SNI 8971-2021
KELOMPOK 4
ANGGOTA PAGE 02
sivtem lilitan FRP lengkap yang melingkari penampang di 4 sisinya adalah skema plaing efisien
dan yang paling sering digunakan.
Pada balok yang menyatu dengan slab, skema lilitan sulit dilakukan, peningkatan kekuatan geser
dapat dilakukan dengan lilitan U wrap atau dilekatkan pada sisi 2 batang yang berlawanan.
Pelekatan 2 sisi balok merupakan sekam dengan efisiensi paling sedikit
11.3 Kekuatan Geser Nominal
• Kekuatan geser desain komponen beton yang diperkuat FRP harus melebihi
kekuatan geser yang diperluakan
• Kekuatan geser nominal dari komponen beton yang diperkat FRP dapt
ditentukan dengan menambahkan kontribusi penulangan geser eksternal FRP
ke kontribusi dari baja tulangan dan beton
Kontribusi FRP Terhadap
Kekuatan Geser
Pada Gambar 11.4 dijelaskan variabel dimensi yang digunakan dalam perhitungan
geser untuk laminasi FRP. kontribusi FRP terhadap geser berdasarkan orientasi
serat dan asumsi pola letak dan dapat ditentukan dengan menghitung gaya dari
tegangan tarik FRP sepanjang retak yang diasumsikan
Gambar 11.4
Kontribusi FRP Terhadap
Kekuatan Geser
Untuk penampang lingkaran, dfv diambil sebesar 0,8 kali dari diameter penampang
Kontribusi FRP Terhadap
Kekuatan Geser
Tegangan tarik dalam perkuatan geser FRP pada kuat nominal proporsional langsung dengan
regangan yang dapat berkembang dalam perkuatan geser FRP pada kekuatan nominal
Kontribusi FRP Terhadap
Kekuatan Geser
Koefisien reduksi daya rekat merupakan fungsi kekuatan beton, dan dapat dihitung dengan
persamaan 11.4.1.2b sampai 11.4.1.2e
Kontribusi FRP Terhadap
Kekuatan Geser
Panjang lekatan aktif Le adalah panjang dimana mayoritas tegangan lekatan dipertahankan
koefisien reduksi daya rekat tergangtung pada faktor modifikasi k1 dan k2. yang
memperhitungkan kekutan beton dan tipe skema pembungkusan.
Kontribusi FRP Terhadap
Kekuatan Geser
Metodologi untuk menentukan ky telah divalidasi untuk komponen daerah dengan gaya geser
tinggi dan momen rendah. meskipun metodologi belum dikonfirmasi untuk perkuatan geser di
daerah yang mengalami tegangan lentur dan geser tinggi namun disarankan bahwa ky cukup
konservatif untuk kasus tersebut.
sistem pengangkuran termasuk alat sambung mekanis, lajur FRP dan lainnya. telah ditunjuukkan
dalam gambar 10.1.1b. Pembungkusan U yang diangkur dengan benar dapat dirancang untuk
mengurangi kegagalan robek FRP. dan tidak ada satupun FRP yang diangkur melebihi nilai
terkecil 0,0004 atau 0,75εfu dan ψf = 0,85
Kontribusi FRP Terhadap
Kekuatan Geser
11.4.2 Spasi
Spasi lajur FRP yang dipakai harus diperiksa sesuai dengan batasan darti ACI-318 untuk
penulangan geser baja internal. spasi lajur FRP didefinisikan sebagai jarak antar garis tengah
jalur FRP tersebut
11.4.3 Batas-batas penulangan
Kekuatan geser total yang disediakan oleh perkuatan harus diambil sebagai jumlah kontribusi
perkuatan geser FRP dan penulangan geser baja yang sesuai dengan ACI-318
Untuk penampang lingkaran, nilai bwd adalah 0,8D^2, dimana D adalah diameter
12. Perkuatan Komponen yang Menerima Gaya Aksial atau Kombinasi
Gaya Aksial dan Momen Lentur
Penggunaan selubung serat berpolimer (FRP) untuk memperkuat kolom
beton bertulang dapat segera meningkatkan kapasitas dan tahanan
beban puncak. Namun, untuk meningkatkan daktilitas, perlu
perhitungan yang lebih komplek untuk menilai kemampuan komponen
dalam mempertahankan rotasi dan simpangan tanpa mengorbankan
kekuatan secara signifikan. Pasal ini hanya berlaku untuk komponen
yang diperkuat dengan sistem FRP
12.1 Gaya Tekan Aksial Murni
Sistem FRP bisa digunakan untuk meningkatkan kapasitas tekan aksial pada komponen beton
dengan cara memberikan pengekangan menggunakan selubung FRP (Nanni and Bradford 1995;
Toutanji 1999). Pengekangan ini dicapai dengan memasang serat FRP secara melintang terhadap
sumbu panjang komponen beton. Dengan orientasi serat ini, efek pengekangan serupa dengan
penggunaan tulangan spiral atau baja sebagai pengikat. Kontribusi dari serat yang berjalan sejajar
dengan sumbu komponen beton terhadap kapasitas tekan aksial harus diabaikan.
