Anda di halaman 1dari 21

Studi Karakteristik dan Mikrostruktur

Beton dengan Agregat Buatan


Geopolimer dengan Metode Crushing
Fariz Alhazmi Siregar
03011281924057

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Bab I
Pendahuluan
Latar Belakang
Beton menjadi salah satu bahan konstruksi yang paling banyak
digunakan saat ini di Indonesia. Dalam berbagai infrastruktur,
beton menjadi material yang sangat penting karena beton sering
digunakan sebagai struktur utama pada bangunan berupa kolom
dan balok. Bahan-bahan campuran beton sangat mudah
ditemukan hampir disemua toko bangunan. Meskipun demikian
agregat kasar atau batu pecah saat ini sedang mengalami
penurunan di alam. Banyak penelitian yang sudah dilakukan
untuk membuat agregat kasar buatan sebagai opsi lain dari
agregat kasar alami.
Latar Belakang
Ada beberapa alternatif yang telah dilakukan, salah satunya yaitu
geopolimerisasi. Geopolimerisasi adalah teknik pembuatan
dengan menggunakan bahan alumina dan silika serta alkali
aktivator. Fly ash menjadi salah satu bahan yang kaya akan silka
dan alumina. Pembuatan beton dengan agregat buatan geopolimer
ini dapat dilakukan dengan metode crushing. Dengan membuat
beton dengan agregat buatan ini menjadi langkah yang baik untuk
pemanfaatan limbah dan daur ulang dengan skala produksi yang
cukup besar. Saat ini belum diketahui karakteristik dan
mikrostruktur dari beton dengan agregat buatan tersebut baik
dengan metode crushing. Maka dari itu penelitian tentang
karakteristik dan mikrostruktur beton dengan agregat buatan
geopolimer dengan metode crushing dilakukan.
Rumusan Masalah
Bagaimana karakteristik dan mikrostruktur beton dengan agregat
buatan geopolimer dengan metode crushing?
Tujuan Penelitian
Menganalisis karakteristik dan mikrostruktur beton dengan
agregat buatan geopolimer dengan metode crushing.
Bab II
Tinjauan Pustaka
Tinjauan Penelitian
Terdahulu
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Qiang Fu et al.,
(2021) dengan judul “The Microstructure and Durability Of Fly
Ash-Based Geopolymer Concrete” dalam penelitian tersebut
memiliki tujuan untuk mengetahui ketahanan beton geopolimer
berbasis abu terbang terhadap suhu tinggi dan reaksi aktivasi
alkalinya. Kesimpulan yang didapatkan dari penelitian ini adalah
rekasi aktivasi alkali dalam beton geopolimer berbasis abu terbang
mirip dengan proses pembentukan bahan fasa zeolite.
Tinjauan Penelitian
Terdahulu
Laju dan derajat reaksi proses alkali dipengaruhi oleh beberapa faktor
seperti ukuran partikel fly ash, suhu, dan konsentrasi activator. Pemilihan
aktivator alkali yang sesuai dan kondisi curing yang tepat dapat
mengoptimalkan pori-pori struktur, mengikat derajat polimerisasi fly ash,
menghasilkan lebih banyak gel yang dapat mengadsorbsi ion klorida bebas,
mengurangi kandungan ion klorida bebas, dan lebih meningkatkan resistensi
klorida pada beton geopolimer berbasis fly ash. Di kondisi suhu yang rendah,
laju penyerapan air oleh kapilaritas beton geopolimer berbasis fly ash dan
derajat kejenuhan meningkat. Ini menghasilkan tegangan internal dalam
material. Kemudian gel geopolimer larut dan membentuk retakan kecil.
Mikrostruktur beton

