Anda di halaman 1dari 26

PEMILIHAN METODE

EKSPLORASI
Pemilihan metode eksplorasi
untuk pekerjaan fondasi
tergantung pada faktor
berikut,

 Tofografi, jenis tanah dan kondisi muka


air tanah
 Jenis bangunan, fondasi dan kebutuhan
teknis.
 banyaknya informasi yang telah
diperoleh
 variasi lapisan tanah
 faktor eksternal seperti,
biaya,waktu,keadaan lokasi 1
INFORMASI YG DIPERLUKAN
 Fondasi Gedung
 Ukuran & Tinggi Bangunan serta
kedalaman basement
 Susunan dan jarak kolom
 Tipe Rangka Bangunan dan
bentangnya
 Tipe tembok luar / kaca pintu jendela
yg sensitif

Fondasi Jembatan
 Tipe &Bentang Jembatan
 Beban pada pilar&pangkal Jembatan

2
KEDALAMAN EKSPLORASI

1,5B

 Kedalaman lubang bor tergantung pada kedalaman


tanah yang masih dipengaruhi oleh penyebaran
tekanan fondasi bangunannya
 Tekanan vertikal pada kedalaman 1,5 X lebar fondasi
adalah kira-kira 0,2 kali besarnya tekanan dasar
fondasi,
 Kedalaman penyelidikan 1,5xlebar fondasi
 Fondasi dalam min 8Ø fondasi
dibawah dasar
3
KEDALAMAN UNTUK FONDASI MEMANJANG
DAN TELAPAK

Df

min B

Lubang bor

4
KEDALAMAN LUBANG BOR UNTUK TELAPAK YANG
BERDEKATAN

Df

1,5 B

Pada fondasi telapak yang jaraknya terlalu


dekat, penyebaran beban saling tumpang
tindih, maka kedalaman lubang bor sama
halnya dengan kedalaman fondasi rakit,
dengan B adalah jarak terluar dari fondasi
yang berdekatan,
5
KEDALAMAN LUBANG BOR PADA FONDASI TIANG

2/3 D

B 1,5 B

6
TITIK PENYELIDIKAN
 Petunjuk :
 Dapat memberi gambaran kondisi tanah
arah vertikal & horisontal
 Usahakan sedekat mungkin rencana fondasi
jika sudah ada denah
 Buat grid segiempat jika tidak ada denah
 Min 3 titik

Sondir / SPT
Bor

7
Tempat
mesin

8
9
JUMLAH TITIK

Jumlah lubang bor


yang diperlukan
sangat bergantung
pada kekomplekan
kondisi lapisan tanah
dan biaya yang
tersedia

10
Area Luas

Untuk area yang luas


diperlukan jarak
lubang bor 60 -150m.
Area diantara 4 titik
bor mencakup ± 10%
total area penyelidikan

11
BANGUNAN TINGGI
 Untuk bangunan tingkat tinggi dan industri,
paling sedikit diperlukan satu lubang bor
disetiap sudut bangunan diselingi dengan
pengujian kerucut statis, Untuk bangunan
tersebut, sebaiknya jarak lubang bor tidak
melebihi 15 m (terzaghi dan peck, 1948).

12
JEMBATAN/BENDUNGAN

2 set pengeboran perlu


dilakukan, yaitu pada sumbu
bangunan dan pada pangkal
jembatan atau pilarnya
Untuk bendungan set yang
kedua pada bangunan
pelengkap.
Bor sampai kedalaman ½ x
lebar dasar bendungan atau
1,5x tinggi bendungan
Pengeboran dihentikan stlh
menembus 3-6m lapisan
keras&kedap air 13
Jalan Raya

