I. PENDAHULUAN
Sektor kepariwisatan memiliki potensi sebagai instrumen untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat baik melalui kegiatan ekonomi maupun non-ekonomi.
Potensi ekonomi berkaitan dengan peran strategisnya dalam peningkatan PAD,
penciptaan lapangan kerja dan berusaha bagi masyarakat. Potensi non-ekonomi
berkaitan dengan manfaat langsung kegiatan kepariwisataan secara sosial,
psikologis dan kultural.
Sebagaifenomenakemanusiaan, nilai kemanfaatansektor kepariwisataan sangat
tergantung pada pemanfaatan sumber daya manusia, alam, budaya, dan buatan.
Kegiatan kepariwisataan dansumberdaya yang dipergunakan rnemiliki karakteristik
khusus. Kegiatan yang terus berkembang di tengah jumlah dan kualitas sumberdaya
yang relatifterbatas serta konteks yang terus berubahmenuntut dirumuskannya
kebijakan dan penanganan tepat.
Pariwisata Kalimantan Timur merupakan daerah tujuan wisata di Indonesia, memiliki
potensi budaya dan pariwisata yang tak kalah menariknya dengan tujuan wisata lain
di Indonesia. Hampir 90% objek wisata yang ada disediakan oleh alam Kalimantan,
dan 10 % lainnya adalah obyek wisata buatan untuk mendukung kepariwisataan di
daerah ini.
Ketersediaanobyek wisata berupa alam denganflora dan faunanya [hutan, sungai,
danau, jeram dan pantai) yang dibaur dengan budaya dan sejarah, serta dikemas
dalam paket wisata ecotourism, menjadikan Kalimantan Timur sebagai tempat
tujuan wisata, dan menempatkan posisinya pada segmen special interest group.
Berdasarkaninventarisasijumlah,terdapat hampir lebih dari 220 titik lokasi wisata
alam,30lokasi kawasan wisata budaya, dan 15 lokasi kawasan wisata buatan serta 43
tempat peninggalan sejarah danbudaya. Disamping itu masih terdapat museum,
taman budaya dan desa-desakerajinantradisionalyang sangatkaya akan inovasidan
kreatifitas di seluruh wilayah Kalimatan Timur.
Untuk menunjang segala wadah wisata yang tersebar di seluruh daerah di
Kalimantan timur ini diperlukan sarana dan prasarana penunjang yang memadai dan
menarik serta terjamin keamanan dan kenyamanan para pengunjung / wisatawan.
Berdasarkan hal tersebut maka dipandang perlu adanya jassa perencanaan sarana
dan prasarana yang memadai dan memenuhi standar untuk daerah wisata yang
layak untuk dikunjungi.
2. LATAR BELAKANG
a) Seiring dengan berkembangnya sektor kepariwisataan di Provinsi Kaltim di,
khususnya Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Provinsi Kalimantan Timur, guna
terwujudnya Kalimantan Timur Sebagai Tujuan Wisata Minat Khusus Yang
Berbasis Alam Dan Budaya Menuju Kesejahteraan Masyarakat Yang
Berkesinambungan, maka dibutuhkan sarana dan prasarana daerah wisata yang
memadai,aman,menari dan nyaman untuk dikunjungi guna menarik jumlah
pengunjung wisatawan ke daerah wisata yang ada di Kalimantan timur.
b) Infrastruktur yang diikuti dengan peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM),
maka diperlukan fasilitas, sarana dan prasarana yang memadai untuk
mendukungprogram pemerintah dalam meningkatkan Sumber Daya Manusia
(SDM), peran serta swasta dan masyarakat dalam pengembangan
Kepariwisataan, Seni dan Budaya.
c) Provinsi Kalimantan Timur yang jumlah penduduknya termasuk padat pada saat
ini, dibandingkan dengan provinsi lainnya di indonesia adalah lokasi yang ideal
pengembangankepariwisataan, Seni dan Budaya.
d) Pekerjaan yang akan dilaksanakan adalah merupakan bagian lingkup
Perencanaan Obyek Wisata Unggulan yang berada di daerah Provinsi
Kalimantan Timur.
IV. PEMBIAYAAN
1. BIAYA
Besarnya biaya pekerjaan perencanaan untuk Konsultan Perencana sesuai
dengan yang tercantum dalam DPA SKPD Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Provinsi Kalimantan Timur Tahun Anggaran 2014.
Biaya pekerjaan konsultan perencana dan tata cara pembayarandiatur secara
kontraktual, meliputi komponen sebagai berikut :
1. Biaya Langsung Personil (Honorarium tenaga ahli dan tenaga penunjang).
2. Biaya Langsung Non Personil.
3. Jasa dan overhead perencanaan.
4. Pajak dan iuran daerah lainnya.
Besarnya Biaya Konsultan Perencana merupakan biaya tetap dan pasti
pembayaran biaya konsultan perencana didasarkan pada prestasi kemajuan
pekerjaan pra-perencanaan yaitu :
1. Tahap persiapan atau penyusunan konsep perencanaan25%.
2. Tahap penyusunan pra-rencana 25%.
3. Tahap penyusunan pengembangan rencana 50%.
V. LAPORAN
Keluaran yang dihasilkan oleh konsultan perencana berdasarkan Kerangka Acuan
Kerja (KAK) ini adalah lebih lanjut akan diatur dalam Surat Perjanjian Pelaksanaan
Pekerjaan Perencanaan, untuk pekerjaan perencanaan minimal meliputi :
VI. KRITERIA
1. KRITERIA UMUM
Pekerjaan yang akan dilaksanakan oleh Konsultan Perencana seperti dimaksud
pada KAK harus memperhatikan kriteria umum bangunan disesuaikan
berdasarkan fungsi dan kompleksitas bangunan yaitu :
a. Persyaratan Peruntukan dan Intensitas :
- Menjamin bangunan gedung didirikan berdasarkan ketentuan tata ruang
dan tata bangunan yang ditetapkan didaerah yang bersangkutan.
