Dimana:
F30 : Filtrat pada 30 menit, ml.
Vt : Volume filtrat pada t menit, ml.
t : Waktu pengukur, menit.
5,677
F30 = 2 Vt √ t
2
1
3
1
4
5
6
7
Keterangan :
1.T - Screw
2. Pressure Inlet
3. Cell
4. Base Cup
5. Lid
6. Frame
7. Thumb Screw
Addtive/Kontaminan
Filtration Loss
PLUG
Bentonite
Pengukuran
PAC-L
A 3 0 1,3 10,07
B 4 0 0,4 3,098
C 5 0 0.9 6,971
D 6 0 0.2 3.098
E 7 0 1.8 13.94
F 8 0 0.5 3.85
G 9 0 0.2 3.098
H - 3 55 426
I - 4 52 402,77
J - 5 27 209,132
K - 6 54 418,265
L - 7 7,8 97,08
M - 8 8,4 65,06
N - 9 4,5 67,5
5.5.2. Perhitungan
Diketahui:
WCR semen tipe A = 46 %
WSemen = 348 gram
Wkontaminan = 3 gram
t = 2 menit
Volume Filtrat = 36,4 ml
Menghitung volume filtrat pada 30 menit
5.477
F2 = 2 Vt ( )
√t
5.477
= 2 x 1 , 3( )
√2
= 10,07 ml
5.5.3. Grafik
Grafik 5.1.
Kontaminan vs Filtration Loss
5.6. PEMBAHASAN
Pada praktikum Analisa Semen Pemboran minggu kedua, acara kedua
yang dibahas berjudul Pengujian Filtration Loss. Praktikum ini bertujuan untuk
menentukan besarnya filtration loss yang terjadi serta mengetahui efek
penambahan additif terhadap filtration loss.
Filtration loss adalah peristiwa hilangnya cairan (filtrat) dari suspensi
semen yang masuk ke dalam formasi yang porous dan permeabel yang dilaluinya.
Filtrat yang hilang tidak boleh terlalu banyak sebab akan mengakibatkan suspensi
semen kekurangan air yang disebut flash set. Apabila suspensi semen mengalami
flash set akan menyebabkan terjadinya friksi atau gesekan di annulus yang dapat
mengakibatkan pecahnya formasi. Pada primary cementing besarnya filtration
loss yang diizinkan sekitar 150 – 250 cc yang diukur selama 30 menit dengan
menggunakan saringan berukuran 325 mesh dan tekanan 1000 psi. Sedangkan
pada squeeze cementing besarnya filtration loss yang diizinkan sekitar 55 – 65 cc
selama 30 menit.
Filtration loss dapat dikontrol dengan menggunakan zat additif yang
terdiri dari fluid loss control agent dan lost circulation control agent. Fluid loss
control agent adalah zat additif yang digunakan untuk mencegah hilangnya fasa
liquid semen ke dalam formasi sehingga terjaga kandungan cairan dalam suspensi
semen. Zat aditif yang termasuk ke dalam fluid loss control agents terdiri dari
polymer, CMHEC, dan latex. Lost circulation control agent adalah zat additif
yang digunakan untuk mengontrol hilangnya suspensi semen ke dalam formasi
yang lemah atau berongga. Biasanya material lost circulation yang dipakai pada
pemboran digunakan pula dalam suspensi semen. Zat aditif yang termasuk ke
dalam lost circulation control agent terdiri dari gilsonite, cellophane flakes,
gypsum, bentonite, dan nut shells.
Alat yang digunakan pada praktikum ini antara lain timbangan digital,
gelas ukur, dan mixer, filter press, dan stopwatch. Filter press terdiri dari
beberapa bagian terdiri dari T-screw, pressure inlet, cell, base cup, frame, thumb
screw, dan lid. Sedangkan bahan yang digunakan antara lain semen portland kelas
A, air, dan aditif PAC-L. Prinsip kerja dari percobaan ini yakni dengan pemberian
tekanan pada suspensi yang telah dimasukkan ke dalam cup sehingga air keluar
dari dalam suspensi.
