Anda di halaman 1dari 26

11/27/2019

Elemen Kompetensi
1. Melakukan persiapan pekerjaan perkerasan beton semen
KODE UNIT : F421110.007.04
2. Menerapkan tahapan pelaksanaan pekerjaan perkerasan beton semen
JUDUL UNIT :  Menyiapkan sumberdaya yang akan digunakan untuk membuat
MELAKSANAKAN PEKERJAAN perkerasan jalan beton.

PERKERASAN BETON SEMEN  Melaksanakan pemasangan sambungan memanjang, sambungan


ekspansi melintang atau sambungan kontraksi melintang untuk pekerjaan
perkerasan jalan beton.
 Melaksanakan pengecoran, penghamparan, pemadatan dan
Disampaikan dalam Pembekalan : Pelaksana Lapangan Pekerjaan Perkerasan Jalan penyelesaian akhir beton.
3. Melakukan perhitungan kuantitas perkerasan beton semen
4. Mengkompilasi formulir hasil pekerjaan perkerasan beton semen

KRITERIA UNJUK
KERJA
Elemen kompetensi 1

MELAKUKAN PESIAPAN
PEKERJAAN PERKERASAN BETON
SEMEN

1
11/27/2019

Persiapan Pekerjaan Perkerasan Elemen


kompetensi
Beton Semen 1

◦ Persiapan pekerjaan perkerasan beton semen merupakan urutan


pelaksanaan pekerjaan yang sangat penting didalam menentukan ◦1.1. Gambar Kerja dan
sukses tidaknya suatu pelaksana proyek.
Spesifikasi Teknik
◦ Apabila persiapan pekerjaan dilakukan tepat waktu, maka
pekerjaan selanjutnya dapat diatur tepat waktu pula.

Spesifikasi Teknik
Gambar Kerja dan Spesifikasi Teknik ◦ Spesifikasi Teknik adalah bagian dari
Dokumen Pelelangan yang berisi
◦ Didalam melaksanakan pekerjaan dilapangan, pelaksana Persyaratan Teknis tersebut mencakup :
ketentuan-ketentuan mengenai  persyaratan teknis bahan baku,
lapangan berpedoman pada gambar kerja dan spesifikasi
persyaratan teknis pekerjaan yang  persyaratan teknik bahan olahan,
teknik.  persyaratan teknis cara pelaksanaan
dilelangkan.
pekerjaan termasuk persyaratan teknis
◦ Gambar kerja merupakan gambar detail yang dibuat
◦ Dapat dikatakan bahwa Spesifikasi peralatan yang dipergunakan, dan
berdasarkan gambar kontrak atau gambar tender dan sudah  persyaratan teknis produk akhir yang harus
Teknik merupakan standar mutu yang
disesuaikan dengan kondisi lapangan serta hasil pengukuran dicapai.
ingin dicapai dari hasil Pekerjaan
pada Mutual Check Awal (MC-0).
yang dilelangkan
◦ Spesifikasi teknik pekerjaan Beton Semen dapat dilihat pada
◦ Dalam tahap pelaksanaan Kontrak,
dokumen kontrak dan mengikat untuk pelaksanaan pekerjaan
Spesifikasi Teknik menjadi lampiran
dilapangan.
Kontrak yang wajib dilaksanakan oleh
Kontraktor Pelaksana

2
11/27/2019

Perkerasan jalan beton Elemen


kompetensi
1
◦ Perkerasan jalan beton terdiri dari plat beton semen (slab) yang
bersambungan (tidak menerus) dengan atau tanpa tulangan,
atau plat beton menerus dengan tulangan, yang terletak di atas ◦1.2. Pemilihan Sumber Daya
lapis pondasi bawah, tanpa atau dengan lapisan aspal beton
(AC) sebagai lapis permukaan.
(Manusia, Material, Alat)
◦ Berdasarkan definisi tersebut di atas, maka plat beton tersebut Pekerjaan Beton Semen
dianggap sebagai lapis pondasi (base course), dan di atasnya
dapat dilapisi dengan aspal beton (hot mix asphalt) sebagai
lapis permukaan (surface course), sedangkan di bawahnya
terdapat lapis pondasi bawah (subbase course) yang terdiri dari
lapisan lean concrete atau agregat

Peralatan Pekerjaan dan Material Penyiapan Peralatan Pelaksanaan


Perkerasan jalan Beton
◦ Mobilisasi / pengiriman peralatan ke lokasi pekerjaan Identifikasi Peralatan Pelaksanaan
dijadwalkan terlebih dahulu yang berisi keterangan lokasi
peralatan, usulan cara pengangkutan dan jadwal kedatangan Untuk dapat mengidentifikasi jenis peralatan diperlukan data-data
peralatan di lapangan. sebagai berikut:
◦ Selanjutnya alat ditempatkan pada lokasi yang aman / dekat di  Jenis, volume pekerjaan beton, spesifikasi teknik, lokasi
lokasi proyek agar mudah digunakan dalam pekerjaan nantinya. pekerjaan dan kondisi lapangan;
◦ Mobilisasi peralatan diselesaikan sesuai dengan jadwal  Jadwal waktu yang disediakan untuk masing-masing tahapan
pelaksanaan pekerjaan (merupakan salah satu lampiran dalam pelaksanaan pekerjaan beton semen;
dokumen penawaran) dan ketentuan lain yang telah
dipersyaratkan dalam dokumen pelelangan.  Metode kerja pelaksanaan pekerjaan yang akan digunakan;

3
11/27/2019

Jenis-jenis Peralatan Utama Penetapan Peralatan


◦ Pada dasarnya, pilihan-pilihan pengadaan peralatan yang dapat ditetapkan
oleh Kontraktor a.l. adalah: sewa (rental), investasi dalam bentuk beli langsung,
atau investasi dalam bentuk sewa-beli (leasing).
Jenis-jenis peralatan utama yang akan diuraikan berikut ini:
1. Peralatan Pencampur (Batching Plant) dan Pengangkut Beton ◦ Keuntungan yang diperoleh oleh Kontraktor dari alternatif sewa :
• Biaya yang dikeluarkan hanya sebatas sewa peralatan yang diperlukan saja.
2. Mesin Penghampar Jenis Acuan Bergerak (Slipform Concrete • Tidak dibebani biaya mobilisasi.
Paver) • Tidak dibebani biaya demobilisasi.
3. Mesin Penghampar Jenis Acuan Tetap (Fixform Concrete
Finisher) ◦ Sedangkan kerugian dari alternatif sewa :
◦ Belum tentu dapat memastikan bahwa penyewa dapat menguasai teknologi
4. Peralatan Pembuat Tekstur Permukaan Beton,Perapihan Tepi peralatan yang disewanya.
5. Mesin Curing ◦ Menyebabkan penyewa akan bergantung pada perusahaan sewa selama
pengoperasian alat.
6. Gergaji Beton ◦ Jika digunakan untuk jangka panjang akan menjadi mahal

