Anda di halaman 1dari 26

Laporan Praktikum Teknologi Beton dan Material

BAB III

PENYELIDIKAN BAHAN PASIR

III.1. PENDAHULUAN
Dalam proses pembuatan beton, selain semen diperlukan juga bahan pengisi yaitu
agregat halus maupun kasar. Pasir dalam hal ini adalah agregat halus yaitu hasil
disintegrasi alami dari batuan atau dihasilkan oleh industri pemecah batu dan
mempunyai ukuran butir terbesar 5,0 mm.

Sebagai bahan pencampur beton dan untuk menghasilkan mutu beton yang baik,
maka pasir minimal harus memenuhi syarat-syarat diantaranya: terdiri dari butiran
yang tajam keras dan kekal, tidak boleh mengandung bahan organik terlalu banyak dan
dibuktikan dengan percobaan warna NaOH, tidak boleh mengandung lumpur lebih dari
5% berat kering, dan harus berasal dari gradasi baik (well graded) yaitu diatas ayakan 4
mm minimal terdapat 2% berat total, diatas ayakan 1 mm minimal terdapat 10% berat
total, dan sisa diatas ayakan 0,25 mm berkisar antara 80% - 95% berat total.

Dalam pembuatan campuran beton, pasir berfungsi sebagai bahan pengisi. Butir-
butir pasir yang dipakai dalam campuran beton harus bersifat keras dan kekal, artinya
tidak mudah pecah atau hancur oleh pengaruh alam seperti panas atau hujan. Oleh
sebab itu perlu diketahui segala sesuatu tentang pasir sehubungan dengan fungsinya
dalam campuran beton, antara lain seperti :
 Susunan butir/gradasi, yaitu pemisahan pasir sesuai dengan diameternya yang
dilakukan dengan analisa saringan
 Kadar organis yang dikandung oleh pasir
 Kadar Lumpur dalam pasir, yaitu tidak boleh lebih dari 5% sesuai dengan yang di
syaratkan dalam buku pedoman
 Kelembapan dan resapan pasir
 Berat jenis pasir
 Berat volume baik dalam keadaan lepas maupun padat
 Persyaratan tentang bahan pasir secara lengkap dan jelas dapat dilihat di buku
pedoman atau buku peraturan yang ada.

Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil UWKS


22
Laporan Praktikum Teknologi Beton dan Material

III.2. ANALISA GRADASI PASIR DAN MODULUS HALUS


Dalam distribusi besaran butir agregat diperlukan dalam perancangan campuran
adukan beton, sedangkan alat yang digunakan adalah seperangkat saringan dengan
ukuran lengkap dengan sieve shaker. Analisa gradasi pasir ini untuk menentukan
ukuran-ukuran pasir, apakah termasuk pasir layak atau tidak layak yang terangkum
dalam bentuk grafik zone, dari zone I, II, III, danIV.
A. Tujuan :
Menentukan distribusi ikuran butir / gradasi pasir dan meenentukan modulus
kehalusan pasir
B. Peralatan
 Timbangan analitis 2500 gram
 Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu
 Sikat baja
 Alat penggetar listrik
 Ayakan ASTM yang disusun dari atas ke bawah berurutan dengan ukuran
Nomor ayakan Ukuran diameter lubang (mm)

4 4.76
8 2.38
16 1.09
30 0.59
50 0.29
100 0.15
Pan -

C. Bahan
 Bahan : Pasir keadaan kering oven
D. Prosedur pengujian :
 Timbang pasir sebanyak 1000gr dan keringkan dalam oven dengan suhu 1050C
selama 24 jam
 Kemudian masukkan pasir kedalam ayakan yang telah disusun, kemudian digetar
dengan mesin penggetar selama 3-5 menit
 Timbang pasir yang tertinggal pada tiap-tiap ayakan. Periksa berat pasir
keseluruhan adalah 1000 gram

Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil UWKS


23
Laporan Praktikum Teknologi Beton dan Material

 Dari hasil ayakan, buat grafik guna menentukan daerah gradasi butiran pasir dan
modulus kehalusannya.
E. Data Praktikum
Analisa Gradasi Pasir dan Modulus Halus
Saringan Yang tertinggal pada % kumulatif
saringan
No mm Gram % Tertinggal Lolos
4 4.76 55,9 6,11 6,11 93,89
8 2.38 84,2 9,26 15,37 84,63
16 1.19 115,2 12,6 27,97 72,03
30 0.59 143,5 15,68 43,65 56,35
50 0.297 211,7 23,14 66,79 33,21
100 0.149 218,4 23,88 90,67 9,3
pan 0.00 85,3 9,33 - 0
Jumlah 914,7 100 250,56 349,44
Modulus kehalusan = 2,5056

(𝟏𝟎𝟎𝟎−𝟗𝟏𝟒,𝟕)
%kehilangan = × 𝟏𝟎𝟎%
𝟏𝟎𝟎𝟎
= 8,53 %
 Berat butiran yang lolos = berat total – berat butiran tertinggal

Saringan No. 4 = 914,2 – 55,9 = 858,3 gr


Saringan No. 8 = 914,2 – (55,9+84,2) = 774,1 gr
Saringan No. 16 = 914,2 – (55,9+84,2+115,2) = 658,9 gr
Saringan No. 30 = 914,2 – (55,9+84,2+115,2+143,5) = 515,4 gr
Saringan No. 50 = 914,2 – (55,9+84,2+115,2+143,5+211,7) = 303,7gr
Saringan No. 100 = 914,2 – (55,9+84,2+115,2+143,5+211,7+218,4)
= 85,3 gr
Pan = 914,2 – (55,9+84,2+115,2+143,5+211,7+218,4+85,3)
= 0 gr
 Menentukan persentase (%) butiran yang tertahan ayakan (Rn)
𝑩𝒆𝒓𝒂𝒕 𝒕𝒂𝒏𝒂𝒉 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒕𝒆𝒓𝒕𝒂𝒉𝒂𝒏 𝒅𝒊𝒂𝒕𝒂𝒔 𝒂𝒚𝒂𝒌𝒂𝒏
Rn = 𝒙 𝟏𝟎𝟎 %
𝑩𝒆𝒓𝒂𝒕 𝒕𝒂𝒏𝒂𝒉 𝒕𝒐𝒕𝒂𝒍

Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil UWKS


24
Laporan Praktikum Teknologi Beton dan Material

55,9
RnNo.4 = 𝑥 100% = 6,11%
914,2
84,2
RnNo.8 = 𝑥 100% = 9,21%
914,2
115,2
RnNo.16 = 𝑥 100% = 12,6%
914,2
143,5
RnNo.30 = 𝑥 100% = 15,7%
914,2
221,7
RnNo.50 = 𝑥 100% = 23,16%
914,2
218,4
RnNo.100 = 𝑥 100% = 23,89%
914,2
85,3
Pan = 𝑥 100% = 9,33%
914,2
 Menentukan persentase kumulatif dari tanah yang tertahan di ayakan
= ∑ Rn
No. 4 = 6,11 %
No. 8 = 6,11% + 9,21% = 15,32%
No. 16 = 6,11% + 9,21% + 12,60% = 27,93%
No. 30 = 6,11% + 9,21% + 12,60%+15,70% = 43,62%
No. 50 = 6,11% + 9,21% + 12.60%+15,70% + 23,16% = 66,78%
No. 100 = 6,11% + 9,21% + 12,60%+15,70% + 23,16% +23,89%
= 90,67%
Pan = 6,11% + 9,21% + 12,60%+15,70% + 23,16% +23,89% + 9,33%
=100%
 Menentukan kumulatif dari tanah yang lolos ayakan
= (100 - ∑Rn) %
No. 4 = (100 – 6,11) % = 93,89 %
No. 8 = (100 – 15,32) % = 84,68 %
No. 16 = (100 – 27,93) % = 72,07 %
No. 30 = (100 – 43,62) % = 56,38 %
No. 50 = (100 – 66,78) % = 33,22 %
No. 100 = (100 – 90,67) % = 9,33 %
Pan = (100 – 100) % =0%

Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil UWKS


25
Laporan Praktikum Teknologi Beton dan Material

 Menentukan tanah yang hilang selama tes


Berat tanah :
ω0 = berat tanah kering mula-mula = 1000 gram
ωi = berat total tanah kumulatif = 914,20 gram
Tanah yang hilang selama tes analisa ayakan :
= ω0 + ωi . 100% = 1000 – 914,20 . 100 % = 8,58 %

ωi 1000
 Modulus kehalusan = jumlah presentase tertahan kumulatif
100
250,56
=
100

= 2,5056
F. Grafik Analisa Pasir dan Modulus Halus Butir

100 100 100 100 100 100 0


95 95
90 90 10
90
85
80 80 20

% yang tertinggal di atas ayakan


79
75 76
70 70 30

60 60 60 40
59
55
50 50 50

40 40 60
35
30 30 34 70
30
20 20 80
15 15 15
10 12 90
10 8
5
0 100
0,15 0,30 0,60 1,20 2,40 4,80 3/8" 3/4"
No. Saringan
Grafik 2.1 Lengkung Ayakan Pasir

Keterangan:

Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil UWKS


26
Laporan Praktikum Teknologi Beton dan Material

Grading Zone 1
Grading Zone 2
Grading Zone 3
Grading Zone 4
Berdasarkan grafik diatas dapat dilihat bahwa lengkung ayakan berada pada
grading zone 2 dengan nilai modulus kehalusan sebesar 2,5056.

III.3. PERCOBAAN KELEMBABAN PASIR ( ASTM C 556-89 )


A. Tujuan
Untuk mengetahui/menentukan kelembaban pasir dengan cara kering.
B. Peralatan yang Diperlukan
 Timbangan 2500 gram
 Oven
 Pan
C. Bahan yang Diperlukan
Pasir dalam keadaan asli
D. Prosedur
 Pasir dalam keadaan asli ditimbang sebanyak 500 gram
 Pasir yang dimasukkan ke oven selama 24 jam dengan temperatur 100+5
derajat celsius.
 Keluaran Pasir dari oven, setelah dingin pasir ditimbang beratnya.
E. Data Praktikum
Kelembaban Pasir (ASTM C 556-71)

Percobaan nomor 1
Berat pasir asli (w1 gram) 500
Berat pasir oven (w2 gram) 476.8
w1  w2
Kelembaban pasir = 100% 4,64%
w2
F. Perhitungan :
Berat pan = 44,2 gr
Mencari nilai w2 = 521 gr – 44,2 gr= 476,8 gr
Diketahui :
Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil UWKS
27
Laporan Praktikum Teknologi Beton dan Material

W2 = 476,8 gr
W1 = 500 gr
500  476,8
 Kelembaban =  100%  4,64%
476,8

G. Kesimpulan:
Percobaan dilakukan sebanyak satu kali. Berdasarkan data dan
perhitungan diatas diperoleh kelembaban pasir sebesar 4,64%. Standart
kelembaban pasir adalah tidak lebih 5%. Dapat disimpulkan bahwa pasir yang
digunakan dalam praktikum memenuhi standart kelembaban pasir untuk
digunakan dalam campuran agregat beton. (Kelembaban ini selanjutnya akan
digunakan untuk mencari perbandingan banyaknya agregat pasir dari kondisi
SSD ke kondisi asli dalam mix design).

Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil UWKS


28
Laporan Praktikum Teknologi Beton dan Material

Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil UWKS


29
Laporan Praktikum Teknologi Beton dan Material

III.4. PERCOBAAN BERAT JENIS PASIR


A. Tujuan
Menentukan berat jenis pasir pada kondisi SSD
B. Peralatan Yang Diperlukan
 Labu takar 500 cc
 Timbangan analisa 2500 gram
 Oven
 Pan
 Hair dryer/kipas angin
 Kerucut dan rojokan
C. Bahan yang Diperlukan
Pasir keadaan SSD
D. Prosedur
 Timbang labu takar 500 cc
 Timbang pasir kondisi SSD sebanyak 500 gram dan masukkan pasir
kedalam labu takar dan timbang.
 Isi labu takar yang berisi pasir dengan air bersih hingga penuh.
 Pegang labu takar yang sudah berisi air dan pasir posisi miring, putar
kiri dan kanan hingga gelembung-gelembung udara dalam pasir keluar.
 Sesudah gelembung-gelembung keluar tambahkan air kedalam labu
takar hingga batas kapasitas, dan timbang ( w1 ).
 Keluarkan pasir dan air dari dalam labu takar dan labu takar
dibersihkan, kemudian isi labu takar dengan air sampai batas kapasitas
dan timbang.
E. Data Praktikum
Berat Jenis Pasir
(ASTM C 128-78)
Percobaan nomor 1
Berat labu + pasir + air (w1 gram) 769,5
Berat pasir SSD 250
Berat labu + air (w2 gram) 619,5
250
Kelembaban pasir = 2,5 %
250  w1  w2

Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil UWKS


30
Laporan Praktikum Teknologi Beton dan Material

F. Perhitungan:
250
 Berat jenis =  2,5%
(250  769,5  619,5)
G. Kesimpulan:
Percobaan dilakukan sebanyak satu kali. Standart berat jenis pasir adalah
tidak lebih dari 3%. Berdasarkan data dan perhitungan diatas diperoleh berat
jenis pasir yang digunakan dalam praktikum 2.5 % (<3%). Jadi pasir yang
digunakan dalam praktikum memenuhi standart berat jenis pasir untuk
digunakan dalam campuran agregat beton. (Berat jenis pasir ini selanjutnya
akan digunakan dalam perhitungan mix design untuk menentukan berat jenis
relatif agregat).

Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil UWKS


31
Laporan Praktikum Teknologi Beton dan Material

Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil UWKS


32
Laporan Praktikum Teknologi Beton dan Material

III.5. PERCOBAAN AIR RESAPAN PASIR ( ASTM C 128-93 )


A. Tujuan
Menentukan kadar air resapan pasir.
B. Peralatan yang Diperlukan
 Timbangan analisa 2600 gram
 Oven
 Pan
C. Bahan yang Diperlukan
Pasir kondisi SSD
D. Prosedur
 Timbang pasir kondisi SSD sebanyak 500 gram.
 Masukkan oven selama 24 jam.
 Pasir dikeluarkan dan setelah dingin ditimbang beratnya.
E. Data Praktikum
Air Resapan Pasir
(ASTM C 128 – 93)
Percobaan nomor 1
Berat pasir SSD 500
Berat pasir oven (w1 gram) 476,8
500  w1
Kadar air resapan pasir = 100% 4,86%
w1
F. Perhitungan :
500  476,8
 Kadar air resapan pasir 1 =  100%  4,86%
476,8
G. Kesimpulan:
Percobaan dilakukan sebanyak satu kali. Standar kadar resapan pasir
adalah < 3% (www.wikipedia.com). Berdasarkan data dan perhitungan diatas ,
kadar resapan pasir yang digunakan dalam praktikum sebesar 4,86 % (>3%).
Dapat disimpulkan bahwa pasir yang digunakan dalam praktikum memenuhi
standart serta ayak digunakan dalam campuran agregat beton. (Air resapan
pasir ini selanjutnya akan digunakan untuk mencari perbandingan banyaknya
agregat pasir dari kondisi SSD ke kondisi asli dalam mix design).

Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil UWKS


33
Laporan Praktikum Teknologi Beton dan Material

Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil UWKS


34
Laporan Praktikum Teknologi Beton dan Material

III.6. PERCOBAAN BERAT VOLUME PASIR ( ASTM C 29/C29M – 91 )


A. Tujuan
Menentukan berat volume pasir baik dalam keadaan lepas maupun padat.
B. Peralatan Yang Diperlukan
 Timbangan analitis 2500 gram
 Takaran berbentuk silinder dengan volume 5 liter
 Alat perojok besi berdiameter 16 mm dan panjang 60 cm
C. Bahan Yang Diperlukan
Pasir kering
D. Prosedur
 Tanpa rojokan/lepas
1. Silinder dalam keadaan kosong ditimbang.
2. Silinder diisi dengan pasir sampai penuh dan angkat setinggi 1 cm
jatuhkan kelantai sebanyak 3 kali, ratakan permukaannya.
3. Timbang silinder yang sudah terisi pasir penuh.
 Dengan rojokan
1. Silinder dalam keadaan kosong ditimbang.
2. Silinder diisi dengan pasir 1/3 bagian, kemudian dirojok 25 kali
demikian hingga penuh dan tiap bagian dirojok 25 kali.
3. Permukaannya diratakan.
4. Timbang silinder yang sudah terisi pasir penuh.
E. Data Praktikum
Menentukan Berat Volume Pasir
(ASTM C 29 – 91)

Jenis Percobaan Tanpa Rojokan Dengan Rojokan

Berat Silinder (w1 gram) 4765 gr 4765 gr


Berat Silinder+pasir (w2 gram) 9525 gr 10880 gr
Berat pasir (w2-w1 gram) 4760 gr 6115 gr
Volume Silinder (v cc) 14941 cm3 14941 cm3
Berat volume = (w2 – w1)/v (g/cc) 0,32 g/cm3 0,41 g/cm3
Berat volume rata-rata 0,36 gr/cm3

Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil UWKS


35
Laporan Praktikum Teknologi Beton dan Material

F. Perhitungan:
4760
 Berat volume tanpa rojokan =  0,32 g/cm3
14941
6115
 Berat volume dengan rojokan =  0,41 g/cm3
14941
0,32  0,41
 Berat volume rata-rata =  0,36 gr/cm3
2
G. Kesimpulan:
Percobaan dilakukan sebanyak dua kali yaitu dengan rojokan dan tanpa
rojokan. Pada percobaan pertama (tanpa rojokan) diperoleh berat volume
sebesar 0,32 g/cm3 percobaan kedua (dengan rojokan) diperoleh berat volume
sebesar 0,41 g/cm3. Setelah dirata-rata diperoleh berat volume rata-rata sebesar
0,36 gr/cm3 (Berat volume pasir ini selanjutnya akan digunakan dalam
menentukan perbandingan volume agregat pasir dalam kondisi asli dalam mix
design).

BeratPasir
Rumus : Volume Pasir=
BeratVolum ePasir

Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil UWKS


36
Laporan Praktikum Teknologi Beton dan Material

Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil UWKS


37
Laporan Praktikum Teknologi Beton dan Material

III.7. TEST KEBERSIHAN PASIR TERHADAP BAHAN ORGANIK ( ASTM C40 –


92 )
A. Tujuan
Menentukan kebersihan pasir terhadap bahan-bahan organik.
B. Peralatan yang Diperlukan
 Botol Bening
 Penggaris
C. Bahan Yang Diperlukan
 Pasir asli 130 ml
 NaOH 3% sebanyak 200 ml
D. Prosedur
 Isikan agregat yang diuji kedalam botol sampai kurang lebih 130 ml.
 Tambahkan larutan NaOH 3% sampai 200 ml dan tutup rapat dan kocok
botol kurang lebih 10 menit.
 Diamkan selama 24 jam.
 Selanjutnya amati warna cairan diatas permukaan halus yang ada dalam
botol, bandingkan warnanya.
 Jika warna cairan dalam botol berisi agregat lebih tua warnanya dari
pembanding, berarti dalam agregat berkadar zat organik yang terlalu
tinggi.
E. Data Praktikum
Kadar Zat Organik
(ASTM C 40 – 92)
Percobaan nomor 1
Tinggi Lumpur 0,5
Tinggi pasir 5
Kadar Lumpur 10%
Warna yang timbul Kuning teh
F. Kesimpulan:
Percobaan dilakukan sebanyak satu kali. Pada percobaan diperoleh warna
larutan menjadi kuning teh. Setelah dibandingkan dengan contoh, dapat ditarik
kesimpulan bahwa pasir tidak mengandung kadar zat organik yang terlalu
tinggi. Percobaan ini dilakukan agar kita dapat mengetahui secara jelas pasir

Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil UWKS


38
Laporan Praktikum Teknologi Beton dan Material

yang akan kita gunakan karena akan berpengaruh pada kekuatan beton yang
akan kita buat.

