Anda di halaman 1dari 39

Pertemuan 1

REKAYASA PONDASI
Undayani Cita Sari
DENAH TITIK PENYELIDIKAN
Denah titik penyelidikan
• Lokasi titik-titik penyelidikan tanah harus sedekat mungkin dengan letak pondasi.
• Bila denah struktur belum tersedia pada waktu dilakukan penyelidikan tanah, maka
denah lubang bor umumnya disusun dalam bentuk segiempat
• Untuk area yang luas, diperlukan jarak lubang bor yang agak lebar dan diselingi
dengan beberapa uji lapangan tambahan, seperti: uji kerucut statis (sondir) atau
pemeriksaan dengan cara lubang uji (test pit).
• Letak titik-titik penyelidikan tambahan tersebut, dipilih pada jarak yang lebih dekat,
yaitu di antara lubang-lubang
Denah titik penyelidikan
• Untuk pondasi bangunan tingkat tinggi
dan bangunan industri, paling sedikit
diperlukan satu lubang bor pada tiap-
tiap sudut bangunannya yang diselingi
dengan uji penetrasi kerucut statis.
• Untuk tiap-tiap sudut bangunan-
bangunan tersebut, sebaiknya jarak titik
bor tidak melebihi 15 m (Terzaghi dan
Peck, 1948).
Dinding penahan tanah
• Minimum 1 titik bor untuk setiap dinding penahan.
• Jika dinding penahan panjangnya lebih besar 30 m, jarak titik bor tidak lebih dari 60 m.
• Titik bor tambahan diberikan di sebelah dalam dan luar dinding penahan untuk
mendefinisikan kondisi tanah di depan dan di belakang dinding guna mengestimasi
beban lateral dan kapasitas angker (bila digunakan).
Galian dan Timbunan
• Minimum 1 titik bor harus dilakukan pada setiap area galian.
• Untuk galian yang lebih panjang 60 m, jarak titik bor dalam arah memanjang galian
adalah sekitar 60 - 120 m.
• Pada lokasi galian yang kritis atau galian sangat dalam, minimum 3 titik bor pada arah
melintang area galian untuk mendefinisikan kondisi geologi eksisting yang akan
digunakan dalam analisis stabilitas lereng.
• Untuk galian dengan tingkat kelongsoran tinggi, paling tidak 1 titik bor di puncak area
yang diperkirakan akan mengalami longsor.
KEDALAMAN LUBANG BOR
Kedalaman Lubang bor
• Kedalaman lubang bor bergantung pada kedalaman tanah yang masih dipengaruhi oleh
penyebaran tekanan pondasi bangunan.
• Tekanan vertikal pada kedalaman 1,5 kali lebar fondasi (B) adalah masih kira-kira 0,2 kali
besarnya tekanan pada dasar pondasi. Oleh karena itu, kedalaman lubang bor harus kira-
kira 1,5 kali lebar pondasinya atau 1,5B, dengan B adalah lebar pondasi.
• Pada pondasi telapak (spread footing) atau pondasi memanjang (continuous footing)
kedalaman lubang bor agak dangkal.
• Pada pondasi rakit (raft atau mat foundation) kedalaman lubang bor akan lebih dalam.
Kedalaman Lubang bor
Kedalaman Lubang bor
• Pada pondasi telapak yang jaraknya terlalu dekat, penyebaran beban ke tanah di
bawahnya saling tumpang tindih, maka kedalaman lubang bor akan sama halnya dengan
kedalaman pondasi rakit, yaitu 1,5B
• Untuk pondasi memanjang (L ≥ B), kedalaman bor minimum harus 4 kali lebar pondasi di
bawah dasar pondasi rencana
• Untuk dinding penahan tanah, kedalaman bor harus 0,75 sampai 1 kali tinggi dinding. Jika
pada lapisan tanah ada indikasi kemungkinan pondasi akan mengalami penurunan
berlebihan, maka kedalaman bor harus sampai kedalaman tanah keras.
Kedalaman Lubang bor
• Pada pondasi tiang, kedalaman lubang bor harus lebih dalam di bawah dasar tiangnya.
• Dengan pertimbangan bahwa lapisan tanah dibawah tiang masih mendukung beban yang
