DATA INPUT
Input data PPC pada umumnya dibagi menjadi dua, yaitu data lapangan dan data biaya. Data lapangan
diperoleh dari laporan harian foreman, Sedangkan data biaya diperoleh dari bukti-bukti pembayaran
atau dari data buku bank. Untuk transaksi yang dilakukan di kantor pusat, data-nya diperoleh dari
realisasi HO (dari PPC HO). Berikut skema data-data yang diperlukan PPC proyek:
e. copy PO , SPK
d. PP & copy PB
c. Realisasi petty
cash , Uang
Muka / Kasbon,
reimbursement
b. Laporan harian
PPC Proyek a. Realisasi HO
& lap logistik
1.1 Kontrak 2.1 File PPC 2.2 Lap Progress 2.3 Rekap / File
Lain
1.2 Justek
2.2.1 Kurva S 2.3.1 Rekap TS
1.3 PPK rental
2.2.2 Lap
1.4 CCO Progress
1.5 Addendum Mingguan
2.2.3 Lap
Progress Bulanan
Biaya tersebut semuanya di-record PPC Proyek dan tidak boleh ada biaya yang diperhitungkan lebih
dari sekali , dengan prinsip bahwa biaya akan dibebankan ke Material / Apa saja yang ada harganya,
jika sudah terpakai, misalnya : proyek membeli solar 1 tangki -> maka biaya 1 tangki tidak langsung
dibebankan ke proyek, karena masih dianggap asset, begitu juga semen, aggregat, aspal. Solar tersebut
baru dibebankan ketika solar dipakai / dianggap sudah terpakai (untuk solar ketika masuk tangki alat
sudah dianggap terpakai).
- 7/22/2022- 1 of 27
4.1.2. 3. Data proyek & tanggal
- 7/22/2022- 2 of 27
Laporan harian foreman dibuat setiap hari untuk setiap item pekerjaan yang dikerjakan pada hari
tersebut. Laporan harian diperiksa oleh engineer dan disetujui oleh GS.
Berikut data – data yang bisa diperoleh dari laporan harian foremen :
1. Item pekerjaan yang dikerjakan dengan progress-nya, pekerjaan dari STA. sekian sampai STA.
sekian
2. Volume material yang digunakan
3. Jam alat rental dan alat CI yang digunakan
4. Kondisi cuaca
Untuk setiap material yang digunakan pada laporan harian harus disertai dengan lampiran bukti
penggunaan material BBM maupun material utama, dan surat jalan dari logistic proyek. Sedangkan
untuk penggunaan alat rental & alat CI harus dilampirkan time sheet alat.
Ada biaya yang dkeluarkan langsung (ada bukti pembayaran dari pihak keuangan). misalnya
pemakaian Solar 125 ltr oleh Motor Grader. Sedang biaya secara tidak langsung adalah pemakaian
alat sendiri, biarpun proyek tidak membayar tapi alat tersebut ada depresiasinya.
- 7/22/2022- 3 of 27
Logistik proyek Operator Engineer
Opname
Bon TS Progress
BBm Rental Subkon
Surat
TS Alat
jalan
CI
Lap. Logistik
Foreman
Lap. Harian
PPC Proyek
Gambar 2.3 Data yang diambil PPC Proyek Dari Lapangan , semua data PPC harus ada
hardcopynya, jadi kalau PPC proyek di-audit bisa di-trace dari mana asal datanya
- 7/22/2022- 4 of 27
Bon BBM diatas menunjukkan alat ASD 1-02 (Kode Workshop untuk Asphalt Distributor)
mengambil Solar 150 ltr pada tanggal 20 mei 07 untuk proyek K7 03 – PUN (Kode PPD HO untuk
Proyek Pundu-Palantaran). Gambar 2.3 adalah Bon BBm standar CI , semua proyek CI
seharusnya memakai Bon ini untuk pengeluaran BBm, PPC Proyek Mendapat Copy warna Hijau.
