Anda di halaman 1dari 48

BAB II

PERHITUNGAN
A. Perencanaan Mercu Bendung
Diketahui :
>> Lebar rerata sungai, Bo = 40.27 m
>> Debit rencana, Q = 150.27 m3/det

a. Lebar Bendung
B = 1.2 x Bo = 1.2 x 40.27 = 48 m
Syarat Lebar Bendung : Bo ≤ B ≤ 6/5 Bo

b. Tinggi Banjir dihilir Bendung


1) Luas Penampang Basah (A) ; dengan m = 1
A = ( b + mh ) h
= bh + mh²
= 48 h + h2

2) Keliling Basah (P)


P = b + 2h
= 48 + 2h
= 48 + 2.828 h
3) Jari - Jari Hidrolis ( R )
A 48.324 h + h2
R = =
P 48 + 2.828 h
4) Kecepatan Aliran (V)
Untuk saluran yang menggunakan pasangan batu
; dengan k = 35 dan I = 0.0003 (asumsi)
= k.R .I
2/3 1/2
V
48.324 h + h2 2/3

= 35 x x ( 0.003 ) 1/2
48 + 2.828 h
48.324 h + h
2 2/3

= 1.917 x
48 + 2.828 h
5) Debit Aliran (Q)
Dengan Qrencana = 150.27 m3/det
Q = A x V
48 h + h
2 2/3

150 = ( 48.3 h + h 2
) x 1.917 x
48 + 2.828 h
( 48.324 h + h2 ) 5/3
150 = 1.917
( 48 + 2.828 h ) 2/3
150 = 150
Dengan cara coba-coba (trial and error) diperoleh :
h = 1.34056 m ≈ 1.35 m

Maka, digunakan :
Tinggi air di hilir bendung , h = 1.35 m
Elevasi dasar sungai = + 29.60
Elevasi muka air dihilir mercu = + 30.95

c. Menentukan Elevasi Mercu Bendung


1) Tinggi Mercu
Digunakan mercu tipe bulat dengan kemiringan hulu 1 : 0.33
a) Tinggi Mercu Bendung (P) = 2.00 m (Dari Soal)
b) Elevasi Mercu Bendung = Elevasi dasar sungai + Tinggi mercu
= + 29.60 + 2.00
= + 31.60

d. Penentuan Geometrik Bendung


1) Lebar Bersih Bendung (Bn)
Bn = B - n . Lebar pilar ; dimana Jumlah pilar yang direncanakan, (n) = 1
Sehingga : Pilar pembagi dengan lebar = 1.00 m
Bn = 48 - 1 x 1.00
= 48.32 - 1
= 47.32 m

2) Lebar Efektif Mercu Bendung (Be)


Digunakan : - Pilar berujung bulat ( Kp = 0.01 )
- Pangkal tembok bulat dengan tembok hulu pada 90º ke arah
aliran dengan 0,5H1 > r > 0,15H1 ( Ka = 0.10 )
Sehingga :
Be = Bn - 2 (n.Kp+Ka)H1
= 47.32 - 2 (1. 0.01 + 0.10)H1
= 47.32 - 0.22 H1

3) Tinggi Muka Air di Mercu


Tinggi muka air diatas mercu (debit banjir) yang melimpas dapat dihitung berdasarkan
persamaan sebagi berikut :
Q = 2/3 .Cd . Be . H1.5

Dimana : Q = Debit Rencana (m3/det)


Cd = Koefisien Debit

= C0 . C1 . C2
Untuk Mercu Bulat
C0 = Fungsi perbandingan H1/r
C1 = Fungsi perbandingan P/H1
C2 = Fungsi perbandingan P/H1 dan kemiringan muka hulu bendung
Diasumsikan nilai Cd = 1.3
g = Percepatan Gravitasi ( 9.81 m/det2)
Be = Lebar Efektif Mercu
Sehingga :
150.3 = 2/3 x 1.3 x ( 47 - 0.22 H1 ) H11.5
150.3 = 2.22 x ( 47 H11.5 - 0.22 H12.5 )
150.3 = 104.887181 H11.5 - 0.49 H12.5
150.3 = 80
Dengan cara coba-coba (trial and error) diperoleh :
H1 = 0.8342661 m ≈ 0.83 m
Maka :
Be = 47 - 0.22 H1
= 47 - 0.22 x 0.83
= 47.14 m
>> Tinggi muka air di atas Mercu
Q Q
V = =
A Be . ( P +H1)
150.27
=
=
47.14 x ( 2.00 + 0.83 )
= 1.125 m/det
v2 1.265
Hd = H - = 0.83 - = 0.770 m
2g 19.620

>> Cek nilai koefisien debit (Cd) yang dapat ditentukan berdasarkan
H1 0.83 ; dimana r= 0.5 x Hd
C0 = = = 2.168
r 0.385 = 0.385

Gambar 2.1 Harga-hara koefisien C0 untuk bendung ambang bulat sebagai


fungsi perbandingan H1/r
Sumber : Kriteria Perancangan Irigasi (KP 02) Tahun 2010

Dari hasil plot grafik diatas diperoleh koefisien C0 = 1.35

P 2.00
C1 = = = 2.397
H1 0.83
Gambar 2.2 Koefisien C1 sebagai fungsi perbandingan P/H1
Sumber : Kriteria Perancangan Irigasi (KP 02) Tahun 2010

Dari hasil plot grafik diatas diperoleh koefisien C1 = 1.00

P 2.00
C2 = = = 2.397 (Dengan kemiringan hulu rencana 1 : 0.33)
H1 0.83

Harga koefisien koreksi C2 untuk mercu tipe bulat diandaikan kurang lebih sama dengan
harga faktor koreksi untuk bentuk-bentuk mercu tipe Ogee

Gambar 2.3 Harga-harga koefisien C2 untuk bendung mercu tipe ogee dengan
muka hulu melengkung (menurut USBR,1960)
Sumber : Kriteria Perancangan Irigasi (KP 02) Tahun 2010
Dari hasil plot grafik diatas diperoleh koefisien C2 = 0.99
Sehingga :
Cd = C0 . C1 . C2
1.3 = 1.35 x 1.00 x 0.99
1.3 = 1.337 ≈ 1.3 OK..