ditransfer lewat tiang, umumnya, untuk pondasi tiang yang terletak pada tanah homogen,
perilakunya akan sama seperti pondasi rakit yang dasar pondasinya dihitung dari
kedalaman 2/3 panjang tiang.
• Untuk itu, kedalaman lubang bor untuk pondasi tiang adalah 2/3D + 1,5 B, (D = panjang
tiang dan B = lebar area kelompok tiang)
Kedalaman Lubang bor
• Untuk area galian, kedalaman bor harus 5 m di bawah kedalaman rencana pada jalur parit.
• Kedalaman bor harus ditambah bila ada kemungkinan ketidakstabilan dasar galian oleh
akibat adanya lapisan lunak, atau kondisi di mana dasar galian berada di bawah muka air
tanah (guna mendefinisikan lapisan tanah yang lolos air).
• Untuk area timbunan, kedalaman minimum lubang bor adalah 2 kali tinggi timbunan,
kecuali jika sebelum kedalaman itu ada lapisan keras.
• Jika terdapat lapisan lunak yang akan mempengaruhi penurunan dan stabilitas pondasi,
maka kedalaman bor harus sampai mencapai tanah keras.
INFORMASI YG DIBUTUHKAN
UTK PENYELIDIKAN TANAH
Informasi utk penyelidikan tanah
Bila penyelidikan tanah dilakukan secara detail, maka perancang harus berusaha memperoleh
data, sebagai berikut:
1. Kondisi topografi lokasi pekerjaan. Data ini diperlukan untuk perancangan pondasi dan
penentuan cara pelaksanaan di lapangan terutama pada proyek bangunan air dan jalan.
2. Lokasi-lokasi bangunan yang terpendam di dalam tanah, seperti: kabel telpon, pipa-pipa
atau gorong-gorong untuk air kotor dan air bersih, dan lain-lainnya.
3. Pengalaman setempat sehubungan dengan kerusakan-kerusakan bangunan yang sering
terjadi di sekitar lokasi pekerjaan.
4. Kondisi tanah secara global, muka air tanah dan kedalaman batuan. Keterangan ini sering
dapat diperoleh dari penduduk setempat.
Informasi utk penyelidikan tanah
5. Keadaan iklim, elevasi muka air banjir, erosi tanah, & besarnya gempa yang sering terjadi.
6. Tersedianya material alam dan kualitasnya, yang berguna untuk bahan pembentuk
bangunan seperti campuran beton.
7. Data geologi yang disertai keterangan tentang proses pembentukan lapisan tanah dan
batuan di lokasi pekerjaan, serta kemungkinan terjadinya penurunan tanah maupun
bangunan akibat penurunan muka air tanah.
8. Hasil-hasil penyelidikan laboratorium pada contoh-contoh tanah dan batuan, yang
dibutuhkan untuk perancangan pondasi atau penanganan problem-problem
pelaksanaannya.
9. Foto kondisi lapangan dan bangunan-bangunan di dekatnya.
Data tambahan pondasi bangunan gedung
1. Ukuran dan tinggi bangunan serta kedalaman ruang bawah tanah (basement), bila ada.
2. Susunan dan jarak antar kolom serta besar beban.
3. Tipe rangka bangunan dan bentangnya, serta kemungkinan adanya tempat-tempat
tertentu yang mendukung beban khusus, seperti pondasi mesin.
4. Tipe tembok luar dan kaca pintu jendela yang sensitif terhadap penurunan bangunan.
LAPORAN PENYELIDIKAN
TANAH UTK PERANCANGAN
PONDASI
Laporan penyelidikan tanah
Setelah pengujian dilakukan, selanjutnya pembuatan laporan penyelidikan tanah
untuk perancangan pondasi yg mencangkup:
1. Pendahuluan
2. Deskripsi lokasi proyek
3. Kondisi geologi lokasi proyek
4. Deskripsi lapisan tanah yg diperoleh dari hasil pengeboran
5. Hasil pengujian laboratorium
6. Pembahasan
7. Kesimpulan
PENDAHULUAN
• Pendahuluan berisi tentang maksud dan tujuan penyelidikan tanah, waktu
penyelidikan, dan untuk siapa penyelidikan tersebut dilakukan.
• Harus dijelaskan maksud penyelidikan yang dilakukan:

