TUGAS KHUSUS
Dust
T = 103,93 0C Preheater Flue Gas
% = 10% T = 275,300C
5.1.3.2 Batubara
Tabel 5.4 Laju Alir Massa Batubara
Tanggal Laju Alir Massa (ton/jam)
Keterangan :
Q1 = Panas Sensibel Umpan Suspension Preheater
Q2 = Panas Sensibel Conveying Air
Q3 = Panas Sensibel Batubara
Q4 = Panas Pembakaran Batubara
Q5 = Panas Sensibel Udara Tersier
Q6 = Panas Sensibel Gas Buang Kalsiner
Q7 = Panas Sensibel Gas Buang Kiln
Q8 = Panas Penguapan H2O
Q9 = Panas Reaksi Kalsinasi
Q10 = Panas Sensibel Gas Buang Suspension Preheater
Q11 = Panas Sensibel Produk Suspension Preheater
5.3 Evaluasi Sistem Kinerja yang Ditinjau
Suspension Preheater (SP) merupakan salah satu unit sistem peralatan yang
digunakan pada pabrik semen. Alat ini berfungsi memanaskan rawmeal sebelum
masuk rotary kiln. Jenis SP yang digunakan di PT Semen Baturaja (Persero) Tbk.
adalah 4 stage, double string preheater yang dilengkapi dengan SLC-Calciner.
Aliran material masuk berlawanan arah/counter current dengan gas panas. Pada
stage I sampai stage III berfungsi sebagai pemanasan awal rawmeal dan stage IV
digunakan untuk memisahkan produk yang keluar dari calciner yang telah
terkalsinasi dan sebagai tempat masuk ke kiln.
Proses pemanasan rawmeal pada stage I sampai stage III terjadi karena
adanya perpindahan panas antara gas panas yang keluar dari kiln pada string A dan
dari calciner pada string B dengan rawmeal yang masih dingin. Suhu rawmeal
masuk riser duct pada stage I sekitar 60-800C. Rawmeal yang diumpankan dari
rawmill masuk ke dalam riser duct, kemudian bercampur dengan gas panas yang
juga masuk ke dalam cyclone. Campuran antara rawmeal dan gas panas masuk ke
dalam cyclone dengan arah tangensial, sehingga akan membentuk pusaran. Pusaran
tersebut yang mengakibatkan terjadinya gaya sentrifugal, gaya gravitasi dan gaya
angkat gas dalam cyclone. Material kasar lebih dominan terpengaruh terhadap gaya
gravitasi dan sentrifugal. Gaya sentrifugal menyebabkan material menumbuk
dinding cyclone sehingga akan jatuh ke bawah karena gaya gravitasi dan masuk ke
stage selanjutnya, sedangkan material halus akan terangkat ke atas karena
terpengaruh gaya angkat gas dan keluar dari cyclone.
Material yang keluar dari stage III akan masuk ke dalam SLC Calciner dan
akan mengalami kalsinasi sampai terkonversi 90%. Kemudian material akan masuk
ke cyclone IV dan keluar untuk selanjutnya diumpankan ke kiln.
Untuk mengetahui kinerja alat Suspension Preheater yang ditinjau dari
efisiensi termal dan konsumsi bahan bakar, maka perlu dilakukan perhitungan
neraca massa dan neraca energi. Data-data yang diperlukan untuk perhitungan
antara lain : data primer (aktual) didapatkan dari Central Control Room (CCR) dan
Laboratorium Quality Control (QC) di PT Semen Baturaja (Persero) Tbk,
sedangkan data sekunder didapatkan dengan mencari di beberapa literatur yang
berhubungan dengan tugas khusus. Pengambilan data dilakukan 5 hari kerja
terhitung dari 2 September – 8 September, kecuali tanggal 4 dan 5 September.
Banyaknya batubara yang diumpankan ke Suspension Preheater tergantung
pada jumlah rawmeal yang diumpankan. Semakin banyak rawmeal atau disebut
juga feed yang masuk ke Suspension Preheater maka batubara yang diumpankan
juga banyak. Pengunaan batubara yang berlebihan dapat membuat panas yang
dihasilkan oleh pembakaran batubara tidak termanfaatkan secara maksimal
sehingga heat loss meningkat dan membuat efisiensi termal Suspension Preheater
menurun.
Pada perhitungan neraca massa dilakukan dengan beberapa asumsi, yaitu
proses pembakaran batubara di kiln dan kalsiner terjadi secara sempurna (konversi
100%), dust lost 10% dan kandungan air dalam rawmeal menguap pada stage I
secara keseluruhan dan keluar bersamaan dengan gas panas. Setelah dilakukan
perhitungan menggunakan data selama 5 hari, diketahui bahwa nilai bahan bakar
𝑃𝑎𝑛𝑎𝑠 𝑝𝑒𝑚𝑏𝑎𝑘𝑎𝑟𝑎𝑛 𝑏𝑎𝑡𝑢𝑏𝑎𝑟𝑎 (𝑘𝑐𝑎𝑙)
spesifik yang diperoleh dengan persamaan,𝑆𝐹𝐶 = 𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘 𝑃𝑟𝑒ℎ𝑒𝑎𝑡𝑒𝑟 (𝑘𝑔𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘)
berbanding terbalik dengan efisiensi termal. Semakin kecil nilai bahan bakar
spesifik maka semakin tinggi efisiensi yang dihasilkan, hal tersebut dikarenakan
panas pembakaran batubara termanfaatkan untuk membakar umpan secara
maksimal sehingga mengurangi heat loss.