Anda di halaman 1dari 45

Investigasi Lapangan

Vienti Hadsari,S.T.,M.Eng.,MECRES,Ph.D
Capaian Pembelajaran
• Mahasiswa mampu menjelaskan mengenai
penyelidikan tanah
• Mahasiswa mampu menafsirkan hasil penyelidikan
tanah untuk perencanaan fondasi
Contents
Definisi investigasi lapangan

Tipe investigasi di lapangan

Investigasi dan interpretasi data


Apa itu Investigasi Lapangan?
Investigasi Lapangan
Suatu sistem untuk
mengumpulkan dan
menyimpan semua data yang
diperlukan untuk desain dan
proses konstruksi.
Objektif
• Untuk menilai kelayakan suatu site dengan metode yang akan
digunakan
• Untuk membantu memproduksi desain yang cukup dan ekonomis
• Untuk membantu mengatasi kesulitan yang akan timbul dan
penundaan yang akan terjadi selama periode konstruksi berlangsung,
yang berhubungan dengan tanah dan sekitarnya.
• Untuk memprediksi kemungkinan perubahan yang terjadi ke
depannya
• Untuk memaksimalkan potensi suatu site
Ruang lingkup investigasi lapangan
• Topografi
• Profil tanah
• Kondisi muka air tanah
Site Investigation Stage Tasks
1. Preliminary 1. Collection of various types of available data
2. Desk study of the collected information
2. Reconnaisance 1. Reconnaissance (surface conditions, water
level, climate change)
2. Field sampling
3. Ground investigation
3. Site selection (feasisbility) 1. Screening of the proposed sites
2. Selection of the best site
4. Design and construction of the elected site 1. Detailed in situ testing
2. Laboratory testing
5. Post-construction 1. Reporting and recommendations
2. Maintenance
3. Monitoring
Tahapan di investigasi lapangan
1. Preliminary
Mengevaluasi site untuk mendapatkan informasi sebanyak mungkin,
baik dari segi geologi maupun histori.
Referensi dapat menggunakan peta yang baru dan yang lama (untuk
tau adanya disused quarries, changes di landslide, dll)

2. Reconnaisance
Dikenal dengan ‘walk-over’ survey. Objective nya adalah untuk melihat
kondisi permukaan, efek climate change, dan hazard water level.
Tahapan di investigasi lapangan
3. Site selection
Bertujuan untuk memprediksi struktur geologi, profil tanah dan posisi
muka air tanah dengan metode geofisika atau dengan mengambil
sampel dari beberapa boreholes.

4. Desain dan konstruksi dari site yang dipilih


Pada tahap ini, seberapa luasnya daerah yang akan di tes, jumlah dan
kedalaman boreholes ditentukan, bersama dengan peralatan yang akan
digunakan dan jenis lab test yang digunakan.
Terdiri dari : bor dan in situ tes, sampling, laboratory test.
Tahapan di investigasi lapangan

• soils exploration
• sampling and
laboratory tests
Tahapan di investigasi lapangan
5. Pasca-konstruksi
Monitoring site tetap dibutuhkan pasca kontruksi, seperti monitoring
perubahan settlement, displacement, deformation, inclination, dan
tekanan air pori tanah.
Tipe Investigasi Lapangan
Tipe investigasi lapangan

• Tipe destruktif
• Tipe non destruktif (geofisik investigasi)
Tipe destruktif
• Metode bor
• Metode penetrasi
Metode bor
• Investigasi bawah tanah dilakukan melalui test pit, augering, dan
drilling
• Metode ini mengijinkan adanya ekstraksi tanah dan performance in
situ tests.
Test pit • Berukuran 0.6m x 1.25m
• Pit ini digali dengan tangan
ataupun backhoe
• Dapat memberikan informasi
detail mengenai stratigraphy
• Dapat memberikan tanah
disturbed dalam volume yang
besar untuk testing
• Test di lapangan dapat dilakukan
pada dasar pit
• Excavation di bawah m.a.t dan
pada batuan bisa sangat mahal
Hand auger
• Auger tangan ini diputar dengan
memutar sambal mendorong
handle barnya
• Kedalaman terbatas hingga 6-8
meter
• Tergantung pada operator
• Tidak dapat digunakan pada
batuan, lempung kaku, pasir
kering, dll
Rotary drill
• A drill bit is pushed by weight of
drilling equipment and rotated by a
motor
• Drill through any type of soil or rock
• Undisturbed samples can be easily
recovered
• Terrain must be accessible to
motorized vehicle
Ekstraksi Sampel
• Ialah mengambil tanah sampel dari dalam bored hole
• Dua tipe sample :
1. Disturb samples
ini biasanya dibutuhkan untuk pengecekan indeks properti tanah
di lab
2. Undisturb samples
Sampel ini biasanya dibutuhkan untuk menentukan property
tanah : kuat geser tanah dan karakteristik konsolidasi tanah.
Biasanya diambil tiap kedalaman 1.5m atau saat pergantian
lapisan.
Ekstraksi sampel
• Untuk mendapatkan tanah dengan
ukuran yang memuaskan, dengan
gangguan yang minimal untuk observasi
dan lab tes.
• Sampel tanah biasanya didapat dengan
thin-walled Shelby tube.
• Diameter 50 mm hingga 75 mm dan
Panjang 600 mm hingga 900 mm.
Ekstraksi sampel
• Untuk meminimalkan friksi, tube harus tipis dan didorong masuk ke
tanah.
• Gangguan pada tanah dapat berpengaruh pada parameter kuat geser
tanah dan propertinya, yang dapat disebabkan oleh:
- perubahan pada kondisi tegangan pada tanah
- perubahan di kadar air tanah dan void ratio
- gangguan pada susunan butiran
- perubahan pada kandungan kimia pada tanah
Observasi muka air tanah
• Elevasi muka air tanah asli disebut sebagai ‘water table’ atau
‘groundwater level’ atau ‘phreatic surface’.
• Water table biasanya berfluktuasi tergantung pada kondisi lingkungan
• Groundwater diukur menggunakan piezometers atau standpipes.
• Pengukuran harus dibuat selama beberapa hari untuk mendeteksi
adanya variasi pada pembacaan
• Pembacaan tidak boleh bergantung pada pengukuran groundwater
pada excavation.
Penetration Test
• Standard penetration test (SPT)
• Cone Penetrometer Test (CPT) atau sondir
• Vane Shear Test (VST)
• Pressuremeter test (PMT)

