Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Liquidity

Vol. 1, No. 2, Juli-Desember 2012, hlm. 153-158

STRATEGI PENGEMBANGAN PARIWISATA


DI INDONESIA

Soebagyo
Fakultas Ekonomi Universitas Pancasila
Jl. Srengseng Sawah, Jagakarsa
Jakarta Selatan
email: soebagyofeup@yahoo.co.id

Abstract
Tourism has provided considerable foreign exchange in many countries. Tourists visit will
stimulate social interaction with people around the major tourist attractions in adapting well
in the field of economy, society and culture. The positive impact of tourism activities in the field
of economics, namely the State foreign exchange income. Tourism development has three
functions: to promote economic, preserve national identity and the preservation of function and
quality of the environment, and fostering a sense of patriotism and the nation. Because it needs
to be developed as well as increased marketing and promotion of tourism education and
training. Very significant contribution of tourism for job creation. Tourism needs to develop
new tour packages such as agro-tourism or ecotourism. Society needs to be given the
opportunity to market local products and help them to the skills and the provision of capital for
businesses that bring in profits.

Kata Kunci: pariwisata, manajemen strategi

PENDAHULUAN Sejak tahun 1978, pemerintah terus


berusaha untuk mengembangkan kepariwi-
Dalam era globalisasi saat ini, sektor sataan. Hal ini dituangkan dalam TAP MPR
pariwisata merupakan industri terbesar dan No. IV/MPR/1978, yaitu bahwa pariwisata
terkuat dalam pembiayaan ekonomi global. perlu ditingkatkan dan diperluas untuk
Sektor pariwisata akan menjadi pendorong meningkatkan penerimaan devisa, memperluas
utama perekonomian dunia pada abad ke-21, lapangan kerja dan memperkenalkan ke-
dan menjadi salah satu industri yang budayaan. Pembinaan serta pengembangan
mengglobal. pariwisata dilakukan dengan tetap mem-
perhatikan terpeliharanya kebudayaan dan
Pariwisata telah memberikan devisa yang kepribadian nasional. Untuk itu perlu diambil
cukup besar bagi berbagai negara. Indonesia langkah-langkah dan pengaturan-pengaturan
sebagai negara kepulauan terbesar di dunia yang lebih terarah berdasarkan kebijaksanaan
yang terdiri dari 17.508 pulau atau disebut juga yang terpadu, antara lain bidang promosi,
sebagai nusantara atau negara maritim, telah penyediaan fasilitas serta mutu dan kelancaran
menyadari pentingnya sektor pariwisata pelayanan.
terhadap perekonomian Indonesia dikarenakan
pertumbuhan pariwisata Indonesia selalu di Pengembangan pariwisata yang telah
atas pertumbuhan ekonomi Indonesia. dilakukan baik oleh pemerintah maupun
swasta telah meningkatkan jumlah kedatangan
wisatawan dari suatu daerah ke daerah lain. berkaitan dengan wisata, termasuk pengu-
Kunjungan wisatawan akan merangsang sahaan obyek daya tarik wisata serta usaha-
interaksi sosial dengan penduduk di sekitar usaha yang terkait di bidang tersebut.
tempat wisata dan merangsang tanggapan Dijelaskan pula bahwa wisata merupakan suatu
masyarakat sekitarnya sesuai dengan ke- kegiatan bepergian dari suatu tempat ke tempat