Prosedur percobaan pada praktikum ini dimulai dengan membuat suspensi
semen dengan menimbang bubuk semen sebanyak 348 gram serta menambahkan
air sebanyak 161 ml serta mencampurakan PAC-L sebanyak 2 gram. Selanjutnya
mengaduk campuran semen menggunakan mixer hingga tercampur rata.
Kemudian mempersiapkan alat filter press, merangkai keseluruhan bagian filter
press, memasang filter paper, serta meletakkan gelas ukur di bawah silinder untuk
menampung fluid filtrate. Selanjutnya menuangkan suspensi semen ke dalam
silinder dan segera menutup rapat. Kemudian mengalirkan udara atau gas nitrogen
dengan tekanan 100 psi. Setelah itu mengamati keadaan filtrat pada gelas ukur
dengan menggunakan stopwatch dan catat hasil yang diperoleh. Apabila
pengujian tidak sampai 30 menit, maka besarnya filtration loss dapat dihitung
menggunakan persamaan yang tersedia. Terakhir menghentikan penekanan udara
atau gas nitrogen, membuang tekanan udara dalam silinder dan sisa suspensi
semen yang di dalam silinder, serta menuangkan suspensi semen pada breaker.
Berdasarkan percobaan yang dilakukan, suspensi semen yang diuji
mempunyai komposisi bubuk semen portland kelas A sebesar 348 gram, air
sebesar 161 mL, aditif PAC-L sebesar 2 gram, dan WCR sebesar 46%. Kemudian
diperoleh nilai filtration loss selama 2 menit sebesar 1,3 mL. Besar filtration loss
secara teoritis yang telah dihitung adalah sebesar 10,07 ml. Nilai tersebut
tergolong sedikit dan aman karena masih dibawah harga maksimal yang diizinkan.
Pada grafik dapat dilihat bahwa adanya grafik fluktuasi akibat
penambahan additive PAC-L dan bentonite. Hal ini tidak sesuai dengan teori
PAC-L yang dapat mengurangi filtration loss dan bentonite sebagai kontaminan
yang dapat mengikat air dan grafik yang ditunjukkan seharusnya mengalami
penurunan. Ketidaksesuaian ini dapat terjadi karena adanya human error baik
dalam kesalahan dalam pengukuran bahan-bahan yang digunakan, kesalahan
dalam pembacaan hasil, maupun kondisi alat yang kurang baik.
Aplikasi lapangan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui batas kadar
filtrat maksimum yang diizinkan dari suspensi semen, mengetahui efek
penambahan additif terhadap filtration loss, serta mengontrol agar cairan yang
keluar dari suspensi semen sedikit mungkin. Apabila filtration loss terlalu besar
dapat menyebabkan karakteristik formasi menjadi terganggu oleh filtrat dan
menimbulkan swelling pada formasi clay.
5.7. KESIMPULAN
1. Berdasarkan hasil percobaan Plug A, didapatkan :
Volume air = 161 mL
Hasil pengujian di lab = 1,2 mL
Filtration Loss = 10,07 mL
2. Tujuan dari praktikum ini untuk menentukan besarnya filtration loss
yang terjadi serta mengetahui efek penambahan additif terhadap
filtration loss.
3. Prinsip kerja dari percobaan ini yakni dengan pemberian tekanan
sebesar 100 psi pada suspensi yang sudah dimasukkan ke dalam cup
sehingga air keluar dari dalam suspensi.
4. Filtration loss adalah peristiwa hilangnya cairan (filtrat) dari suspensi
semen yang masuk ke dalam formasi yang porous dan permeabel yang
dilaluinya.
5. Filtration loss dapat dikontrol dengan menggunakan zat additif yang
terdiri dari fluid loss control agent dan lost circulation control agent.
6. Penambahan additif lumpur dapat menaikkan jumlah filtration loss
sedangkan penambahan additif PAC-L dapat menurunkan jumlah
filtration loss.
7. Aplikasi lapangan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui batas
kadar filtrat maksimum yang diizinkan dari suspensi semen,
mengetahui efek penambahan additif terhadap filtration loss, serta
mengontrol agar cairan yang keluar dari suspensi semen sedikit
mungkin.