Case 1 :
Alat MGR 1-02 (Motor Grader) Mengambil Solar 150 Ltr pada tanggal 20/5/6
MGR 1-02 berkerja tgl 20/5/6 (menghampar tanah pilihan)
Maka pemakaian solar 150 ltr langsung dibebankan ke Pek tanah pilihan (1310)
Pada tanggal 20/5/6 , jika harga solar Rp 5000 / ltr
Maka Biaya Solar u/ 1310 = 150 x 5 000 = Rp 750 000,- [ BBm]
Case 2 :
Alat VIR 1-01 (Vibro Roller) Mengambil Solar 100 Ltr pada tanggal 21/5/6
VIR 1-01 baru berkerja tgl 23/5/6 (memadatkan tanah pilihan)
Maka pemakaian solar 100 ltr langsung dibebankan ke Pek tanah pilihan (1310)
Pada tanggal 21/5/6 (tanggal Bon BBm)
jika harga solar Rp 5000 / ltr ; Maka Biaya Solar u/ 1310 = 100 x 5 000 = Rp 500 000,-
Case 3 :
Alat AMP 1-01 (Asphalt Mixing Plant) Mengambil Solar 2500 Ltr pada tanggal 21/5/6
AMP 1-01 baru berkerja tgl 28/5/6 (Produksi Hotmix AC-WC)
Jika Tanggal 28/5/6 setelah orang AMP mengecek penggunaan Solarnya = 1500 ltr
Maka pemakaian solar 1500 ltr langsung dibebankan ke Pek AC-WC (1542)
Pada tanggal 28/5/6 (tanggal Produksi AMP , bukan tanggal Bon BBm)
jika harga solar Rp 5000 / ltr ; Maka Biaya Solar u/ 1542 = 1500 x 5 000 = Rp 7 500 000,-
Perbedaan Case 2 dan 3 : untuk vibro, motor grader, alat berat lain tidak mungkin tiap2x kali
pemakaian mengecek berapa solar yang di-konsumsi , sehingga vol solar dibebankan saat dia
mengambil solar. Sedangkan Untuk AMP saat selesai produksi orang AMP bisa mengukur vol
Solar di tanki-AMP, sehingga perhitungan konsumsi Solar lebih akurat dan dapat dibebankan
saat Produksi bukan saat ambil Solar.
- 7/22/2022- 5 of 27
Gambar 2.5 Laporan Logistik proyek, laporan format seperti ini biasa dipakai di proyek2x di jawa,
PPC Mendapat yang warna putih (Asli)
c. Surat Jalan
Surat Jalan didapat dari Logistik/Gudang Proyek, surat jalan dibuat logistik proyek ketika ada
pengeluaran material/barang untuk dibawa ke tempat/lokasi lain.
Gambar 2.6 Surat Jalan Material (Agg A 10.3 m3 dihampar ke sta 3+500)
Yang didapat dari surat jalan material adalah vol material (bisa langsung terpakai , bisa stok ).
- 7/22/2022- 6 of 27
PPC Proyek mendapat Copy Hijau yang berguna sebagai sumber rekapan ppc untuk cross check
dengan rekapan dari logistik.
Case 1 :
Surat Jalan Dump Truk B 9914 ZC Mengangkut Material Base A
Logistik di Stokpile memberi Surat Jalan dengan Jenis Material : Base A
Logistik Di tempat tujuan mengukur vol material yg datang : 10.3 m3 dan meng-
instruksikan ke supir DT men-drop Mat Base A di sta 3+ 500
Jika sta 0+000 jaraknya 60 km dari stokpile dan sta 10+000 jaraknya 50 km dari stokpile
(jarak mendekat ke stokpile ) dan biaya angkut material : Rp 1250/m3/km
Maka biayanya :
biaya dibebankan ke pek. Base A (CC:1450)
Biaya : jarak x volume x harga sat.
(60 km – 3.5 km) x 10.3 x 1250
Rp 727 437,- [ SUB ]
Case 2 :
Surat Jalan Dump Truk B 9917 ZC Mengangkut Material 0-5 (Abu Batu)
Logistik di Stokpile memberi Surat Jalan dengan Jenis Material : Abu Batu
Logistik Di tempat tujuan mengukur vol material yg datang : 9.7 m3 dan meng-instruksikan
ke supir DT men-drop Mat di AMP
Jika Jarak 63.5 km dan biaya angkut material : Rp 1250/m3/km
Maka biayanya :
biaya dibebankan tidak bisa dibebankan ke pe Hotmix, karena material belum
terpakai. Jadi masih masuk pek temporer (mis: rit 0-5 atau ritase Agg 0-5)
Biaya : jarak x volume x harga sat.
(63.5 km) x 9.7 x 1250
Rp 769 937,- masuk pek temporer : rit0-5 [ SUB ]
Case 3 :
Surat Jalan Dump Truk B 9901 QR Mengangkut Material Base A
Logistik di Stokpile memberi Surat Jalan dengan Jenis Material : Base A
Logistik Di tempat tujuan mengukur vol material yg datang : 11.2 m3 dan meng-
instruksikan ke supir DT men-drop Mat Base A di AMP , karena Mat Base A tersebut akan
digunakan AMP untuk membuat Hotmix ATB (AMP kekurangan Material Ukuran 20-30)
Jika Jarak 63.5 km dan biaya angkut material : Rp 1250/m3/km
Maka biayanya :
biaya dibebankan ke pek temporer (CC:rit A)
Biaya : jarak x volume x harga sat.
(63.5 km) x 11.2 x 1250
Rp 889 200,- masuk pek temporer : rit A [ SUB ]
Case 4 :
- 7/22/2022- 7 of 27
Surat Jalan Dump Truk B 9901 QR Mengangkut Semen
Logistik di Dermaga memberi Surat Jalan dengan Jenis Material : Semen ; 13 ton
Logistik Di Stokpile menghitung jml material yg datang : 13 ton dan meng-instruksikan ke
supir DT men-drop Semen di AMP , karena semen akan di-stok di AMP dulu
Jika Jarak 63.5 km dan biaya angkut material : Rp 1100/ton/km
Maka biayanya :
biaya dibebankan ke pek temporer (mis : CC rit-semen) , karena semen masih menjadi
stok , jadi belum bisa dibebankan di pek. Tertentu.
