Anda di halaman 1dari 15

UNIVERSITAS GUNADARMA

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

TUGAS PAPPER
PERANCANGAN PERKERASAN JALAN*

Disusun Oleh:
Nama : Eprilia Widiyantari
NPM :12318260
Kelas : 3TA06

Dosen Mata Kuliah:


Dr. Doddy Ari Suryanto S.T., M.T.

JURUSAN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS GUNADARMA
2021

0
PERKEMBANGAN TEKNOLOGI PERKERASAN JALAN

Eprilia Widiyantari
epriliawidiyantari@gmail.com
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Gunadarma

ABSTRAK

Perancangan perkerasan jalan merupakan sebuah lanjutan dari perencanaan geometrik


jalan. Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi seluruh bagian jalan sedangkan
perkerasan jalan adalah suatu lapisan yang terletak diatas tanah dasar yang telah mengalami
pemadatan. Perancangan perkerasan jalan yang baik dapat membuat pengguna jalan merasa nyaman
dalam beraktivitas. Perkerasan jalan sendiri memiliki banyak jenis konstruksi perkerasan jalan yang
dapat digunakan pada saat perancangan jalan. Jenis konstruksi perkerasan jalan, yaitu perkerasan
lentur, perkerasan kaku dan perkerasan komposit. Jenis konstruksi perkerasan tersebut dapat
digunakan sesuai yang diperlukan. Perkerasan jalan memiliki jenis lapisan yang terbagi menjadi
empat jenis yaitu, latasir, lataston, laston dan lapis perata. Jenis lapisan berguna pada kondisi dan
situasi yang sesuai pada perancangan perkerasan jalan. Perancangan perkerasan jalan melakukan
perancangan yang berfungsi membuat jalan menjadi nyaman. Jalan yang nyaman menjadi baik
dengan bahan penyusun yang sesuai dengan rancangan. Bahan penyusun dari perkerasan jalan, yaitu
agregat dan aspal. Kedua bahan penyusun harus lolos persyaratan dalam peraturan yang sudah ada.

Kata Kunci: perancangan, perkerasan jalan, jalan.

1
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi seluruh bagian jalan,
termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu
lintas, yang berada pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di atas
permukaan air serta di bawah permukaan tanah dan atau air, kecuali jalan kereta
api, jalan lori dan jalan kabel (Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006).
Perkerasan jalan adalah suatu lapisan yang terletak diatas tanah dasar yang telah
mengalami pemadatan. Perkerasan jalan berfungsi untuk memikul beban lalu lintas
kemudian menyebarkan beban. Beban tersebar kearah horisontal dan vertikal
setelah itu beban diteruskan ketanah dasar sehingga beban pada tanah dasar tidak
melampaui daya dukung tanah yang diijinkan.

Perancangan jalan begitu penting. Perancangan jalan meliputi hal seperti


perkerasan jalan. Perkerasan jalan harus dirancang sedemikan rupa untuk
menghasilkan jalan yang nyaman. Jalan yang dirancang dengan sebaik mungkin
akan menghasilkan kenyamanan bagi pengguna. Segala aktivitas dapat berjalan
dengan baik jika jalan dirancang sebaik mungkin.

B. Rumusan Masalah
Perkerasan jalan memiliki banyak hal yang dapat dibahas. Berikut
rumusan masalah pada perkerasan jalan adalah sebagai berikut:

1. Apa jenis-jenis konstruksi perkerasan jalan?

2. Apa jenis-jenis lapisan perkerasan jalan?

3. Apa bahan dari perkerasan jalan?

2
C. Tujuan Penelitian

Perancangan perkerasan jalan banyak memiliki hal yang menjadi


pertimbangan perancangan. Berikut tujuan dari perancangan perkerasan jalan
adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui jenis-jenis perkerasan jalan.

2. Mengetahui jenis-jenis lapisan perkerasan jalan.

3. Mengetahui bahan dari perkerasan jalan.


BAB 2
PEMBAHASAN

A. Jenis-Jenis Perkerasan Jalan


1. Perkerasan Lentur dengan Lapisan Titranium Dioksida
Perkerasan lentur yang telah didesain dengan metode analisa
komponen dan menggunakan campuran bergradasi terbuka dapat
ditambahi diatasnya dengan lapisan semen khusus yang mengandung
titanium dioksida (TiO2). Manfaat utama pemberian lapisan semen TiO2
adalah berkurangnya tingkat pencemaran udara akibat lalulintas. Hal
tersebut dapat terjadi melalui meknisme berlangsungnya proses
photocatalytic yang merubah nitrogen oksida (NO dan NO2), yang bersifat
polutif; menjadi nitrat (NO3-) yang tidak polutif dan dapat terbawa hilang
oleh limpasan air hujan. Gambar 1 berikut menyajikan reaksi dan proses
pembersihan polusi udara di jalan melalui proses photocatalytic.

