DISUSUN OLEH :
NAMA : M. TULUS WIJAYANTO
NIM : 113200018
PLUG : G
DISUSUN OLEH :
NAMA : M. TULUS WIJAYANTO
NIM : 113200018
PLUG : G
[ ]
1
( )
cc
2k −1
cm
Δ PT
2
Vf = A
μ
Dimana :
A : Filtration Area
k : Permeabilitas Cake
Cc :Volume fraksi solid dalam mud cake
Cm :Volume fraksi solid dalam lumpur
P : Tekanan filtrasi.
T : Waktu filtrasi = viskositas filtrate.
Pembentukan mud cake dan filtration loss adalah dua kejadian dalam
pemboran yang berhubungan erat, baik waktu kejadiannya maupun sebab dan
akibatnya. Oleh sebab itu maka pengukurannya dilakukan secara bersamaan.
Persamaan yang umum digunakan untuk static filtration loss adalah :
()
1
t2 2
t1
Q2 = Q1 x
Dimana:
Q1 t
: Fluida loss pada waktu 1
Q2 t
: Fluida loss pada waktu 2
5.3. PERALATAN DAN BAHAN
5.3.1. Alat
Filter Press
Mud Mixer
Gelas ukur 50 cc dan 350 cc
Jangka Sorong
Filter Paper
Stop Watch
5.3.2. Bahan
Bentonite
Aquadest
Additive Spresene
1
2
3
4 5
10 8
Keterangan:
1. T-Screw 6. Base Cup
2. Pressure Inlet 7. Support Rod
3. Top Cup 8. Thumb Screw
4. Frame 9. Graduated Cilinder
5. Cell 10. Support
Keterangan:
1. Mixer Cup
2. Mixer Hanging
3. Mixer
()
0,5
t2
Q2=Q1 ×
t1
Keterangan :
Q1 = fluid loss pada waktu t1
Q2 = fluid loss pada waktu t2
t1 & t2 = waktu filtrasi
Q2 = Q1 × (t2/t1)0,5
= 7,5 × (30/7,5)0,5
= 7,5 × 40,5
= 7,5 × √4
= 7,5 × 2
= 15 ml
Grafik
5.5.3.
Additive PAC-R & PAC-L Vs Filtrat
18
16
14
12
10
8
Filtrat
6
4
2
0
PAC-R Vs Filtrat PAC-L Vs Filtrat Linear (PAC-R Vs Filtrat) Linear (PAC-L Vs Filtrat)
Grafik 5.1.
Additive PAC-R & PAC-L vs Filtrat
50
Additive PAC-R & PAC-L Vs Mud Cake
40
30
Mud Cake
20
10
0
0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7
-10
Additive
PAC-R Vs Mud Cake PAC-L Vs Mud CakeLinear (PAC-R Vs Mud Cake)Linear (PAC-L Vs Mud Cake)
Grafik 5.2.
Additive PAC- R & PAC-L vs Mud Cake
5.6 PEMBAHASAN
Pada praktikum ALP ini, acara berjudul filtration loss dan mud cake.
Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari komposisi lumpur
terhadap filtrat yang hilang dan tebal mud cake, mengenal dan memahami alat-alat
dan prinsip kerja filter press. Filtrat adalah fasa cair lumpur pemboran yang
tersaring oleh pori batuan yang masuk ke dalam formasi, sedangkan mud cake
adalah fasa padat yang tersaring di muka lapisan dan akan membentuk lapisan
yang akan berfungsi sebagai pelindung dinding sumur dari pengaruh yang
diberikan formasi.
Pada saat praktikum, hal pertama yang dilakukan adalah membuat lumpur
dasar dengan cara memasukkan 350 ML air ke dalam cup lalu diaduk dengan
multimixer dan ditambahkan 22,5 gram bentonite. Kemudian ditambahkan KOH.
