Bahasa Indonesia merupakan bahasa Nasional yang mana dalam penggunaannya terdapat ragam penulisan dan tata cara penulisan. Dalam bidang akademik bahasa Indonesia telah menunjukan peranannya dalam berbagai disiplin ilmu melalui bentuk-bentuk tulisan ilmiah seperti makalah dan skripsi. Selain dalam kesehariannya terdapat ragam tulisan yang memiliki tujuan yang berbeda-beda. Pada era saat ini, ragam bahasa penggunaanya tidak hanya pada bidang akademik, akan tetapi terdapat penggunaan lain yakni seperti penulisan paragraf. Suatu kalimat dalam tulisan tidak berdiri sendiri, melainkan kait-mengait dalam kalimat lain yang membentuk paragraf, paragraf merupaka sanian kecil sebuah karangan yang membangun satuan pikiran sebagai pesan yang disampaikan oleh penulis dalam karangan. Paragraf atau alinea adalah suatu bentuk bahasa yang merupakan hasil penggabungan beberapa kalimat. Dalam upaya menghimpun beberapa kalimat menjadi paragraf, yang perlu diperhatikan adalah kesatuan dan kepaduan. Kesatuan berarti seluruh kalimat dalam paragraf membicarakan satu gagasan(gagasan tunggal). Kepaduan berarti seluruh kalimat dalam paragraf itu kompak, saling berkaitan mendukung gagasan tunggal paragraf. Dalam membuat karya tulis ilmiah atau pembuatan paragraf sering dijumpai terdapat kesulitan bagi penulis untuk mengungkapkan pikiran menjadi kalimat dalam bahasa ilmiah. Dalam penulisan karya ilmiah atau karangan paragraf diperlukan untuk mengungkapkan ide yang lebih luas dari sudut pandang komposisi. Jadi, tanpa kemampuan menyusun paragraf, tidak mungkin bagi seseorang mewujudkan sebuah karangan atau sebuah karya ilmiah. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut di dapatkan rumusan masalah adalah sebagai berikut: 1. Apa yang dimaksud dengan paragraf? 2. Bagaimana ciri-ciri paragraf? 3. Apakah fungsi dan tujuan paragraf? 4. Jenis-jenis paragraf berdasarkan sudut pandang yang ada? 1.3 Tujuan 1. Mengetahui definisi paragraf dari beberapa ahli. 2. Mengetahui ciri-ciri dari paragraf. 3. Mengetahui fungsi dan tujuan dari paragraf. 4. Engetahui berbagai jenis paragraf. BAB II PEMBAHASAN
1.4 Pengertian Paragraf
Paragraf merupakan satuan bahasa tulis yang terdiri dari beberapa kalimat yang tersusun secara runtun, logis, dalam satu kesatuan ide yang tersusun secara lengkap, utuh, dan padu. Paragraf ialah bagian dari suatu karangan yang terdiri dari sejumlah kalimat yang mengungkapkan satuan informasi dengan pikiran utama sebagai pengendaliannya dan pikiran penjelas sebagai pendukungnya, paragraf juga dapat disebut sebagai karangan mini.