Dari hasil perhitungan sebelumnya, diperoleh nilai :


H1 = 0.83 m
Be = 47.14 m
V = 1.125 m/det
Hd = 0.770 m

>> Elevasi muka air banjir di atas mercu hulu


Elevasi hulu = Elevasi mercu + Hd
= + 31.60 + 0.770
= + 32.37

4) Kontrol terhadap kavitasi lokal


H1 0.83 ; dimana r= 0.5 x Hd
= = 2.168
r 0.385 = 0.385

Gambar 2.4 Tekanan pada mercu bulat sebagai fungsi perbandingan H 1/r
Sumber : Kriteria Perancangan Irigasi (KP 02) Tahun 2010

Dari Hasil plot grafik diatas diperoleh = -0.3


Sehingga :
= -0.3 x 0.83
= -0.250 > -1.0 AMAN (Bendung aman menggunakan pasangan batu)

5) Elevasi Tanggul
Elevasi tanggul harus aman terhadap muka air banjir rencana Q = 150 m 3/det ,
untuk itu ditetapkan tinggi jagaan 1,25 m di atas elevasi muka air banjir
Sehingga :
>> Elevasi tanggul = Elevasi banjir mercu + Tinggi jagaan
= + 32.37 + 1.25
= + 33.62

6) Penentuan Jari-Jari Mercu Bendung


Berdasarkan KP 02 tahun 2010, bahwa untuk mercu tipe bulat pasangan batu direncanakan
berkisar antara 0,3 sampai dengan 0.7 kali H1. Pada Perencanaan ini , digunakan jari-
jari mercu 0.5 kali H1

R = 0.5 x H1
= 0.5 x 0.83
= 0.417 m
Kontrol
1) Luas Penampang Basah (A)
m = 1 b = 48 m h = 1.35 m
Sehingga :
A = ( b + mh ) h
= bh + mh²
= 48 h + h2

67.060 m
2
=

2) Keliling Basah (P)


P = b + 2h
= 48 + 2h
= 48 + 2.828 h
= 52.142 m

3) Jari - Jari Hidrolis ( R )


A 67.06
R = = = 1.286
P 52.14

4) Kecepatan Aliran ( V )
= k.R .I
2/3 1/2
V
= 35 x ( 1.286 ) 2/3 x ( 0.00027 )1/2
0.680 m /det
2
=

5) Debit Aliran (Q)


Dengan Qrencana = 150.27 m3/det
Q = A x V
150.27 = 67.0599 x 0.680
150.27 = 46 m /det
3
B. Perencanaan Kolam Olak / Peredam Energi
Pada perencanaan ini digunakan peredam energi tipe USBR
79.000
1) Tinggi Air di Hilir Bendung
Diketahui :
» m ( Asumsi ) = 2 m
» Lebar Rerata Sungai ( b ) = 40.27 m
» I ( Asumsi ) = 0.0030
» Debit Aliran ( Q ) = 150.27 m3/det

» Tinggi ( H1 ) = 0.83 m
» Lebar Efektif Mercu ( Be ) = 47.14 m
» Keliling Basah ( P ) = 52.14 m

Penyelesaian : 3.69125
*) Luas Penampang Basah (A)
A = ( b + mh ) h
= bh + mh²
h + 2h
2
= 40

*) Keliling Basah (P)


P = b + 2h
= 40 + 4.472 h

*) Kecepatan Aliran (V)


Untuk saluran yang menggunakan pasangan tanah
; dengan k = 35
= k.R .I
1/22/3
V
40 h + 2h
2 2/3

= 35 x x ( 0.0030 ) 1/2
40 + 4.472 h
40 h + 2h
2
x 2/3

= 1.917
40 + 4.472 h
*) Debit Aliran
Dengan Qrencana = 150.27 m3/det
Q = AxV

[ 40 h + h2
]
2/3
(
150.27 = 40 h + h2 ) x 1.917 x
40 + 4.472 h

[ ]
(
40.27 h + )
h2 5/3
150.27 = 1.91703
( ) 2/3
40.27 + 4.472 h

150.27 = 79

Dengan cara coba - coba (trial dan error) diperoleh :


h2 = 1.036 m ≈ 1.04 m

Sehingga :
h + 2h
2
A = 40
= 25 ( 1.04 ) 2 ( 1.04 2
)
28.06 m
2
=

Q 150.27
V = =
A 28.06
= 5.356 m/det

V2 28.687
H2 = h2 + = 1.04 +
2g 19.62
= 2.498 m

Elevasi Energi di hilir = Elevasi dasar sungai + H2


= + 29.60 + 2.498
= + 32.098 m
# Δz = 1.0 - 1.5 m
Diambil nilai Δz = 1.5 m

( KP. 02 )
*) Vu =

Dimana :
H1 = 0.83 m
Z = P + ∆z
= 2.0 + 1.5
= 3.5 m

Sehingga :
1
Vu = 2 9.8 0.83 + 3.50
2
= 8.77 m/det

q q = Q
yu =
Vu Be
3.188 = 150.27
=
8.77 47.14
= 0.36362 m = 3.188 m3/det/m

Fr =

8,77/√9,81𝑥0,1926
=
=

= 4.642

*) Dari nilai q, yu, dan Fr, maka tipe kolam olak yang sesuai adalah USBR tipe III
y2
=
yu
y2 1/2(√(1+8 . 〖 6,377 〗 ^2 )−1)
=
0.36
y2 = 1.156 m

*) Panjang Kolam olak


L = 2,7 . y2
= 2,7 . 1,621
= 3.12077 m
≈ 4.4 m

*) Panjang antara balok halang ke badan mercu


l = 0,82 . y2
= 0,82 . 1,621
= 0.94779 m
≈ 1.35 m

*) Tinggi balok halang


n3 = yu(4+Fr)
6
= 0,19*(4+6,37)
6
= 0.52371 m
≈ 0.35 m

*) Tinggi ambang ujung


n = yu(18+Fr)
18
= 0,19*(18+6,37)
18
= 0.45738 m
≈ 0.3 m
C. Perencanaan Lantai Depan (Lantai Muka)
Direncanakan tebal lantai muka = 0.50 m

r=0,42m

A
D E H I L M
T
B C F G J K N O

P
Q

R S

Rumus : L = Lv + 1/3 LH ≥ C . ∆H
Dimana L = Panjang lantai muka rencana (m)
Lv = Panjang rembesan arah vertikal (m)
LH = Panjang rembesan arah horizontal (m)
C = Koefisien rembesan lane (direncanakan untuk material kerikil haus = 4.0)
∆H = Beda tinggi energi (m)
= E. muka air banjir hulu diatas mercu - E. muka air dihilir bendung
= 32.37 - 30.95
= 1.420 m

Sehingga diperoleh panjang lantai muka atau lantai depan rencana (L) , yaitu :
L = (0.50 + 1.0 + + (1 x 4)) + 1/3 (1.8 + (2 x 2)) + (3 x 0.5)
= 6.520 + 2.900
= 9.42 m ≈ 9.5 m

Syarat :L = Lv + 1/3 LH≥ C . ∆H


9.45 m ≥ 5.68 m
9.45 m ≥ 5.68 m (OK..)

Maka, direncanakan panjang lantai depan (lantai muka) = 9 m


42m

R S
D. Lebar Pintu Pengambilan
Debit aliran yang digunakan ke intake (Qs) 3.50 m³/det (dari soal), untuk
memenuhi kebutuhan debit akibat pengurangan di kantong lumpur maka debit
rencana ditambahkan sebesar 20%, sehingga:

Q= 1.2 Qs = 1.2 x 3.50


= 4.20 m³/det

» Elevasi ambang pengambilan 0,5 m di atas lantai, sehingga elevasi ambang pengambilan:
= 29.6 + 0.5
= + 30.1

» Tinggi muka air didepan pengambilan direncanakan 0,1 m dibawah mercu, sehingga
tinggi muka air pengambilan :
= 31.6 - 0.1 - 30.1
= 1.40 m

Direncanakan tinggi bukaan maksimum (a_maks) = 1.4 m dan kecepatan


pengambilan diambil sebesar 1.5 m/det (dalam KP. 02 kecepatan pengambilan
normal 1.0 - 2.0 m/det). Dimensi pengambilan dapat dihitung dengan persamaan:

v= µ √(2.g.z) Dimana: Q = Debit rencana


Q= v.a.b = 4.20 m³/det
µ = Koefisien debit
= 0.8 (KP. 02)
z = Kehilangan energi

Sehingga:

Q 4.20
b = = = 2.00 m
v.a 1.5 x 1.4

Kesimpulan :
>> Tinggi bukaan pintu intake = 1.40 m
>> Lebar bukaan pintu intake = 2.00 m

E. Lebar Pintu Pembilas (KP.02 hal. 160)


Lebar pembilas ditambah tebal pilar pembagi sebaiknya sama dengan 1⁄6−1⁄10
dari lebar bersih bendung (jarak antara pangkal - pangkal), untuk sungai yang
lebarnya kurang dari 100 m.