Biaya : jarak x Jumlah x harga sat.
(63.5 km) x 13 x 1100
Rp 908 500,- masuk pek rit-semen [ SUB ]
Untuk biaya yang masuk ke temporer karena material masih menjadi stok, jadi belum dapat
dianggap beban bagi pekerjaan tertentu. Tapi nanti jika material tersebut sudah terpakai
maka biaya ritase akan ditambahkan ke pekerjaan yang bersangkutan.
- 7/22/2022- 8 of 27
Gambar 2.7 Time Sheet Alat Berat (Alat Sendiri)
Yang didapat dari timesheet alat adalah vol jam pemakaian Alat PPC Proyek mendapat Copy
Hijau (Timesheet biasanya didapat bersamaan dengan Laporan Harian / merupakan lampiran
dari Laporan Harian).
Case 1 :
Timesheet Alat ASF 1-02 (Asphalt Finisher – Alat Gelar Hotmix)
Jam Alat HM start : 3201 ; HM Stop : 3207 maka jam Alat terpakai : 6 jam
Pekerjaan hotmix gelar ATB (CC:1545)
Jika Per jam ASF 1-02 biayanya : Rp. 100 000,-
Maka biayanya :
biaya dibebankan ke pek. Base A (CC:1450)
Biaya : Waktu x Harga Sat : 6 x 100 000 : Rp 600 000,- [ EQP]
Case 2 :
Timesheet Alat 2140 (excavator rental)
Jam Alat HM start : 2981 ; HM Stop : 3001 maka jam Alat terpakai : 20 jam
Pekerjaan bongkar ponton
Misal Material di ponton : 1500 Agg A ; 1500 Agg B ; 500 Agg 0-5
Jika Per jam 2140 biayanya : Rp. 250 000,-
Maka biayanya :
- 7/22/2022- 9 of 27
biaya dibebankan ke pek: Base A (1450) ; Base B (1455) ; Temporer (bongkar 0-5)
Biaya : Waktu x Harga
1450 : 1500 m3 /3500 m3 x 20 jam x Rp 250 000 = Rp 2 142 857,- [ RENT ]
1455 : 1500 m3 /3500 m3 x 20 jam x Rp 250 000 = Rp 2 142 857,- [ RENT ]
bongkar 0-5 : 500 m3 /3500 m3 x 20 jam x Rp 250 000 = Rp 714 286,- [ RENT ]
*untuk bongkar agg 0-5 tidak bisa langsung dibebankan ke pek hotmix karena material belum
terpakai. Jika material sudah terpakai kasusnya akan sama dengan contoh case 2 (surat jalan).
Case 1 :
Subkon pekerjaan marka dibayar per bulan dengan berita acara opname progress
Subkon pekerjaan marka pada hari ini telah memarka jalan seluas 45 m2.
Jika per-m2 subkon marka dibayar Rp 80 000 ,-
Maka biaya marka jalan (CC:1720) pada minggu ini : 45 x Rp 80 000 = Rp 3,6jt [ SUB ]
Case 2 :
Subkon pekerjaan jembatan dibayar per bulan dengan berita acara opname progress
Jika total volume pekerjaan : 1 Ls : Rp 800 000 000,-
Jika pada bulan ini progress : 0,3 ls : maka biaya : 0.3 x Rp 800jt = Rp 240 jt [ SUB ]
Untuk case 1 mudah menghitungnya , sehingga foreman atau kita sendiri bisa langsung
menghitung-nya sedang case 2 susah menghitungnya sehingga PPC Proyek perlu menunggu
hasil opname progress.
Jawab :
Vol prime coat : 8750 ltr – 4650 ltr = 4100 ltr
% campuran = 60 : 40 -> Aspal 2460 ltr = 2460 x 1.03 gr/cc = 2534 kg
Kerosin 1640 ltr
Biaya aspal = 2534 kg x Rp 775 000 / 155 kg = Rp 12 699 000,- [ MAT ]
- 7/22/2022- 10 of 27
Biaya Kerosin = 1640 ltr x Rp 16 500 000,- / 5000 = Rp 5 412 000,- [ MAT ]
Biaya Alat ASD 1-01 = 3 jam x Rp 100 000,- = Rp 300 000,- [ EQP ]
Biaya solar ASD 1-01 & ACO 3-01 = 150 ltr x Rp 5000 = Rp 750 000,- [BBm]
Biaya Alat ACO 3-01 = 3 jam x Rp 40 000,- = Rp 120 000,- [ EQP ]
Volume pekerjaan Prime Coat = sta 5+000 – sta 4+000 = 1000 m x 5 m x 0.85
(misal : 0.85 ltr/m2 = kadar dalam penawaran) = vol progress 4250 ltr
Biaya total = Rp 19 281 000,-
Biaya per ltr progress = Rp 19 281 000,- / 4 250 ltr = Rp 4 537,-
Jawab :
Material di bongkar : 3600 m3
Penggunaan Alat & konsumsi BBm dianggap proportional sesuai vol Aggregat di ponton
Jadi biaya untuk pek. Bongkar 0-5 : 1000 m3/3600 m3 = 27.78% dari total biaya bongkar
= Rp 15 457 000 x 27.78% = Rp 4 293 600,-
Per m3 = Rp 4 293 600 / 1000 m3 = Rp 4293.6,-/ m3
Biaya Rp 4 293 600,- dibebankan ke pek. Bongkar 0-5 bukan pek. Hotmix karena material
belum terpakai (masih dianggap stok).