- Menjamin bangunan dimanfaatkan sesuai dengan fungsinya.
- Menjamin keselamatan pengguna, masyarakat dan lingkungan.
2. KRITERIA KHUSUS
Kriteria khusus dimaksudkan untuk memberikan syarat-syarat yang khusus,
spesifik berkaitan dengan bangunan gedung kantor yang akan direncanakan,
baik dari segi fungsi khusus bangunan, segi teknis lainnya, misalnya :
2.1. Dikaitkan dengan upaya pelestarian atau konservasi bangunanyang ada.
2.2. Kesatuan perencanaan bangunan dengan lingkungan yang adadi sekitar,
seperti dalam rangka implementasi penataan bangunan dan lingkungan.
2.3. Solusi dan batasan-batasan kontekstual, seperti faktor sosial budaya
setempat, geofrafi klimatologi dan lain-lain.
VII. AZAS-AZAS
Selain dari kriteria diatas, didalam melaksanakan tugasnya konsultan perencana
hendaknya memperhatikan azas-azas bangunan gedung negara sebagai berikut :
1. Bangunan gedung dan Lansekap hendaknya fungsional, efisien, menarik tetapi
tidak berlebihan.
2. Kreatifitas desain hendaknya tidak ditekankan pada kelatahan gaya dan
kemewahan material, tetapi pada kemampuan mengadakan sublimasi antara
fungsi teknik dan fungsi sosial bangunan, terutama sebagai bangunan pelayanan
kepada masyarakat.
3. Dengan batasan tidak mengganggu produktivitas kerja, biaya investasi dan
pemeliharaan bangunan sepanjang umurnya, hendaknya diusahakan serendah
mungkin.
4. Desain bangunan hendaknya dibuat sedemikian rupa, sehingga bangunan dapat
dilaksanakan dalam waktu yang pendek dan dapat dimanfaatkan secepatnya.
5. Bangunan gedung hendaknya dapat meningkatkan kualitas lingkungan dan
menjadi acuan bangunan dan lingkungan sekitarnya.
MASUKAN
1 INFORMASI
1. Untuk melaksanakan tugasnya konsultan perencana harus mencari
informasi yang dibutuhkan selain dari informasi yang diberikan Pengelola
Kegiatan termasuk melalui Kerangka Acuan Kerja ini.
2. Konsultan perencana harus memeriksa kebenaran informasi yang
digunakan dalam pelaksanaan tugasnya, baik yang berasal dari Kuasa
Penguna Anggaran, maupun yang dicari sendiri.
3. Kesalahan/kelalaian pekerjaan perencanaan sebagai akibat dari kesalahan
informasi menjadi tanggung jawab konsultanperencana.
4. Dalam hal ini informasi yang diperlukan dan harus diperoleh untuk bahan
perencanaan diantaranya mengenai hal-hal sebagai berikut :
Informasi tentang lahan
Pemakaian bangunan
Kebutuhan bangunan
Keinginan tentang ruang-ruang tertentu, baik yang berhubungan
dengan pemakai atau perlengkapan yang akan digunakan dalam ruang
tersebut.
Keinginan tentang kemungkinan perubahan fungsi ruang/bangunan.
Keinginan-keinginan tentang utilitas bangunan seperti :
1. Air bersih.
2. Air hujan dan air bangunan.
3. Air kotor dan sampah.
4. Tata udara/AC.
5. Transportasi vertikal dalam bangunan.
6. Penanggulangan bahaya kebakaran.
7. Pengamanan dari bahaya pencurian danperusakan.
8. Jaringan listrik.
9. Jaringan komunikasi (telepon, telex, radio, intercom).
10. Dan lain-lain sesuai keperluannya.
2. TENAGA
Untuk melaksanakan tugasnya, konsultan perencana harus menyediakan tenaga
yang memenuhi ketentuan kegiatan, baik ditinjau dari segi kebutuhan kegiatan
maupun tingkat kompleksitas pekerjaan.
Tenaga Ahli yang dibutuhkan adalah :
2.1. Ketua Tim (Team Leader) dengan jumlah 1 orang.
Memiliki sertifikat keahlian (SKA) Ahli Perencanaan untuk Bidang
Arsitektur Lansekap. Ketua tim disyaratkan sekurang-kurangnya seorang
Sarjana (S1) Teknik Arsitektur lulusan universitas/perguruan tinggi negeri
atau perguruan tinggi swasta yang telah diakreditasi atau yang telah lulus
ujian Negara atau perguruan tinggi luar negeri yang telah diakreditasi,dan
berpengalaman sebagai ketua tim dalam melaksanakan pekerjaan
perencanaan teknis bangunan selama 3 (tiga) tahun. Sebagai ketua tim,
tugas utamanya adalah memimpin dan mengkoordinir seluruh kegiatan
anggota tim kerja dalam pelaksanaan pekerjaan sampai dengan pekerjaan
dinyatakan selesai.
PROGRAM KERJA