Oleh :
OLIVIA ERDIANA
NIM. 361793301017
ii
FILM DOKUMENTER SEBAGAI MEDIA PROMOSI WISATA
EDUKASI DI AKBAR ZOO BANYUWANGI
Tugas Akhir Ini Dibuat Dan Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Kelulusan
Program Studi Manajemen Bisnis Pariwisata Dan Mencapai Gelar Sarjana Terapan
Pariwisata (S.Tr.Par)
Oleh :
OLIVIA ERDIANA
NIM. 361793301017
iii
“Halaman Ini Sengaja Dikosongkan”
iv
DAFTAR ISI
v
“Halaman Ini Sengaja Dikosongkan”
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
“Halaman Ini Sengaja Dikosongkan”
viii
DAFTAR TABEL
ix
“Halaman Ini Sengaja Dikosongkan”
x
BAB 1
PENDAHULUAN
1
wisata kebun binatang menjadi wahana edukasi yang bagus untuk anak-anak di Akbar
Zoo pengunjung juga dapat berinteraksi langsung dengan binatang yang ada, diantaranya
seperti kelinci, domba, sapi, aneka burung, dan lain sebagainya. Akbar Zoo juga
menawarkan wahana permainan seperti flying fox, ATV (All Terrain Vehicle),
skybike¸dan wahana outbound lainnya. Namun saat ini, keberadaan Akbar Zoo sebagai
wisata edukasi masih belum dikenal luas oleh masyarakat.
Berdasarkan hasil survei awal yang dilakukan oleh peneliti, pengetahuan
wisatawan atas adanya wisata baru Akbar Zoo masih sangat minim. Hal ini disebabkan
oleh terkendalanya pihak Akbar Zoo untuk melakukan Promosi, Bapak Parta selaku
manager Akbar Zoo mengatakan bahwa “Kegiatan promosi yang kami lakukan masih
sebatas melalui media sosial instagram, dan tik tok salah satu cara yang kami lakukan
untuk awal pengenalan Akbar Zoo ke masyarakat ini dilakukan juga melalui kerjasama
antar pihak Sekolah Dasar (SD) maupun Taman Kanak-kanak (TK). Ditambah lagi
membaca peluang di era pandemi sangat sulit, mahalnya biaya promosi juga menghambat
kami dalam melakukan kegiatan promosi”. Saat ini Akbar Zoo masih bekerjasama oleh
beberapa Taman Kanak-kanak (TK) yang ada di Banyuwangi seperti TK Khodijah
Rogogampi, TK Khodijah Wongsorejo, TK Khodijah Cluring, TK Khodijah Gambiran
dan TK Taman Siswa Puri Brawijaya Banyuwangi. Akbar Zoo telah membranding
dirinya sebagai wisata edukasi, namun pada saat ini masih belum ada sisi yang
ditonjolkan untuk menggambarkan Akbar Zoo sebagai wisata Edukasi. Hal ini dibuktikan
dari adanya promosi berupa video pada media sosial yang belum mengarahkan dan
menampilkan nilai-nilai edukasi atau pendidikan pada Akbar Zoo. Permasalahan yang
dihadapi oleh Akbar Zoo tentunya tidak terlepas dari pengaruh strategi promosi yang
diterapkan maka dari itu, pentingnya pemahaman atas promosi agar promosi yang
dilakukan dapat sesuai dengan target yang diinginkan.
Promosi merupakan varіabel khuѕuѕ pemaѕaran untuk menarіk perhatіan
wіѕatawan potenѕіal ke daya tarik wisata tertentu dan menіkmatі berbagaі kegіatan yang
dіrancang dalam parіwіѕata (Hasan, 2015). Pada hakikatnya promosi dimaknai untuk
menginformasikan, membujuk dan mengingatkan wisatawan. Media promosi pariwisata
merupakan bagian teknis dari bauran promosi pariwisata seperti periklanan, promosi
penjualan dll. Media promosi memiliki ragam seperti: brosur, spanduk, foto, banner
hingga film. Maka dari itu, perlu adanya inovasi lain dalam penerapan strategi promosi.
Media promosi yang dipilih sebagai pengenalan daya tarik wisata Akbar Zoo yang
dimaksud ini adalah melalui film. Terdapat hal penting yang harus diperhatikan terkait
2
dengan isi iklan wisata yang menggunakan film sebagai media promosinya, yaitu: (1)
warna ataupun gambar yang diproyeksikan dari film dirancang untuk menarik perhatian
wisatawan; (2) tampilkan fitur yang dapat memperkuat keunikan citra destinasi wisata;
(3) tunjukkan sifat multi dimensi destinasi (aneka kegiatan apa saja yang dapat dilakukan
di daya tarik tersebut); (4) gunakan rasio 54% tampilan gambar dan 46% informasi. Film
yang dapat digunakan sebagai media promosi Akbar Zoo kali ini yaitu film dokumenter.
Film dokumenter adalah film yang mendokumentasikan atau mempresentasikan
kenyataan. Artinya apa yang direkam memang berdasarkan fakta yang ada, namun dalam
penyajiannya dapat dimasukan pemikiran-pemikiran Manusia. Kunci utama dari film
dokumenter adalah penyajian fakta, film dokumenter berhubungan dengan orang-orang,
tokoh, peristiwa, dan lokasi yang nyata (Ayawaila, 2008). Film dokumenter tidak
menciptakan suatu peristiwa atau kejadian namun merekam peristiwa yang sungguh-
sungguh terjadi atau otentik. Pada perkembangan pariwisata Indonesia film dokumenter
digunakan sebagai media promosi untuk mengenalkan atau menginformasikan destinasi
wisata tertentu sekaligus digunakan dalam meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan.
Film dokumenter pariwisata Indonesia menjadi primadona dalam Festival Film
Internasional Seni dan Budaya Populer ke-4 di Kota Cuenca, Ekudor baru-baru ini.
Dalam festival film yang berlangsung tanggal 17-20 Oktober 2017 tersebut, Indonesia
menampilkan dua film dokumenter yaitu Keris dan Wayang.
Dengan pemilihan film dokumenter sebagai media promosi ini diharapkan agar
target audience dan target market dapat melihat dan merasakan potensi wisata edukasi di
Akbar Zoo. Film ini nantinya akan menampilkan kegiatan yang mengarah pada edu
tourism, yang akan disajikan berdasarkan realita di lapangan. Melalui media promosi
Film dokumenter diharapkan agar menjadi salah satu cara yang efektif yang dapat
digunakan dan diperlihatkan kepada pelajar khususnya Anak-anak Sekolah Dasar (SD)
dan Taman Kanak-kanak (TK). Media ini dipilih karena sebuah pendokumentasian secara
videography dapat memunculkan dan memperlihatkan secara nyata yang terjadi pada
objek. Tidak hanya visual saja yang dapat menarik perhatian target, tetapi suara dan gerak
dapat lebih memperkuat keingantahuan wisatawan setelah melihat film dokumenter
tersebut. Film dokumenter ini dipilih juga menyentuh emosi dan memori target audience,
sehingga dapat lebih memperkuat keinginan para wisatawatan untuk mengunjungi Akbar
Zoo. Hal ini bertujuan untuk menyeimbangkan antara ekspektasi wisatawan dengan fakta
di lapangan yang menggambarkan Akbar Zoo sebagai wisata edukasi.
