Indikator Pembelajaran
A. Pengantar
Perhatikan bahasa tulis berikut ini.
1
B. Paragraf
Apa itu paragraf? Banyak definisi tentang paragraf yang
dikemukakan oleh para ahli bahasa. Widjono (2012: 222)
menjelaskan bahwa paragraf merupakan satuan bahasa tulis
yang terdiri dari beberapa kalimat yang tersusun secara terpadu,
runtut, logis, dan merupakan kesatuan ide yang tersusun secara
lengkap, dan berstruktur. Struktur dalam konteks ini berupa
struktur paragraf, meliputi kalimat topik, kalimat pendukung 1,
kalimat pendukung 2, kalimat pendukung 3, dan kalimat konklusi.
Dalam paragraf, susunan kalimat terdiri dari satuan informasi
yang di dalamnya terdapat pikiran utama sebagai topik dan
pikiran penjelas sebagai pendukung dan pengendali
pengembangan topik, dan diakhiri dengan kalimat konklusi yang
seterusnya dalam pembahasan ini penulis sebut sebagai kalimat
penegas karena terkait fungsinya untuk menegaskan.
Kalimat-kalimat dalam paragraf memperlihatkan kesatuan
pikiran atau mempunyai keterkaitan dalam membentuk gagasan
atau topik tersebut. Sebuah paragraf biasanya terdiri dari
kumpulan kalimat yang yang berisi kalimat topik atau kalimat
utama dan kalimat penjelas. Bagaimana dengan paragraf yang
hanya terdiri dari satu kalimat? Apakah bisa disebut juga sebagai
paragraf?
Paragraf yang terdiri atas satu kalimat berarti tidak
menunjukkan ketuntasan atau kesempurnaan. Sebagai kesatuan
gagasan suatu bentuk ide yang utuh dan lengkap, paragraf
hendaknya dibangun dengan sekelompok kalimat yang saling
terkait. Namun, sekalipun tidak sempurna, paragraf yang terdiri
atas satu kalimat ini dapat berfungsi sebagai peralihan
2
antarparagraf. Jadi, sebuah paragraf dapat terdiri dari sebuah
kalimat, dua buah kalimat, atau lebih dari dua buah kalimat.
Paragraf yang berisi dari banyak kalimat, seluruh kalimatnya
merujuk pada satu gagasan yang sama atau masih berkaitan
dengan gagasan utama.
Contoh paragraf 1
3
di dalam sebuah paragraf. Niknik (2009: 154) menjelaskan
apabila sebuah paragraf bukan paragraf deskriptif atau naratif,
unsur paragraf itu berupa:
1. kalimat topik atau kalimat utama
2. kalimat pengembang atau kalimat penjelas
3. kalimat penegas
4. kalimat, klausa, prosa, dan penghubung.
4
tik atau kurang lebih 2 sentimeter. Selain itu, penulis juga dapat
menambahkan jarak agak renggang dari parangraf sebelumnya.
Dengan tanda ini, diharapkan dapat melihat awal paragraf
dengan mudah, sebab awal paragraf ditandai dengan kalimat
awal yang tidak diletakkan sejajar dengan garis margin atau
garis pias kiri (Zaenal dan Amran, 2012: 162).
Dalam sebuah bahasa tulis yang utuh, paragraf juga
memiliki fungsi, yakni:
1. untuk menandai pembukaan atau gagasan baru;
2. mengekspresikan gagasan tertulis ke dalam serangkaian
kalimat yang tersusun secara logis dan terstruktur;
3. menandai peralihan gagasan baru;
4. sebagai pengembang lebih lanjut tentang ide sebelumnya;
5. sebagai penegasan terhadap gagasan yang diungkapkan
terlebih dahulu.
5
paragraf tanpa kalimat topik atau paragraf yang seluruh
kalimatnya merupakan kalimat topik.
6
Mengingat salah satu ciri paragraf, yakni memiliki kalimat
topik atau kalimat utama, paragraf terbagi menjadi empat
berdasarkan letak kalimat topik.