G. Keterangan tambahan :
Dari ASTM C 40 – 92
Warna Larutan Penurunan Kekuatan
Tidak berwarna/kuning muda 0%
Teh encer Batas
Kuning tua 10 – 20%
Merah tua 15 – 30 %
Merah - kecoklatan 25 – 50%
Coklat - merah tua 50 – 100%

Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil UWKS


39
Laporan Praktikum Teknologi Beton dan Material

Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil UWKS


40
Laporan Praktikum Teknologi Beton dan Material

III.8. TEST KEBERSIHAN PASIR TERHADAP LUMPUR DENGAN CARA


BASAH (ASTM C 117 – 76)
Dari analisa saringan pasir,dapat diketahui besaran butiran pasir yang masuk
dalam lengkung ayakan baik dalam zone I, II, III, IV. Apabila gradasi yang terjadi
lebih kecil dari persyaratan minimum butiran pasir, dapat dipastikan bahwa pasir
tersebut tergolong pasir halus atau yang dikenal dengan lempung atau Lumpur.
Pasir halus sebagai bahan campuran beton akan berpengaruh kepada kemampuan
kekuatan beton, sehingga perlu diperiksa berapa banyak kandungan Lumpur yang
dimiliki oleh pasir tersebut. Sehingga sesuai dengan yang diisyaratkan oleh buku
peraturan yang berlaku.
A. Tujuan
Menentukan banyaknya kadar lumpur dalam pasir.
B. Peralatan Yang Diperlukan
 Botol bening.
 Penggaris.
C. Bahan Yang Diperlukan
 Pasir asli
 Air
D. Prosedur
 Botol bening diisi pasir dengan tinggi kurang lebih 6 cm.
 Isikan air kedalam botol hingga hampir penuh dan tutup rapat kemudian
dikocok.
 Diamkan selama 24 jam.
 Endapan lumpur dan pasir masing-masing diukur tingginya.
E. Data Praktikum
Kebersihan Pasir Terhadap Lumpur dengan cara Basah
(ASTM C 117 – 76)
Percobaan nomor 1
Tinggi Lumpur (h) (cm) 0,5
Tinggi pasir (H) (cm) 6
Kadar lumpur = h/H 3%

Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil UWKS


41
Laporan Praktikum Teknologi Beton dan Material

F. Perhitungan:
0.5
 Kadar lumpur =  3%
6
G. Kesimpulan:
Percobaan dilakukan sebanyak satu kali. Pada percobaan diperoleh kadar
lumpur 3%. Berdasarkan SNI 03-1750-1990 kebersihan pasir terhadap Lumpur
dengan cara basah kurang dari 5% untuk layak digunakan dalam campuran
agregat beton. Data dan perhitungan diatas diperoh besarnya kebersihan pasir
terhadap Lumpur dengan cara basah mencapai 3 % ( > 5 % ). Sehingga pasir
yang digunakan dalam praktikum memenuhi standar pengujian dan layak
digunakan dalam agregat campuran beton. Karena pasir harus memiliki kadar
lumpur kurang dari 1/14 (dari ASTM C 117 – 76), dapat ditarik kesimpulan
bahwa pasir memenuhi syarat tidak mengandung lumpur yang terlalu banyak.

Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil UWKS


42
Laporan Praktikum Teknologi Beton dan Material

Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil UWKS


43
Laporan Praktikum Teknologi Beton dan Material

III.9. TEST KEBERSIHAN PASIR TERHADAP LUMPUR DENGAN CARA


KERING (ASTM C 117 – 76)
A. Tujuan
Mengetahui kadar lumpur dalam pasir.
B. Peralatan yang Diperlukan
 Timbangan analisa 2500 gram
 Saringan 0,063
 Oven dan pan
C. Bahan yang Diperlukan
 Pasir kering oven
 Air
D. Prosedur
 Timbang pasir kering oven sebanyak 500 gram
 Pasir dicuci hingga bersih, yaitu dengan mengaduk pasir dengan air
berkali-kali hingga tampak bening.
 Tuangkan air cucian kedalam saringan berkali-kali.
 Pasir yang ikut tertuang dan tinggal diatas saringan dikembalikan ke pan.
 Pasir dioven dengan suhu 100+5 derajat Celcius selama 24 jam.
 Keluarkan pasir bersih dari oven, tunggu hingga dingin.
 Timbang beratnya.
E. Data Praktikum
Kebersihan Pasir Terhadap Lumpur dengan cara Kering
(ASTM C 117 – 76)
Percobaan nomor 1
Berat pasir kering (w1 gram) 500
Berat pasir kering oven (w2 gram) 498
w1  w2 2.4%
Kadar lumpur =  100%
w1

F. Perhitungan:
500  498
 Kadar lumpur =  100%  2.4%
500

Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil UWKS


44
Laporan Praktikum Teknologi Beton dan Material

G. Kesimpulan:
Percobaan dilakukan sebanyak satu kali. Pada percobaan diperoleh kadar
lumpur 2.4%. Karena pasir harus memiliki kadar lumpur kurang dari 5%, dapat
ditarik kesimpulan bahwa pasir memenuhi syarat tidak mengandung lumpur
yang terlalu banyak.

H. Keterangan tambahan :
Menurut ASTM C 117 – 76
Syarat kadar lumpur untuk pasir < 5% dari berat kering.

Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil UWKS


45
Laporan Praktikum Teknologi Beton dan Material

III.10. PENGEMBANGAN VOLUME PASIR


Pengembangan volume pasir merupakan besarnya volume udara yang terkandung
dalam rongga diantara butir-butir pasir.
A. Tujuan
Mengetahui prosentase volume udara yang terkandung dalam rongga di antara
butiran pasir.
B. Peralatan
 Gelas ukur 500 cc
 Batang pengaduk
C. Bahan
 Pasir kondisi asli
 Air
D. Prosedur pengujian
 Masukkan pasir kedalam gelas ukur ¾ bagian (375 cc),catat volumenya (A)
 Pasir di keluarkan,kemudian masukkan air kedalam gelas ukur ½ bagian
(250 cc).Masukkan kembali pasir kedalam gelas ukur sedikit demi sedikit
sambil diaduk,diamkan dan endapannya di catat (B).
E. Data Praktikum
PENGEMBANGAN VOLUME PASIR
Pengujian nomor 1
Volume pasir (A) 375 gram
Volume pasir + Air (B) 430 gram
Pengembangan volume pasir/bulking 14,66%
Pengembangan volume pasir / Bulking = B – A x 100%
A
= 430 – 375 x 100% = 14,66 %
375
Berdasarkan data dan perhitungan diatas diperoleh pengembangan volume pasir
yang digunakan dalam praktikum sebesar 14,66 % , Di mana standar pengembangan
volume pasir adalah <65%. Dapat disimpulkan bahwa pasir yang digunakan dalam
praktikum memenuhi standart pengembangan volume pasir untuk digunakan dalam
campuran agregat beton.

Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil UWKS


46
Laporan Praktikum Teknologi Beton dan Material

III.11. KESIMPULAN PASIR


Dari beberapa percobaan tersebut diatas maka diperoleh sebagai berikut :
a. Grading zone dan modulus kehalusan pasir : 2 dan 2,5056 %
b. Kelembaban pasir : 4,64 %
c. Berat jenis pasir : 2,5 gr/cm3
d. Berat volume pasir : 0,36 gr/cm3
e. Kadar air resapan pasir SSD : 4,86%
f. Pengembangan volume pasir / bulking : 14,66 %
g. Kadar Lumpur keadaan basah :3%
h. Kadar lumpur keadaan kering : 2,4 %

Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil UWKS


47

Anda mungkin juga menyukai