3
Berdasarkan uraian pernyataan di atas, maka akan dilakukan penelitian dengan
judul “Film Dokumenter Sebagai Media Promosi Wisata Edukasi di Akbar Zoo
Banyuwangi” Harapan dari hasil penelitian ini adalah dapat berperan langsung untuk
membantu pihak manajemen dari Akbar Zoo memperkenalkan serta membangun citra
perusahaan sebagai wisata edukasi kepada masyarakat luas melalui media promosi berupa
film dokumenter yang nantinya akan di publikasikan melalui media sosial yang
diharapkan mampu meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan.
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, adapun tujuan laporan ini dibuat sebagai
berikut:
1. Untuk mengetahui karakteristik wisata edukasi pada daya tarik wisata Akbar Zoo.
2. Untuk mengetahui desain film dokumenter sebagai media promosi wisata edukasi di
Akbar Zoo Banyuwangi.
3. Untuk mengetahui hasil validasi oleh para ahli film dokumenter sebagai media
promosi wisata edukasi di Akbar Zoo Banyuwangi.
4. Untuk mengetahui hasil validasi oleh para ahli film dokumenter sebagai media promosi
wisata edukasi di Akbar Zoo Banyuwangi.
4
1.4 Manfaat
Adapun manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu
pariwisata sebagai sumber bacaan atau dapat dijadikan sebagai referensi yang
dapat memberikan informasi teoritis dan empiris pada pihak-pihak yang akan
melakukan penelitian lebih lanjut mengenai permasalahan ini, serta dapat
menambah daftar pustaka yang telah ada.
2. Manfaat Praktis
Hasil dari penelitian ini dapat digunakan sebagai acara dalam melakukan
pemasaran produk yang dihasilkan oleh wisata Akbar Zoo dan memperkuat brand
identity sebagai wisata edukasi kepada masyarakat yang belum mengetahui.
5
“Halaman Ini Sengaja Dikosongkan”
6
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
7
Berdasarkan gaambar 2.1 dapat diketahui bahwa destinasi memiliki komponen
6A. Menurut Buhalis (2000) dalam Chaerunissa (2020) mengemukakan teori yang
berbeda bahwa komponen pengembangan pariwisata terdiri dari 6A yaitu Attraction,
Amenities, Ancillary, Activity, Accessibilities dan Available Package. Sebagai berikut:
1. Attraction (Atraksi)
Atraksi adalah segala hal yang mampu menarik wisatawan untuk berkunjung ke
kawasan wisata. Atraksi terdiri dari apa yang pertama kali membuat wisatawan
tertarik untuk berkunjung ke sebuah kawasan. Atraksi dapat didasarkan pada
sumber daya alam yang memiliki bentuk ciri-ciri fisik alam, dan keindahan
kawasan itu sendiri. Selain itu, budaya juga dapat menjadi atraksi untuk menarik
minat wisatawan datang, seperti hal-hal yang besejarah, agama, cara hidup
masyarakat, tata cara pemerintahan, dan tradisi-tradisi masyarakat baik dimasa
lampau maupun di masa sekarang. Hampir setiap destinasi memiliki atraksi
khusus yang tidak dapat dimiliki oleh destinasi lainnya.
2. Accessibilities (Akses)
Akses mencakup fasilitas sarana dan prasarana yang dibutuhkan oleh wisatawan
untuk menuju destinasi wisata, sehingga harus tersedia jasa seperti penyewaan
kendaraan dan transportasi lokal, rute atau pola perjalanan (Cooper 2000).
3. Amenities (fasilitas pendukung)
Amenities adalah berbagai fasilitas pendukung yang dibutuhkan oleh wisatawan di
destinasi wisata. Amenities meliputi beragam fasilitas untuk memenuhi kebutuhan
akomodasi, penyediaan makanan dan minuman (food and beverage), tempat
hiburan, tempat perbelanjaan (retailing), dan layanan lainnya seperti bank, rumah
sakit, keamanan dan asuransi (Cooper et al, 2000). Menurut Inskeep dalam
Hadiwiijoyo (2012:59-60) fasilitas (facilities) dan pelayanan lainnya (other
services) di destinasi bisa terdiri dari biro perjalanan wisata, restaurant, retail
outlet kerajinan tangan, souvenir, keunikan, keamanan yang baik, bank, penukaran
uang (money changer), (tourist infomation office), rumah sakit, bar, tempat
kecantikan. Setiap destinasi memiliki fasilitas yang berbeda, namun untuk
melayani kebutuhan dasar wisatawan yang berkunjung destinasi melengkapinya
sesuai dengan karakteristik destinasi tersebut.
4. Available packages (Paket yang tersedia)
Available packages merupakan paket-paket yang tersedia dalam destinasi wisata,
paket ini meliputi penawaran hotel, paket tour dan lain sebagainya.
8
5. Activities (aktivitas)
Aktifitas berhubungan dengan kegiatan di destinasi yang akan memberikan
pengalaman (experience) bagi wisatawan. Setiap destinasi memiliki aktivitas yang
berbeda sesuai dengan karakteristik destinasi wisata tersebut (Brown and Stange,
2015). Aktivitas wisata di destinasi merupakan kegiatan yang salah satunya
menjadi daya tarik wisatawan untuk datang ke destinasi.
6. Ancillary services (Layanan Pendukung)
Ancillary adalah dukungan yang disediakan oleh organisasi, pemerintah daerah,
kelompok atau pengelola destinasi wisata untuk menyelenggarakan kegiatan
wisata (Cooper et al, 2000). Hal yang sama juga disampaikan oleh Wargenau dan
Deborah dalam Sugiama (2011) bahwa ancillary adalah organisasi pengelola
destinasi wisata. Organisasi pemerintah, asosiasi kepariwisataan, tour operator dan
lain-lain. Dalam hal ini organisasi dapat berupa kebijakan dan dukungan yang
diberikan pemerintah atau organisasi untuk terselenggaranya kegiatan wisata.
9
multidisiplin, sehingga perlu persiapan yang matang dan pengawasan yang ketat terhadap
penerapannya agar sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai. Konsep wisata edukasi ini
muncul karena proses pendidikan yang formal yang membosankan, sehingga wisata
edukasi ini dapat dijadikan jalan keluar dalam proses pendidikan karena tidak formal,
kaku dan membosankan. Wisata edukasi ini juga sangat berpengaruh terhadap
peningkatan pengetahuan dan objek wisata. Di Indonesia terdapat 4 jenis wisata edukasi,
yaitu:
1. Wisata Edukasi Science atau Ilmu Pengetahuan
Wisata edukasi science atau ilmu pengetahuan merupakan wisata yang berbasis
pada pendidikan ilmu pengetahuan.
2. Wisata Edukasi Sport atau Olahraga
Wisata edukasi sport atau olahraga ini merupakan wisata edukasi yang
berbasis kepada pendidikan olahraga.
3. Wisata Edukasi Culture atau Kebudayaan
Wisata edukasi culture atau kebudayaan ini mencakup dalam bidang seni, adatisti
adat, dan lain sebagainya yang berhubungan dengan kebudayaan.
4. Wisata Edukasi Agrobisnis
Wisata edukasi agrobisnis ini berbasis pada pendidikan dibidang agro atau
pertanian dan peternakan yang merupakan bisnis dari suatu perusahaan atau
perorangan.
Wisata edukasi ini sangat penting dalam kegiatan pariwisata karena pengunjung
tidak hanya dapat menikmati kawasan tersebut, melainkan juga dapat menambah ilmu
pengetahuan tentang suatu hal yang baru.
