terjadi
juga
kecil,
dan
ketika
tegangan
dihilangkan
memiliki
beberapa
jenis
tegangan,
pada
jenis
berperan
secara
bersama-sama,
sebagai
contoh
Tegangan
Keruntuhan
Batas sebanding
Regangan
bentuk
semula
disebut
fleksibilitas,
sedangkan
kekakuan.
Modulus
elastisitas
adalah
nilai
yang
dan
kerusakan
sebagian.
Sedangkan
kekerasan
dilakukan
pada
kondisi
yang
mirip
dengan
waktu
yang
penelitian
lama,
lebih
faktor-faktor
sulit
luar
yang
dikendalikan,
dan
22
Konstuksi Kayu
penyebaran variabel membuat biaya penelitian meningkat. Pada
kondisi yang sama, pengujian di laboratorium menghasilkan data
yang cepat.
Pada pengujian di laboratorium, benda uji kayu dapat
dibagi menjadi dua macam yaitu: pengujian pada benda uji
ukuran kecil, dan pengujian pada benda uji ukuran struktural.
Hasil pengujian pada benda uji ukuran kecil digunakan sebagai
pembanding dan petunjuk mengenai kekuatan kayu pada jenisjenis yang berbeda-beda. Karena pada benda uji ini dihindari
adanya pengaruh luar seperti mata kayu dan jenis-jenis cacat
lain, maka hasil yang diperoleh tidak menunjukkan kekuatan
sesungguhnya yang dapat didukung oleh batang kayu struktural
sehingga perlu diberi nilai reduksi untuk memperoleh kekuatan
ijin. Pengujian kayu dengan benda uji struktural lebih mirip
dengan pengujian lapangan dan nilai yang dihasilkan berbeda
dengan pengujian laboratorium pada benda uji ukuran kecil
karena pada pengujian ini diperbolehkan adanya pengaruh luar
seperti mata kayu dan retak. Pengujian ini memerlukan biaya
yang tinggi sebab volume kayu yang digunakan menjadi banyak
dan waktu pengujian yang lama. Lebih jauh lagi, faktor-faktor
reduksi yang harus diperhitungkan menjadi lebih banyak akibat
variasi benda uji.
Oleh karena kekuatan kayu sangat dipengaruhi oleh
akan
lama
dan
hasilnya
pun
menjadi
tidak
reliable
24
Konstuksi Kayu
diperoleh.
Tegangan
lainnya
dapat
diperoleh
berdasarkan
Ew
Fb
Ft //
Fc//
Fv
E26
25000
66
60
46
6,6
24
E25
24000
62
58
45
6,5
23
E24
23000
59
56
45
6,4
22
E23
22000
56
53
43
6,2
21
E22
21000
54
50
41
6,1
20
E21
20000
50
47
40
5,9
19
Fc
19000
47
44
39
5,8
18
E19
18000
44
42
37
5,6
17
E18
17000
42
39
35
5,4
16
E17
16000
38
36
34
5,4
15
E16
15000
35
33
33
5,2
14
E15
14000
32
31
31
5,1
13
E14
13000
30
28
30
4,9
12
E13
12000
27
25
28
4,8
11
E12
11000
23
22
27
4,6
11
E11
10000
20
19
25
4,5
10
E10
9000
18
17
24
4,3
Dimana :
Ew
Fb
: kuat lentur
Ft//
Fc//
Fv
: kuat geser
Fc
(2.1)
26
Konstuksi Kayu
maka prosedur berikut ini dapat dilakukan untuk menentukan
berat jenis kayu pada kadar air 15% (SNI-5, 2002; ASTM D239502).
m = Wg Wd x100% Wd
= Wg Vg
Gm =
1.0001m/100
4. Menentukan berat jenis dasar (Gb)
, dengan a =
30m
Gb =
1 0,265aGm
30
G=
10,133Gb
Contoh penentuan berat jenis kayu berdasarkan prosedur
di atas adalah sebagai berikut. Apabila hasil pengukuran berat
basah dan berat kering dari sampel kayu dengan ukuran seperti
pada gambar di bawah berturut-turut adalah 1,6 gr dan 1,3 gr,
maka berat jenis kayu pada kadar air 15% adalah:
28
Konstuksi Kayu
10 mm
20 mm
10 mm
800
= 0,65
1.0001 23/100
Berat jenis dasar (Gb)
a=
30 23
30
= 0,233
Gb =
0,65
= 0,625
10,265x0,233x0,65
0,625
= 0,68
G=
10,133Gb
10,133x0,625
Walaupun
demikian
pengujian
secara
masinal
atau
Ew (MPa)
Kode mutu
12
15
13000
12854
E13
Konstuksi Kayu
30
2. Kempas
(Koompassia
malaccensis)
12
15
18500
17526
E18
3. Keruing
(Dipterocarpus spp.)
