Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN MINGGUAN

PRAKTIKUM ANALISA LUMPUR PEMBORAN


FILTRATE DAN MUD CAKE

DISUSUN OLEH :
NAMA : M. TULUS WIJAYANTO
NIM : 113200018
PLUG : G

LABORATORIUM ANALISA LUMPUR PEMBORAN


JURUSAN TEKNIK PERMINYAKAN
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
YOGYAKARTA
2021
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN MINGGUAN
PRAKTIKUM ANALISA LUMPUR PEMBORAN
FILTRATE DAN MUD CAKE

Diajukan untuk memenuhi persyaratan Praktikum “Analisa Lumpur Pemboran”.


Minggu kedua acara kedua, Filtrate dan Mud Cake, Tahun Akademik 2021/2022.
Jurusan Teknik Perminyakan, Fakultas Teknologi Mineral, Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta.

DISUSUN OLEH :
NAMA : M. TULUS WIJAYANTO
NIM : 113200018
PLUG : G

Disetujui untuk Laboratorium


Analisa Lumpur Pemboran
Oleh :
Asisten Praktikum

MAYDA ADE BASKHARA


NIM 113170068
BAB V
FILTRATE DAN MUD CAKE

5.1. TUJUAN PERCOBAAN


1. Mempelajari pengaruh komposisi Lumpur bor tehadap filtration loss dan
mud cake.
2. Mengenal dan memahami alat-alat dan prinsip kerja Filter Press.

5.2. DASAR TEORI


Ketika terjadi kontak antara Lumpur pemboran dengan batuan porous,
batuan tersebut akan bertindak sebagai saringan yang memungkinkan fluida dan
partikel-partikel kecil melewatinya. Fluida yang hilang kedalam batuan disebut
filtrate, sedangkan lapisan partikel-partikel besar tertahan dipermukaan batuan
disebut filter cake. Proses filtrasi diatas hanya terjadi apabila terdapat perbedaan
tekanan positif kearah batuan. Pada dasarnya ada dua jenis filtration yang terjadi
selama operasi pemboran, yaitu static filtation dan dynamic filtration. Static
filtration terjadi jika lumpur pemboran berada dalam keadaan diam dan dynamic
filtration terjadi ketika lumpur pemboran sedang disirkulasikan.
Apabila filtration loss dan pembentukan mud cake tidak dikontrol, maka ia
akan menimbulkan berbagai maslah, baik selama operasi pemboran maupun
dalam evaluasi formasi dan tahap produksi. Mud cake yang tipis akan merupakan
bantalan yang baik antara pipa pemboran dan permukaan lubang bor. Mud cake
yang tebal akan terjepit pipa pemboran sehingga sulit diangkat dan diputar,
sedangkan filtratnya akan menyusup ke formasi dan dapat menimbulkan damage
pada formasi.
Dalam percobaan ini akan dilakukan pengukuran volume filtration loss dan
tebal mud cake untuk static filtration. Standar prosedur yang digunakan adalah
APIRP 13B untuk LPLT (low pressure low temperature). Lumpur ditempatkan
dalam silinder standar yang bagian dasarnya dilengkapi kertas saring dan diberi
tekanan sebesar 100 psi dengan lama waktu pengukuran 30 menit. Volume filtrate
ditampung dengan gelas ukur dengan cubic centimeter (cc).
Persamaan untuk volume filtrate yang dihasilkan dapat diturunkan dari
persamaan Darcy, persamaannya adalah sebagai berikut :

[ ]
1

( )
cc
2k −1
cm
Δ PT
2

Vf = A
μ
Dimana :
A : Filtration Area
k : Permeabilitas Cake
Cc :Volume fraksi solid dalam mud cake
Cm :Volume fraksi solid dalam lumpur
P : Tekanan filtrasi.
T : Waktu filtrasi = viskositas filtrate.
Pembentukan mud cake dan filtration loss adalah dua kejadian dalam
pemboran yang berhubungan erat, baik waktu kejadiannya maupun sebab dan
akibatnya. Oleh sebab itu maka pengukurannya dilakukan secara bersamaan.
Persamaan yang umum digunakan untuk static filtration loss adalah :