2.1.3 Promosi
Promosi menurut Pitana dan Diarta (2009) merupakan kegiatan komunikasi
dimana organisasi penyelenggara pariwisata berusaha memengaruhi khalayak darimana
penjualan produknya bergantung. Berbagai metode promosi dapat ditempuh oleh pemasar
produk pariwisata, sehingga menjadi sangat penting untuk menetapkan tujuan promosi
yang hendak dicapai terlebih dahulu. Tahapan promosi dimulai dari (1) penetapan tujuan
promosi perusahaan; (2) menetapkan beberapa statement alternatif berkaitan dengan
perbedaan strategi bauran promosi yang memungkinkan untuk mencapai tujuan. Tahap
ini harus mempertimbangkan beberapa hal, diantaranya seluruh kemungkinan metode
promosi yang bersedia, biaya yang tersedia, posisi kompetitif perusahaan dan produk saat
sekarang, evaluasi dari program promosi sebelumnya.
10
Menurut PhilipKotler (2008) "Promotion encompasses all the tools in the
marketing mix whose mayor is persuasive communication". Dari kutipan tersebut dapat
disimpulkan bahwa promosi adalah agen pemasaran perusahaan untuk menginformasikan
dan mempengaruhi orang atau pihak lain yang tertarik pada suatu transaksi atau
pertukaran barang atau jasa yang dipasarkan. Macam media komunkasi di Indonesia
seperti : Surat kabar, Televisi, Radio, Majalah, Buletin, Brosur, Telepon dan Internet.
Tahapan promosi pariwisata biasanya diawali dengan melakukan analisis pasar
yang kegiatannya melalui tahapan-tahapan berikut (Sunaryo, 2013):
a. Penetapan tujuan promosi kepariwisataan
b. Menetapkan beberapa statement alternatif berkaitan dengan perbedaan strategi
bauran promosi kepariwisataan yang memungkinkan untuk mencapai tujuan
c. Mempertimbangkan beberapa hal yang diantaranya adalah menganalisis seluruh
kemungkinan metode promosi pariwisata yang tersedia, biaya, posisi kompetitif
destinasi dan produk wisata yang ada, evaluasi dari program promosi wisata
sebelumnya, sikap dan perilaku wisatawan terhadap produk wisata yang akan
dijual, serta asumsi mengenai kegiatan promosi apa yang paling efektif
d. Membuat solusi dalam bentuk serangkaian tujuan promosi yang terukur
e. Penilaian dari rencana promosi agar sesuai dengan anggaran yang tersedia
f. Tujuan promosi wisata dan alternatif pencapaiannya bisa ditinjau kembali
11
2. Film dokumenter menuturkan peristiwa nyata (realita) berupa video ataupun narasi
yang disajikan.
3. Sutradara dalam pelaksanaan produksi film dokumenter melakukan observasi pada
suatu peristiwa nyata, lalu melakukan perekaman gambar sesuai dengan apa
adanya.
4. Struktur cerita dalam film dokumenter konsentrasinya lebih pada kebenaran isi dan
kreatifitas pemaparan dari isi tersebut. Sesuai perkembangan zaman, film
dokumenter juga mengalami perkembangan. Dalam bentuk dan gaya bertutur sesuai
dengan pendekatan dari tema atau ide film dokumenter tersebut. Pemaparan ini
dapat berupa testimoni yang dimasukkan dalam film dokumenter sebagai penguat
dari pesan yang ingin disampaikan oleh sutradara.
12
4. Nostalgia, film dokumenter jenis ini sebenarnya dekat dengan jenis sejarah.
Namun jenis yang satu ini lebih menekankan pada kilas balik atau napak tilas
dari kejadian seseorang atau sekelompok.
5. Rekonstruksi, Film dokumenter jenis ini mencoba memberi gambaran ulang
terhadap peristiwa yang terjadi secara utuh. Terdapat kesulitan sendiri dalam
mempresentasikan kepada penonton sehingga harus dibantu dalam proses
rekonstruksinya. Peristiwa yang bisa dibuat rekonstruksinya adalah peristiwa
kriminal, bencana, dan lainnya.
6. Investigasi, Jenis dokumenter ini memang kepanjangan dari investigasi
jurnalistik. Peristiwa yang diangkat umumnya peristiwa yang ingin diketahui
lebih mendalam, misalnya korupsi dalam penanganan bencana, jaringan mafia
suatu negara, atau yang lainnya dengan menonjolkan aspek visualnya.
7. Perbandingan dan kontradiksi, film dokumenter ini menengahkan sebuah
perbandingan, bisa dari seseorang atau sesuatu seperti film Hoop Dream karya
Steve James yang risil di tahun 1994.
8. Ilmu pengetahuan, film dokumenter genre ini bisa dibilang sangat dekat
dengan masyarakat Indonesia, seperti film Dari Desa Ke Desa atau Flora dan
Fauna.
9. Buku harian (Diary), film dokumenter jenis ini mengacu pada catatan
perjalanan kehidupan seseorang yang diceritakan kepada orang lain.
10. Musik, jenis film dokumenter ini merupakan yang termuda dibandingkan
dengan jenis lainnya. Namun, sejak 1980 jenis ini lebih sering diproduksi di
mana Donn Alan Pannebaker yang pertama kali mendokumentasikan
pertunjukan musik.
11. Association picture story, Jenis dokumenter ini dipengaruhi oleh film
eksperimental. Film ini mengandalkan gambar-gambar yang tidak
berhubungan namun ketika disatukan dengan editing maka makna yang
muncul akan ditangkap penonton melalui asosiasi yang terbentuk di benak
mereka.
12. Dokudrama, merupakan penafsiran ulang terhadap kejadian nyata bahkan
selain peristiwanya hampir seluruh aspek film (tokoh, ruang dan waktu).
13
Film dokumenter yang akan dibuat oleh peneliti merupakan jenis film dokumenter
ilmu pengetahuan, karena dalam pembuatan film ini nantinya akan memuat dan
menerangkan kegiatan berwisata di Akbar Zoo, selain itu akan ditampilakan juga kegiatan
edu wisata untuk memperkuat dan mengenalkan citra dari Akbar Zoo. Menurut Primanti
(2012) ada tiga tahapan dalam sebuah produksi film yang diantaranya adalah:
1. Pra produksi, merupakan kegiatan tahap perencanaan produksi film yang akan
diproduksi. Ditahap ini, perekrutan awak produksi fim sudah terpilih, kru film
sudah menentukan jenis film yang akan dibuat, serta naskah cerita yang akan
dipakai, sudah matang dan tidak lagi mengalami perubahan. Pemeran dan pelaku
dalam film telah dipilih melalui proses seleksi (casting).
2. Produksi, Setelah semua kegiatan pra-produksi serta kegiatan lain yang berkaitan
dengan preparasi selesai dilaksanakan, maka tahap selanjutnya adalah
melaksanakan pengambilan gambar adegan (take shot) atau yang lebih dikenal
kaum awam dengan sebutan “syuting‟. Proses syuting dilaksanakan sesuai
dengan jadwal syuting yang telah dibuat.
3. Pasca produksi, Setelah proses produksi rampung, maka kegiatan selanjutnya
dalam pembuatan film adalah pasca-produksi. Dalam tahap ini, hasil perekaman
gambar diolah dan digabungkan dengan hasil rekaman suara. Penggabungan
tersebut disesuaikan dengan naskah sehingga dapat menjadi satu kesatuan karya
audio-visual yang mampu bercerita kepada para penikmat film.
Berikut adalah kerangka konsep dalam pembuatan film dokumenter:
Pra Produksi
Melakukan Riset Menentukan Konsep Menentukan Alur,
Lokasi Ide Film Pesan, dan Inti Cerita.