12
15
14300
13616
E14
4. Merbau
(Intsia spp.)
15
15400
E16
5. Mersawa
(Anisoptera spp.)
12
15
15700
13490
E14
6. Ramin
(Gonystylus bancanus)
12
15
15000
12983
E14
7. Balau
(Shorea spp.)
12
15
18000
16500
E17
8. Meranti Merah
(Shorea spp.)
12
15
12200
11940
E12
Kepadatan
Pengaruh kepadatan terhadap beberapa jenis kekuatan
Kemiringan serat
Pada kemiringan serat 15 derajat, tegangan tarik sejajar
Kandungan air
Kandungan air merupakan faktor yang mempengaruhi
32
Konstuksi Kayu
4.
Mata kayu
Mata
kayu
mempengaruhi
jenis-jenis
kekuatan
kayu
V. Tegangan karakteristik
Telah banyak disebutkan bahwa keragaman struktur serat
kayu dapat mempengaruhi kekuatan kayu. Oleh karena itu,
diperlukan suatu pengukuran terhadap keragaman dari masingmasing jenis kekuatan dengan cara pengelompokan jenis-jenis
kekuatan tersebut pada macam-macam kelas kuat. Sangatlah
mungkin untuk memperhitungkan keragaman pengujian kayu
melalui standar deviasi (S). Jika jumlah sampel sangat banyak,
maka ada hubungan matematika antara standar deviasi dengan
interval nilai hasil pengujian. Jika pengujian dilakukan untuk satu
jenis kekuatan tertentu dengan jumlah sampel yang banyak,
maka hasil pengujian tersebut dapat digambarkan menjadi kurva
distribusi Gaussian.
Nilai karakteristik kekuatan kayu dapat diambil sebagai
nilai yang terkecil. Nilai ini merupakan nilai yang paling aman
karena hampir semua nilai kegagalan di atas nilai tersebut
sehingga tidak ada resiko kegagalan. Tetapi nilai yang rendah
tersebut mengakibatkan kekuatan kayu yang lebih tinggi
34
Konstuksi Kayu
yang
terlalu
tinggi
dengan
menentukan
nilai
kurva
distribusi
normal
Gaussian,
68%
hasil
Pengaruh temperatur
Sebagian besar kayu tersusun atas selulosa, lignin,
dan
hemiselulosa,
yang
kesemuanya
itu
merupakan
terbakar
apabila
ada
peningkatan
temperatur
material
yang
Perilaku
mudah
struktur
terbakar
kayu
(combustible
dalam
merespon
temperatur
150oC
sampai
180oC.
Pyrolisis
pada
36
Konstuksi Kayu
temperatur 350oC sampai 400oC dan pyrolisis yang lengkap
pada lignin terjadi pada temperatur 450 oC sampai 500oC.
Kolmann dkk (1984) juga menyatakan bahwa pyrolisis kayu
dapat terjadi pada temperatur 150 oC atau bahkan lebih
rendah lagi jika waktu pembakaran diperpanjang.
Arang yang terbentuk akibat terbakarnya bagian luar
kayu
akan
masuknya
berfungsi
temperatur
sebagai
tinggi
ke
lapisan
bagian
penghambat
dalam
kayu.
peningkatan
temperatur
akan
mengalami
2.
Pengaruh waktu
Kekuatan atau tegangan kayu erat kaitannya dengan
lamanya
atau
durasi
pembebanan.
Dengan
kata
lain
contoh,
lendutan
pada
struktur
rak
buku.
38
Konstuksi Kayu
struktur rak buku akan mengalami keruntuhan. Perilaku
meningkatnya lendutan pada contoh rak buku di atas
dikenal dengan istilah rangkak (creep).
Pengujian
kekuatan
atau
tegangan
kayu
yang
ini
harus
diperhitungkan
di
dalam