• hanya untuk memperoleh data yang terbatas, yang akan digunakan dalam
penyelidikan yang sifatnya taksiran

• atau untuk penyelidikan lengkap; pengeboran, pengujian laboratorium, dan


analisis hasil, yang dilaksanakan untuk pertimbangan perancangan pondasi,
cara pelaksanaan, serta untuk menghitung kapasitas dukung tanah izin
DESKRIPSI LOKASI PROYEK
• Pada bagian ini dijelaskan: letak proyek, kondisi permukaan tanah, adanya pohon-
pohon, bangunan lama, kubangan, tempat pembuangan sampah, sungai, jalan,
saluran atau gorong-gorong air, dan lain-lainnya.
• Selain itu, dijelaskan pula mengenai kemungkinan adanya banjir, erosi permukaan,
penurunan permukaan, gempa humi, stabilitas tebing, serta retakan-retakan akibat
penurunan yang seringkali terjadi pada bangunan di sekitar lokasi tersebut
KONDISI GEOLOGI LOKASI PROYEK
• Keterangan kondisi geologi di lokasi pekerjaan diberikan berdasarkan hasil data
pengeboran.
• Data hasil pengeboran sebaiknya dibandingkan dengan data yang telah ada
sebelumnya, untuk pertimbangan ketelitian hasil pengujian (data sekunder).
• Dari data geologi yang diperoleh, diperhatikan jika terdapat patahan, sumber air,
rongga-rongga bawah tanah, lapisan lunak, dan lain-lain yang dapat
mempengaruhi kapasitas dukung pondasi.
DESKRIPSI LAPISAN TANAH DARI HASIL
PEMBORAN
• Deskripsi kondisi lapisan tanah dibuat dari data pengeboran.
• Penjelasan mencangkup gambaran jenis dan bentuk lapisan tanah, elevasi
perubahan lapisan serta elevasi muka air tanah.
• Penggambaran bentuk lapisan berguna sebagai pertimbangan teknis dalam
perancangan.
DESKRIPSI LAPISAN TANAH DARI
HASIL PEMBORAN

https://www.researchgate.net/publication/326782160_NEGATIVE_SKIN_FRICT
ION_TIANG_PANCANG_PADA_TANAH_LEMPUNG_STUDI_KASUS_PABRIK
https://docplayer.info/165233-Bab-iii-analisa-data-dan-penyelidikan-awal.html _TESKTIL_BALEENDAH/figures?lo=1
DESKRIPSI LAPISAN TANAH DARI
HASIL PEMBORAN

https://www.researchgate.net/publication/283347657_PERHITUNGAN_PENURUNAN_TANAH_LINTASA
N_BANDARHARJ0-PONCOL_KOTA_SEMARANG_BERDASARKAN_PERMODELAN_2_D/figures?lo=1

http://eprints.undip.ac.id/34551/6/1577_chapter_III.pdf
HASIL PENGUJIAN LABORATORIUM
• Berisi penjelasan mengenai macam pengujian laboratorium yang dilakukan.
• Perhatian diberikan bila terdapat hasil pengujian yang tidak seperti biasanya
atau ada hal-hal khusus lainnya.
• Untuk penjelasan secara detail, hasil pengujian sebaiknya dibuat dalam bentuk
tabel dan grafik.
HASIL PENGUJIAN LABORATORIUM

https://www.researchgate.net/publication/277634130_Strain-Softening_Model_for_Hydrate-
Bearing_Sands/figures?lo=1