mampuan mereka dalam beradaptasi baik di tujuan lain di luar tempat tinggalnya, dengan
bidang perekonomian, kemasyarakatan mau- maksud bukan untuk mencari nafkah,
pun kebudayaan mereka. melainkan untuk menciptakan kembali ke-
segaran baik fisik maupun psikis agar dapat
Pada hakekatnya ada empat bidang pokok berprestasi lagi. Sementara itu menurut Pendit
yang dipengaruhi oleh usaha pengembangan (1990), pariwisata merupakan suatu sektor yang
pariwisata yaitu ekonomi, sosial, budaya dan kompleks, yang juga melibatkan industri-
lingkungan hidup. Salah satu dampak positif industri klasik, seperti kerajinan tangan dan
yang menguntungkan dalam bidang ekonomi cinderamata, serta usaha-usaha penginapan,
adalah, kegiatan pariwisata mendatangkan restoran dan transportasi.
pendapatan devisa negara. Tahun 2011
perolehan devisa dari pariwisata diperkirakan Menurut Joyosuharto (1995), pengembang-
mencapai USD 8.5 miliar, naik 11.8% an pariwisata memiliki tiga fungsi yaitu: (1)
dibandingkan tahun 2010. Kenaikan ini menggalakkan ekonomi; (2) memelihara ke-
melebihi pertumbuhan ekonomi Indonesia pribadian bangsa dan kelestarian fungsi dan
yang diproyeksikan berada di level 6.5% dan mutu lingkungan hidup; (3) memupuk rasa
pertumbuhan pariwisata dunia yang hanya cinta tanah air dan bangsa.
berkisar 4.5%. Selain itu, untuk kontribusi
terhadap devisa, sektor pariwisata berada di Sejalan dengan Pendit (1990), pariwisata
peringkat 5 setelah minyak dan gas bumi, mampu menghasilkan pertumbuhan ekonomi,
minyak kelapa sawit, batubara dan karet karena dapat menyediakan lapangan kerja,
olahan. menstimulasi berbagai sektor produksi, serta
memberikan kontribusi secara langsung bagi
PARIWISATA DAN PERTUMBUHAN kemajuan-kemajuan dalam usaha-usaha pem-
EKONOMI buatan dan perbaikan pelabuhan, jalan raya,
pengangkutan serta mendorong pelaksanaan
Menurut Spilane (1987), pariwisata adalah program kebersihan dan kesehatan, proyek
“perjalanan dari suatu tempat ke tempat lain, sarana budaya, pelestarian lingkungan hidup
bersifat sementara, dilakukan perorangan dan sebagainya yang dapat memberikan
maupun kelompok, sebagai usaha mencari keuntungan dan kesenangan baik kepada
keseimbangan atau keserasian dan kebahagiaan masyarakat setempat maupaun wisatawan dari
dengan lingkungan hidup dalam dimensi luar.
sosial, budaya, alam dan ilmu”. Ditambah pula
bahwa pariwisata terbagi atas beberapa jenis, Pertumbuhan ekonomi sebagai proses
yaitu: (1) pariwisata untuk menikmati per- kenaikan output per kapita dalam jangka
jalanan (pleasure tourism); (2) pariwisata untuk panjang, yang menekankan pada tiga aspek,
berekreasi (recreation tourism); (3) pariwisata yaitu: pertama proses, yang mengandung
untuk budaya (culture tourism); (4) pariwisata makna bahwa pertumbuhan ekonomi bukan
untuk olah raga (sport tourism); (5) pariwisata merupakan suatu gambaran ekonomi pada saat
untuk urusan usaha dagang (business tourism); tertentu, melainkan dilihat dari aspek dinamis
dan (6) pariwisata untuk berkonvensi dari suatu perekonomian, yaitu bagaimana
(conventional tourism). suatu perekonomian berkembang dan berubah
dari waktu ke waktu.
Fandeli (1995) mengemukakan bahwa
“pariwisata adalah segala sesuatu yang

