas. Pada gaya tarik berapakah balok tepat mulai bergerak?
Besarnya gaya tarik pada saat balok tepat mulai bergerak sama dengan gaya gesekan
2. Catat gaya tarik yang anda peroleh! Kemudian ulangi pada meja yang permukaannya licin dan pada
lantai/tanah!
Tabel pengamatan
3 Lantai/tanah .........
PERTANYAAN/TUGAS
1. Apakah besar gaya gesekan dari balok yang ditarik pada permukaan bidang kasar dan licin
sama?
2. Pada permukaan yang bagaimanakah terjadi gesekan terkecil?
Kompetensi Dasar :
Indikator :
Membedakan koefisien gesekan statis dan gesekan kinetis Menganalisis gerak benda pada bidang
miring dibawah pengaruh gaya gesekan Menyatakan Hukum Newton tentang gravitasi, sebagai
gaya medan yang berhubungan dengan gaya antara dua benda bermassa dan penerapannya
Menerapkan hukum hukum Newton tentang gerak dan gravitasi pada gerak planet
Tujuan
1. Pegas
Jika suatu bahan dapat meregang atau menyusut karena pengaruh gaya dari luar dan dapat kembali ke
keadaan semula jika gaya yang bekerja padanya dihilangkan,maka keadaan tersebut dikatakan
mempunyai sifat elastis (misalnya pegas).
Selama batas elastisitasnya belum terlampaui maka pepanjangan pegas sebanding dengan gaya yang
digunakan untuk memperpanjangkannnya.
3. Bandul
Bandul matematis adalah sebuah benda ideal yang terbuat dari sebuah massa titik yang diikat dengan
seutas tali dan digantungkan. Jika diberi simpangan bandul ini akan berosilasi atau bergetar dengan
ragam getaran selaras.
o Pegas
o Bandul
o Stopwatch
o Meteran/mistar
o Kertas grafik
PROSEDUR
1. Pegas
1. Letakkan pegas pada statip. Kemudian ukur panjang pegas tanpa beban (x0)
2. Ukur panjang pegas setelah diberi beban(x)
3. Beri simpangan pada sistem pegas dan lepaskan hingga bergetar harmonis.
5. Ulangi prosedur di atas sebanyak tiga kali untuk beban yang berbeda.
2. Bandul
1. Atur bandul matematis dengan panjang tali 50 cm. kemudian usahakan bandul berada dalam
keadaan setimbang.
2. Beri simpangan kecil pada bandul kemudian lepaskan. Usahakan agar ayunan mempunyai lintasan
dalam bidang tidak berputar.
Tabel pengamatan
No Pegas Bandul
Massa
(cm) (cm) (cm) t (s) Panjang tali (cm) t (s)
(gr)
Pengolahan data
PERTANYAAN/TUGAS
PERCOBAAN V
MOMEN INERSIA
Kompetensi Dasar :
Menemukan hubungan antara konsep torsi dan momentum sudut, berdasarkan hukum II Newton serta
penerapannya dalam masalah benda tegar
Indikator :
Memformulasikan pengaruh torsi pada sebuah benda dalam kaitannya dengan gerak rotasi
benda tersebut
Mengungkap analogi hukum II Newton tentang gerak translasi dan gerak rotasi
Tujuan
Memahami dan menentukan momen inersia yang dimiliki oleh setiap benda yang menggelinding pada
bidang miring
Ringkasan Materi
o Stopwatch
o Mikrometer sekrup
o Papan luncur
o Meteran/mistar
o Neraca timbang
o Silinder berongga
PROSEDUR
Tabel pengamatan
h
No Bola Silinder berongga
(cm)
1 2 3 1 2 3
1 5
2 10
3 15
PERTANYAAN/TUGAS
Kompetensi Dasar :
Merangkai alat ukur listrik, menggunakannya secara baik dan benar dalam rangkaian listrik
Memformulasikan besaran-besaran listrik ke dalam bentuk persamaan
Indikator :
Menjelaskan besar dan arah kuat arus listrik dalam rangkaian sederhana (satu loop)
Menjelaskan tegangan yang tertera pada alat listrik dan mampu menghitung energi dan daya
yang terpakai pada alat listrik
Menentukan kuat arus pada rangkaian majemuk lebih dari dua loop *)
Membedakan tegangan DC dan tegangan AC dalam bentuk grafik misalnya yang dihasilkan
osiloskop
Tujuan
3. Memahami rangkaian seri yang digunakan pada amperemeter untuk mengukur tegangan.
Ringkasan Materi
Untuk menghasilkan arus listrik dalam satu rangkaian diperlukan suatu beda potensial. Adalah George
Simon Ohm (1787 – 1854) yang pertama kali secara eksperimen menunjukkan bahwa arus listrik dalam
kawat logam (I) sebanding dengan beda potensiall atau tegangan (V) yang diberikan pada kedua
ujungnya.
Secara tepat berapa besarnya arus yang mengalir dalam kawat tidak hanya bergantung pada tegangan,
tetapi juga pada hambatan yang diberikan oleh kawat terhadap aliran elektron. Mengambil analogi
dengan aliran air, dinding pipa, pinggir sungai dan batu di tengahnya memberikan hambatan terhadap
aliran air. Hal yang serupa, elektron diperlambat oleh interaksi dengan atom dalam kawat. Hambatan
yang lebih tinggi akan mengurangi arus listrik untuk suatu tegangan tertentu. Sehingga hambatan dapat
didefinisikan sebagai suatu besaran yang berbanding terbalik dengan arus.
Di mana R adalah hambatan dari kawat atau komponen elektronik lainnya, V adalah beda potensial yang
melewati komponen dan I adalah arus yang mengalir melalui komponen tersebut.
Banyak Fisikawan mengatakan bahwa persamaan ini bukanlah suatu hukum melainkan hanya definisi
untuk hambatan. Jika kita menyatakan Hukum Ohm, cukup dengan mengatakan bahwa arus yang
melalui konduktor logam sebanding dengan tegangan yang diberikan. Karenanya hambatan (R) dari
suatu bahan atau komponen adalah konstan, tidak tergantung pada tegangan. Tetapi persamaan
tersebut tidak berlaku umum untuk bahan dan komponen lain seperti diode, tabung vakum, transistor,
dan lain-lain. Karenanya Hukum Ohm bukanlah hukum fundamental, tetapi merupakan deskripsi dari
suatu kelompok material tertentu (konduktor logam).