Produksi
Proses Perekaman
Pasca Produksi
Proses editing, mixing, dan
Evaluasi Film Publikasi
rendering.
14
2.1.5 Media Publikasi
Publikasi adalah merupakan suatu usaha yang dilakukan dalam rangka menarik
minat mansyarakat terhadap suatu produk atau jasa agar mereka bersedia menggunakan
hal tersebut melalui media ragam publikasi ilmiah yang bersifat komersial seperti halnya
pamflet, buku, video, foto, poster, wawancara televisi, iklan radio, dan iklan maajalah
(Assauri, 2015). Menurut Liliweri (2011) Unsur-Unsur Publikasi Berdasarkan definisinya
terdapat unsur utama yang mempengaruhi dalam proses publikasi, diantaranya:
1) Adanya sumber publikasi sebagai sumber informasi Yakni dimana stimuli,
media, atau informan menyampaikan pesan berupa informasi apa yang sedang
terjadi baik diumumkan melalui media atau seorang sumber informan.
2) Adanya message yang bersifat informative Yakni terdapat sesuatu isi pesan yang
disampaikan sebagai bahan informasi.
3) Adanya media dalam bentuk ruang-ruang fisik sebagai tempat dimana sesuatu
diinformasikan atau disebarluaskan. Yaitu media sebagai suatu penyalur dimana
informasi itu akan diumumkan.
4) Adanya menejemen kegiatan atau aktivitas mulai dari perencanaan,
penorganisasian, penggerakkan orang, dan pengawasan atau evaluasi.
5) Adanya audiens, masyarakat atau khalayak umum, segmen khalayak khusus yang
menjadi target penyebarluasan informasi. Yaitu audiens sebagai sasaran untuk
menerima dari hasil publikasi sehingga dapat dimengerti isi pesan dari informasi
yang disebarkan tersebut.
6) Adanya tujuan, yaitu untuk mengetahui suatu informasi tertentu, mengubah
sikap untuk setuju atau tidak setuju tentang sesuatu yang ditunjukkan dengan
adanya keputusan tertentu untuk diikuti.
Dalam publikasi pemilihan media massa yang sesuai dengan sasaran khalayak
sangat penting dalam tahap persiapan dan penyebaran siaran berita informasi. Menyadari
potensi yang dimiliki oleh media massa dalam penyebarluasan berita dan informasi, maka
diperlukan tentang pemikiran media dan cara-cara menggunakan media sehingga media
benar-benar dapat dimanfaatkan secara efektif dan efisien dalam proses mempublikasikan
suatu informasi. Ada beberapa macam media sebagai alat komunikasi yaitu, hubungan
media (media relation) melalui audio visual, media elektronik dan media cetak, pameran,
sponsorship, seminar, periklanan, dan sebagainya. Selanjutnya yakni melalui media
massa, yaitu media cetak dan media elektronik, selain mempunyai kredibilitas untuk
menyampaikan pesan kepada khalayak yang jangkauannya lebih luas, juga memiliki
15
keserempakan dalam penyampaian berita secara serentak. Selain itu berikut merupakan
media yang tak bermassa, dapat melalui korespondensi, surat-menyurat, faximile, poster,
spanduk, film dokumenter, dan lain sebagainya.
16
Penelitian Terdahulu (Lanjtutan)
3 Juškelytė, Film induced Theoretical Penelitian ini juga
(2016) tourism: analysis, the membahas mengenai
destination logical wawancara dengan
image analysis and industri film dan ahli
formation and synthesis of the wisata yang mengerti
development scientific situasi asli serta paham
literature akan kesempatan yang
bisa dikembangkan. Tetapi
hanya beberapa ide saja.
Karena penelitian ini fokus
pada latar belakang teori
film wisata.
4 Ekawati, Pengembanga Metode Penelitian ini bertujuan
(2017) n Film penelitian yang untuk mengetahui
Dokumenter digunakan kelayakan film
Sebagai adalah dokumenter sebagai media
Media research and pembelajaran submateri
Pembelajaran development gangguan sistem ekskresi
Submateri (R&D) kelas XI SMA.
Gangguan
Sistem
Ekskresi
Kelas Xi Sma
17
Penelitian Terdahulu (Lanjtutan)
5 Pranata et Film Jenis Hasil uji respon film
al (2019) Dokumenter penelitian yang dokumenter Seni Lukis
Seni Lukis digunakan Wayang Kamasan
Wayang dalam Klungkung Bali terhadap
Kamasan penelitian ini 30 responden yang berasal
Klungkung adalah dari masyarakat terutama
Bali penelitian dan generasi muda yang ada
pengembangan di, diperoleh persentase
dengan model keseluruhan sebanyak
cyclic strategy. 91.18 %. Hasil yang
diperoleh ini dikategorikan
ke dalam pencapaian
sangat baik.
6 Ardiansa Perancangan Menggunakan Perancangan fil ini
h, (2019) Film gabungan dari membangun unsur
Dokumenter beberapa lokalitas sebagai jati diri
Sebagai pendekatan, yang dapat menjadi
Media direct cinema, patokan nilai-nilai moral
Promosi cinematic, dan sehingga kebudayaan yang
Wisata dokumenter dimiliki memiliki arti dan
Kabupaten serta ditunjang landasan dalam
Tegal dengan elemen membentuk sistem
“Desa Wisata motion kemasyarakatan, sebuah
Cempaka” graphic. proses, sebuah potensi
wisata.
18
Penelitian Terdahulu (Lanjtutan)
7 Sitorus, Documentary Metode yang Film dokumenter ini
(2019) Film “Time digunakan bertujuan untuk mengubah
Equals adalah pola pikir dan tingkah laku
Knowledge” pengumpulan anak muda dalam tatanan
Using dan untuk memanfaatkan
Expository perancangan waktu dengan aktivitas
Type data yang positif.
terdiri dari pra
produksi,
produksi, dan
pasca produksi
8 Nuritasari Perancangan Metode Pada penelitian ini media
, (2019) Film Kualitatif utama promosi yang
Dokumenter dipakai adalah film
Sebagai dokumenter dengan bentuk
Media penyebaran melalui
Promosi publisitas yang dilakukan
Kampung peneliti. Peneliti
Wisata Batik mengawali penelitiannya
Tatsaka di dengan melakukan
Desa Tampo pengumpulan data potensi
Cluring dari industri Batik Tatsaka.
Banyuwangi
19
Penelitian Terdahulu (Lanjtutan)
9 Indriani, Film Metode Hasil dari penelitian ini
(2020) Dokumenter Kualitatif adalah mengetahui potensi
Pendek Interaktif yang dimiliki oleh
Sebagai melalui 3 Ekowisata Mangrove Blok
Media aktivitas yaitu Bedul di desa Sumberasri
Promosi reduksi data, sebagai alur cerita dalam
Ekowisata penyajian data, perancangan film
Mangrove dan penarikan dokumenter pendek.