154 Jurnal Liquidity: Vol. 1, No. 2, Juli-Desember 2012: 153-158


Dalam kaitannya dengan ‘output per kapita’, 4. Meningkatnya pendapatan yang dapat
pertumbuhan ekonomi dilihat dari sisi output memungkinkan seseorang dapat dengan
total (GDP) dan sisi jumlah penduduknya. bebas melakukan perjalanan yang jauh dari
Dengan demikian untuk menganalisis suatu tempat tinggalnya.
pertumbuhan ekonomi, teori yang digunakan
harus mampu menjelaskan GDP total dan Faktor-faktor pendorong pengembangan
jumlah penduduk. Aspek ‘jangka panjang’ pariwisata di Indonesia menurut Spilane (1987)
dalam suatu pertumbuhan ekonomi, juga perlu adalah:
dilihat untuk memperhitungkan apakah ada
kenaikan output per kapita atau tidak dalam 1. Berkurangnya peranan minyak bumi
jangka panjang. Jika terjadi kenaikan, maka sebagai sumber devisa negara jika
terjadi pertumbuhan ekonomi, demikian pula dibanding dengan waktu lalu;
sebaliknya.
2. Merosotnya nilai ekspor pada sektor
nonmigas;
Teori pertumbuhan ekonomi adalah suatu
penjelasan yang logis mengenai proses 3. Adanya kecenderungan peningkatan
pertumbuhan ekonomi, yang didalamnya pariwisata secara konsisten;
menjelaskan mengenai faktor-faktor penyebab
4. Besarnya potensi yang dimiliki oleh bangsa
kenaikan output per kapita dalam jangka waktu
Indonesia bagi pengembangan pariwisata.
serta menjelaskan pula tentang bagaimana
faktor-faktor tersebut berinteraksi satu sama
Situasi dan kondisi sosio-ekonomi
lain. Karena itu teori pertumbuhan bisa
Indonesia saat ini memperlihatkan bahwa
bermacam-macam, sebab tidak ada suatu teori
semakin berkurangnya lahan pertanian dan
pertumbuhan baku yang dapat menjelaskan
lapangan pekerjaan lainya serta semakin
secara lengkap dan menyeluruh tentang
rusaknya lingkungan akibat kegiatan industri
berbagai proses pertumbuhan ekonomi yang
manufaktur dan kegiatan-kegiatan ekonomi
terjadi.
lainya yang mengekploitasi sumber daya alam,
maka pariwisata perlu dikembangkan sebagai
FAKTOR PENDORONG salah satu sumber industri andalan. Sektor
PENGEMBANGAN PARIWISATA pariwisata selain dapat meningkatkan
pertumbuhan ekonomi, juga akan merusak
Dewasa ini maupun pada masa yang akan lingkungan bahkan sebaliknya merangsang
datang, kebutuhan untuk berwisata akan terus pelestarian lingkungan hidup. Hal ini dapat
meningkat seiring dengan pertambahan jumlah dimaklumi karena pengembangan pariwisata
penduduk dunia, serta perkembangan tidak dapat dipisahkan dari lingkungan hidup
penduduk dunia yang semakin membutuhkan sebagai salah satu sarana atau obyek wisata.
refreshing akibat dari semakin tingginya
kesibukan kerja. Menurut Fandeli (1995), faktor Dari laporan dan analisis Word Tourism
yang mendorong manusia berwisata adalah: Organization (WTO) diperoleh gambaran
bahwa sumbangan pariwisata amat berarti bagi
1. Keinginan untuk melepaskan diri dari penciptaan lapangan kerja. Disebutkan bahwa
tekanan hidup sehari-hari di kota, dari setiap sembilan kesempatan kerja yang
keinginan untuk mengubah suasana dan tersedia secara global saat ini, satu diantaranya
memanfaatkan waktu senggang; berasal dari sektor pariwisata.
2. Kemajuan pembangunan dalam bidang
komunikasi dan transportasi; Diduga pula bahwa daya serap tenaga kerja
pada sektor pariwisata lebih besar di negara-
3. Keinginan untuk melihat dan memperoleh negara berkembang (Kompas, 27 Nopember
pengalaman-pengalaman baru mengenai 2011). Selain itu, pariwisata dapat membuka
budaya masyarakat dan di tempat lain; pasar baru bagi produksi pertanian dan hasil

