Anda di halaman 1dari 11

Penyedia Jasa memahami secara utuh kerangka acuan kerja (KAK) Perencanaan

Pembangunan Sarana Dan Prasarana Kawasan Wisata Hutan Mangrove Di Balikpapan


sebagai berikut:

I. PENDAHULUAN
Sektor kepariwisatan memiliki potensi sebagai instrumen untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat baik melalui kegiatan ekonomi maupun non-ekonomi.
Potensi ekonomi berkaitan dengan peran strategisnya dalam peningkatan PAD,
penciptaan lapangan kerja dan berusaha bagi masyarakat. Potensi non-ekonomi
berkaitan dengan manfaat langsung kegiatan kepariwisataan secara sosial,
psikologis dan kultural.
Sebagaifenomenakemanusiaan, nilai kemanfaatansektor kepariwisataan sangat
tergantung pada pemanfaatan sumber daya manusia, alam, budaya, dan buatan.
Kegiatan kepariwisataan dansumberdaya yang dipergunakan rnemiliki karakteristik
khusus. Kegiatan yang terus berkembang di tengah jumlah dan kualitas sumberdaya
yang relatifterbatas serta konteks yang terus berubahmenuntut dirumuskannya
kebijakan dan penanganan tepat.
Pariwisata Kalimantan Timur merupakan daerah tujuan wisata di Indonesia, memiliki
potensi budaya dan pariwisata yang tak kalah menariknya dengan tujuan wisata lain
di Indonesia. Hampir 90% objek wisata yang ada disediakan oleh alam Kalimantan,
dan 10 % lainnya adalah obyek wisata buatan untuk mendukung kepariwisataan di
daerah ini.
Ketersediaanobyek wisata berupa alam denganflora dan faunanya [hutan, sungai,
danau, jeram dan pantai) yang dibaur dengan budaya dan sejarah, serta dikemas
dalam paket wisata ecotourism, menjadikan Kalimantan Timur sebagai tempat
tujuan wisata, dan menempatkan posisinya pada segmen special interest group.
Berdasarkaninventarisasijumlah,terdapat hampir lebih dari 220 titik lokasi wisata
alam,30lokasi kawasan wisata budaya, dan 15 lokasi kawasan wisata buatan serta 43
tempat peninggalan sejarah danbudaya. Disamping itu masih terdapat museum,
taman budaya dan desa-desakerajinantradisionalyang sangatkaya akan inovasidan
kreatifitas di seluruh wilayah Kalimatan Timur.
Untuk menunjang segala wadah wisata yang tersebar di seluruh daerah di
Kalimantan timur ini diperlukan sarana dan prasarana penunjang yang memadai dan
menarik serta terjamin keamanan dan kenyamanan para pengunjung / wisatawan.
Berdasarkan hal tersebut maka dipandang perlu adanya jassa perencanaan sarana
dan prasarana yang memadai dan memenuhi standar untuk daerah wisata yang
layak untuk dikunjungi.

1. MAKSUD DAN TUJUAN


a) Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini merupakan petunjuk bagi konsultan perencana
yang memuat masukan, azas, kriteria, keluaran dan proses yang harus dipenuhi
dan diperhatikan serta di interprestasikan kedalam pelaksanaan tugas
perencanaan yang sesuai dengan kepentingan Pengguna Jasa.
b) Dengan penugasan ini diharapkan konsultan perencana dapat melaksanakan
tanggung jawabnya dengan baik untuk menghasilkan keluaran yang memadai
sesuai dengan KAK ini.