Sehingga:

lebar pintu pembilas = 60% . b


= 60% x 2.00
= 1.20 m ( direncanakan Bp = 1.25 m )
F. Kecepatan Pengurasan
Kecepatan air pada pintu penguras / pembilas dibutuhkan
untuk menghanyutkan sedimen yang terbawa sungai

vc = 1.5 ∙ c ∙ d0.5

Dengan :

vc = Kecepatan pengurasan (m / det )


c = Koefisien yang tergantung dari bentuk
sedimen (3.2 - 5.5) diambil 5.0
d = Diameter maksimum sedimen (0.02 m)

Sehingga :

vc = 1.5 ∙ c ∙ d0.5
= 1.5 ∙ 5.0 ∙ 0.020.5
= 1.061 m / det

- Debit Pengurasan

qm = V c3
g
= 1.19
9.81
= 0.122 m3/det/m

- Debit minimal untuk Pengurasan

Q = qm ∙ Be Be = 47.14 m
= 0.122 x 47.14
= 5.734 m3/det

a. Pintu dibuka setinggi under squier

+97,50

h
0,2

y
+95,00

y = 1 m
1
h = 31.6 - 29.6 -
2
= 1.5 m
Kecepatan aliran
v = c√2.g.h ambil c = 0.62
= 0.62 √2 . 9,81 . 2
= 3.88 m/det
Q = A.V
= 1.25 x 1.00 x 3.88
= 4.85 m3/det
q Q 4.85
= = = 3.884 m3/det/m > qmin
b 1.25
b. Pintu dibuka penuh

+97,50

0,2

+95,00

Kecepatan aliran pada waktu dibuka penuh :


V = c√2.g.z
H = 2.5 m
z = 1/3 H = 0.83
v = 0.8 √ 2 . 9,81 . 0,83
= 3.228 m/det
Q = A.V
= 1.25 x 2.5 x 3.23
= 10.09 m3/det
q Q 10.09
= = = 8.071 m3/det/m > qmin
b 1.25
G. Perhitungan Kantong Lumpur
- Volume Kantong Lumpur
Kantong lumpur dimaksudkan untuk mengendapkan sedimen layang yang
terbawa aliran, asumsi yang digunakan :
▪ Diameter sedimen layang yang terangkut = 0.07 mm
▪ Air yang dielakkan mengandung sedimen = 0.6 %
▪ Interval pembilasan = 3 hari (1 minggu 2 kali pembilasan)
(KP.02 hal. 209)
Volume kantong lumpur yang diperlukan:
V= 0,0005 . Qn T
Dengan :
V = Volume kantong lumpur (m³)
Qn = Debit normal pengambilan 4.20 m³/det
T = Interval pembilasan

Sehingga:
V = 0.0005 x 4.20 x 3 x 24 x 3600
= 544 m³

- Luas Permukaan Rata-Rata


Qn
LxB =
w
dimana :
L = panjang Kantong Lumpur (m) = 150 m (asumsi)
B = Lebar rata - rata (m)
Qn = Debit normal di Intake bendung (m3/detik)
w = Kecepatan endapan sedimen (m/detik)
= Penentuan kecepatan endapan partikel diasumsikan pengendandapan
terjadi pada suhu berkisar = 20 OC dengan diameter = 0.07 mm.

Gambar 2.6 Hubungan antara diameter saringan dan kecepatan endap untuk air tenang
Sumber : Kriteria Perancangan Irigasi (KP 02) Tahun 2010

Dari grafik diperoleh w = 4 mm/det = 0.004 m/detik


Qn L/B > 8
LxB =
w 150
> 8
4.20 7
=
0.004 21.43 > 8 OK..
LxB = 1050 m²
1050
B =
150
B = 7m
Dari KP. 02 hal. 214 ditentukan bahwa syarat dimensi kantong lumpurL/B > 8

- Kemiringan Kantong Lumpur


* Eksploitasi Normal (in)
Untuk mencegah munculnya vegetasi dan agar partikel yang lebih besar tidak langsung
mengendap di hilir pengambilan, maka kecepatan rencana diambil 0,4 m/det

hn
1
1 hs

b
B

* An = Qn * hn = An
Vn B
= 4.20 = 10.50
0.40 7.00
= 10.50 m2 = 1.50 m

*b = B - m . hn
= 7.00 - 1.00 x 1.50
= 5.50

* Pn = b + m.2hn (1 + m²)1/2
= 5.50 + 4.243
= 9.74 m

* Rn = An
Pn
= 10.50
9.74
= 1.078 m

Vn ² K = 35 (Saluran tanah)
* in =
Rn2/3 .K
0.40 ²
=
1.051 35
= 0.00012
* Pembilas
Qs = 1.2 Qn = 1.2 x 3.50
= 4.20 m³/det

Kecepatan air untuk pembilas vs = 1.50 m/det


Qs 4.20
As = = = 2.80 m2
Vs 1.50

As 2.80
hs = = = 0.51 m
b 5.50

Ps = b + 2hs = 5.50 + 2 x 0.51


= 6.518 m

Rs = As
Ps
= 2.80
6.52
= 0.43 m

Vn ² K = 35 (Saluran tanah)
is =
Rs2/3 .K
1.50 ²
=
0.43 35
= 0.0100

* Agar pembilasan dapat dilakukan dengan baik, maka kecepatan aliran harus dijaga
tetap sub kritis atau Fr < 1
Vs 1.50
Fr = = = 0.860
g x hs 9.81 x 0.51

Partikel yang ikut terbilas

= 1000 x 9.81 x 0.51 x 0.0100


= 49.7104457 N/m2

Pengecekan Efisiensi (KP.02 Hal 222)


hn L hn x Vn 1.50 x 0.40
= Wo = = = 0.0040 m/det
Wo Vn L 150
- Kecepatan endap (W) = 0.004 m/det (Dari hasil plot grafik sebelumnya)
- Kecepatan endap rencana (Wo) = 0.004 m/det
- Kecepatan rata-rata aliran dalam kantong lumpur (Vo) = 0.40 m/det

Maka, untuk pengecekan efisiensi dapat dilihat pada Gambar 2.7 dengan memplot nilai dibawah ini :
W 0.004 W 0.004
= = 1 = = 0.01
Wo 0.004 Vo 0.400
Gambar 2.7Grafik Pembuangan sedimen Camp untuk aliran turbulensi
Sumber : Kriteria Perancangan Irigasi (KP 02) Tahun 2010 (hal 224)