Strategi Pengembangan Pariwisata (Soebagyo) 155


kerajinan rumah tangga yang masih tradisional kepentingan pihak-pihak tertentu. Selain itu
maupun usaha-usaha jasa seperti tukang pijit, perlu diambil tindakan yang tegas bagi
penginapan, transportasi, restoran dan guide pihak-pihak yang melakukan pelanggaran
yang dengan sendirinya membuka peluang terhadap aturan yang telah ditetapkan;
kerja baru bagi para pencari kerja yang terus
2. Pengelola pariwisata harus melibatkan
meningkat setiap tahun, serta meningkatkan
masyarakat setempat. Hal ini penting
output negara.
karena pengalaman pada beberapa daerah
tujuan wisata (DTW), sama sekali tidak
Kaitannya dengan perekonomian suatu melibatkan masyarakat setempat, akibatnya
negara, sektor pariwisata terbukti telah tidak ada sumbangsih ekonomi yang di-
memberikan kontribusi yang cukup pada peroleh masyarakat sekitar. Contoh kasus:
perolehan devisa. Hal ini dapat dilihat pengelolaan DTW di Pantai Wanukaka,
perolehan devisa negara pada tahun 2011, Kabupaten Sumba Barat, NTT. Pada DTW
pariwisata menempati urutan ketiga setelah tersebut masyarakat tidak berkesempatan
migas dan tekstil, dengan devisa sebesar 4.785,I untuk terlibat, baik untuk menjual hasil-
juta dollar AS (Kompas, 12 Desember 2011). hasil pertanian, kerajinan maupun menjadi
karyawan di tempat itu;
Ditambahkan pula bahwa terhadap GDP
Indonesia, sektor pariwisata juga memainkan 3. Kegiatan promosi yang dilakukan harus
peranan yang penting. Hasil studi World Travel beragam, selain dengan mencanangkan cara
and Tourism Council (WTTC) menyimpulkan kampanye dan program Visit Indonesian
bahwa pertumbuhan kontribusi pariwisata Year seperti yang sudah dilakukan
terhadap GDP rata-rata sebesar 8% dan sebelumnya, kegiatan promosi juga perlu
merupakan yang tercepat di dunia. dilakukan dengan membentuk sistem
informasi yang handal dan membangun
kerjasama yang baik dengan pusat-pusat
STRATEGI PENGEMBANGAN
informasi pariwisata pada negara-negara
lain, terutama negara-negara yang
Berdasarkan potensi dan peluang yang ada,
potensial;
maka pengembangan pariwisata perlu di-
lakukan dalam rangka meningkatkan per- 4. Perlu menentukan DTW-DTW utama yang
tumbuhan ekonomi dengan pemberdayaan memiliki keunikan dibanding dengan DTW
ekonomi rakyat, serta pariwisata perlu lain, terutama yang bersifat tradisional dan
mengembangkan paket-paket wisata baru alami. Kebetulan saat ini obyek wisata yang
seperti argowisata atau ekowisata. Jenis wisata alami dan tradisional menjadi sasaran
semacam ini selain tidak membutuhkan modal utama para wisatawan asing. Obyek ini
yang besar juga dapat berpengaruh langsung sangat banyak ditemukan di luar Jawa,
bagi masyarakat sekitar, masyarakat dapat misalnya di daerah-daerah pedalaman
diikutsertakan dan keuntungan yang diperoleh Kalimantan, Papua dan lain-lain;
pun dapat dirasakan oleh masyarakat
5. Pemerintah pusat membangun kerjasama
wilayahnya.
dengan kalangan swasta dan pemerintah
daerah setempat, dengan sistem yang jujur,
Pengembangan pariwisata yang menunjang terbuka dan adil. Kerja sama ini penting
pertumbuhan ekonomi dapat dilakukan untuk lancarnya pengelolaan secara
dengan memperhatikan beberapa hal sebagai profesional dengan mutu pelayanan yang
berikut: memadai. Selain itu kerjasama di antara
penyelenggara juga perlu dibangun.
1. Perlu ditetapkan beberapa peraturan yang Kerjasama di antara agen biro perjalanan,
berpihak pada peningkatan mutu pe- penyelenggara tempat wisata, pengusaha
layanan pariwisata dan kelestarian ling- jasa akomodasi dan komponen-komponen
kungan wisata, bukan berpihak pada

