PERKERASAN JALAN
DISUSUN OLEH :
HONAKO
NIM. 062040111976
DOSEN PEMBIMBING :
Akhmad Mirza, S.T., M.T.
NIP. 197008151996031002
KATA PENGANTAR
Penyusun
iii
HONAKO (062040111976) 5 PJJB
LAPORAN PRAKTIKUM PERKERASAN JALAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln.SrijayaNegara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email.Info@mail.polsriwijaya.ac.id
DAFTAR ISI
COVER ....................................................................................................................................... i
BAB I PENDAHULUAN
iv
HONAKO (062040111976) 5 PJJB
LAPORAN PRAKTIKUM PERKERASAN JALAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln.SrijayaNegara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email.Info@mail.polsriwijaya.ac.id
BAB V PENUTUP
v
HONAKO (062040111976) 5 PJJB
LAPORAN PRAKTIKUM PERKERASAN JALAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln.SrijayaNegara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email.Info@mail.polsriwijaya.ac.id
DAFTAR GAMBAR
vii
HONAKO (062040111976) 5 PJJB
LAPORAN PRAKTIKUM PERKERASAN JALAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln.SrijayaNegara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email.Info@mail.polsriwijaya.ac.id
ix
HONAKO (062040111976) 5 PJJB
LAPORAN PRAKTIKUM PERKERASAN JALAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln.SrijayaNegara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email.Info@mail.polsriwijaya.ac.id
BAB I
PENDAHULUAN
Aspal merupakan suatu material yang diperoleh dari hasil penyulingan minyak bumi.
Aspal berwarna hitam kecoklatan dan memiliki sifat viskoelastis sehingga akan melunak dan
mencair bila mendapat cukup pemanasan dan sebaliknya. Sifat viskoelastis inilah yang
membuat aspal dapat menyelimuti dan menahan agregat tetap pada tempatnya selama proses
produksi dan masa pelayanannya. Oleh karena itu diperlukan aspal dengan
kualitas yang bagus sehingga nantinya akan dihasilkan campuran beraspal dengan
kinerja yang baik. Karena aspal merupakan lapis perkerasan yang paling atas yang
menerima dampak langsung dari lalu lintas, maka aspal harus cukup kuat, stabil,
dan tetap di tempat meskipun ada pembebanan dari lalu lintas.
Bahan pengikat, memberikan ikatan yang kuat antara aspal dan
agregat dan antara aspal itu sendiri. Bahan pengisi, mengisi rongga antara butir-butir agregat
dan pori-pori yang ada dari agregat itu sendiri. Karena itu, untuk dapat berfungsi sebagai
bahan pengikat dan bahan pengisi, aspal haruslah mempunyai kemampuan daya tahan (tidak
cepat rapuh) terhadap cuaca, mempunyai adhesi dan kohesi yang baik dan memberikan
sifat elastis yang baik.
Dari latar belakang yang ada di atas, dapat diketahui bahwa perkerasan jalan dibuat dari
berbagai macam bahan dan jalan merupakan prasarana transportasi yang sangat berguna
sebagai penunjang ekonomi masyarakat. Maka dari itu, laporan praktikum perkerasan jalan
ini dibuat agar para pembaca mengetahui bagaimana proses pembuatan jalan pada umumnya.
1.3. Tujuan
Adapun tujuan yang digunakan dalam Laporan Praktikum Perkerasan Jalan ini
adalahsebagai berikut:
1.4. Manfaat
Adapun manfaat yang digunakan dalam Laporan Praktikum Perkerasan Jalan ini
adalahsebagai berikut:
1. Dengan pengamatan langsung di lapangan, mahasiswa mendapat wawasan dalam
menilai situasi dan kondisi di Lapangan.
2. Dengan pengamatan langsung di lapangan, mahasiswa dapat mengetahui prosedur
yangterdapat di lapangan.
3. Dengan mengadakan praktik di lapangan mahasiswa dapat merencanakan jenis
perkerasan jalan raya.
4. Mahasiswa dapat membandingkan teori-teori yang diberikan di luar belajar dengan
dilapangan.
BAB II
LANDASAN TEORI
b. Jalan Tol
Jalan tol adalah jalan umum atau tertutup di mana para penggunanya
dikenakan biaya (atau tol) untuk melintasinya sesuai tarif yang berlaku. Jalan tol
dibuat dengan menggunakan dana gabungan antara pemerintah dan investor,
tujuannya adalah menyediakan jalan bebas hambatan dan bebas kemacetan.
Jalan sebagai salah satu prasarana transportasi merupakan unsur penting dalam
pengembangan kehidupan masyarakat, dan di Indonesia pembangunan jalan-jalan
vital
di suatu wilayah diatur oleh negara sebagaimana dimaksud dalam Pembukaan Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
a. Jalan Arteri
Jalan arteri adalah jalan umum yang berfungsi melayani angkutan utama untuk
perjalanan jarak jauh, dengan kecepatan sekitar >60km/jam. Lebar badan jalannya
mencapai >8m. Kapasitas jenis jalan ini cenderung lebih besar dari volume lalu
lintas rata-rata. Jalan arteri tidak boleh terganggu oleh kegiatan lokal. Jalan arteri
dibagi menjadi 2, yaitu:
Jalan Arteri Primer
Jalan primer melayani pergerakan antar pusat kegiatan.
