Anda di halaman 1dari 5

Analisis Objek Pariwisata

Desa Sukarara

Nama Kelompok

1. Agus Dirgahayu A1B017005


2. Budi Rahman A1B017021
3. Budiman A1B017023
4. Cesar Rajian Azizy A1B017024
5. Charismazaddien Firmansyah A1B017026
6. Deden Affan Kasugi A1B017030

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MATARAM
2019
Pembangunan Pariwisata Berkelanjutan

Pembangunan pariwisata berkelanjutan, seperti disebutkan dalam Piagam Pariwisata


Berkelanjutan (1995) adalah pembangunan yang dapat didukung secara ekologis sekaligus layak
secara ekonomi, juga adil secara etika dan sosial terhadap masyarakat. Artinya, pembangunan
berkelanjutan adalah upaya terpadu dan terorganisasi untuk mengembangkan kualitas hidup
dengan cara mengatur penyediaan, pengembangan, pemanfaatan dan pemeliharaan sumber daya
secara berkelanjutan. Hal tersebut hanya dapat terlaksana dengan sistem penyelenggaraan
kepemerintahan yang baik (good governance) yang melibatkan partisipasi aktif dan seimbang
antara pemerintah, swasta, dan masyarakat. Dengan demikian, pembangunan berkelanjutan tidak
saja terkait dengan isu-isu lingkungan, tetapi juga isu demokrasi, hak asasi manusia dan isu lain
yang lebih luas. Tak dapat dipungkiri, hingga saat ini konsep pembangunan berkelanjutan
tersebut dianggap sebagai ‘resep’ pembangunan terbaik, termasuk pembangunan pariwisata.

Pembangunan pariwisata yang berkelanjutan dapat dikenali melalui prinsip-prinsipnya


yang dielaborasi berikut ini. Prinsip-prinsip tersebut antara lain partisipasi, keikutsertaan para
pelaku (stakeholder), kepemilikan lokal, penggunaan sumber daya secara berkelanjutan,
mewadahi tujuan-tujuan masyarakat, perhatian terhadap daya dukung, monitor dan evaluasi,
akuntabilitas, pelatihan serta promosi.

1. Partisipasi
2. Keikutsertaan
3. Kepemilikan Lokal
4. Penggunaan Sumber daya yang berkelanjutan
5. Mewadahi Tujuan-Tujuan Masyarakat
6. Daya Dukung
7. Monitor dan Evaluasi
8. Akuntabilitas
9. Pelatihan
10. Promosi

DESA SUKARARA

Sukarara adalah salah satu desa yang terletak di Kecamatan Jonggat, Kabupaten
Lombok Tengah, Provinsi Nusa Tenggara Barat, Indonesia. Desa ini sebagian besar
penduduknya bersuku Sasak. Di sini Songket Sukarara merupakan kain tenun yang terletak di
desa ini. Lokasi ini berdekatan dengan Pantai Kuta, Tanjung Aan, Desa Sade, dan Desa
Banyumulek. Apabila anda mengunjungi desa ini, maka akan anda temui banyak wanita yang
mahir dalam membuat kerajinan tenun khas Lombok.

Beberapa keunikan dari Desa Sukarara dan hasil kerajinannya menjadikan tempat ini wajib anda
kunjungi saat anda berada di Pulau Lombok. keunikan tersebut antara lain:
1. Tenun songket adalah kain tenun yang dibuat melalui teknik menambahkan benang pakan
dengan benang sintetis sebagai hiasan, biasanya berwarna emas atau perak. Hiasan tersebut
disisipkan diantara benang lusi. Kadang hiasan ini berupa manik – manik, kerang, atau bahkan
uang logam.

2. Benang yang digunakan dalam menenun adalah benang – benang pilihan yang sudah terbukti
kekuatannya.

3. Selain itu, kain tenun khas Desa Sukarara ini tidak mudah luntur karena pewarna yang
digunakan terbuat dari bahan – bahan alami yang diambil dari tumbuhan.

4. Dalam proses pembuatannya, kain tenun songket ini membutuhkan kehati – hatian yang cukup
besar, dibutuhkan waktu satu minggu sampai satu bulan untuk penenun menyelesaikan satu kain
katun songket.