- 7/22/2022- 11 of 27
Case 3 (Angkutan Material) :
Pada tanggal 19/3/7 proyek K7 03 – PUN
Dilaksanakan Pengangkutan material 0-5 dengan Dump Truk vol : 10.84 m3
Alat yang dipakai :
2400 (Dump Truk – ritase)
Harga Sat / m3 / km:
2400 : Rp 1 250,-
Agg 0-5 diangkut sejauh 70 km sd AMP untuk ditumpuk disana dahulu.
Berapa biaya angkutan Agg 0-5 ? (per m3)
Jawab :
Biaya Angkutan / m3 = jarak x Volume (1 m3) x Harga Sat.
= 70 km x 1 m3 x Rp 1250,-
= Rp 87 500,-
Dibebankan Ke Pekerjaan Angkutan 0-5 : Rp 87 500,- / m3
Case 4 (Hotmix) :
Pada tanggal 23/5/7 proyek K7 03 – PUN
Dilaksanakan Pek HRS-BASE / hotmix (CC : 1540)
Memakai Agg 0-5 sebanyak 103 m3
Jika Harga dasar Aggregat dibeli dari Jawa: Rp 68 000 ,- ; Angkutan laut : Rp 94 000,-
dan PBM Rp 3 500,- ./ m3 – berapa biaya Hotmix AC-WC yang berasal Dari Agg 0-5
Lihat Case 2 & 3 juga sebagai tambahan biaya.
Jawab :
Biaya Total = Biaya Aggregat + Biaya Bongkar Ponton + Biaya Angkutan Dump Truk
Biaya Aggregat = Rp 68 000 + Rp 94 000 + Rp 3500 = Rp 165 500 / m3; dianggap semuanya
biaya Aggregat Karena Di RAP juga begitu.
Biaya Bongkar = Rp 4294 / m3 (lihat case 2)
Biaya Angkutan DT = Rp 87 500 / m3 (lihat case 3)
Total = Rp 165 500 + Rp 4294 + Rp 87 500 = Rp 257 294,- / m3
Case 5 (SCB) :
Pada tanggal 23/4/7 proyek K7 04 – SAM
Dilaksanakan Pek SCB (CC: 1410 & 1420)
Tahap 1 (Material dibeli dan diangkut sd dermaga)
Harga Semen : Rp 431,818 (Sebelum PPn*)
Handling : Rp 250,000
Semen : 1500 ton
Biaya sd Pelabuhan tujuan = Rp 681 818 / ton
Tahap 2 (Material dibongkar & diangkut ke stokpile)
Alat dipakai :
Crane Rp 625 000 / jam : 20 Jam : Solar 200 ltr (@Rp 5000)
Excavator Rp 250 000 / jam : 18 jam : Solar 180 ltr (@Rp 5000)
DumpTruk Rp 1 100 / ton / km : 15 km
- 7/22/2022- 12 of 27
Biaya bongkar : ( Rp 625 000 x 20 jam ) + ( 200 x 5000 ) = Rp 13 500 000,-
: ( Rp 250 000 x 18 jam ) + ( 180 x 5000 ) = Rp 5 400 000,-
: ( Rp 1 100 x 1500 x 15 ) = Rp 24 750 000,-
Total Biaya Bongkar = Rp 43 650 000,- atau Rp 29 100 / ton
Tahap 1 & 2 belum dibebankan ke biaya proyek, kalau semen tersebut belum terpakai,
jika sudah terpakai / ada yang semen yang rusak maka dibebankan ( tahap 1 + tahap 2 ) x
jml semen yg dipakai / rusak . masuk ke CC : 1410 / semen u/ SCB
Tahap 3 (Semen dibawa ke lapangan , dihampar dan di-milling dengan recyling machine)
Pekerjaan CC : 1410 selesai sd semen dihampar di lapangan sedangkan dari milling sd jadi
SCB dimasukan CC : 1420 / lapis pond semen tanah
No. Uraian
1 Q : Berapa banyak Laporan Logistik pada 1 proyek ?
Seharusnya tiap ada gudang / stokpile / penyimpanan ada 1 laporan logistik /
gudang biarpun itu masih termasuk dalam 1 proyek , jika gudang ada 1 tapi dipakai
A :
di beberapa proyek maka laporan logistik 1 saja (or in short : Jml lap logistik = jml
gudang/stokpile/dll)
2 Q : Biasanya kerosin / solar 1 tanki berapa liter ?
A : Ada 5000 ltr , ada juga yang 10 000 ltr , biasanya yang dipesan di kalteng 5000 ltr
3 Q : Kalau 1 alat dalam sehari dipakai 2 pek / lebih bagaimana menghitung solarnya ?
Dibagi proportional berdasar jam latnya , angka dibulatkan puluhan agar mudah
A :
dibacanya, dan tidak terkesan complicated.