Amperemeter DC
Voltmeter DC
Resistor tambahan
PROSEDUR
Tabel pengamatan
Hasil pengukuran
Tegangan input
No R (Ohm)
(V)
Kuat Arus (Ampere) Tegangan (V)
1 5 .... ....
2 10 .... ....
3 15 .... ....
Pengolahan data
PERTANYAAN/TUGAS
1. Bandingkan kuat arus yang diperoleh dari tiga tegangan input yang berbeda.
2. Bandingkan tegangan yang diperoleh dari tiga tegangan input yang berbeda. Samakah tegangan
input dan out putnya? Mengapa demikian?
PERCOBAAN VII
Kompetensi Dasar :
Menerapkan konsep kelistrikan dan kemagnetan dalam berbagai penyelesaian masalah dan produk
teknologi
Indikator :
Memformulasikan energi potensial listrik dan kaitannya dengan gaya/medan listrik dan potensial
listrik
Menerapkan Hukum Coulomb dengan mengamati gejala interaksi muatan listrik pada elektrostatika
(listrik statis)
Hukum Coulomb
Interaksi antara dua buah muatan listrik dapat berupa gaya tarik menarik/gaya tolak menolak. Dua benda
yang bermuatan sejenis bila didekatkan akan tolak menolak, sedangkan dua muatan yang tidak sejenis
akan tarik menarik.
Harip eksperimen coulumb selanjutnya disebut hukum Coulomb: ”gaya interaksi antara dua buah benda
titik bermuatan listrik berbanding lurus dengan besar muatan masing-masing dan berbanding terbalik
dengan kuadrat jarak antara kedua muatan tersebut.”
k = 9 x 109 N.m2C2
o Mistar plastik
o Potongan-potongan kertas kecil.
o Kain wol
o balon
o Lembar plastik
IV. PROSEDUR
3. Gosokkan balon pada kain wol kemudian dekatkan ke kulit badan anda, amati apa
yang terjadi.
V. HASIL PENGAMATAN
Tabel Pengamatan
VI. PERTANYAAN/TUGAS
1. Apa yang terjadi pada kertas-kertas kecil, balon, dan rambut? Mengapa demikian?
PERCOBAAN MELDE
Kompetensi Dasar :
Indikator :
I. TUJUAN
1. Menunjukkan gelombang transversal stasioner
Bila seutas tali dengan tegangan tertentu digetarkan secara terus menerus maka akan terlihat suatu
bentuk gelombang yang arah getarnya tegak lurus dengan arah rambat gelombang, gelombang ini
dinamakan gelombang transversal.
Jika kedua ujungnya tertutup, gelombang pada tali itu akan terpantul-pantul dan dapat menghasilkan
gelombang stasioner yang tampak berupa simpul dan perut gelombang asalkan dipenuhi :
L = n. 1
yakni panjang tali (L) merupakan kelipatan bilangan bulat dari setengah panjang gelombangnya.
v =F( pers 2)
Bila gelombang pada tali itu mempunyai panjang gelombang maka frekuensi vibrator yang
menimbulkannya :
f = v/( pers. 3)
Vibrator
Sumber tegangan
Meja
Katrol perjepit
Seutas tali
Batang penggaris
IV. PROSEDUR
Tabel pengamatan
Tegangan tali = berat
beban
Massa Panjang gelombang λ Cepat rambat V2
No
beban(gr) (cm) (m/s) (m2/s2)
F = m.g (N)
1 25
2 50
Catatan :
Jika sumber daya listrik yang digunakan dari PLN, maka dianggap frekuensi sumber getaran 50 Hz.
VI. PERTANYAAN/TUGAS
LENSA CEMBUNG
Kompetensi Dasar :
Indikator :
I. TUJUAN
Cahaya (sebagai gelombang) dapat mengalami peristiwa pemantulan dan pembiasan, interferensi, dan
polarisasi.
Pemantulan cahaya terbagi menjadi dua bagian, yaitu : pemantulan pada permukaan datar (cermin
datar) dan pemantulan pada permukaaan lengkung (cermin cembung dan cermin cekung).
i = sudut datang
r = sudut pantul
N = garis normal
- sinar datang, garis normal, dan sinar pantul terletak pada satu bidang
- sudut datang (i) sama dengan sudut pantul (r)
o Sinar datang, sinar bias, dan garis normal terletak pada satu bidang datar.
o Jika sinar datang dari medium kurang (indeks bias N1) ke medium lebih rapat (indeks bias
N2)), dengan N1 <>2, maka sinar akan dibiaskan mendekati garis normal.
o Indeks bias relatif (nr); perbandingan sudut datang (i) dan sudut bias (r); .
o Bila sinar datang tegak lurus bidang, (i = r = 00), maka sinar akan diteruskan.
Lensa adalah benda bening yang dibatasi oleh dua permukaan lengkung atau suatu permukaan
lengkung dan satu permukaan datar.
Ada 2 lensa yaitu lensa cembung dan lensa cekung. Lensa cembung memiliki sifat mengumpulkan
cahaya (konvergen).. Lensa cekung memiliki sifat menyebarkan cahaya.(divergen).
Lensa cembung
Bangku optik
IV. PROSEDUR
Lensa
Layar
Benda + lampu
Bangku
Optik
2. Geser layar sehingga tampak bayangan yang jelas pada layar
3. Ukur jarak benda (s), jarak bayangan (s’), dan tinggi bayangan (h’)
Tabel pengamatan
1 10
2 15
3 20
4 25
Pengolahan data
R = 2f
VI. PERTANYAAN/TUGAS
1. Bandingkan hasil perbesaran bayangan yang diperoleh dengan dan
PERCOBAAN XI
HUKUM ARCHIMEDES
Kompetensi Dasar :
Menganalisis hukum-hukum yang berhubungan dengan fluida statik dan menerapkan konsep
tersebut alam kehidupan sehari-hari
Indikator :
I. TUJUAN
Hukum Archimedes berbunyi : ”apabila suatu benda dicelupkan ke dalam zat cair (sebagian atau
seluruhnya), akan mendapat gaya ke atas sebesar berat zat cair yang dipindahkan benda tersebut.”
o Air
IV. PROSEDUR
3. Timbang benda yang sama di luar air (di udara/vakum) dan catat beratnya.
4. lakukan hal yang sama pada dua benda lainnya, catat berat yang diperoleh.