Jalan Arteri Sekunder
Jalan sekunder merupakan jalan yang melayani pergerakan untuk area bukan
pusat kegiatan seperti jalan di kawasan perkotaan. Jalan sekunder juga
biasanya menjadi cabang dan perpanjangan dari jalan primer yang melayani
kegiatan lain dalam sistem urban.
b. Jalan Kolektor
Jalan yang menghubungkan secara berdaya guna antara pusat kegiatan nasional
dengan pusat kegiatan lokal, antarpusat kegiatan wilayah, atau antara pusat
kegiatan wilayah dengan pusat kegiatan lokal. Jalan kolektor dibagi menjadi 2,
yaitu:
c. Jalan lokal
Jalan lokal yaitu jalan umum untuk kendaraan angkutan local. Jalan umum yang
digunakan untuk melayani kendaraan dengan perjalanan jarak dekat dan
berkecepatan >40km/jam. Lebar jalan mencapai >5m. Jalan Lingkungan – jalan
umum yang digunakan untuk melayani kendaraan dengan perjalanan jarak dekat
dan berkecepatan rendah.
b. Jalan Provinsi
Jalan yang menghubungan ibu kota provinsi dengan ibu kota kabupaten/kota,
antar ibu kota kabupaten/kota, dan jalan strategi provinsi. Kotamadya atau juga
menghubungkan antar ibukota kabupaten atau antar ibukota kabupaten dengan
Kotamadya. Setiap provinsi memiliki Jalan provinsi masing-masing dengan nama
jalan yang berbeda-beda.
d. Jalan Kota
Jalan Kota merupakan bagian dari jaringan jalan sekunder yang menghubungkan
antar pusat pelayanan dalam kota, pusat perlayanan dengan persil (perumahan
atau perkebunan), antar persil, dan antar pusat pemukiman di kota.
Jalan ini merupakan jalan yang dibuat secara Swadaya oleh individu maupun
kelompok tertentu dengan tujuan tertentu pula. Misalnya Jalan yang
menghubungkan gedung-gedung di kampus yang memiliki luas lahan cukup
besar.
5. Jenis-Jenis Jalan Berdasarkan Kelas
Berdasarkan perhitungan dimensi panjang, lebar maupun bobot yang mampu
ditanggung oleh sebuah jalan dapat dibedakan sebagai berikut:
Bobot jalan yang dimaksud merupakan bobot pada muatan sumbu terberat (MST)
dari sebuah kendaraan. Penjelasannya dapat dilihat pada gambar berikut ini:
b. Jalan raya
Jalan raya adalah jalur - jalur tanah di atas permukaan bumi yang dibuat oleh manusia
dengan bentuk, ukuran dan jenis konstruksinya sehingga dapat digunakan untuk menyalurkan
lalu lintas orang, hewan dan kendaraan yang mengangkut barang dari suatu tempat ke tempat
lainnya dengan mudah dan cepat.
c. Jalan menemgah
Jalan menengah adalah jalan umum dengan tujuan perjalanan jarak sedang dan
pengendalian akses masuk yang tidak dibatasi. Jalan ini memiliki paling sedikit dua
lajur untuk dua arah dengan lebar lajur paling sedikit adalah 7 m.
meningkatkan keselamatan lalu lintas bagi pemakai jalan. Fungsi median antara lain
sebagai daerah netral dimana pengemudi masih dapat mengontrol kendaraan pada saat
darurat, menyediakan jarak yang cukup untuk membatasi kesialuan dari kendaraan lain
yang belawanan arah, mengamankan kebebasan samping dari masing-masing arah dan
menyediakan ruang untuk kanalisasi pertemuan pada jalan.
Bagian yang berguna untuk drainase jalan antara lain:
1. Saluran samping
2. Kemiringan melintang
3. Kemiringan melintang bahu
4. Kemiringan lereng
Bagian Pelengkap Jalan meliputi:
1. Kerb
2. Pengaman Tepi
Bagian konstruksi jalan meliputi:
1. Lapisan perkerasan jalan
2. Lapisan pondasi atas
3. Lapisan pondasi bawah
4. Lapisan tanah dasar
Menurut PP No. 34 Tahun 2006 Tentang Jalan, jalan memiliki bagian-bagian yang
diberi nama Ruang Manfaat Jalan (RUMAJA), Ruang Milik Jalan (RUMIJA), dan Ruang
Pengawasan Jalan (RUWASJA).
1. Ruang Manfaat Jalan
Ruang manfaat jalan adalah ruang sepanjang jalan yang dibatasi oleh lebar,
tinggi dan kedalaman tertentu yang ditetapkan oleh penyelenggara jalan dan digunakan
untuk badan jalan, saluran tepi jalan, dan ambang pengamannya. Badan jalan meliputi
jalur lalu lintas, dengan atau tanpa jalur pemisah dan bahu jalan, termasuk jalurpejalan
kaki. Ambang pengaman jalan terletak di bagian paling luar, dari ruang manfaat jalan,
dan dimaksudkan untuk mengamankan bangunan jalan.
Dalam rangka menunjang pelayanan lalu lintas dan angkutan jalan serta
pengamanan konstruksi jalan badan jalan dilengkapi dengan ruang bebas. Ruang bebas
dibatasi oleh lebar, tinggi, dan kedalaman tertentu. Lebar ruang bebas sesuai dengan
lebar badan jalan. Tinggi dan kedalaman ruang ditetapkan lebih lanjut oleh
penyelenggara jalan yang bersangkutan berdasarkan pedoman yang ditetapkan dengan
HONAKO (062040111976) 5 PJJB 16
LAPORAN PRAKTIKUM PERKERASAN JALAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln.SrijayaNegara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email.Info@mail.polsriwijaya.ac.id
Peraturan Menteri. Tinggi ruang bebas bagi jalan arteri dan jalan kolektor paling
rendah 5 (lima) meter. Kedalaman ruang bagi jalan arteri dan jalan kolektor paling
rendah 1,5 (satu koma lima) meter dari permukaan jalan.