- 7/22/2022- 13 of 27
Dalam menghitung Biaya Proyek selain mendapat data dari lapangan, PPC proyek juga
mendapatkan data pengeluaran dari pihak keuangan. Biasanya Data dari keuangan adalah berupa
indirect cost.
Yang termasuk dalam data keuangan adalah :
1. Realisasi Petty Cash
Petty Cash adalah dana / kas kecil proyek yang sudah dipersiapkan sebelumnya Oleh GS
Proyek dengan persetujuan Direktur Operasional Jadi Misalkan disetujui ada petty cash
Rp 5 jt / minggu maka dicadangkan dana Rp 5 jt (per minggu) ; pihak kasir pry /
keuangan memberi GA Rp 5 jt pada minggu 1 , dan GA harus me-realisasikan-nya pada
minggu 2 , jika tidak maka dana petty cash tidak bisa dikeluarkan lagi.
PPC Proyek memeriksa Realisasi dari Petty cash tersebut , apakah pengeluaran2x – nya
sesuai dengan RKAP proyek , jika tidak maka PPC proyek dapat memberi Note ke pihak
Keuangan / GS bahwa ada pengeluaran2x yg tidak sesuai, untuk Sparepart alat berat
masuk beban workshop sehingga PPC proyek bisa menyetujui pengeluaran itu biarpun tdk
ada di RAP.
Peraturan Petty Cash bisa dilihat di Lampiran 1
Contoh Realisasi Petty Cash proyek dpt dilihat di Lampiran 2
3. Realisasi Kasbon
Kasbon Mirip uang Muka , bedanya Kasbon nilai permintaan-nya lebih kecil daripada
Uang Muka (dulu < Rp 500 ribu)
PPC Proyek Memeriksa Pengajuan Kasbon apakah sesuai dengan RAP, jika tidak PPC
Proyek memberi Note pada pihak Keuangan / GS bahwa permohonan Uang Muka tsb tdk
ada di Anggaran (RAP)
PPC Proyek Memeriksa Realisasi Kasbon apakah realisasi pengeluaran sesuai dengan
permohonan dan sesuai dengan RAP
4. Invoice / tagihan
- 7/22/2022- 14 of 27
Invoice / tagihan adalah tagihan dari pihak supplier / rekanan, misal pihak Dump Truk , dll.
PPC Proyek Memeriksa Tagihan, apakah tagihan benar / ada yang salah, misal Dump Truk
menagih sejumlah 18 jam x Rp 80 rb / jam = Rp 1,44 jt- apakah benar DT bekerja
sebanyak 18 jam dicheck dengan Timesheet DT tersebut di-crosscheck juga dengan File
PPC.
Jika ada tidak benar (nilai tagihan tidak sesuai Time Sheet yang ada, dll) PPC proyek
memberi note kepada keuangan / GS.
Contoh Invoice / tagihan. Di Lampiran 4
No. Uraian
Pada realisasi Petty Cash, apakah ada batas waktu realisasi sejak mendapat petty
1 Q :
cash
Batas Waktu umumnya 2 minggu, jika petty cash belum ter-realisasi maka Adm
A :
tidak bisa meminta petty cash
2 Q : Apa Cost Code Petty Cash
A : Mengikuti Cost Code yang diterapkan GS dalam pembuatan RAP
3 Q : Petty Cash & UM dibebankan kemana ?
Dibebankan tergantung pada realisasi pemakaiannya, jika dipakai untuk mobilisasi
A : alat berat masuk mobilisasi (1110) , jika u/ beli air minum masuk air Minum (0420-
04)
4 Q : Kasbon Memakai Permohonan seperti Permohonan Uang Muka ?
Tidak, kasbon biasanya lebih kecil nilainya daripada UM , dan sering langsung dibagi
oleh Adm Proyek ke pihak2x yang bersangkutan (misal foreman, dll) mirip Petty
A :
cash hanya saja keperluaan tertentu (mis : mobilisasi alat) , sedang Petty cash
untuk keperluan sehari-hari (mis : pembelian aqua galon, beli atk,dll)
5 Q : Contoh Realisasi / Permohonan Kasbon
A : Sama saja dengan Realisasi UM , Petty Cash
6 Q : Bagaimana Kalau Realisasi Petty Cash > dari yang dianggarkan ?
PPC Proyek dalam laporan mingguan PPC selalu melaporkan posisi biaya indirect sd
A : cut off laporan , sehingga GS dapat melihat posisi pengeluaran vs Anggaran (RAP),
Jika Nilai Indirect keseluruhan > 5% maka RAP direvisi.