Tabel pengamatan
V0 = ... mL
Berat benda Berat benda
No Jenis benda Volume zat cair yang
di udara (N) di air (N) dipindahkan (mL)
1 Benda berat
2 Benda sedang
3 Benda ringan
Pengolahan data
VI. PERTANYAAN/TUGAS
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Pendidikan Nasional, 2003, STANDAR KOMPETENSI MATA PELAJARAN FISIKA, FT-
Universitas Surabaya,---, Praktikum Fisika, Universitas Surabaya.
Tim Belia, ---BELIA, BELAJAR LATIHAN INTERAKTIF, Ika Jaya Mukti, Surakarta.
TPB UNHAS, 2000, PENUNTUN PRAKTIKUM FISIKA DASAR I, Makassar, Universitas Hasanuddin.
Wasis dan Retno Hasanah, 2004, SISTEM SATUAN DAN PENGUKURAN, Bagian proyek
pengembangan kurikulum Departemen pendidikan nasional.
Widodo Suryadiningrat, 2006, BANK SOAL FISIKA UNTUK SMA, Bandung, Penerbit M25 Bandung
PEMBAHASAN
Untuk mempertahankan jenisnya maka, suatu organnisme akan melakukan perkembangbiakan. Sistem
yang berperan dalam perkembangbiakan hewan adalah sistem reproduksi. Sistem reproduksi pada
vertebrata adalah sistem reproduksi seksual. Secara umum sistem reproduksi pada vertebrata terdiri
atas kelenjar kelamin (gonad), saluran reproduksi, dan kelenjar seks aksesori (pada mamalia). Hewan-
hewan yang melakuakan vertilisasi secara internal, yang jantan memiliki organ kopulatoris yang
berfungsi untuk menyalurkan sperma dari organisme jantan ke saluran reproduksi betina.
Organ utama penyusun sistem reproduksi adalah gonad. Pada hewan jantan, gonadnya berupa testis
sedangkan pada yang betina disebut ovarium. Gonad berfungsi sebagai penghasil sel kelamin (sel
gamet). Gamet jantan disebut spermatozoa sedang yang betina sel telur (ovum).
2. Amphibi
Sistem Genitalia Jantan
a. Testis berjumlah sepasang, berwarna putih kekuningan yang digantungkan oleh mesorsium. Sebelah
kaudal dijumpai korpus adiposum, terletak di bagian posterior rongga abdomen.
b. Saluran reproduksi. Tubulus ginjal akan menjadi duktus aferen dan membawa spermatozoa dari testis
menuju duktus mesonefrus. Di dekat kloaka, duktus mesonefrus pada beberapa spesies akan membesar
membentuk vasikula seminalis (penyimpan sperma sementara). Vesikula seminalis akan membesar
hanya saat musim kawin saja. Vasa aferen merupakan saluran-saluran halus yang meninggalkan testis,
berjalan ke medial menuju ke bagian kranial ginjal. Duktus wolf keluar dari dorsolateral ginjal, ia berjalan
di sebelah lateral ginjal. Kloaka kadang-kadang masih jelas dijumpai.
Sistem Genitalia Betina
a. Ovarium berjumlah sepasang, pada sebelah kranialnya dijumpai jaringan lemak bermwarna kuning
(korpus adiposum). Baik ovarium maupum korpus adiposum berasal dari plica gametalis, masing-masing
gonalis, dan pars progonalis. Ovarium digantungkan oleh mesovarium.
b. Saluran reproduksi, oviduk merupakan saluran yang berkelok-kelok. Oviduk dimulai dengan bangunan
yang mirip corong (infundibulum) dengan lubangnya yang disebut oskum abdominal.oviduk di sebelah
kaudal mengadakan pelebaran yang disebut dutus mesonefrus. Dan akhirnya bermuara di kloaka. (Buku
SH II, diktat asistensi Anatomi Hewan).
3. Reptil
Sistem Genitalia Jantan
a. Testis berbentuk oval, relatif kecil, berwarna keputih-putihan, berjumlah sepasang, dan terletak di
dorsal rongga abdomen. Pada kadal dan ular, salah satu testis terletak lebih ke depan dari pada yang
lain. Testis akan membesar saat musim kawin.
b. Saluran reproduksi, duktus mesonefrus berfungsi sebagai saluran reproduksi, dan saluran ini akan
menuju kloaka. Sebagian duktus wolf dekat testis bergelung membentuk epididimis. Tubulus mesonefrus
membentuk duktus aferen yang menghubungkan tubulus seminiferus testis dengan epididimis. Duktus
wolf bagian posterior menjadi duktus deferen. Pada kebanyakan reptil, duktus deferen bersatu dengan
ureter dan memasuki kloaka melalui satu lubang, yaitu sinus urogenital yang pendek.
Sistem Genitalia Betina
a. Ovarium berjumlah sepasang, berbentuk oval dengan bagian permukaannya benjol-benjol. Letaknya
tepat di bagian ventral kolumna vertebralis.
b. Saluran reproduksi, oviduk panjang dan bergelung. Bagian anterior terbuka ke rongga selom sebagai
ostium, sedang bagian posterior bermuara di kloaka. Dinding bersifat glanduler, bagian anterior
menghasilkan albumin yang berfungsi untuk membungkus sel telur, kecuali pada ular dan kadal. Bagian
posterior sebagai shell gland akan menghasilkan cangkang kapur. (Buku SH II, diktat Asistensi Anatomi
Hewan, Zoologi).
4. Aves
Sistem Genitalia Jantan
a. Testis berjumlah sepasang, berbentuk oval atau bulat, bagian permukannya licin, terletak di sebelah
ventral lobus penis bagian paling kranial. Pada musim kawin ukurannya membesar. Di sinilah dibuat dan
disimpan spermatozoa.
b. Saluran reproduksi. Tubulus mesonefrus membentuk duktus aferen dan epididimis. Duktus wolf
bergelung dan membentuk duktus deferen. Pada burung-burung kecil, duktus deferen bagian distal yang
sangat panjang membentuk sebuah gelendong yang disebut glomere. Dekat glomere bagian posterior
dari duktus aferen berdilatasi membentuk duktus ampula yang bermuara di kloaka sebagai duktus
ejakulatori.duktus eferen berhubungan dengan epididimisyang kecil kemudian menuju duktud deferen.
Duktus deferen tidak ada hubungannya dengan ureter ketika masuk kloaka.
