MANAJEMEN BENCANA PENGELOLAAN BIDANG KESEHATAN LINGKUNGAN
“PENCEGAHAN VEKTOR PENYAKIT SECARA DARURAT (LALAT)”
Disusun Oleh :
INSANI TUPAHIL SATINDO
181210665
Dosen Pembimbing :
MAHAZA, SKM, MKM
SARJANA TERAPAN SANITASI LINGKUNGAN
POLTEKKES KEMENKES RI PADANG
TAHUN AJARAN 2019/2020
PENCEGAHAN PENYAKIT DARI VEKTOR LALAT SECARA DARURAT
Tindakan Pengendalian Pencegahan Penyakit dari Vektor Lalat :
1. Memperbaiki hygine dan sanitasi lingkungan Tujuannya mencegah terjadinya perkembangbiakan lalat dan transmisi penyakit lalat Pencegahan : Menghilangkan sumber makanan lalat, pembuangan kotoran manusia dengan baik Pengolahan sampah dan pupuk kandang yang benar Pendidikan kesehatan
Pemberantasan :
Untuk membunuh : telur, larva, pupa, dewasa
1. Mengurangi dan menghilangkan tempat perkembangbiakan lalat a. Kandang ternak : harus dibersihkan dan lantai harus kedap air dan dapat disiram setiap hari b. Peternakan atau kandang burung : dilengkapi dengan ventilasi serta kotoran dapat dikeluarkan dari sangkar dan dibersihkan c. Timbunan pupuk kandang : ditutup dengan plastik d. Kotoran manusia Jamban perlu dilengkapi dengan : jamban leher angsa, ventilasi dengan kawat anti lalat, tidak BAB disembarang tempat e. Sampah basah dan sampah organik Pengumpulan, pegangkutan, dan pembuangan sampah harus dikelola dengan baik jika tidak ada, sampah dibakar dan ditutup dengan tanah Dasar tong sampah harus dibersihkan dari sisa sisa sampah TPA sampah perlu dipadatkan, ditutup dengan tanah merah setebal 15-30 cm Lokasi TPA harus beberapa KM dari pemukiman f. Tanah yang mengandung bahan organik Lumpur organik dari air buangan, septi tank harus dihilangkan dengan dikeruk Menutup saluran air buangan dapat menghilangkan tempat perkembangb iakan lalat Di tempat peternakan atau pemotongan hewan, pengolahan atau pengasinan ikan, lantai harus terbuat dari bahan yang kuat dan mudah digelontor 2. Mengurangi sumber yang menarik lalat Pencegahan : Kebersihan lingkungan Membuat saluran air limbah Menutup tempat sampah Pemasangan alat pembuang bau 3. Mencegah kontak antara lalat dengan kotoran yang mengandung kuman penyakit Sumber penyakit berasal dari kotoran manusia, bangkai binatang, sampah basah, lumpur organik, orang sakit mata
Pencegahan:
Kontruksi jamban yang memenuhi syarat
Mencegah lalat berkontak dengan orang sakit, tinja atau kotoran Mencegah lalat tidak masuk ketempat sampah, peternakan/pemotongan hewan 4. Melindungi makanan, perlatan makanan dan orang yang kontak dnegan makanan. Makan disimpan dilemari makan Makan perlu dibungkus Jendela dan tempat terbuka dipasang kawat kasa Penggunan kelambu dan tudung saji Pasng kipas angin 2. Pemberantasan lalat secara langsung 1. Cara fisik Mudah dan aman tapi kurang efektif apabila lalat dalam kepadatan tinggi, hanya cocok pada skala kecil Perangkap lalat/ fly trap Umpan kertas lengket Perangkap dan pembunuh elektrik 2. Cara kimia Penggunakan insektisida hanya untuk periode yang singkat apabila sangat siperlukan Biasanya digunakan pada KLB kolera, disentri dan trachoma Dapat dilakukan melalui cara penyemproitan dengan efek residu, pengasapan. 3. Cara biologi Memanfaatkan sejenis semut kecil bewarna hitam untuk mengurang populasi lalat rumah ditempat sampah Memanfaatkan aroma beberapa tanaman : cengkeh, pandan, lavender, tembakau
Pencegahan Penyakit Dari Vektor Lalat Darurat Bencana.
1. Pembuangan sampah/sisa makanan dengan baik, walaupun saat dalam keadaan darurat, sulit untuk melakukannya, para warga atau pengungsi dapat melakukan bersama-sama, seperti : Memberi tutup pada tempat sampah, menimbun sampah yang dapat menjadi sarang lalat, membuat saluran air limbah, menjaga kebersihan lingkungan, membersihkan dan menjaga kebersihan jamban, bila mana diperlukan dapat menggunakan insektisida 2. Tetap menjaga kebersihan individu selama berada di lokasi pengungsi 3. Memotivasi masyarakat Ada sebagian masyarakat yang mengetahui tentang vektor penyakit dan cara pengendalian vektor tersebut, namun tidak mau untuk melakukannya. Ini merupakan masalah yang banyak ditemukan di masyarakat. Tindakan yang perlu dilakukan ialah mencari penyebab dari ketidakmauan tersebut dan kemudian motivasi masyarakat untuk mau melakukan apa yang telah diketahui. 4. Penyediaan sarana pembuangan air limbah (SPAL) dan pembuangan sampah yang baik 5. Kebiasaan penanganan makanan secara higienis 6. Menghilangkan tempat perindukan vektor seperti air kotor, tumpukan sampah, kotoran hewan, darah ataupun bau yang tidak sedap. 7. Modifikasi dan manipulasi lingkungan tempat perindukan (3M, pembersihan lumut, penanaman bakau, pengeringan, pengaliran/drainase, dan lain-lain)