PENDAHULUAN
Pada era perkembangan dunia kons truksi seperti yang terjadi saat ini telah
banyak dijumpai pemanfaatan teknologi konstruksi, sebagai substitusi material yang
telah digunakan sebelumnya. Sejalan dengan meningkatnya kebutuhan dalam dunia
konstruksi, menjadikan penggunaan teknologi konstruksi sangat diperlukan, guna
untuk menunjang pengembangan dan keberhasilan dunia konstruksi. Perkembangan
teknologi dalam dunia konstruksi di indonesia saat ini memberikan manfaat sangaat
besar, terutama diaplikasikan sebagai struktur dalam konstruksi teknik sipil, bebrapa
contoh pekerjaan seperti pembangunan jalan, jembatan, gedung, bendungan dan lain
sebagainya. Konstruksi yang dibangun hampir selalu menggunakan beton sebagai
bahan struktur. Hal ini dikarenakan beton memiliki banyak sifat dan manfaat, antara
lain bahan baku beton mudah didapat, harga relatif murah, mudah untuk dibentuk
sesuai kebutuhan, dan tidak memerlukan perawatan yang berlebihan, disamping
segala keunggulan beton sebagai bahan struktural, beton juga mempunyai beberapa
kelemahan yang perlu dipertimbangkan, seperti berat sendiri beton yang besar, sekitar
2400kg/m3, juga keterbatasan terhadap luas penampangnya mengingat beton sendiri
harus teraplikasi dengan volume yang cukup untuk dapat berfungsi dengan baik,
selain dari itu beton sendiri lemah terhadap tegangan tarik mengakibatkan beton
mengalami retak saat terjadi terikan yang ekstrim kondisi ini diawali dengan retak
awal pada selimut beton yang akan berdampak terhadap besi tulangan pada beton.
Dalam perencanaan struktur beton bertulang, tegangan tarik akibat beban dipikul oleh
baja tulangan.
Serat (Fiber)
Semen Hybrid
Pasta Semen Ferosemen
Air Mortar
Agregat Halus
KawatAnyam
Penambahan
Tulangan, Sera, JenisBeton
Beton Agregat Ringan,
(Dengan atau tidak menggunakan
Prestress, Precast.
Beton Bertulang, Beton Serat,
bahan tambah)
Beton Prestress, Beton Precast.
Gambar 1. 1
Sumber : Mulyono (2005)
Mengenai bagan alir diatas menjelaskan alur proses terjadinya beton akan tetapi
sebelum terjadinya beton mortarlah yang terlebih dahulu terbentuk sebelum adanya
campuran agregat kasar, mortar juga bisa membentuk proses terjadinya ferosemen.
Ferosemen adalah sejenis komposit dengan kombinasi mortar dengan beberapa lapis
kawat ayam sebagai pengut.
Ferosemen merupakan salah satu teknologi konstruksi bidang teknik sipil yang
cocok untuk diterapkan dalam berbagai bentuk konstruksi. Ferosemen dibuat dari mortar
(campuran semen dan pasir) dan tulangan berupa jaring kawat (mesh reinforced) yang
dikerjakan menggunakan tenaga manusia (manual) membentuk suatu konstruksi tipis
berkisar (2–5 cm), Naaman (2000).
Gambar 1. 2 Ferosemen
Sumber : ferrosement applications in defeloping countries (1985)
Ferosemen sebenarnya adalah komposit tipis yang dibuat dari matriks mortar
dan diperkuat dengan lapisan kawat ayam berdiameter kecil, ferosemen juga dapat
dianggap sebagai komposit tipis dengan kinerja tinggi yang menggunakan lapisan
kawat anyam dan berbentuk suatu kesatuan konstruksi yang cukup kuat. Karena
distribusi dari tulangan yang kecil tapi lebih merata maka memperkecil kemungkinan
mortar untuk retak-retak. Tebal ferosemen pada umumnya berkisar 10 mm hingga 60
mm dengan volume tulangan berkisar antara 6% hingga 8% dari seluruh isi
konstruksi. Secara spesifik ferosemen sendiri adalah beton bertulang dengan
berwujud kusus, yakni dengan konfigurasi tulangan yang cenderung lebih rapat dari
beton bertulang. Walaupun disebut juga beton bertulang komposit ferosemen
tidak memiliki karakter yang sama seperti beton bertulang pada umumnya, terutama
pada tingkatan tegangan yang sedang, Dikarena penyebaran tulangan yang kecil dan
merata dapat meminimalisir crack terhadap selimut mortar. Selain itu juga
ketahanan terhadap beban desak, ketahanan terhadap beban kejut, dan sifat water
proof yang baik. Kardiyono (2007).
ini, tersedia kabel baja dengan kekuatan tarik 15 kali lebih tinggi. Selain itu, bahan
penguat tidak hanya mencakup baja tetapi juga serat polimer kinerja tinggi lainnya
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini menyajikan dasar teori, uraian umum, dan uraian khusus
mengenai ferosemen, serat fiber dan campuran yang akan digunakan yaitu variasi
Serat roving/fiber glass yang akan diteliti berdasarkan referensi- referensi yang
diperoleh penulis.
Bab ini berisikan data data perhitungan dari hasil pengujian yang dilakukan.
Bab ini berisi kesimpulan dan saran dari penulis mengenai karya ilmiah yang
sudah dilaksanakan.