Penetapan Peralatan Perhitungan Owning Cost


◦ Keuntungan yang diperoleh oleh Kontraktor dari alternatif beli langsung :
Harus diperhitungkan: Faktor-faktor yang mempengaruhi
◦ Teknologi peralatan dapat dikuasai oleh Kontraktor. besarnya operating cost alat ialah:
• Depresiasi,
◦ Untuk proyek jangka panjang biaya alat menjadi murah. • Biaya bahan bakar,
• Suku bunga,
◦ Dapat memilih peralatan yang paling sesuai dengan rencana dan metode • Biaya pelumas,
• Pajak,
pelaksanaan yang direncanakan.
• Asuransi, dan • Biaya perawatan,
◦ Penyediaan peralatan dengan cara leasing mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
• Biaya perbaikan,
• Biaya penyimpanan alat.
◦ Pengeluaran (modal investasi) tidak dibayarkan sekaligus, namun secara bertahap
tergantung pada ketentuan dalam surat perjanjian. • Biaya operator, dan
• Biaya pembantu operator;
◦ Meskipun lokasi pekerjaan/proyek jauh dari lokasi pelaksana pembelian, dengan
cara leasing tidak perlu ada tambahan biaya untuk transportasi. Hasil akhir dari uraian analisa alat-alat
berat adalah biaya ”sewa” alat per jam
◦ Pada akhir masa pembayaran, maka peralatan belum menjadi milik penyewa
kerja.
karena masih harus diperhitungkan terlebih dahulu biaya-biaya pemeliharaan
yang dikeluarkan oleh pihak yang menyewakan.

4
11/27/2019

Tenaga Kerja / Personil Material


◦ Mobilisasi tenaga kerja ◦ Penetapan Bahan Pokok Beton
mencakup tenaga kerja ◦ Air
yang didatangkan dari
luar lokasi maupun berasal ◦ Air yang dipergunakan untuk beton harus diuji sesuai dengan SNI 036817-2002
dari sekitar proyek. (AASHTO T26).
Tenaga kerja yang ◦ Jika dapat diminum, maka air tersebut dapat dipakai untuk pembuatan perkerasan
dominan adalah tenaga jalan beton tanpa melalui pengujian laboratorium.
kerja Konstruksi
◦ Semen
◦ Tenaga kerja yang tidak
◦ Semen yang digunakan memenuhi SNI 15-2049-1994 (AASHTO M85). Terkecuali
memerlukan keahlian
diperkenankan oleh Konsultan Pengawas, bahan tambahan (aditiv) yang dapat
khusus dapat diambil
menghasilkan gelembung udara dalam campuran tidak boleh digunakan.
sebanyak mungkin dari
penduduk local. Jika ◦ Hanya satu merk semen portland yang dapat digunakan di dalam proyek.
tenaga kerja local yang ◦ Admixture (Bahan Tambah / Aditiv) tidak boleh digunakan tanpa persetujuan tertulis
ada belum mencukupi, dari Konsultan Pengawas.
baru akan diambil tenaga
kerja dari luar lokasi.
Contoh persiapan kebutuhan tenaga kerja

Material
◦ Agregat
◦ Gradasi agregat kasar dan halus harus memenuhi ketentuan yang diberikan Penetapan Bahan Pengisi Sambungan, Membran Kedap Air dan
◦ Agregat harus bebas dari bahan organik seperti yang ditunjukkan oleh pengujian SNI Bahan Perawatan Beton
03-2816-1992 tentang Metode Pengujian Kotoran Organik dalam Pasir untuk
Campuran Mortar dan Beton dan harus memenuhi sifat-sifat lainnya yang diberikan ◦ Bahan Pengisi Sambungan (Joint Filler) harus sesuai dengan
dalam Tabel 4.2.2. persyaratan AASHTO ybs.
◦ Membran KedapAir harus sesuai dengan persyaratan AASHTO
◦ Penetapan Baja Tulangan
4.2.3.3
◦ Baja tulangan (reinforcing steel) harus sesuai dengan ketentuan Spesifikasi Struktur
Beton dan detailnya tertera pada Gambar Rencana. ◦ Bahan Perawatan Beton harus sesuai dengan persyaratan
◦ Tulangan baja harus sesuai dengan persyaratan dari AASHTO M 35, AASHTO M 221 AASHTO
dan AASHTO M 31.

5
11/27/2019

Pengendalian Mutu Bahan Cara penanganan dan penyimpanan


agregat yang baik dan tidak baik
◦ Pengendalian mutu bahanBahan yang digunakan harus berasal
dari sumber yang telah diketahui dan dibuktikan telah memenuhi
persyaratandan ketentuan, baik mutu maupun jumlahnya.
Semua bahan harus diidentifikasi mengenai sumber, jumlah dan
kesesuaian dengan persyaratan, penanganan, penimbangan
dan pembuangan bahan yang ditolak.

Penetapan Rancangan Campuran Pengendalian Mutu Pada Penentuan


◦ Penetapan Rancangan Campuran Awal
Proporsi Campuran Beton
◦ Percobaan Campuran (Trial Mix) ◦ Pengendalian mutu padaproses penetuan proporsi campuran campuran
◦ Penetapan Rancangan Campuran Kerja (Job Mix) beton meliputi kegiatan:
◦ Persyaratan Mutu Beton a. Pengujian agregat yang meliputi, gradasi, berat jenis, penyerapan dan
kadar air agregat
 Proporsi Bahan Campuran Beton b. Penentuan proporsi campuran awal diperoleh berdasarkan perhitungan
Jumlah semen dalam setiap meter kubik beton padat tidak boleh kurang dari jumlah rancangan dan percobaan campuran di laboratorium.
dalam percobaan campuran yang disetujui. Pemakaian semen yang terlalu tinggi tidak
dikehendaki dan Kontraktor harus mendasarkan disain campurannya (mix design) pada c. Proporsi rencana campuran akhir harus didasarkan pada percobaan
campuran yang paling hemat yang memenuhi semua persyaratan. penakaran skala penuh pada awal pekerjaand.Data perencanaan
Agregat kasar dan agregat halus harus sesuai dengan ketentuan Spesifikasi Struktur campuran,meliputi : kadar semen, proporsi agregat, air, kelecakan dan
Beton. Untuk menentukan perbandingan agregat kasar dan agregat halus, proporsi kekuatane.Volume takaran,meliputi : ukuran takaran, berat material dalam
agregat halus harus dibuat minimum. Setiap perubahan terhadap perbandingan itu takaran dan koreksi kadar air agregat
harus mendapat persetujuan Konsultan Pengawas.