1.5 Ciri Paragraf
Adapun ciri-ciri paragraf ialah sebagai berikut : 1. Kalimat pertama terletak agak dalam dengan jarak lima ketukan spasi untuk jenis karangan yang biasa. Kalimat selanjutnya terletak agak luar dibandingkan dengan kalimat pertama. 2. Paragraf menggunakan pikiran utama (gagasan utama) yang dinyatakan dalam kalimat topik. 3. Setiap paragraf memiliki sebuah kalimat utama dan selebihnya merupakan kalimat penjelas yang berfungsi menjelaskan pikiran utama dalam kalimat utama. 4. Paragraf menggunakan pikiran penjelas yang dinyatakan dalam kalimat penjelas. Setiap kalimat penjelas berisi penjelasan yang spesifik, tidak mengulang pikiran penjelas lainnya. Kalimat utama ialah kalimat yang mengandung gagasan utama dan ide yang ingin disampaikan sebagai dasar pengembangan paragraf. Kalimat penjelas ialah gambaran lebih rinci mengenai ide-ide yang akan disampaikan. Contoh dari kalimat utama dan kalimat penjelas ialah “Shindy pintar” sebagai gagasan pokoknya. Bunyi dari kalimat utamanya ialah “Shindy adalah anak yang pintar”. Bunyi dari kalimat penjelasnya ialah “Dia selalu mendapatkan IP di atas 3,5 setiap semester di kampusnya. Bahkan pada semester yang lalu ia mendapatkan IP 4”. 1.6 Fungsi Paragraf Adapun Fungsi paragraf ialah sebagai berikut : 1. Mengekspresikan gagasan tertulis dengan memberi bentuk suatu pikiran dan perasaan ke dalam serangkaian kalimat yang tersusun secara logis dalam suatu kesatuan. 2. Menandai pergantian gagasan baru bagi suatu karangan yang terdiri dari beberapa paragraf yang mana pada pergantian paragraf tersebut berganti pula pikiran dari penulis. 3. Memudahkan pengorganisasian gagasan bagi penulis dan memudahkan pembaca untuk memahaminya. 4. Memudahkan pengembangan topik karangan ke dalam satuan-satuan unit pikiran yang lebih kecil. 5. Memudahkan pengendalian variabel terutama karangan yang terdiri atas beberapa variabel.
1.7 Tujuan Paragraf
Adapun Tujuan dari paragraf ialah sebagai berikut : 1. Menunjukkan tahap pemberhentian suatu kalimat secara formal, yakni tempat pemberhentian yang lebih lama dibandingkan pemberhentian pada akhir kata, sehingga pemusatan perhatian dapat lebih terarah. 2. Memudahkan pemahaman dengan membatasi antara satu ide pokok dengan yang lainnya, yang menunjukkan bahwa setiap paragraf hanya mengandung satu ide pokok.
1.8 Pikiran Utama dan Kalimat Topik
Pikiran utama merupakan topik yang dikembangkan menjadi sebuah paragraf yang dinyatakan dalam bentuk kalimat topik. Pikiran utama dalam paragraf berfungsi sebagai pengendali keseluruhan paragraf. Penulis menentukan pikiran utama dan mengekspresikannya dalam kalimat topik serta penulis terikat oleh pikiran tersebut sampai akhir paragraf. Kalimat topik ialah kalimat utama yang mengandung inti gagasan dari sebuah paragraf. 1.8.1 Paragraf Tanpa Kalimat Topik Paragraf yang terdiri dari beberapa kalimat kadang-kadang menyajikan pikiran-pikiran yang setara dan tidak ada pikiran yang lebih utama dari yang lainnya. Paragraf ini menyajikan kalimat-kalimat yang sama kedudukannya dan tidak memiliki pikiran utama dan pikiran penjelas, serta tidak memiliki kalimat utama dan kalimat penjelas. 1.8.2 Kalimat Topik Dalam Paragraf Penempatan kalimat topik dalam karangan yang terdiri dari beberapa paragraf dapat dilakukan secara bervariasi pada awal, awal dan akhir serta tengah paragraf dengan tujuan memudahkan pembaca dalam mengikuti alur penalaran sambil menikmati kesegaran karangan, tidak monoton dan bersifat alami. 1.1.1.1 Kalimat Topik pada Awal Paragraf Kalimat topik pada awal paragraf umumnya berisi tentang pikiran utama yang bersifat umum sedangkan kalimat selanjutnya berisi pikiran penjelas yang bersifat khusus disebut sebagai kalimat penjelas. Isi kalimat dapat berupa: penjelas, uraian, analisis, contoh-contoh, keterangan, atau rincian kalimat topik. 1.1.1.2 Kalimat Topik pada Akhir Paragraf Sebuah paragraf diakhiri dengan kalimat topik dan diawali dengan kalimat penjelas yang berarti paragraf tersebut menyajikan kasus khusus, contoh, penjelasan, keterangan atau analisis terlebih dahulu, setelah itu ditutup dengan kalimat topik sehingga menggunakan penalaran induktif. 1.1.1.3 Kalimat Topik pada Tengah Paragraf Paragraf dengan kalimat topik di tengah paragraf diawali dan dikahiri dengan kalimat penjelas. Paragraf ini menggunakan pola penalaran induktif-deduktif. 1.1.1.4 Kalimat Topik pada Awal dan Akhir Paragraf Kalimat topik dalam sebuah paragraf hakikatnya hanya terdapat satu. Penempatan kalimat topik yang kedua berfungsi untuk menegaskan kembali pikiran utama paragraf tersebut. Kalimat topik pada awal paragraf menimbulkan sifat deduktif, pada akhir paragraf menimbulkan sifat induktif dan pada awal dan akhir paragraf menjadikan paragraf bersifat deduktif-induktif.