2. LATAR BELAKANG
a) Seiring dengan berkembangnya sektor kepariwisataan di Provinsi Kaltim di,
khususnya Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Provinsi Kalimantan Timur, guna
terwujudnya Kalimantan Timur Sebagai Tujuan Wisata Minat Khusus Yang
Berbasis Alam Dan Budaya Menuju Kesejahteraan Masyarakat Yang
Berkesinambungan, maka dibutuhkan sarana dan prasarana daerah wisata yang
memadai,aman,menari dan nyaman untuk dikunjungi guna menarik jumlah
pengunjung wisatawan ke daerah wisata yang ada di Kalimantan timur.
b) Infrastruktur yang diikuti dengan peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM),
maka diperlukan fasilitas, sarana dan prasarana yang memadai untuk
mendukungprogram pemerintah dalam meningkatkan Sumber Daya Manusia
(SDM), peran serta swasta dan masyarakat dalam pengembangan
Kepariwisataan, Seni dan Budaya.
c) Provinsi Kalimantan Timur yang jumlah penduduknya termasuk padat pada saat
ini, dibandingkan dengan provinsi lainnya di indonesia adalah lokasi yang ideal
pengembangankepariwisataan, Seni dan Budaya.
d) Pekerjaan yang akan dilaksanakan adalah merupakan bagian lingkup
Perencanaan Obyek Wisata Unggulan yang berada di daerah Provinsi
Kalimantan Timur.

II. KEGIATAN PERENCANAAN


Lingkup tugas yang harus dilaksanakan oleh Konsultan Perencana adalah
berpedoman pada ketentuan yang berlaku khususnya Peraturan Menteri Pekerjaan
Umum Nomor : 45/PRT/M/2007 tanggal 27 Desember 2007, tentang Pedoman Teknis
Pembangunan Bangunan Gedung Negara, yang dapat meliputi tugas-tugas Pra-
Perencanaan yang terdiri dari :
1. Persiapan atau penyusunan konsep perencanaan, seperti mengumpulkan data
dan informasi lapangan, membuat interpretasi secara garis besar terhadap
Kerangka Acuan Kerja, program kerja perencanaan, konsep perencanaan, sketsa
gagasan, dan konsultasi dengan pemerintah daerah setempat mengenai
peraturan daerah/ perizinan bangunan.
2. Penyusunan pra-rencana, seperti membuat rencana tapak, prarencana
bangunan, perkiraan biaya, laporan perencanaan, dan mengurus perizinan
sampai mendapat keterangan rencana kota/kabupaten, keterangan persyaratan
bangunan dan lingkungan, dan penyiapan kelengkapan perijinan 9bila
diperlukan) sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan pemerintah daerah
setempat.
3. Penyusunan pengembangan rencana, seperti membuat :
3.1. Rencana arsitektur, beserta uraian konsep dan visualisasi dwi dan trimitra
bila diperlukan.
3.2. Rencana struktur, berserta uraian konsep dan perhitungannya.
3.3. Rencana mekanikal-elektrikal termasuk IT, berserta uraian konsep dan
perhitungannya.
3.4. Spesifikasi teknis (Outline Specifications).
3.5. Perkiraan biaya.

4. Rencana bangunan yang akan direncanakan adalah sebagai berikut :


4.1. Perencanaan Sarana dan Prasarana Pendukung obyek wisata beserta
kelengkapannya.
4.2. Daerah obyek wisata yang direncanakan adalah sebagai berikut :
1. Perencanaan Pembangunan Sarana dan Prasarana Kawasan Wisata
Hutan Mangrove di Balikpapan, berupa Perencanaan pembuatan
jalan kayu keliling area wisata, gazebo, Penataan landscape area
wisata, fasilitas Kamar Mandi/WC dan prasarana lainnya yang
dianggap menunjang obyek wisata tersebut.
2. Perencanaan Pembangunan Sarana dan Prasarana Kawasan Wisata
Hutan Mangrove di Balikpapan, berupa Perencanaan pembuatan
jalan kayu keliling area wisata, gazebo, Penataan landscape area
wisata, fasilitas Kamar Mandi/WC dan prasarana lainnya yang
dianggap menunjang obyek wisata tersebut

III. TANGGUNG JAWAB PERENCANAAN


1. Konsultan Perencana bertanggung-jawab secara profesional atasjasa
perencanaan yang dilakukan sesuai ketentuan dan kode tatalaku profesi yang
berlaku.
2. Secara umum tanggung jawab konsultan adalah minimal sebagaiberikut :
 Hasil karya perencanaan yang dihasilkan harus telah mengakomodasi batasan-
batasan standar hasil karya praperencanaan yang berlaku.
 Hasil karya perencanaan yang dihasilkan harus telah mengakomodasi batasan-
batasan yang telah diberikan olehPengguna Jasa, termasuk melalui KAK ini,
seperti dari segipembiayaan, waktu penyelesaian pekerjaan dan mutu
bangunan yang akan diwujudkan.
 Hasil karya perencanaan yang dihasilkan harus telah memenuhi peraturan,
standar dan pedoman teknis bangunan gedung serta prasarana yang berlaku
pada umumnya dan khusus untuk bangunan gedung dan lansekap.