7
2. Kalimat topik pada akhir paragraf
8
Contoh paragraf
9
Pikiran utama : peluang kerja tenaga lokal dengan membatasi
tenaga asing
Penalaran : deduktif-induktif
10
ke khusus). Penalaran keseluruhannya induktif-deduktif.
Gagasan yang disajikan dalam paragraf tersebut adalah:
11
Contoh paragraf A
12
2. Kepaduan paragraf
Selain kesatuan, syarat penulisan paragraf yang baik
adalah kepaduan. Untuk dapat mencapai kepaduan, langkah-
langkah yang harus ditempuh adalah kemampuan merangkai
kalimat sehingga bertalian secara logis dan padu.
Bagaimanakah agar kalimat-kalimat dapat bertahan secara logis
dan padu? Gunakan kata penghubung.
Terdapat dua jenis kata penghubung, yaitu kata
penghubung intrakalimat dan kata penghubung antarkalimat.
Kata penghubung intrakalimat adalah kata yang
menghubungkan anak kalimat dengan induk kalimat, sedangkan
kata penghubung antarkalimat adalah kata yang
menghubungkan kalimat yang satu dengan kalimat lainnya
(Niknik, 2009: 154). Mari kita kembali pada paragraf
sebelumnya.
Contoh paragraf B
13
Apakah ada perubahan antara paragraf A dan paragraf
B? Jawabannya “ya”. Pada paragraf B, terdapat kata
penghubung, baik kata penghubung intrakalimat maupun kata
penghubung antarkalimat yang merangkai kalimat-kalimat
tersebut dengan baik sehingga tercipta kepaduan. Namun,
sepertinya paragraf tersebut masih belum sempurna, masih ada
ketersesatan. Apakah itu? Penggunaan nama nyamuk demam
berdarah secara berulang kali itulah yang membuat paragraf B
belum padu. Agar paragraf B lebih padu, pergunakan
penggunaan kata ganti untuk nama nyamuk demam berdarah.
nyamuk demam berdarah
nyamuk itu
nyamuk yang mematikan
nyamuk yang mudah berkembang biak
3. Kelengkapan paragraf
Kelengkapan ditandai dengan ketuntasan informasi yang
diperoleh pembaca setelah selesai membaca sebuah paragraf.
Informasi yang disampaikan tidak menggantung.
Sebuah paragraf dikatakan lengkap apabila di dalamnya
terdapat kalimat-kalimat penjelas secara lengkap untuk
menunjuk pokok pikiran atau kalimat topik. Ciri-ciri kalimat
penjelas, yakni berisi penjelasan berupa rincian, keterangan,
contoh, dan lain-lain. Kalimat penjelas juga sering memerlukan
bantuan kata penghubung.
14
Contoh:
3a Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk mencegah
penyebaran demam berdarah. Salah satu cara adalah
memberantas tempat berkembang biak nyamuk demam
berdarah.
3b Ada beberapa cara yang dapat digunakanuntuk mencegah
penyebaran demam berdarah. Pertama, memberantas
tempat berkembang biak nyamuk demam berdarah.
E. Pengembangan Paragraf
Mengarang itu adalah usaha mengembangkan beberapa
kalimat topik. Dengan demikian, dalam karangan itu kita harus
mengembangkan beberapa paragraf demi paragraf.
Pengembangan paragraf ini tentunya didasarkan pada gagasan
utama atau pikiran utama. Agar gagasan sampai kepada
pembaca, penulis memerlukan strategi menulis paragraf, yaitu
cara dan upaya yang dapat memikat pembaca.
Pengembangan paragraf dapat dilakukan melalui dua
cara, yakni dengan penggunaan ungkapan dan teknik
pemaparan. Paragraf dapat dikembangkan dengan
menggunakan ungkapan terbagi menjadi tujuh, yakni
pertentangan, perbandingan, analogi, contoh, sebab akibat,
definisi, dan klasifikasi. Pengembangan paragraf dengan teknik
pemaparan terbagi menjadi lima, yakni naratif, deskriptif,
argumentatif, ekspositoris, dan persuasif.
