Anda di halaman 1dari 10

42

BAB VII
PENGUJIAN FILTRATION LOSS

7.1. Tujuan Percobaan


Untuk menentukan besarnya filtration loss yang terjadi.

7.2. Dasar Teori


Filtration loss adalah peristiwa hilangnya cairan dari suspensi semen
ke dalam formasi permeabel yang dilaluinya. Cairan ini sering disebut
dengan filtrat. Filtrat yang hilang tidak boleh terlalu banyak, karena akan
menyebabkan suspensi semen kekurangan air. Kejadian ini disebut dengan
flash set.
Apabila suspensi semen mengalami flash set maka akan
mengakibatkan friksi di annulus dan dapat menyebabkan pecahnya formasi.
Pada primary cementing atau penyemenan pertama kali yang dilakukan
setelah casing diturunkan ke dalam sumur, besarnya filtration loss yang
diizinkan adalah sekitar 150-250 cc yang diukur selama 30 menit dengan
menggunakan saringan berukuran 325 mesh pada tekanan 1000 psi.
sedangkan pada squeeze cementing, filtration loss yang diizinkan sekitar 55-
65 cc selama 30 menit.
Pengujian filtration loss di laboratorium menggunakan alat filter press
pada kondisi temperatur sirkulasi dengan tekanan 1000 Psi. Namun filter
press mempunyai kelemahan yaitu temperatur maksimum yang bisa
digunakan hanya sampai 82C (180F). Filtration loss diketahui dari volume
filtrat yang ditampung dalam sebuah tabung atau gelas ukur selama 30
menit masa pengujian. Bila waktu pengujian tidak sampai 30 menit, maka
besarnya filtration loss dapat diketahui dengan rumus :
5 .677
F30=Ft
√t
Dimana :
F30 = Filtrat Pada 30 menit, ml

42
43

Ft = Filtrat Pada t menit, ml


t = Waktu Pengukuran, menit
Untuk mengontrol besar kecilnya filtration loss dapat digunakan :
a. Fluid Loss Control Agents
Yaitu additive-additive yang berfungsi mencegah hilangnya fasa
liquid semen kedalam formasi sehingga terjaga kandungan cairan pada
suspensi semen. Additive-additive yang termasuk ke dalam fluid loss
control agents adalah Polymer, CMHEC dan Latex.
b. Lost Circulation Control Agents
Yaitu additive-additive yang mengontrol hilangnya suspensi semen
ke dalam formasi yang lemah atau bergua. Biasanya material lost
circulation yang dipakai pada pemboran digunakan pula dalam suspensi
semen. Additive-additive yang termasuk dalam lost circulation control
agents diantaranya Gilsolinite, Cellophane flakes, gypsum, Bentonite dan
Nut Shells.

7.3. Alat dan Bahan


 Alat
1. Mixing Container
2. Timbangan
3. Gelas Ukur
4. Tabung Ukur
5. Stop Watch
6. Sendok
7. Plastik Pembungkus
8. Filter Paper
9. Filter Press
 Bahan
1. Semen Portland kelas B
2. Air atau H2O
3. Additive yaitu NACL
44

Gambar 7.1. Mixing Container4)

Gambar 7.2. Filter Press12)


45

Gambar 7.3. Timbangan6)

Gambar 7.4. Stopwatch12)


46

Gambar 7.5. Filter Paper15)

7.4. Prosedur Percobaan


1. Disiapkan peralatan filter press dan segera dipasang filter paper secepat
mungkin dan diletakkan gelas ukur di bawah silinder untuk menampung
fluid filtrate.
2. Dituangkan suspensi semen ke dalam silinder dan segera ditutup rapat.
Kemudian dialirkan udara atau gas N2 dengan tekanan 1000 psi.
3. Dicatat volume filtrate sebagai fungsi waktu dengan stopwatch, interval
pengamatan setiap 2 menit pada 10 menit pertama, kemudian setiap 5
menit untuk 20 menit selanjutnya. Mencatat volume filtrate pada menit
ke-25.
4. Harga filtration loss diketahui dari volume filtrate yang ditampung dalam
gelas ukur selama 30 menit masa pengujian. Bila waktu pengujian tidak
sampai 30 menit, maka besarnya filtration loss dapat diketahui dengan
rumus :

F = F x 5 ,677
30 √t
t

Dimana :
F30 = Filtrat Pada 30 menit, ml
Ft = Filtrat Pada t menit, ml
t = Waktu Pengukuran, menit
47

5. Dihentikan penekanan udara atau gas N2, dibuang tekanan udara dalam
silinder dan dituangkan sisa suspensi semen yang di dalam silinder ke
dalam breaker.

