Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN MINGGUAN

PRAKTIKUM ANALISA SEMEN PEMBORAN


PENGUJIAN THICKENING TIME

DISUSUN OLEH:
NAMA : LUTFIKA GUSTI ANDAR BENI
NIM : 113200091
PLUG :K

PRAKTIKUM ANALISA SEMEN PEMBORAN


PROGRAM STUDI S1 TEKNIK PERMINYAKAN
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
YOGYAKARTA
2022
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN MINGGUAN
PENGUJIAN THICKENING TIME
PRAKTIKUM ANALISA SEMEN PEMBORAN

Disusun untuk memenuhi persyaratan Praktikum Analisa Semen Pemboran Tahun


Akademik 2022/2023, Program Studi S1 Teknik Perminyakan,
Fakultas Teknologi Mineral, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”
Yogyakarta.

Disusun oleh:
NAMA :LUTFIKA GUSTI ANDAR BENI
NIM : 113200091
PLUG :K

Disetujui untuk Praktikum


Analisa Semen Pemboran
Oleh:
Asisten Praktikum

Dea Anfi Lazaritsa


113190163
7.4. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Membuat suspensi semen dengan komposisi yang telah ditentukan
yaitu 350 gram semen portland, 161 ml air dan 4 gram CaCO3.
2. Menyiapkan peralatan dan stopwatch, sebelum dilakukan pengujian
mengkalibrasi terlebih dahulu peralatan yang akan digunakan.
3. Menghidupkan switch master dan set temperatur pada skala yang
diinginkan.
4. Menuangkan suspensi semen ke dalam slurry container sampai
ketinggian yang ditunjukkan oleh garis batas.
5. Paddle yang telah dilapisi grease dipasang pada lid, kemudian
memasang lid yang telah terpasang paddle pada slurry container dan
dimasukkan ke dalam atmospheric consistometer.
6. Menghidupkan motor dan stopwatch dan baca skala penunjuk setelah
60 menit, mencatat skala pada 60 menit.
7. Menghitung Unit of Consistency menggunakan rumus :
𝑇−78,2
BC : UC
20,02

Dimana : T = Torsi pengukuran atmospheric consistometer (g-cm)


7.5. HASIL PERCOBAAN DAN PERHITUNGAN
7.5.1. Hasil Percobaan
Tabel VII-1.
Tabulasi Pengujian Thickening Time

Semen Volume Additive


PLUG Torsi Bc
(gr) Air (ml) KCl (gr) CaCO3 (gr)
A 350 161 1 - 860 39,05
B 350 161 2 - 730 32,56
C 350 161 3 - 746 33,35
D 350 161 4 - 425 17,32
E 350 161 5 - 360 14,076
F 350 161 6 - 390 15,57
G 350 161 7 - 700 31,05
H 350 161 - 1 850 38,55
I 350 161 - 2 400 16,07
J 350 161 - 3 650 28,56
K 350 161 - 4 920 42,04
L 350 161 - 5 395 15,82
M 350 161 - 6 325 12,32
N 350 161 - 7 250 8,58
7.5.2. Perhitungan
Tipe semen =A

Berat semen = 350 gr

Additive yang digunakan = CaCO3

Berat additive = 4 gr

Volume air = 161 ml

Torsi = 920 gr-cm

𝑇−78,2
BC = UC
20,02

920−78,2
= UC
20,02

= 42,04 UC
7.5.3. Grafik Percobaan
Additive vs Torsi
1000

900

800

700

600
Torsi

500
KCL
400 CaCO3
300

200

100

0
0 1 2 3 4 5 6 7 8
Additive (gr)

Grafik 7.1
Additive vs Torsi
Unit of Consistency vs Additive
45

40

35
Unit of Consistency (Bc)

30

25

20 KCL
CaCO3
15

10

0
0 1 2 3 4 5 6 7 8
Additive (gr)