7 Q : Petty Cash Di RAP dianggarkan dimana ?
Realisasi Petty cash terdiri dari macam2x biaya bisa indirect cost bisa Direct Cost,
A :
direct & indirect cost nya-lah yang dianggarkan di RAP bukan Petty Cash-nya.
- 7/22/2022- 15 of 27
Data non biaya merupakan data – data yang diperoleh oleh PPC namun bukan untuk menghitung
biaya proyek, melainkan untuk control atau sebagai referensi,
3. SPK
SPK memiliki fungsi yang sama dengan PO. DIgunakan apabila perjanjian pengadaan barang
membutuhkan klausul – klausul perjanjian yang cukup banyak. Data SPK dan PO diperoleh dari
dep. Procurement. Contoh SPK pada lampiran 7.
- 7/22/2022- 16 of 27
Lampiran 1. Ketentuan Petty cash
KETENTUAN SEMENTARA MENGENAI
PETTY CASH PROYEK JABOTABEK
1.1 Ketentuan Petty Cash ini berlaku di Lingkungan Proyek Jawa Recycling
1.2 Ketentuan ini berlaku mulai tanggal 1 Oktober 2005 sampai dengan ada ketentuan lebih lanjut
1.3 Petty cash proyek dibentuk sejak dimulainya kegiatan lapangan suatu proyek dan ditutup saat selesainya proses
administrasi serah terima Proyek tahap pertama kepada Owner (PHO) atau sesuai dengan kebutuhan proyek
1.4 Petty Cash diajukan oleh GS/PM proyek bersangkutan dan harus mendapat persetujuan GM Operation.
1.5 Personil yang diajukan untuk mengelola Petty Cash diajukan oleh GS/PM proyek bersangkutan dan harus
mendapatkan persetujuan GM Operasi
1.6 Plafond petty cash yang diberikan sesuai kebutuhan operasional proyek selama 1 - 2 minggu, tergantung jauh
dekatnya proyek dan tingkat kesulitan proyek.
1.7 Pengambilan petty cash dilakukan setiap hari jum’at diberikan dalam dua tahap.
1.8 Realisasi Petty Cash dibuat oleh Administrasi Proyek, diperiksa oleh PPC dan GS/PM
1.9 Realisasi Petty Cash harus mendapat persetujuan GM Operasi
1.10 Realisasi petty cash dilakukan seminggu sekali setiap hari selasa untuk periode dari hari pengambilan petty cash
sampai dengan hari kamis minggu berikutnya.
1.11 Tanggal bukti transaksi atas realisasi petty cash adalah sesuai dengan tanggal-tanggal dalam periode tersebut
dengan toleransi 1 minggu dari tanggal bukti transaksi.
1.12 Realisasi Petty Cash harus dibuat rekapitulasinya dan disusun sesuai dengan cost code yang tercantum dalam RAP
1.13 Dana petty cash hanya boleh digunakan untuk keperluan operasional proyek dan tidak untuk membayar keperluan-
keperluan sbb:
1.13.1 Uang makan
1.13.2 Gaji, upah, dan lembur
1.13.3 Medical
1.13.4 Pinjaman Karyawan (Pribadi)
1.13.5 Sewa Barang dan/atau pembelian ke supplier yang sifatnya bukan urgent dan tunai dengan nilai di atas Rp
300.000,- per-transaksi
1.13.6 Biaya mobilisasi alat berat.
1.13.7 Biaya perjalan dinas
1.13.8 Voucher Telepon
Dana atas biaya-biaya tersebut di atas diajukan tersendiri kepada Departemen terkait agar tidak menggangu dana
operasional harian.
1.14 Voucher pembayaran realisasi harus diperiksa dan disetujui oleh PPC, GS/PM dan GM Operasi
1.15 Realisasi diurutkan berdasarkan tanggal transaksi (no bon yang tercantum pada form realisasi harus sama dengan
nomer yang ada pada bon)
1.16 Realiasi dengan kwitansi 'dibatasi' dan hanya dapat digunakan untuk transaksi yang tidak mengeluarkan bon seperti
fee lumpsum ke konsultan, ongkos transportasi yg tdk menggunakan karcis, pembayaran mess, dsb
1.17 Selain poin diatas harus disertai bukti bayar resmi dari penyedia/instansi terkait, seperti :
- Iuran listrik menyertakan copy kwitansi dr PLN/bukti pembayaran via ATM
- Realisasi solar / bensin harus berupa bon resmi dari SPBU yang ditandatangani, diparaf atau distempel oleh
petugas SPBU.
1.18 Voucher HP dibuat dengan uang muka sesuai dengan nilai RAP yang telah disetujui. Realisasinya berupa bon resmi
dari toko dan voucher HP. Pembelian melalui ATM direaliasasikan dengan menggunakan print out hasil transaksi.
- 7/22/2022- 17 of 27
Untuk kartu pasca bayar direalisasikan dengan mencantumkan lembar penagihan asli dengan nilai sesuai dengan
anggaran dalam RAP.
1.19 Transaksi yang tidak menyediakan bukti bayar resmi dapat dibuat dengan kwitansi yang harus ditandatangani oleh
GS.