Data dari penetrometer test dipakai untuk mengkarakterisasikan tanah


dan untuk mendesain pondasi.
Standard Penetration Test
• The standard penetration test (SPT) was developed
circa 1927 and is perhaps the most popular in-situ test
• The SPT is performed by driving a standard split-spoon
sampler into the ground by a drop hammer of mass
63.5 kg (140 lb) falling from a height of 760 mm (30
in.)
• The number of blows to drive the sampler at 152 mm
(6 in .) intervals into the soil is recorded.
• The sum of the number of blows for the last two 152
mm (6 in.) intervals is define as the standard
penetration number (N)
Cone Penetrometer Test
• A basic cone penetrometer is a conical probe of base
diameter 36 mm (1.4 in.), projected area
• 10 cm2 (1.55 in2) , and cone angle 60° that is pushed
into the ground at a rate of 2 cm/s (0.79 in/sec).
• The cone is connected to hollow drill rods, each of
length about 1 m (3 ft), or can be connected to
standard drill rods
• The thrusts required to drive the cone and the sleeve
into the ground are measured independently so that
the end resistance (or cone resistance) and side
friction (or sleeve resistance) may be estimated
separately.
Vane Shear Test (VST)
• VST adalah salah satu metode in-situ untuk
mengestimasi undrained shear strength dari tanah.
• Biasanya dipakai untuk soft clay
https://www.youtube.com/w
atch?v=bqVGrmoV9hg
Pressuremeter Test
Metode pengujian sesuai dengan ASTM D 4719. Rongga pressuremeter
disiapkan dengan mengebor lubang bor. Diameter lubang bor ukuran
nx dengan diameter nominal 76 mm diusulkan untuk pengujian.

Tes pressuremeter pada dasarnya terdiri dari menempatkan probe


silinder tiup dalam lubang yang sudah ditentukan sebelumnya dan
memperluas probe ini sambil mengukur perubahan volume dan
tekanan dalam probe. Probe digelembungkan di bawah peningkatan
tekanan yang sama dan tes diakhiri ketika menghasilkan dalam tanah
menjadi besar secara tidak proporsional
Interpretasi Data Lapangan
Standard Penetration Test (SPT)
• The N values are subjected to errors from various sources such as
overdriving, improperly cleaning the hole, loose rod connection, poor
drilling procedures (over washing ahead of casing), and poor drilling
method ( e.g., full free fall height not achieved).

• Various corrections are applied to the N values to account for energy


losses, overburden pressure, rod length, borehole site, sampler type,
and so on.
Cone Penetrometer Test (CPT)
• The cone resistance is influenced by several soil variables such as
stress level, soil density, stratigraphy, soil mineralogy, soil type, and
soil fabric.
• Results of CPT tests have been correlated with laboratory tests to
build empirical relationships for strength and deformation
parameters.
• Regardless of which CPT probe is used, the results a re average values
of the soil resistance over a length of about 10 cone diameters (about
5 cone diameters above the tip plus about 5 cone diameters below
the tip for homogeneous soil)
Cone Penetrometer Test (CPT)
• In layered soils, the soil resistances measured by the cone may not represent
individual layers, especially thin layers ( < 5 cone diameters).
• These thin layers may have significant influence on the soil behavior and
consequently foundation design. For practical use, composite graphs of the
variations of tip and sleeve resistances with depth are made based on visual
inspection of the measured data.
• The minimum size of the layer should be about 10 cone diameters. You need to
be careful with excessively large or very low cone resistances. Excessively large
resistances over a depth of about 5 cone diameters may be due to a buried object
such as a rock fragment and should be neglected.
• CPT is quick to perform with fewer performance errors compared to SPT.
• CPT can provide continuous records of soil conditions.

Anda mungkin juga menyukai