1.9 Syarat Paragraf yang Baik
Paragraf yang baik harus memenuhi syarat kesatuan, kepaduan, ketuntasan, keruntunan dan konsistensi penggunaan sudut pandang. 1.9.1 Kesatuan Paragraf (Kesatuan Pikiran) Setiap paragraf hanya berisi satu pikiran untuk menjamin kesatuan paragraf dan dapat berupa beberapa kalimat. Keseluruhan paragraf harus memiliki kesatuan dan tidak boleh terdapat kalimat yang sumbang dan menyebabkan kesatuan paragraf akan menjadi rusak. 1.9.2 Kepaduan Paragraf dinyatakan padu jika dibangun dengan kalimat-kalimat yang berhubungan secara logis. Hubungan pikiran-pikiran yang ada dalam paragraf menghasilkan kejelasan struktur dan makna paragraf serta menghasilkan paragraf yang satu padu, utuh, dan kompak. Kepaduan ini dapat dibangun melalui pengulangan kata kunci atau sinonim, kata ganti, kata transisi, dan bentuk paralel. 1.1.1.5 Pengulangan Kata Kunci Semua kalimat dalam paragraf dihubungkan dengan kata kunci atau sinonimnya. Kata kunci (sinonimnya) yang telah disebutkan dalam kalimat pertama diulang pada kalimat kedua, ketiga, dan seterusnya sehingga paragraf menjadi padu, utuh dan kompak. 1.1.1.6 Kata Ganti Kepaduan dapat dijalin dengan kata ganti, pronominal, atau padanan. Sebuah kata yang telah disebutkan pada kalimat pertama (terdahulu) dapat disebutkan kembali pada kalimat berikutnya dengan kata gantinya. Kata ganti (padanan) dapat pula menggantikan kalimat, paragraf dan dapat pula menggantikan bab. 1.1.1.7 Kata Transisi Kata transisi merupakan kata penghubung, konjungsi, perangkai yang menyatakan adanya hubungan, baik intra kalimat maupun antar kalimat. Penggunaan kata transisi yang tepat dapat memadukan paragraf sehingga keseluruhan kalimat menjadi padu, menyatu dan utuh. Kata transisi digunakan berdasarkan fungsi makna yang dihubungkan. 1.1.1.8 Struktur Paralel Struktur paralel merupakan bentuk-bentuk sejajar : bentuk kata yang sama, struktur kalimat yang sama, serta pengulangan bentuk kalimat yang sama. 1.9.3 Ketuntasan Ketuntasan merupakan kesempurnaan, hal dapat diwujudkan dengan : 1. Klasifikasi yaitu pengelompokan objek secara lengkap dan menyeluruh. Klasifikasi dibagi menjadi dua jenis yaitu sederhana dan kompleks. Klasifikasi sederhana membagi sesuatu ke dalam dua kelompok, misal : pria dan wanita, besar dan kecil, baik dan buruk. Klasifikasi kompleks membagi sesuatu menjadi lebih dari dua kelompok, misal : besar-sedang-kecil, pengusaha besar-menengah-kecil, negara maju-negara berkembang-negara terbelakang. 2. Ketuntasan bahasan merupakan kesempurnaan membahas materi secara menyeluruh dan utuh. Hal ini harus dilakukan karena pembahasan yang tidak tuntas akan menghasilkan simpulan yang salah, tidak sahih, dan tidak valid. 1.9.4 Keruntunan Keruntunan merupakan penyusunan urutan gagasan dalam karangan. Gagasan demi gagasan disajikan secara runtut. Karangan yang runtut enak dibaca, mudah dipahami dan menyenagkan pembacanya. 