6
11/27/2019

Parameter Penting Dalam Parameter Penting Dalam


Pelaksanaan Perkerasan Beton Semen Pelaksanaan Perkerasan Beton Semen
◦ Kekuatan Beton Semen Ada 2
parameter yang dipakai yaitu :
 Compressive Strength (K) , ◦ Kekuatan Beton Kuat lentur
yaitu kuat tekan silinder beton (flexural strength) minimum
15 cm x 30 cm(20 m3 :1 set tidak boleh kurang dari 45
sample)
kg/cm2 pada umur 28 hari,
◦ Hal-hal yang mempengaruhi
Kekuatan Tekan Beton bila diuji sesuai dengan SNI
(compressive strength) 03-4431-1997. Kuat lentur
Faktor air semen beton minimum pada umur
Perawatan dan Kondisi 7 hari disyaratkan 80% dari
Lingkungan kuat lentur (flexural strength)
Umur Beton minimum pada umur 28
Bahan tambahan bersifat semen hari.
Admixtures Peralatan untuk Pengujian Kuat Tekan Beton

Parameter Penting Dalam


Pelaksanaan Perkerasan Beton Semen
◦ Kemudahan Pengerjaan (Nilai Slump) Slump diukur dengan
cara pengujian SNI 03-19721990 untuk acuan tetap (fixed
form) harus antara 40 mm sampai 60 mm dan untuk acuan Elemen kompetensi 2
gelincir (slip form) harus antara 20 mm sampai 40 mm SLUMP

MENERAPKAN TAHAPAN
◦ Slump sangat tergantung : Alat angkut, jarak angkut,
peralatan dan penggunaan bahan additive

PELAKSANAAN PEKERJAAN
◦ Untuk Perkerasan beton semen pada umumnya
dipersyaratkan nilai slump antara 2.5 – 6.0 cm , tergantung
dg peralatan penghampar yang digunakan :
• Untuk jenis fixes form (ACUAN TETAP) Slump 4.0 – 6.0 cm PERKERASAN BETON SEMEN
• Untuk jenis slip form (ACUAN BERGERAK) Slump max
5.00 cm
o Toleransi : 2.00 cm dari slump optimum(spek)

7
11/27/2019

Pengertian Umum Pengertian Umum


Definisi Perkerasan Kaku
Lapis Pondasi Bawah
◦ Perkerasan Kaku (Rigid
Pavement) didefinisikan ◦ Lapis pondasi bawah dalam struktur perkerasan jalan beton tidak
sebagai struktur perkerasan selalu dipasang, tergantung dari kondisi tanah dasarnya, dan pada
yang terdiri dari plat beton umumnya didesain untuk tidak ikut menahan beban (non struktural).
semen yang bersambungan
(tidak menerus) dengan ◦ Toleransi dimensi untuk perkerasan jalan beton harus dimonitor dengan
atau tanpa tulangan, atau pengukuran ketinggian (levelling) dan penggunaan “Crown Template
plat beton menerus dengan dan Straight Edge” berukuran panjang 3 meter. Pemeriksaan
tulangan, yang terletak di ketinggian untuk menetapkan ketebalan plat beton harus dilakukan
atas lapis pondasi bawah, dengan jarak antara maksimum 10 meter dari poros ke poros.
tanpa atau dengan aspal
sebagai lapis permukaan.

Pengertian Umum Pengertian Umum


Lapis Pondasi Bawah ◦ Untuk mengatasi pumping ini dapat digunakan material berbutir (granular material /
agregat) untuk memberikan fasilitas drainase bagi air yang masuk ke bawah
◦ Fungsi utama lapis pondasi bawah (sub base course) : - sebagai lantai kerja (working perkerasan dan kemudian disalurkan melalui saluran pembuang di bawah perkerasan
platform), - mencegah pumping (pemompaan), dan - menambah kekuatan tanah (subdrain).
dasar, meskipun pada umumnya lapis pondasi bawah ini tidak diperhitungkan dalam
memikul beban lalu lintas (bersifat non-struktural). ◦ Supaya berfungsi dengan baik sebagai drainase maupun sebagai saringan agar
material halus tanah dasar tidak bisa lewat, maka material berbutir yang
◦ Pumping adalah peristiwa masuknya air hujan dari permukaan plat beton melalui dipergunakan harus memenuhi persyaratan agregat porous (filter material). Alternatif
retakan/celah sambungan pada plat beton tersebut dan terus ke tanah dasar, yang lainnya, dapat dipergunakan lean concrete (yaitu beton kurus dengan kekuatan kubus
kemudian dengan terjadinya lendutan plat beton akibat dari beban lalu lintas berat 1,0 MPa, atau dikenal juga sebagai beton B-0) sebagai lapis pondasi bawah. Dalam
mengakibatkan air dapat terpompa ke luar lagi dengan membawa butir-butir halus hal ini lean concrete dimaksudkan sebagai material penghambat (blocking)
material tanah dasar; akibatnya lambat laun terjadi rongga di bawah plat beton. masuknya air ke bawah perkerasan (tanah dasar).
◦ Tahap awal terjadinya pumping dapat dilihat dari munculnya lumpur tanah merah di ◦ Secara teoritis, antara lapis pondasi bawah dengan plat beton di atasnya tidak boleh
permukaan perkerasan di daerah sambungan / retakan plat beton. ada ikatan (bonding) sehingga perlu dipasang bond breaker.

8
11/27/2019

Pengertian Umum Pengertian Umum


Bond Breaker
Lapis pondasi (base course)
◦ Bond breaker dipasang di atas subbase agar tidak ada
◦ Terdiri atas satu lapis plat (slab) beton semen mutu tinggi yang kira-kira setara dengan lekatan (bonding) atau gesekan (friction) antara lapis pondasi
beton K-350 sampai K400. bawah dengan plat beton. Dalam praktek bond breaker
dibuat dari plastik tebal (minimum 125 mikron).
◦ Dalam perkembangan terakhir, plat beton ini dapat juga terdiri atas beton pratekan. ◦ Untuk mencegah gesekan, maka permukaan lapis pondasi
◦ Lapis pondasi yang terdiri atas plat beton semen ini merupakan konstruksi utama dari bawah tidak boleh dikasarkan (grooving atau (brushing).
perkerasan kaku, yang apabila kontak langsung dengan roda lalu lintas (berfungsi ◦ Pada waktu pemasangan plastik harus dihindari terjadinya
sebagai lapis permukaan / surface course), maka permukaannya harus rata, tidak “air-trapped” di bawah plastik karena akan menyebabkan
mudah aus dan tidak licin. “irregular joint” yang akan menimbulkan gesekan antara lapis
pondasi bawah dengan plat beton di atasnya.
◦ Lapis pondasi tidak boleh lekat (unbonded) dengan lapis pondasi bawah (sub base ◦ Bila lapis pondasi bawah terdiri dari granular material, tidak
course). diperlukan adanya bond breaker, kecuali kalau ada
kekhawatiran terjadinya “dewatering” campuran beton.

Prinsip Penyebaran Beban Jenis-jenis Perkerasan


◦ Perkerasan beton semen sebagai perkerasan kaku bersifat sebagai single layer system
Beton Semen
yang berfungsi memikul seluruh beban lalu lintas di atasnya untuk diteruskan ke tanah 1. Perkerasan beton semen dengan
dasar pada daerah yang relatif jauh lebih luas dibandingkan dengan perkerasan sambungan tanpa tulangan (Jointed
lentur, sehingga tegangan maksimum yang diterima oleh tanah dasar sangat kecil (0,2 Unreinforced/Plain Concrete Pavement
– 0,3 kg/cm2). / JPCP);
◦ Lapis pondasi bawah (lean concrete atau batu pecah) di sini pada umumnyat idak 2. Perkerasan beton semen dengan
diperhitungkan memikul beban (berfungsi non-struktural). sambungan dengan tulangan (Jointed
Reinforced Concrete Pavement /
JRCP);
3. Perkerasan beton semen menerus
(tanpa sambungan) dengan tulangan
(Continuously Reinforced Concrete
Pavement / CRCP);
4. Perkerasan beton semen pratekan
(Prestressed Concrete Pavement /
Distribusi tegangan akibat beban lalu lintas pada permukaan Tanah Dasar (Subgrade) PCP).
oleh Perkerasan Kaku (Rigid Pavement).