7.5. Data Pengamatan


Berdasarkan pada praktikum yang berjudul “Pengujian Filtration Loss”,
didapatkan data – data sebagai berikut :
- Berat semen = 350 gr
- WCR = 44%
- Wadd (bentonite) = 2,5 gr
- ρair = 1 gr/cc
- Tmc = 0,2mm

Tabel 7.1. Hasil Pengukuran Volume Filtrat


Waktu Volume
(menit) Filtrat (mL)
2 13
4 12
6 7
8 0,9
10 0,3

7.6. Perhitungan
Dari data – data hasil percobaan di atas, dapat dilakukan perhitungan
sebagai berikut :
- Wair = WCR x W semen = 44% x 350 gram = 154 gram
- Vair = Wair / ρair = 154 gr / (1 gr/cc) = 154 cc
5,677 5,677
- F30 = F 10 x = 33,2 x = 59,603 ml
√t √10

Tabel 7.2. Tabulasi Hasil Pengukuran Filtration Loss Semua Kelompok

Wsemen Vair Wbarite WNaCl Wbentonit F10 F30 Mud Cake


Plug/Kelompok
(gr) (ml) (gr) (gr) e (ml) (ml) (mm)
48

I/A1 350 154 1,9     35,8 64,18 0,02


I/A2 350 154     3 41,8 75,09 0,30
I/A3 350 154   2,5   32,4 58,17 0,80
I/A4 350 154 2,5     18,5 34,00 1,00
II/B1 350 154   3,5   34,8 62,52 0,30
II/B2 350 154     2,5 33,2 59,60 0,20
II/B3 350 154   2   35,8 64,08 0,15
II/B4 350 154     2 17,0 30,52 0,22
III/C1 350 154     2,4 31,0 55,69 0,18
III/C2 350 154 2,1     36,0 64,62 0,10
III/C3 350 154   3   44,8 86,20 0,15
III/C4 350 154 1,8     39,5 70,96 0,10

Berat Additive vs F(30)

100
90
86.20
80
75.09
70 70.96
64.1864.62
64.08 62.52
60 59.60
58.17
F(30), ml

55.69
50
40
30.52 34.00
30
20
10
0
1.3 1.8 2.3 2.8 3.3 3.8
Berat additive, gr

Barite NaCl Bentonite


49

Gambar 7.6. Grafik Additive vs Filtration Loss

7.7. Pembahasan
Filtration loss adalah peristiwa hilangnya cairan dari suspensi semen
masuk ke dalam formasi permeabel yang dilaluinya. Dalam percobaan kali
ini, ditentukan filtrat dan mud cake dari suspensi semen menggunakan alat
filter press. Prinsip kerjanya yakni dengan memberi tekanan sebesar 1000
psi yang berasal dari gas nitrogen pada suspensi semen yang telah
ditambahkan additive (NACL) untuk mendapatkan filtrat dan mud cake,
dimana filtrat akan keluar melalui tub sedangkan mud cake akan tertahan
pada filter paper. Filtrat yang keluar melalui tub ditampung dalam gelas
ukur untuk diukur volumenya.

Percobaan kali ini digunakan komposisi semen sebesar 350 gr dan


NACL sebesar 2 gram. Untuk membuat suspensi semen, diperlukan
perbandingan yang tepat dalam menentukan jumlah air dan bubuk semen.
Adapun nilai water cement ratio (WCR) yang digunakan dalam percobaan
ini yaitu sebesar 44% (termasuk semen Portland kelas G). Selanjutnya,
dapat dihitung nilai berat air yang dapat ditambahkan untuk dapat membuat
suspensi semen yaitu dengan mengalikan berat semen dengan water cement
ratio (WCR) sehingga diperoleh nilai berat airnya sebesar 154 gram. Supaya
berat tersebut menjadi volume maka harus dibagi dengan densitas air
sebesar 1 gr/cc sehingga volume air yang harus ditambahkan untuk
membuat suspensi semen sebesar 154 cc.
50