Untuk jalan raya,


pengeboran dilakukan
pada jarak interval kira-
kira 60 m sepanjang
jalannya.
 Kedalaman lubang bor
disarankan 2-4 m
dibawah tanah asli, dan
1-4 m dibawah dasar
perkerasan, bila
perkerasan dengan
menggali tanah asli. 14
DINDING PENAHAN
 Minimum 1 Titik bor utk setiap
penahan tanah
 Jika panjang >30m jarak bor tidak
lebih dari 60m
 Titik bor tambahan pada sisi dalam
dan luar dari dinding penahan
 Bor dilakukan sampai kedalaman
dibawah zona aktif yg berpotensi
longsor

15
TANAH LUNAK

Jarak titik bor dapat


diambil 30 – 60m
Jika lokasi bangunan
sudah pasti
tambahkan pada tiap
sudut dan bagian
tengah denah
Kedalaman bor
sampai mencapai
tanah keras
16
BANGUNAN BESAR
 Jarak titik bor ± 15m dalam
dua arah
 Minimum 3 pada sisi
keliling bangunan
 Tambahkan pada lokasi
mesin, elevator dan lift
 Bor dilakukan sampai
kedalaman dimana
tambahan tek vertikal
gabungan fondasi <10%
dari tek overburden efektif.
 Umumnya kedalaman >9m
dibawah renc fondasi
terbawah
17
BANGUNAN TEPI LAUT
/DERMAGA
 Jarak bor tidak lebih dr 15m
 Tambahkan pada lokasi kritikal
seperti pompa dalam, terowongan,
culvert dll
 Tambahkan antara sisi dalam dan
luar dinding dermaga utk
mengetahui material gerusan pada
kaki dan pada lokasi zona tekanan
tanah aktif dibelakang dinding

18
GALIAN DAN TIMBUNAN
 Tiga sampai lima titik bor pada
arah jalur kritis terhadap longsoran
utk memperoleh potongan geologi
guna analisis
 Jumlah potongan geologi
bergantung pada masalah stabilitas
 Utk lokasi gerakan tanah aktif
paling sedikit 1 titik bor di titik
puncak area berpotensi longsor
 Bor dilakukan sampai kedalaman
0,75 -1 x lebar dasar galian / 1,2 -
2,4m dibawah dasar galian
 Bila galian dibawah muka air tanah
kedalaman bor hrs bisa
mendefinisikan ketebalan lapisan
19
lolos air
SAMPLING

Kualitas sample tergantung


pada tingkat keterusikannya
(distrubance)
Pada tanah granuler sulit
untuk mengambil sampel tdk
terusik (undistrubed), kecuali
dengan peralatan khusus,
Pada tanah kohesif tanah
relatif undistrubed dapat diuji
langsung dilapangan (insitu
test) maupun lab. 20
 Kualitas sampel dinyatakan dalam kelas
sampel, kelas sampel1( very good) sampai
sampel kelas 5 (poor)
 Kelas 1 dan 2 disebut undistrubed sampel

 Kelas3,4,dan 5 disebut distrubed sampel

21
Kualitas sampel
dipengaruhi oleh
 alat
jenis tanah
Cara pengambilan
Transportasi
penyimpanan
pengujian di lab
pelaksanaan pengujian

22
Tujuan/sasaran sampling

identifikasi tanah,
identifikasi urutan lapisan,
kedalaman, dan ketebalan
Kekuatan (strength) tanah,
Kepadatan dan sifat deformasi
tanah,

23
Kapan dilakukan
pengambilan sampel

Pada setiap pergantian


lapisan,
Untuk lapisan tanah yang
tebal, diambil beberapa
sampel
24
Kelas/kualitas Penggunaan
Kelas 1 Index test, kadar air,
gradasi,kepadatan,
kekuatan, deformasi
Kelas 2 Indeks test, kadar air,
gradasi,kepadatan,
kekuatan (remoulded),
Kelas 3 Indeks test, kadar air
Kelas 4 Indeks test
Kelas 5 Identifikasi lapisan

25
KORELASI PROFIL TANAH

26

Anda mungkin juga menyukai