Pentingnya peranan konstruksi beton menuntut kualitas beton yang


memadai. Pada umumnya, sifat-sifat beton bergantung material penyusun
beton yang terdiri dari campuran semen (semen portland), agregat halus
(pasir), agregat kasar (kerikil, dll), air dan material tambahan lainnya.
Kualitas setiap material penyusun beton akan mempengaruhi kualitas dan
kekuatan beton yang dihasilkan. Oleh karena itu, perlu dilakukan analisis
struktur mikro terkait material penyusun beton yang berpengaruh terhadap
sifat fisis dan mekaniknya sehingga karakteristik beton tersebut dapat
diketahui.
Alat Pengujian
Mikrostruktur Beton
● X-Ray Fluorescence (XRF)
X-Ray Fluorescence (XRF) merupakan alat yang berfungsi untuk
menganalisa komposisi unsur kimia dan konsentrasi yang terkandung dalam
suatu sampel zat dengan menggunakan metode spektroskopi.
● X-Ray Diffraction (XRD)
X-Ray Diffraction (XRD) merupakan suatu teknik yang diaplikasikan
untuk menganalisis komposisi senyawa atau komposisi fasa kristalin suatu
senyawa.
● Scanning Electron Microscope (SEM)
Scanning Electron Microscope (SEM) merupakan suatu mikroskop
elektron yang didesain untuk mengamati permukaan sampel secara langsung.
Bab III
Metodologi Penelitian
Deskripsi Umum

Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Struktur, Konstruksi,


dan Material Universitas Sriwijaya. Metode yang digunakan pada
penelitian ini adalah metode eksperimental atau metode uji coba.
Metode eksperimental pada penelitian ini mengenai subtitusi
agregat pada beton dengan menggunakan agregat buatan
geopolimer berbasis fly ash. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui karakteristik dan mikrostruktur beton dengan agregat
buatan geopolimer.
Studi Literatur

Studi literatur pada penelitian ini dilakukan dengan mereview


mengenai penelitian terkait, pengumpulan data dan pembelajaran
dari beberapa peneliti terdahulu ataupun referensi lain dengan
tujuan untuk memperoleh informasi yang berkorelasi terhadap
penelitian serta dapat menjadi dasar dalam penyusunan tugas akhir
ini. Adapun literatur yang digunakan berupa jurnal nasional, jurnal
internasional, buku, serta karya tulis yang berkaitan dengan
pengaruh penggunaan agregat buatan geopolimer berbasis fly ash
terhadap sifat mekanik beton.
Mulai

Studi Literatur

Persiapan Material
dan Alat

Pemeriksaan fly Memenuhi


Pemeriksaan
ash Agregat

Job Mix Design

Pencampuran
Material

Pencetakan benda Uji di dalam


silinder 100 mm X 200 mm

Pelepasan bekisting dan


didiamkan satu jam

Curing menggunakan plastik


wrap

Pengujian Kuat Tekan dan Kuat


Belah

Pengujian Microstruktur Beton

Analisis dan Kesimpulan

Selesai
Material Penyusun
● Agregat Buatan Geopolimer berbasis Fly Ash

● Agregat Halus
Material Penyusun
● Semen OPC (Ordinary Portland Cement)

● Aquades
Material Penyusun
● Semen OPC (Ordinary Portland Cement)

● Aquades
Tahapan Pengujian di Laboratorium

• Tahap I
Pada tahap awal dilakukan studi literatur berdasarkan penelitian dan jurnal terdahulu.
Tahap selanjutnya yaitu mempersiapkan material dan alat yang akan digunakan mulai dari
proses pencampuran pembuatan benda uji hingga pengujian benda uji.
• Tahap II
Pada tahap kedua dilakukan pengujian properties material-material penyusun beton
seperti pengujian agregat halus atau pasir, sedangkan pengujian properties agregat buatan
geopolimer dan pengujian fly ash seperti pengujian X-Ray Diffraction (XRD), X-Ray
Flourescence (XRF), serta Scanning Electron Microscope (SEM) didapati dari penelitian
pembentuk agregat buatan geopolymer berbasis fly ash.
Tahapan Pengujian di Laboratorium

• Tahap III
Tahap ketiga pada penelitian ini adalah proses pencampuran material menggunakan
concrete mixer atau pengecoran beton fc’ 40 MPa.
• Tahap IV
Tahap keempat pada penelitian ini adalah setelah beton mencapai setting timenya,
lakukan pelepasan beton dari bekisting, kemudian diamkan selama 1 jam agar suhu beton
menjadi normal kembali.
• Tahap V
Tahap kelima atau tahap terakhir dilakukan proses pemindaian pada sampel beton
untuk mendapatkan citra proyeksi (projection image)yang selanjutnya akan direkonstruksi
untuk menghasilkan citra rekonstruksi (reconstruction image) atau citra skala keabuan (grey
scale).
Terima
Kasih
CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo, and
includes icons by Flaticon, and infographics & images by Freepik

Anda mungkin juga menyukai