5. Kain tenun songket khas Desa Sukarara ini telah menjadi bagian dari komoditi Pulau
Lombok yang sudah terkenal di pasaran luar negeri.

6. Motif – motif songket yang ditawarkan dari hasil kerajinan di Desa Sukarara ini sangat
beragam.

Analisis Berdasarkan Kriteria Paariwisata Berkelanjutan

1. Pengolahan Destinasi Pariwisata Berkelanjutan

Suatu cara untuk megatur, mengendalikan dan menggontrol keberadaan objek wisata
yang berprinsip bukan untuk sekarang saja melainkan untuk masa yang akan datang juga
agar objek wisata dapat tetap eksis atau bertahan dengan perkembangan era globalisasi
melalui pemanfaatan ekonomi untuk masyarakat lokal disekitar pariwisata pelestarian bagi
masyarakat dan penggunjung serta melalui pelestarian lingkungan di objek wisata sehingga
manfaat tidak dirasakan oleh kita di jaman sekarang saja tapi bisa bermanfaat di masa yang
akan datang.
Pemerintah Kabupaten Lombok Tengah dalam mengelola keberadaan objek wisata Desa
Sukarara memberikan kontribusi seperti pelatihan tentang pengetahuan pemasaran dari kain
songket, seperti pelatihan menggunakan internet untuk media pemasaran, dan bekerja sama
dengan travel agent agar pemasaran produk kain songket bisa tetap eksis di pasar sehingga
dengan tetap eksisnya kain songket pasar maka keinginan memproduksi kain songket itu
akan tetap banyak. Dengan demikian produksi kain songket itu akan teteap berlangsung
sehingga dan harus diwariskan kepada generasi muda dan generasi selanjutnya.

2. Pemanfaatan Ekonomi Untuk Masyarakat Lokal

Seluruh kegiatan di objek pariwisata ditunjukan untuk mensejahtrakan masyarakat sekitar


daerah pariwisata. Pemerintah Kabupaten Lombok Tengah melalui kepala desa menyalurkan
dana untuk melaksanakan UMKM di setiap perumahan agar masyarakat lokal bisa ikut
berpatisipasi dalam kegiatan pariwisata. Seluruh kegiatan usaha diusahakan untuk melibatkan
sebegaian besar masyarakat lokal agar dapat meningkatkan perekonomian khususnya masyarakat
Desa Sukarara.

3. Pelestarian Budaya Bagi Masyarakat dan Pengunjung

Untuk tetap menjaga budaya khas Desa Sukarara khususnya menenun mereka menggajarkan
anak cucunya untuk mengenal mempelajari cara membuat tenun (nyensek) agar kelak budaya ini
tetap dilestarikan oleh para generasi penerus. Untuk menggenalkan budaya pada penggunjung
para pelaku pariwisata di desa sukarara memberikan kesempatan pada penggunjung untuk
mempraktikan cara menenun sehingga penggunjug bisa mengetahui tingkat kesulitan dalam
membuat kain tenun. Selain itu para pengunjung juga diberikan kesempatan untuk mencoba
menggunkan pakaian adat sasak dengan bahan kain tenun.

4. Pelestarian Lingkungan

Untuk mengelola destinasi wisata yang berkelanjutan di perlukan juga keadaan obejk
pariwisata yang aman, bersih dan nyaman bagi penggunjung sehingga penggunjung tertarik dan
tetap ingin menggunjungi destinasi wisata Desa Sukarara. Karang taruna juga tetap melakukan
pembersihan desa setiap bulannya. Para pelaku pariwisata juga perlu kesadaran membuang baik
itu limbah rumah tangga dan industry. Untuk pengunjung juga diharapkan dapat membuang
sampah pada tempatnya dan ikut menjaga kelestarian lingkungan daerah pariwisata.

Dari analisis objek wisata di atas dapat kita simpulkan bahwa untuk membangun pariwisata yang
berkelanjutan diperlukannya perhatian dari pemerintah setempat dari daerah, masyarakat lokal,
pengunjung dan setiap pelaku pariwisata yang ada karena jika salah satu dari mereka tidak ikut
beroatisipasi maka pembangunan pariwisata yang berkelanjutan tidak akan berjalan dengan
semestinya.

Anda mungkin juga menyukai