1.20 Realisasi tol, parkir dan BBM mobil kecil dan motor dibuat terpisah menurut masing-masing jenis kendaraannya oleh
penanggung jawab kendaraan tersebut. Kolom KM kendaraan harus diisi.
1.21 Barang2 spare part atau yg berhubungan dengan alat tidak boleh direalisasikan melalui petty cash. Tetapi harus
dikasbonkan langsung oleh mekanik dengan persetujuan GS/PM
1.22 Barang yg berupa asset (tdk habis dipakai) dibuatkan kasbon/uang muka tersendiri
1.23 Makanan tambahan (extra food) diberikan jika pekerja bekerja diatas jam ………….. Dengan nilai rupiah sebesar
……………….
- 7/22/2022- 18 of 27
Lampiran 2. Contoh realisasi Petty Cash
Smp 07 Nop 06
Contoh Uang Muka Proyek , Lembar Biru disimpan Pemohon u/ nantinya dilampirkan di Realisasi
Lampiran 4. Contoh invoice
Gambar Invoice/Tagihan
Lampiran 5. Contoh Permintaan Pengadaan (PP)
Lampiran 6. Contoh Purchase Order
PURCHASE ORDER
SUPPLIER :
PT. Harapan Mandiri Sejahtera
Jakarta
Telp : 021- 88992108
Fax : 021- 88990376
Attn : Bp. Herman
Notes:
* The PO number must appear on all packages, shipping papers, delivery notes, invoices and
correspondences.
* Submittal of invoices must be attached with Original Signed Purchase Order with all
consignments and delivery notes
* Please sign and return by facsimile ( 62-21 ) 584.6148 the executed Purchase Order to PT.
Conbloc Infratecno within 7 days
* White (Vendor), Red (Purchasing), Yellow (Finance), Green (PPC),Blue (Project/User)
* Receipt Invoice : Monday & Tuesday, Time of Payment : Friday
Lampiran 7. Contoh SPK
SURAT PERJANJIAN
JASA ANGKUTAN LAUT
PROYEK PENINGKATAN SP. RUNTU-RUNTU- KUJAN
No. 007/CPK/CI-PURCH/II/2008
Pada hari ini Selasa, tanggal Sembilan, bulan Februari , tahun Dua Ribu Tujuh (05/02/2008)
telah disepakati perjanjian jasa angkutan laut antara :
bertindak untuk dan atas nama PT. Conbloc Infratecno, selanjutnya disebut sebagai PIHAK
PERTAMA
bertindak untuk dan atas nama PT. Cipta Perwita Kharisamamadya selanjutnya disebut sebagai PIHAK KEDUA.
Bahwa PIHAK PERTAMA akan menyewa ruangan kapal dari PIHAK KEDUA dan
PIHAK KEDUA akan menyediakan kapal untuk dimuati oleh barang/material milik PIHAK
PERTAMA berdasarkan ketentuan-ketentuan dan syarat-syarat sebagai berikut:
Pasal 1
DESKRIPSI BARANG/JASA
1. Jasa yang digunakan adalah jasa angkutan untuk material Aggregat base A, Aggregat
base B, Abu Batu 00-05 mm, dan Aggregat 5-10
2. Kapal yang akan dipakai adalah TB: Syukur 13, Barge : Syukur 9 or Subtitute
3. Posisi kapal per tanggal : Tanjung Priok, 05 Februari 2008
4. Jangka waktu perjanjian : 1 x angkut
Pasal 2
P E N G I R I M A N & PENYERAHAN
Pasal 3
HARGA
Pasal 4
SISTEM PEMBAYARAN
Pihak Pertama dan Pihak Kedua telah sepakat bahwa system pembayaran perjanjian ini
adalah sebagai berikut :
1. Uang muka I (pertama) 25% dari Rp 330.000.000,- sebesar Rp.82.500.000,-
(terbilang : Delapan puluh dua juta lima ratus ribu rupiah ) pembukaan SPK.
2. Uang muka II ( kedua ) 50% dari Rp 330.000.000,- sebesar Rp. 165.000.000,-
(terbilang : Seratus enam puluh lima juta rupiah ) dibayar saat loading/pemuatan
berlangsung.
3. Balance (Pelunasan) 25% dari Rp 330.000.000,- sebesar Rp.82.500.000,-
(terbilang : : Delapan puluh dua juta lima ratus ribu rupiah ) dibayar setelah ponton tiba
di pelabuhan Bumiharjo sebelum bongkar serta dilengkapi dengan kelengkapan lainnya
sesuai dengan pasal 4 butir 5 di terima kantor pusat.
4. Invoice dan kelengkapan lainnya diterima di kantor pusat PT Conbloc Infratecno setiap
hari.
5. Invoice dilengkapi oleh :
a. copy berita acara hasil pengukuran di pelabuhan muat
b. copy Surat Perjanjian Jual Beli.