2. Ruang Milik Jalan
Ruang milik jalan adalah sebidang tanah di kiri dan kanan jalan / jalur yang
masih merupakan bagian dari jalan / jalur, dan berfungsi sebagai pengaman konstruksi
jalan / jalur, baik konstruksi yang terletak pada permukaan, di bawah permukaan,
maupun di atas permukaan tanah. Jalan yang dimaksudkan untuk memenuhi
persyaratan keluasan keamanan penggunaan jalan antara lain untuk keperluan
pelebaran ruang manfaat jalan pada masa yang akan datang. Ruang milik jalan paling
sedikit memiliki lebar sebagai berikut:
a. Jalan bebas hambatan 30 (tiga puluh) meter
dengan atau tanpa lapis pondasi bawah. Pada perkerasan kaku daya dukung
perkerasan terutama diperoleh dari pelat beton.
b. Perkerasan Lentur
Perkerasan lentur yaitu perkerasan yang menggunakan bahan ikat aspal, yang
sifatnya lentur terutama pada saat panas. Lapisan perkerasannya bersifat
memikul beban dan menyebarkan beban lalu lintas ke tanah dasar (sub grade).
Perkerasan komposit adalah kombinasi antara perkerasan kaku dengan
perkerasan lentur. Perkerasan lentur di atas perkerasan kaku, atau perkerasan
kaku di atas perkerasan lentur.
2. Komponen Perkerasan Jalan
a. Tanah Dasar (Sub Grade)
Tanah Dasar adalah lapisan tanah yang berfungsi sebagai tempat perletakan lapis
perkerasan dan mendukung konstruksi perkerasan jalan diatasnya. Kekuatan dan
keawetan konstruksi perkerasan jalan sangat tergantung dari sifat-sifat dan daya
dukung tanah dasar. Umumnya persoalan yang menyangkut tanah dasar adalah
sebagai berikut:
Perubahan bentuk tetap (deformasi permanen) dari macam tanah tertentu
akibat beban lalu lintas.
Sifat mengembang dan menyusut dari tanah tertentu akibat perubahan
kadarair.
Daya dukung tanah yang tidak merata dan sukar ditentukan secara pasti
pada daerah dengan macam tanah yang sangat berbeda sifat dan
kedudukannya, atau akibat pelaksanaan.
b. Lapis Fondasi Bawah (Sub-Base Course)
Lapis Fondasi Bawah adalah lapisan perkerasan yang terletak di atas lapisan
tanah dasar dan di bawah lapis pondasi atas. Fungsi lapis fondasi bawah antara
lain:
a. Sebagai bagian dari konstruksi perkerasan untuk mendukung dan
menyebarkan beban roda.
b. Mencapai efisiensi penggunaan material yang relatif murah agar
lapisanlapisan selebihnya dapat dikurangi tebalnya (penghematan biaya
konstruksi).
c. Untuk mencegah tanah dasar masuk ke dalam lapis pondasi.
HONAKO (062040111976) 5 PJJB 19
LAPORAN PRAKTIKUM PERKERASAN JALAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jln.SrijayaNegara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email.Info@mail.polsriwijaya.ac.id
merupakan lapis penutup yang terdiri dari lapisan aspal ditaburi agregat
yang dikerjakan dua kali secara berurutan. Tebal maksimum 35 mm.
Lapis Aspal Beton Fondasi Atas (LASTON ATAS)
Lapis Aspal Beton Fondasi Atas (LASTON ATAS) adalah merupakan
pondasi perkerasan yang terdiri dari campuran agregat dan aspal dengan
perbandingan tertentu, dicampur dan dipadatkan dalam keadaan panas.
Lapis Aspal Beton Fondasi Bawah (LASTON BAWAH)
Lapis Aspal Beton Fondasi Bawah (LASTON BAWAH) adalah pada
umumnya merupakan lapis perkerasan yang terletak antara lapis fondasi
dan tanah dasar jalan yang terdiri dari campuran agregat dan aspal dengan
perbandingan tertentu dicampur dan dipadatkan pada temperatur tertentu.
Lapis Tipis Aspal Beton Lapis Tipis Aspal Beton (LATASTON)
Lapis Tipis Aspal Beton Lapis Tipis Aspal Beton (LATASTON) adalah
merupakan lapis penutup yang terdiri dari campuran antara agregat
bergradasi timpang, filler dan aspal keras dengan perbandingan tertentu
yang dicampur dan dipadatkan dalam keadaan panas pada suhu tertentu.
Tebal padat antara 25 sampai 30 mm.
Lapis Tipis Aspal Pasir (LATASIR)
Lapis Tipis Aspal Pasir (LATASIR) adalah merupakan lapis penutup yang
terdiri dari campuran pasir dan aspal keras yang dicampur, dihampar dan
dipadatkan dalam keadaan panas pada suhu tertentu.
Aspal Makadam
Aspal Makadam adalah merupakan lapis perkerasan yang terdiri dari
agregat pokok dan/atau agregat pengunci bergradasi terbuka atau seragam
yang dicampur dengan aspal cair, diperam dan dipadatkan secara dingin.