Sistem Genitalia Betina
a. Ovarium. Selain pada burung elang, ovarium aves yang berkembang hanya yang kiri, dan terletak di
bagian dorsal rongga abdomen.
b. Saluran reproduksi, oviduk yang berkembang hanya yang sebelah kiri, bentuknya panjang, bergulung,
dilekatkan pada dinding tubuh oleh mesosilfing dan dibagi menjadi beberapa bagian; bagian anterior
adalah infundibulumyang punya bagian terbuka yang mengarah ke rongga selom sebagai ostium yang
dikelilingi oleh fimbre-fimbre. Di posteriornya adalah magnum yang akan mensekresikan albumin,
selanjutnya istmus yang mensekresikan membrane sel telur dalam dan luar. Uterus atau shell gland
untuk menghasilkan cangkang kapur. (Buku SH II, diktat Asistensi Anatomi Hewan, Zoologi).
5. Mamalia
Sistem Genitalia Jantan
a. Testis berjumlah sepasang, bentuknya bulat telur dan terletak di dalam skrotum, dibungkus dengan
jaringan ikat fibrosa, tunika albugenia. Ukuran testis tergantung pada hewannya. Jika testis tidak turun ke
skrotum disebut Cryptorchydism yang menyebabkan sterilitas. Lintasan antara rongga abdomen dan
rongga skrotum disebut saluran inguinal.
b. Saluran reproduksi. Tubulus mesonefrus berkembang menjadi duktus eferen kemudian akan menuju
epididimis. Epididimis terletak di sekeliling testis. Epididimis anterior (kaput epididimis) lalu kea rah
posteriorkorpuus dan kauds yang berbatasan dengan duktus deferen. Duktus wolf menjadi epididimis,
duktud deferen, dan vesikula seminalis.
Sistem Genitalia Betina
a. Ovarium berjumlah sepasang, merupakan organ yang kompak, dan terletak di dalam rongga pelvis.
b. Saluran reproduksi
Pada monotremata oviduk uviduk hanya sebelah kiri yang berasal dari duktus Muller. Oviduk bagian
posteriornya berdilatasi membentuk uterus yang mensekresikan bungkus telur. Oviduk menuju ke sinis
urogenital dan bermuara di kloaka. Pada mamalia yang lain duktus Muller membentuk oviduk, uterus,
dan vvagina. Bagian anterior oviduk (tuba falopi) membentuk infundibulum yang terbuka kearah rongga
selom.
Ada 4 macam tipe uterus:
o Dupleks; uterus kanan dan kiri terpisan dan bermuara secara terpisah ke vagina.
o Bipartil; uterus kanan dan kiri bersatu yang bermuara ke vagina dengan satui lubang.
o Bikornuat; bagian uterus kana dan kiri labih banyak yang bersatu bermuara ke vagina dengan satu
lubang.
o Simpleks; semua uterus bersatu sehingga hanya memiliki badan uterus.
KESIMPULAN
Jenis reproduksi yang terjadi pada vertebrata adalah reproduksi seksual. System reproduksi pada
vertebrata secara umum terdiri atas kelenjar kelamin, saluran reproduksi dan kelenjar seks asesori.
Hewan yang melakuakan fertilisasi internal dilengkapi dengan organ kopulatoris pada yang jantan.
Organ utama penyusun system reproduksi adalah gonad. Pada hewan jantan gonadnya disebut testis,
sedang pada hewan betina disebut ovarium. Pada mamlia jantan dilengkapi dengan adanya kelenjar
asesori yang menghasilkan cairan sebagai medium sperma.sedang pada betina terdapat uterus, khusus
pada mamlia terdapat 4 macam tipe uterus:
o Dupleks; uterus kanan dan kiri terpisan dan bermuara secara terpisah ke vagina.
o Bipartil; uterus kanan dan kiri bersatu yang bermuara ke vagina dengan satui lubang.
o Bikornuat; bagian uterus kana dan kiri labih banyak yang bersatu bermuara ke vagina dengan satu
lubang.
o Simpleks; semua uterus bersatu sehingga hanya memiliki badan uterus.
DAFTAR PUSTAKA
Pratiwi, DA.1996. Biologi 2. Jakarta. Erlangga
Radiopoero.1998. Zoologi. Jakarta. Erlangga
Tenzer, Amy. 2003. Petunjuk Praktikum Struktur Hewan II. Malang. Jurusan Biologi UM
Tenser, Amy. 2003. Bahan Ajar: Strutur Hewan II. Malang. Dirjen Dikti
Tim Asistensi. 1990. Diktat Asistensi Anatomi Hewan-Zoologi. Yogyakarta. Jurusan Zoologi UGM
SISTEM SYARAF
29 04 2007
PENDAHULUAN
Sistem saraf tersusun oleh berjuta-juta sel saraf yang mempunyai bentuk bervariasi. Sistern ini meliputi
sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi. Dalam kegiatannya, saraf mempunyai hubungan kerja seperti
mata rantai (berurutan) antara reseptor dan efektor. Reseptor adalah satu atau sekelompok sel saraf dan
sel lainnya yang berfungsi mengenali rangsangan tertentu yang berasal dari luar atau dari dalam tubuh.
Efektor adalah sel atau organ yang menghasilkan tanggapan terhadap rangsangan. Contohnya otot dan
kelenjar. Sistem saraf terdiri dari jutaan sel saraf (neuron). Fungsi sel saraf adalah mengirimkan pesan
(impuls) yang berupa rangsang atau tanggapan. Setiap neuron terdiri dari satu badan sel yang di
dalamnya terdapat sitoplasma dan inti sel. Dari badan sel keluar dua macam serabut saraf, yaitu dendrit
dan akson (neurit). Setiap neuron hanya mempunyai satu akson dan minimal satu dendrit. Kedua
serabut saraf ini berisi plasma sel. Pada bagian luar akson terdapat lapisan lemak disebut mielin yang
merupakan kumpulan sel Schwann yang menempel pada akson. Sel Schwann adalah sel glia yang
membentuk selubung lemak di seluruh serabut saraf mielin. Membran plasma sel Schwann disebut
neurilemma. Fungsi mielin adalah melindungi akson dan memberi nutrisi. Bagian dari akson yang tidak
terbungkus mielin disebut nodus Ranvier, yang berfungsi mempercepat penghantaran impuls.
Sistem saraf tersusun dari berjuta-juta sel saraf. Berdasarkan struktur dan fungsinya, sel saraf dapat
dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu sel saraf sensori, sel saraf motor, dan sel saraf intermediet (asosiasi).