6. Pembayaran akan dilakukan setelah invoice dan kelengkapan lainnya telah kita terima
dan pembayaran pelunasan akan ditunda bila kelengkapan yang tercantum pada pasal 4
butir 4 belum lengkap atau kurang
7. Pembayaran dilakukan melalui transfer ke rekening Pihak Kedua : Bank Central Asia
Cabang Cideng, Jakarta, Nomor Rekening 397.121.024.7 A/n Edi Suryadi drs
Pasal 5
1. Pihak Pertama menyatakan bahwa muatan yang berada diatas kapal sebagaimana
dimaksud dalam perjanjian ini adalah barang muatan miliknya sendiri yang telah bebas
dari kewajiban apapun terhadap pihak ketiga
2. Apabila Pihak Pertama membatalkan perjanjian secara sepihak maka pihak Pertama akan
dikenai denda sebesar 25% dari total nilai kontrak
3. Jika dalam 7 hari sejak tanggal yang ditetapkan pada pasal 2 ayat 3 Pihak Kedua tidak
dapat menyediakan Tug Boat dan Barge, maka Pihak Pertama berhak untuk membatalkan
perjanjian ini secara sepihak dan Pihak Kedua berkewajiban untuk mengembalikan uang
muka dan membayar klaim 25% dari total uang pengiriman
4. Bila terjadi keterlambatan pemuatan dan pembongkaran, Pihak Pertama wajib
membayar kompensasi kepada Pihak Kedua sesuai pasal 2 ayat 5.
5. Apabila terjadi perubahan trayek pelayaran ( termasuk jetty), maka perubahan trayek
harus disepakati kedua belah pihak.
6. Asuransi muatan, Marine Cargo Surveyor, serta hal teknis lainnya yang menyangkut
muatan , adalah menjadi beban dan tanggung jawab Pihak Pertama
Pasal 6
HAK dan KEWAJIBAN PIHAK KEDUA
1. Pihak Kedua wajib menyediakan tug boat dan barge sesuai jadwal dan kondisi perjanjian
2. Pihak Kedua wajib menyediakan Tug boat dan Barge yang kondisinya layak ( tidak rusak
, bocor dan dinding barge yang rata ), serta dilengkapi dengan peralatan bongkar muat
(ramp door, tali tambang, dll)
3. Bila terjadi keterlambatan kapal yang menyangkut masalah Neutis / Teknis, maka Pihak
Kedua wajib dan dibenarkan untuk menggantikan dengan armada lain dengan tidak
merubah dan menambah isi perjanjian ini.
4. Jika dalam max 2 x 24 jam sejak NOR disandarkan tidak ada kegiatan muat, maka Pihak
Kedua berhak untuk membatalkan perjanjian ini secara sepihak dan Pihak Pertama
berkewajiban untuk membayar klaim 25% dari total uang pengiriman dan atau
pembayaran yang telah diterima tidak dapat dikembalikan.
5. Apabila Pihak Kedua membatalkan perjanjian secara sepihak maka Pihak Kedua akan
dikenai denda sebesar 25% dari total nilai kontrak.
6. Apabila terjadi Demurrage berkepanjangan baik untuk muat dan ataupun bongkar
melebihi 6 (enam) hari dari hari yang ditentukan, maka Pihak Kedua berhak
membatalkan secara sepihak setelah mengadakan peringatan tertulis sebanyak 3 (tiga)
kali berturut – turut segala biaya yang timbul dari akibatnya akan menjadi tanggung
jawab pihak pertama.
Pasal 7
DENDA
1. Apabila Pihak Kedua tidak dapat menyediakan tug boat dan barge sebagaiamana
tercantum pada pasal 2 butir 3, maka Pihak Kedua wajib membayar denda sebesar 1% per
hari ( satu persen per hari ) dari nilai kontrak.
2. Apabila Pihak Pertama terlambat melakukan pembayaran maka Pihak Pertama wajib
membayar denda sebesar 1 0/00 per hari ( satu per mil per hari ) nilai tagihan yang sudah
jatuh tempo.
Pihak Kedua dibebaskan dari denda atas keterlambatan waktu pengiriman dan kehilangan
material di perjalanan apabila terjadi Force Majeure berupa : bencana alam, peperangan,
kebakaran.
Pasal 9
PENYELESAIAN PERSELISIHAN
1. Apabila dalam pelaksanaan perjanjian ini timbul perbedaan pendapat atau perselisihan
maka Kedua Belah Pihak setuju untuk mencari penyelesaian dengan cara musyawarah.
2. Apabila dengan cara musyawarah seperti tersebut dalam point 1 diatas tidak terdapat kata
sepakat, maka Kedua Belah Pihak sepakat untuk menyelesaikan perselisihan tersebut
melalui kantor pengadilan Jakarta Barat.
Pasal 10
LAIN – LAIN
Hal – hal lain yang belum diatur dalam pejanjian ini akan diatur tersendiri dalam bentuk
addendum dan merupakan bagian yang tak terpisah dalam perjanjian ini.
Pasal 11
PENUTUP
Demikian perjanjian ini dibuat dan ditanda-tangani oleh kedua belah pihak dan dibuat dalam
rangkap 2 (dua) yang bermaterai cukup serta mempunyai kekuatan hukum yang sama