Blok Bedul di kesimpulan Pembuatan film ini juga
Desa mengetahui upaya
Sumberasri publikasi film dokumenter
Banyuwang pendek yang telah dibuat
oleh peneliti melalui
media sosial YouTube
10 Sinulingg Pembuatan Penelitian Pembuatan film ini,
a et al, Film Wisata kualitatif, memiliki beberapa hal
(2020) Sebagai menggunakan yang harus
Media ilmu dipertimbangkan, yaitu 1)
Promosi fenomenologi. proses pembuatan film
Pariwisata Di wisata 2) validasi yang
Desa Rumah membuktikan bahwa film
Galuh wisata dibuat dan
Kabupaten diperuntukkan sebagai
Langkat media promosi
Berdasarkan Tabel 2.1 dari penelitian terdahulu, penelitian yang menjadi acuan
peneliti adalah penelitian Ekawati (2017) dengan judul “Pengembangan Film
Dokumenter Sebagai Media Pembelajaran Submateri Gangguan Sistem Ekskresi Kelas Xi
Sma”. Kesamaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode penelitian berupa
penelitian dan pengembangan model ADDIE dengan topik utama berupa film
dokumenter. Perbedaan pada penelitian ini terletak pada lokasi penelitian serta fokus alur
film dokumenter yang disajikan yakni berupa media pembelajaran, sedangkan pada
20
penelitian ini berupa media promosi. Penelitian terdahulu yang menjadi acuan selanjutnya
adalah Indriani (2020) dengan judul “Film Dokumenter Pendek Sebagai Media Promosi
Ekowisata Mangrove Blok Bedul di Desa Sumberasri Banyuwangi”. Kesamaan dalam
penelitian ini adalah pada penggunaan film dokumenter sebagai media promosi dan
menggunakan teknik deskriptif kualitatif. Perbedaan dalam penelitian ini terletak pada
lokasi penelitian dan alur cerita yang disajikan dalam film dokumenter serta teknik
analisis yang digunakan.
21
“Halaman Ini Sengaja Dikosongkan”
22
BAB 3
METODE PENELITIAN
23
muncul dalam penelitian ini yang menurut peneliti untuk mengidentifikasi tentang
penerapan strategi promosi melalui film dokumenter untuk mengenalkan potensi yang
dimiliki oleh Akbar Zoo, kemudian melakukan pengumpulan berbagai data dan informasi
melalui penyebaran kuisioner, wawancara, dan studi dokumentasi. Adapun metode
penelitian yang akan digunakan yaitu metode penelitian dan pengembangan (Research
and Development – R & D )
Menurut Sugiyono (2018) metode penelitian dan pengembangan atau dalam
bahasa Inggrisnya Research and Development adalah metode penelitian yang digunakan
untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut. Model
pengembangan yang digunakan dalam pengembangan ini adalah Model ADDIE yang
merupakan salah satu model desain pembelajaran sistematik. Menurut Romiszowski
(1996) dalam Tegeh (2015) mengemukakan bahwa pada tingkat desain materi
pembelajaran dan pengembangan, sistematik sebagai aspek prosedural pendekatan sistem
telah diwujudkan dalam banyak praktik metodologi untuk desain dan pengembangan teks,
materi audiovisual, dan materi pembelajaran berbasis komputer. Pemilihan model ini
didasari atas pertimbangan bahwa model ini dikembangkan secara sistematis dan berpijak
pada landasan teoretis desain pembelajaran. Model ini disusun secara terprogram dengan
urutan-urutan kegiatan yang sistematis dalam upaya pemecahan masalah belajar yang
berkaitan dengan sumber belajar yang sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik
pebelajar. Penelitian ini dilakukan menggunakan prosedur penelitian pengembangan yang
mengacu pada pada model pengembangan ADDIE (Analyze, Design, Development,
Implementation, Evaluation) merupakan sebuah model yang mudah diterapkan dengan
sistematis dengan langkah-langkah yang jelas untuk menghasilkan sebuah produk yang
kreatif, efektif, dan efesien.
3.3 Langkah-langkah dan Pengembangan Model
Dalam penelitian pengembangan dikenal salah satu model pengembangan yaitu
model ADDIE. Model pengembangan ADDIE merupakan model desain pembelajaran
yang berlandasan pada pendekatan sistem yang efektif dan efisien serta prosesnya yang
bersifat interaktif yakni hasil evaluasi setiap fase dapat membawa pengembangan
pembelajaran ke fase selanjutnya. Hasil akhir dari suatu fase merupakan produk awal bagi
fase berikutnya (Utami, 2019). Model ini terdiri atas lima langkah, Secara visual tahapan
model ADDIE dapat dilihat sebagai berikut (Yuliani, 2020):
24
Analyze
Design
Development
Implement
Evaluation
25
dilakukan validasi oleh pihak-pihak yang terkait. Validator dipilih secara
proposive sampling dengan tujuan untuk memperoleh data bahwa film yang telah
dibuat layak atau tidak untuk di publikasikan. Ahli yang dilibatkan dalam
penelitian ini adalah Dinas Kebudayaan dan Pariwisata bidang pemasaran dan
Pemerhati Film Banyuwangi. Proses validasi ini dilakukan oleh validator dengan
menggunakan instrumen yang sudah dibuat oleh peneliti.
4. Implementasi (Implementation)
Tahap keempat adalah tahap implementasi (implementation), kegiatan
yang dilakukan pada tahap ini dilakukan setelah dilakukannya penilaian atau
validasi terhadap hasil film dokumenter pada tahap pengembangan untuk
mengetahui kualitasnya. Serta, melakukan uji coba di lapangan untuk memperoleh
gambaran mengenai keseuaian film terhadap konsep wisata edukasi, tingkat
keefektifan, kemenarikan, dan keefesiensinya. Menurut Sadiman (2012) dalam
Utami (2019) untuk uji coba produk dilakukan dengan cara uji coba kelompok
kecil, lalu uji coba lapang.
5. Evaluasi (Evaluate)
Tahap terakhir yaitu evaluasi yang dapat dimaknai sebagai proses yang
dilakukan untuk menentukan nilai, harga, dan manfaat dari suatu objek (Pribadi,
2014) dalam Utami (2019). Proses ini dilakukan untuk perbaikan terakhir sebuah
produk yang telah dikembangkan berdasarkan masukan atau saran dari
masyarakat yang telah mengaskses film dokumenter. Tujuan dari adanya evaluasi
adalah untuk memperoleh data informasi seabagai bahan pertimbangan untuk
membuat keputusan dalam melanjutkan apakah film dokumenter yang telah dibuat
layak atau tidak untuk diterapkan sebagai media promosi wisata edukasi di Akbar
Zoo.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah suatu langkah yang dinilai strategis dalam
penelitian, karena mempunyai tujuan yang utama dalam memperoleh data (Sugiyono,
2016). Dalam tipe penelitian ini jika didasarkan pada sumber, dibagi menjadi dua yaitu
data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang didapatkan oleh pihak
peneliti dengan cara langsung dari suatu objek dalam penelitian. Sedangkan Data
Sekunder adalah data yang tidak didapatkan secara langsung oleh peneliti.
26
Selanjutnya Jika dilihat dari segi cara, teknik pengambilan data dapat dilakukan
dengan cara interview (wawancara), kuesioner (angket), dokumentasi, dan gabungan ke
empatnya.
Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data menggunakan sumber data primer
dan data sekunder, sebagai berikut:
a) Data Primer
Data primer adalah jenis data utama atau pokok di dalam suatu penelitian. Proses
pemerolehan data ini didapatkan langsung dari tangan pertama, atau sumber
utama. Pengumpulan data primer dapat dilakukan dengan beberapa teknik sebagai
berikut:
1. Wawancara
Wawancara merupakan suatu kegiatan dilakukan untuk mendapatkan
informasi secara langsung dengan mengungkapkan pertanyaan-pertanyaan pada
para respoden. Wawancara bermakna berhadapan langsung dengan interview
dengan responden dan kegiatannya dilakukan secara lisan. Wawancara adalah
salah satu jenis pengumpulan data yang paling sering diandalkan dalam penelitian
kualitatif, apalagi dalam pengumpulan jenis data primer. Alasannya adalah karena
wawancara bisa dilakukan dengan menggunakan informan utama sehingga data
yang dihasilkan juga memiliki tingkat keakuratan tinggi serta keaktualan yang
tinggi. Tujuan wawancara dalam penelitian ini adalah untuk mendapatkan data
mengenai permasalahan serta potensi Akbar Zoo yang nantinya akan dijadikan
sebagai alur cerita dalam pembuatan film dokumenter. Selain itu, wawancara juga
digunakan untuk mendapatkan upaya apa yang dapat diterapkan untuk
mempublikasikan film dokumenter di Akbar Zoo sebagai media promosi.