Dari hasil plot grafik diatas diperoleh efisiensi sebesar = 73%

G. Perencanaan Saluran Penguras Kantong Lumpur


Diketahui : Qs = 4.20 m3/det Qs 4.20
Af = = = 2.80 m2
Vs = 1.50 m Vs 1.50
m = 1.0
K = 60 ( Pasangan Batu Kali )
n = b/h = 1,50 b = 1.50 h

2.80 = ( 1.50 + 1.0 ) h2


h2
= 2.80 - 2,5
h = 0.548 m

* b = 1.5 x h = 1.5 x 0.548 = 0.8216 m ≈ 0.9 m

* Pf = b+2h
= 0.90 + 2 x 0.55
= 2.00 m

Af 2.80
* Rf = = = 1.403 m
Pf 2.00

Vs ² K = 60 (pasangan batu Kali)


* If =
Rf2/3 x K
1.50 ²
=
1.403 x 60
= 0.00032
H. Perencanaan Intake Primer

= hn - 0,1 = 1.50 - 0.1 = 1.40 m


w = Bukaan Pintu = 0.63 x h1 = 0.8820 m
g = Percepatan Gravitasi (g = 9,81)

Maka, diperoleh :
3.5 = 0.94 x b x 0.8820 2 x 9.81 (1,40 - 0,8820)
3.5 = 2.643 b
b = 1.324 m ≈ 1.50 m

z = 0.5 (h1 - w)
= 0.5 ( 1,40 - 0,8820 )
= 0.259 m
Tabel 2.1 Perhitungan Rembesan dan Gaya Angkat Pada Kondisi Normal Tabel 2.1 Perhitungan Rembesan dan Gaya Angkat Pada Kondisi Normal

Panjang Rembesan H ∆H = (Lw/Cw) P = (H-∆H) Panjang Rembesan H ∆H = (Lw/Cw) P = (H-∆H)


TitikGaris Lane TitikGaris Lane
LV LH ⅓LH Lw (m) (m) (t/m2) LV LH ⅓LH Lw (m) (m) (t/m2)
2.00 0.00 2.00 2.00 0.00 2000.00
A A
A-B 1.50 0.00 0.00 A-B 1.50 0.00 0.00
1.50 3.50 0.15 3.35 1.50 3.50 0.28 3221.25
B B
B-C 0.00 0.50 0.17 B-C 0.00 0.50 0.17
1.67 3.50 0.16 3.34 1.67 3.50 0.31 3190.28
C C
C-D 1.02 0.00 0.00 C-D 1.02 0.00 0.00
2.69 2.48 0.26 2.22 2.69 2.50 0.50 2000.74
D D
D-E 0.00 2.80 0.93 D-E 0.00 1.80 0.60
3.62 2.48 0.35 2.13 3.29 2.50 0.61 1889.24
E E
E-F 1.00 0.00 0.00 E-F 1.00 0.00 0.00
4.62 3.48 0.45 3.03 4.29 3.50 0.80 2703.41
F F
F-G 0.00 0.50 0.17 F-G 0.00 0.50 0.17
4.79 3.48 0.46 3.02 4.45 3.50 0.83 2672.44
G G
G-H 1.00 0.00 0.00 G-H 1.00 0.00 0.00
5.79 2.48 0.56 1.92 5.45 2.50 1.01 1486.60
H H
H-I 0.00 3.00 1.00 H-I 0.00 2.00 0.67
6.79 2.48 0.66 1.82 6.12 2.50 1.14 1362.72
I I
I-J 1.00 0.00 0.00 I-J 1.00 0.00 0.00
7.79 3.48 0.75 2.73 7.12 3.50 1.32 2176.89
J J
J-K 0.00 0.50 0.17 J-K 0.00 0.50 0.17
7.95 3.48 0.77 2.71 7.29 3.50 1.35 2145.92
K K
K-L 1.00 0.00 0.00 K-L 1.00 0.00 0.00
8.95 2.48 0.87 1.61 8.29 2.50 1.54 960.09
L L
L-M 0.00 3.00 1.00 L-M 0.00 2.00 0.67
9.95 2.48 0.96 1.52 8.95 2.50 1.66 836.20
M M
M-N 1.00 0.00 0.00 M-N 1.00 0.00 0.00
10.95 3.48 1.06 2.42 9.95 3.50 1.85 1650.37
N N
N-O 0.00 1.00 0.33 N-O 0.00 1.00 0.33

O 11.29 3.48 1.09 2.39 O 10.29 3.50 1.91 1588.42


O-P 1.00 0.00 0.00 O-P 1.00 0.00 0.00
P 12.29 2.48 1.19 1.29 P 11.29 4.50 2.10 2402.59
P-Q 0.00 7.51 2.50 P-Q 0.00 7.34 2.45
Q 14.79 2.48 1.43 1.05 Q 13.73 4.50 2.55 1947.93
Q-R 1.00 0.00 0.00 Q-R 1.02 0.00 0.00
R 15.79 3.48 1.53 1.95 R 14.75 5.50 2.74 2758.38
R-S 0.00 0.50 0.17 R-S 0.00 0.50 0.17
S 15.96 3.48 1.54 1.94 S 14.92 5.50 2.77 2727.41
S-T 1.00 0.00 0.00 S-T 2.30 0.00 0.00
T 16.96 2.48 1.64 0.84 T 17.22 3.20 3.20 0.00
T-U 0.00 3.88 1.29 Catatan :
U 18.25 2.48 1.77 0.71 Untuk menentukan tekanan air, panjang jalur rembesan diambil sampai elevasi
U-V 1.00 0.00 0.00 ambang hilir kolam olak

V 19.25 3.48 1.86 1.62 Panjang jalur rembesan sampai ke titik ini adalah Lw = 17,22 m
V-W 0.00 0.50 0.17 Perbedaan elevasi mercu dengan hilir kolam olak Hw = 31,60 - 28,40 = 3,2 m
W 19.42 3.48 1.88 1.60 Angka rembesan menurut Lane adalah : Cw = Lw
W-X 1.00 0.00 0.00 Hw
X 20.42 2.48 1.98 0.50 = 17.22
X-Y 0.00 3.70 1.23 3.20
Y 21.65 2.48 2.09 0.39 = 5.38
Y-Z 1.02 0.00 0.00
Z 22.67 3.50 2.19 1.31 Material di sekitar daerah bendung berupa kerikil halus dengan angka Lane,
Z-1 0.00 0.50 0.17 C = 4 < Cw = 5,30. Jadi, bendung aman terhadap rembesan
1 22.84 3.50 2.21 1.29
1-2 3.00 0.00 0.00
2 25.84 2.50 2.50 0.00

Catatan :
Untuk menentukan tekanan air, panjang jalur rembesan diambil sampai elevasi
ambang hilir kolam olak

Panjang jalur rembesan sampai ke titik ini adalah Lw = 25,84 m


Perbedaan elevasi mercu dengan hilir kolam olak Hw = 32,42 - 29,92 = 2,5 m
Angka rembesan menurut Lane adalah : Cw = Lw
Hw
= 25.84
2.50
= 10.33