1. Excavator
Excavator merupakan salah satu alat berat yang digunakan untuk memindahkan
material. Mempunyai belalai yang terdiri dari dua piston yang terdekat dengan body
disebut boom dan yang mempunyai bucket (ember keruk) disebut dipper. Ruang
pengemudi disebut House, terletak diatas roda (trackshoe), dan bisa berputar arah 360
derajat. Tujuannya adalah untuk membantu dalam melakukan pekerjaan yang sulit
agar menjadi lebih ringan dan dapat mempercepat waktu pengerjaan sehingga dapat
menghemat waktu.
Excavator adalah alat yang bekerjanya berputar bagian atasnya padasumbu
vertikal di antara sistem roda-rodanya, sehingga excavator yang beroda ban (truck
mounted), Pekerjaan penggalian tanah awali dengan excavtor bucket dijulurkan
kedepan galian. Kemudian apabila bucket telah pada posisi yang diinginkan bucket
diayunkan atau dicangkulkan kebawah dngan lengan bucket diputar kearah atas.
Setelah bucket terisi penuh dengan tanah maka bucket diangkat dan dilakukan swing
ketempat pembuangannya. Excavator banyak digunakan untuk :
a. Menggali parit, lubang, dan pondasi,
b. Penghacuran gedung,
c. Meratakan permukaan tanah,
d. Mengangkat dan memindahkan material,
e. Mengeruk sungai,
f. Pertambangan
2. Bulldozer
Beberapa jenis pisau yang digunakan pada bulldozer atau angle dozer ada beberapa
jenis , Antara lain sebagai berikut :
3. Dump Truck
Dump truck merupakan alat berat yang berfungsi untuk mengangkut atau
memindahkan material pada jarak menengah sampai jarak jauh (>
500m). Dump Truck biasa digunakan untuk mengangkut material alam seperti tanah,
pasir, batu split, dan juga material olahan seperti beton kering pada proyek
konstruksi. Umumnya material yang dimuat pada dump truck oleh alat pemuat seperti
excavator backhoe atau loader. Untuk membongkar muatan material bak dump truck
dapat terbuka dengan bantuan sistem hidrolik.
Compactor adalah alat berat yang digunakan untuk memadatkan tanah atau
material sedemikian hingga tercapai tingkat kepadatan yang diinginkan. Dari beberapa
komponen yang terdapat pada compactor, salah satunya adalah roda, yang berhubungan
langsung dengan tanah yang dipadatkan. Jenis roda tersebut biasanya terbuatdari besi
secara keseluruhan atau ditambahkan pemberat berupa air atau pasir..
Ada juga yang ditarik dengan alat penarik seperti bulldozer, atau bisa menggunakan
mesin penarik sendiri, yang berukuran kecil bisa menggunakan tangan dengan
mengendalikannya ke arah yang akan dipadatkan. Untuk pemadatan pengaspalan
biasanya menggunakan road roller, tire roller atau drum roller, tetapi untuk
pemadatan tanah biasanya menggunakan sheep foot roller atau drum roller. Pada
dasarnya tipe dan jenis compactor adalah sebagai berikut :
a. Smooth steel rollers (penggilas besi dengan permukaan halus). Jenis ini
dibedakan lagi menjadi beberapa macam, jika ditinjau dari cara pengaturan
rodanya, diantaranya :
Three wheel rollers (penggilas roda tiga)
Tandem rollers (penggilas tandem)
b. Pneumatic tired rollers (penggilas roda ban angin)
c. Sheep foot type rollers (penggilas kaki kambing)
d. Vibratory rollers (penggilas getar)
e. Vibratory plate compactor (alat pemadat-getaran)
5. Motor Grader
Motor grader adalah sebuah mesin sortir, dan juga biasanya dikenal sebagai mesin
dengan mata pisau, adalah suatu sarana (angkut) rancang-bangun dengan suatu mata
pisau besar yang digunakan untuk menciptakan sebuah permukaan datar. Ciri khasnya
yaitu mempunyai tiga poros sumbu, dengan taxi dan mesin/motor diletakkan di atas
poros belakang dari kendaraan dan dengan mata pisau di tengahnya. Tujuan mesin
grader digunakan sebagai dari proses akhir (meratakan dengan tepat) “permukaan yang
keras/kasar” yang dilakukan oleh alat yang dirancang sebagai alat yang lebih berat.
Grader juga dapat dimanfaatkan untuk mencampurkan dan menebarkan tanah dan
campuran. Kemampuan ini akibat adanya gerakan-gerakan luwes yang dimiliki oleh
blade dan roda-roda ban. Pada umumnya Motor Grader digunakan pada suatu proyek
dan perawatan jalan. Dari kemampuannya bergerak Motor Grader ini juga sering
digunakan dalam proyek lapangan terbang. Dalam pengoperasiannya, Motor Grader
memnggunakan blade yang disebut moldboard yang dapat digerakkan sesuai
kebutuhan bentuk permukaan. Gerakan yang dilakukanoleh blade pada Motor Grader
sama dengan blade pada Dozer yakni tilt, pitch dan angle dengan fleksibilitas yang
lebih besar. Motor Grader dalam pengoperasiannya digunakan untuk keperluan :
a. Grading (perataan permukaan tanah).
b. Shaping (pemotongan untuk mendapatkan bentuk /profil tanah).
c. Bank shoping (pemotongan dalam pembuatan talud).
d. Scarifiying (penggarukan untuk pembuatan saluran).
e. Ditching (pemotongan untuk pembuatan saluran).
f. Mixing and Spreading (mencampur dan menghampar material dilapangan)
6. Asphalt Finisher
menguntungkan jika kondisi jalan yang akan dibangun menanjak atau menurun. Hal
ini karena paver beroda crawler lebih stabil.