Gambar 2.1 Reaksi dan proses pembersihan polusi udara di jalan melalui
proses photocatalytic oleh lapisan semen TiO2
Sumber: www.tekonsipil.sv.ugm.ac.id

1
Gambar 2.2 Prinsip Konstruksi Perkerasan Lentur Dengan Lapisan TiO2
Sumber: www.tekonsipil.sv.ugm.ac.id

2. Jalan dengan menggunakan Aspal (Perkerasan Lentur) Berbahan


Dasar Limbah Plastik
Teknologi aspal plastik merupakan campuran beraspal yang
mengandung plastik (cacahan kantong plastik / LDPE) sehingga
dihasilkan campuran beraspal yang memiliki sifat tahan terhadap
deformasi dan lebih baik dalam ketahanan lelah (fatique).
Keunggulan menggunakan material tersebut:
a. Penambahan plastik dapat meningkatkan ketahanan campuran
beraspal terhadap deformasi dan meningkatkan ketahanan terhadap
retak.

b. Dapat mengurangi limbah plastik

2
Gambar 2.3 Proses Pencampura Secara Kering (Dry Process)

3. Perkerasan Jalan Ramah Lingkungan


Teknologi jalan beton di luar negeri mengalami perkembangan yang
jauh lebihpesat, baik dari segi perencanaan konstruksi perkerasan, bahan
yang digunakan, tipe perkerasan beton dan metoda pelaksanaanya. Salah
satu metoda yang dikembangkan ialah metoda perencanaan yang bersifat
mekanistik, untuk meningkatkan metoda yang selama ini ada, yang
didasarkan pada pengembangan dari percobaan – percobaan yang sifat
parameter perencanaanya sangat terbatas. Dengan metoda ini, perencanan
lebih didasarkan kepada sifat material yang bisa diukur secara teknis,
sehingga perencanaan bisa lebih sesuai dengan keadaan dimana perkerasan
tersebut dilaksanakan.
Adapun tipe perkerasan yang telah dan tengah dikembangkan lagi,
ialah perkerasan beton pracetak dan pracetak – prategang, baik untuk
perencanaan jalan baru maupun untuk pemeliharaan, misalnya penggantian
pelat beton tertentu yang mengalami kerusakan. Perencanaan jalan beton
dengan metoda pracetak – prategang ini, sebagaimana halnya pada
konstruksi yang menggunakan sistim prategang, dimaksudkan untuk
memberi tekanan awal pada beton sehingga tegangan tarik yang terjadi pada
konstruksi perkerasan beton tersebut bisa diimbangi oleh tegangan awal dan
kekuatan tarik dari beton itu sendiri.

3
Keuntungan:

a. Mutu beton akan lebih terkontrol, karena dicetak di pabrik


b. Pelat beton menjadi lebih tipis, sehingga keperluan bahan akan lebih
sedikit.
Kerugian:

a. Diperlukannya ketelitian dalam pembentukan tanah dasar dan lapisan


pondasi.
b. Diperlukannya ketelitian pada pembentukan pelat di pabrik.

Gambar 2.4 Perkerasan Jalan Ramah Lingkungan

4. Perkersan Lentur dengan Lapisan Semen Titanium Dioksida

Perkerasan lentur yang telah didesain dengan metode analisa


komponen dan menggunakan campuran bergradasi terbuka dapat ditambahi
diatasnya dengan lapisan semen khusus yang mengandung titanium
dioksida (TiO2). Manfaat utama pemberian lapisan semen TiO2 adalah
berkurangnya tingkat pencemaran udara akibat lalulintas. Hal tersebut dapat
terjadi melalui meknisme berlangsungnya proses photocatalytic yang
merubah nitrogen oksida (NO dan NO2), yang bersifat polutif; menjadi
nitrat (NO3–) yang tidak polutif dan dapat terbawa hilang oleh limpasan air
hujan. Gambar 1 berikut menyajikan reaksi dan proses pembersihan polusi
udara di jalan melalui proses photocatalytic.