Material di sekitar daerah bendung berupa kerikil halus dengan angka Lane,

C = 4 < Cw = 9,49. Jadi, bendung aman terhadap rembesan


L48 - K47 Mercu Bendung
L57 - Q115
Tabel 2.3 Perhitungan Rembesan dan Gaya Angkat Pada Kondisi Banjir Tabel 2.3 Perhitungan Rembesan dan Gaya Angkat Pada Kondisi Banjir

Panjang Rembesan H ∆H = (Lw/Cw) P = (H-∆H) Panjang Rembesan H ∆H = (Lw/Cw) P = (H-∆H)


TitikGaris Lane TitikGaris Lane
LV LH ⅓LH Lw (m) (m) (t/m2) LV LH ⅓LH Lw (m) (m) (t/m2)
2.82 0.00 2.82 2.00 0.00 2000.00
A A
A-B 1.50 0.00 0.00 A-B 1.50 0.00 0.00
1.50 4.32 0.11 4.21 1.50 3.50 0.11 3389.69
B B
B-C 0.00 0.50 0.17 B-C 0.00 0.50 0.17
1.67 4.32 0.12 4.19 1.67 3.50 0.12 3377.44
C C
C-D 1.02 0.00 0.00 C-D 1.02 0.00 0.00
2.69 3.30 0.20 3.10 2.69 2.50 0.20 2302.43
D D
D-E 0.00 2.80 0.93 D-E 0.00 1.80 0.60
3.62 3.30 0.27 3.03 3.29 2.50 0.24 2258.30
E E
E-F 1.00 0.00 0.00 E-F 1.00 0.00 0.00
4.62 4.30 0.34 3.96 4.29 3.50 0.32 3184.76
F F
F-G 0.00 0.50 0.17 F-G 0.00 0.50 0.17
4.79 4.30 0.35 3.94 4.45 3.50 0.33 3172.51
G G
G-H 1.00 0.00 0.00 G-H 1.00 0.00 0.00
5.79 3.30 0.43 2.87 5.45 2.50 0.40 2098.97
H H
H-I 0.00 3.00 1.00 H-I 0.00 2.00 0.67
6.79 3.30 0.50 2.80 6.12 2.50 0.45 2049.94
I I
I-J 1.00 0.00 0.00 I-J 1.00 0.00 0.00
7.79 4.30 0.57 3.72 7.12 3.50 0.52 2976.40
J J
J-K 0.00 0.50 0.17 J-K 0.00 0.50 0.17
7.95 4.30 0.58 3.71 7.29 3.50 0.54 2964.15
K K
K-L 1.00 0.00 0.00 K-L 1.00 0.00 0.00
8.95 3.30 0.66 2.64 8.29 2.50 0.61 1890.61
L L
L-M 0.00 3.00 1.00 L-M 0.00 2.00 0.67
9.95 3.30 0.73 2.56 8.95 2.50 0.66 1841.58
M M
M-N 1.00 0.00 0.00 M-N 1.00 0.00 0.00
10.95 4.30 0.81 3.49 9.95 3.50 0.73 2768.04
N N
N-O 0.00 1.00 0.33 N-O 0.00 1.00 0.33

O 11.29 4.30 0.83 3.47 O 10.29 3.50 0.76 2743.53


O-P 1.00 0.00 0.00 O-P 1.00 0.00 0.00
P 12.29 3.30 0.90 2.39 P 11.29 4.50 0.83 3669.99
P-Q 0.00 7.51 2.50 P-Q 0.00 7.34 2.45
Q 14.79 3.30 1.09 2.21 Q 13.73 4.50 1.01 3490.07
Q-R 1.00 0.00 0.00 Q-R 1.02 0.00 0.00
R 15.79 4.30 1.16 3.13 R 14.75 5.50 1.08 4415.06
R-S 0.00 0.50 0.17 R-S 0.00 0.50 0.17
S 15.96 4.30 1.17 3.12 S 14.92 5.50 1.10 4402.80
S-T 1.00 0.00 0.00 S-T 2.30 0.00 0.00
T 16.96 3.30 1.25 2.05 T 17.22 3.20 1.27 1933.66
T-U 0.00 3.88 1.29 Catatan :
U 18.25 3.30 1.34 1.95 Selama terjadi banjir muka air di hulu pelimpah adalah +32,42 m dan di hilir bendung +30,52 m

U-V 1.00 0.00 0.00 Sehingga Hw = 32,42 - 30,52 = 1,9 m

V 19.25 4.30 1.42 2.88 Panjang jalur rembesan sampai ke titik ini adalah Lw = 17,22

V-W 0.00 0.50 0.17


W 19.42 4.30 1.43 2.87 Angka rembesan menurut Lane adalCw = Lw

W-X 1.00 0.00 0.00 Hw

X 20.42 3.30 1.50 1.79 = 17.22

X-Y 0.00 3.70 1.23 1.9

Y 21.65 3.30 1.59 1.70 = 9.06

Y-Z 1.02 0.00 0.00


Z 22.67 4.32 1.67 2.65 Material di sekitar daerah bendung berupa kerikil halus dengan angka Lane, C = 4 < Cw = 9,04

Z-1 0.00 0.50 0.17 jadi, bendung aman terhadap rembesan

1 22.84 4.32 1.68 2.64


1-2 3.00 0.00 0.00
2 25.84 3.32 1.90 1.42

Catatan :
Selama terjadi banjir muka air di hulu pelimpah adalah +32,42 m dan di hilir bendung +30,52 m
Sehingga Hw = 32,42 - 30,52 = 1,9 m
Panjang jalur rembesan sampai ke titik ini adalah Lw = 25,42

Angka rembesan menurut Lane adalCw = Lw


Hw
= 25.84
1.9
= 13.60

Material di sekitar daerah bendung berupa kerikil halus dengan angka Lane, C = 4 < Cw = 13,60
jadi, bendung aman terhadap rembesan
J188 - L49 Mercu Bendung
Analisa Stabilitas

1. Kondisi Air Normal


a. Perhitungan Gaya - Gaya yang Bekerja
1) Berat Sendiri Konstruksi Bendung
Untuk mempermudah perhitungan, mercu bendung dianggap berbentuk trapesium dengan
asumsi perbedaan berat yang mungkin ditimbulkan dianggap sangat kecil. Penampang
bendung dianalisis selebar 1 m dengan γbeton = 2400 kg/m3 dan titik tangkap konstruksi
pada titik m

N T
O

P Q

Tabel 2.3 Gaya dan Momen Akibat Berat Sendiri


gaya Lengan Momen Terhadap Titik Q
No Parameter Perhitungan Gaya
( kg ) (m) ( kg.m )
1 G1 1/2 x 2 x 0,66 x 2400 1584.000 4.200 6652.800
2 G2 2 x 0,66 x 2400 3168.000 3.740 11848.320
3 G3 1/2 x 2 x 2 x 2400 4800.000 2.833 13600.000
4 G4 1,5 x 1,0 x 2400 3600.000 4.140 14904.000
5 G5 2,5 x 2,14 x 2400 12840.000 2.570 32998.800
6 G6 1/2 x 1,5 x 1,5 x 2400 2700.000 1.000 2700.000
7 G7 1 x 1,5 x 2400 3600.000 0.750 2700.000
Total 32292.000 19.233 85403.920