9
11/27/2019

Sambungan Sambungan
Sambungan adalah perlemahan plat beton yang sengaja
Memanjang
dibuat agar retak yag timbul pada plat beton baik retak
melintang maupun memanjang sesuai dengan yang kita Mengendalikan retak arah
harapkan baik bentuk maupun lokasinya. memanjang
◦ Sambungan melintang dibuat setiap jarak 5 m - 6 m. Ketentuan :
(rumus pendekatan 24 s/d 25 x T beton) ◦ Untuk plat yang dicor per lajur :  JARAK ANTAR SAMBUNGAN 3 – 4 M ;
Dibuat dengan cara memasang DENGAN BATANG ULIR DIAMETER 16 MM
◦ Sambungan memanjang dibuat maks. 4.5 m. (spek)
bekisting memanjang dan antara  JARAK ANTAR BATANG PENGIKAT 75 CM
◦ Sambungan konstruksi tiebar dan begisting dibuat takikan  PANJANG BATANG = (38,3 X DIAMETER)
◦ Untuk plat yang dicor 2 lajur +75 MM
Fungsi sambungan : sekaligus : Dibuat dengan cara  SAMBUNGAN PELAKSANAAN
sawcutting + crack inducer (kayu MEMANJANG, MENGGUNAKAN
◦ M engakomodasi gerakan susut (samb.melintang). segitiga) di bagian bawah plat PENGUNCI
◦ M engakomodasikan gerakan lenting plat beton akibat beton  DIBENTUK DENGAN MENGGERGAJI ATAU
panas - dingin pada siang – malam (samb. Memanjang). DIBENTUK SAAT BETON MASIH PLASTIS –
KEDALAMAN PENGGERGAJIAN 1/3 TEBAL
PELAT

Sambungan Melintang Sambungan Pelaksanaan Melintang


Sambungan melintang ada 2 jenis : SAMBUNGAN SUSUT DAN PELAKSANAAN MELINTANG
– Sambungan susut (Contraction Joint)  TEGAK LURUS SUMBU JALAN Sambungan Pelaksanaan Melintang
dibuat dengan cara melakukan
sawcutting sedalam ¼ tebal plat.  KEDALAMAN SAMBUNGAN ¼ TEBAL;LAPIS PONDASI BERBUTIR,
1/3 TEBAL UNTUK LAPIS STABILISASI SEMEN  Menggunakan batang polos
– Sambungan pelaksanaan (Construction
Joint) yaitu tempat berhentinya  JARAK SAMBUNGAN TERGANTUNG TYPE PERKERASAN;4-5 M  Menggunakan batang pengikat
pengecoran. Dibuat dengan memasang PBSBTT; 8-15 M PBSBDT.
bekisting melintang dan Dowel antara plat  SAMBUNGAN DILENGKAPI BESI POLOS, L = 45 CM; D = 30 CM;  Diameter 16 MM; Panjang 69 CM; Jarak
yang dicor sebelumnya dengan plat yang DIAMETER = 20 –36 MM TERGANTUNG TEBAL PELAT 60 CM ( Tebal pelat < 17 CM)
dicor berikutnya
◦ Harus dicat  Diameter 20 MM; Panjang 84 CM; Jarak
◦ Satu ujung terikat 60 CM( Tebal pelat > 17 CM)
◦ Satu ujung bebas, dibungkus plastik tipis atau dilapisi gemuk
◦ Ujung bebas pakai capping

10
11/27/2019

Dowel dan Tie bar (Fixed Form) Dowel Bar


Dowel Bar Baskets

◦ Dowel Bar Baskets

Non-Bendable Epoxies for Dowel Bars

Dowel Bar Pemasangan Ruji, Batang Pengikat


 RUJI DARI BATANG POLOS DILETAKAN
DIATAS DUDUKAN YANG KOKOH
DIPASANG DI TENGAH TENGAH TEBAL
PELAT
 BAGIAN RUJI YANG BERGERAK BEBAS
DIBERI CAT
 DUDUKAN RUJI DIPASANG KUAT DENGAN
PATOK
 BATANG PENGIKAT, BAJA ULIR DIAMETER PEMASANGAN RUJI
16 MM, BJTU 24 TULANGAN
 TULANGAN DARI BAJA YANG DIANYAM,
SISI PALING LUAR 7,5 CM DARI TEPI/
SAMBUNGAN PELAT
 BATANG BAJA YANG DISAMBUNG, HARUS
OVERLAP 30 X DIAMETER BAJA TULANGAN
JARAK TULANGAN > 5 CM
 SELIMUT BETON ¼ TEBAL PELAT + 2,5 CM
PEMASANGAN BATANG PENGIKAT

11
11/27/2019

Sambungan Pelaksanaan
Pemasangan Batang Pengikat Direncanakan
◦ Pada sambungan memanjang (Construction Joint)
◦ Disissipkan secara otomatis
◦ Batang pengikat lengkung umumnya dipakai pada sambungan konstruksi
memanjang
◦ Jangan diletakkan di atas sambungan melintang, karena dapat mengeser
posisi dowel.

Pemasangan Dowel Otomatis Pengadukan Beton Semen


◦ Alternatif penempatan dowel bar
◦ WAKTU PENGADUKAN MINIMUM 75 DETIK ATAU 60 DETIK (ADA
pada mesin otomatis adalah
DATA)
dengan dibenamkan pada
hamparan plat yg masih lunak. ◦ CARA : –MASINAL –SEMI MASINAL –MANUAL
◦ Campuran dgn gradasi baik dan ◦ BAHAN TAMBAH BERUPA CAIRAN HARUS DILARUTKAN DALAM AIR
kelecakan yg sesuai menghasilkan SEBELUM DITUANGKAN DALAM MESIN PENGADUK
pemasangan dowel yang ◦ SELURUH AIR CAMPURAN HARUS MASUK DALAM MESIN
memuaskan. PENGADUK SEBELUM ¼ MASA PENGADUKAN SELESAI
◦ Campuran dgn gradasi gap
dapat memungkinkan dowel
bergeser didalam masa beton.

12
11/27/2019

Unit Penakaran Unit Penakaran


(Batching plant) (Batching plant)
◦ Dilengkapi dengan bak
penimbang, timbangan dan
pengontrol takaran
◦ Hasil Mix design di laboratorium
diaplikasikan di Unit penakaran

Cement Silo

Batching Plant Batching Plant


Aggregate Ground Hopper dan Agg Bin feeding an Agg Batcher
Conveyor

Loading Ground Hoppers Bin Level Indicators


•Signal a full or empty bin or silo in order
to close ground hopper gates & shut off
material flow

Agg Bin

13
11/27/2019

Discharging into Dump Trucks


Pengendalian Mutu Pada Batching
Batching Plant Plant
Pengendalian mutu pada unit penakar, meliputi :
•Aggregates, cement, water, and
admixtures are weighed and then Pemeriksaan peralatan untuk menimbang dan mengukur semen, agregat, air dan bahan tambah-
Peralatan yang digunakan harus memadai dan dapat beroperasi dengan baik
transferred into the drum typically by belt
◦ Unit penakaran terdiri atas bak-bak atau ruangan-ruangan terpisah untuk setiap fraksi agregat
dan semen curah. Alat tersebutharus dilengkapi dengan bak penimbang (weighting hoppers),
timbangan (scales)dan pengontrol takaran (batching controls).
◦ Untuk mutu beton fc’> 20 MPa atau K250 seluruh komponen bahan beton harus ditakar menurut
berat. Untuk mutu beton fc’<20 MPa atau K250 diizinkan ditakar menurut volume sesuai SNI 03-
3976-1995b.
Pemeriksaan peralatan untuk penanganan material, pengangkutan dan skala timbangan
◦ Semen curah harus ditimbang pada bak penimbang yang terpisah, dan tidak boleh ditimbang
kumulatif dengan agregat.
◦ Timbangan harus cukup mampu untuk menimbang bahan satu adukan dengan sekali
menimbang.Alat penimbang harus dapat menimbang semua bahan secara teliti.Ketelitian
Control Room timbangan harus diperiksa sebelum digunakan dan secara berkala selama pelaksanaan.