4
Gambar 2.5 Perkersan Lentur dengan Lapisan Semen Titanium Dioksida

5. Konstruksi Jalan dengan Self-Healing Materials


Self healing materials adalah bahan yang dapat memperbaiki
sendiri kerusakan (self repair) yang dialaminya. Self healing materials
diterapkan untuk memperbaiki sendiri kerusakan retak lelah (fatigue
cracking) dan pelepasan butiran (ravelling) yang terjadi di dalam lapis
permukaan jalan. Self healing materials efektif untuk memperbaiki retak
mikro atau low level crack damage. Jika retak mikro berkembang
menjadi retak makro, maka self healing materials kurang efektif
mengatasi kerusakan retak yang terjadi. Kemampuan self healing
diperoleh dengan menanamkan self healing agents ke suatu bahan. Ada
dua jenis self healing materials untuk perkerasan lentur yaitu bahan

5
peremaja aspal dan serat baja. Bahan peremaja self healing agents
dilindungi dinding/cangkang (wall/shell), berbentuk mikroenkapsulasi
dan tersebar dalam bahan. Jika retakan merambat, mencapai dan merusak
dinding mikroenkapsulasi, self healing fluids mengalir dan menutup
retakan. Tertutupnya celah mengembalikan keutuhan bahan dan
mencegah degradasi kemampuan struktural bahan secara drastic.

Gambar 2.5 Konstruksi Jalan dengan Self-Healing Materials

6
B. Jenis-jenis Lapisan Perkerasan Jalan

1. Lapis Tipis Aspal Pasir Kelas A dan B

Lapisan ini memiliki campuran yang digunakan untuk jalan dengan


lalu lintas Ringan. Gradasi pasir yang digunakan menjadi acuan pada
pemilihan jekas A atau B. Kemampuan campuran ini mempunyai daya
tahan yang relatif rendah terhadap terjadinya alur

2. Lapis Tipis Beton Aspal Lapis Aus dan Lapis Pondasi


Lapisan ini terdiri dari dua jenis yaitu, Lataston Pondasi dan
Lataston Aus yang masing-masing mempunyai ukuran butir agregat
maksimum yang sama yaitu 19 mm. Lataston Pondasi mengandung lebih
banyak agregat kasar.

3. Lapis Beton Aspal


Beton aspal lebih peka terhadap variasi kadar aspal dan gradasi
agregat. Laston terdiri atas tiga jenis campuran, yaitu Laston Aus 1
mempunyai ukuran butir agregat maksimum 25,4 mm, Laston Aus 2
mempunyai ukuran butir agregat maksimum 19,0 mm dan Laston Pondasi
mempunyai ukuran butir agregat maksimum 37,5 mm.

4. Lapis Perata
Setiap jenis campuran tersebut di atas dapat digunakan sebagai lapis
perata. Seluruh persyaratan dalam spesifikasi harus diterapkan dengan
tambahan pencatuman label P pada setiap lapis dalam tanda kuning
sebagai berikut:
a. Latasir (P).
b. Lataston (P).
c. Laston (P).

7
C. Bahan Perkerasan Jalan
Bahan yang secara umum digunakan pada perkerasan jalan, yaitu
agregat, filler dan aspal. Bahan penyusun tersebut harus sesuai dengan
persyaratan yang ada pada Bina Marga. Berikut adalah bahan penyusun dari
perkerasan jalan.

1. Agregat

Agregat adalah batu pecah, kerikil, pasir atau komposisi mineral


lainnya, baik berupa hasil alam, hasil pengolahan (Penyaringan,
pemecahan) yang digunakan sebagai bahan penyusun utama perkerasan
jalan. Pemilihan jenis agregat yang sesuai untuk digunakan pada
konstruksi perkerasan dipengaruhi beberapa faktor (Kerbs and Walker,
1971). Faktor yang mempengaruhinya, yaitu ukuran dan gradasi, kekuatan
dan kekerasan, bentuk, tekstur permukaan, kelekatan terhadap aspal,
kebersihan dan sifat kimiawi.