2) Beban Seismik ( Gempa )


Gaya Gempa dihitung sebagai gaya horizontal ke arah hilir bendung dengan, koefisien
gempa dihitung sebagai berikut :
a
E= d
g
( )
m
ad = n ac . z
Diasumsikan bendung terletak pada jalur gempa wilayah sulawesi tengah ( z 2.11 )
tanah dan pondasi termasuk jenis alluvial ( n = 1,56 ) dan m = 0.89 dan nilai dasar
percepatan gempa (ac) untuk periode 100 tahun adalah 160 cm/det2 dan percepatan
gravitasi (g) = 981 cm/det2

ad = 1.56 ( 160 x 2.11 ) 0.89 = 277.589

277.589
E = = 0.282966
981
M

N T
O

P Q

Tabel 2.4 Gaya dan Momen Akibat Beban Gempa


gaya 0.28 .F Lengan Momen Terhadap Titik Q
No Parameter
( kg ) ( kg ) (m) ( kg.m )
1 F1 1584.000 448.218 3.167 1419.356
2 F2 3168.000 896.435 3.500 3137.523
3 F3 4800.000 1358.235 3.167 4301.078
4 F4 3600.000 1018.676 1.750 1782.684
5 F5 12840.000 3633.279 1.250 4541.599
6 F6 2700.000 764.007 1.500 1146.011
7 F7 3600.000 1018.676 0.500 509.338
Total 32292.000 9137.528 14.833 16837.590

3) Tekanan Hidrostatis
Untuk menentukan besarnya gaya hidrostatis pada kondisi normal, maka tinggi muka air
di hulu bendung dianggap setinggi mercu.

W1

W2

Tabel 2.5 Gaya dan Momen Akibat Tekanan Hidrostatis


gaya Lengan Momen Terhadap Titik Q
No Parameter Perhitungan Gaya
( kg ) (m) ( kg.m )
1 W1 1/2 x 2 x 0,66 x 1000 660.000 4.420 2917.200
2 W2 1/2 x 2 x 2 x 1000 2000.000 3.167 6333.333
Total 2660 7.587 9250.533
4) Tekanan Lumpur
Untuk menentukan besarnya tekanan lumpur, elevasi lumpur di hulu bendung dianggap
setinggi mercu dengan data sebagai berikut :

γsat = 1.55 t/m3 ≈ 1550 kg/m3


γw = 1000 kg/m3
γ' = γsat - γw = 1550 - 1000 = 550 kg/m3
Φ = 20 °
1 - sin Φ 1 - sin 20
Ka = = = 0.490
1 + sin Φ 1 + sin 20

S1

S2

Tabel 2.6 Gaya dan Momen Akibat Tekanan Lumpur


gaya Lengan Momen Terhadap Titik m
No Parameter Perhitungan Gaya
( kg ) (m) ( kg.m )
1 S1 1/2 x 2 x 0,66 x 550 363.000 4.420 1604.460
2 S2 1/2 x 2 x 2 x 550 1100.000 3.167 3483.333
Total 1463 7.587 368.8666666667

5) Tekanan Tanah Lateral


Pada perhitungan ini, tekanan tanah lateral hanya diperhitungan pada bagian hulu dan hilir
bendung. Tekanan lateral pada bagian bawah bendung di abaikan. Demikian pula tekanan
tanah lateral akibat beban tambahan di atasnya diabaikan dan di asumsikan telah diberikan
gaya reaksi oleh tekanan Up lift.
Tanah pada pondasi bendung mempunya sudut geser = 20 ° dan γ sat = 1.55 t/m3

γ' = γsat - γw = 1550 - 1000 = 550 kg/m3

Ka = tan2 ( 45 -
Φ
2 ) = tan2 ( 45 -
20
2 ) = 0.446

Kp = tan2 ( 45 +
Φ
2 ) = tan2 ( 45 +
20
2 ) = 2.24

C = 0 kg/m2
Pa

Pp

Tabel 2.7 Gaya dan Momen Akibat Tekanan Tanah Lateral


gaya Lengan Momen Terhadap Titik Q
No Parameter Perhitungan Gaya
( kg ) (m) ( kg.m )
1 Pa 1/2 x 0,446 x 12 x 550 122.650 1.333 163.533
3 Pp 1/2 x 2,24 x 1 x 550
2
616.000 0.333 205.333
Total 738.650 1.667 368.867

6) Tekanan Up Lift
Pondasi bendung terletak pada tanah alluvial dengan nilai kohesi ( C ) = 0 dan
koefisien kelulusan air berorde 10 cm/det ( Good Drainage ), sehingga gaya up lift
-3

diperhitungan bekerja hanya 70 %


i. Tekanan Up Lift Horizontal

960,09
M
0
836,20 T
1650,37 N O
1588,42
P Q 1947,93

Tabel 2.8 Gaya dan Momen Akibat Gaya Up Lift Horizontal


gaya Lengan Momen Terhadap Titik Q
No Parameter Perhitungan Gaya
( kg ) (m) ( kg.m )
1 m-n 836,20 x 1 836.200 1.500 1254.300
2 m - n' 1/2 x (960,09 - 836,20 ) x 1 61.945 1.667 103.242
3 o-p 1588,42 x 1,00 1588.420 0.500 794.210
4 o - p' 1/2 x ( 1650,37 - 1588,42 ) x 1 30.975 0.667 20.650
5 q-t 1/2 x 1947,93 x 1,3 1266.155 0.433 548.667
Total 3783.695 2721.069
70% . Total 2648.586 1904.748
ii. Tekanan Up Lift Vertikal

N O

P Q
1588,42
1650,37

1947,93
2402,59

Tabel 2.9 Gaya dan Momen Akibat Gaya Up Lift Vertikal


gaya Lengan Momen Terhadap Titik m
No Parameter Perhitungan Gaya
( kg ) (m) ( kg.m )
1 n-o 1588,42 x 1 1588.420 4.140 6576.059
2 n - o' 1/2 x ( 1650,37 - 1588,42 ) x 1 30.975 4.307 133.399
3 p-q 1947,93 x (2,14 + 1,5) 7090.465 1.820 12904.647
4 p - q' 1/2 x ( 2402,59 - 1947,93 ) x (2,14 + 1,5) 827.481 2.427 2008.021
Total 9537.341 21622.126
70% . Total 6676.139 15135.488

b. Pemeriksaan Stabilitas.
1) Stabilitas terhadap Overturning (guling )
i. Kondisi nonseismik
- Momen Tahanan
* Berat sendiri konstruksi = 85403.920 kg.m
* Gaya Hidrostatis = 2917.200 kg.m
* Tekanan Lumpur = 1604.460 kg.m
Tekanan Momen Tahanan = 89925.580 kg.m
- Momen Guling
* gaya Hidrostatis = 6333.333 kg.m
* Tekanan Lumpur = 3483.333 kg.m
* Tekanan Up Lift H. = 1904.748 kg.m
* Tekanan Up Lift V. = 15135.488 kg.m
Total Momen Guling = 26856.903 kg.m