15
1. Pengembangan paragraf dengan penggunaan ungkapan
a) Pengembangan paragraf dengan cara pertentangan
biasanya menggunakan ungkapan-ungkapan, seperti
berbeda dengan, bertentangan dengan, sedangkan, lain
halnya dengan, akan tetapi, dan bertolak belakang dari.
b) Perbandingan dapat menjadi salah satu cara
mengembangkan paragraf. Ungkapan yang biasa
digunakan, seperti serupa dengan, seperti halnya,
demikian juga, sama dengan, sejalan dengan, akan
tetapi, sedangkan, dan sementara itu.
c) Mengembangkan paragraf dapat juga dengan cara
analogi. Analogi merupakan bentuk pengungkapan suatu
objek yang dijelaskan dengan objek lain yang memiliki
kesamaan atau kemiripan. Biasanya pengembangan
analogi dilakukan dengan bantuan kiasan. Kata-kata
yang digunakan, yaitu ibaratnya, seperti, dan bagaikan.
d) Kata seperti, misalnya, contohnya, dan lain-lain adalah
ungkapan-ungkapan pengembangan dalam
mengembangkan paragraf dengan contoh.
e) Pengembangan paragraf dengan cara sebab akibat
dilakukan jika menerangkan suatu kejadian, baik dari segi
penyebab maupun dari segi akibat. Ungkapan yang
digunakan, yaitu padahal, akibatnya, oleh karena itu, dan
karena.
f) Adalah, yaitu, ialah, merupakan kata-kata yang
digunakan dalam mengembangkan paragraf dengan cara
definisi. Kata adalah biasanya digunakan jika sesuatu
yang akan didefinisikan diawali dengan kata benda. Yaitu
16
digunakan jika sesuatu yang akan didefinisikan diawali
dengan kata kerja atau sifat. Jika akan menjelaskan
sinonim suatu hal, kata ialah yang digunakan, dan jika
akan mendefinisikan pengertian rupa atau wujud, kata
merupakan yang dipakai.
g) Cara klasifikasi adalah pengembangan paragraf melalui
pengelompokan berdasarkan ciri-ciri tertentu. Kata-kata
atau ungkapan yang lazim digunakan, yaitu dibagi
menjadi, digolongkan menjadi, terbagi menjadi, dan
mengklasifikasikan.
17
menggunakan perkembangan analisis yang dalam
meyakinkan pembaca dibutuhkan kehadiran fakta-fakta.
d) Ekspositoris. Paragraf dengan teknik pemaparan yang
dilakukan secara bertahap, melalui proses, atau
kronologis dalam mengembangkan paragraf. Paragraf
ekspositoris biasanya dipaparkan secara sistematis atau
berurutan terhadap suatu hal atau objek yang
dikembangkan.
e) Persuasif. Teknik pemaparan ini dilakukan dengan cara
mengajak, mengimbau, atau membujuk pembaca. Tujuan
mengembangkan paragraf dengan teknik persuasif ini
adalah untuk memengaruhi pembaca atau pendengar
agar bersedia melakukan apa yang diminta penulis atau
pembicara dengan menyajikan kelebihan yang dimiliki hal
atau objek yang dibicarakan.
Referensi
Arifin, E. Zaenal dan S. Amran Tasai. 2012. Bahasa Indonesia
sebagai Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian.
Tangerang: Pustaka Mandiri.
Chaer, Abdul. 2012. Ketawa Ketiwi Betawi. Jakarta: Rineka
Cipta.
Hs., Widjono. 2012. Bahasa Indonesia (Mata Kuliah
Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi).
Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana.
Kuntarto, Niknik M.. 2009. Cermat dalam Berbahasa, Teliti dalam
Berpikir. Jakarta: Mitra Wacana Media.
Majalah Gizone. 2010. Jiaaah, Si Anak Leb4y! (edisi 15).
Surakarta.
Setiawan, Dony. Tanpa Tahun. Struktur Paragraf: Identifikasi
dan Pemanfaatannya. Jakarta: Badan Pengembangan
dan Pembinaan Bahasa.
http://bisniskeuangan.kompas.com
18
19