()
1
t2 2
t1
Q2 = Q1 x
Dimana:
Q1 t
: Fluida loss pada waktu 1

Q2 t
: Fluida loss pada waktu 2
5.3. PERALATAN DAN BAHAN
5.3.1. Alat
 Filter Press
 Mud Mixer
 Gelas ukur 50 cc dan 350 cc
 Jangka Sorong
 Filter Paper
 Stop Watch
5.3.2. Bahan
 Bentonite
 Aquadest
 Additive Spresene
1

2
3
4 5

10 8

Keterangan:
1. T-Screw 6. Base Cup
2. Pressure Inlet 7. Support Rod
3. Top Cup 8. Thumb Screw
4. Frame 9. Graduated Cilinder
5. Cell 10. Support

Gambar 4.1. Filter Press


(www.gtep.civ.puc-rio.br/imagens/fotos_labs/lirf19.jpg)
Gambar 4.2. Jangka Sorong
(http://upload.wikimedia.org/commons/thumb/9/94/Messschieber.jpg)
Gambar 4.3. Filter Paper
(http://www.shamanshop.net/store/proddetail.cfm/ItemID/65050.0/
CategoryID/2500.0/SubCatID/5715.0/file.htm)
1 3
2

Keterangan:
1. Mixer Cup
2. Mixer Hanging
3. Mixer

Gambar 4.4. Multimixer


(http://www.geocities.com/nostalgia_diner/hambeachmilkshake3cream.jpg)
Gambar 4.5. Stopwatch
(www.grabbag.wordpress.com/files/2006/03/stopwatch.jpg)
5.4. PROSEDUR PERCOBAAN
5.4.1. Prosedur Operasi Standar
5.4.1.1. Filter Press
a. Letakkan rubber gasket di atas base cup.
b. Letakkan screen di sebelah atasnya.
c. Pasang filter paper, atur serapat mungkin.
d. Letakkan rubber gasket di atas filter paper, pasang mud cup.
e. Letakkan rubber gasket di atas silinder dan terakhir pasang top cap.
f. Tuang lumpur ke dalam silinder lalu tutup rapat.
g. Pasang silinder pada filter press.
h. Letakkan gelas ukur tepat di bawah silinder.
i. Alirkan udara dengan tekanan 100 psi.
j. Catat volume filtrat dengan interval yang telah ditentukan.
k. Setelah batas waktu, hentikan penekanan udara, buang tekanan udara
dalam silinder (bleed off) .
l. Tuangkan sisa lumpur ke dalam breaker.
m. Ambil filter paper dan tentukan tebalnya.
n. Lepas susunan peralatan pada silinder, cuci dengan air bersih dan
keringkan.
5.4.1.2. Jangka Sorong
a. Tarik jarum pada bagian bawah jangka sorong. Tusukkan pada mud cake.
b. Dorong skala gerak sampai ke mud cake.
c. Kencangkan dengan memutar mur pada jangka sorong.
d. Baca ketebalan mud cake dengan melihat pada skala. Lihat skala diam
yang berada sebelah kanan angka nol. Lalu cari garis yang berhimpit
antara skala diam dan skala gerak.
e. Bersihkan jangka sorong.
5.4.1.3. Gelas Ukur
a. Letakkan gelas ukur tepat di bawah silinder untuk menampung filtrat.