Faktor Keamanan = MT 89925.580


=
MG 26856.903
= 3.348 > 1.5 ….. ( OK )

ii. Kondisi Seismik


- Momen Tahanan
* Momen Nonseismik = 89925.580 kg.m
* Tekanan Tanah Lateral = 368.867 kg.m
Total Momen Tahanan = 90294.447 kg.m

- Momen Guling
* Momen Nonseismik = 26856.903 kg.m
* Gaya Gempa = 16837.590 kg.m
Total Momen Guling 43694.492 kg.m
Faktor Keamanan = MT 90294.447
=
MG 43694.492
= 2.066 > 1.1 ….. ( OK )

2) Stabilitas terhadap Sliding ( Geser )


i. Kondisi nonseismik
- Gaya Vertikal
* Berat Sendiri Konstruksi = 32292.00 kg
* Gaya Hidrostatis = 660.00 kg
* Tekanan Lumpur = 363.00 kg
* Tekanan Up lift Vertikal = -6676.14 kg
ƩV = 26638.861 kg

- Gaya Horizontal
* Gaya Hidrostatis = 2000.0 kg
* Tekanan Lumpur = 1100.0 kg
* Tekanan Up Lift Horizontal = 2648.586 kg
ƩH = 5748.586 kg

Ʃv.tanФ + c . A = 46865,359 . Tan (20)


Faktor Keamanan =
ƩH 5748.586

= 1.687 > 1,1 …OK


ii. Kondisi seismik
- Gaya Vertikal = 26638.861 kg
- Gaya Horizontal
* Gaya Nonseismik = 5748.586 kg
* Tekanan Tanah Lateral = -616.0 kg
* Gaya Gempa = 32292.0 kg
ƩH = 37424.586 kg

Ʃv.tanФ + c . A = 46865,359 . Tan (20)


Faktor Keamanan =
ƩH 37424.586
= 0.259 > 1,1 TIDAK AMAN!

3) Daya Dukung Tanah


e1

e2

1
2 B

S min
S max
a. Kondisi nonseismik
- Letak resultan
e<ē = 1/2 B -a < 1/6 B
M
= 1/2 B - < 1/6 B
V
89925.580 - 26856.903
= 1/2 4.64 - < 1/6 . 4,64
26638.861
= 0.048 < 0.773 … OKE !!!
- Daya Dukung
* Tegangan ijin tanah
Data - data bendung sebagai berikut :
c = 0 kg/cm2
ɣ = 1.55 t/m3
D = 2.0 m
B = 6.40 m
Ф = 20o dari grafik terzaghi diperoleh : Nc = 17,69 ; Nq = 7,44 ; Nɣ = 3,64

qu = c . Nc + ɣ. D . Nq + 1/2 . Ɣ . B . Nɣ
= 0. 17.69 + 1.55 2.0 7.44 + 1/2 1.55 6.40 3.64
= 41.1 t/m 2

σ = qu diambil Fs = 2,5
fs
σ = 41.1 = 16.447 t/m2
2.5

* Tegangan yang terjadi


σ = ƩV 1 ± 6e
A B
= 26638.861 1 ± 6 0.048
6.40 .1 6.40

σmin = 26638.861 1 + 0.285264 = 4347.847 Kg/m2


6.4 6.40
= 4.348 t/m2 < 16.447 t/m2

σmaks = 26638.861 1 - 0.285264 = 3976.797 Kg/m2


6.4 6.40
= 3.977 t/m2 < 16.447 t/m2

b. Kondisi Seismik
- Letak Resultan
e < ē = 1/2 B - a < 1/6 B
= 1/2 B - M
< 1/6 B
V
90294.447 - 43694.492
= 1/2 . 6,40 - < 1/6 6.40
26638.861
= 1.4506776697 < 1.07 … OKE !!!
4) Erosi bawah tanah ( piping)
Stabilitas terhadap erosi bawah tanah dapat dihitung dengan data - data sebagai berikut :
s = 2.0 m
1
h = 4889 kg/m2 x
1000 kg/m3
= 4.889 m
hs = tekanan air pada titik n = 4.889 - 2.0 = 2.889 m
S ( 1 + a/s)
S = ≥ 2
hs
= 4 ( 1 + 6,40/4)
≥ 2
2.889
= 3.6 ≥ 2 ( Bendung aman dari bahaya piping)

2 Kondisi Air Banjir


A perhitungan gaya-gaya yang bekerja
1 Tekanan Hidrostatis

W3

W2
W4

W1

W5

Tabel 2.10 Gaya dan Momen Akibat Gaya Hidrostatis


Gaya Lengan Momen terhadap
No Parameter Perhitungan Gaya
( Kg ) (m) titik Q ( Kg.m )
1 W1 1/2 x 2 x 2 x 1000 2000.00 3.167 6333.333
2 W2 1/2 x 2 x 0,66 x 1000 660.00 4.420 2917.200
3 W3 0,48 x 0,82 x 1000 393.60 3.740 1472.064
4 W4 0,82 x 3,5 x 1000 2870.00 1.75 5022.500
5 W5 0.82 x 1.77 x 1000 1451.4 1.273 1848.116
Total ( W2 + W3 + W4 ) 3923.60 9411.764
Total ( W1 + W5 ) 3451.40 8181.449
2 a. Tekanan Up lift Horizontal

1890,61
M
1933,66
1841,58 T
2768,04 N O
2743,53
P Q 3490,07

Tabel 2.11 Gaya dan Momen Akibat Gaya Up Lift Horizontal


gaya Lengan Momen Terhadap Titik Q
No Parameter Perhitungan Gaya
( kg ) (m) ( kg.m )
1 m-n 1841,58 x 1 1841.580 1.500 2762.370
2 m - n' 1/2 x ( 1890,61 - 1841,58 ) x 1 24.515 1.667 40.858
3 o-p 2743,53 x 1 2743.530 0.500 1371.765
4 o - p' 1/2 x ( 2768,04 - 2743,53 ) x 1 12.255 0.667 8.170
5 q-t 1933,66 x 1,3 2513.758 0.650 1633.943
6 q - t' 1/2 x ( 3490,07 - 1933,66 ) x 1,3 1011.667 0.433 438.389
Total 8147.305 6255.495
70% . Total 5703.113 4378.846395
b. Tekanan Up lift Vertikal

N O

P Q
2768,04

2743,53

3490,07
3669,99

Tabel 2.12 Gaya dan Momen Akibat Gaya Up Lift Vertikal


gaya Lengan Momen Terhadap Titik m
No Parameter Perhitungan Gaya
( kg ) (m) ( kg.m )
1 n-o 2743,53 x 1 2743.530 4.140 11358.214
2 n - o' 1/2 x (2768,04 - 2743,53 ) x 1 12.255 4.307 52.778
3 p-q 3490,07 x 3,64 12703.855 1.820 23121.016
4 p - q' 1/2 x ( 3669,99 - 3490,07 ) x 3,64 327.454 2.427 794.623
Total 15787.094 35326.631
70% . Total 11050.966 24728.642