IV. PEMBIAYAAN
1. BIAYA
Besarnya biaya pekerjaan perencanaan untuk Konsultan Perencana sesuai
dengan yang tercantum dalam DPA SKPD Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Provinsi Kalimantan Timur Tahun Anggaran 2014.
Biaya pekerjaan konsultan perencana dan tata cara pembayarandiatur secara
kontraktual, meliputi komponen sebagai berikut :
1. Biaya Langsung Personil (Honorarium tenaga ahli dan tenaga penunjang).
2. Biaya Langsung Non Personil.
3. Jasa dan overhead perencanaan.
4. Pajak dan iuran daerah lainnya.
Besarnya Biaya Konsultan Perencana merupakan biaya tetap dan pasti
pembayaran biaya konsultan perencana didasarkan pada prestasi kemajuan
pekerjaan pra-perencanaan yaitu :
1. Tahap persiapan atau penyusunan konsep perencanaan25%.
2. Tahap penyusunan pra-rencana 25%.
3. Tahap penyusunan pengembangan rencana 50%.

V. LAPORAN
Keluaran yang dihasilkan oleh konsultan perencana berdasarkan Kerangka Acuan
Kerja (KAK) ini adalah lebih lanjut akan diatur dalam Surat Perjanjian Pelaksanaan
Pekerjaan Perencanaan, untuk pekerjaan perencanaan minimal meliputi :

1. Laporan penyusunan konsep perencanaan, terdiri dari :


 Laporan data dan informasi lapangan.
 Interpretasi secara garis besar terhadap KAK
 Program kerja perencanaan.
 Konsep-konsep perencanaan.
 Sketsa gagasan.
 Hasil konsultasi dengan pemerintah daerah setempat mengenai peraturan
daerah/perijinan bangunan.

2. Laporan penyusunan pra-rencana, terdiri dari :


o Rencana tapak.
o Pra-rencana bangunan.
o Perkiraan biaya secara umum.
o Laporan perencanaan.
o Laporan perijinan.
o Persyaratan bangunan dan lingkungan.

3. Laporan penyusunan pengembangan rencana.


o Rencana arsitektur, beserta uraian konsep dan visualisasi dwi
dan trimitra bila diperlukan.
o Rencana struktur, beserta uraian konsep dan perhitungannya.
o Rencana mekanikal-elektrikal termasuk IT, beserta uraian konsep dan
perhitungannya.
o Garis besar spesifikasi teknis (outline specifications).
o Perkiraan biaya ( Rencana Anggaran Biaya )

VI. KRITERIA
1. KRITERIA UMUM
Pekerjaan yang akan dilaksanakan oleh Konsultan Perencana seperti dimaksud
pada KAK harus memperhatikan kriteria umum bangunan disesuaikan
berdasarkan fungsi dan kompleksitas bangunan yaitu :
a. Persyaratan Peruntukan dan Intensitas :
- Menjamin bangunan gedung didirikan berdasarkan ketentuan tata ruang
dan tata bangunan yang ditetapkan didaerah yang bersangkutan.
- Menjamin bangunan dimanfaatkan sesuai dengan fungsinya.
- Menjamin keselamatan pengguna, masyarakat dan lingkungan.

b. Persyaratan Arsitektur dan Lingkungan :