Selubung FRP yang memberikan pengekangan pasif pada komponen tekan tidak mengalami
tegangan sampai terjadi perluasan atau retakan pada komponen beton yang diberi selubung FRP.
Oleh karena itu, menjaga kontak yang baik antara selubung FRP dan komponen beton menjadi
sangat penting.
Tergantung pada tingkat pengekangan, kurva tegangan-regangan uniaxial dari kolom beton
bertulang dapat dijelaskan oleh salah satu dari empat kurva seperti yang ditunjukkan pada
Gambar 12.1a.
f’c dan f'cc adalah kekuatan tekan beton puncak dalam masing-masing kasus tanpa pengekangan
dan dengan pengekangan. Nilai-nilai kekuatan ini dihitung dengan mengurangkan kontribusi
tulangan baja dan kemudian membaginya dengan luas penampang beton
Regangan ultimit komponen yang tidak terkekang setara dengan 0,85f’c (Kurva(a)), dengan nilai
εcu. Regangan εcuu sesuai dengan: a) 0,85 f'cc untuk kasus komponen yang diberi pengekangan
lemah (Kurva (b)); dan b) regangan runtuh untuk kasus yang diberi pengekangan baik pada
kondisi penurunan tegangan dan regangan (softening) (tegangan runtuh lebih besar dari 0,85 f’cc)
seperti yang ditunjukkan pada Gambar (c) atau kasus yang diberi pengekangan baik pada kondisi
peningkatan tegangan dan regangan (hardening) (Gambar (d)).
Definisi εccu pada tingkat 0,85 f’cc atau di bawahnya tidak memiliki dasar yang jelas, walaupun
konsisten dengan konsep pemodelan beton konvensional (Hognestad,1951). Ini berarti bahwa
kurva tegangan-regangan di bawah level tegangan ini (0,85 f’cc atau lebih rendah) kurang sensitif
terhadap metode pengujian yang digunakan dan karakteristik kekakuan peralatan pengujian.
Kekuatan tekan aksial komponen beton tidak langsing, dengan berat
normal dan dikekang dengan selubung FRP dapat dihitung memakai
kekuatan beton terkekang, dengan pers. berikut:
Ada beberapa literatur pada berapa model
yang mensimulasikan perilaku tegangan-
regangan dari penampang yang dikekang
dengan FRP pada zona tekan. Model
tegangan-regangan oleh Lam dan Teng
(2003) untuk beton yang dikekang dapat
dihitung dengan cara berikut:
Kekuatan tekan beton terkekang maksimum dan tekanan pengekangan
maksimum dihitung menggunakan pers. berikut, dengan menyertakan
faktor reduksi tambahan sebesar 0,95
Faktor Efisiensi Regangan FRP
Pendekatan teoritis yang umumnya diterima untuk definisi Ae, terdiri dari
empat parabola yang beton di dalamnya dikekang sepenuhnya, dibagian luar
area tersebut kekangan yang terjadi sangat kecil (Gambar Luas penampang
lingkaran ekuivalen). Bentuk parabola dan luas kekangan efektif yang
dihasilkan adalah fungsi dimensi kolom (b dan ħ), jari-jari sudut, rc, dan
rasio tulangan baja longitudinal, Pg, dapat dinyatakan sebagai
Saat beban mendekati level beban terfaktor, kerusakan beton dalam bentuk retak signifikan arah radial
mungkin terjadi. Selubung FRP menahan kerusakkan dan mempertahankan integritas struktur kolom.