https://bpsdm.pu.go.id/kms/admin/_assets/uploads/adminkms/papers/BM/K
MS_JURNAL_20180726101218.pdf
PEMBAHASAN
• Penyajian harus diusahakan untuk membahas masalahnya secara jelas dan singkat.
• Pembahasan dilakukan pada kondisi bangunan rencana dan beban rencana yang
nantinya akan dipertimbangkan terhadap kondisi tanah pondasi dan jenis pondasi
yang cocok untuk mendukung bangunan.
• Bagian selanjutnya adalah pembahasan pada bangunan bangunan pelengkap,
seperti ruang generator listrik, ruang mesin, dll, yang akan membutuhkan pondasi
khusus.
• Harus ditetapkan berapa kedalaman pondasi, dimensi, kapasitas dukung izin dan
penurunan yang diharapkan akan terjadi pada tekanan tanah yang diizinkan tsb.
PEMBAHASAN
• Dijelaskan pula, kemungkinan keuntungan yang dapat diperoleh bila elevasi dasar
pondasi lebih dalam, untuk memperoleh kapasitas dukung tanah yang lebih besar
atau dapat memperkecil penurunan tanpa mengabaikan segi ekonomis.
• Jika dipakai pondasi tiang, dijelaskan mengenai lapisan tanah pendukung tempat
tiang harus dipancang, kedalaman penetrasi, beban maksimum yang diizinkan
pertiang atau kelompok tiang, serta penurunan yang diharapkan akan terjadi pada
tiang tunggal atau kelompok tiangnya.
PEMBAHASAN
• Masalah harus dipelajari dengan tanpa prasangka, sebagai contoh hasil pengujian
yang hasilnya terlalu rendah harus tidak diabaikan hanya karena tidak cocok dg
kapasitas dukung yang di perkirakan sebelumnya.
• Selanjutnya, sebab kenapa kapasitas dukung sangat rendah harus dipelajari. Apakah
akibat kesalahan pembacaan (dicek dg melihat kondisi di titik lain) atau memang
kondisi tanahnya seperti itu, dan diberikan penyelesaiannya.
• Bila terdapat keraguan mengenai hasil pengeboran, pengeboran ulang harus
diadakan, sehingga diperoleh hasil yang memuaskan.
• Rekomendasi untuk perancangan pondasi harus didasarkan pada hal-hal yang ada
hubungan dengan hasil penyelidikan yang diperoleh
KESIMPULAN
Kesimpulan berisi mengenai poin – poin analisis yang telah diberikan pada
pembahasan
KORELASI ANTARA HASIL UJI
SETEMPAT DENGAN SIFAT –
SIFAT TANAH LAIN
Divisi Utama Simbol Nama Umum
Kelompok

Kerikil bersih (hanya


Kerikil bergradasi-baik dan campuran

KORELASI SIFAT TANAH


GW

tertahan ayakan No. 4 (4,75 mm)


kerikil-pasir, sedikit atau sama sekali

50% atau lebih dari fraksi kasar


tidak mengandung butiran halus

kerikil)
Kerikil bergradasi-buruk dan campuran

50% butiran tertahan pada ayakan No. 200 (0,075 mm)


GP kerikil-pasir, sedikit atau sama sekali

Kerikil
tidak mengandung butiran halus

Tabel 2.4 Sistem Klasifikasi Tanah Unified System

Kerikil dengan
GM Kerikil berlanau, campuran kerikil-

butiran halus
pasir-lanau
Classification System (USCS)

Tanah Berbutir Kasar


GC Kerikil berlempung, campuran kerikil-
(Das, 2007) pasir-lempung

Pasir bergradasi-baik, pasir berkerikil,

50% atau lebih dari fraksi kasar lolos

Pasir bersih (hanya


SW sedikit atau sama sekali tidak
mengandung butiran halus

ayakan No. 4 (4,75 mm)

pasir)
Pasir bergradasi-buruk, pasir berkerikil,
SP sedikit atau sama sekali tidak

Pasir
mengandung butiran halus

SM Pasir berlanau, campuran pasir-lanau

butiran halus
Pasir dengan
SC Pasir berlempung, campuran pasir-
lempung

Lanau anorganik, pasir halus sekali,

Lanau dan Lempung Batas Cair


ML serbuk batuan, pasir halus berlanau atau

50% atau lebih lolos ayakan No. 200 (0,075 mm)


berlempung

50% atau kurang


Lempung anorganik dengan plastisitas
rendah sampai dengan sedang, lempung
CL

Tanah Berbutir Halus


berkerikil, lempung berpasir, lempung
berlanau, lempung “kurus” (lean clays)

Lanau-organik dan lempung berlanau


OL
organik dengan plastisitas rendah

Lanau anorganik atau pasir halus

Lempung Batas
Cair lebih dari
MH diatomae, atau lanau diatomae, lanau

Lanau dan
yang elastis

50%
Lempung anorganik dengan plastisitas
CH
tinggi, lempung “gemuk” (fat clays)
KORELASI SIFAT TANAH

Gambar 1. Klasifikasi Jenis Tanah oleh Schmertmann Gambar 2. Klasifikasi Jenis Tanah oleh Robertson dan
Campanella
KORELASI SIFAT TANAH