Pengendalian Mutu Pada Batching Pengangkutan Adukan Beton


Plant PENGANGKUTAN DAPAT MENGGUNAKAN TIPPING TRUCK ATAU TRUCK MIXERS
(AGITATOR)
◦ Semen yang berbeda merek tidak boleh digunakan pada pencampuran yang ◦ NON AGITATING, WAKTU SEJAK SEMEN DICAMPURKAN SAMPAI KELOKASI TIDAK BOLEH
bersamaan LEBIH DARI 45 MENIT ( BETON NORMAL) DAN 30 MENIT (BETON YANG MENGERAS LEBIH
◦ Semen harus ditimbang dengan penyimpangan maksimum 1% CEPAT, ATAU TEMPERATUR > 30OC
◦ Apabila digunakan semen kemasan, maka jumlah semen dalam satu adukan beton ◦ AGITATOR, WAKTU YANG DIIZINKAN < 60 mnt (’ BETON NORMAL) DAN LEBIH PENDEK
harus merupakan bilangan bulat dalam zak LAGI UNTUK BETON CEPAT MENGERAS ATAU TEMPERATUR > 30OC
◦ Agregat ditimbang dengan penyimpangan maksimum 2 % Air pencampur dapat
ditakar berdasarkan volume atau berat. Toleransi penakaran maksimum 1%
◦ Bahan tambah yang digunakan harus dicampur ke dalam air sebelum dituangkan ke
dalam mesin pengaduk. Bahan tambah dapat ditakar dalam berat atau volume,
dengan toleransi penakaran maksimum 3%.
◦ Abu terbang (fly ash) atau pozolan lainnya harus ditakar dalam berat dengan batas
ketelitian 3 %

14
11/27/2019

Penghamparan Penghamparan
Penghamparan :
 Ada dua metode dasar pelaksanaan perkerasan beton yaitu fix-form - Metode menerus : beton dicor secara
dan slipform paving, fixed-form paving memerlukan kayu atau metal menerus
acuan yg dipasang sepanjang batas perkerasan sebelum - Metode panel berselang : beton dicor
pengecoran. Sedangkan dgn slipform, mesin mengeluarkan adukan dengan sistim panel berselang
beton seperti mencetak kue, digunakan untuk pekerjaan yg
bervolume besar karena produktifitasnya tinggi. Pemadatan : - Pemadatan dengan tangan -
Getaran
 Ada berbagai jenis fixed – form yg berbeda yaitu dgn vibrator screed
dan revolving tubes, mesin ini dioperasikan secara manual pada - Untuk proyek besar agar disediakan
penghampar jenis auger
permukaan perkerasan, ada juga yg mengunakan self-propelled untuk
mengecor dan memadatkan beton diantara sisi acuan. - Mesin penghampar masinal dengan acuan
gelincir, auger, pemadat sudah menyatu.
Pengaduk hamparan

Penghamparan Hasil Hamparan Ditepi Acuan Gelincir


Edge Slump

METODE MENERUS
◦ BETON DI COR MENERUS
◦ SAMBUNGAN DIBUAT KETIKA BETON MASIH
BASAH ATAU DIGERGAJI SEBELUM RETAK
SUSUT TERJADI

METODA PANEL BERSELANG


◦ BETON DICOR DENGAN SISTEM PANEL
BERSELANG
◦ PENGECORAN PANEL KOSONG
DIANTARANYA DILAKUKAN SETELAH 4-7 HARI
PENGECORAN PANEL DISEBELAHNYA

15
11/27/2019

Alat Penghampar Slip Form Mesin Penghampar Jenis Acuan


Bergerak (Slipform Concrete Paver)
◦ Mesin penghampar beton jenis ini merupakan
satu unit mesin yang mempunyai fungsi
menghampar, meratakan, memadatkan dan
membentuk perkerasan sekaligus memberi arah
dan mengatur elevasi sesuai kebutuhan dalam
sekali gerak maju.
◦ Mesin jenis acuan bergerak mempunyai lebar
minimum 4.0 m yang bertumpu pada 4 (empat )
roda kelabang (crawler track), dilengkapi sensor
arah gerak (steering sensors), sensor elevasi
(level control sensors) masing-masing di depan
Memadatkan dan di belakang pada kedua sisi, dan sensor
Membentuk kelandaian – kemiringan (slope sensor). Semua
Finishing Permukaan sensor ini dikendalikan secara otomatis dengan
Mesin Penghampar Jenis Acuan Bergerak komputer (computerized control).
(Slipform Concrete Paver) yang banyak
dipergunakan di Indonesia

Track Line –Jejak Alat Penghampar Penghamparan Dengan SlipForm


◦ Salah satu yg penting untuk pertimbangan desain
adalah persyaratan konsisten kerataan perkerasan ◦ Mesin slipform dioperasikan dgn
beton yg stabil dan ratanya trackline atau pad line. mencetak beton berbentuk plat.
Satu rangkaian peralatan dipasang
◦ Trackline adalah jejak sepanjang mesin slipform yg
didepan slipform mengisi acuan
dilalui mesin tersebut. Biasanya selebar satu meter
dan menghasilkan bentuk yang
disetiap sisi mesin.
uniform.
◦ Pemotongan base yg tidak distabilisasi dapat
◦ Faktor yang mempengaruhi
diratakan dan dipotong, tidak demikian dengan
kebutuhan tekanan pencetakan :
lean concrete yg disesuaikan dgn kerataan
berat mesin, menirusnya sisi acuan
subgradenya.
terhadap garis tepi perkerasan,
sudut kerataan pofil, daya
frequensi vibrator, kecepatan
paver dan kelacakan beton
Perata Hamparan

16
11/27/2019

Stringline Mesin Penghampar Jenis Acuan


◦ Dipasang di luar batas trackline dan
Tetap (Fixedform Concrete Finisher)
parallel dengan rencanaperkerasan
sebagai panduan alat pada arah Jika lokasi perkerasan sempit atau bentuknya tidak beraturan yang tidak memungkinkan
vertical maupun horizontal. beroperasinya mesin Slipform Concrete Paver, maka dapat digunakan alat berikut ini:
◦ Umumnya peraalatan perkerasan ◦ Mesin Penghampar dan Penempa (Spreading and Finishing Machines) Jenis mesin
memerlukan string line pada kedua penghampar harus sedemikian rupa sehingga dapat memperkecil kemungkinan
sisinya untuk control yang maksimum. segregasi campuran beton. Alat penempa (finishing machines) harus dilengkapi
. dengan tranverse screeds yang dapat bergerak bolak-balik (oscillating type) atau alat
lain yang serupa.
◦ Vibrator (Penggetar) Vibrator, untuk menggetarkan seluruh lebar perkerasan beton,
dapat berupa surface pan type atau internal type dengan tabung celup (immersed
tube) atau multiple spuds. Vibrator dapat dipasang pada mesin penghampar atau
alat penempa. Vibrator tidak boleh menyentuh sambungan, load transfer devices,
subgrade dan acuan (form) samping.