Grafik 7.2
Additive vs Unit of Consistency
7.6 PEMBAHASAN
Pada prakitikum minggu ketiga acara pertama membahas tentang
“Pengukuran Thickening Time” Suspensi Semen. Tujuan pengukuran ini untuk
menentukan thickening time dari suatu suspensi semen dengan menggunakan alat
atmospheric consistometer dan mengetahui efek penambahan aditif terhadap
thickening time suatu suspensi semen. Thickening time merupakan waktu yang
dibutuhkan suspensi semen untuk mencapai derjat konsistensi sebesar 70 UC (Unit
Of Consistency) dimana UC menggambarkan nilai tingkat kekerasan suatu suspensi
semen itu sendiri.
Prinsip pengukuran thickening time menggunakan alat atmospheric
consistometer yang pada dasarnya memberikan efek torsi pada suspensi semen
yang terdapat pada paddle kemudian mengukur sampai pada suspensi semen
mencapai derajat UC yang telah ditentukan, adapaun mekanisme pengukurannya
dilakukan dengan; Pertama membuat suspensi semen dengan komposisi yang telah
ditentukan, kemudian menyiapkan peralatan dan stopwatch, sebelum dilakukan
pengujian mengkalibrasi terlebih dahulu peralatan yang akan digunakan.
Menghidupkan switch master dan set temperatur pada skala yang diinginkan.
Menuangkan suspensi pressure chamber dengan minyak hidrolik dengan
memberikan tekanan udara pada bagian atas wadah minyak (100:1). Paddle yang
telah dilapisi grease dipasang pada lid, kemudian memasang lid yang telah
terpasang paddle pada slurry container dan dimasukkan ke dalam atmospheric
consistometer. Menghidupkan motor dan stopwatch dan baca skala penunjuk,
kemudian catat hasilnya. Bila pengujian selesai, keluarkan slurry cup dari peralatan
secepatnya karena pengerasan lebih lanjut akan menimbulkan kerusakan pada
slurry cup paddle.
Setelah dilakukan pengujian thickening time didapatkan hasil berupa torsi
sebesar 9,2 pada skala atmospheric consistometer. Torsi tersebut kemudian harus
dikalikan dengan 100 karena pembacaan pada atmospheric consistometer hanya
berada pada skala 0 – 15. Didapatkan torsi sebesar 920 gr/cm yang kemudian
digunakan untuk menghitung konsistensi suspensi semen. Hasil torsi tersebut
kemungkinan masih terdapat kesalahan hasil dikarenakan peralatan yang kurang
memadai karenakan alat yang jarang dipakai maupun jarangnya maintenance. Pada
perhitungan didapatkan konsistensi semen sebesar 42,04 UC (unit of consistency).
Hasil tersebut mengindikasikan semen masih bisa dipompakan dalam waktu satu
jam. Namun, saat waktu sudah 2 jam semen sudah dalam keadaan mengering
dikarenakan konsistensi suspensi semen yang terlalu besar.
Untuk mengontrol waktu pemompaan maka besar thickening time harus
dikontrol dengan penambahan additive. Untuk memperpanjang thickening time
dapat ditambahkan retarder ke dalam suspensi semen, seperti Calsium
Lignosulfonat, Carboxymethyl Hydroxyethyl Cellulose, hal tersebut diatur biasanya
bila akan dilakukan pemompaan semen pada target dengan sumur yang memiliki
kedalaman yang besar, sedangkan pada sumur yang dangkal diperlukan thickening
time yang cepat, karena selain target yang akan dicapai tidak terlalu panjang juga
untuk mempersingkat waktu. Untuk mempersingkat thickening time, dapat
ditambahkan accelerator ke dalam suspensi semen, seperti Kalsium Klorida,
Sodium Klorida, Gypsum, Sodium Silikat, air laut dan additive yang tergolong
dalam dispersant dan senyawa asam organik lainnya yang memiliki sifat
menghidrasi air. Faktor yang mempengaruhi cepat lambatnya thickening time
adalah tekanan dan temperatur, semakin besar P&T, maka thickening time nya juga
semakin besar karena nilai UC atau Bc berbanding lurus dengan P&T. Batas
maksimum UC biasanya sebesar 100 UC dan batas minimum UC sebasar 30 UC.
Penambahan NaCl menunjukkan adanya peningkatan nilai thickening time