Fungsi sel saraf sensori adalah menghantar impuls dari reseptor ke sistem saraf pusat, yaitu otak
(ensefalon) dan sumsum belakang (medula spinalis). Ujung akson dari saraf sensori berhubungan
dengan saraf asosiasi (intermediet).
Sel saraf motor
Fungsi sel saraf motor adalah mengirim impuls dari sistem saraf pusat ke otot atau kelenjar yang
hasilnya berupa tanggapan tubuh terhadap rangsangan. Badan sel saraf motor berada di sistem saraf
pusat. Dendritnya sangat pendek berhubungan dengan akson saraf asosiasi, sedangkan aksonnya dapat
sangat panjang.
Sel saraf intermediet
Sel saraf intermediet disebut juga sel saraf asosiasi. Sel ini dapat ditemukan di dalam sistem saraf pusat
dan berfungsi menghubungkan sel saraf motor dengan sel saraf sensori atau berhubungan dengan sel
saraf lainnya yang ada di dalam sistem saraf pusat. Sel saraf intermediet menerima impuls dari reseptor
sensori atau sel saraf asosiasi lainnya.
Kelompok-kelompok serabut saraf, akson dan dendrit bergabung dalam satu selubung dan membentuk
urat saraf. Sedangkan badan sel saraf berkumpul membentuk ganglion atau simpul saraf.
PEMBAHASAN
System saraf pada Amphibi berdasarkan topografinya dibedakan menjadi system saraf pusat dan system
saraf tepi.
Sistem saraf pusat
Sistem saraf pusat meliputi otak (ensefalon) dan sumsum tulang belakang (Medula spinalis). Keduanya
merupakan organ yang sangat lunak, dengan fungsi yang sangat penting maka perlu perlindungan.
Otak dan medulla spinalis pada amphibi,selain dilindungi oleh tengkorak dan ruas-ruas tulang belakang,
juga dilindungi oleh 2 lapisan selaput meninges. Dua lapisan meninges pada amphibi dari luar ke dalam
adalah duramatar (yang berupa jaringan ikat) dan pia-arakniod yang vascular. Di antara dua lapisan
tersebut terdapat spatium subdurale. Bila membran ini terkena infeksi maka akan terjadi radang yang
disebut meningitis.
Otak dan sumsum tulang belakang mempunyai 3 materi esensial yaitu:
1. badan sel yang membentuk bagian materi kelabu (substansi grissea)
2. serabut saraf yang membentuk bagian materi putih (substansi alba)
3. sel-sel neuroglia, yaitu jaringan ikat yang terletak di antara sel-sel saraf di dalam sistem saraf pusat
Walaupun otak dan sumsum tulang belakang mempunyai materi sama tetapi susunannya berbeda. Pada
otak, materi kelabu terletak di bagian luar atau kulitnya (korteks) dan bagian putih terletak di tengah.
Pada sumsum tulang belakang bagian tengah berupa materi kelabu berbentuk kupu-kupu, sedangkan
bagian korteks berupa materi putih.
Pada otak amphibi terdapat bagian-bagian
a. Lobus olfaktorius
Lobus olfaktorius pada amphibi memiliki trunckus bulbus olfaktorius. Lobus ini tidak terlalu berkembang.
Oleh karenanya berbentuk relative kecil dan merupakan penonjolan dari bagian yang disebut
hemisperium serebri. Kurang berkembangnya lobus olfaktorius yang berperan sebagai pusat pembau
pada amphibi, berhubungan dengan cara hidupnya yang tidak terlalu banyak membutuhkan peran dari
lobus olfaktorius sebagai pusat pembau.
b. Otak besar (serebrum)
Otak besar merupakan sumber dari semua kegiatan atau gerakan sadar atau sesuai dengan kehendak,
walaupun ada juga beberapa gerakan refleks otak. Pada bagian korteks serebrum yang berwarna kelabu
terdapat bagian penerima rangsang (area sensor) yang terletak di sebelah belakang area motor yang
berfungsi mengatur gerakan sadar atau merespon rangsangan. Selain itu terdapat area asosiasi yang
menghubungkan area motor dan sensorik.
Serebrum pada amphibi terdiri atas sepasang hemispermiun serebri. Pada serebrum memungkinkan
terjadinya aktivitas-aktivitas yang kompleks, misalnya pembiakan dan macam-macam gerak.
c. Otak tengah (mesensefalon)
Otak tengah terletak di depan otak kecil. Di depan otak tengah terdapat talamus dan kelenjar hipofisis.
Thalamus amphibi terletak di bagian dorsal otak dan merupakan jembatan antara serebrum dan
mesenshefalon. Sedangkan kelenjar hipofisis terletak pada bagian ventral otak yang berfungsi mengatur
kerja kelenjar-kelenjar endokrin. Oleh karenanya dikatakan sebagi Master of Glands.
Pada bagian atas (dorsal) otak tengah juga terdapat lobus optikus dan sepasang nervus optikus yang
saling bersilangan. Pertemuan atau persilangan antara dua nervus optikus disebut sebagai chiasma.
Lobus ini merupakan pusat penglihat, karena semua nervus optikus bermuara pada lobus ini. Stimulus
yang berupa cahaya dan diterima oleh mata sebagai reseptor diubah menjadi impuls dan disalurkan ke
nervus optikus yang akhirnya diterjemahkan pada lobus optikus, sehingga timbul sensasi penglihatan.
Lobus ini juga berfungsi mengatur refleks mata seperti penyempitan pupil mata, dan juga merupakan
pusat pendengaran. Lobus optikus pada amphibi lebih berkembang daripada lobus olfaktorius. Hal ini
karena amphibi, contohnya katak merupakan hewan lokturnal. Hewan-hewan lokturnal lebih banyak
melakukan aktivitas pada malam hari, sehingga lobus optikus lebih dibutuhkan oleh amphibi.
Selain itu, pada bagian dorsal otak tengah juga terdapat kelenjar epifisis. Kelenjar ini disebut juga Badan
pineal yang berfungsi ketika terjadi pembentukan pigmen pada permukaan tubuh.