b. Baca volume filtrat tiap selang 2 menit sampai menit 15 dan 5 menit
setelahnya. Catat pula volume pada menit 7,5.
c. Cara membaca volume dengan melihat cekung bawah filtrat telah
menyentuh pada garis skala berapa ml.
d. Cuci gelas ukur hingga bersih.
5.4.1.4. Multimixer
a. Menyiapkan bahan-bahan untuk membuat lumpur.
b. Mengisi cup lumpur dengan air.
c. Mengkaitkan cup pada Multimixer dengan menekan pada penjepit atas
dan meletakkan cup pada penyangga bawah hingga mixer berputar
d. Memasukkan bahan-bahan solid yang akan digunakan.
e. Setelah campuran lumpur selesai dibuat, lepas cup dengan menaikkan
cup, kemudian tarik ke bawah.
f. Membersihkan mixer dengan memasang cup berisi air bersih lalu lap
hingga bersih
5.4.2. Prosedur Percobaan
1. Membuat lumpur :
Membuat lumpur dasar
22.5 bentonite + 350 cc aquadest.
Lumpur Dasar I : CMC-HV + LD
Lumpur Dasar II : Spersene + LD
2. Mempersiapkan alat filter press dan segera memasang filter paper dan
meletakkan gelas ukur dibawah silinder untuk menampung fluid filtrate.
3. Menuangkan campuran lumpur kedalam silinder dan segera menutup
rapat. Kemudian mengalirkan udara dengan tekanan 100 psi.
4. Segera mencatat volume filtrate sebagai fungsi dari waktu dengan stop
watch. Interval pengamatan setiap 2 menit pada 20 menit pertama,
kemudian 5 menit untuk 10 menit selanjutnya. Catat juga volume filtrate
pada menit 7.5.
5. Menghentikan penekanan udara, membuang tekanan udara dalam silinder
(bleed off) dan menuangkan kembali sisa lumpur dalam silinder kedalam
breaker.
6. Menentukan tebal mud cake yang terjadi dan mengukur pH-ny
5.5 HASIL PERCOBAAN DAN PERHITUNGAN
5.5.1 Hasil Percobaan
Tabel V-1
Lumpur Dasar Additive Filtration Loss
Mud
PLUG Bentonite Filtrat
Air(ml) KOH PAC-R PAC-L XCD Cake
(gr) (ml)
(mm)
A 350 22,5 0,3 0,1 0,1 7,4 16
B 350 22,5 0,3 0,2 0,2 7,1 3,5
C 350 22,5 0,3 0,3 0,3 3 1,9
D 350 22,5 0,3 0,4 0,4 6,9 47
E 350 22,5 0,3 0,5 0,5 4,4 3,4
F 350 22,5 0,3 0,6 0,6 6,95 2,2
G 350 22,5 0,3 0,1 0,1 7,5 1,2
H 350 22,5 0,3 0,2 0,2 4,7 3,65
I 350 22,5 0,3 0,3 0,3 7,85 2,25
J 350 22,5 0,3 0,4 0,4 15,7 2,46
K 350 22,5 0,3 0,5 0,5 3,45 3,45
L 350 22,5 0,3 0,6 0,6 4,75 2,2
5.5.2. Perhitungan
Lumpur Dasar = 350 ml air + 22,5 gr bentonite +
0,3 gr KOH + 0,1 gr PAC-L + 0,1 gr
XCD
Filtrate Loss dalam 7,5 menit (Q1) = 7,5 ml
Mud Cake = 1,2 mm