Setelah komposisi suspensi semen dan additive terukur (350 gram


semen, 154 mL air dan 2,5 gram additive bentonite), selanjutnya dicampur
menggunakan mixing container. Langkah selanjutnya yaitu dengan
memasukkan campuran suspensi semen dan additive ke dalam filter press
untuk diukur volume filtratnya dalam selang waktu tertentu. Dalam
percobaan ini, volume filtrat diukur pada menit ke – 2; 4; 6; 8 dan 10.
Berdasarkan hasil percobaan pada menit ke – 2, volume filtratnya yaitu 13
mL. Pada menit ke – 4, volume filtratnya yaitu 12 mL. Pada menit ke – 6,
volume filtratnya yaitu 7 mL. Pada menit ke – 8, volume filtratnya yaitu 0,9
mL. pada menit ke – 10, volume filtratnya yaitu 0,3 mL. Volume filtrat yang
diperoleh pada 10 menit yaitu totalnya 35,8 mL berguna untuk menghitung
nilai filtration loss pada 30 menit. Nilai 30 menit ini sudah menjadi tetapan
baik dalam primary cementing maupun squeeze cementing. Hal ini
dikarenakan batasan nilai filtration loss yang diijinkan pada primary
cementing yaitu sebesar 150 – 250 cc sedangkan pada squeeze cementing
sebesar 55 – 65 cc dimana nilai filtration loss tersebut ditetapkan selama 30
menit.
Berdasarkan hasil perhitungan nilai filtrat pada 30 menit yaitu dengan
rumus :
5,677
F30 = Ft x
√t
didapat nilai filtration loss sebesar 59,603 mL. Nilai filtration loss yang
terukur semakin kecil karena hal ini berhubungan dengan additive yang
digunakan yaitu NACL. Secara teoritis, NACL berfungsi sebagai penghisap
(pengabsorb) air, sehingga filtration loss akan menurun bila NACL yang
ditambahkan semakin banyak. Nilai filtration loss pada 30 menit yaitu
64,082 mL merupakan nilai yang diijinkan apabila filtration loss ini terjadi
pada primary cementing. Hal ini dikarenakan pada primary cementing,
besarnya filtration loss yang diijinkan adalah sekitar 150 cc – 250 cc yang
diukur selama 30 menit dengan menggunakan saringan berukuran 325 mesh
dan tekanan 1000 psi. Namun, apabila filtration loss sebesar 59,603 mL ini
51

terjadi pada squeeze cementing, filtration loss yang diijinkan sekitar 55 – 65


cc selama 30 menit.
Dari percobaan ini ditemukan pula nilai hasil percobaan tidak sesuai
dengan hasil perhitungan. Contohnya adalah pada nilai filtrat 30 menit. Pada
percobaan, nilai filtrat yang dihasilkan pada menit ke – 30 yaitu sebesar
32,4 mL sedangkan pada perhitungan, nilai F30 – nya sebesar 64,082 mL. Ini
merupakan perbedaan nilai yang cukup jauh. Hal ini disebabkan oleh
kesalahan dari pengukuran filtration loss. Kesalahan dari pengukuran
filtration loss semen di atas dapat diukur menggunakan rumus :
F 30 teori−F 30 percobaan
% Kesalahan = x 100%
F 30 teori
Aplikasinya di lapangan, bila filtration loss terlalu besar, maka akan
dapat menyebabkan pecah formasi karena banyak cairan atau filtrat suspensi
semen yang hilang ke formasi, hal tersebut bisa mengakibatkan terjadinya
lost circulation.
Dari grafik additif vs Filtration Loss 30 menit, menunjukkan adanya
fluktuasi. Akan tetapi, garis trendline menunjukkan penurunan kurva. Hal
ini menunjukkan bahwa penambahan additif NaCl akan menurunkan jumlah
filtration loss, karena NaCl bersifat mengikat air sehingga kandungan air
dalam suspensi semen akan terjaga. Namun, penambahan NaCl ini perlu
diperhitungkan secara tepat untuk memperoleh hasil yang diharapkan.

7.8. Kesimpulan
1. Filtration loss pada menit ke-30 diperoleh sebesar 59,603 mL.
2. Secara teori, penambahan additive NACL akan menurunkan jumlah
filtration loss.
3. Tebal mud cake yang terbentuk selama 30 menit yaitu 0,15 mm.
4. Filtration loss pada percobaan kali ini yaitu 59,603 mL merupakan
filtration loss yang diijinkan pada kategori squeeze cementing.

Anda mungkin juga menyukai