Teknik wawancara yang digunakan dalam penelitian kualitatif adalah in-
depth interview (wawancara mendalam). In-depth interview adalah proses
memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil
bertatap muka antara pewawancara dengan informan atau orang yang
diwawancarai. Penenentuan informan dalam melalukan in-depth interview dari
penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling. Menurut Sugiyono (2008)
teknik purposive sampling merupakan teknik penentuan sampel dengan
pertimbangan tertentu. Pada penelitian ini informan yang akan diwawancarai
adalah:
27
a. Pengelola Akbar Zoo
b. Dinas Pariwisata bagian Promosi
c. Pengunjung Akbar Zoo
d. Pemerhati film, dalam hal ini adalah Komisi Film Banyuwangi
2. Kuisioner
Kuisioner merupakan sejumlah pertanyaan atau pernyataan tertulis tentang
data faktual atau opini yang berkaitan dengan diri responden, yang dianggap
fakta atau kebenaran yang diketahui dan perlu dijawab oleh responden. Dalam
penelitian ini kuisioner digunakan sebagai salah satu teknik pengumpulan data
yang sederhana untuk menggambarkan secara umum respon dari penonton
yang telah mengakses film dokumenter sebagai media promosi wisata edukasi
di Akbar Zoo Kabupaten Banyuwangi. Menurut Sugiyono, (2010) saran
tentang ukuran sampel yang layak dalam penelitian adalah antara 30-500
responden. Maka dari itu, dalam penelitian ini membutuhkan 30 responden
yang nantinya akan dijadikan sebagai bahan evaluasi dalam penelitian.
Responden yang akan dipilih adalah masyarakat yang telah mengakses film
dokumenter dan masyarakat yang telah berkunjung ke Akbar Zoo. Berikut
merupakan indikator dalam pembuatan pernyataan pada kuisioner, sebagai
berikut (Nurhuda,2018):
28
b) Data Sekunder
Menurut Sugiyono (2009), dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah
berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental
dari seseorang. Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya catatan harian, sejarah
kehidupan (life histories), cerita, biografi, peraturan, kebijakan. Dokumen yang
berbentuk gambar, misalnya foto, gambar hidup, sketsa, dan lain-lain. Dokumen yang
berbentuk karya, misalnya karya seni, yang dapat berupa gambar, patung, film, dan
lain- lain. Studi dokumentasi adalah salah satu metode pengumpulan data kualitatif
dengan melihat atau menganalisis dokumen-dokumen yang dibuat oleh subjek sendiri
atau oleh orang lain tentang subjek (Herdiansyah, 2009). Sumber data sekunder yang
digunakan dalam perancangan ini adalah:
a. Database dari penelitian terdahulu
b. Teori-teori pendukung dan literatur-literatur yang sesuai
29
angket data analisis validitas ahli dan angket data respon pengunjung Akbar Zoo.
Menurut Sugiyono (2012;86), skala likert digunakan untuk mengukur sikap,
pendapat, dan persepsi seseorang atau kelompok orang tentang fenomena sosial,
maka kesungguhan responden dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan
merupakan hal yang sangat penting dalam penelitian. Aturan pemberian skor
terdapat pada tabel berikut:
Tabel 3.1 Aturan Pemberian Skor Dengan Skala Likert
No Kategori Skor
1 SB (Sangat Baik) 5
2 B (Baik) 4
3 C (Cukup) 3
4 K (Kurang) 2
5 SK (Sangat Kurang) 1
(Sumber: Sugiyono, 2013)
Berdasarkan Tabel 3.1, langkah selanjutnya yaitu menggunakan statistik sebagai
berikut:
1. Menghitung presentase kelayakan dari setiap aspek dengan rumus:
Keterangan :
Smax = Skor Maksimal
ΣS = Jumlah Skor
xi = Nilai kelayakan aspek tiap angket
2. Menghitung presentase rata-rata seluruh responden dengan rumus:
∑
̅
Keterangan :
̅ = Presentase rata-rata seluruh responden
∑ = Jumlah nilai kelayakan dari data ke-i atau data ke-1 sampai dengan
………..data ke-n atau data terakhir.
n = Jumlah Pertanyaan
30
Setelah menghitung rata-rata akhir, maka selanjutnya yaitu mengubah nilai
skor rata-rata tersebut menjadi nilai kelayakan yang sesuai dengan kriteria sebagai
berikut :
Tabel 3.2 Studi Kelayakan
No Skor Kelayakan Kriteria
1 0 - 20 % Sangat Kurang Layak
2 20,01 - 40 % Kurang Layak
3 40,1 – 60 % Cukup Layak
4 60,1 – 80 % Layak
5 80,1 – 100 % Sangat Layak
31
Potensi Akbar Zoo yang Digunakan dalam Alur Cerita Film
Dokumenter
Pengumpulan Data
1. Wawancara
2. Kuesioner
3. Dokumentasi
Penyebaran Kuesioner ke
Evaluation Penonton Sebagai Proses
Evaluasi
32
DAFTAR PUSTAKA
Alo, Liliweri. 2011. Hakikat Komunikasi Antar Personal. Jakarta: Remaja Rosdakarya.
[Internet].https://books.google.co.id/books?id=Vzq2DwAAQBAJ&printsec=front
cover&hl=id#v=onepage&q&f=true. [diunduh pada 2021 Februari 26].
Anonim. Undang Undang tentang Kepariwisataan, UU No. 10 Tahun 2009. Jakarta:
Direktorat Jenderal Hukum dan HAM
Ardiansah. 2019. Perancangan Film Dokumenter Sebagai Media Promosi Wisata
Kabupaten Tegal “Desa Wisata Cempaka”. [Tugas Akhir]. Universitas Negeri
Semarang. [Internet]. https://lib.unnes.ac.id/34918/. [diunduh pada 2021 Februari
17].
Assauri, S. 2015. Manajemen Pemasaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Buhalis, D. (2000). Marketing the competitive destination of the future. Tourism
Management, 21(1), 97–116. www.elsevier.com/locate/tourman
Chaerunissa. 2012. Analisis Komponen Pengembangan Pariwisata Desa Wisata Wonolopo Kota
Semarang. Jurnal Universitas Diponegoro Vol 1 No 17 [diunduh pada 2021 Februari
21].
Chrisnanto, D. 2014. Promosi Budaya Tradisional Paresean Lombok Melalui Film
Dokumenter. Jurnal Film Dokumenter. Vol 1 No. 17 Universitas Kristen
Maranatha. [diunduh pada 2021 Februari 17].
Ekawati. 2017. Pengembangan Film Dokumenter Sebagai Media Pembelajaran Submateri
Gangguan Sistem Ekskresi Kelas XI SMA. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran
Khatulistiwa. Vol 6 No. 7. [diunduh pada 2021 Februari 28].
Ella. 2019. Perancangan Film Dokumenter Sebagai Media Promosi Kampung Wisata
Batik Tatsaka Di Desa Tampo Cluring Banyuwangi. [Tugas Akhir]. Politeknik
Negeri Banyuwangi.