7. Pneumatic Roller
Pneumatik berasal dari bahasa Yunani yang berarti udara atau angin. Semua
sistem yang menggunakan tenaga yang disimpan dalam bentuk udara yang
dimampatkan untuk menghasilkan suatu kerja disebut dengan sistem Pneumatik.
Dalam penerapannya, sistem pneumatik banyak digunakan sebagai sistem automas.
Susunan dari roda muka dan roda belakang selang-seling sehingga bagian yang tidak
tergilas oleh roda bagian muka maka akan digilas oleh roda bagian belakangnya. Alat
ini baik sekali digunakan pada penggilasan bahan yang bergranular, juga baik
digunakan pada penggilasan lapisan hot mix sebagai “penggilas antara”.
Pada pekerjaan penimbunan lahan biasanya setelah dilakukan penimbunan maka
pada lahan tersebut dilakukan pemadatan. Hal ini dilakukan untuk memadatkan
permukaan yang rata dan padat. Penggunaan dari alat-alat ini umumnya untuk
mendapatkan permukaan yang halus.
8. Termometer Inframerah
Termometer inframerah adalah termometer yang menyimpulkan suhu dari
sebagian radiasi termal (terkadang disebut radiasi benda-hitam) yang dipancarkan oleh
objek yang diukur. Termometer ini juga kadang disebut termometer laser karena
menggunakan laser untuk membantu mengarahkan termometer, serta termometer
nonkontak atau termometer pistol untuk menggambarkan kemampuan perangkat ini
untuk mengukur suhu dari jarak jauh. Dengan mengetahui jumlah energi inframerah
yang dipancarkan oleh objek dan emisivitasnya, suhu suatu objek dapat diketahui
dalam kisaran tertentu dari suhu aktualnya. Termometer inframerah merupakan bagian
dari perangkat yang dikenal.sebagai "termometer radiasi termal".
Pada proyek ini, alat termometer iframerah digunakan untuk mengukur suhu dari
beton aspal yang di angkut oleh dump truck dan juga mengukur suhu dari beton aspal
saat penghamparan beton aspal hotmix dengan menggunakan alat asphalt finisher.
9. Asphalt Distributor
Aspal Distributor adalah peralatan yang digunakan untuk menyemprotkan aspal
cair panas ke atas permukaan pada pekerjaan finishing jalan secara merata dengan
kecepatan yang sama.
a. Retak Halus
Retak halus (Gambar 2.30) ditandai dengan lubang/ celah dengan ukuran
lebar ≤3 mm.Kerusakan ini disebabkan oleh bahan perkerasan yang kurang baik,
terjadi pelapikan permukaan, air tanah pada badan jalan, atau tanah dasar yang
kurang stabil.
PERKERASAN
BAHU
PELEBARAN JALAN
2. Distorsi (Distortion)
Distorsi ditandai dengan adanya berbagai perubahan bentuk perkerasan
lentur.Distorsi disebabkan oleh kelemahan-kelemahan subgrade (tanah dasar) yang
kemudian berpengaruh terhadap lapis permukaan perkerasan lentur. Kelemahan tanah
dasar yang dimaksud antara lain :
Kurangnya kepadatan tanah dasar
Tanah dasar yang mengembang
Penurunan tanah dasar
Bentuk-bentuk distorsi antara lain :
a. Alur (ruts)
Alur (Gambar 2.39) terjadi pada lintasan roda sejajar dengan as jalan. Alur
menjadi tempat menggenangya air yang bisa mengakibatkan retak.Kerusakan
alur disebabkan oleh lapis perkerasan yang kurang padat, atau terjadi akibat
lendutan dari lapis permukaan aspal itu sendiri.Kerusakan ini dapat juga terjadi
c. Sungkur (shoving)
Kerusakan ini merupakan suatu pergeseran plastis yang menghasilkan
tonjolan setempat dari permukaan perkerasan, khususnya di tempat kendaraan
sering berhenti, kelandaian curam, dan tikungan tajam (Gambar 2.41).
Penyebab kerusakan sama seperti kerusakan keriting (Lihat artikel 2.1.2 poin
d. Amblas (Depressions)
Amblas (Gambar 2.42) merupakan penurunan perkerasan lentur yang biasanya
terjadi pada tempat – tempat tertentu, dan mudah terdeteksi dengan adanya air
yang tergenang.Amblas terjadi karena beban lalu lintas yang melebihi kapasitas
perkerasan, dan terjadinya lendutan pada lapis di bawah permukaan.
e. Jembul (Upheaval)
Jembul (Gambar 2.43) terjadi akibat adanya pengembangan tanah dasar pada
tanah dasar ekspansif.Kerusakan jembul ini biasanya disertai dengan retak –
retak.
3. Disintergrasi (Disintegration)
Disintegrasi adalah kehancuran perkerasan menjadi bagian – bagian kecil
yang lepas di mana bila tidak diadakan pencegahan pada tahap awal dapat menyebar
sampai perkerasan, dan biasanya diperlukan rekonstruksi menyeluruh.Kerusakan ini
lebih mengarah kepada kerusakan secara kimiawi dan mekanis dari lapisan
perkerasan.
Tipe/bentuk kerusakan disintegrasi adalah :
a. Lubang (Potholes)
Lubang (Gambar 2.44) biasanya berbentuk mangkuk, ukurannya bervariasi.
