Anda di halaman 1dari 26

 Penyelidikan Tanah

Penyelidikan tanah diperlukan untuk evaluasi


kesesuaian proyek dengan lokasi proyek.

Informasi yang lengkap tentang tanah dan


bangunan diperlukan untuk menentukan fondasi
yang sesuai, praktis,aman dan ekonomis.

1
Penilaian mengenai lokasi proyek akan
menentukan seberapa ekonomis suatu
proyek dikembangkan.

Terkadang penyelidikan tanah diperlukan


untuk menilai kembali kestabilan dan
intergritas bangunan yang telah ada dan
ketidak stabilan dari fondasi.

2
Pengalaman penyelidikan tanah sangat
berpengaruh untuk menentukan :

intensitas penyelidikan,
jumlah dan kedalaman penyelidikan,
jumlah sampel,
pelaksanaan pengujian dilapangan.

3
 Kurangnya penyelidikan tanah akan
meyebabkan kesalahan penilaian
terhadap kondisi tanah yang
sebenarnya, sebaliknya berlebihan
juga akan menyebabkan biaya dan
tenaga yang terbuang sia-sia.

4
 Biaya penyelidikan tanah bukan
merupakan presentase dari seluruh
biaya proyek, tapi diperlukan biaya yang
cukup untuk menentukan disain fondasi
yang ekonomis dan mengurangi resiko
kemungkinan kondisi tanah yang kurang
menguntungkan.
5
Langkah Penyelidikan
Tahapan penyelidikan tanah disesuaikan dengan ukuran, bangunan dan
keadaan lokasi tanah

Desk Study

Site Reconnaissance
Laporan
pendahuluan
Main Investigation
(Site/Laboratory)
Laporan akhir
Monitoring

6
Desk Study

 Tujuan : Mencari informasi yang relevan dengan lokasi


 Sejarah lokasi
 Akses ke lokasi
 Tataguna lahan
 Potensi tambang
 Sumber material
 Informasi geologi
 Foto udara
 Peraturan dan perijinan daerah setempat

7
Site reconnaissance
 Tujuan : mengetahui kondisi lokasi terkini dengan kunjungan
lapangan
 Akses jalan ke lokasi
 Kontur/topograf
 Quarry
 Instability soil :
 Longsoran
 Patahan
 Gerakan Tanah
 Water level
 Vegetasi, terkadang mengindikasikan perubahan tanah dan air
tanah,
 Pengalaman lokal.

8
Main Investigation

Tujuan : Pengambilan sampel


atau tes langsung dilapangan
Sampling Laboratory test
 Trial Pits  Sifat indeks tanah
 Shaft  Pengujian kuat geser
 Borehole  Pengujian deformasi
In-Situ Test  dll
 Sondir/CPT/Dutch Cone
 SPT
 Plate Bearing Test
 Vane Shear Test

9
Monitoring

 Tujuan : Mengetahui kesesuaian hasil


penyelidikan tanah dengan pelaksanaan
konstruksi (fondasi)

 Monitoring prakonstruksi
 Monitoring masa konstruksi
 Monitoring pascakonstruksi

10
11
12
13
14
15
16
17
18
Metode Eksplorasi

Pemilihan metode eksplorasi untuk pekerjaan


fondasi tergantung pada faktor berikut,

 Tofografi, jenis tanah dan kondisi muka air tanah


 Jenis bangunan, fondasi dan kebutuhan teknis.
 banyaknya informasi yang telah diperoleh
 variasi lapisan tanah
 faktor eksternal seperti, biaya,waktu,keadaan lokasi

19
Kedalaman Eksplorasi

1,5B

 Kedalaman lubang bor tergantung pada kedalaman tanah yang masih dipengaruhi oleh penyebaran tekanan
fondasi bangunannya
 Tekanan vertikal pada kedalaman 1,5 X lebar fondasi adalah kira-kira 0,2 kali besarnya tekanan dasar fondasi,
 Kedalaman penyelidikan 1,5xlebar fondasi
 Fondasi dalam min 8Ø fondasi
dibawah dasar

20
Kedalaman untuk fondasi memanjang dan telapak

Df

Lubang bor

21
Kedalaman lubang bor untuk telapak yang berdekatan

Df

1,5 B

Pada fondasi telapak yang jaraknya terlalu dekat, penyebaran beban saling tumpang tindih, maka
kedalaman lubang bor sama halnya dengan kedalaman fondasi rakit, dengan B adalah jarak terluar dari
fondasi yang berdekatan,

22
Kedalaman lubang bor pada fondasi tiang

2/3 D

B 1,5 B

23
Titik Penyelidikan
 Petunjuk :
 Dapat memberi gambaran kondisi tanah arah vertikal & horisontal
 Usahakan sedekat mungkin rencana fondasi jika sudah ada denah
 Buat grid segiempat jika tidak ada denah
 Min 3 titik

Sondir / SPT
Bor

24
 Untuk area yang luas diperlukan jarak lubang bor yang
agak lebar dan diselingi beberapa pengujian seperti SPT,
sondir, trial pits
 Jumlah lubang bor yang diperlukan sangat bergantung
pada kekompleksan kondisi lapisan tanah dan biaya yang
tersedia.
 Untuk bangunan tingkat tinggi dan industri, paling sedikit
diperlukan satu lubang bor disetiap sudut bangunan
diselingi dengan pengujian kerucut statis, Untuk bangunan
tersebut, sebaiknya jarak lubang bor tidak melebihi 15 m
(terzaghi dan peck, 1948).

25
 Untuk jembatan dan bendungan, 2 set pengeboran
perlu dilakukan, yaitu pada sumbu-sumbu bangunan
dan pada pangkal jembatan atau pilarnya (untuk
jembatan) untuk bendungan set yang kedua pada
bangunan pelengkap.
 Untuk jalan raya, pengeboran dilakukan pada jarak
interval kira-kira 30 m sepanjang jalannya. Kedalaman
lubang bor disarankan 2-4 m dibawah tanah asli, dan
1-4 m dibawah dasar perkerasan, bila perkerasan
dengan menggali tanah asli.
26

Anda mungkin juga menyukai