Pada bagian ventral, selain terdapat kelenjar hipofisis juga terdapat kelenjar hypothalamus dan
infundibulum. Pada kelenjar hypothalamus terdapat sel-sel neurosekretori (sel saraf yang menghasilkan
secret). Secret dari sel ini berupa neurohormon yang berfungsi untuk mempercepat penyampaian impuls
dari sinapsis yang satu ke sinapsis yang lain. Sedangkan infundibulum, merupakan tangkai dari hipofisis
yang berfungsi menghubungkan hipofisis dengan hypothalamus.
d. Otak kecil (serebelum)
Serebelum mempunyai fungsi utama dalam koordinasi gerakan otot yang terjadi secara sadar,
keseimbangan, dan posisi tubuh. Bila ada rangsangan yang merugikan atau berbahaya maka gerakan
sadar yang normal tidak mungkin dilaksanakan. Serebelum pada amphibi mereduksi, karena aktifitas
otot relative berkurang.
e. Sumsum lanjutan (medulla oblongata)
Sumsum lanjutan berfungsi menghantar impuls yang datang dari medula spinalis menuju ke otak.
Sumsum lanjutan juga mempengaruhi refleks fisiologi seperti detak jantung, tekanan darah, volume dan
kecepatan respirasi, gerak alat pencernaan, dan sekresi kelenjar pencernaan.Selain itu, sumsum
lanjutan juga mengatur gerak refleks yang lain
Sumsum tulang belakang (medulla spinalis)
Medulla spinalis merupakan lanjutan dari medulla oblongata yang masuk ke dalam kanalis vertebralis.
Pada amphibi, medulla spinalis mengalami pembesaran di bagian servikalis. Medulla spinalis berfungsi
menghantarkan impuls sensori dari saraf perifer ke otak dan menyampaikan impuls motoris dari otak ke
saraf perifer. Selain itu juga merupakan pusat dari refleks.
Pada penampang melintang sumsum tulang belakang tampak bagian luar berwarna putih, sedangkan
bagian dalam berbentuk kupu-kupu dan berwarna kelabu.
Pada penampang melintang sumsum tulang belakang ada bagian seperti sayap yang terbagi atas sayap
atas disebut tanduk dorsal dan sayap bawah disebut tanduk ventral. Impuls sensori dari reseptor
dihantar masuk ke sumsum tulang belakang melalui tanduk dorsal dan impuls motor keluar dari sumsum
tulang belakang melalui tanduk ventral menuju efektor. Pada tanduk dorsal terdapat badan sel saraf
penghubung (asosiasi konektor) yang akan menerima impuls dari sel saraf sensori dan akan
menghantarkannya ke saraf motor.
Pada bagian putih terdapat serabut saraf asosiasi. Kumpulan serabut saraf membentuk saraf (urat
saraf). Urat saraf yang membawa impuls ke otak merupakan saluran asenden dan yang membawa
impuls yang berupa perintah dari otak merupakan saluran desenden.
Sistem saraf tepi
Sistem saraf tepi terdiri dari sistem saraf sadar dan sistem saraf tak sadar (sistem saraf otonom). Sistem
saraf sadar mengontrol aktivitas yang kerjanya diatur oleh otak, sedangkan saraf otonom mengontrol
aktivitas yang tidak dapat diatur otak antara lain denyut jantung, gerak saluran pencernaan, dan sekresi
keringat.
1. Sistem Saraf Sadar
Sistem saraf sadar disusun oleh saraf otak (saraf kranial), yaitu saraf-saraf yang keluar dari otak, dan
saraf sumsum tulang belakang, yaitu saraf-saraf yang keluar dari sumsum tulang belakang.
Pada amphibi saraf cranial berjumlah 10 pasang
1. Tiga pasang saraf sensori, yaitu saraf nomor 1, 2, dan 8
2. lima pasang saraf motor, yaitu saraf nomor 3, 4, 6, 11, dan 12
3. empat pasang saraf gabungan sensori dan motor, yaitu saraf nomor 5, 7, 9, dan 10.
Saraf otak dikhususkan untuk daerah kepala dan leher, kecuali nervus vagus yang melewati leher ke
bawah sampai daerah toraks dan rongga perut. Nervus vagus membentuk bagian saraf otonom. Oleh
karena daerah jangkauannya sangat luas maka nervus vagus disebut saraf pengembara dan sekaligus
merupakan saraf otak yang paling penting.
Saraf sumsum tulang belakang berjumlah 31 pasang saraf gabungan. Berdasarkan asalnya, saraf
sumsum tulang belakang dibedakan atas 8 pasang saraf leher, 12 pasang saraf punggung, 5 pasang
saraf pinggang, 5 pasang saraf pinggul, dan satu pasang saraf ekor.
Beberapa urat saraf bersatu membentuk jaringan urat saraf yang disebut pleksus. Ada 3 buah pleksus
yaitu sebagai berikut.
a. Pleksus cervicalis merupakan gabungan urat saraf leher yang mempengaruhi bagian leher, bahu, dan
diafragma.
b.Pleksus brachialis mempengaruhi bagian tangan.
c. Pleksus Jumbo sakralis yang mempengaruhi bagian pinggul dan kaki.
2. Saraf Otonom
Sistem saraf otonom disusun oleh serabut saraf yang berasal dari otak maupun dari sumsum tulang
belakang dan menuju organ yang bersangkutan. Dalam sistem ini terdapat beberapa jalur dan masing-
masing jalur membentuk sinapsis yang kompleks dan juga membentuk ganglion. Urat saraf yang
terdapat pada pangkal ganglion disebut urat saraf pra ganglion dan yang berada pada ujung ganglion
disebut urat saraf post ganglion.
Sistem saraf otonom dapat dibagi atas sistem saraf simpatik dan sistem saraf parasimpatik. Perbedaan
struktur antara saraf simpatik dan parasimpatik terletak pada posisi ganglion. Saraf simpatik mempunyai
ganglion yang terletak di sepanjang tulang belakang menempel pada sumsum tulang belakang sehingga
mempunyai urat pra ganglion pendek, sedangkan saraf parasimpatik mempunyai urat pra ganglion yang
panjang karena ganglion menempel pada organ yang dibantu.
Fungsi sistem saraf simpatik dan parasimpatik selalu berlawanan (antagonis). Sistem saraf parasimpatik
terdiri dari keseluruhan “nervus vagus” bersama cabang-cabangnya ditambah dengan beberapa saraf
otak lain dan saraf sumsum sambung.