2. Aspal
Hidrokarbon adalah bahan dasar utama dari aspal yang umum
disebut Bitumen, sehingga aspal sering juga disebut bitumen. Pada aspal
beton, aspal yang digunakan adalah hasil residu dari destilasi minyak
bumi, sering disebut aspal semen. Aspal semen bersifat mengikat agregat
pada campuran beton aspal dan memberikan lapisan kedap air, dan tahan
terhadap pengaruh asam, basa dan garam. Untuk menghasilkan lapis keras
berkualitas baik, maka bahan pembentuknyapun harus berkualitas baik
pula. Beberapa sifat fisik aspal antara lain:
a. Sifat Rheologic adalah hubungan antara tegangan dan regangan
dipengaruhi oleh waktu.

8
b. Sifat Thermoplastic adalah viscositas aspal berubah-ubah dengan
berubahnya temperatur pada suhu yang tinggi viscositas-nya rendah,
aspal akan dapat menyelimuti batuan dengan baik dan rata. Tetapi
apabila pemanasan berlebihan akan membuat molekul-molekul yang
ringan menguap, sehingga dapat merusak sifat aspal, yaitu aspal cepat
mengeras/getas. Sebaliknya dengan pemanasan yang kurang,
viscositas aspal tinggi (kental), aspal tidak mampu menyelimuti
batuan secara merata sehingga daya ikat (adhesi) dengan batuan
menjadi kurang dan penyerapan (absorption) oleh batuan juga kurang.
Hal ini memudahkan Stripping Process, yaitu lepasnya lapis aspal dari
agregat akibat pengaruh dari air (Silvia Suklrman (57), Perkerasan
Lentur Jalan Raya, 1993).
c. Sifat Durability maksudnya adalah daya tahan aspal untuk
mempertahankan sifat aslinya terhadap perubahan yang diakibatkan
oleh pengaruh cuaca maupun karena processing.

9
BAB 3
PENUTUP

A. Kesimpulan

Perkerasan jalan memiliki tiga jenis konstruksi perkerasan jalan


yaitu, perkerasan lentur, perkerasan kaku dan perkerasan komposit. Masing-
masing perkerasan memiliki kelebihannya. Ketiga jenis konstruksi perkerasan
jalan dapat dibutuhkan pada saat perancangan perkerasan jalan tergantung
kondisi dan situasi di lapangan. Jenis lapisan pada perkerasan jalan terdapat 4
jenis yaitu, latasir, lataston, laston dan lapis perata. Masing-masing jenis
lapisan memiliki kegunaan yang berbeda. Kegunaan dari lapisan dapat
digunakan pada saat perancangan perkerasan jalan.

Bahan penyusun dari perkerasan jalan yaitu, agregat dan aspal.


Agregat yang baik harus lolos persyaratan dalam peraturan yang sudah ada.
Aspal juga harus lolos uji persyaratan. Bahan penyusun yang sudah lolos
persyaratan sangat baik dalam pelaksanaan perkerasan jalan sehingga jalan
dapat nyaman dipakai oleh pengguna jalan.

B. Saran
Perancangan perkerasan jalan menyesuaikan keadaan lapangan yang
ada. Konstrusksi perkerasan jalan dan lapisan yang digunakan pada
perencanaan perkerasan jalan harus mengikuti keadaan lapangan sehingga
dapat sesuai dengan baik. Bahan penyusun juga harus diperhatikan dan lolos
uji agar jalan dapat kuat dan tahan lama dalam pemakaiannya.

10
DAFTAR PUSTAKA

1. http://www.pusjatan.pu.go.id/produk/litbang_detail/teknologi-
aspalplastik#:~:text=Teknologi%20aspal%20plastik%20merupakan%20camp
ur an,dalam%20ketahanan%20lelah%20(fatique).

2. https://www.ilmutekniksipil.com/perkerasan-jalan-raya/teknologiperkerasan-
jalan-ramah-lingkungan

3. https://tekonsipil.sv.ugm.ac.id/2019/08/28/rintisan-teknologi-perkerasanjalan-
masa-depan/

4. https://www.researchgate.net/publication/318307313_Penggunaan_Aspal_Bu
sa_Foamed_Bitumen_Untuk_Konstruksi_Jalan/link/5961dfbf458515a3
572e1f6e/download

5. https://www.academia.edu/15267684/PAPER_PELAKSANAAN_PERKER
AS AN_JALAN.

11

Anda mungkin juga menyukai