156 Jurnal Liquidity: Vol. 1, No. 2, Juli-Desember 2012: 153-158


terkait lainya merupakan hal yang sangat faktor baik internal maupun eksternal.
penting bagi keamanan kelancaran dan Pariwisata dapat menghasilkan pendapatan
kesuksesan pariwisata; yang luar biasa bagi suatu daerah terutama
apabila dikelola dengan baik.
6. Perlu dilakukan pemerataan arus
wisatawan bagi semua DTW yang ada di
seluruh Indonesia. Dalam hal ini Tetapi pengelolaan yang baik tidak akan
pemerintah juga harus memberikan berjalan sesuai dengan tujuan awal tanpa
perhatian yang sama kepada semua DTW, adanya berbagai dukungan yang melatar-
perhatian DTW yang sudah mandiri belakangi pengelolaan tersebut. Salah satu
hendaknya dikurangi dan memberikan sarana pendukung yang dimaksud adalah
perhatian yang lebih terhadap DTW yang dengan adanya sebuah sistem informasi
memerlukan perhatian lebih; pariwisata yang diharapkan bisa memenuhi
kebutuhan pengguna akan informasi pariwisata
7. Mengajak masyarakat sekitar DTW agar suatu daerah tujuan wisata, selain itu juga
menyadari peran, fungsi dan manfaat dapat digunakan sebagai media promosi
pariwisata serta merangsang mereka untuk daerah tersebut dalam mempromosikan
memanfaatkan peluang-peluang yang ter- pariwisatanya.
cipta bagi berbagai kegiatan yang dapat
menguntungkan secara ekonomi. Masya- Upaya promosi pariwisata ke luar negeri
rakat diberikan kesempatan untuk me- tanpa diimbangi dengan pembenahan di dalam
masarkan produk-produk lokal serta mem- negeri tidak akan memberikan hasil yang
bantu mereka untuk meningkatkan ke- optimal. Aksi terorisme global perlu
terampilan dan pengadaan modal bagi diwaspadai agar upaya pemerintah selama ini
usaha-usaha yang mendatangkan ke- tidak sia-sia. Selain itu culture dan heritage
untungan; merupakan nyawa atau “roh” dari kegiatan
8. Sarana dan prasarana yang dibutuhkan pariwisata Indonesia. Tanpa adanya budaya
perlu dipersiapkan secara baik untuk maka pariwisata akan terasa hambar dan
menunjang kelancaran pariwisata. kering dan tidak akan memiliki daya tarik
Pengadaan dan perbaikan jalan, telepon, untuk di kunjungi.
angkutan, pusat perbelanjaan wisata dan
fasilitas lain di sekitar lokasi DTW sangat Berdasarkan potensi, peluang, tantangan
diperlukan. dan strategi yang perlu diperhatikan dalam
pengembangan pariwisata, bahwa peluang
Dengan memperhatikan beberapa masukan tercipta pengembangan daerah tempat wisata
ini kiranya dapat membantu bagi pe- yang masih tradisional dan alami perlu
nyelenggara pariwisata yang dapat menunjang dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya.
pertumbuhan ekonomi. Tentunya saran-saran Sementara berbagai kendala dan tantangan
dan masukan tersebut tidak berlaku untuk yang ada terutama masalah masih rendahnya
semua DTW, hal ini sangat tergantung pada kualitas sumber daya manusia dan gangguan
kebutuhan DTW masing-masing yang memiliki keamanan yang sering timbul, perlu disiasati
permasalahannya sendiri dari waktu ke waktu dengan berbagai strategi agar kendala dan
dan lingkungan yang berbeda-beda. tantangan tidak menghambat pembangunan
pariwisata, serta jaminan perlindungan dan
keamanan bagi para wisatawan tidak me-
KESIMPULAN
nimbulkan ketakutan untuk mengunjungi
daerah wisata yang ada di Indonesia
Keterbatasan Indonesia untuk meningkat
kan penerimaan devisa menjadikan pariwisata
sebagai salah satu sektor andalan sebagai
sumber devisa negara. Namun besar kecilnya
devisa yang diterima dipengaruhi oleh berbagai