Namun pada level beban layan, tipe kerusakkan ini harus dihindari. Dengan cara ini, selubung FRP hanya
akan beraksi saat terjadi beban lebih yang sifatnya sementara.
Untuk memastikan agar retak radial tidak terjadi saat beban layan, regangan melintang dalam beton harus
tetap di bawah regangan retak pada level beban layan. Ini sama dengan membatasi tegangan tekan beton
sebesar 0,65 ƒ. Sebagai tambahan, tegangan layan dalam tulangan baja longitudinal harus di bawah 0,60ƒ,
untuk mencegah deformasi plastis akibat beban jangka panjang atau beban siklis.
Kombinasi gaya aksial dan
lentur
Pembungkusan dengan selubung FRP juga dapat meningkatkan kekuatan untuk komponen yang
mengalami kombinasi tekan aksial dan lentur
Untuk memprakirakan pengaruh kekangan FRP terhadap peningkatan kekuatan, Pers. (12.1a) dan (12.1b)
dapat digunakan jika nilai eksentrisitas yang terjadi pada komponen sama atau kurang dari 0,1h. Jika
eksentrisitas lebih dari 0,1h, maka metodologi dan persamaan- persamaan dalam 12.1 dapat dipakai untuk
menentukan sifat-sifat material beton dari penampang komponen terhadap tegangan tekan. Berdasarkan
itu, diagram interaksi momen- beban aksial (P-M) untuk komponen yang dikekang dengan FRP dapat
dibentuk memakai prosedur-prosedur yang telah mapan .
Kombinasi gaya aksial dan
lentur
02
Peningkatan kekuatan hanya dipertimbangkan bila gaya aksial ultimit yang diaplikasikan dan
momen lentur, På dan Mu, masing-masing, jatuh di atas garis yang menghubungkan titik asal
dengan titik seimbang dalam diagram P-M untuk komponen tidak terkekang (Gambar 12.2),
Batasan ini bersumber dari kenyataan bahwa peningkatan kekuatan hanya signifikan untuk
komponen-komponen dimana kegagalan tekan adalah moda yang menentukan.
Peningkatan daktilitas
Penampang Linkaran
Penampang-penampang lingkaran Regangan tekan maksimum untuk komponen yang dikekang
dengan FRP dengan penampang berbentuk lingkaran dapat dicari dengan Pers. (12.1j) dengan ƒ’cc
diambil dari Pers. (12.1g) dan memakai nilai Kb = 1.0.
Penampang Nonlinkaran
Regangan tekan maksimum untuk komponen yang dikekang dengan FRP dengan penampang
berbentuk bujur sangkar atau persegi panjang dapat dicari dengan Pers. (12.1j) dengan f’cc dari Pers.
(12.1g) dan nilai Kb dari Pers. (12.1.2c). Efek kekangan dari selubung FRP harus diasumsikan tidak
berarti untuk penampang persegi panjang dengan rasio h/b melebihi 2,0, atau dimensi muka b atau h
melebihi 900 mm, kecuali hasil uji menunjukkan efektivitas efek kekangan dari selubung FRP
tersebut.
Gaya Tarik Aksial Murni
Sistem FRP dapat digunakan untuk menambah kekuatan tarik komponen beton. Karena material
FRP mempunyai perilaku linier-elastis, kontribusi tarik sistem FRP berhubungan langsung dengan
regangannya dan dihitung dengan hukum Hooke.Kapasitas tarik yang diberikan oleh sistem FRP
dibatasi oleh kekuatan tarik rencana dari sistem FRP dan kemampuan sistem FRP untuk
mentransfer tegangan ke permukaan beton lewat lekatan (Nanni et al. 1997). Regangan efektif
dalam FRP dapat ditentukan berdasarkan kriteria penguatan geser di Pers. (11.4.1.1) sampai
(11.4.1.2d). Nilai k2 dalam Pers. (11.4.1.2b) dapat diambil 1,0. Panjang lekatan minimum,seperti
yang dihitung dalam 14.1.3, harus diberikan untuk mengembangkan regangan pada level ini.
THANK
SO YOU
MUCH