Tabel Fungsi Saraf Otonom
Parasimpatik Simpatik
mengecilkan pupil
menstimulasi aliran ludah
memperlambat denyut jantung
membesarkan bronkus
menstimulasi sekresi kelenjar pencernaan
mengerutkan kantung memperbesar pupilkemih
menghambat aliran ludah
mempercepat denyut jantung
mengecilkan bronkus
menghambat sekresi kelenjar pencernaan
menghambat kontraksi kandung kemih
29 04 2007
Latar Belakang
Suatu tumbuhan dibangun oleh organ-organ yang terdiri dari akar, batang dan daun. Berdasarkan
asalnya, akar dibagi menjadi dua kategori; (1) Akar primer atau akar normal, akar yang berasal dari
lembaga (embrio) dan biasanya tetap sepanjang hidup, serta (2) akar liar atau akar adventiv yang
muncul secara sekunder dari batang, daun atau jaringan lainnya, dapat bersifat permanen maupun
sementara.
Akar primer berfungsi untuk mencengkeramkan tumbuhan ke dalam tanah dan untuk menyerap air dan
zat terlarut. Sedangkan pada akar liar fungsinya sangat beragam. Bagian akar yang berdaging misalnya,
pada wortel (Daucus carota), lobak (Raphanus sativus), bit (Bota vulgaris), akar di dalam tanah dapat
menjadi demikian besar dan dapat berfungsi sebagai organ penyimpan cadangan makanan. Fungsi ini
juga terdapat pada ketela rambat (Ipomoea batatas).
Secara morfologi tumbuhan Ipomoea batatas adalah semak yang bercabang, batang gundul atau
berambut, kadang-kadang membelit dan bergetah. Panjang sampai lima meter, tangkai daun 4-20 cm,
lembaran daun lebar, mulai bentuk telur sampai membulat dengan pangkal yang berbentuk jantung atau
terpancung rata, bersudut sampai berlekuk. Karangan bunga diketiak daun, bentuk payung. Daun
pelindung kecil dan rontok. Daun kelopak memanjang bulat telur dan runcing. Mahkota terluar paling
kecil berbentuk lonjong sampai bentuk terompet. Warna bunga ungu muda, panjang 3-4 cm. Benang sari
tertanam tidak sama panjangnya. Tangkai putik bentuk benang, kepala putik bentuk bola rangkap. Buah
kotak bentuk telur. Ditanam pada ketinggian 2-2.000 m. Kadang-kadang menjadi liar.
Taksonomi Ipomoea batatas
Kingdom
Divisi
Kelas
Sub Kelas
Bangsa
Suku
: Plantae
: Spermatophyta
: Dicotyledoneae
: Sympetale
: Tubiflorae
: Convolvulaceae
Genus
Spesies
: Ipomoea
: Ipomoea batatas
Pada Ipomoea batatas cadangan makanan disimpan terutama didaerah korteks atau xilem atau
keduanya. Biasanya xilem menjadi daerah utama penyimpanan cadangan makanan, namun makanan
juga disimpan diluar xilem.
Rumusan Masalah
Bagaiman struktur anatomi akar penyimpan pada ketela rambat (Ipomoea batatas)?
Tujuan
Mengetahui struktur anatomi akar penyimpan pada ketela rambat (Ipomoea batatas).
METODE PENELITIAN
Cara Kerja:
Pada kegiatan kerja ilmiah ini akan dibuat preparat semi awetan dari irisan melintang akar penyimpan
Ipomoea batatas guna mengetahui struktur anatomisnya. Langkah-langkah yang dilakukan adalah
sebagai berikut:
1. Menyiapkan semua alat dan bahan yang diperlukan dalam kerja ilmiah ini.
2. Mencuci umbi akar Ipomoea batatas dengan air, sampai bersih.
3. Membuat beberapa irisan melintang umbi akar Ipomoea batatas pada pangkal umbi. Mengiris sitipis-
tipisnya.
4. Meletakkan masing-masing irisan yang telah diperoleh pada kaca benda, kemudian ditetesi dengan air
dan ditutup dengan kaca penutup (membuat preparat segar).
5. Mengamatinya di bawah mikroskop cahaya untuk memilih yang bagus dan yang tampak jelas bagian-
bagiannya.
6. Merendam preparat yang sudah dipilih kedalam alkohol 70 % pada botol aluvial selama kurang lebih 5
menit (Proses ini dinamakan fiksasi, bertujuan untuk melarutkan zat-zat ergastik yang ada pada preparat.
Selain itu, juga untuk melarutkan klorofil agar pengamatan menjadi lebih jelas).
7. Setelah lima menit, preparat dipisahkan dengan alkohol dengan membuang alkoholnya, sehingga
tersisa preparatnya saja.
8. Menambahkan beberapa tetes safranin ke dalam botol aluvial dengan pipet tetes (penambahan
safranin ini bertujuan untuk memberi warna sel-sel sehingga memperjelas dan mempermudah
pengamatan).
9. Didiamkan beberapa menit.
10. Membilas preparat dengan alkohol 70 % hingga benar-benar bersih (ditandai dengan, alkohol yang
digunakan untuk membilas tetap jernih).
11. Meneteskan satu tetes gliserin di atas kaca benda, kemudian meletakkan preparat diatasnya lalu
menutupnya dengan kaca penutup (gliserin berguna untuk mengawetkan preparat).
12. Membersihkan rembesan gliserin pada tepi kaca penutup dengan kertas hisap atau tisu.
13. membubuhkan cat kuku pada tepian kaca penutup (cat kuku berguna untuk melekatkan kaca
penutup pada kaca benda).
14. Setelah kering, mengamati preparat semi awetan irisan melintang akar penyimpan Ipomoea batatas
di bawah mikroskop cahaya.
15. Menggambar bagian-bagian (strutur anatomi) akar penyimpan Ipomoea batatas yang tampak pada
mikroskop cahaya tersebut.
PEMBAHASAN
Pada akar, umumnya struktur anatomisnya terdiri dari beberapa jaringan penyusun, yaitu jaringan
pelindung (kulit), jaringan dasar (korteks) dan jaringan pengangkut (xilem dan floem).
KESIMPULAN
Ipomoea batatas atau ketela rambat merupakan tumbuhan dikotil.
Akar penyimpan pada Ipomoea batatas terdiri dari beberapa jaringan penyusun, yaitu jaringan
pelindung, jaringan dasar dan jaringan pengangkut.
Pada Ipomoea batatas tidak ditemukan adanya epidermis, melainkan terdapat periderm yang juga
berfungsi sebagai pelindung.
Parenkim penimbun banyak terdapat pada daerah korteks, yang berfungsi untuk menimbun cadangan
makanan.