1.9.5 Konsistensi Sudut Pandang Sudut pandang merupakan cara penulis menempatkan diri dalam karangannya. Dalam cerita, pengarang sering menggunakan sudut pandang aku seolah-olah menceritakan dirinya sendiri. Selain itu, pengarang dapat menggunakan sudut pandang dia atau ia seolah-olah menceritakan dia. Dalam karangan-karangan ilmiah pengarang menggunakan kata penulis. Sekali menggunakan sudut pandang tersebut harus menggunakannya secara konsisten dan tidak boleh berganti dari awal sampai akhir.
1.10 Jenis paragraf
Jenis paragraf berdasarkan sudut pandang isi atau pikiran yang dikemukakan (paragraf narasi, paragraf deskripsi, paragraf ekspositoris paragraf argumentasi). Berdasarkan sudut pandang penalaran (paragraf induksi, paragraf deduksi, paragraf induksi-deduksi). Berdasarkan sudut pandang tempat dan fungsinya didalam karangan (paragraf pengantar, paragraf pengembang, dan paragraf penutup) 1.10.1 Jenis Paragraf Berdasar Sudut pandang Isi atau Pemikiran Paragraf berdasarkan sudut pandang isi atau pemikiran anta alain adalah sebagai berikut:
1.1.1.9 Paragraf Naratif
Paragraf naratif adalah pargraf yang menceritakan suatu cerita, peristiwa, atau keadaan dala bentuk data atau cerita yang umumnya diceritakan secara runtun. 1.1.1.10 Paragraf Deskritif Paragraf deskriptif adalah paragraf yang menceritakan atau menggambarkan sesuatu karakteristik dari suatu objek secara rinci. 1.1.1.11 Paragraf Eksposisi Paragraf eksposisi adalah paragraf yang memaparkan sesuatu fakta atau kenyataan kejadian tertentu. 1.1.1.12 Paragraf Persuasif Paragraf persuasif adalah paragraf yang mempromosikan sesuatu dengan cara mempengaruhi atau mengajak para pembaca agar mengikuti kemauan atau saran yang diberikan penulis. 1.1.1.13 Paragraf Argumentasi Paragraf argumentasi adalah paragraf yang membahas satu masalah dengan bukti-bukti alasan yang mendukung. 1.10.2 Berdasarkan Sudut Pandang Penalaran Paragraf berdasarkan sudut pandang penalaran antara lain adalah sebagai berikut: 1.1.1.1 Paragraf Deduktif Pargraf deduktif merupakan paragraf yang pemikiran utamanya terletak pada bagian awal paragraf, dimana paragraf menyajikan pokok permasalahan terlebih dahulu, lalu dilanjutkan dengan uraian yang terinci mengenai permasalahan atau gagasan paragraf. 1.1.1.2 Paragraf Induktif Paragraf induktif adalah paragraf yang letak pemikiran utamnya di akhir paragraf, yakni menyajikan penjelasan terlebh dahulu selanjutnya di akhiri dengan kalimat utama atau pokok permasalahan atau topik. 1.1.1.3 Paragraf Deduktif-Induktif Paragraf deduktif-induktif merupakan paragraf yang pemikiran utamanya terlletak pada awal adan akhir paragraf, kalimat terakhir paragraf akan menjelaskan atau menegaskan kembali pokok pemikiran atau ide pokok yang sebelumnya dijelaskan diawal paragraf. 1.1.1.4 Paragraf penuh kalimat topik Pada paragraf ini seluruh kalimat yang terdapat didalam paragraf sama pentingnya sehingga tidak satupun kalimat yang khusus menjadi kalimat topik. Paragraf penuh kalimat topik umumnya terdapat pada uraian-uraian bersifat deskriptif dan naratif terutama dalam karangan fiksi. 