- Menjamin terwujudnya bangunan gedung yang didirikan berdasarkan
karakteristik lingkungan, ketentuan wujud bangunan dan budaya daerah,
sehingga seimbang, serasa dan selaras dengan lingkungannya (fisik, sosial
dan budaya).
- Menjamin terwujudnya tata ruang hijau yang dapat memberikan
keseimbangan dan keserasian bangunan terhadap lingkungannya.
- Menjamin banguna gedung dibangun dan dimanfaatkan dengan tidak
menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan.

c. Persyaratan Struktur Bangunan :


- Menjamin terwujudnya bangunan gedung yang dapat mendukung beban
yang timbul akibat perilaku alam dan manusia.
- Menjamin keselamatan manusia dari kehilangan atau kerusakan benda
yang disebabkan oleh kegagalan struktur bangunan.
- Menjamin kepentingan manusia dari kehilangan atau kerusakan benda
yang disebabkan oleh perilaku struktur. Menjamin perlindungan properti
lainnya dari kerusakan fisik yang disebabkan oleh kegagalan struktur.

d. Persyaratan Ketahanan terhadap kebakaran :


- Menjamin terwujudnya bangunan gedung yang dapatmendukung beban
yang timbul akibat perilaku struktur.
- Menjamin terwujudnya bangunan kantor yang dibangun sedemikian
rupa sehingga mampu secara struktur stabil selama kebakaran, sehingga
: Cukup waktu bagi penghuni melakukan evakuasi secara aman.
- Cukup waktu bagi pasukan pemadam kebakaran memasuki lokasi untuk
memadamkan api.
- Dapat menghindari kerusakan pada proferti lainnya.
e. Persyaratan Sarana Jalan Masuk dan Keluar :
o Menjamin terwujudnya bangunan kantor yang mempunyai akses yang
layak, aman dan nyaman kedalam bangunan dan fasilitas serta layanan
di dalamnya.
o Menjamin terwujudnya upaya melindungi penghuni dari kesakitan atau
luka saat evakuasi pada keadaan darurat.
o Menjamin tersedianya aksesbilitas bagi penyandang cacat, khususnya
untuk bangunan fasilitas umum dan sosial.

f. Persyaratan Transportasi Dalam Kantor (bila ada):


o Menjamin tersedianya transportasi yang layak, aman dan nyaman
didalam bangunan kantor.
o Menjamin tersedianya aksesbilitas bagi penyandang cacat, khususnya
untuk bangunan fasilitas umum dan sosial.

g. Persyaratan Pencahayaan Darurat, tanda arah keluar dan sistem


peringatan bahaya :
o Menjamin tersedianya pertandaan dini yang informatif didalam
bangunan gedung apabila terjadi keadaan darurat.
o Menjamin penghuni melakukan evakuasi secara mudah dan aman,
apabila terjadi keadaan darurat.

h. Persyaratan Instalasi Listrik, Penangkal Petir danKomunikasi :


o Menjamin terpasangnya instalasi listrik secara cukup dan aman dalam
menunjang terselenggaranya kegiatan didalam bangunan gedung dan
penghuninya dari bahaya petir.
o Menjamin tesedianya sarana komunikasi yang memadai dalam
menunjang terselenggaranya kegiatan didalam bangunan sesuai
dengan fungsinya.

i. Persyaratan Sanitasi dalam Bangunan :


o Menjamin tersedianya sarana sanitasi yang memadai dalam menunjang
terselenggaranya kegiatan didalam bangunan gedung kantor sesuai
dengan fungsinya.
o Menjamin terwujudnya kebersihan, kesehatan dan memberikan
kenyamanan bagi penghuni bangunan dan lingkungan.
o Menjamin upaya beroperasinya peralatan dan perlengkapan tata udara
secara baik.
o Menjamin upaya beroperasinya peralatan dan perlengkapan
pencahayaan secara baik.
o Menjamin terpenuhinya kebutuhan udara yang cukup, baik alami
maupun buatan dalam menunjang terselenggaranya kegiatan dalam
bangunan sesuai dengan fungsinya.
o Menjamin upaya beroperasinya peralatan dan perlengkapan
pencahayaan secara baik.
j. Persyaratan Pencahayaan :
 Menjamin terpenuhinya kebutuhan pencahayaan yang cukup, baik
alami maupun buatan dalam menunjang terselenggaranya kegiatan
dalam bangunan sesuai dengan fungsinya.
 Menjamin upaya beroperasinya peralatan dan perlengkapan
pencahayaan secara baik.