Lubang – lubang ini menampung dan meresapkan air ke dalam lapis
permukaan yang menyebabkan kerusakan menjadi lebih parah. Kerusakan
lubang ini biasanya terjadi akibat kurang baiknya campuran perkerasan karena
terlalu sedikit kadar aspal, atau permukaan aspal yang tipis, kerusakan pada
tanah dasar.
terjadi akibat kurang baiknya pemadatan, agregat kotor, atau kadar aspal yang
terlalu rendah.
a. Kegemukan (Bleeding)
Bleeding(Gambar 2.46) adalah perpindahan ke atas dari aspal pada permukaan
lapisan aspal sehingga merupakan suatu bentuk lapisan aspal diatas permukaan.
Kerusakan kegemukan terjadi akibat kadar aspal yang terlalu tinggi.
Langkah penangannya:
a. Memobilisasi peralatan, pekerja dan material ke lapangan
b. Membersihkan bagian yang akan ditangani dengan air compressor, permukaanjalan
harus bersih dan kering
c. Menyemprotkan dengan aspal keras sebanyak 1,5 kg/m2 untuk cut back 1 liter/m2
d. Menebarkan pasir kasar atau agregat halus 5 mm hingga rata
e. Melakukan pemadatan mesin pneumatic sampai diperoleh permukaan yang ratadan
mempunyai kepadatan optimal (kepadatan 95%)
3. Metode Perbaikan P3 (Pelapisan Retakan)
Jenis kerusakan yang ditangani adalah lokasi-lokasi retak satu arah dengan lebar
retakan < 2mm. Langkah penangannya:
BAB III
ALAT DAN BAHAN
3.1. Alat-Alat
Untuk melakukan Praktikum Perkerasan Jalan, diperlukan beberapa alat yang nantinya
mempermudahkan pekerjaan. Berikut beberapa macam alat-alat yang digunakan dalam
praktikum, diantaranya yaitu:
1. Cangkul
Cangkul merupakan salah satu alat pengolah tanah tradisional yang murah dan
banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia. Cangkul sendiri berfungsi untukmenggali
tanah, membersihkan tanah, mengambil agregat kasar maupun halus, mengaduk semen
dan meratakan perkerasan aspal dengan agregat.
2. Sekop
Sekop adalah alat untuk menggali, mengangkat, dan memindahkan material
curah seperti pasir, tanah, batu kecil, bijih, salju, dan benda kecil lainnya. Sekop
biasanya digunakan untuk orang-orang misalnya seperti berkebun, membangun
jalanan transportasi, dll.
.
8. Ember
Ember adalah wadah atau suatu tempat yang biasanya berbentuk silinder kedap
air, silinder vertikal atau kerucut terpotong atau persegi, dengan bagian atas terbuka dan
dasar datar, dipasang pada pegangan berbentuk setengah lingkaran yang disebut bail
9. Gerobak Sorong
Gerobak sorong merupakan alat angkut material curah pada area tambang,
perkebunan, dan lainnya. Jika ditinjau dari definisinya wheelbarrow adalah alat angkut
yang didorong dan dibimbing oleh satu orang menggunakan dua pegangan ke belakang
yang memiliki satu buah roda di bagian depan.
11. Kapak
Kapak adalah sebuah alat yang biasanya terbuat dari logam, bermata yang diikat
pada sebuah tangkai, biasanya dari kayu.
12. Palu
Palu adalah alat tukang yang digunakan sebagai pemukul paku pada bagian depan
dan melepaskan maupun meluruskan paku yang sudah bengkok.
Bahan-Bahan
1. Pasir
Pasir merupakan jenis dari agregat halus yang digunakan sebagai bahan campuran
untuk adukan semen dan aspal.
4. Semen
Semen berfungsi sebagai bahan pengikat dari agregat halus, agregat kasar, dan air
dalam pembuatan cor beton maupun spesi.
5. Aspal
Aspal berfungsi sebagai perekat antar agregat kasar maupun halus sehingga
membentuk aspal.
7. Air
Air merupakan bahan dasar pembuatan beton yang penting dan paling murah.
Air berfungsi sebagai reaktor (± 25% berat semen) semen dan pelumas antar butir-
butiragregat. Selain itu, air juga diperlukan untuk perawatan beton.
BAB IV
URAIAN KERJA
6. Cara kerja :
Lakukan pengecekan kesiapan dalam bekerja, baik itu pada diri maupun pada
lokasi yang akan dikerjakan
Lihatlah sekitar lokasi apabila ada tanaman atau yang mengganggu pembuatan
jalan maka harus di hancurkan atau di robohkan.
Singkirkan puing-puing lain yang tersisa. Bebatuan, ranting-ranting, dan sampah
harus disingkirkan. Membuang benda-benda tersebut akan memudahkan peralatan
yang dipakai untuk menyingkirkan tanaman liar dan pepohonan.
Singkirkan sisa tunggul pohon. Untuk menyingkirkan tunggul pohon yaitu dengan
menggali akar-akar di sekelilingnya menggunakan sekop. Pasang rantai berukuran
besar di tunggul tersebut, lalu tarik dengan traktor.
Singkirkan semak-semak. Ada banyak opsi untuk membersihkan tanaman. Anda
dapat menggunakan pemangkas genggam untuk memotong habis tanaman di
tanah jika lahannya tidak begitu luas.