B. Pemeriksaan Stabilitas

b. Pemeriksaan Stabilitas
1) Stabilitas terhadap Overturning ( guling )
i. Kondisi nonseismik
- Momen Tahanan
* Berat Sendiri Konstruksi = 85403.920 kg.m
* Gaya Hidrostatis = 9411.764 kg.m
* Tekanan Lumpur = 1604.460 kg.m
Total Momen Tahanan = 96420.144 kg.m
- Momen Guling
* Gaya Hidrostatis = 8181.449 kg.m
* Tekanan Lumpur = 3483.333 kg.m
* Tekanan Up Lift H. = 4378.846 kg.m
* Tekanan Up Lift V. = 24728.642 kg.m
Total Momen Guling 40772.271 kg.m

Faktor MT 96420.144
= =
Keamanan MG 40772.271
= 2.365 > 1.5 ….. ( Oke )

ii. Kondisi Seismik


- Momen Tahanan
* Momen Nonseismik = 96420.144 kg.m
* Tekanan Tanah Lateral = 368.867 kg.m
Total Momen Tahanan = 96789.011 kg.m

- Momen Guling
* Momen Nonseismik = 40772.271 kg.m
* Gaya Gempa = 16837.590 kg.m
Total Momen Guling 57609.860 kg.m

Faktor MT 96789.011
= =
Keamanan MG 57609.860
= 1.680 > 1.1 ….. ( Oke )

2) Stabilitas terhadap Sliding ( Geser )


i. Kondisi nonseismik
- Gaya Vertikal
* Berat Sendiri Konstruksi = 32292.00 kg
* Gaya Hidrostatis = 3923.60 kg
* Tekanan Lumpur = 363.00 kg
* Tekanan Up lift Vertikal = -11050.97 kg
ƩV = 25527.634 kg

- Gaya Horizontal
* Gaya Hidrostatis = 3451.4 kg
* Tekanan Lumpur = 1100.0 kg
* Tekanan Up Lift Horizontal= 5703.113 kg
ƩH = 10254.513 kg

Ʃv.tanФ + c . A 25527.634 . Tan (22,5)


Faktor Keamanan = =
ƩH 10254.513
= 1.03 > 1.1 ….. (Tidak Aman)

ii. Kondisi seismik


- Gaya Vertikal = 25527.634 kg
- Gaya Horizontal kg
* Gaya Nonseismik = 10254.513 kg
* Tekanan Tanah Lateral = -616.0 kg
* Gaya Gempa = 32292.0 kg
ƩH = 41930.513 kg

Ʃv.tanФ + c . A 25527.634 . Tan (20)


Faktor Keamanan = =
ƩH 41930.513
= 0.222 > 1.1 …( Tidak aman )
3) Daya Dukung Tanah

e1

e2

1
2 B

S min
S max
a. Kondisi nonseismik
- Letak resultan
e<ē = 1/2 B -a < 1/6 B
M
= 1/2 B - < 1/6 B
V
96420.144 - 57609.860
= 1/2 4.64 - < 1/6 4.64
25527.634
= 0.800 < 0.773 … TIDAK OKE !!!

- Daya Dukung
* Tegangan ijin tanah
Data - data bendung sebagai berikut :
c = 0 kg/cm2
ɣ = 1.55 t/m3
D = 2.0 m
B = 6.40 m
Ф = 20 dari grafik terzaghi diperoleh : Nc = 17,69 ; Nq = 7,44 ; Nɣ = 3,64

qu = c . Nc + ɣ. D . Nq + 1/2 . Ɣ . B . Nɣ
= 0. 17.69 + 1.55 2.0 7.44 + 1/2 1.55 6.40 3.64
= 41.1 t/m 2

σ = qu diambil Fs = 2,5
fs
σ = 41.1 = 16.447 t/m2
2.5
* Tegangan yang terjadi
σ = ƩV 1 ± 6e
A B
= 25527.634 1 ± 6 0.800
6.40 .1 6.40

σmaks = 25527.634 1 + 4.798054 = 6979.000 Kg/m2


6.4 6.40
= 6.979 t/m2 < 16.447 t/m2

σmin = 25527.634 1 - 4.798054 = 998.386 Kg/m2


6.4 6.40
= 0.998 t/m2 < 16.447 t/m2

b. Kondisi Seismik
- Letak Resultan
e < ē = 1/2 B - a < 1/6 B
= 1/2 B - M
< 1/6 B
V
96789.011 - 57609.860
= 1/2 . 4,64 - < 1/6 4.64
25527.634
= 0.785 < 0.773 … TIDAK OKE !!!

4) Erosi bawah tanah ( piping)


Stabilitas terhadap erosi bawah tanah dapat dihitung dengan data - data sebagai berikut :
s = 2.0 m
1
h = 4889 kg/m2 x
1000 kg/m3
= 4.889 m
hs = tekanan air pada titik n = 4.889 - 2.0 = 2.889 m
S ( 1 + a/s)
S = ≥ 2
hs
= 4 ( 1 + 6,4/4)
≥ 2
2.889
= 3.6 ≥ 2 ( Bendung aman dari bahaya piping)

Kondisi Air Normal


>> Stabilitas terhadap Overturning ( guling )
a. Kondisi Nonseismik
3.348 > 1.5 … ( Aman )
b. Kondisi Seismik
2.066 > 1.1 … ( Aman )
>> Stabilitas terhadap Sliding ( Geser )
a. Kondisi Nonseismik
1.687 > 1.1 … ( Aman )
b. Kondisi Seismik
0.259 > 1.1 … ( Tidak Aman )
>> Stabilitas Daya Dukung Tanah
a. Kondisi Nonseismik
* Letak resultan
0.048 < 0.773 ….( Aman )
* Daya Dukung Tanah
3.977 t/m2 < 16.45 t/m2 ….( Aman )
b. Kondisi Seismik
* Letak resultan
1.451 < 0.773 … ( Tidak Aman )
>> Erosi Bawah Tanah ( Piping )
12.60 ≥ 2 …..( Bendung Aman dari Bahaya Piping )
Kondisi Air Banjir
>> Stabilitas terhadap Overturning ( guling )
a. Kondisi Nonseismik
2.365 > 1.5 … ( Aman )
b. Kondisi Seismik
1.680 > 1.1 … ( Aman )
>> Stabilitas terhadap Sliding ( Geser )
a. Kondisi Nonseismik
1.031 > 1.1 … ( Tidak Aman )
b. Kondisi Seismik
0.222 > 1.1 … ( Tidak Aman )
>> Stabilitas Daya Dukung Tanah
a. Kondisi Nonseismik
* Letak resultan
0.800 < 0.773 ….( Tidak Aman )
* Daya Dukung Tanah
6.979 t/m2 < 16.447 t/m2 ….( Aman )
b. Kondisi Seismik
* Letak resultan
0.785 < 0.773 ….( Tidak aman )
>> Erosi Bawah Tanah ( Piping )
3.600 ≥ 2 …..( Bendung Aman dari Bahaya Piping )

Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa Perencanaan Bendung belum Aman untuk kondisi Seismik dan Kondisi
Banjir. Agar Perencanaan Bendung Aman, hal - hal yang dapat dilakukan :
* Memperbesar Dimensi Pondasi Bendung
* Menambah Panjang Lantai Muka

Anda mungkin juga menyukai