k. Persyaratan Kebisingan dan Getaran :


 Menjamin terwujudnya yang nyaman dari gangguan suara dan getaran
yang tidak diinginkan.
 Menjamin adanya kepastian bahwa setiap usaha atau kegiatan yang
menimbulkan dampak negatif suara dan getaran perlu melakukan
upaya pengendalian pencemaran
 dan atau mencegah perusakan lingkungan.

2. KRITERIA KHUSUS
Kriteria khusus dimaksudkan untuk memberikan syarat-syarat yang khusus,
spesifik berkaitan dengan bangunan gedung kantor yang akan direncanakan,
baik dari segi fungsi khusus bangunan, segi teknis lainnya, misalnya :
2.1. Dikaitkan dengan upaya pelestarian atau konservasi bangunanyang ada.
2.2. Kesatuan perencanaan bangunan dengan lingkungan yang adadi sekitar,
seperti dalam rangka implementasi penataan bangunan dan lingkungan.
2.3. Solusi dan batasan-batasan kontekstual, seperti faktor sosial budaya
setempat, geofrafi klimatologi dan lain-lain.

VII. AZAS-AZAS
Selain dari kriteria diatas, didalam melaksanakan tugasnya konsultan perencana
hendaknya memperhatikan azas-azas bangunan gedung negara sebagai berikut :
1. Bangunan gedung dan Lansekap hendaknya fungsional, efisien, menarik tetapi
tidak berlebihan.
2. Kreatifitas desain hendaknya tidak ditekankan pada kelatahan gaya dan
kemewahan material, tetapi pada kemampuan mengadakan sublimasi antara
fungsi teknik dan fungsi sosial bangunan, terutama sebagai bangunan pelayanan
kepada masyarakat.
3. Dengan batasan tidak mengganggu produktivitas kerja, biaya investasi dan
pemeliharaan bangunan sepanjang umurnya, hendaknya diusahakan serendah
mungkin.
4. Desain bangunan hendaknya dibuat sedemikian rupa, sehingga bangunan dapat
dilaksanakan dalam waktu yang pendek dan dapat dimanfaatkan secepatnya.
5. Bangunan gedung hendaknya dapat meningkatkan kualitas lingkungan dan
menjadi acuan bangunan dan lingkungan sekitarnya.

VIII. PROSES PENYUSUNAN PERENCANAAN


1. Dalam proses perencanaan untuk menghasilkan keluaran-keluaran yang diminta,
konsultan perencana harus menyusun jadwal pertemuan berkala dengan
pengelola kegiatan.
2. Dalam pertemuan berkala tersebut ditentukan produk yang harus dihasilkan
konsultan sesuai dengan rencana keluaran yang ditetapkan dalam Kerangka
Acuan Kerja ini.
3. Dalam pelaksanaan tugas, konsultan harus selalu memperhitungkan bahwa
waktu pelaksanaan pekerjaan adalah mengikat.
4. Jangka waktu pelaksanaan, khususnya sampai diserahkannya dokumen
keseluruhan pekerjaan perencanaan ditetapkan selama 30 (Tiga Puluh) hari
kalender / 1 Bulan.