Isi lubang-lubang di tanah dan nilai kualitas lahan. Jika ada lubang yang muncul
setelah Anda memindahkan batu, tunggul pohon, atau hal-hal lainnya, tutuplah
lubang tersebut dengan tanah. Padatkan tanah ke dalam lubang sampai tertutup
sempurna. Tambahkan lagi tanah jika perlu, dan ulangi cara ini sampai bagian
permukaannya sama rata.
7. Foto kerja :
Buatlah patok pada tanah untuk membuat jalan dan badan jalan menggunakan
kayu racuk sesuai dengan ukuran yang di rencanakan.
Gunakan kayu dengan efisiensi, jika panjang kayu kurang dari panjang jalan yang
ditentukan, lakukan sambungan dengan kayu yang lainnya hingga memiliki
panjang yang sama dengan panjang tanah jalan rencana.
Buatlah garis AS untuk mengetahui tengah dari badan jalan yang akan dibuat
dengan menggunakan benang nilon dan kayu gelam
Tanah yang sudah dibersihkan, dihamparkan pasir untuk menyamaratakan
ketinggian tanah tersebut. Agar proses penimbunan agregat kasar (batu pecah atau
batu kali) terlihat lebih rapi dan lebih mudah.
Bersihkan alat-alat lalu letakkan alat-alat ke tempat semula.
2. Foto kerja :
6. Cara kerja :
Siapkan alat-alat dan bahan-bahan yang hendak di gunakan dalam pembuatan
drainase
Ukur permukaan tanah yang hendak di gali yang akan di jadikan drainase
sesuai dengan rencana kerja
Galilah tanah yang telah di ukur tadi menggunakan cangkul, blencong dan sekop
Apabila tanah sudah di gali maka pasanglah patok untuk memudahkan saat
pemasangan bata, pasanglah patok sesuai dengan rencana kerja yang ada
Agar ketinggian presisi maka ukurlah ketinggian patok menggunakanselang air
Pasanglah benang di kedua sisi patok dengan presisi sesuai ukuran darirencana kerja
Buatlah adukan semen sesuai rencana kerja misal dengan perbandingan 1 semen
banding 4 pasir
Letakkan adukkan semen tadi ke dalam ember lalu bawalah ke tempat pemasangan
bata
Pasanglah bata di mulai dari bawah, untuk merekatkan bata gunakanlah semen
diambil menggunakan sendok spesi
Pasanglah bata dengan zig zag agar tercipta ikatan
Pasanglah bata dengan ketinggian dan kelebaran sesuai dengan rencana kerja
7. Foto kerja :
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
1. Perhatikan faktor keamanan dan keselamtan kerja pada saat di lapangan ketika
melaksanakan praktikum.
2. Lapisan pada perencanaan aspal diantaranya yaitu sub-base course, base course dan
lapisan perkerasan aspal.
3. Drainase digunakan untuk mengalirkan air hujan maupun air pembuangan dari gedung
agar tidak meluap pada jalanan hingga merusaknya.
4. Pembersihan lokasi hendaknya di lakukan dengan hati hati dan dilakukan hingga bersih
tanpa adanya benda-benda besar disekitarnya.
5. Pada saat penghamparan sub-base course dan base course sebaiknya dilihat dan di
ukurkemiringan serta ketebalannya agar dapat menghasilkan yang sempurna.
6. Aspal mempunyai sifat mekanis (Rheologi), yaitu hubungan antara tegangan (stress)
dan regangan (strain) dipengaruhi oleh waktu. Apabila mengalami pembebanan
dengan jangka waktu pembebanan yang sangat cepat, maka aspal akan bersifat elastis,
tetapi jika pembebanannya terjadi dalam jangka waktu yang lambat maka sifat aspal
menjadi plastis (viscous)
7. Kinerja aspal sangat dipengaruhi oleh sifat aspal tersebut setelah digunakan sebagai
bahan pengikat dalam campuran beraspal dan dihampar dilapangan. Hal ini di sebabakan
karena sifat-saifat aspal akan berubah secara signifikan akibat oksidasi dan
pengelupasan yang terjadi pada saat pencampuran, pengankutan dan penghamparan
campuran beraspal di lapangan.
8. Aspal dengan angka daktilitas yang rendah dapat mengalami retak akibat lapisan aspal
mengalami perubahan suhu yang tinggi.
9. Seluruh aspal bersifat termoplastik yaitu menjadi lebih keras bila temperaturmenurun
dan melunak bila temperature meningkat. Kepekaan aspal untuk berubah sifat akibat
perubahan tempertur ini di kenal sebagai kepekaan aspal terhadap temperatur.
10. Pembuatan jalan pada umumnya dibuat dengan menggunakan alat-alat berat agar dapat
menghasilkan bentuk jalan yang baik dan mempermudah pekerjaan manusia.
5.2. Saran
1. Perencanaan tebal lapisan perkerasan pada tugas akhir ini hanya sebatas menghitung
tebal dari masing-masing lapisan perkerasan saja, tidak termasuk bahu jalan. Pada
dasarnya perencanaan tebal lapis perkerasan jalan idealnya juga harus memiliki bahu
jalan dan drainase, sehingga disarankan untuk perencanaan tebal lapisan perkerasan
agar bahu jalan juga ikut direncanakan.
2. Dengan kondisi tanah dasar yang berbeda-beda, untuk perencanaan tebal lapisan
perkerasan sebaiknya dilakukan dengan membagikan kedalam beberapa segmen,
karenasangat mempengaruhi dalam mendapatkan ketebalan masing-masing.