Strategi Pengembangan Pariwisata (Soebagyo) 157


DAFTAR PUSTAKA
Fandeli, Ch., 1995, Pengertian dan Kerangka Dasar
Kepariwisataan dalam “Dasar-dasar
manajemen Kepariwisataan Alam”, Editor:
Ch, Fandeli, Liberty, Yogyakarta
Joyosuharto, S., 2000, Aspek Ketersediaan dan
Tututan Kebutuhan Dalam Pariwisata,
dalam “Dasar-Dasar Manajemen
Kepariwisataan Alam, Editor: Ch.
Fandeli, Liberty, Yogyakarta
Pendit, Ny. S, 1990, Ilmu Pariwisata, Sebuah
Pengatar Perdana, PT Pandnya Paramita,
Jakarta
Saragih, B., 1998, Paradigma Baru dalam
Pembangunan Berbasis Pertanian, CV
Nasional, Jakarta
Spilane, JJ., 1987, Pariwisata Indonesia, Sejarah
dan Prospeknya, Kanisius, Yogyakarta
www.kompas.com, Turis Mancanegara
Diprediksi Meningkat 30 Persen, Desember
2011
www.kompas.com, Tahun Ini Banyak Turis
Asing “Buang Uang”di Indonesia, Kompas
29 Desember 2011

158 Jurnal Liquidity: Vol. 1, No. 2, Juli-Desember 2012: 153-158


Jurnal Liquidity
Vol. 1, No. 2, Juli-Desember 2012, hlm. 159-166

PENGATURAN WARALABA DI INDONESIA:


PERSPEKTIF HUKUM BISNIS

M. Muchtar Rivai
STIE Ahmad Dahlan Jakarta
Jl. Ciputat Raya No. 77 Cireundeu, Jakarta Selatan
email: muchtar_rivai@yahoo.com

Abstract
The law arrangement of franchise law was first explicitly regulated by the Government
Regulation No. 16 of 1997 which is then updated by Government Regulation No. 42 of 2007 to
be created in an agreement that at least contains clauses as stipulated by Article 5 of the
Government Regulation. However, franchise arrangements also associated with a variety of
other laws and regulations applicable in Indonesia. This article is going to state that the
importance of partnerships with small and medium enterprises as an effort to encourage the
involvement of the wider economic community.

Kata Kunci: bisnis, waralaba

PENDAHULUAN Kegiatan bisnis waralaba dapat ditinjau dari


berbagai sudut pandang. Khairandy (1997) dari
Istilah waralaba (franchise) tidak dikenal sisi Hak Kekayaan Intelektual (HaKI) misalnya,
dalam kepustakaan hukum Indonesia. Hal ini mendefinsikan waralaba sebagai “seseorang
dapat dimaklumi karena memang lembaga memberikan kebebasan dari ikatan yang
waralaba sejak awal tidak terdapat dalam menghalangi orang untuk menggunakan atau
budaya atau tradisi bisnis masyarakat membuat atau menjual sesuatu”.
Indonesia. Namun, karena pengaruh
globalisasi, maka franchise masuk dalam tatanan Sumardi (1995) dari sisi bisnis
hukum dan budaya masyarakat Indonesia. mendefinisikannya sebagai “suatu metode
Istilah franchise selanjutnya menjadi istilah yang pendistribusian barang dan jasa kepada
akrab denggan masyarakat, khususnya masyarakat konsumen, yang dijual kepada
masyarakat bisnis Indonesia dan menarik pihak lain yang berminat. Pemilik dari metode
perhatian banyak pihak untuk mendalaminya. ini disebut franchisor, sedangkan pembeli yang
berhak menggunakan metode disebut
Kemudian istilah franchise dicoba di- franchisee”.
Indonesia-kan dengan istilah “waralaba“ yang
diperkenalkan pertama kali oleh Lembaga Hardjiwidagdo (1993) dari sisi sistem
Pendidikan dan Pengembangan Manajemen usaha, menyebutkan waralaba adalah
(LPPM). Waralaba berasal dari kata “wara“ “perdagangan atau jasa yang memiliki ciri khas
(lebih atau istimewa) dan “laba“ (untung), yang berupa jenis produk dan bentuk yang
sehingga waralaba berarti usaha yang diusahakan, identitas perusahaan (logo, desain
memberikan laba lebih atau istimewa (Sutedi, dan merk) bahkan termasuk dalam pakaian dan
2008). penampilan karyawan perusahaan, rencana

Anda mungkin juga menyukai