Fatmawati, D. 2019. Destination Branding Bangsring Underwater Sebagai Tujuan Wisata
Bahari di Kabupaten Banyuwangi [Tugas Akhir]. Banyuwangi: Politeknik Negeri
Banyuwangi.
Hasan, A. 2015. Tourism Marketing. Yogyakarta: CAPS (Center of Academic Publishing
Service).
Indriani.2020. Film Dokumenter Pendek Sebagai Media Promosi Ekowisata Mangrove
Blok Bedul di Desa Sumberasri Banyuwangi. [Tugas Ahir]. Politeknik Negeri
Banyuwangi
33
DAFTAR PUSTAKA (Lanjutan)
Internet Design School. 2014. Jenis-Jenis Film Dokumenter. [diakses pada tanggal 17
Februari 2021] tersedia di https://idseducation.com
Juškelytė, D. 2016. Film induced tourism: destination image formation and development.
Journal Regional Formation and Development Studies. [Internet].
http://dx.doi.org/10.15181/rfds.v19i2.128319(2): 54-66. [diunduh pada 2021
Februari 18]
Kotler, P., and Amstrong, G. 2012. Principles of Marketing. Global Edition,.14Edition.
Boston: Pearson Education.
Kotler, P., Kartajaya, H., and Setiawan, I. 2017. Marketing 4.0 (Moving from Tradisional
to Digital). New Jersey : John Wiley & Sons,Inc.
Lukitasari, R. 2017. Promosi Pariwisata Melalui Film Studi Kasus Film “Eat Pray Love‟
dan “Laskar Pelangi‟. Jurnal Kajian Pariwisata Vol. 4 No. (2) [diunduh pada
2021 Februari 18]
Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. Pendidikan Dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka
Cipta
Nugroho. 2018. Analisis Potensi Wisata Kampung Sayur Organik Ngemplak Sutan
Mojosongo Berdasarkan Komponen Pariwisata 6a. Jurnal Pariwisata dan Budaya
Vol. 19, No. 02 [diunduh 23 Februari 2021] tersedia di https://idseducation.com
Nurhuda. 2018. Kelayakan Film Dokumenter Sebagai Media Pembelajaran Konsep
Keanekaragaman Gen, Jenis, Ekosistem Di Kelas X. Jurnal Untan Vol. 13, No.01
[diunduh 2021 Maret 15] tersedia pada jurnal.untan.ac.id
Perkasa dan Sayatman.2015. Perancangan Film Dokumenter Kawasan Purbakala Gunung
Penanggungan. JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5, No.2 2015: 2337-3520 [internet].
[internet]. [diunduh 2021 Februari 18]
Pitana, I G. dan Diarta, I K. S. 2009. Pengantar Ilmu Pariwisata. Yogyakarta: Andi
Yogyakarta.
Pranata et al.2019. Film Dokumenter Seni Lukis Wayang Kamasan Klungkung Bali.
Jurnal Nasional Pendidikan Teknik Informatika Vol. 08, No.02 2019:142
[internet]. [diunduh 2021 Februari 18]
Puspitaningtyas et al. 2013. Model Orientasi Kewirausahaan Kelembagaan Ekonomi
Penduduk Asli “Suku Using” Dalam Meningkatakan Produktivitas dan
Kesejahteraannya di Kabupaten Banyuwangi. [Laporan Akhir Penelitian Hibah
34
DAFTAR PUSTAKA (Lanjutan)
35
“Halaman Ini Sengaja Dikosongkan”
36
Lampiran In-Depth Interview Pengelola Wisata Akbar Zoo
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DANKEBUDAYAAN
POLITEKNIK NEGERI BANYUWANGI
Jl. Raya Jember KM 13 Labanasem, Kabat, Banyuwangi, 68461
Telp (0333) 636780
E-Mail : poliwangi@poliwangi.ac.id Website : http://poliwangi.ac.id
IN-DEPTH INTERVIEW
JUDUL PENELITIAN :
FILM DOKUMENTER SEBAGAI MEDIA PROMOSI WISATA
EDUKASI DI AKBAR ZOO BANYUWANGI
A. Jadwal Wawancara
1. Tanggal/Hari :
2. Waktu :
B. Identitas Narasumber
1. Nama :
2. Jenis Kelamin :
3. Usia :
4. Jabatan :
C. Pertanyaan Peneliti
1. Gambaran Umum
a. Bagaimana awal mula peresmian wisata Akbar Zoo
Banyuwangi?
Jawaban :
b. Apa saja daya tarik yang dimiliki dari Akbar Zoo?
Jawaban :
c. Apakah keunggulan wisata Akbar Zoo?
Jawaban :
2. Pengelolaan Wisata Akbar Zoo
a. Bagaimana pengelolaan wisata Akbar Zoo dalam
memaksimalkan daya tarik yang dimiliki?
Jawaban :
37
b. Bagaimana keterlibatan masyarakat lokal dan pemerintah
daerah?
Jawaban:
3. Promosi
a. Promosi dalam bentuk apa yang sudah diterapkan?
Jawaban :
b. Apakah promosi yang diterapkan dirasa berhasil?
Jawaban :
c. Apakah Bapak/IBu pernah mengetahui tentang promosi wisata
melalui film dokumenter pendek?
Jawaban :
d. Bagaimana pendapat anda mengenai promosi Akbar Zoo
sebagai wisata edukasi melalui film dokumenter pendek?
Jawaban :
e. Apa sajakah yang perlu dituangkan dalam pembuatan film
dokumenter pendek sebagai media promosi wisata edukasi di
Akbar Zoo?
Jawaban :
f. Bagaimanakah upaya yang seharusnya diterapkan dalam
publikasi film dokumenter pendek sebagai media promosi?
Jawaban :
38
Lampiran In-Depth Interview DisbudparKabupaten Banyuwangi Bidang Pemasaran
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DANKEBUDAYAAN
POLITEKNIK NEGERI BANYUWANGI
Jl. Raya Jember KM 13 Labanasem, Kabat, Banyuwangi, 68461
Telp (0333) 636780
E-Mail : poliwangi@poliwangi.ac.id Website : http://poliwangi.ac.id
IN-DEPTH INTERVIEW
JUDUL PENELITIAN :
FILM DOKUMENTER SEBAGAI MEDIA PROMOSI WISATA
EDUKASI DI AKBAR ZOO BANYUWANGI
A. Jadwal Wawancara
1. Tanggal/Hari :
2. Waktu :
B. Identitas Narasumber
1. Nama :
2. Jenis Kelamin :
3. Usia :
4. Jabatan :
C. Pertanyaan Peneliti :
1. Promosi
a. Promosi dalam bentuk apa yang sudah diterapkan oleh Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata terkait objek wisata yang ada di
Banyuwangi khususnya Wisata Akbar Zoo?
Jawaban :
b. Selain melalui Banyuwangi Festival apakah ada strategi lain,
megingat di era digitalisasi seperti ini sering kali ada penggunaan
media sosial?
Jawaban :
39
c. Bagaimana keterlibatan pemerintah daerah utamanya bagian promosi
terhadap wisata Akbar Zoo?
Jawaban :
d. Apa sajakah hambatan yang dihadapi dalam mempromosikan wisata
Akbar Zoo?
Jawaban :
e. Bagaimana pendapat bapak tentang promosi wisata Akbar Zoo
melalui film dokumenter pendek?