yang disebabkan karena garam ini dapat mengikat H2O sehingga jumlah volume
air dalam suspensi akan berkurang dan menyebabkan suspensi semen cepat
mengering dimana NaCl termasuk kedalam additive accelerator.
Pada pemboran, semen mempunyai fungsi dalam setiap trayek pemboran.
Pada conductor tidak terdapat penyemenan, sedangkan pada surface casing fungsi
semen yaitu melindungi runtuhnya lubang bor dan mencegah ground water
contamination. Pada intermediate casing, semen berfungsi untuk menahan
abnormal pressure. Dan pada production casing semen berfungsi untuk produksi
dan mencegah aliran formasi. Dalam penyemenan ada beberapa hal yang harus
diperhatikan dalam urutan penyemenannya, yaitu Sirkulasi lumpur, Pressure Test,
Washer, spacer, slurry, First Stage Plug, Displacement, Bleed off check returns,
Drop Opening Bomb, Sirkulasi lumpur, Washer, Slurry, Closing Plug,
Displacement, Bleed of Check Returns.
Pada Grafik 7.2 additive vs unit of consistency dapat dilihat bahwa dengan
penambahan additive accelerator dapat mempengaruhi konsistensi suspensi semen
dan dapat mempengaruhi thickening time. Penambahan accelerator bertujuan untuk
mempercepat thickening time, terutama pada sumur-sumur dangkal dengan tekanan
dan temperatur yang pada umumnya rendah. Secara teoritis, pada grafik seharusnya
unit of consistency menurun diikuti dengan thickening time yang mengecil, namun
terdapat human error karena alat atmospheric consistometer yang jarang digunakan
dan maintenance.
Aplikasi lapangan pengujian thickening time adalah untuk menentukan
setting waktu pemompaan, dimana waktu pemompaan harus lebih kecil dari
thickening time. Jika waktu pemompaan cepat maka mengakibatkan terjadinya free
pipe dimana suspensi semen akan mengeras terlebih dahulu sebelum seluruh
suspensi semen mencapai target yang diinginkan dengan kata lain casing semen
yang bagian paling atas tidak ikut tersemenkan selain itu juga apabila semen
mengeras dalam casing sebelum mencapai target, maka akan menyebabkan proses
penyemenan memakan waktu lebih lama dari yang sudah di tentukan, serta
menambah biaya untuk jasa service company yang melakukan proses penyemenan.
Kemudian apabila thickening time terlalu lama maka akan menybabkan
kemungkinan semen terkontaminasi dengan kontaminan seperti lumpur, air dan
additif lainnya yang tidak tersapu bersih pada proses pembersihan oleh pumping
washer yang mengakibatkan kualitas semen menurun dan juga jika terlalu lama
akan menambah sewa biaya rig.
7.7. KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan
sebagai berikut:
1. Berat semen = 350 gr
Berat additive = 4 gr
Volume air = 161 ml
Konsistensi suspensi semen (BC) = 42,02 UC.
Torsi = 920 gr-cm
2. Untuk mempersingkat thickening time, dapat ditambahkan accelerator ke
dalam suspensi semen, seperti Kalsium Klorida, Sodium Klorida, Gypsum,
Sodium Silikat, air laut dan additive yang tergolong dalam dispersant
3. Hasil torsi sebesar 920 gr-cm tersebut kemungkinan masih terdapat
kesalahan hasil dikarenakan peralatan yang kurang memadai dikarenakan
alat yang jarang dipakai maupun jarangnya maintenance.
4. Jika waktu pemompaan cepat maka mengakibatkan terjadinya free pipe
dimana suspensi semen akan mengeras terlebih dahulu sebelum seluruh
suspensi semen mencapai target yang diinginkan. Kemudian apabila
thickening time terlalu lama maka akan menybabkan kemungkinan semen
terkontaminasi dengan kontaminan yang mengakibatkan kualitas semen
menurun dan juga jika terlalu lama akan menambah sewa biaya rig.
5. Aplikasi lapangan pengujian thickening time adalah untuk menentukan
setting waktu pemompaan, dimana waktu pemompaan harus lebih kecil dari
thickening time.

Anda mungkin juga menyukai