Anda di halaman 1dari 4

STRATEGI PROMOSI EKOWISATA MANGROVE WONOREJO

(WONOREJO MANGROVE FESTIVAL)


event ini akan ada acara-acara lainnya seperti fun run, outbound, penanaman 1000 pohon, kontes foto,
doorprize, seafood festival dan live music, melalui adanya serangkaian acara ini masyarakat dapat terlibat
langsung dan akan semakin mempopulerkan ekowisata Mangrove Wonorejo.

1. Flayer Wonorejo Mangrove Festival

2. Spanduk Acara Pameran

Dikarenakan ekowisata Mangrove Wonorejo erat kaitannya dengan hasil laut maka pameran yang
diadakan dengan yaitu pameran seafood festival, pameran ini akan menyuguhkan berbagai olahan
hasil laut, selain itu dalam acara pameran ini juga akan menampilkan karya-karya foto-foto
masyarakat yang sudah mengikuti kontes foto sehingga masyarakat tersuguhkan dan memberikan
kesan di benak masyarakat sehingga akan membuat masyarakat ingin berkunjung kembali ke wisata
Mangrove Wonorejo.

3. Brosur / Social Media

Promosi pada social media/brosur dapat dilakukan dengan menampilkan kegiatan-kegiatan yang
sudah dilakukan oleh pengelola Mangrove Wonorejo, membuat content yang rutin agar menarik
netizen untuk sering melihat social media Mangrove Wonorejo, kemudiann menggandeng media
partner untuk publikasi acara di social media serta setiap publikasi selalu membuat tagar yang
menarik di setiap caption dengan tujuan memudahkan pencarian netizen bila ingin mengetahui lebih
detail lagi terkait Mangrove Wonorejo yang mana pada era transformasi digital ini dirasa bahwa
melalui social media saja bila dioptimalkan akan dapat menarik atensi masyarakat.
STRATEGI PROMOSI TAMAN WISATA MANGROVE DESA MATANSALA, SULAWESI
TENGAH

1. Mengidentifikasi produk wisata, merupakan pengalaman wisatawan selama melakukan aktivitas


di obyek wisata mangrove, apa yang dilihat, apayang dilakukan dan apa yang bisa dibeli oleh
wisatawan.
2. Merumuskan keunggulan produk wisata; Keunggulan produk merupakan kondisi atau sesuatu
yang menarik (keunikan) yang dimiliki obyek wisata mangrove Desa Matansala yang berbeda
dengan obyek wisata yang serupa. Misalnya wisata mangrove Desa Matansala merupakan wisata
alam yang sangat alami, karena tidak membabat pohon-pohon mangrove. Kondisi mangrove yang
masih alami merupakan daya tarik bagi para pengunjung. Selain itu bisa dibuat produk oleh-oleh
sebagai daya dukung bagi obyek wisata mangrove. Produk wisata ini tetap harus
memperhatikan daya dukung lingkungan dan sosial supaya obyek wisata dapat terus berkembang dan
berkelanjutan.
3. Menetapkan target pasar; Penetapan target pasar disesuaikan dengan keunggulan produk wisata
yang dimiliki. Penetapan target pasar yang dipilih adalah yang mampu dilayani dan disediakan oleh
pengelola obyek wisata mangrove Desa Matansala. Dimana target yang dipilih harus efisien dan
memperlihatkan pertumbuhan yang menjajikan.
4. Menetapkan harga; Berdasarkan hasil pengamatan, teknik penetapan harga yang sesuai adalah
teknik penetrasi. Penetapan harga dengan teknik penetrasi adalah dengan penetapan harga rendah di
awal untuk merangsang kunjungan wisatawan. Kemudian menaikkan harga sampai pada posisi
normal dan bisa ditawarkan secara bertahap. Untuk obyek wisata mangrove Desa Matansala yang saat
ini ditetapkan tiket masuk adalah 5000 rupiah per orang.

Anda mungkin juga menyukai