Acuan Tetap-Fixed Form Percobaan Penghamparan


◦ LENDUTAN ACUAN < 6MM BILA SEBAGAI BALOK BIASA DENGAN PANJANG 3 M, ( BEBAN ◦ Kontraktor harus menyediakan peralatan dan menunjukkan metode
SEPERTI YANG SEBENARNYA) pelaksanaan pekerjaan dengan cara menghamparkan lapisan percobaan
◦ KERATAAN BIDANG ATAS ACUAN < 3 MM, UNTUK PANJANG 3 M sepanjang tidak kurang dari 30 m di lokasi yang disediakan oleh Kontraktor di
◦ KERATAAN BIDANG DALAM ACUAN <6 MM, UNTUK SETIAP 3 M PEMASANGAN ACUAN luar daerah kerja permanen.
◦ ACUAN DIPASANG DIATAS LAPISAN PONDASI YANG SIAP Penerapan Ketentuan Toleransi Dimensi
◦ ACUAN DILENGKAPI PASAK , TIAP 3 M ◦ Toleransi Dimensi (Elevasi dan Kerataan Permukaan). Pada umumnya hal ini
harus dilakukan dengan pengukuran ketinggian (levelling) dan penggunaan
◦ ACUAN TIDAK BOLEH MENYIMPANG > 6 MM DARI GARISNYA
“Crown template dan straight edge” berukuran panjang 3 meter.
◦ SISI DALAM ACUAN DIBERI BAHAN ANTI LENGKET
◦ Toleransi Ketebalan Perkerasan. Ketebalan perkerasan akan ditentukan
◦ ACUAN DIBONGKAR SEKURANG KURANGNYA 8 JAM SETELAH PENGECORAN
dengan metoda "average caliper measurement of cores" diuji menurut
AASHTO T 148,

17
11/27/2019

Pemadatan Pemadat Pada SlipForm Paver


◦ Vibrasi dari luar dapat berupa vibrator atau rolled screed; ◦ Pemadatan pada slipform paver, dapat mengalirkan beton dan
menghasilkan pemadatan yg memadai terutama pada menghilangkan rongga yg besar.
permukaan plat. ◦ Pada umumnya vibrasi yang diperlukan adalah antara 5000
◦ Internal vibrasi tambahan diperlukan dgn spud vibrator bila plat sampai 8000 permenit dengan kecepatan paver tidak melebihi
beton lebih tebal dari 75 mm. 0,9 m per menit dapat memadatkan beton tanpa terjadi
◦ Biarkan vibrator tercelup kira-kira 5 sampai 15 detik untuk segregasi.
mendapatkan pemadatan yg memadai. ◦ Apabila operator melambatkan penghamparan , maka juga
◦ Operator tidak boleh menyeret spud vibtrator untuk diperlukan penurunan frequensi vibrasi untuk menghasilkan
memindahkan beton secara mendatar, karena dapat extrusion pressure yg konsisten
menyebabkan segregasi.

Saw Cutting
◦ Bila ditentukan sambungan dibentuk
dengan penggergajian (saw joints), maka
harus disediakan peralatan gergaji dalam
Saw Cutting jumlah dan kapasitas yang memadai untuk
membentuk sambungan,
◦ Gergaji beton terdiri dari gergaji bermata
intan dan berpendingin air atau dengan
abrasive wheel sesuai ukuran yang
ditentukan, dan paling sedikit satu gergaji
selalu siap dioperasikan (standby) dengan
cadangan pisau gergaji secukupnya, serta
fasilitas penerangan untuk pekerjaan
malam. Gergaji Beton

18
11/27/2019

Saw Cutting Saw Cutting


Penggergajian (saw cut) yang terlambat dilakukan akan
mengakibatkan retak melintang di sekitar letak dowel.
◦ Waktu yang tepat jam ke 4 –
jam ke 24 (spek menyarankan
pada jam ke 12 )
◦ Kedalaman ¼ tebal plat
◦ Lebar saw cutting 6 – 10 mm
◦ Tepat lokasi Lokasi saw cutting
harus benar benar tepat pada
1/2 panjang dowel – (peranan
surveyor)
Sambungan Saw Cut Tepat Waktu. Retak terjadi di
tempat yang diinginkan/direncanakan Saw Cut Terlambat. Retak terjadi di
tempat sembarang / tidak dikehendaki

Surface Texture
◦ Tektur permukaan biasanya dibuat dgn menarik berbagai jenis
Finishing material atau alat diatas beton segar.
◦ Lebar dan kedalaman pengoresan berpengaruh pada
kekesatan permukaan, skid resistance dan tire/road noise,
kegunaan surface texture adalah untuk mengurangi kecelakaan
akibat skidding dan hydroplaning.
◦ Untuk jalan lokal dgn kecepatan rendah bisa digunakan burlap-
drag atau broom texture, sedangkan untuk kecepatan tinggi
bisa tranverce tining atau longitudinal tining untuk mereduksi
tire/road noise.

19
11/27/2019

Pembentukan Tekstur Permukaan Pembentukan Tekstur Permukaan


PEMBUATAN ALUR ARAH MEMANJANG
◦ DILAKUKAN PADA BETON YANG MASIH PLASTIS
◦ DENGAN MENERIKAN BURLAP ◦ Cara brushing dilakukan dengan menggunakan sikat kawat
◦ PENYIKATAN DENGAN KAWAT DAN PEMBUATAN ALUR PENYIKAT selebar tidak kurang dari 450 mm, dan panjang kawat sikat
MELINTANG (GROOVING-BRUSHING)
◦ COCOK UNTUK LALIN RENDAH/TINGGI
dalam keadaan baru adalah 100 mm dengan masing-masing
◦ DAPAT DIKERJAKAN SECARA MANUAL ATAU MEKANIS untaian terdiri dari 32 kawat. Sikat harus terdiri dari 2 baris untaian
◦ PENYIKATAN DILAKUKAN MELINTANG kawat, yang diatur berselang-seling sehingga jarak masing-
◦ KEDALAMAN TEKSTUR SEKITAR 1,5 mm masing kawat untaian maksimum 10 mm. Sikat harus diganti bila
bulu terpendek panjangnya sampai 90 mm. Kedalaman tekstur
PEMBUATAN ALUR ARAH MELINTANG rata-rata tidak boleh kurang dari 1/16 inch (1,5 mm).
 DIDAHULUI DENGAN PENARIKAN BURLAP
 PEMBUATAN ALUR DALAM DENGAN SISIR KAWAT (0,6 X 3 mm, ◦ Cara grooving dilakukan dengan alat grooving manual atau
PANJANG 12,5 mm) mekanis yang mempunyai batang-batang penggaruk setebal 3
 JARAK MEMANJANG 2 cm, MELINTANG 2,5 cm
mm dan masingmasing berjarak 15 sampai 20 mm.
 KEDALAMAN ALUR SAMPAI 3 mm