Tabel. Korelasi antara qu – NSPT (Terzaghi & Peck 1967)

https://publikasiilmiah.ums.ac.id/bitstream/handle/11617/11504/
g377.pdf?sequence=1&isAllowed=y
KORELASI SIFAT TANAH
Tabel. korelasi qc dengan C (Begemann, 1965)

Konsistensi Nilai Conus, qc Kohesi Undrained, C


(kg/cm2) (T/m2)
Very Soft < 2,5 < 1,25
Soft 2,5 – 5,0 1,25 – 2,50
Medium Stiff 5,0 – 10,0 2,50 – 5,00
Stiff 10,0 – 20,0 5,00 - 10,00
Very Stiff 20,0 – 40,0 10,00 – 20,00
Hard > 40,0 > 20,00
KORELASI SIFAT TANAH
Tabel Hubungan Jenis Tanah Tabel. Hubungan Jenis Tanah Tabel 2.8 Hubungan Jenis Tanah
dengan Nilai Berat Volume Tanah dengan Nilai Kohesi pada Tanah dengan Nilai Sudut Geser Dalam
(Look, 2007) Lempung (Bowles, 1997) (Look, 2007)
Jenis Tanah Berat Volume Jenis Tanah Kohesi Jenis Tanah Sudut Geser (0)
Tanah (kN/m3) (T/m2) Kohesi
Non Kohesi Lunak – Organik 10 – 20
Sangat lunak 12,5
Sangat lepas 14 Lunak – Non Organik 15 – 25
Lunak 12,5 – 25
Lepas 15 Kaku 20 – 30
Rapat 25 – 50 Kohesi
Pasir dan Kerikil Kaku 50 – 100 Keras 25 – 30
Sedang 17 Sangat Kaku 100 – 200 Kerikil
Padat 19 Keras > 200 Lepas 30 – 34
Sangat Padat 21 Sedang 34 – 49
Kohesi Padat 39 – 44
Lunak – Organik 8 Sangat padat 44 – 49
Lunak – Non Organik 12 Pasir
Kaku 16 Lepas 27 – 32
Keras 18 Sedang 32 – 37
Padat 37 – 42
Sangat padat 42 - 47
TUGAS
Buatlah resume mengenai struktur sebagai berikut:
1. Pondasi telapak pada kolom rumah sederhana
2. Pondasi telapak gabungan pada bangunan 2 lantai
3. Pondasi memanjang pada dinding rumah sederhana
4. Pondasi rakit pada pabrik
5. Pondasi sumuran pada bangunan dengan GWL tinggi

1. Jelaskan metode pengambilan data tanah utk desain pondasi


(Kelompok 1-3 berdasarkan data SPT, kelompok 4-5
berdasarkan data CPT). Hal-hal lain dapat ditentukan sendiri,
contoh lokasi, denah site, dll
2. Resume pondasi mencangkup gambar, definisi, karakteristik,
metode pelaksanaan, penjelasan ringkas, dsb.
REFERENSI
1. Anto Budi Listyawan, Renaningsih, Qunik Wiqoyah, Agus Susanto, Mekanika Tanah
dan Rekayasa Pondasi, 2017
2. Bieniawski, Enginering Rock Mass Clasification, Wiley
3. Braja M.Das, Noor Endah, Indrasurya B Mochtar, Mekanika Tanah (Prinsip-prinsip
Rekayasa Geoteknis), jilid 2, Erlangga
4. Hanifah H.Z., Zairipan Jaya, Muhammad Reza, Rekayasa Pondasi untuk Program
Vokasi, Penerbit Andi, 2020
5. Hary Christady Hardiyatmo, Analisis dan Perancangan Fondasi I, Gadjah Mada
University Press, 2011
6. Hary Christady Hardiyatmo, Analisis dan Perancangan Fondasi II, Gadjah Mada
University Press, 2011
7. Hoek, E., Carter, T.G., Diederichs, M.S. 2013. Quantification of the Geological Strength
Index Chart. the 47th US Rock Mechanics / Geomechanics Symposium: San Francisco
8. Sutarman, Konsep dan Aplikasi Mekanika Tanah, Penerbit Andi 2013
9. Wesley L.D., Mekanika Tanah, Penerbit Andi 2017
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai