Disusun Oleh :
Maurio Taffarel Alexsanro Silalahi
(NIM: 4116110002)
1. Bapak Agung Budi Broto S.T., M.T selaku Ketua Jurusan Teknik Sipil
Politeknik Negeri Jakarta
2. Bapak Djedjen Achmad, Drs., S.T., M.Si selaku Dosen Pembimbing
Kampus Praktik Kerja Lapangan yang telah memberikan bimbingan
3. Bapak Dedy Yusrianto, selaku dosen pembimbing industri pada proyek
pembangunan Jalan Tol Bogor – Ciawi - Sukabumi
4. Bapak Agus Pranoto selaku Pimpinan Proyek yang telah memberi kami
kesempatan untuk menimba ilmu di Proyek pembangunan Jalan Tol BOCIMI
seksi 2.
5. Orangtua dan keluarga kami yang telah memberikan doa dan dukungannya
baik secara moril maupun materil
6. Seluruh karyawan PT. Eskapindo Matra yang bekerja di dalam proyek
pembangunan Jalan Tol Bogor – Ciawi - Sukabumi
7. Serta semua pihak yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung
dalam penyusunan laporan Praktik Kerja Lapangan ini
Akhir kata dengan segala kerendahan hati penulis menyadari bahwa dalam
penyusunan laporan ini masih banyak terdapat kekurangan yang harus diperbaiki.
Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi
kesempurnaan laporan ini, penulis juga berharap semoga laporan ini dapat berguna
bagi penulis pada khususnya dan pada pembaca pada umumnya.
Atas perhatian dan kesempatannya, penulis mengucapkan rasa terima kasih.
Contents
LEMBAR PENGESAHAN .......................................................................................... 2
BAB I .......................................................................................................................... 10
BAB II ......................................................................................................................... 15
BAB IV ....................................................................................................................... 50
BAB V......................................................................................................................... 65
LAMPIRAN ................................................................................................................ 66
DAFTAR GAMBAR
BAB V PENUTUP
Bab ini berisi kesimpulan dan saran yang dapat diambil dari tujuan praktik kerja
lapangan dan uraian laporan kerja serta kegiatan dan studi kasus dari pekerjaan yang
diamati
LAMPIRAN
Lampiran berisi tentang data-data kelengkapan dalam penyusunan laporan praktik
kerja lapangan.
BAB II
PENGENALAN PERUSAHAAN
Manajemen
PT ESKAPINDO MATRA
CAD Operator :
CAD Operator 1 :Yuswandi
CAD Operator 2 : Muhammad Agung Rizki
CAD Operator 3 : Tobe name
Architect/landscape/Building Engineer Highway Engineer Structure Engineer Drainage/Hydrology Engineer Geotechnical/Soil & Material Pavement Eng. Geodetic Engineer Utility/Mechanical Electrical Engineer
Tobe name Bahodi Prayoga Dedy Yusrianto Adolf Situmorang Erfan Wisnu Wardana Tobe name
Architect / Building/ Landscape inspector Structure & Drainage Inspector : Plan Inspector : Quantity Surveyor : Geodetic Surveyor : Utility/Mechanical Electrical Inspector
Tobe name Structure & Drainage Inspector 1 : Martinus Sumarno Plan Inspector 1 : - Quantity Surveyor 1 : Tobe name Geodetic Surveyor 1 : Andre Hermawan Tobe name
Structure & Drainage Inspector 2 : Andhi Yunarko Plan Inspector 2 : - Quantity Surveyor 2 : Tobe name Geodetic Surveyor 2 : Mulyana Permana
Str ucture & Drainage Inspector 3 : Tobe name Lab. Technician : Quantity Surveyor 3 : Tobe name Geodetic Surveyor 3 : Tobe name
Earthwork and Pavement Inspector : Lab. Technician 1 : Muhtarom
Earthwork and Pavement Inspector 1 : Eric Harijanto Lab. Technician 2 : Miranti
Earthwork and Pavement Inspector 2 : Abdul Hakim Lab. Technician 3 : Tobe name
Earthwork and Pavement Inspector 3 : Tobe name
2.3 Pelaksanaan Disiplin Kerja
PT. Eskapindo Matra melakukan beberapa tata tertib perusahaan demi
terciptanya disiplin kerja yang baik. Tata tertib perusahaan yang diberlakukan antara
lain:
2.3.1 Seragam Dinas
Perusahaan memberikan pakaian seragam dinas, dengan spesifikasi bahan,
warna, model dan atribut yang akan ditetapkan oleh Direksi dalam peraturan
tersendiri.
Prosedur pemberian dan penggunaan kelengkapan seragam dinas disesuakan
dengan Jabatan dan / atau pekerjaannya.
Perusahaan memberikan ongkos jahit seragam dinas kepada Karyawan.
2.3.2 Jam Kerja
Jam kerja hari Senin s/d Jum’at (kecuali jam kerja dilapangan, masuk setiap
hari).
Masuk kerja : Pukul 08.00 WIB
Pulang kerja : Pukul 17.00 WIB
Istirahat : Pukul 12.00 – 13.00 WIB.
2.3.3 Kerja Lembur
1. Kerja lembur adalah pekerjaan yang dilakukan diluar jam kerja dan / atau
diluar hari kerja, karena bersifat mendesak untuk diselesaikan dan
dilaksanakan atas perintah Pejabat berwenang.
2. Dalam hal Karyawan bertugas pada Hari Libur Resmi dan / atau Hari
Istirahat Mingguan, maka ditetapkan sebagai Kerja Lembur pada Hari Libur
Resmi dan / atau Hari Istirahat Mingguan.
3. Guna memberikan waktu istirahat yang cukup untuk memulihkan / menjaga
stamina / kondisi fisik setiap Karyawan, pelaksanaan Kerja Lembur untuk
setiap Karyawan dibatasi maksimum 3 (tiga) jam dalam sehari, dan 14
(empat belas) jam dalam 1 (satu) Minggu.
4. Dalam hal pekerjaan tertentu yang bersifat operasional dan / atau yang
mendesak untuk diselesaikan, maka pelaksanaan Kerja Lembur dapat
dilakukan melebihi 3 (tiga) jam dalam sehari tetapi tidak lebih dari selama
14 (empat belas) jam dalam seminggu.
5. Karyawan yang bekerja berdasarkan Rotasi Shift, yang rotasi kerjanya
bertepatan pada hari Sabtu dan / atau Minggu tidak termasuk Kerja Lembur,
kecuali hari Sabtu dan / atau hari Minggu tersebut bertepatan sebagai Hari
Libur Resmi.
6. Bagi Karyawan yang melaksanakan tugas atau Kerja Lembur berhak atas
Upah Lembur.
7. Pejabat Perusahaan yang telah memperoleh Tunjangan Jabatan tidak berhak
atas Upah Lembur.
8. Pejabat Perusahaan wajib mendampingi, dan / atau setidak-tidaknya
memantau Karyawan dibawahnya yang melaksanakan Kerja Lembur.
Perusahaan akan memberikan insentif kepada Pejabat Perusahaan yang mendampingi
Karyawan lembur dengan besaran sesai ketentuan yang ditetapkan Direksi.
2.3.4 Tidak Masuk Kerja Diluar Hak Cuti
1. Karyawan tidak dibenarkan dan tidak berhak untuk tidak masuk kerja diluar
Hak Cuti.
2. Karyawan yang bermaksud tidak masuk kerja diluar Hak Cuti, harus terlebih
dahulu mendapat ijin tertulis dari atasan langsung, serendah-rendahnya
setingkat Manajer.
3. Karyawan yang tidak masuk kerja berdasarkan ijin akan dikurangi Hak Cuti
Tahunannya sesuai dengan jumlah hari Ijin yang telah diberikan, bilamana
Karyawan telah mengambil terlebih dahulu Hak Cuti Tahunannya, maka
akan dikurangi Hak Cuti Tahunan pada Tahun berikutnya.
2.3.5 Hak Cuti Tahunan
1. Setiap karyawan yang telah bekerja selama 14 (empat belas) bulan berturut-
turut, berhak atas cuti tahunan maksimak selama 14 (empat belas) hari kerja.
2. Cuti Bersama yang ditetapkan Pemerintah akan mengurangi ha katas Cuti
Tahunan.
3. Hak atas Cuti Tahunan dapat dikurangi.
2.3.6 Hak Cuti Sakit
1. Karyawan yang sakit menderita sakit berhak mendapatkan Cuti Sakit,
dengan ketentuan dibuktikan dengan surat keterangan dokter yang sah.
2. Jangka waktu Cuti Sakit diberikan untuk waktu paling lama 1 tahun
3. Karyawan wanita yang mengalami sakit karena mendapat haid, maka
Karyawan wanita dimaksud tidak diwajibkan bekerja pada hari pertama dan
kedua waktu haid, dengan ketentuan harus menunjukkan dan melampirkan
surat keterangan dokter yang merawat.
4. Karyawan yang terkena rotasi kerja shift, jika berhalangan hadir dikaenakan
sakit wajib memberitahukan kepada atasan langsung pada unit kerjanya,
paling lambat 1 jam sebelum jadwal kerja shift.
2.3.7 Hak Cuti Bersalin
1. Karyawan wanita yang akan melahirkan anak, berhak atas Cuti Bersalin
selama 3 bulan.
2. Karyawan yang melaksanakan Cuti Bersalin tetap berhak atas cuti tahunan.
3. Karyawan yang telah melahirkan anak dalam proses pemberian ASI
diberikan kesempatan meninggalkan tugas maksimal 1 jam untuk keperluan
menyusui anak sampai dengan usia anak 1 tahun
2.3.8 Hak Cuti Bersama
1. Perusahaan memberikan Cuti Bersama kepada Karyawan, sejumlah hari
kerja yang ditetapkan sebagai Cuti Bersama oleh Pemerintah.
2. Pelaksaan Cuti Bersama merupakan bagian dari Cuti Tahanan Karyawan,
dalam hal Karyawan sudah mengambil terlebih dahulu Hak Cuti
Tahunannya, maka Cuti Bersama yang masih belum diperhitungkan, akan
mengurangi Hak Cuti Tahunan Karyawan bersangkutan pada Tuhan
berikutnya.
2.3.9 Kewajiban dan Larangan
1. Setiap Karyawan wajib :
a. Mentaati dan mematuhi segala ketentuan yang ditetapkan baik oleh
Perusahaan maupun yang berlaku secara umum sesuai peraturan Hukum
yang berlaku.
b. Mengutamakan kepentingan Perusahaan diatas kepentingan pribadi atau
golongan.
c. Menyimpan rahasia Perusahaan dan / atau rahasia jabatan dengan sebaik-
baiknya demi kepentingan Perusahaan.
d. Melaksanakan tugas pekerjaan dan tugas-tugas lain yang berkaitan
dengan kegiatan Perusahaan dengan sebaik-baiknya.
e. Mematuhi perintah dan petunjuk yang layak dari Pejabat Perusahaan yang
berwenang dan / atau atasan yang berwenang.
f. Memelihara dan meningkatkan keutuhan, kekompakan persatuan dan
kesatuan Karyawan.
g. Mentaati ketentuan jam kerja dan memanfaatkan seluruh jam kerja secara
efektif dan produktif serta mengisi daftar hadir yang telah ditentukan pada
waktu masuk / keluar Perusahaan.
h. Bertindak dan bersikap tegas, adil dan bijak terhadap bawahannya.
i. Memberi dorongan untuk meningkatkan prestasi kerja dan
pengembangan karir kepada bawahannya.
j. Menjaga serta memelihara harta milik Perusahaan dan juga peralatan
kerja yang disediakan oleh Perusahaan.
k. Melaporkan kepada Perusahaan apabila terjadi perubahan status
menyangkut diri Karyawan maupun status keluarga.
l. Melaporkan kepada Perusahaan apabila mengetahui / melihat siapapun
membawa, memiliki, mengedarkan, menggunakan minuman keras, obat-
obatan terlarang, main judi di lingkungan Perusahaan.
m. Berpakaian rapih, sopan, memakai seragam dinas serta kartu identitas,
pengenal yang telah ditentukan dan bagi Karyawan pria tidak berambut
gondrong
2. Setiap Karyawan dilarang:
a. Menerima pekerjaan dari luar Perusahaan dengan atau tanpa bayaran
sebelum ada persetujuan tertulis dari Direksi.
b. Menerima dan mendapat keuntungan atau hadiah dan lain sebagainya dari
siapapun juga yng berurusan dengan Perusahaan.
c. Memimpin / memiliki Perusahaan baik yang sejenis ataupun tidak sejenis
dengan Perusahaan yang dapat menyebabkan kerugian bagi Perusahaan.
d. Dengan sengaja atau ceroboh merusak, merugikan atau membiarkan
dalam keadaan bahaya milik Perusahaan.
e. Membawa barang milik Perusahaan keluar lingkungan Perusahaan untuk
tujuan apapun tanpa ijin tertulis dari Pejabat yang berwenang serendah-
rendahnya manajer atau yang setingkat.
f. Merusak atau menyalahgunakan alat-alat, barang-barang, tanaman dan
lain-lain benda milik Perusahaan.
g. Meninggalkan tempat kerja selama jam kerja tanpa ijin tertulis terlebih
dahulu dari Pejabat serendah-rendahnya manajer atau yang setingkat.
h. Menolak untuk digeledah pada waktu hendak masuk / keluar lingkungan
Perusahaan oleh petugas yang ditunjuk oleh Direksi.
i. Mengisi daftar hadir Karyawan lain.
j. Membawa, memiliki, mengedarkan, menggunakan minuman keras, obat-
obatan terlarang, main judi di lingkungan Perusahaan.
k. Membuat dan menyabarkan pengumuman, pamphlet, selebaran atau
coret-coret di lingkungan Perusahaan dan di ruang kerja yang bersifat
menghasut, memfitnah, melanggar tata susila atau hal-hal lain semacam
itu.
l. Melakukan kegiatan asusila di lingkungan Perusahaan.
m. Membawa barang atau benda dalam bentuk apapun juga yang dapat
membahayakan keselamatan jiwa manusia dan / atau Perusahaan seperti
senjata api / tajam bagi yang tidak berhak, bahan peledak dan sejenisnya
ke dalam lingkungan Perusahaan.
n. Memukul, menganiaya, menghina secara kasar, mengancam dan
melakukan perbuatan sejenis lainnya kepada atasan, sesame Karyawan
dan keluarga.
o. Memberikan keterangan atau laporan palsu kepada atasannya dan / atau
Direksi.
p. Merencanakan dan melakukan tindakan pidana kejahatan seperti halnya
pencurian, penggelapan, penipuan, pemalsuan, atau memperdagangkan
barang terlarang baik di dalam maupun di luar lingkungan Perusahaan.
q. Membocorkan rahasia jabatan dan / atau rahasia Perusahaan.
r. Melakukan usaha untuk kepetingan pribadinya yang dapat mengganggu
kelancaran pelaksaan tugasnya.
Membujuk atasan atau teman sekerja untuk melakukan sesuatu yang bertentangan
dengan hokum atau kesusilaan.
JEMBATAN UNDERPASS
JEMBATAN UTAMA
MULAI A
Pekerjaan Pendahuluan
Pengangkutan tanah hasil galian
Survey dan Pengukuran
Design Gambar
Penghamparan tanah
Persiapan Lahan
Akses
Pemadatan tanah
Perataan tanah
Penggalian Tanah
lokasi pemadatan
Pengujian Tanah
Ya
A Stop Penggalian
4.2.1.3 Proses Pelaksanaan
1. Pekerjaan Pendahuluan
Design Gambar
Kontraktor membuat Shop Drawing berdasarkan DED yang sudah ada dan
disetujui oleh Owner dan Konsultan Supervisi.
Survey dan Pengukuran
Survey dilakukan antara kontraktor dan konsultan untuk menentukan titik
koordinat dan elevasi titik galian tanah, timbunan dan pemadatan tanah yang
sudah disepakati bersama oleh owner, konsultan supervisi dan kontraktor
pelaksana. Pelaksanaan di lapangan dilakukan dengan menggunakan Set Alat
Ukur Survey.
2. Persiapan Lahan
Persiapan lahan dengan membuat akses jalan menuju tempat pekerjaan Galian,
timbunan dan pemadatan tanah untuk mempermudah mobilisasi alat dan bahan.
3. Penggalian Tanah
Pekerjaan Galian tanah sesuai shop drawing dengan menggunakan bantuan alat
excavator. Sebelum melakukan pekerjaan penggalian harus mengajukan request for
work (RFI) dan check list bersama untuk penggunaan tipe excavator apa dan alat
apa saja yang dibutuhkan. Pekerjaan galian tanah dilakukan untuk mengambil dan
memindahkan tanah menuju lokasi penimbunan dan pemadatan tanah.
4. Perataan
Perataan tanah dilakukan sebelum dan setelah penghamparan tanah saat pekerjaan
galian tanah dilakukan. Perataan dilakukan dengan menggunakan alat Bulldozer.
5. Pengangkutan hasil galian tanah
Pekerjaan pengangkutan hasil galian tanah oleh excavator diangkut menggunakan
dumptruck atau ADT.
6. Penghamparan tanah
Sebelum memulai pekerjaan, kontraktor harus mengajukan request for work (RFI)
dan check list bersama untuk kebutuhan tanah yang dikerjakan untuk pemadatan
tanah serta alat apa saja yang dibutuhkan. Proses penghamparan tanah dilaksanakan
di lokasi pemadatan tanah, lalu menggunakan bulldozer untuk meratakan hasil
penghamparan tanah.
7. Pemadatan tanah
Sebelum memulai pekerjaan, kontraktor harus mengajukan request for work (RFI)
dan check list bersama mengenai kebutuhan alat untuk pemadatan tanah Pekerjaan
pemadatan tanah dilakukan setelah penghamparan tanah. Pekerjaan pemadatan
tanah dilakukan sesuai dengan profil tanah yang sudah ditentukan untuk mendapat
layer/ketebalan tanah sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan dengan
menggunakan alat vibrator roller dan sheepfoot roller dengan perhitungan 2
lintasan vibrator roller, 8 lintasan sheepfoot roller, dan 3 lintasan vibrator roller.
8. Pengujian Tanah
Proof Rolling
Dilakukan menggunakan dump truck, dump truck dijalankan dengan
kecepatan sekitar 5km/jam, kemudin diliahat apakah masih ada tanah yang
melendut atau bergoyang, apabila masih ada tanah harus dipadatkan lagi.
MULAI A
Pekerjaan Pendahuluan
Perataan
Survey dan Pengukuran
Design Gambar
Pengeboran
Persiapan Lahan
Akses
Perakitan Pembesian
Pabrikasi
Penggalian Tanah Pembesian
Pemasukan Besi Tulangan
Pengecoran
Tidak Gali
Elevasi Sesuai
Tanah
Gambar
SELESAI
Ya
Stop Penggalian
4. Perataan
Perataan tanah dilakukan untuk mempermudah proses pekerjaan mobilisasi alat dan
bahan.
5. Pengeboran
Pekerjaan pengeboran dilakukan setelah disetujuinya kedalaman pengeboran oleh
structure engineer dari konsultan supervisi. Pekerjaan pengeboran dilaksanakan
dengan menggunakan alat Bore Pile dengan mata bor diameter 1200 mm.
Pengeboran dilakukan dengan metode basah dimana air yang di dalam lubang
dibiarkan tanpa melakukan penyedotan air
6. Perakitan Pembesian
Sebelum memulai pekerjaan, kontraktor harus mengajukan request for work (RFI)
dan check list bersama mengenai besi berapa bor yang akan digunakan, diameter,
dan jarak antar besi ke besi. Proses Perakitan pembesian dilaksanakan berdekatan
dari lokasi pengeboran, tulangan didatangkan dari tempat pabrikasi sehingga di
lokasi hanya perlu perakitan sesuai dengan shop drawing yang ada.
7. Pemasukan Besi Tulangan
Sebelum dimasukkan terlebih dahulu casing dipasang pada lubang Bore Pile
setelah itu besi tulangan yang sudah dirakit dimasukkan menggunakan crane
service.
8. Pengecoran
Pengecoran menggunakan beton Ready Mix dengan spesifikasi Beton B2 slump 16
± 2 yang diangkut menggunakan truck mixer.
Sebelum pengecoran dilakukan, pipa tremi harus di setting terlebih dahulu dengan
panjang mengikuti kedalaman lubang dikurangi 50cm agar tinggi jatuh beton tidak
menyebabkan segregasi dan ketika truck mixer sampai di lokasi, dilakukan
pengujian test slump, apabila slump sudah sesuai maka pengecoran dapat
dilakukan.
Pengecoran sudah selesai apabila beton yang keluar dari lubang bor adalah beton
segar yang tidak tercampur lumpur, setelah selesai maka casing dapat diangkat.
4.2.3 Pekerjaan Pile Cap
Pile Cap merupakan suatu cara untuk mengikat pondasi (bore pile) sebelum
didirikan kolom dibagian atasnya. Fungsi dari pile cap adalah untuk menerima beban
dari kolom yang kemudian akan disebarkan ke bore pile. Lingkup pekerjaan pile cap
meliputi pengecoran lantai kerja, pembesian pile cap, pemasangan bekisting, install
besi tulangan, dan pengecoran pile cap Kontruksi Jembatan Ciseuseupan di Proyek
Pembangunan Jalan Tol Ciawi-Sukabumi Seksi II.
4.2.3.1 Material dan Peralatan
A. Peralatan
1. . Beton
Material Beton yang digunakan adalah Beton Ready Mix Kelas-C untuk Pile
Cap, dan Beton Kelas-E untuk Lean Concrete.
2. Baja Tulangan
Baja Tulangan yang digunakan adalah Baja Tulangan Ulir BJTD-40, dengan
diameter D16, D19, dan D3.
B. Material
1. Set alat pengelasan, termasuk oksigen dan LPG
2. Crane Service
3. Excavator
4. Concrete pump
5. Dump Truck
6. Truck Mixer
7. Set alat ukur Survey
MULAI A
Pekerjaan Pendahuluan
Survey dan Pengukuran Pemadatan dan
Design Gambar Perataan Tanah
Pemasangan Beton
Pabrikasi
Decking
Penggalian Tanah Pembesian
Pekerjaan Bekisting
Tidak Gali
Elevasi Sesuai
Tanah
Gambar
Pemasangan Besi
Ya
Pengecoran Pile Cap
Stop Penggalian
Penggunaan
Vibrator
SELESAI
A
MULAI
A
Pekerjaan Pendahuluan
Survey dan Pengukuran
Design Gambar Pondasi Blinding Btone
Pabrikasi Pengecoran LC
Penggalian Tanah Pembesian
Pekerjaan Bekisting
Gali
Elevasi Sesuai
Tanah Pemasangan Besi Tulangan
Gambar
Pengecoran mengunakkan
SELESAI
A
4.2.4.3 Proses Pelaksanaan
1. Pekerjaan Pendahuluan
Design Gambar
Kontraktor membuat Shop Drawing berdasarkan DED yang sudah ada dan
disetujui oleh Owner dan Konsultan Supervisi.
Survey dan Pengukuran
Survey dilakukan antara kontraktor dan konsultan untuk menentukan titik
koordinat dan elevasi utuk Box Culvert yang sudah disepakati bersama oleh
owner, konsultan supervisi dan kontraktor pelaksana. Pelaksanaan di lapangan
dilakukan dengan menggunakan Set Alat Ukur Survey.
2. Persiapan Lahan
Persiapan lahan dengan membuat akses jalan menuju tempat pekerjaan Box Culvert
untuk mempermudah mobilisasi alat dan bahan.
3. Penggalian Tanah
Pekerjaan Galian pada lokasi Box Culvert sesuai shop drawing dengan
menggunakan bantuan alat excavator. Penggalian ini dilakukan sampai pada titik
elevasi yang ditentukan.
4. Pondasi Blinding Stone
Setelah galian selesai, Blinding Stone dihamparkan sebagai pondasi Box Culvert.
5. Perataan
Perataan dilakukan untuk memampatkan Blinding Stone agar rongga dapat terisi,
perataan dilakukan dengan menggunakan Excavator.
6. Pengecoran Lean Concrete
Pengecoran Lean Concrete dilakukan setelah pembobokan selesai dengan material
Beton Ready Mix Kelas-E bertujuan untuk perataan lantai kerja sekaligus
mempermudah pekerjaan pembesian.
7. Pemasangan Beton Decking
Pemasangan Beton Decking bertujuan sebagai dudukan besi tulangan agar tidak
langsung menyentuh lantai kerja.
8. Pemasangan Besi Tulangan
Pemasangan besi tulangan Box Culvert menggunakan batang baja Tulangan Ulir
BJTD-40, dengan diameter D16, D19, dan D25. Penulangan berupa penulangan
Bottom, Middle, dan Top
9. Pemasangan Bekisting
Pemasangan Bekisting dilaksanakan bertahap dan dipasang sebelum pengecoran,
pemasangan pertama pada sisi samping luar dan dalam sebagai acuan dimensi box
culvert dan pemasangan yang kedua pada sisi top box culvert.
10. Pengecoran Box Culvert
Sebelum dilakukan pengecoran, dilakukan pembersihan tulangan box culvert dari
tanah dan debu dengan menyemprotkan angin menggunakan air compressor ke
sela-sela tulangan box culvert. Pengecoran dengan menggunakan tremi/converter
pump mulai dari dasar box culvert sampai dipadatkan menggunakan concrete
vibrator. Lakukan pengecoran sampai seluruh tulangan terselimuti dan dimensi pile
cap terpenuhi.
Pengecoran dilakukan secara bertahap tahap pertama sampai setengah tinggi box
culvert dan pengecoran kedua sampai box culvert dicor keseluruhan.
Apabila peda kondisi tertentu pengecoran tidak dapat dilakukan sekaligus, maka
terlebih dahulu permukaan pengecoran hasil sebelumnya dilapisi dengan lem
betob/perekat beton, kemudian dilakukan pengecoran tahap selanjutnya.
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
LAMPIRAN