Peralatan Pembuat Tekstur


Permukaan Beton Secara Mekanis Curing
◦ Setelah finishing dan grooving
◦ Dianjurkan menggunakan curing compound
◦ Pemakaian curing compound : cara mekanis 0.22 – 0.27 lt /m2,
cara manual 0.27 – 0.36 lt / m2
◦ Setelah itu dianjurkan menutup seluruh permukaan dengan
burlap atau goni yang dibasahi air min. selama 7 hari

20
11/27/2019

Curing Compound Curing Compound


◦ Metode paling umum curing untuk perkerasan beton adalah dgn penyemprotan
liquid membrane forming compound pada permukaan beton.
◦ Curing compound adalah material yg membentuk kulit diatas ◦ Material ini membatasi penguapan air kira-kira 20 % dibanding tanpa
permukaan beton dan mengurangi tingkat hilangnya kadar air perlindungan.
pada beton. ◦ Tingkat penyemprotan adalah 5,0 m2/lt untuk perkerasan normal, 3,75 m2/lt untuk
fast track dan 2,5 m2 untuk overlay tipis
◦ Pada keadaan kering, berangin atau kondisi cuaca yg tidak
menguntungkan dapat menghasilkan retak plastis shringkage.
◦ Penyemprotan penahan penguapan (evaporation retarder)
segera dilakukan setelah finishing dan sebelum semua air bebas
menguap pada permukaan, akan membantu mencegah
terbentuknya retak.

Mesin penyemprot curing compound Curing Compound Manual

PENGECORAN
PADA CUACA Tindakan Pengecoran Pada Cuaca
PANAS Panas
◦ Jangan melebihi maksimum rasio air semen atau dosis bahan
◦ Menurut ACI kategori cuaca panas adalah tambah yang diijinkan
periode bila lebih dari tiga hari berturut-turut
kondisi rata-rata temperatur harian lebih besar ◦ .Pertimbangkan bahan tambah retarding setelah diverifikasi.
dari 25 C, rata-rata temperatur tertinggi dan ◦ Bahan suplemen seperti slag abu terbang klas F dapat
terendah yg terjadi tengah malam sampai
tengah malam berikutnya.
mengurangi kecenderungan hilangnya slump.
◦ Masalah yg timbul pada pengecoran cuaca ◦ Pada cuaca extrim lakukan pengecoran malam hari.
panas adalah, kehilangan slump, ◦ Basahi base sebelum beton di cor.
berkurangnya kadar rongga, stiffening
prematur, retak susut plastik dan retak thermal. ◦ Corkan beton secepat mungkin dgn memberikan curing
compound.

Grafik untuk memperkirakan besarnya penguapan


rata-rata

21
11/27/2019

Perlindungan Dari Air Hujan Joint Sealant


◦ Pengisi celah hasil saw cutting
◦ Lembaran plastik dan baja sisi acuan atau
papan kayu harus tersedia setiap saat untuk
◦ Dilakukan sesegera mungkin untuk mencegah masuknya kotoran
melindungi permukaan dan sisi perkerasan sehingga mengganggu pek.Joint sealing
beton yg baru dihampar, bila terjadi hujan. ◦ Material harus bersifat thermoplastic atau menggunakan bahan
◦ Bila hujan menerpa perkerasan beton yg polyuretany yang poriporinya sudah diisi aspal.
baru dihampar belum mengeras, tutup
permukaan dengan lembaran plastik. ◦ Sebelum pelaksanaan kontraktor hrs mengajukan proposal
material yang dipakai beserta spesifikasinya.
◦ Tambahan air pada permukaan perkerasan
akan menaikan rasio air semen, yg ◦ Lubang harus bersih dan kering (dikompressor).
berpotensi mengurangi durabilitas
◦ Agar hasil bagus pengecoran sealant dilakukan 2 kali,
masingmasing ½ bagian

KINERJA JOINT SEALING Berbagai Bentuk Joint Sealant


◦ Untuk Hot pour W = 13 mm, D = 13 mm, dalamnya pengergajian 32 mm.
◦ Silicon selant mempunyai adhesi yg jelek pada beton yg ◦ Untuk Silicone W = 7,5 mm, D = 13 mm, dalamya penggergajian 32 mm.
mengandung batu kapur dolomit, penggunaan cat dasar pada ◦ Untuk Preformed seal sesuai anjuran pabrikan
dinding resevoir akan membantu pelekatan yg baik.
◦ Beton yg mengandung batu granit akan mengembang dan
menyusut yang tinggi, sealant akan tertarik maka harus
menggunakan faktor bentuk yang disyaratkan untuk sealant
tersebut.
◦ Aspek yg paling kritis pada kinerja sealant adalah penyiapan
reservoir yng baik.

22
11/27/2019

Waktu Pemasangan Sealant Pengujian Permukaan Beton


◦ Minimum temperatur pemasangan ◦ Setelah beton mengeras, permukaan beton harus diuji dengan
◦ Lamanya mengering menggunakan mal datar panjang 3,0 m.
◦ Waktu tunggu untuk dilalui lalu lintas
◦ Bila penyimpangan dari penampang melintang yang
seharusnya lebih dari 12,5 mm, maka lapisan beton tersebut
◦ Asphalt Based Hot Pour : 50 FARENHEIT 7 HARI SAMPAI DINGIN harus dibongkar dan diganti baru. Bagian yang dibongkar tidak
◦ PVC Coal Tar based Hot Pour : 50 FARENHEIT 7 HARI SAMPAI DINGIN boleh kurang dari 3,0 m ataupun kurang dari lebar lajur yang
◦ Polymeric Low Modulus Hot Pour : 40 FARENHEIT 7 HARI SAMPAI DINGIN terkena bongkaran.
◦ Cold-Poured Silicone : 40 FARENHEIT 7 HARI 30 MENIT
◦ Bagian yang tersisa dari pembongkaran pada perkerasan beton
dekat sambungan yang panjangnya kurang dari 3,0 m harus ikut
dibongkar dan diganti

Pengendalian Mutu Sebelum Pengendalian Mutu Pada Saat


Pengecoran Pelaksanaan Pengecoran
Pengendalian mutu sebelum pengecoran meliputi kegiatan : a.Persiapan : bahan, perlengkapan peralatan, tenaga kerja dan bahan
pelindung cuaca
◦ Tanah dasar : kerataan, pemeriksaan permukaan akhir dan ◦ Jumlahdarikondisiperalatanharusdalamkeadaan baik dan cukupjumlahnya. Peralatan
kadar air tersebutsemuanya harusdisediakan sesuai dengan jenis dan kualitas beton yang
direncanakan. Untukmenghindarihal yangtidak diinginkanharusdisediakan peralatan
◦ Pemeriksaan acuan: kesesuaian acuan, alinyemen, kemiringan cadangan. Tenagakerja, jumlahdankemampuan (skill)tenagakerja
harussesuaidengan jumlah peralatan,jenis serta volume campuranyang akan
◦ Pemeriksaan pemasangan tulangan dihasilkandanwaktu pelaksanaanyang direncanakan. Sebelum memulai pengerjaan
pelaksanaan perkerasan kaku, haru selalau di prediksi keadaan lingkungan seperti
◦ Sambungan antara tulangan kecepatan angin, kelembapan, temperature adukan beton, dan temperature udara,
sehingga penguapan yang bakal terjadi tidak lebih dari 1 kg/m2/jam
b.Pencampuran : jenis peralatan, konsistensi,kadar udara, pemisahan butir
(segregasi) dan keterlambatan