MASUKAN

1 INFORMASI
1. Untuk melaksanakan tugasnya konsultan perencana harus mencari
informasi yang dibutuhkan selain dari informasi yang diberikan Pengelola
Kegiatan termasuk melalui Kerangka Acuan Kerja ini.
2. Konsultan perencana harus memeriksa kebenaran informasi yang
digunakan dalam pelaksanaan tugasnya, baik yang berasal dari Kuasa
Penguna Anggaran, maupun yang dicari sendiri.
3. Kesalahan/kelalaian pekerjaan perencanaan sebagai akibat dari kesalahan
informasi menjadi tanggung jawab konsultanperencana.
4. Dalam hal ini informasi yang diperlukan dan harus diperoleh untuk bahan
perencanaan diantaranya mengenai hal-hal sebagai berikut :
 Informasi tentang lahan
 Pemakaian bangunan
 Kebutuhan bangunan
 Keinginan tentang ruang-ruang tertentu, baik yang berhubungan
dengan pemakai atau perlengkapan yang akan digunakan dalam ruang
tersebut.
 Keinginan tentang kemungkinan perubahan fungsi ruang/bangunan.
Keinginan-keinginan tentang utilitas bangunan seperti :
1. Air bersih.
2. Air hujan dan air bangunan.
3. Air kotor dan sampah.
4. Tata udara/AC.
5. Transportasi vertikal dalam bangunan.
6. Penanggulangan bahaya kebakaran.
7. Pengamanan dari bahaya pencurian danperusakan.
8. Jaringan listrik.
9. Jaringan komunikasi (telepon, telex, radio, intercom).
10. Dan lain-lain sesuai keperluannya.
2. TENAGA
Untuk melaksanakan tugasnya, konsultan perencana harus menyediakan tenaga
yang memenuhi ketentuan kegiatan, baik ditinjau dari segi kebutuhan kegiatan
maupun tingkat kompleksitas pekerjaan.
Tenaga Ahli yang dibutuhkan adalah :
2.1. Ketua Tim (Team Leader) dengan jumlah 1 orang.
Memiliki sertifikat keahlian (SKA) Ahli Perencanaan untuk Bidang
Arsitektur Lansekap. Ketua tim disyaratkan sekurang-kurangnya seorang
Sarjana (S1) Teknik Arsitektur lulusan universitas/perguruan tinggi negeri
atau perguruan tinggi swasta yang telah diakreditasi atau yang telah lulus
ujian Negara atau perguruan tinggi luar negeri yang telah diakreditasi,dan
berpengalaman sebagai ketua tim dalam melaksanakan pekerjaan
perencanaan teknis bangunan selama 3 (tiga) tahun. Sebagai ketua tim,
tugas utamanya adalah memimpin dan mengkoordinir seluruh kegiatan
anggota tim kerja dalam pelaksanaan pekerjaan sampai dengan pekerjaan
dinyatakan selesai.

2.2. Tenaga Ahli Perencana Struktur dengan jumlah 1 orang.


Memiliki sertifikat keahlian (SKA) Ahli Perencana Struktur untuk Bidang
Sipil/Struktur. Tenaga Ahli Struktur disyaratkan minimal Sarjana (S1)
Teknik Sipil lulusan universitas/perguruan tinggi negeri atau perguruan
tinggi swasta yang telah diakreditasi atau yang telah lulus ujian negara
atau perguruan tinggi luar negeri yang telah diakreditasi, dan
berpengalaman sebagai tenaga ahli sipil/struktur dalam melaksanakan
pekerjaan perencanaan teknis bangunan selama 2 (dua) tahun.
Tenaga ahli tersebut tugas utamanya dalam melakukan perhitungan dan
perencanaan struktur bangunan secara rinci.

2.3. Tenaga Ahli Arsitektur dengan jumlah 1 orang.


Memiliki sertifikat keahlian (SKA) Ahli Perencana dibidang Arsitektur/
Konstruksi Bangunan. Tenaga Ahli Arsitektur disyaratkan minimal Sarjana
(S1) Teknik Arsitektur lulusan universitas/perguruan tinggi negeri atau
perguruan tinggi swasta yang telah diakreditasi atau yang telah lulus ujian
negara atauperguruan tinggi luar negeri yang telah diakreditasi,
danberpengalaman sebagai tenaga ahli Arsitektur dalam melaksanakan
pekerjaan perencanaan teknis bangunan selama 2 (dua) tahun.
Tenaga ahli tersebut tugas utamanya dalam melakukanperhitungan dan
perencanaan arsitektur bangunan secara rinci.