Filtrate Loss dalam 30 menit (Q2)

()
0,5
t2
Q2=Q1 ×
t1

Keterangan :
Q1 = fluid loss pada waktu t1
Q2 = fluid loss pada waktu t2
t1 & t2 = waktu filtrasi

Q2 = Q1 × (t2/t1)0,5
= 7,5 × (30/7,5)0,5
= 7,5 × 40,5
= 7,5 × √4
= 7,5 × 2
= 15 ml
Grafik
5.5.3.
Additive PAC-R & PAC-L Vs Filtrat
18
16
14
12
10
8
Filtrat

6
4
2
0

0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7


Additive

PAC-R Vs Filtrat PAC-L Vs Filtrat Linear (PAC-R Vs Filtrat) Linear (PAC-L Vs Filtrat)

Grafik 5.1.
Additive PAC-R & PAC-L vs Filtrat
50
Additive PAC-R & PAC-L Vs Mud Cake

40

30
Mud Cake

20

10

0
0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7

-10
Additive

PAC-R Vs Mud Cake PAC-L Vs Mud CakeLinear (PAC-R Vs Mud Cake)Linear (PAC-L Vs Mud Cake)

Grafik 5.2.
Additive PAC- R & PAC-L vs Mud Cake
5.6 PEMBAHASAN
Pada praktikum ALP ini, acara berjudul filtration loss dan mud cake.
Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari komposisi lumpur
terhadap filtrat yang hilang dan tebal mud cake, mengenal dan memahami alat-alat
dan prinsip kerja filter press. Filtrat adalah fasa cair lumpur pemboran yang
tersaring oleh pori batuan yang masuk ke dalam formasi, sedangkan mud cake
adalah fasa padat yang tersaring di muka lapisan dan akan membentuk lapisan
yang akan berfungsi sebagai pelindung dinding sumur dari pengaruh yang
diberikan formasi.
Pada saat praktikum, hal pertama yang dilakukan adalah membuat lumpur
dasar dengan cara memasukkan 350 ML air ke dalam cup lalu diaduk dengan
multimixer dan ditambahkan 22,5 gram bentonite. Kemudian ditambahkan KOH.
KOH ditambahkan agar kondisi lumpur bersifat basa dan tidak korosif. Setelah
campuran tadi tercampur, bisa ditambahkan zat additive PAC-L. Setelah lumpur
tercampur dengan sempurna, masukkan lumpur pada filter press yang sudah
disusun. Susunan filter press adalah base cup, filter paper, rubber, gasket, dan top
cup. Susunan tersebut disimpan diatas stage lalu dikencangkan dengan t-screw
dan diberikan tekanan yang berasal dari compressor. Prinsip kerjanya adalah
dengan menyaring filtrat oleh filter paper. Tekanan compressor diatur 100 psi
yang disebut over balance. Pada saat lumpur mulai di press, keluar filtart
berawarna keruh yang disebut sprud loss. Kemudian setelah cairan sprud loss
dikeluarkan, maka filter press akan mengeluarkan cair yang bening dan
ditampung di gelas ukur dan diuji PH nya dengan kertas lakmus. Setelah 30
menit, lumpur dibuang dan dilihat pada filter paper terbentuk endapan lumpur
yang disebut mud cake. Dihitung ketebalan mud cake dengan jangka sorong.
Tebal mud cake yang ideal adalah kisaran 0,8 – 2 mm.
Terdapat 2 alat yang digunakan, yaitu multimixer untuk mencampur bahan-
bahan pembentuk lumpur pemboran dan alat selanjutnya adalah filter press
sebagai alat yang menekan lumpur pemboran berfungsi untuk menyaring filtrat
yang akan membentuk mud cake pada filter paper. Alat ini mendapatkan tekanan
dari compressor sebesar 100 psi, hal ini menggambarkan pressure window yang
ada pada sumur yang sebenarnya. Terdapat pula 5 bahan dalam percobaan ini,
yaitu air dan bentonite sebagai bahan utama pembentuk lumpur. KOH sebagai
pengatur nilai PH pada lumpur pemboran dan untuk mengaktifkat zat aditif seperti
PAC-L yang berfungsi untuk menambah viskositas pada lumpur dan XCD yang
berfungsi untuk menurunkan viskositas pada lumpur.
Didapatkan grafik additive vs mud cake yang menunjukan bahwa
penambahan additive akan menurunkan nilai volume filtrat. Penambahan PAC-L
seharusnya menurunkan pembentukan mud cake yang dimana berkebalikan
dengan grafik. Berdasar grafik XCD vs volume filtrat, penambahan XCD akan
menaikkan volume filtrat dan akan berujung pada penambahan tebal mud cake.
Aplikasi di lapangan dari percobaan ini adalah dengan melakukan
pengontrolan pada filtration loss yang terjadi pada sumur, maka dapat mencegah
juga adanya problem pada proses pemboran, evaluasi formasi, dan produksi. Mud
cake yang terlalu tebal akan menyebabkan pipa pemboran terjepit karena lubang
sumur menyempit. Sedangkan mud cake yang terlalu tipis akan membuat sumur
jadi rentan akan terjadinya longsoran. Maka dari itu, mud cake harus diatur
sedemikian rupa supaya tebalnya ideal. Mud cake yang ideal memiliki nilai
ketebalan antara 0,8 mm – 2,0 mm.
5.7 KESIMPULAN
1. Dari percobaan yang telah dilakukan, didapatkan data:
 Volume filtrat loss selama 30 menit : 15 ml
 Tebal mud cake : 1,2 mm
2. Filtrat loss yang di press berada dalam keadaan basa.
3. Mud cake tidak boleh terlalu tipis karena akan rentan terjadi runtuhan
formasi, tidak boleh juga terlalu tebal karena akan menyebabkan pipe
stucking.
4. Aplikasi lapangan
 Filter press mencegah kehilangan filtrat terlalu banyak.
 Filtrat yang masuk ke formasi harus dibatasi supaya tidak terjadi pipe
stucking.
 Mud cake berfungsi untuk melindungi sumur dari pengaruh formasi.

Anda mungkin juga menyukai