KOH ditambahkan agar kondisi lumpur bersifat basa dan tidak korosif. Setelah
campuran tadi tercampur, bisa ditambahkan zat additive PAC-L. Setelah lumpur
tercampur dengan sempurna, masukkan lumpur pada filter press yang sudah
disusun. Susunan filter press adalah base cup, filter paper, rubber, gasket, dan top
cup. Susunan tersebut disimpan diatas stage lalu dikencangkan dengan t-screw
dan diberikan tekanan yang berasal dari compressor. Prinsip kerjanya adalah
dengan menyaring filtrat oleh filter paper. Tekanan compressor diatur 100 psi
yang disebut over balance. Pada saat lumpur mulai di press, keluar filtart
berawarna keruh yang disebut sprud loss. Kemudian setelah cairan sprud loss
dikeluarkan, maka filter press akan mengeluarkan cair yang bening dan
ditampung di gelas ukur dan diuji PH nya dengan kertas lakmus. Setelah 30
menit, lumpur dibuang dan dilihat pada filter paper terbentuk endapan lumpur
yang disebut mud cake. Dihitung ketebalan mud cake dengan jangka sorong.
Tebal mud cake yang ideal adalah kisaran 0,8 – 2 mm.
Terdapat 2 alat yang digunakan, yaitu multimixer untuk mencampur bahan-
bahan pembentuk lumpur pemboran dan alat selanjutnya adalah filter press
sebagai alat yang menekan lumpur pemboran berfungsi untuk menyaring filtrat
yang akan membentuk mud cake pada filter paper. Alat ini mendapatkan tekanan
dari compressor sebesar 100 psi, hal ini menggambarkan pressure window yang
ada pada sumur yang sebenarnya. Terdapat pula 5 bahan dalam percobaan ini,
yaitu air dan bentonite sebagai bahan utama pembentuk lumpur. KOH sebagai
pengatur nilai PH pada lumpur pemboran dan untuk mengaktifkat zat aditif seperti
PAC-L yang berfungsi untuk menambah viskositas pada lumpur dan XCD yang
berfungsi untuk menurunkan viskositas pada lumpur.
Didapatkan grafik additive vs mud cake yang menunjukan bahwa
penambahan additive akan menurunkan nilai volume filtrat. Penambahan PAC-L
seharusnya menurunkan pembentukan mud cake yang dimana berkebalikan
dengan grafik. Berdasar grafik XCD vs volume filtrat, penambahan XCD akan
menaikkan volume filtrat dan akan berujung pada penambahan tebal mud cake.
Aplikasi di lapangan dari percobaan ini adalah dengan melakukan
pengontrolan pada filtration loss yang terjadi pada sumur, maka dapat mencegah
juga adanya problem pada proses pemboran, evaluasi formasi, dan produksi. Mud
cake yang terlalu tebal akan menyebabkan pipa pemboran terjepit karena lubang
sumur menyempit. Sedangkan mud cake yang terlalu tipis akan membuat sumur
jadi rentan akan terjadinya longsoran. Maka dari itu, mud cake harus diatur
sedemikian rupa supaya tebalnya ideal. Mud cake yang ideal memiliki nilai
ketebalan antara 0,8 mm – 2,0 mm.
5.7 KESIMPULAN
1. Dari percobaan yang telah dilakukan, didapatkan data:
Volume filtrat loss selama 30 menit : 15 ml
Tebal mud cake : 1,2 mm
2. Filtrat loss yang di press berada dalam keadaan basa.
3. Mud cake tidak boleh terlalu tipis karena akan rentan terjadi runtuhan
formasi, tidak boleh juga terlalu tebal karena akan menyebabkan pipe
stucking.
4. Aplikasi lapangan
Filter press mencegah kehilangan filtrat terlalu banyak.
Filtrat yang masuk ke formasi harus dibatasi supaya tidak terjadi pipe
stucking.
Mud cake berfungsi untuk melindungi sumur dari pengaruh formasi.