Jawaban :
f. Apa sajakah yang perlu dituangkan dalam pembuatan film
dokumenter pendek sebagai media promosi Wisata Akbar Zoo?
Jawaban :
g. Bagaimanakah upaya yang seharusnya diterapkan dalam publikasi
film dokumenter pendek sebagai media promosi?
Jawaban :
40
Lampiran In-Depth Interview Pengunjung Akbar Zoo
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DANKEBUDAYAAN
POLITEKNIK NEGERI BANYUWANGI
Jl. Raya Jember KM 13 Labanasem, Kabat, Banyuwangi, 68461
Telp (0333) 636780
E-Mail : poliwangi@poliwangi.ac.id Website : http://poliwangi.ac.id
IN-DEPTH INTERVIEW
JUDUL PENELITIAN :
FILM DOKUMENTER SEBAGAI MEDIA PROMOSI WISATA
EDUKASI DI AKBAR ZOO BANYUWANGI
A. Jadwal Wawancara
1. Tanggal/Hari :
2. Waktu :
B. Identitas Narasumber
1. Nama :
2. Jenis Kelamin :
3. Usia :
4. Jabatan :
C. Pertanyaan Peneliti :
1. Gambaran Umum
a. Sebelumnya apakah pernah berkunjung di Akbar Zoo?
Jawaban :
b. Apakah anda mengetahui tentang wisata edukasi?
Jawaban :
c. Apakah anda menemukan kegiatan wisata edukasi di Akbar Zoo?
Jawaban :
d. Apa saja daya tarik yang anda temui di Akbar Zoo?
Jawaban :
e. Daya tarik manakah yang menjadi favorit anda?
Jawaban :
41
2. Promosi
a. Promosi dalam bentuk apa yang diterapkan Akbar Zoo yang pernah
anda temui?
Jawaban :
b. Apa sajakah informasi yang anda dapatkan dari promosi tersebut?
Jawaban :
c. Apakah dalam promosi tersebut menggambarkan wisata edukasi di
dalamnya?
Jawaban :
d. Apakah promosi yang diterapkan dirasa berhasil?
Jawaban :
e. Apakah anda pernah mengetahui tentang promosi wisata melalui film
dokumenter pendek?
Jawaban :
f. Bagaimana pendapat anda mengenai promosi melalui film dokumenter
pendek?
Jawaban :
h. Bagaimanakah upaya yang seharusnya diterapkan dalam publikasi
film dokumenter pendek sebagai media promosi wisata edukasi di
Akbar Zoo?
Jawaban :
42
Lampiran Kuisioner Penelitian Penonton Film
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DANKEBUDAYAAN
POLITEKNIK NEGERI BANYUWANGI
Jl. Raya Jember KM 13 Labanasem, Kabat, Banyuwangi, 68461
Telp (0333) 636780
E-Mail : poliwangi@poliwangi.ac.id Website : http://poliwangi.ac.id
Yth. Bapak/Ibu/Saudara/i
Dengan hormat ,
Saya Olivia Erdiana mahasiswi Politeknik Negeri Banyuwangi dari program Studi
Manajemen Bisnis Pariwisata. Saat ini sedang melakukan penelitian “Film Dokumenter
Sebagai Media Promosi Wisata Edukasi Di Akbar Zoo Banyuwangi”. Saya sedang
mengadakan penelitian untuk studi saya dan sangat membutuhkan partisipasi
Bapak/Ibu/Saudara/i sebagai calon wisatawan atau wisatawan yang pernah berkunjung di
Akbar Zoo. Sehingga saya mengharapkan kesediaan Bapak/Ibu/Saudara/i memberikan
alternatif jawaban yang tersedia dalam kuesioner ini untuk melengkapi data-data
penelitian saya.
Semua jawaban dalam kuesioner ini adalah semata-mata untuk mendukung data
penelitian. Jawaban dipilih sesuai dengan keinginan Bapak/Ibu/Saudara/i sendiri dan
sangat membantu apabila seluruh pertanyaan diisi dengan lengkap dan jujur. Atas
kesediaan dan waktu yang diluangkan, saya ucapkan Terimakasih.
Hormat Saya,
Olivia Erdiana
43
Hari/Tanggal :
Data Identitas
Nama :
Jenis kelamin :
Usia :
Pendidikan terakhir :
Profesi :
Apakah sudah pernah berkunjung ke Wisata Akbar Zoo? Berapa Kali :
No Kriteria SB B C K SK
1. Kesesuaian tampilan gambar dengan jalan
cerita
2. Kesesuaian jalan cerita dengan konsep
eduwisata ( muatan interpretasi dan
pembelajaran)
3. Kesuaian pesan yang ingin disampaikan untuk
berwisata di kawasan eduwisata
4. Kesesuaian kejadian sebenarnya sehingga
disebut film dokumenter pendek sebagai
media promosi.
5. Film dokumenter pendek menampilakan
cerita yang mudah dipahami
6. Penggunaan bahasa mudah dipahami
7. Menggambarkan potensi wisata yang dimiliki
oleh Akbar Zoo
8. Film dokumenter pendek sebagai media
promosi Eduwisata Akbar Zoo
9. Pengunaan film dokumenter pendek sebagai
media promosi sudah efektif dan efisien
10. Ketertarikan anda untuk berkunjung keAkbar
Zoo setelah menonton film dokumenter
44
“Halaman Ini Sengaja Dikosongkan”
45
Lampiran Kuisioner Penelitian Tim Ahli
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DANKEBUDAYAAN
POLITEKNIK NEGERI BANYUWANGI
Jl. Raya Jember KM 13 Labanasem, Kabat, Banyuwangi, 68461
Telp (0333) 636780
E-Mail : poliwangi@poliwangi.ac.id Website : http://poliwangi.ac.id
Yth. Bapak/Ibu/Saudara/i
Dengan hormat ,
Saya Olivia Erdiana mahasiswi Politeknik Negeri Banyuwangi dari program Studi
Manajemen Bisnis Pariwisata. Saat ini sedang melakukan penelitian “Film Dokumenter
Sebagai Media Promosi Wisata Edukasi Di Akbar Zoo Banyuwangi”. Saya sedang
mengadakan penelitian untuk studi saya dan sangat membutuhkan partisipasi
Bapak/Ibu/Saudara/i sebagai para ahli di bidang masing-masing. Sehingga saya
mengharapkan kesediaan Bapak/Ibu/Saudara/i memberikan alternatif jawaban yang
tersedia dalam kuesioner ini untuk melengkapi data-data penelitian saya.
Semua jawaban dalam kuesioner ini adalah semata-mata untuk mendukung data
penelitian. Jawaban dipilih sesuai dengan keinginan Bapak/Ibu/Saudara/i sendiri dan
sangat membantu apabila seluruh pertanyaan diisi dengan lengkap dan jujur. Atas
kesediaan dan waktu yang diluangkan, saya ucapkan Terimakasih.
Hormat Saya,
Olivia Erdiana
46
Hari/Tanggal :
Data Identitas
Nama :
Jenis kelamin :
Usia :
Pendidikan terakhir :
Profesi :
Apakah sudah pernah berkunjung ke Wisata Akbar Zoo? Berapa Kali :
No Kriteria SB B C K SK
1. Kesesuaian tampilan gambar dengan jalan
cerita
2. Kesesuaian jalan cerita dengan konsep
eduwisata ( muatan interpretasi dan
pembelajaran)
3. Kesuaian pesan yang ingin disampaikan untuk
berwisata di kawasan eduwisata
4. Kesesuaian kejadian sebenarnya sehingga
disebut film dokumenter pendek sebagai
media promosi
47
48