Berkas pengangkut pada akar penyimpan Ipomoea batatas bertipe radial.
Pada Ipomoea batatas terdapat kambium pembuluh, selain itu juga terdapat kambium yang terbentuk
disekitar xilem, yang disebut kambium anomali.
DAFTAR PUSTAKA
ALAT INDRA
29 04 2007
B. INDERA PERABA
Indera peraba merupakan indera yang paling penting sederhana, umumnya tersebar pada kulit mamalia
dan sedikit sekali pada vertebrata rendah. Kepekaan peraba pada manusia sangat besar, teruama di
ujung jari dan bibir.
Klasifikasi reseptor antara lain:
Berdasarkan tipe energi khusus atau kepekaan terhadap modalitas tertentu
1. Termo reseptor (peka terhadap perubahan suhu)
2. Mekano reseptor (peka terhadap sentuhan dan tekanan)
3. Kemo reseptor (peka terhadap perubahan kimiawi)
4. Osmo reseptor (peka terhadap perubahan tekanan osmotik).
Berdasarkan morfologi
1. Badan terakhir yang bebas/terbuka (tanpa kapsul) yang tak berhubungan dengan tipe sel lainnya
2. Badan akhir yang berkapsul (korpuskular) yang mengandung unsur bukan syaraf di samping syaraf
badan akhir syaraf
Korpuskulus Ruffini
korpuskulus ini ditemukan pada jaringan ikat termasuk dermis dan kapsula sendi. Mempunyai sebuah
kapsula jaringan ikat tipis yang mengandung ujung akhir syaraf yang menggelembung. Korpuskulus ini
merupakan mekanoreseptor, karena mirip dengan organ tendo golgi.
Korpuskulus ini terdiri dari berkas kecil serat tendo (fasikuli intrafusal) yang terbungkus dalam kapsula
berlamela. Akhir syaraf tak bermielin yang bebas, bercabang di sekitar berkas tendonya. Korpuskulus ini
terangsang oleh regangan atau kontraksi otot yang bersangkutan juga untuk menerima rangsangan
panas.
sistem pencernaan
29 04 2007
Keterangan gambar:
A. Puncak gigi
B. Leher gigi
C. Akar gigi
1. Email
2. Dentin
3. Rongga pulpa
4. Gusi
5. Sementum
6. Tulang rahang
7. Pembuluh darah dan syaraf yang mensuplai rongg pulpa.
5. Gigi dibedakan menjadi 2 yaitu gigi susu dan gigi tetap. Apa beda diantara keduanya?
Gigi susu merupakan gigi pertama yang tumbuh dan bisa tanggal. Jika tanggal bisa tumbuh kembali,
berjumlah 20 buah
Gigi tetap merupakan gigi yang jika tanggal tidak dapat tumbuh kembali dan jumlahnya 32 buah.
6. Esofagus atau kerongkongan merupakan saluran panjang, merupakan jalan makanan dari mulut
menuju lambung. Apa spesifikasi dan fungsi esophagus?
< ![endif]-->
Jika dua benda yang bertumbukan diilustrasikan dengan gambar di atas, maka secara matematis,
hukum kekekalan momentum dinyatakan dengan persamaan :
< ![endif]-->
Keterangan :
m1 = massa benda 1, m2 = massa benda 2, v1 = kecepatan benda 1 sebelum tumbukan, v2 = kecepatan
benda 2 sebelum tumbukan, v’1 = kecepatan benda 1 setelah tumbukan, v’2 = kecepatan benda 2
setelah tumbukan
Jika dinyatakan dalam momentum, maka :
m1v1 = momentum benda 1 sebelum tumbukan, m2v2 = momentum benda 2 sebelum tumbukan, m1v‘1 =
momentum benda 1 setelah tumbukan, m2v‘2 = momentum benda 2 setelah tumbukan
Perlu anda ketahui bahwa Hukum Kekekalan Momentum ditemukan melalui percobaan pada
pertengahan abad ke-17, sebelum eyang Newton merumuskan hukumnya tentang gerak (mengenai
Hukum II Newton versi momentum telah saya jelaskan pada pokok bahasan Momentum, Tumbukan dan
Impuls). Walaupun demikian, kita dapat menurunkan persamaan Hukum Kekekalan Momentum dari
persamaan hukum II Newton. Yang kita tinjau ini khusus untuk kasus tumbukan satu dimensi, seperti
yang dilustrasikan pada gambar di atas.
Kita tulis kembali persamaan hukum II Newton :
< ![endif]-->
Ketika bola 1 dan bola 2 bertumbukan, bola 1 memberikan gaya pada bola 2 sebesar F 21, di mana arah
gaya tersebut ke kanan (perhatikan gambar di bawah)
< ![endif]-->
Momentum bola 2 dinyatakan dengan persamaan :
< ![endif]-->
Berdasarkan Hukum III Newton (Hukum aksi-reaksi), bola 2 memberikan gaya reaksi pada bola 1, di
mana besar F12 = – F21. (Ingat ya, besar gaya reaksi = gaya aksi. Tanda negatif menunjukan bahwa arah
gaya reaksi berlawanan dengan arah gaya aksi)
Momentum bola 1 dinyatakan dengan persamaan :
< ![endif]-->
< ![endif]-->
Ini adalah persamaan Hukum Kekekalan Momentum. Hukum Kekekalan Momentum berlaku jika gaya
total pada benda-benda yang bertumbukan = 0. Pada penjelasan di atas, gaya total pada dua benda
yang bertumbukan adalah F12 + (-F21) = 0. Jika nilai gaya total dimasukan dalam persamaan
momentum :
< ![endif]-->
Hal ini menunjukkan bahwa apabila gaya total pada sistem = 0, maka momentum total tidak berubah.
Yang dimaksudkan dengan sistem adalah benda-benda yang bertumbukan. Apabila pada sistem
tersebut bekerja gaya luar (gaya-gaya yang diberikan oleh benda di luar sistem), sehingga gaya total
tidak sama dengan nol, maka hukum kekekalan momentum tidak berlaku.
Dengan demikian, kita dapat menyimpulkan bahwa :
Jika tidak ada gaya luar yang bekerja pada benda-benda yang bertumbukan, maka jumlah
momentum benda-benda
sebelum tumbukan sama dengan jumlah momentum benda-benda setelah tumbukan.
Ini adalah pernyataan hukum kekekalan momentum