23
11/27/2019

Pengendalian Mutu Pada Saat


Pelaksanaan Pengecoran Pengendalian Mutu Setelah
 Pengecoran dengan agitator : TINGGI JATUH Pengecoran
ADUKAN BETON 0,9 – 1,5 METER
 BETON DAPAT DITUANGKAN DIATAS PERMUKAAN a. Waktu pembongkaran acuan : kerusakan agar dihindar
YANG TELAH SIAP DIDEPAN MESIN PENGHAMPAR b. Perawatan : metoda, peralatan dan bahan, keseragaman, waktu mulai
PENUMPAHAN ADUKAN BETON SECARA
BERKESINAMBUNGAN ANTARA SATU ADUKAN perawatan dan lama waktu perawatan
DENGAN KE ADUKAN LAINNYA SEBELUM TERJADI c. Perlindungan : beton basah, hujan, lalu-lintas, cuaca dingin, cuaca panas
IKATAN AWAL
dan pencatatan temperature
 BILA TEMPERATUR BETON BASAH > 24 OC,
DIUPAYAKAN PENCEGAHAN PENGUAPAN d. Sambungan yang digergaji : peralatan, waktu penggergajian dan
 BILA TEMPERATUR SAAT DITUANGKAN > 32 OC,
pelebaran bagian atas pada sambungan.
PENGECORAN DIHENTIKAN (menghindari e. Penutup sambungan: peralatan, temperatur, bahan penutup, pembersihan
penguapan yang terlalu cepat) sambungan dan penutupan.
 BERKURANGNYA KADAR AIR YANG SANGAT CEPAT,
HARUS DIIMBANGI DENGAN PENGKABUTAN, TIDAK f. Pemeriksaan permukaan : kelurusan dan kerataan, perbaikan atau
BOLEH DISEMPROTKAN AIR DI ATAS PELAT penggantian.

Pembukaan Lalu Lintas


◦ Jalan tidak boleh dilalui oleh lalu lintas sebelum hasil Elemen Kompetensi 3
test sesauai ASSHTO T23 mencapai kekuatan lentur min
tidak kurang dari 90 % kekuatan min umur 28 hari, bila MELAKUKAN PERHITUNGAN
tidak ada test perkerasan tidak boleh dibuka sebelum
14 hari.
KUANTITAS PERKERASAN BETON
SEMEN

24
11/27/2019

Pengujian Ketebalan Perkerasan


◦ Tempatkan pelat uji di 2 tempat berbeda secara acak
◦ Jangan diletakkan dalam jarak 4 feet sambungan yang ada tulangannya, kemudian ◦ Dapatkan plat pengujian yang telah tertanam
ankurkan
◦ Bila terkonfirmasi, terima dan dokumentasikan
◦ Uji dengan MRS dilakukan 5 hari kerja berikutnya
◦ Bila tidak terkonfirmasi,, ukur pada posisi pelat kedua, hitung rata-
rata dan dokumentasikan
◦ Ketebalan perkerasan yang kurang dari 2.5 cm tidak dapat
diterima
◦ Lakukan core pada interfal 20 foot arah emmanjang untuk
menentukan batas perkerasan yang tidak dapat diterima

Ketebalan Perkerasan Ketebalan Perkerasan


 Rata-rata hasil ketebalan pengukuran ◦ Terkonfirmasi : </= 0.6 cm dari ketebalan rencana
yang telah disetujui ◦ Tidak terkonfirmasi : > 0.6 cm hingga 2.5 cm di bawah ketebalan rencana
 Dapat dilakukan dengan ◦ Tidak diterima : > 2.5 cm di bawah ketebalan rencana
menggunakan probing, pengukuran
Penerapan Ketentuan Toleransi Dimensi
stringline atau MIT Scan T2 device Pada umumnya hal ini harus dilakukan dengan pengukuran ketinggian
(levelling) dan penggunaan “Crown template dan straight edge”
berukuran panjang 3 meter.
Toleransi Ketebalan Perkerasan. Ketebalan perkerasan akan ditentukan
dengan metoda "average caliper measurement of cores" diuji menurut
AASHTO T 148,

25
11/27/2019

Penyesuaian Pembayaran
Berdasarkan Ketebalan (Contoh)
Untuk perkerasan yang lebih kecil Prosentase terhadap harga
Elemen Kompetensi 4
dari rencana ketebalan satuan kontrak
 > 0.6 cm tetapi <= 1.25 cm
 > 1.25 cm tetapi <= 2 cm
80
60
MENGKOMPILASI FORMULIR
 > 2 cm tetapi <= 2.5 cm 50
HASIL PEKERJAAN PERKERASAN
◦ Penyesuaian pembayaran dilakukan berdasarkan rata-rata dari hasil 2 pengukuran BETON SEMEN
◦ Bila ketebalan perkerasan tidak dapat diterima oleh pemberi tugas, maka perkerasan
dapat diminta untuk dibongkar dan diganti, untuk kemudian dibayar sesuai harga
kontrak, atau
◦ Hasil pengecoran dibiarkan dan tidak dibayar

Pembuatan Catatan Pelaksanaan Pembuatan Catatan Pelaksanaan


Pekerjaan Pekerjaan
Penerapan Ketentuan Dokumentasi Pelaksanaan Pembuatan catatan pelaksanaan pekerjaan harus dilakukan mengikuti
formulir-formulir standar yang disetujui dan ditetapkan Pemberi Tugas, yang
Sebelum memulai suatu pekerjaan, Kontraktor harus mengajukan permohonan ijin biasanya berisi informasi mengenai:
untuk memulai pekerjaan kepada Direksi Teknik dengan mengajukan informasi rinci
mengenai jenis pekerjaan yang akan dikerjakannya, meliputi: ◦ Jenis Pekerjaan
◦ Nomor Mata Pembayaran
◦ Jenis Pekerjaan
◦ Nama Mata Pembayaran
◦ Nomor Mata Pembayaran ◦ Tanggal pelaksanaan pekerjaan
◦ Nama Mata Pembayaran ◦ Lokasi pekerjaan
◦ Volume / Kuantitas Pekerjaan Lokasi Pekerjaan ◦ Jenis Bagian / Komponen Pekerjaan
◦ Gambar Rencana / Gambar kerja yang terkait ◦ Tanggal dan jam kedatangan material
◦ Jenis dan Jumlah personil yang akan ditugaskan ◦ Tanggal dan jam penggunaan
◦ Rincian hasil pengukuran (panjang, lebar, tinggi dan volume)
◦ Jenis dan kuantitas peralatan yang akan digunakan
◦ Keterangan lainnya (besi tulangan, dsb.).
◦ Jenis dan kuantitas material yang akan dipakai.
◦ Masalah yang timbul dan pemecahannya.

26

Anda mungkin juga menyukai