3. Diharapkan selalu memperhatikan keselamatan kerja saat proses praktikum di
Lapangan dilakukan.
4. Alat-alat yang digunakan harap dijaga sebaik mungkin hingga terhindar dari kerusakan
dan bahan-bahan yang digunakan harap seefisiensi mungkin.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=&cad=rja&uact=8&ved=2
hUKEwjRmMu8O37AhW1TWwGHRCwBSUQFnoECA0QAw&url=http%3A%2F%2Feprints.umm.ac.i
%2F41453%2F3%2FBAB%2520II.pdf&usg=AOvVaw0kMghjDqxcEQeeyDR2aYFw. Diakses pada
tanggal 08 Desember 2022 pukul 18.02 WIB
https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=&cad=rja&uact=8&ved=2a
hUKEwjRmMu8O37AhW1TWwGHRCwBSUQFnoECAkQAQ&url=http%3A%2F%2Feprints.itenas.ac.i
d%2F1542%2F5%2F05%2520Bab%25202%2520222016099.pdf&usg=AOvVaw18kYogIIFPel_g5xbEdty
D Diakses pada tanggal 08 Desember 2022 pukul 19.42 WIB
https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=&cad=rja&uact=8&ved=2a
hUKEwiE4vvVxfj7AhWQ0nMBHUATB9YQFnoECDMQAQ&url=http%3A%2F%2Feprints.umm.ac.id
%2F44591%2F3%2FBAB%2520II.pdf&usg=AOvVaw15TBsUP-oCoPMexWmaBIXV. Diakses pada
tanggal 10 Desember 2022 pukul 22.02 WIB
https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=&cad=rja&uact=8&ved=2a
hUKEwiE4vvVxfj7AhWQ0nMBHUATB9YQFnoECBsQAQ&url=http%3A%2F%2Fejournal.uajy.ac.id%
2F10986%2F3%2F2TS14485.pdf&usg=AOvVaw3DFQ0CBVSYsmuymL24djwL. Diakses pada tanggal
11 Desember 2022 pukul 18.22 WIB
https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=&cad=rja&uact=8&ved=2a
hUKEwiCw_S8x_j7AhUX3XMBHShJBCUQFnoECCQQAQ&url=https%3A%2F%2Frepository.ump.ac.i
d%2F4595%2F3%2FTRIYAN%2520CAHYANTO%2520BAB%2520II.pdf&usg=AOvVaw3984xTlLa53
4Yvb8h5tM6j Diakses pada tanggal 12 Desember 2022 pukul 17.05 WIB
https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=&cad=rja&uact=8&ved=2a
hUKEwisuvxivr7AhVF8zgGHTrfCsoQFnoECEsQAQ&url=http%3A%2F%2Feprints.polsri.ac.id%2F1640
%2F3%2Fbab%25202.pdf&usg=AOvVaw0db-s8Mu-oRUjR1dLXppCw . Diakses pada tanggal 13
Desember 2022 pukul 21.02 WIB
https://www.google.com/url?sa=i&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=&cad=rja&uact=8&ved=0C
AMQw7AJahcKEwjQw5G_jfr7AhUAAAAAHQAAAAAQAg&url=http%3A%2F%2Feprints.polsri.ac.id
%2F3235%2F3%2FBAB%2520II.pdf&psig=AOvVaw17llKkgl0XSjCiTvr_j2f7&ust=1671141524611958
Diakses pada tanggal 13 Desember 2022 pukul 18.32 WIB
https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=&cad=rja&uact=8&ved=2a
hUKEwiyofzojvr7AhUCmeYKHbE2BY0QFnoECA8QAQ&url=http%3A%2F%2Feprints.polsri.ac.id%2F
279%2F3%2FBAB%2520II.pdf&usg=AOvVaw00fOsOOs3HY4uJFCSyf0x- Diakses pada tanggal 14
Desember 2022 pukul 17.02 WIB
https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=&cad=rja&uact=8&ved=2a
hUKEwjwh8PCkfr7AhVLSWwGHV_uChEQFnoECA4QAQ&url=http%3A%2F%2Feprints.polsri.ac.id%
2F3858%2F3%2FBAB%2520II.pdf&usg=AOvVaw0z-Cc6n77bpFBEEnVhti8J Diakses pada tanggal 15
Desember 2022 pukul 16.06 WIB
http://eprints.polsri.ac.id/1837/3/BAB%202.pdf Diakses pada tanggal 16 Desember 2022 pukul
19.07 WIB
https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=&cad=rja&uact=8&ved=2a
hUKEwiB_rqHjv_7AhWAR2wGHYKeAGgQFnoECB4QAQ&url=https%3A%2F%2Feprints.umm.ac.id
%2F36938%2F3%2Fjiptummpp-gdl-wahyuddins-51024-
3babii.pdf&usg=AOvVaw3OrVwHUtSVbg3ZKaQi1ei1 Diakses pada tanggal 17 Desember 2022 pukul
18.02 WIB.
https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=&cad=rja&uact=8&ved=2a
hUKEwiJ9oTXlP_7AhVvcGwGHUpdCTgQFnoECCgQAQ&url=http%3A%2F%2Frepository.um-
palembang.ac.id%2Fid%2Feprint%2F4103%2F2%2F112014042_BAB%2520II_SAMPAI_BAB%2520TE
RAKHIR.pdf&usg=AOvVaw2TKpdlQCxcq5BFUEL88WdG Diakses pada tanggal 17 Desember 2022
pukul 19.02 WIB
LAMPIRAN