2.4. Tenaga Ahli Eletrikal dengan jumlah 1 orang.


Memiliki sertifikat keahlian (SKA) Ahli Tenik Tenaga Listrik disyaratkan
minimal Sarjana (S1) Teknik Elektro lulusan universitas/perguruan tinggi
negeri atau perguruan tinggi swastayang telah diakreditasi atau yang telah
lulus ujian negara atau perguruan tinggi luar negeri yang telah diakreditasi,
dan berpengalaman sebagai tenaga ahli Elektro dalam melaksanakan
pekerjaan perencanaan teknis bangunan selama 2 (dua) tahun.
Tenaga ahli tersebut tugas utamanya dalam melakukan perhitungan dan
perencanaan elektrikal secara rinci.

2.5. Tenaga Ahli Lingkungan dengan jumlah 1 orang.


Memiliki sertifikat keahlian (SKA) Ahli Perencana Teknik Lingkungan
disyaratkan minimal Sarjana (S1) Teknik lingkungan lulusan
universitas/perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swastayang
telah diakreditasi atau yang telah lulus ujian negara atau perguruan tinggi
luar negeri yang telah diakreditasi, dan berpengalaman sebagai tenaga ahli
lingkungan dalam melaksanakan pekerjaan perencanaan teknis lingkungan
selama 2 (dua) tahun.
Tenaga ahli tersebut tugas utamanya dalam melakukan perhitungan dan
perencanaan kelestarian lingkungan secara rinci.

2.6. Tenaga Ahli Estimator Biaya dengan jumlah 1orang.


Memiliki sertifikat keahlian (SKA) Ahli Estimator Biaya dibidang Arsitektur/
Konstruksi Bangunan. Tenaga Ahli Estimator Biaya disyaratkan minimal
Sarjana (S1) Teknik Sipil/Arsitektur lulusan universitas/perguruan tinggi
negeri atau perguruan tinggi swasta yang telah diakreditasi atau yang
telah lulus ujian negara atau perguruan tinggi luar negeri yang telah
diakreditasi, dan berpengalaman sebagai tenaga ahli Estimator Biaya
dalam melaksanakan pekerjaan perencanaan teknis bangunan selama 2
(dua) tahun.
Tenaga ahli tersebut tugas utamanya dalam melakukan perhitungan biaya
perencanaan bangunan secara rinci.

2.7. Tenaga Ahli Teknologi Informatika


Memiliki keahlian dibidang Informatika. Disyaratkan minimal Sarjana (S1)
Teknik Informatika lulusan universitas/perguruan tinggi negeri atau
perguruan tinggi swasta yang telah diakreditasi atau yang telah lulus ujian
negara atau perguruan tinggi luar negeri yang telah diakreditasi, dan
berpengalaman sebagai tenaga ahli informatika dalam melaksanakan
pekerjaan perencanaan implementasi IT untuk menunjang kawasan wisata
mangrove. Pengalaman selama 2 (dua) tahun.

2.8. Tenaga Pendukung.


Dalam melaksanakan kegiatannya, tenaga ahli dibantu olehtenaga
pendukung, yaitu:
1. Juru Gambar/Drafter (CAD Operator), disyaratkan minimal lulusan
SMK Teknik, memilikisertifikat pelatihan Auto CAD, dan
berpengalaman dalam melakukan gambar kerja Teknik konstruksi
bangunan selama 2 tahun.
2. Surveyor (Juru Ukur), disyaratkan minimal lulusan SMK Teknik dan
berpengalaman dalam melakukan pengukuran selama 2 tahun.
A. Sekrataris/Administrasi Umum orang, disyaratkan minimal
lulusan SMK/SMUatau sederajat, dan berpengalaman dalam
melakukan pekerjaan administrasi umum selama 2 tahun.

PROGRAM KERJA

Konsultan perencana harus segera menyusun program kerja minimal


meliputi :
1.1. Jadwal kegiatan secara detail.
1.2. Alokasi tenaga yang lengkap (disiplin keahliannya).
1.3. Tenaga-tenaga yang diusulkan oleh konsultan perencana
harusmendapatkan persetujuan dari Kuasa Pengguna Anggaran.
1.4. Konsep penanganan pekerjaan perencanaan.

Anda mungkin juga menyukai