1.10.3 Berdasarkan Sudut Pandang Tempat dan Fungsinya Paragraf berdasarkan sudut pandang temapat dan fungsinya antara lain adalah sebagai berikut: 1.1.1.1 Paragraf Pengantar Paragraf pengantar yang baik akan berhasil mengetuk hati dan memperoleh simpati, menggugah minat dan gairah orang lain untuk mengetahui lebih banyak dari paragraf. Fungsi paragraf pengantar antara lain adalah sebagai berikut: 1. Menunjukan pokok persoalan yang mendasari masalah 2. Menarik minat pembaca dengan mengungkapkan latar belakang, pentingnya pemecahan masalah. 3. Menyatakan tesis atau ide sentral karangan yang akan dibahas 4. Menyatakan pendirian (pernyataan maksud) sebagai persiapan kearah pendirian selengkapnya sampai dengan akhir karangan 1.1.1.2 Paragraf Pengembang Paragraf pengembang merupakan paragraf yang memiliki fungsi menerangkan atau menguraikan gagasan pokok karangan. Fungsi dari paragraf pengembang adalah sebagai berikut: 1. Menguraikan, mendiskripsikan, membandingkan, menghubungkan, menjelaskan, atau menerangkan. Kata-kata yang lazim digunakan antara lain mengidentifikasi, menganalisis, detail, menguraikan arti, fungsi, mengklasifikasi, membandingkan, dengan demikian, membahas, dan lainnya. 2. Menolak suatu konsep dengan suatu alasan, argumentasi atau pembuktian. Kata yang lazim digunakan antara lain bertentangan dengan, berbeda dengan, tetapi, meskipun demikian, tidak sama halnya dengan, bertolak belakang dengan, tidak sejalan dengan, kontroversi, dan lainnya. 3. Mendukung konsep dengan suatu argumentasi, contoh, alasan, fakta dan rincian. Kata yang lazim digunakan antara lain tambahan pula, lebih jauh, sejalan dengan hal itu, sesungguhnya, sesuai dengan, seimbang dengan, dan pertimbangan lain. 1.1.1.3 Paragraf Peralihan Paragraf peralihan adalah paragraf penghubung yang terletak diantara paragraf utama. Paragraf peralihan relatif pendek yang memiliki fungsi sebagai penghubung antar paragraf utama dan memudahkan pembaca untuk beralih kegagasan lain. Contoh dari paragraf peralihan adalah sebagai berikut, “Bagaimana konsep tersebut diaplikasikan? Uraian berikut ini akan membahas proses aplikasi tersebut secara bertahap dan tuntas” 1.1.1.4 Paragraf Penutup Paragraf penutup digunakan untuk meninggalkan kesan yang kuat dan mendalam sehingga pembaca akan mengenang kesan tersebut. Fungsi dari paragraf penutup adalah sebagai berikut: 1. Sebagai penutup, menyatakan bahwa karangan sudah selesai. Komunikasi melalui karangan yang dibacanya telah tertutup, akan tetapi semangat yang besar dan segar diharapkan akan terus berlanjut. 2. Mengingatkan atau menegaskan kepada pembaca akan pentingnya pokok pembahasan. 3. Memuaskan pembaca untuk mendapat pandangan baru 4. Menyajikan kesimpulan. 