Anda di halaman 1dari 7

TUGAS LABORATORIUM PERKERASAN JALAN

Untuk memenuhi tugas mata kuliah Laboratorium Desain Perkerasan Jalan


yang diampu oleh:

Untoro Nugroho, S. T., M.T.


Farhan Sholahudin, S. ST., M.T.

Disusun oleh:
Nabila A’syuro Putri (5111420015)

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
TAHUN 2023
A. Tujuan

Pelaksanaan pemeriksaan kadar lumpur dalam agregat halus memiliki beberapa


tujuan, yaitu sebagai berikut :

1. Menentukan persentase nilai kadar lumpur dalam agregat halus yang digunakan.
2. Mampu menggunakan alat praktikum serta pengolahan data pemeriksaan kadar
lumpur agregat halus.
3. Mampu memahami prosedur pemeriksaan kadar lumpur dalam agregat halus sesuai
dengan prosedur standar.
B. Dasar Teori

Pengujian kadar lumpur pada agregat normal (halus dan kasar) sebelum digunakan
akan mengandung kadar lumpur yang banyak, tapi kada lumpur agregat normal yang
diizinkan SK SNI S – 04 – 1989 – F untuk agregat halus (pasir) maksimal 5% tidak boleh
mengandung Lumpur (bagian yang dapat melewati ayakan 0,060 mm) lebih dari 5%. Apabila
lebih dari 5% maka pasir harus dicuci. Karena kadar lumpur yang berlebih dalam agregat
halus dapat menurunkan kekuatan beton dan menyebabkan mutu beton yang telah
direncanakan akan tidak terpenuhi.

C. Alat dan Bahan


1. Alat
a. Timbangan

b. Cawan

c. Oven
d. Ayakan 4,75 mm atau No. 4

e. Ayakan 0,075 mm atau No. 200

f. Desikator

2. Bahan
a. Pasir kering tungku dengan berat 500 gram
b. Air

D. Langkah Pengujian
• Menyaring pasir dengan ayakan no. 4, untuk memisahkan pasir dengan kerikil

• Pasir yang sudah diayak lalu ditimbang.


• Setelah ditimbang, lalu pasir dicuci dengan air. Dengan tujuan untuk
memisahkan pasir dengan lumpur. Pasir dicuci hingga air pada pasir jernih.
• Tuangkan air bekas mencuci pasir ke dalam ayakan no. 200.
• Masukkan pasir yang sudah dicuci sampai bersih ke dalam oven dengan suhu
105° selama ± 24 jam.
• Setelah dikeluarkan dari oven, dimasukkan ke dalam desikator untuk
menghilangkan uap panas yang tertinggal agar mendapatkan berat pasir
kering tungku yang sesuai.

• Ditimbang kembali setelah suhunya sesuai dengan suhu ruang.


• Lalu mengisi Lembar Kerja sementara.
E. Hasil Pengujian

Pengujian Kandungan Lumpur Agregat Halus

No Uraian Hasil

1 No cawan 1 2

2 Berat kering sebelum dicuci (A) gram 250 250

3 Berat pasir kering setelah dicuci (B) gram 225 218,3

4 Kadar lumpur ((A) - (B) / A) x 100 % % 10,00 12,68

Kadar lumpur Rata-rata 11,34 %

Menurut SK SNI S-04-1989-F agregat kasar tidak boleh mengandung


lumpur mengandung lumpur lebih dari 5% (ditentukan terhadap berat kering). Dari
hasil pengujian kadar lumpur pasir di atas, pasir tidak memenuhi syarat yang
ditetapkan SK SNI S-04-1989-F.

● Hasil Perhitungan
𝐴1 − 𝐵1
Kandungan lumpur 1 = × 100%
𝐴1
(250−225)
= × 100%
250
25
= 250 × 100%

= 10,00 %
● Hasil Perhitungan
𝐴2 − 𝐵2
Kandungan lumpur 2 = × 100%
𝐴2
(250−218,3)
= × 100%
250
31,7
= × 100%
250

= 12,68 %

F. Kesimpulan

Dari hasil percobaan, kandungan lumpur di dalam agregat halus diperoleh


sebesar 10,00% untuk cawan no 1 dan 12,68% untuk cawan no 2. Persentase kadar
lumpur dari agregat halus tersebut tidak memenuhi syarat yang ditetapkan SK SNI,
yaitu 5% menurut SK SNI S-04-1989-F. Jadi, agregat halus tersebut tidak dapat
dipakai sebagai bahan adukan maupun campuran beton.

G. Rekomendasi

Lumpur tidak diijinkan dalam jumlah banyak, untuk masing–masing agregat


kadar lumpur yang diijinkan berbeda. Kadar lumpur agregat normal yang diijinkan
SK SNI S–04–1989–F “Spesifikasi bahan bangunan” untuk agregat halus (pasir)
adalah maksimal 5%. Ada kecenderungan meningkatnya penggunaan air dalam
campuran beton yang bersangkutan, jika terdapat lumpur.

Anda mungkin juga menyukai