1.11 Pengembangan Paragraf Paragraf yang baik, selain harus memenuhi syarat, paragraf juga harus ditulis secara logis dan memenuhi standar nalar. Terdapat beberapa pengembangan nalarm yakni sebagai berikut: 1.11.1 Secara Alamiah Pengembangan paragraf secara ilmiah berdasar pada urutan ruang dan waktu kronologisnya. Urutan ruang merupakan urutan yang akan membawa pembaca dari satu titik ketitik berikutnya dalam suatu ruang. Urutan waktu dalam pengembangan paragraf yakni urutan terjadinya peristiwa, perbuatan, dan tindakan. 1.11.2 Klimaks – Antiklimaks Paragraf klimaks – antiklimaks digunakan untuk menyajikan sebuah cerita atau konflik. Penulisan diawali dengan pengenalan tokoh, dilanjutkan dengan konflik mencapai puncak konflik, dan menurun menuju solusi (antiklimaks). Paragraf ini dapat digunakan untuk menulis sejarah, cerita fiksi (roman, novel, cerita pendek), kisah permusuhan, atau peperangan. 1.11.3 Deduksi dan Induksi Deduksi adalah roses penalaran dengan menyebutkan gagasan utama yang bersifat umum dan dilajutkan dengan gagasan – gagasan yang bersifat khusus sedangkan untuk Induksi adalah kebalikan dari deduksi.
1.12 Paragraf Berdasarkan Fungsi
Paragraf berdasarkan fungsi dalam suatu karangan misalnya membandingkan, mempertentangkan, menggambarkan, memperdebatkan. 1.12.1 Perbandingan dan pertentangan 1.1.1.1 Perbandingan Paragraf perbandingan adalah paragraf yang berusaha memeperjelas paparannya dengan jalan membandingkan dan mempertentangkan hal-hal yang dibicarakan. Dalam hal tersebut dikemukakan persamaan dan perbedaan antara dua hal yang memiliki persamaan dan perbedaan. 1.1.1.2 Pertentangan Pertentangan merupakan proses argumentasi dengan melakukan penolakan, oleh karena itu pertentangan ditargetkan menolak eksistensinya dan disertai pembuktian. 1.12.2 Analogi Paragraf yang merupakan analogi umunya digunakan oleh penulis untuk membandingkan suatu yang dikenal umum dengan yang kurang dikenal. 1.12.3 Contoh – contoh Paragraf berisi contoh contoh digunakan untuk memberi bukti atau penjelasan terhadap generalisasi yang sifatnya umum, yang dimaksudkan pembaca dapat dengan mudah menerimanya yang dalam hal ini wawasan pemikiran, wawasan budaya, pengalaman, dapat berfungsi secara secara efektif.
1.12.4 Sebab – Akibat
Dalam paragraf sebab akibat, sebab dapat berfungsi sebagai pemikiran utama sedangkan akibat sebagai pemikiran penjelas. Atau sebalinya, yakni akibat sebagai pemikiran utamanya sedangkan sebabnya merupakan pemikiran penjelas. 1.12.5 Definisi Luas Definisi luas adalah uraian pengertian yang sekurang-kurangnya terdiri dari satu paragraf yang berisi dari uraian pengertian dapat berupa sinonim kata definisi formal berupa kalimat. Definisi luas dapat terdiri dari beberapa paragraf atau bisa satu bab. 1.12.6 Klasifikasi Klasifikasi merupakan pembagian sesuatu kebeberapa kelompok berdasarkan dari persamaan ciri, sifat, dan karakter. Apabila suatu objek memiliki persamaan ciri, sifat, dan karakter maka objek tersebut menjadi suatu kelompok dan apabila terdapat perbedaan maka tidak dapat dijadikan dalam satu kelompok.